BAB 2 LANDASAN TEORI - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa dengan Menggunakan Metode Analisis Jalur (Studi Kasus FMIPA USU)

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Prestasi Belajar

  Prestasi belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar diri seseorang mahasiswa yang sedang belajar, prestasi belajar tidak dapat diketahui secara langsung hanya mengamati mahasiswa.Bahkan hasil belajar mahasiswa tidak dapat langsung kelihatan tanpa siswa melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang diperoleh melalui belajar.Jelasnya prestasi belajar diperoleh dari penilaian yang dilakukan terhadap rancangan pengajaran yang telah dibuat sebelumnya. Secara operasional penilaian akan menunjukkan tinggi rendahnya prestasi belajar mahasiswa.

  Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi belajar mahasiswa dapat dirumuskan bahwa:

1. Pretasi belajar mahasiswa adalah hasil belajar yang dicapai mahasiswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran dikampus.

  2. Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan mahasiswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahan, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.

  3. Prestasi belajar mahasiswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka hasil evaluasi yang dilakukan oleh dosen terhadap tugas mahasiswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

  Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar mahasiswa merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.Perubahan yang tercapai dalam kegiatan belajar merupakan hasil belajar.Hasil belajar mahasiswa yang dikenal dengan prestasi belajar yang dapat diketahui setelah evaluasi belajar. Jadi, prestasi belajar mahasiswa terfokus pada indeks prestasi yang dicapai mahasiswa dalam proses pembelajaran di sekolah.

  2.2. Pengertian Minat Belajar

  Istilah minat bukan hal lain yang sering kita dengar. Minat itu sering diartikan sebagai keinginan untuk melakukan sesuatu. Belajar tidak akan pernah tercapai bila tidak didasari dengan minat dari dalam diri seseorang, karena minat merupakan faktor utama dari segala aktivitas dalam penciptaan belajar. Meskipun faktor-faktor lain seperti motivasi, perhatian orang tua, kondisi ekonomi yang memadai, dan sebagainya yang mendukung seseorang untuk belajar, namun bila tidak didasari minat dari dalam diri sendiri maka belajar tidak akan pernah terjadi. Apabila minat sudah muncul, maka usaha untuk mempelajari sesuatu akan besar pula.

  Jadi minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa minat akan terasa menjemukan, dalam kenyataannya tidak semua minat belajar mahasiswa didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari dosen, temannya, orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab kampus untuk menyediakan situasi dan kondisi yang bisa merangsang minat mahasiswa terhadap belajar.

  2.3. Pengertian Metode Belajar

  Metode belajar adalah suatu keseluruhan proses belajar yang menitikberatkan keaktifan mahasiswa secara kreatif dan terencana untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Dari definisi tersebut, dapat dilihat bahwa dalam metode belajar terkandung komponen-komponen tujuan belajar, materi yang dipelajari, kegiatan-kegiatan belajar, unsur-unsur penunjang, siapa, kapan, dan dimana belajar dilaksanakan serta penilaian belajar. Tiap strategi belajar secara berjenjang memilki aspek-aspek konseptual teoritis, desain perencanaan, media bantu, teknik dan taktik belajar serta latihan- latihan yang relevan yang diperlukan. Strategi belajar maupun metode belajar sangat diperlukan untuk menciptakan proses belajar mahasiswa yang efektif dan juga bagaimana dosen mengajar secara efektif.

2.4. Pengertian Metode Mengajar

  Peningkatan kualitas mahasiswa merupakan upaya panjang yang menuntut ketekunan dan kesadaran semua pihak. Kampus merupakan salah satu wadah yang dibentuk dalam peningkatan kualiatas mahasiswa tersebut, dimana dosen merupakan pelaku utama dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, untuk itu seorang dosen dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengajar agar proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien. Pada umumnya kegagalan mahasiswa mencerna materi yang diberikan dosen disebabkan oleh ketidaksesuaian metode mengajar dosen dengan metode belajar mahasiswa. Sebaliknya, apabila metode mengajar dosen sesuai dengan metode belajar mahasiswa, maka akan terasa sangat mudah dan menyenangkan.

  Metode mengajar dosen adalah seperangkat kemampuan/kecakapan dosen dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan.Pembelajaran yang berhasil haruslah dalam suasana yang menyenangkan dan menggembirakan. Jika metode mengajar sama saja digunakan selama satu semester, tentu akan membosankan mahasiswa. Namun biasanya dosen kurang memperdulikan rasa bosan murid tersebut. Hal inilah yang hendak diatasi dengan jalan mengadakan variasi-variasi.Oleh karena itu, diperlukan adanya metode mengajar agar mahasiswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

2.5 Pengertian Motivasi Belajar

  Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.Motivasi memiliki dua komponen yaitu komponen dalam dan komponen luar, komponen dalam ialah kebutuhan yang ingin dipuaskan sedangkan komponen luar ialah tujuan yang hendak dicapai.Motivasi sangat diperlukan di dalam belajar. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para mahasiswa.

  Mahasiswa harus mempunyai motivasi dalam kuliah sebab motivasi bertujuan : 1.

  Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

  Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

  3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan- perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

2.6. Analisis Jalur (Path Analysis)

  Analisis Jalur atau yang lebih dikenal luas sebagai Path Analysis merupakan suatu metode pendekomposisian korelasi kedalam bagian-bagian yang berbeda untuk menginterpretasikan suatu pengaruh (effect).Al Rasyid dalam sitepu mengatakan bahwa dalam penelitian sosisal tidak semata-mata hanya menggungkapkan hubungan variabel sebagai terjemahan statistik dari hubungan antara variabel alami, tetapi terfokus pada upaya untuk mengungkapkan hubungan kausal antar variabel.

2.6.1 Uji Validitas dan Reliabelitas

  Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sedangkan uji reliabelitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama.

  Uji validitas dapat dicari dengan menggunakan rumus :

  n (

  

XY ) (

X )( Y )

  −

  ∑ ∑ ∑ r = 2 2 2

  ( n (

  X ) ( X ) ( n ( Y ) ( Y ) )

  − −

  ∑ ∑ ∑ ∑

  Dimana : r = koefisien korelasi variabel X dan variabel Y = jumlah skor item pertanyaan X

  ΣX = jumlah skor item pertanyaan Y

  ΣY = jumlah perkalian item pertanyaan variabel X dan variabel Y

  ΣXY

  2

  = jumlah kuadrat item pertanyaan X ΣX

  2

  = jumlah kuadrat item pertanyaan Y ΣY n = jumlah responden Uji reliabelitas dapat dicari dengan menggunakan rumus : 2

  σ k b

  ∑ r ( )(

  1 ) = − 2

  k

  1

  σ t

  Dimana : r = reliabelitas instrumen k = jumlah item pertanyaan 2

  σ = varian total t 2

  σ = Jumlah varian item pertanyaan b

  ∑

  2.6.2 Menghitung Korelasi Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

  ρ

  ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡

  = ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤

  ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ 3 1 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 33 32 31 23 22 21 13 12 11 X Y X Y X Y X Y X Y X Y

  r r r C C C

  C C C C C C

  ρ ρ

  ρ Dimana : 1 1 X Y

  , 2 1 X Y

  ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡

  ρ

  , 3 1 X Y

  ρ

  = Koefisien Jalur 1 1 X Y r

  , 2 1 X Y

  r

  , 3 1 X Y

  r

  ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤

  ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤

  Korelasi Pearson Product Moment (PPM) dihunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Digunakan rumus PPM sebagai berikut :

  Untuk menentukan koefisien jalur dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan matriks sebagai berikut :

  ) ) ( ) ( ( ) ( ) ( ( ) )( ( ) ( 2 2 2

  

∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑

  − − −

  =

  Y Y n

  X X n Y

  X XY n r

  2.6.3 Menghitung Koefisien Jalur

  [ ] C adj C

  C C C C C C C C

  C

  1 1 =

  −

  ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤

  ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡

  =

  − 33 32 31 23 22 21 13 12 11 1

  1 C C C

  = Koefisien Korelasi Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

2.6.4 Menghitung Koefisien Determinasi

  

[ ]

  ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤

  ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡

  = 3 1 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 3 2 1 1 2 X Y X Y X Y X Y X Y X Y X X X Y

  r r r R ρ ρ ρ

  Dimana : 3 2 1 1 2 X X X Y R = koefisien determinasi

  1 1 X Y

  ρ = koefisien jalur 1 1 X Y

  r

  = korelasi antar variabel bebas dengan variabel terikat

2.6.5 Menguji Koefisien Jalur Secara Simultan

  − − −

  R k R k n F

  R =

  koefisien determinasi Jika F

  hitung

  ≥ F

  tabel,

  maka tolak H artinya signifikan, dan F

  hitung

  < F

  tabel,

  maka terima H artinya tidak signifikan dengan taraf signifikan ( α) = 0,05.

  ) 1 ( ) 1 ( 3 2 1 1 3 2 1 1 2 2 X X X Y X X X Y

  = Keterangan : n = jumlah sampel k = jumlah variable eksogen 3 2 1 1 2 X X X Y

2.6.6 Mengitung Koefisiien Jalur Galat

  Koefisien jalur galat digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel lainnya diluar variabel penelitian. Dapat digunakan rumus sebagai berikut :

  2 p = y e 1 1 1 − r

  Dimana :

  p = koefisien jalur galat 2 y e 1 1 r = koefisien determinasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2009-2013).

0 1 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba - Analisa Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Automotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisa Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Automotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Analisa Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Automotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 91

1. Lahan Produktif dan Lahan Non Produktif - Status Dan Keanekaragaman Fungi Mikoriza Arbuskula (Fma) Pada Lahan Produktif Dan Lahan Non Produktif

0 1 10

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Desain - Hubungan Citra Tubuh Dengan Perilaku Makan Pada Remaja Putri

1 0 23

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebutuhan nutrisi pada anak remaja putri - Hubungan Citra Tubuh Dengan Perilaku Makan Pada Remaja Putri

0 0 12

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI SUAKA POLITIK A. Pengertian Suaka dan Politik - Status Negara Dalam Menerima Para Pencari Suaka Politik Dalam Kasus Edward Snowden Mantan Agen Cia (Central Intelligence Agency)

0 1 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Status Negara Dalam Menerima Para Pencari Suaka Politik Dalam Kasus Edward Snowden Mantan Agen Cia (Central Intelligence Agency)

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Selulosa Asetat dari Kulit Buah Kakao Kapasitas 1.000 Ton/Tahun

0 0 12