PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA TOPIK INDIKATOR ASAM BASA ALAMI.

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA TOPIK INDIKATOR ASAM BASA ALAMI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kimia

Oleh : Fitri Nurbarasari

0909025

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA

(LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

PADA TOPIK INDIKATOR ASAM BASA

ALAMI

Oleh Fitri Nurbarasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Fitri Nurbarasari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

FITRI NURBARASARI 0909025


(3)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA TOPIK INDIKATOR ASAM BASA ALAMI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Asep Suryatna, M.Si NIP. 196212091987031002

Pembimbing II

Dr. Yayan Sunarya, M.Si NIP. 196102081990031004

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia,

Dr.rer.nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si. NIP. 196611211991031002


(4)

Fitri Nurbarasari, 2014

Abstrak

Penelitian yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri terbimbing pada topik indikator asam basa alami” bertujuan untuk mengembangkan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada topik indikator asam basa alami, mengetahui karateristik, dan kualitas dari LKS yang dikembangkan berdasarkan penilaian guru, keterlaksanaan praktikum, dan respon siswa. Penilaian kualitas LKS terdiri dari syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan meliputi studi pendahuluan (meliputi studi kepustakaan, survei lapangan, dan penyusunan produk awal), dan tahap pengembangan model (uji coba terbatas). Sumber data yang digunakan yaitu 19 siswa kelas XI dan 10 guru kimia SMA di Bandung. Hasil penelitian pada studi pendahuluan menunjukkan bahwa LKS pada topik indikator asam basa alami yang beredar di lapangan merupakan LKS dengan model buku resep masakan (cook book). Hasil penelitian tahap pengembangan model pada aspek penilaian keterlaksanaan tahap-tahap inkuiri 85,71 %, respon siswa 81,48 %, dan penilaian guru pada syarat didaktik yaitu aspek penilaian kesesuaian LKS dengan Standar Isi 95,83%, dan aspek kesesuaian LKS dengan konsep 95,63%, kriteria syarat konstruksi yaitu aspek penilaian keefektifan kalimat di dalam LKS 91,9 %, serta syarat teknis pada aspek penilaian tata letak dan perwajahan LKS memperoleh 96 %. Berdasarkan hasil penelitian, LKS yang dikembangkan memiliki karateristik inkuiri yang berisi pertanyaan untuk membimbing siswa menemukan konsep. Kualitas LKS tergolong sangat baik karena semua presentase kriteria kualitas LKS tergolong sangat kuat merujuk interpretase skor Riduwan.

Kata kunci: pengembangan LKS, LKS berbasis inkuiri terbimbing, inkuiri


(5)

Fitri Nurbarasari, 2014

Abstract

A research entitled “ Developing experimental work sheet based on guided inquiry on the topic natural acid base indicator”. This research has aims to develope, to knowledge the characteristic, and to knowledge the quality of the experimental work sheet on natural acid base indicator based on teacher’s evaluation, observation sheet of implementation experimental, and students questionnaire. Teacher’evaluation contains didaktik standard, construction standard, technical standard. Methode that used in this research is descriptive methode. There are two step that used in this research first steps is introduction study (contain literature study, field survey, and arranged the pre-work sheet of natural acid base indicator based on guided inquiry ), and the last step is developing model (limited trial test). Data resources that used are 19 students of the second grade and 10 chemistry teachers in Bandung. The result of introduction study is experimental work sheet in natural acid base indicator used cook book model in common. Result of developing model are: implementaion of experiment got 85,71%, students questionaire 81,48%, didaktik standard on uniformity experimental work sheet with SI 95,83%, uniformity with concept 95,63%. Construction standard on sentences effectiveness 91,9%, and technical standard on design and lay out 96%. Based on that persentation, experimental work sheet that was developed had characteristic inquiry that contains questions to guide student to find the concept. The quality of experimental work sheet is good because the persentation of all standard are strong according to Riduwan.

Key words: developing experimental work sheet, experimental work sheet based guided inquiry, guided inquiry, quality standard of work sheet, natural acid base indicator.


(6)

Fitri Nurbarasari, 2014

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A Latar Belakang permasalahan ... 1

B Rumusan masalah ... 5

C Pembatasan masalah ... 5

D Tujuan penelitian ... 6

E Manfaat Penelitian ... 6

F Struktur organisasi ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A Karateristik Ilmu Kimia ... 9

B Metode Praktikum ... 10

C Pembelajaran Inkuiri ... 12


(7)

Fitri Nurbarasari, 2014

E Kajian materi indikator asam basa alami ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A Lokasi dan subjek penelitian ... 27

B Metode penelitian ... 27

C Instrumen penelitian ... 28

D Prosedur penelitian ... 30

E Prosedur pengolahan data ... 36

F Definisi operasional ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A Hasil penelitan pada tahap studi pendahuluan ... 42

B Hasil penelitian pada tahap pengembangan model ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

A Kesimpulan ... 78

B Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

LAMPIRAN I ... 83

LAMPIRAN II ... 132

LAMPIRAN III ... 168


(8)

Fitri Nurbarasari, 2014

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 2.1 Perbedaan pendekatan inkuiri terstruktur, inkuiri terbimbing, dan inkuiri

terbuka. ... 16

2.2 Perbedaan LKS Inkuiri dengan LKS Cook book ... 18

2.3 Perubahan warna indikator alami ... 26

3.1 Interpretase persentase skor menurut Riduwan ... 37

3.2 Skor Lembar Penilaian berdasarkan Skala Likert ... 40

4.1 Analisis Materi Indikator Asam Basa Alami Pada Standar Isi Dan Standar Proses ... 43

4.2 Hasil analisis ketersediaan LKS prosedur praktikum indikator asam basa alami. ... 44

4.3 Hasil Analisis karakteristik LKS yang beredar di lapangan ... 46

4.4 Hasil analisis alat dan bahan dalam praktikum indikator asam basa alami. ... 47

4.5 Prosedur praktikum yang terdapat didalam LKS praktikum indikator asam basa alami. ... 49

4.6 Hasil analisis kelebihan dan kelemahan dalam prosedur praktikum atau LKS praktikum yang beredar di lapangan. ... 51

4.7 Hasil survei lapangan pelaksanaan kegiatan praktikum indikator asam basa alami di sepuluh sekolah di Bandung ... 53

4.8 Tabel Pengamatan pada LKS berbasis inkuiri ... 56

4.9 Hasil observasi keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan ... 59

4.10 Hasil perolehan persentase skor kemudahan dan kepuasan pelaksanaan praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan. ... 64


(9)

Fitri Nurbarasari, 2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Struktur antosianin ... 24 2.2 Beberapa macam bahan indikator alami ... 25 3.1 Alur Penelitian ... 35 4.1 Perolehan persentase skor jawaban siswa terhadap tugas-tugas di

dalam LKS ... 62 4.2 Diagram persentase skor kesuaian LKS berbasis inkuiri dengan

konsep indikator asam basa alami ... 71 4.3 Diagram persentase skor keefektifan kalimat pada LKS berbasis

inkuiri ... 72 4.4 Diagram persentase skor indikator komposisi pada LKS berbasis

inkuiri ... 74 4.5 Persentase skor untuk indikator tifografi pada LKS berbasis inkuiri 75 4.6 Persentase skor tata letak dan perwajahan LKS berbasis inkuiri ... 76 4.7 Hasil penilaian guru terhadap LKS berbasis inkuiri ... 77


(10)

Fitri Nurbarasari, 2014

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1.1 Lembar Analisis Komponen LKS Praktikum Yang Terdapat Pada Bahan

Ajar (Buku, LKS, Dan Petunjuk Praktikum) dan Penelitian Yang Relevan

... 83

1.2 Pedoman wawancara ... 84

1.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 87

1.4 LKS Sebelum divalidasi ... 94

1.5 LKS sesudah divalidasi ... 102

1.6 Lembar Observasi Terhadap Pelaksanaan Praktikum Dengan Menggunakan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing ... 111

1.7 Pedoman penilaian jawaban siswa ... 113

1.8 Format Penilaian Guru Terhadap Kesuaian LKS Dengan Standar Isi ... 126

1.9 Format Penilaian Guru Terhadap Kesesuaian LKS Praktikum Dengan Konsep Indikator Asam Basa Alami ... 128

1.10 Format Penilaian Guru Terhadap Keefektifan Kalimat Dalam LKS ... 129

1.11 Format Penilaian Guru Terhadap Tata Letak Dan Perwajahan LKS ... 130

1.12 Angket respon siswa terhadap praktikum menggunakan lembar kerja siswa (LKS) berbasis inkuiri ... 131

2.1 Hasil Wawancara ... 132

2.2 Analisis Komponen LKS Praktikum Yang Terdapat Pada Bahan Ajar (Buku, LKS, Dan Petunjuk Praktikum) Dan Penelitian Yang Relevan . 136 2.3 Analisis keberadaan LKS pada topik indikator asam basa alami yang beredar di lapangan ... 143

2.4 Pengolahan Skor Lembar Observasi ... 146

2.5 Perolehan skor jawaban siswa ... 150

2.6 Pengolahan Skor Angket Respon Siswa ... 151

2.7 Perolehan Skor Penilaian Guru Terhadap Kesesuaian LKS Berbasis Inkuiri Yang Dikembangkan Dengan Standar Isi ... 156 2.8 Perolehan Skor Kesesuaian LKS dengan Konsep Indikator Asam Basa


(11)

Fitri Nurbarasari, 2014

Alami ... 160

2.9 Perolehan Skor Penilaian Keefektifan Kalimat Dalam LKS ... 162

2.10 Perolehan Skor Penilaian Guru Terhadap Tata Letak Dan Perwajahan LKS ... 165

3.1 Daftar Identitas validator LKS berbasis inkuiri ... 168

3.2 Dokumentasi praktikum ... 169


(12)

Fitri Nurbarasari, 2014

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu pengetahuan proses penemuan (Kamalia, 2010).

Pendidikan sains di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan keterampilan siswa agar dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas, 2006).

Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Selain itu, ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip, hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, dalam penilaian dan pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses (Depdiknas, 2006)

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran kimia sebagai proses adalah metode praktikum. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan mata pelajaran kimia di SMA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu agar peserta didik memperoleh pengalaman


(13)

2

Fitri Nurbarasari, 2014

dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis melalui kegiatan praktikum (Depdiknas, 2006).

Penerapan metode eksperimen/praktikum di sekolah memerlukan bimbingan dari guru, mengingat perbandingan jumlah guru dan siswa tidak sama besar maka perlu dicari upaya untuk memberikan bimbingan dalam kegiatan eksperimen secara serentak yaitu dengan bahan tertulis yang disebut Lembar Kerja Siswa (LKS).

Hasil survei lapangan pada sepuluh sekolah di kota Bandung, kegiatan praktikum telah menggunakan LKS. Akan tetapi LKS yang digunakan pada saat praktikum belum memberikan pengalaman pada siswa untuk membuat hipotesis, menguji kebenaran hipotesis dan menganalisis data. Selain itu, kegiatan praktikum yang dilakukan belum memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam melakukan eksperimen yang dapat menemukan konsep sendiri. Akibatnya siswa kurang memahami kebermaknaan kimia sebagai proses dan kurang termotivasi dalam melakukan kegiatan praktikum. Hal ini antara lain disebabkan LKS yang digunakan pada umumnya hanya berisikan instruksi langsung seperti dalam buku masakan (cook book). Menurut Dahar dan Liliasari (1986), pada eksperimen buku resep masakan guru memberikan bimbingan kepada siswa melalui penuntun praktikum yang memuat urutan kegiatan yang harus dilakukan siswa mulai dari memilih dan memasang alat-alat sampai dengan langkah-langkah selanjutnya menuju penyelesaian percobaan. Sehingga siswa melakukan praktikum sesuai dengan instruksi langsung yang terdapat di dalam LKS praktikum tanpa mengetahui alasan dari tiap langkah praktikum yang dikerjakan.


(14)

3

Fitri Nurbarasari, 2014

Berdasarkan penjelasan tersebut maka diperlukan suatu LKS praktikum yang dapat menjadikan pembelajaran kimia lebih bermakna dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan menemukan konsep sendiri melalui pendekatan inkuri.

Menurut Rustaman (2005), inkuiri lebih menekankan siswa untuk menemukan konsep melalui percobaan di laboratorium menggunakan langkah-langkah ilmiah. Inkuiri dipandang sebagai salah satu bentuk pembelajaran yang cocok untuk melatih siswa menemukan jawaban dari masalah dan menemukan konsep. Kegiatan praktikum yang berbasis inkuiri adalah pusat dari pembelajaran sains, yaitu siswa dapat dilibatkan dalam perumusan masalah, pembuatan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menarik kesimpulan.

Dari beberapa tingkatan inkuiri, inkuiri terbimbing adalah salah satu jenis inkuiri yang dapat diterapkan pada siswa yang relatif baru belajar kimia (SMA). Pada pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) siswa diberikan arahan dan bimbingan dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berpikir lambat atau siswa yang mempunyai kemampuan berpikir rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai intelegensi tinggi tidak memonopoli kegiatan. Bimbingan diberikan dalam bentuk pernyataan dan pertanyaan pengarah dalam LKS (Lembar kerja Siswa) (Nely, 2011).

LKS berbasis inkuiri adalah LKS yang didesain dengan menggunakan pendekatan dalam tahap-tahap proses inkuiri. Pada LKS berbasis inkuiri ini, siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri setelah disajikan suatu orientasi/ fenomena, guru hanya berperan sebagai fasilitator (Suyanti. 2010).

Dalam pembelajaran dengan metode praktikum, diperlukan materi kimia yang cocok dengan metode tersebut. Berdasarkan hasil analisis terhadap Standar Isi mata pelajaran kimia SMA, yaitu Standar Kompetensi 4 dan Kompetensi Dasar 4.1 kelas XI semester 2, “Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan” .


(15)

4

Fitri Nurbarasari, 2014

Sifat larutan yang dimaksud ialah sifat asam, basa, dan netral larutan. Untuk menentukan sifat ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan pH meter, kertas lakmus, indikator universal, dan indikator alami. Indikator asam basa alami dipilih karena bahan yang digunakan untuk praktikum mudah didapatkan dan relatif murah.

Penelitian pada topik indikator asam basa alami telah banyak dilakukan, diantaranya pengembangan prosedur praktikum indikator asam basa alami oleh Sri Mulyati (2011), pengembangan prosedur praktikum indikator asam basa alami untuk praktikum skala mikro pada jenjang pendidikan SMP (Desi, 2011). Namun demikian di dalam prosedur praktikum yang telah dikembangkan oleh Sri Mulyati dan Desi belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan paktikum.

Penelitian tentang pendektan inkuiri pun sudah banyak dilakukan, diantaranya oleh Khafifatin (2013) dan Paidi (2003). Khafifatun melakukan penelitian mengenai ketuntasan belajar siswa pada materi larutan asam basa menggunakan model inkuiri. Hasil penelitian Khafifatin, yaitu ketuntasan belajar siswa tegolong sangat baik ketika belajar menggunakan model pembelajaran inkuri dengan persentase sebesar 83,78%. Penelitian Paidi yaitu mengenai peningkatan scientific skill siswa dengan implementasi metode guided inquiry pada pembelajaran biologi. Hasil penelitian Paidi menyatakan bahwa scientific

skill siswa meningkat dari 12,5% menjadi 50%.

Penelitian tentang pengembangan LKS juga sudah banyak dilakukan, diantaranya oleh Wawan (2008). LKS yang dikembangkan digunakan pada pembelajaran fisika. LKS yang dikembangkan Wawan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan ilmiah siswa. Adapun keterampilan ilmiah yang dapat dikembangkan seperti menetapkan tujuan percobaan, merencanakan langkah kerja secara bertahap, menyebutkan variabel dan instrumen yang tepat dalam percobaan pokok bahasan fluida. Dari hasil penelitian, keterampilan ilmiah siswa meningkat ketika dilakukan praktikum menggunakan LKS yang dikembangkan.


(16)

5

Fitri Nurbarasari, 2014

Dari uraian di atas, maka timbul suatu permasalahan pentingnya pengembangan LKS praktikum pada mata pelajaran kimia khususnya pada topik indikator asam basa alami menggunakan pendekatan inkuiri. Sehingga peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis inkuiri terbimbing pada topik indikator asam basa alami”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri pada topik indikator asam basa alami?”.

