PEMBAHASAN Perilaku Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009

BAB 6 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu nifas 0-5 hari di Klinik Bersalin Martini tahun 2009, diperoleh data yang merupakan keadaan nyata dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 30 orang ibu nifas. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut : A. Pengetahuan Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Tahun 2009 Pada Tabel 5.1. dapat diamati bahwa pengetahuan ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 12 orang 40,0 dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 8 orang 26,7. Hal ini menyatakan bahwa ibu-ibu nifas 0-5 hari yang memiliki tingkat pengetahuan baik berarti telah memperoleh informasi tentang pemberian kolostrum pada bayi dari berbagai sumber seperti media elektronik, media massa ataupun dari petugas kesehatan. Sedangkan ibu-ibu nifas 0-5 hari yang memiliki tingkat pengetahuan kurang disebabkan oleh kurangnya informasi dan wawasan ibu nifas yang diperoleh baik melalui media elektronik, media massa maupun dari tenaga kesehatan. Menurut Juliana Harahap dalam penelitiannya di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa bahwa responden berpengetahuan baik disebabkan responden sudah sering mendengarkan informasi pemberian kolostrum pada bayi. 30 Universitas Sumatera Utara Menurut Notoatmodjo 2003 pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun orang lain, media massa ataupun lingkungan. Pengetahuan baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : sumber informasi, faktor pendidikan. Semakin banyak seseorang mendapatkan informasi baik dari lingkungan keluarga, lingkungan tetangga dari petugas kesehatan maupun dari media cetak. Hal ini akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Sama halnya dengan pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik juga tingkat pengetahuan ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum. B. Sikap Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009 Pada Tabel 5.3. diperoleh sebagian besar ibu nifas 0-5 hari memiliki sikap cukup sebanyak 11 orang 36,7 dan sebagian kecil memiliki sikap kurang sebanyak 9 orang 30,0. Hal ini menunjukkan bahwa ibu-ibu nifas 0-5 hari yang memiliki sikap baik berarti telah meyakini setelah ibu-ibu nifas berpengalaman memberikan kolostrum pada bayi. Sedang ibu-ibu nifas 0-5 hari yang memiliki sikap kurang disebabkan ibu-ibu nifas 0-5 hari belum meyakini karena tidak berpengalaman dalam memberikan kolostrum pada bayi. Sikap baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang dialami individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan Universitas Sumatera Utara dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya. Sikap tidak lepas dari pengaruh interaksi manusia satu dengan yang lain. Menurut Megawati Meliala dalam penelitiannya di Klinik Bersalin Kelurahan Padang Mas Kabanjahe bahwa ibu yang memiliki sikap baik diikuti dengan pengalaman yang baik pula. Dengan kata lain bahwa ada hubungan antara pengalaman dengan sikap ibu dalam memberikan kolostrum. Menurut Sunaryo 2004 sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu, berupa respons tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu. Secara nyata sikap menunjukkan adanya keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya. Menurut Azwar Saifuddin 1995 bahwa sikap memiliki tiga komponen yang membentuk struktur sikap dan ketiganya saling menunjang yaitu : Komponen kognitif berisi kepercayaan individu, Komponen afektif berisi dimensi emosional subjektif individu, terhadap objek sikap, baik yang positif rasa senang maupun negatif rasa tidak senang dan komponen konatif, disebut juga komponen perilaku yang berkaitan dengan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya. c. Tindakan Ibu Nifas 0-5 Hari Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009 Pada Tabel 5.4. diperoleh sebagian besar ibu nifas 0-5 hari memiliki tindakan cukup sebanyak 11 orang 36,7 dan sebagian kecil memiliki tindakan baik sebanyak 9 orang 30,0. Hal ini menunjukkan bahwa ibu-ibu nifas 0-5 hari yang memiliki Universitas Sumatera Utara tindakan baik berarti ibu-ibu nifas telah menilai dan meyakini bahwa memberikan colostrum pada bayi adalah baik karena didapat dari pengalaman sendiri dan interaksi dengan yang lain. Sedangkan ibu-ibu nifas 0-5 hari yang memiliki tindakan kurang berarti ibu-ibu nifas belum menilai dan meyakini memberikan kolostrum pada bayi adalah hal yang baik karena belum dilaksanakan sendiri dan kurangnya interaksi dengan orang lain. Menurut Megawati Meliala dalam penelitiannya di Klinik Bersalin Kelurahan Padang Mas Kabanjahe bahwa ibu memiliki pengalaman dalam memberikan kolostrum pada bayi baru lahir sehingga mereka lebih cenderung memiliki sikap baik dalam melakukan tindakan terhadap bayi khususnya dalam memberikan kolostrum pada bayi baru lahir. Menurut Notoatmodjo 2003, tindakan atau praktek dilaksanakan setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kemudian mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui. Dengan kata lain tindakan atau praktek dilaksanakan karena dinilai baik dan diyakini. Universitas Sumatera Utara

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN