ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PINRANG

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PINRANG

  Diajukan Oleh :

SARTIKA EKAWATI

  E-mail Pembimbing I :

  FARIDAH

  Email Pembimbing II :

  THANWAIN

  Email :

  ABSTRACT PT Pegadaian (Persero) is a State-Owned Enterprises are principally intended to provide services for the public benefit and concurrently seeking profits based on principles of corporate management. In order to achieve these objectives, PT Pegadaian (Persero) should maintain its existence amid the competition without limits determined by the company's financial performance. One popular technique is applied in business practice to look at the financial performance of the company is financial ratio analysis based on the Decree of the Minister of State-Owned Enterprises No. KEP-100/MBU/2002 regarding the rating of the state-owned enterprises, state- owned enterprises on the performance appraisal is done by looking at the financial aspect ratios. The ratio is a reward to shareholders (ROE), return for the investment (ROI), cash ratio, current ratio, colection periods, inventory turnover, total asset turnover, the ratio of equity capital to total assets. The purpose of this study was to determine the financial performance at PT Pegadaian (Persero) Branch Pinrang financial ratio analysis based KEPMEN BUMN No. KEP- 100/MBU/2002. This research data sourced from financial statements Pegadaian (Persero) Branch Pinrang form of Balance Sheet and Income Statement in the period 2012-2014. And methods used in this research is descriptive analysis. Descriptive analysis method is a method of analysis of research that seeks to describe and interpret the appropriate object is. The results showed that the financial performance when measured using the ROE PT Pegadaian in the category very healthy with a full score of 20. The value of financial performance when measure d using the ratio of healthy ROI classified in the category with a score of 12. The financial performance when measurd using Cash ratio Ratio classified as less healthy with a score 1. Financial performance when measured using the Current Ratio ratios are included in the category of very healthy, and got full scores for 5. Financial performance when measured using the ratio of Collection Periods in the category very healthy with a score at 5. Financial performance when measured using the ratio of Inventory Turn Over in the category very healthy with a full score of 5. The financial performance when measured using the ratio of Total Asset Turn Over in the category of less healthy with a score of 2. The financial performance when measured using the ratio of Total Equity to Total Assets in the category healthy enough with a score of 7.25. Assessment of financial performance overall had a total score of 57.25 out of a total score that is supposed to be is 70 and included in the healthy category (AA).

  • Keywords: Financial Performance, Financial Ratios, ROI, ROE, cash ratio, current ratio, colection

  periods, inventory turnover, total asset turnover, the ratio of equity capital to total assets.

  73 Vol 4, No. 006 (2016) Sartika Ekawati

  PENDAHULUAN

  Sebuah perusahaan pada awalnya hanya memikirkan keuntungan yang besar dan cepat dengan melakukan apapun untuk mencapai target yang diinginkan oleh perusahaan tanpa memikirkan dampak dimasa yang akan datang. Tetapi lambat laun perusahaan juga menyadari bahwa setiap kegiatan yang dilakukan harus memperhitungkan resiko yang dihadapi.

  Dalam perkembangan iklim di dunia bisnis yang pesat dewasa ini, kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. Apalagi seiring dengan mulai tidak stabilnya keadaan perekonomian. Kondisi ekonomi yang tidak stabil juga menuntut perusahaan untuk mempertahankan posisinya ditengah persaingan tanpa batas, sehingga perusahaan yang mampu bersaing akan dapat terus bertahan. Dengan kata lain, perusahaan harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan output yang optimal.

  PT Pegadaian memiliki peranan yang cukup penting demi menunjang terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Dengan sifat pelayanan melalui prosedur yang sederhana dan cepat, tentunya menjadikan PT Pegadaian sebagai alternatif pembiayaan bagi masyarakat karena relatif lebih mudah dalam pemenuhan persyaratannya. Keberadaan PT Pegadaian pada prinsipnya dimaksudkan untuk menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan atas prinsip pengelolaan perusahaan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, PT Pegadaian harus mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan tanpa batas dan sangat ditentukan oleh kinerja keuangan perusahaan.

  PT Pegadaian berkepentingan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan mengadakan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Maka dari itu setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari waktu ke waktu agar dapat diketahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Apabila kinerja belum dianggap memuaskan maka manajer dapat mengevaluasi titik lemahnya dan kemudian menetapkan kebijakan yang lebih baik dimasa yang akan datang, sedangkan bila kinerjanya dianggap telah memberikan hasil yang memuaskan maka manajer dapat mempertahankan bahkan meningkatkannya. Oleh karena itu, perusahaan harus betul-betul mengolah kinerja keuangannya dengan baik dengan melihat laporan keuangan perusahaan.

  Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa

  74 Vol 4, No. 006 (2016) Sartika Ekawati sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan eliminasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Ditinjau dari sudut pandang pemakai, laporan keuangan diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam praktik bisnis yang sehat.

  Dalam penilaian kinerja keuangan terdiri dari tiga aspek, pada penelitian ini penulis menggunakan penilaian dari aspek keuangan. Dimana penilaian ini didasarkan pada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-100/MBU/2002 tentang penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Penilaian kinerja perusahaan BUMN pada aspek keuangan dilakukan dengan melihat beberapa rasio.

  Rasio tersebut merupakan indikator yang ditetapkan pemerintah untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan BUMN. Diantaranya adalah imbalan kepada pemegang saham (ROE), imbalan investasi (ROI), rasio kas, rasio lancar, collection periods, perputaran persediaan (PP), perputaran total aset (TATO), rasio modal sendiri terhadap total aktiva (TMS terhadap TA). Dimana data-data yang digunakan adalah neraca yang merupakan gambaran posisi keuangan baik itu kekayaan, kewajiban dan modal perusahaan pada periode tertentu. Dan laporan rugi laba yang merupakan gambaran atas hasil kegiatan perusahaan pada periode tertentu, yang di sajikan dalam laporan keuangan perusahaan.

  Aktiva dari tahun 2012 sampai tahun 2014 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya , begitu pula dengan total liabilitas dimana pola peningkatan terus naik dengan selisih yang cukup jauh pada tahun 2013 ke tahun 2014. Sama halnya dengan total ekuitas, total pendapatan, dan total beban selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 terus mengalami peningkatan walaupun selisinya hanya terpaut sedikit. Kondisi keuangan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang sangat baik dengan perkembangan yang searah. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian yaitu “analisis rasio keuangan dalam menilai kinerja keuangan pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang.

  Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat berdsarkan latar belakang di atas adalah Bagaimana kinerja keuangan pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang dengan menggunakan analisis rasio keuangan berdasarkan KEPMEN BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002?. Dan tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui: kinerja keuangan pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang menggunakan analisis rasio keuangan berdasarkan KEPMEN BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002.

  75 Vol 4, No. 006 (2016) Sartika Ekawati

TINJAUAN PUSTAKA

  Pengertian laporan Keuangan

  Menurut PSAK No. 1 Tahun 2010 laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Su trisno (2008) mengemukakan bahwa “laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni

  Neraca dan Laporan Laba Rugi”. Disisi lain Irham Fahmi (2012:22) menyatakan “laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan”. Menurut Munawir (2007) pengertian “laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.

  Pengertian Kinerja Keuangan

  Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut Irham Fahmi (2013 : 239) menyatakan “kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar”.

  Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) Kinerja Keuangan adalah “kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya”.

  Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan.

  76 Vol 4, No. 006 (2016) Sartika Ekawati

  Analisis Rasio Keuangan

  Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada di dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan tersebut dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam satu laporan keuangan. Angka-angka yang diperbandingkan itu berupa angka- angka dalam suatu periode maupun beberapa periode.

  Menurut Djarwanto (2001:123) yang dimaksud dengan rasio dalam analisis laporan keuangan adalah: “Suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana”.

  Jenis-jenis Rasio Keuangan

  Berdasarkan tujuan penganalisis: a.

  Rasio likuiditas, yang termasuk kedalam rasio likuiditas ini adalah: 1)

  Rasio Lancar (Current Ratio) 2)

  Rasio Kas (Cash Ratio) 3)

  Quick Ratio b.

  Rasio Solvabilitas, yang termasuk ke dalam rasio solvabilitas ini adalah: 1)

  Total Debt to Asset Ratio (DAR)

  DAR

  2) Total Debt to Total Equity Ratio (DER)

  DER

  77 Vol 4, No. 006 (2016) Sartika Ekawati

  3) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva

  TMS terhadap TA c.

  Rasio Aktivitas, yang termasuk ke dalam rasio aktivitas ini adalah: 1)

  Total Assets Turn Over (TATO)

  TATO

  2) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

  Inventory

  3) Receivable Turn Over

  Receivable Turn Over

  4) Fixed Asset Turn Over

  Fixed Asset Turnover

  5) Periode Penagihan Piutang

  Periode d.

  Rasio Profitabilitas Beberapa rasio profitabilitas adalah sebagai berikut: 1)

  Margin laba (profit margin)

  Margin Laba

  2) Return On Equity (ROE)

  ROE

  3) Return On Investment (ROI)

  78 Vol 4, No. 006 (2016) Sartika Ekawati

METODOLOGI PENELITIAN

  Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriftif yaitu metode analisis penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai apa adanya. Dalam penelitian ini peneliti menggambarkan kondisi kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan pengukuran kinerja keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara KEP-100/MBU/2002.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

  Analisis Rasio Keuangan PT Pegadaian Dalam Menilai Kinerja Keuangan Berdasarkan KEPMEN BUMN Nomor :100/MBU/2002

  Berdasarkan hasil analisis penelitian maka dilakukan analisis kinerja aspek keuangan berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor 100 Tahun 2002 pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang dari tahun 2012-2014 untuk menemukan jawaban atas rumusan masalah dan hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis. Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 menyatakan bahwa penilaian kinerja aspek keuangan Badan Usaha Milik Negara dibagi menjadi delapan indikator, dimana dalam hal ini analisis kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang yaitu dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.

  

Tabel 1 Perhitungan Penilaian Kinerja Keuangan Aspek Keuangan Tahun 2012

2012

Skor Max

  Keterangan Nilai Kategori Skor KEPMEN Persentase Penilaian Rasio ROI (%) 14,7

  

12

  15 Sehat ROE (%) 14,9

  

18

  20 Sehat Cash Ratio (%) 5,15

  

1

  5 Kurang Sehat Current Ratio (%) 182,85

  

5

  5 Sangat Sehat Collection Periods (hari) 42,68

  

5

  5 Sangat Sehat Perputaran Persediaan(hari) 0,04

  

5

  5 Sangat Sehat TATO (%) 24,32

  

2

  5 Kurang sehat TMS terhadap TA (%) 35,73

  

10

  10 Sangat Sehat Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang = 58 Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang [Total Nilai : 70%] = 83 Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang AA = AA

  Sumber : penelitian 2015

  Berdasarkan Tabel diatas niai ROI adalah sebesar 14,7%, yang artinya setiap Rp 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,1469. Pada tahun 2012 nilai ROI adalah 14,7% dan mendapat skor penilaian yaitu 12. Hal tersebut menunjukkan

  79 bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sehat karena bobot nilai ROI suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 15.

  Nilai ROE tahun 2012 adalah sebesar14,9 %. Itu artinya setiap Rp 1 modal pemilik akan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,1490. Pada tahun 2012 nilai ROE adalah 14,9% dan mendapat skor penilaian yaitu 18. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sehat karena bobot nilai ROE suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 20.

  Cash ratio tahun 2012 adalah 5,15% yang artinya setiap Rp 1 hutang lancar dapat

  dijamin dengan Rp 0,0515 kas atau setara kas. Pada tahun 2012 nilai cash ratio adalah 5,15% dan mendapat skor penialain 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori kurang sehat karena bobot nilai cash ratio suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5

  Current ratio tahun 2012 adalah sebesar 182,85% yang artinya setiap Rp 1

  hutang lancar telah dijamin dengan Rp 1,8285 aktiva lancar. Pada tahun 2012 nilai

  current ratio adalah 182,85% dan mendapat skor penilaian 5. Hal tersebut menunjukkan

  bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai current ratio suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5.

  Collection period tahun 2012 adalah 42,68 hari yang artinya penagihan piutang

  dilakukan setiap 42,68 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun 2012 nilai collection

  period adalah 42,68 hari dan mendapatkan skor penilaian 5. Hal tersebut menunjukkan

  bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai

  collection period suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat apabila mencapai nilai maksimal yaitu 5.

  Perputaran persediaan pada tahun 2012 adalah 0,04 hari yang artinya dana yang tertanam dalam persediaan berputar setiap 0,04 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun 2012 nilai perputaran persediaan adalah 0,04 hari dan mendapat skor penilaian 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai rasio lancar suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5.

  TATO pada tahun 2012 adalah 24,32% yang artinya setiap Rp 1 aktiva

  perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp 0,2432. Pada tahun 2012 nilai

  TATO adalah 24,32% dan mendapat skor penilaian 2. Hal tersebut menunjukkan bahwa

  kinerja keuangan perusahaan dalam kategori kurang sehat karena bobot nilai total asset turn over suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5.

  80 Vol 4, No. 006 (2016) Sartika Ekawati Total modal sendiri terhadap total aset pada tahun 2012adalah 35,73% yang artinya modal yang dikelurakan untuk Rp 1 aktiva perusahaan adalah sebesar Rp 0,3573. Pada tahun 2012 nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 35,73% dan mendapat skor penilaian 10. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah sangat sehat karena bobot nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 10.

  Total skor penilaian PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang yaitu 58, sedangkan rasio tingkat kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang yaitu 83. Jadi kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang berdasarkan analisis rasio keuangan KEPMEN BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 dalam aspek keuangan pada tahun 2012 masuk dalam kategori AA (Sehat).

  

Tabel 2 Perhitungan Penilaian Kinerja Keuangan Aspek Keuangan Tahun 2013

2013

Skor Max

  Keterangan Nilai Kategori Skor KEPMEN Persentase Penilaian Rasio ROI (%) 14,7

  

12

  15 Sehat ROE (%) 18,11

  

20

  20 Sangat Sehat Cash Ratio (%) 5,11

  

1

  5 Kurang Sehat Current Ratio (%) 180,34

  

5

  5 Sangat Sehat Collection Periods (hari) 37,06

  

5

  5 Sangat Sehat Perputaran Persediaan(hari) 0,03

  

5

  5 Sangat Sehat TATO (%) 23,33

  

3

  5 Cukup sehat TMS terhadap TA (%) 30,80

  

10

  10 Sangat Sehat Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang = 61 Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang [Total Nilai : 70%] = 87 Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang AA = AA

  Sumber : Penelitian 2015

  Berdasarkan Tabel diatas nilai ROI adalah sebesar 14,7%, yang artinya setiap Rp 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,1469. Pada tahun 2013 nilai ROI adalah 14,7% dan mendapat skor penilaian yaitu 12. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sehat karena bobot nilai ROI suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 15.

  Nilai ROE tahun 2013 adalah sebesar18,11 %. Itu artinya setiap Rp 1 modal pemilik akan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,1811. Pada tahun 2013 nilai ROE adalah 18,11% dan mendapat skor penilaian yaitu 20. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai ROE suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 20.

  81 Vol 4, No. 006 (2016) Sartika Ekawati

  Cash ratio tahun 2013 adalah 5,11% yang artinya setiap Rp 1 hutang lancar dapat

  dijamin dengan Rp 0,0511 kas atau setara kas. Pada tahun 2013 nilai cash ratio adalah 5,11% dan mendapat skor penialain 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori kurang sehat karena bobot nilai cash ratio suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5

  Current ratio tahun 2013 adalah sebesar 180,34% yang artinya setiap Rp 1

  hutang lancar telah dijamin dengan Rp 1,8034 aktiva lancar. Pada tahun 2013 nilai

  current ratio adalah 180,34% dan mendapat skor penilaian 5. Hal tersebut menunjukkan

  bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai current ratio suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5.

  Collection period tahun 2013 adalah 37,06 hari yang artinya penagihan piutang

  dilakukan setiap 37,06 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun 2013 nilai collection adalah 37,06 hari dan mendapatkan skor penilaian 5. Hal tersebut menunjukkan

  period

  bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai

  collection period suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat apabila mencapai nilai maksimal yaitu 5.

  Perputaran persediaan pada tahun 2013 adalah 0,03 hari yang artinya dana yang tertanam dalam persediaan berputar setiap 0,03 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun 2013 nilai perputaran persediaan adalah 0,03 hari dan mendapat skor penilaian 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai rasio lancar suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5.

  TATO pada tahun 2013 adalah 23,33% yang artinya setiap Rp 1 aktiva

  perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp 0,2333. Pada tahun 2013 nilai adalah 23,33% dan mendapat skor penilaian 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa

  TATO

  kinerja keuangan perusahaan dalam kategori cukup sehat karena bobot nilai total asset turn over suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5.

  Total modal sendiri terhadap total aset pada tahun 2013 adalah 30,80% yang artinya modal yang dikelurakan untuk Rp 1 aktiva perusahaan adalah sebesar Rp 0,3080. Pada tahun 2013 nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 30,80% dan mendapat skor penilaian 10. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah sangat sehat karena bobot nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 10.

  82 Vol 4, No. 006 (2016) Sartika Ekawati Total skor penilaian PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang yaitu 61, sedangkan rasio tingkat kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang yaitu 87. Jadi kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang berdasarkan analisis rasio keuangan KEPMEN BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 dalam aspek keuangan pada tahun 2013 masuk dalam kategori AA (Sehat).

  

Tabel 3 Perhitungan Penilaian Kinerja Keuangan Aspek Keuangan Tahun 2014

2014

Nilai Skor Max

  Keterangan Skor Kategori Persentase KEPMEN Penilaian Rasio

  ROI (%) 14,54

  

12

  15 Sehat ROE (%) 22,58

  

20

  20 Sangat Sehat Cash Ratio (%) 4,67

  5 Tidak Sehat Current Ratio (%) 163,19

  

5

  5 Sangat Sehat Collection Periods (hari) 26,51

  

5

  5 Sangat Sehat Perputaran Persediaan(hari) 0,02

  

5

  5 Sangat Sehat TATO (%) 21,91

  

3

  5 Cukup sehat TMS terhadap TA (%) 23,10 7,25

  10 Cukup Sehat Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang = 57,25 Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang [Total Nilai : 70%] = 82 Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang AA = AA

  Sumber : Penelitian 2015

  Berdasarkan Tabel diatas nilai ROI adalah sebesar 14,54%, yang artinya setiap Rp 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,1454. Pada tahun 2014 nilai ROI adalah 14,54% dan mendapat skor penilaian yaitu 12. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sehat karena bobot nilai ROI suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 15.

  Nilai ROE tahun 2014 adalah sebesar 22,58 %. Itu artinya setiap Rp 1 modal pemilik akan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,2258. Pada tahun 2014 nilai ROE adalah 22,58% dan mendapat skor penilaian yaitu 20. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai ROE suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 20.

  Cash ratio tahun 2014 adalah 4,67% yang artinya setiap Rp 1 hutang lancar dapat

  dijamin dengan Rp 0,0467 kas atau setara kas. Pada tahun 2014 nilai cash ratio adalah 4,67% dan mendapat skor penialain 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori tidak sehat karena bobot nilai cash ratio suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5

  83

  Current ratio tahun 2014 adalah sebesar 163,19% yang artinya setiap Rp 1

  hutang lancar telah dijamin dengan Rp 1,6319 aktiva lancar. Pada tahun 2014 nilai

  current ratio adalah 163,19% dan mendapat skor penilaian 5. Hal tersebut menunjukkan

  bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai current ratio suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5.

  Collection period tahun 2014 adalah 26,51 hari yang artinya penagihan piutang

  dilakukan setiap 26,51 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun 2013 nilai collection

  period adalah 26,51 hari dan mendapatkan skor penilaian 5. Hal tersebut menunjukkan

  bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai

  collection period suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat apabila mencapai nilai maksimal yaitu 5.

  Perputaran persediaan pada tahun 2014 adalah 0,02 hari yang artinya dana yang tertanam dalam persediaan berputar setiap 0,02 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun 2014 nilai perputaran persediaan adalah 0,02 hari dan mendapat skor penilaian 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai rasio lancar suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5.

  TATO pada tahun 2014 adalah 21,91% yang artinya setiap Rp 1 aktiva

  perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp 0,2191. Pada tahun 2014 nilai

  TATO adalah 21,91% dan mendapat skor penilaian 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa

  kinerja keuangan perusahaan dalam kategori cukup sehat karena bobot nilai total asset turn over suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5.

  Total modal sendiri terhadap total aset pada tahun 2014 adalah 23,10% yang artinya modal yang dikelurakan untuk Rp 1 aktiva perusahaan adalah sebesar Rp 0,2310. Pada tahun 2014 nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 23,10% dan mendapat skor penilaian 7,25. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah cukup sehat karena bobot nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 10.

  Total skor penilaian PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang yaitu 57,25, sedangkan rasio tingkat kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang yaitu 82. Jadi kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang berdasarkan analisis rasio keuangan KEPMEN BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 dalam aspek keuangan pada tahun 2014 masuk dalam kategori AA (Sehat).

  84 Vol 4, No. 006 (2016) Sartika Ekawati

  KESIMPULAN

  Berdasarkan uraian analisis rasio keuangan dalam menilai kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang, maka pada bagian akhir tulisan ini penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

  1. ROE perusahaan selama tiga tahun, yaitu pada tahun 2012-1014 terus mengalami kenaikan setiap tahunnya, Jika dilihat dari bobot skor rasio selama tiga tahun, ROE PT Pegadaian masuk dalam kategori sangat sehat dengan nilai skor penuh sebesar 20.

  2. ROI perusahaan tahun 2012 sampai tahun 2013 tidak mengalami perkembangan dengan nilai yang tetap sama, tetapi pada tahun 2014 nilai ROI mengalami penurunan, dan rasio ini tergolong dalam kategori sehat dengan nilai skor sebesar 12.

  3. Cash Ratio perusahaan terus mengalami penurunan setiap tahunnya selama tahun 2012-2014. Rasio ini tergolong kurang sehat dengan nilai skor 1, dikarenakan perusahaan tidak memiliki banyak kas atau setara kas untuk melunasi kewajiban lancar perusahaan.

  4. Current Ratio selama tahun 2012-2014 terus mengalami penurunan setiap tahunnya, meskipun demikian, penurunan rasio ini masih termasuk dalam ketegori sangat sehat, karena rasio ini tetap berada diatas 125 % dan mendapat skor penuh sebesar 5.

  5. Collection Periods selama tahun 2012-2014 terus mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini memberi gambaran yang positif terhadap perusahaan dalam penagihan piutang, dan rasio ini masuk dalam kategori sangat sehat dengan skor sebesar 5.

  6. Inventory Turn Over terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini memberikan gambaran yang positif dalam perputaran persediaan, dan rasio ini masuk dalam kategori sangat sehat dengan skor penuh 5, karena perputaran persediaan kurang dari 60 hari.

  7. Total Asset Turn Over perusahaan selama tahun 2012-2013 terus mengalami penurunan. Rasio ini masuk dalam kategori kurang sehat dengan skor sebesar 2, dikarenakan sebagian besar aktiva perusahaan adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah.

  8. Total Equity to Total Asset mengalami penurunan setiap tahunnya. Rasio ini masuk dalam kategori cukup sehat dengan skor sebesar 7,25.

  85 Vol 4, No. 006 (2016) Sartika Ekawati

  9. Peniaian kinerja keuangan tahun 2012 memiliki total skor 83 dan masuk dalam kategori sehat (AA), tahun 2013 memiliki total skor 87 dan masuk dalam kategori sehat (AA), sedangkan tahun 2014 memiliki total skor 82 dan masuk dalam kategori sehat (AA). Penilaian kinerja perusahaan secara keseluruhan pada tahun 2012-2014 memiliki total skor untuk kinerja keuangan yaitu 57,25 dari total skor seharusnya yaitu 70.

  86 Vol 4, No. 006 (2016) Sartika Ekawati

  DAFTAR PUSTAKA Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan, PT Bumi Aksara, Jakarta.

  Hery.2015. Analisis Laporan Keuangan (Pendekatan Rasio Keuangan), CAPS, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2010. Standar Akuntansi Keuangan, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta. Irham Fahmi. 2012, Analisi Kinerja Keuangan, Alfabeta, Bandung. Irham Fahmi. 2013, Analisis Laporan Keuangan, Alfabeta, Bandung. Kementrian BUMN. Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002, Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN. Perum Pegadaian. 2013,Rencana Jangka Panjang Tahun 2009-2013. Jakarta Pusat. Poppy Alexano, 2012, Manajemen Keuangan, Laskar Aksara, Jakarta. PT Pegadaian (Persero). 2013, Laporan Tahunan 2013. Jakarta Pusat. Reza Prayoga. 2014, Analisis Kinerja Keuangan PT Pegadaian (Persero) Berdasarkan

  Kepmen BUMN Nomor Kep-100/MBU/2002 (2009-2012). Skripsi Universitas Bengkulu.

  Ryan Ariefiansyah, MiyosiMargi Utami, 2013, Jurus Kilat Membuat Laporan

  Keuangan (Untuk Perusahaan Jasa, Dagang, Manufaktur, dan Personil), Laskar Aksara, Jakarta.

  Sasmito, Edy, Arfian, Suhendar, Sutrisno, dan Rosie, 2010, Pegadaian Dan Rakyat Kecil, IPB Press, Bogor. Sugiyono. 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Alfabeta, Bandung. Tim Dosen Fekon Universitas Bosowa 45 Makassar. 2014, Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi. Makassar.

  

  87 Vol 4, No. 006 (2016) Sartika Ekawati