Secara khusus pertanyaan penelitian terdiri dari:

1. Bagaimana karakteristik LKS indikator asam basa alami yang beredar di lapangan?

2. Bagaimana karakteristik LKS berbasis inkuiri terbimbing pada topik indikator asam basa alami yang dikembangkan?

3. Bagaimana kualitas LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan pada topik indikator asam basa alami berdasarkan berdasarkan keterlaksanaan tahapan inkuiri, respon siswa, dan penilaian guru?

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. LKS yang dikembangkan merupakan LKS praktikum yang digunakan dalam kegiatan praktikum indikator asam basa alami di sekolah.

2. Penelitian ini dilakukan sampai uji model terbatas, tidak diteliti pengaruh digunakannya LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing terhadap hasil pembelajaran.

3. Inkuiri terbimbing yang dilakukan dalam penelitian berupa model pembelajaran yang didesiminasikan pada LKS dengan tahap-tahap : merumuskan masalah, membuat hipotesis, membuat prosedur praktikum,


(17)

6

Fitri Nurbarasari, 2014

melakukan praktikum, menganalisis data, membuktikan hipotesis, dan membuat kesimpulan. Pada inkuiri terbimbing ini, siswa diberikan fenomena dan pengarahan oleh guru, serta tahap lainnya dilakukan oleh siswa (Bonnstetter dalam Paidi 2013).

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing yaitu:

1. Mengembangkan LKS berbasis inkuiri terbimbing untuk melatih siswa menemukan dan memahami konsep indikator asam basa alami.

2. Mengetahui kualitas LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan dilihat dari tingkat keterlaksanaan, penilaian guru dan respon siswa dengan menggunakan uji coba terbatas.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari pengembangan LKS berbasis inkuiri ini diharapkan bisa memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru kimia SMA dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan pada topik indikator asam basa alami pada pembelajaran kimia di sekolah.

2. Bagi peneliti lain, bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk mengembangkan LKS berbasis inkuiri pada pokok bahasan lain dalam pelajaran kimia.

3. Bagi siswa, dengan adanya LKS berbasis inkuiri ini dapat menjadi salah satu motivasi untuk mempelajari kimia khususnya topik indikator asam basa alami.


(18)

7

Fitri Nurbarasari, 2014

F. Struktur Organisasi

Skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu: 1. Bab I Pendahuluan yang berisi:

a. Latar belakang menjelaskan alasan dilakukannya penelitian berdasarkan data, referensi, dan penelitian sebelumnya.

b. Rumusan masalah diungkapkan dalam bentuk pertanyaan berdasarkan uraian pada latar belakang.

c. Pembatasan masalah menjelaskan batasan masalah dalam penelitian. d. Tujuan penelitian menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian.

e. Manfaat penelitian berisi manfaat yang diharapkan dapat muncul setelah dilakukan penelitian.

2. Bab II Tinjauan pustaka berisi mengenai:

a. Kajian mengenai konsep-konsep atau teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

b. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan Bab ketiga merupakan bab metode penelitian.

3. Bab III Metodologi penelitian berisi mengenai: a. Lokasi dan subjek penelitian

b. Metode penelitian menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitan.

c. Instrumen penelitian berisikan instrumen-instrumen yang digunakan untuk pengambilan data.

d. Prosedur penelitian menjelaskan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian dari awal sampai akhir.

e. Teknik pengumpulan data menjelaskan cara memperoleh data untuk penelitian.

f. Analisis data menjelaskan cara pengolahan data yang akan dilakukan. g. Definisi operasional berisikan pengertian istilah-istilah yang


(19)

8

Fitri Nurbarasari, 2014

4. Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan berisi mengenai: a. Temuan penelitian

b. Pembahasan temuan penelitian

5. Bab V Kesimpulan dan saran berisi mengenai:

a. Kesimpulan yang diperoleh dari temuan penelitian

b. Saran-saran penelitian yang ditujukan kepada peneliti lain agar penelitan selanjutnya bisa lebih baik.


(20)

Fitri Nurbarasari, 2014

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap di salah satu SMA negeri di kota Bandung. Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa kelas XI yang sedang mempelajari materi asam basa, khususnya indikator asam basa alami.

B. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan merupakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan variabel, gejala, atau keadaan yang sebenarnya dengan ukuran statistik, seperti frekuensi, presentase, dan rata-rata (Sugiyono 2006). Adapun langkah-langkah penelitian yang digunakan merupakan langkah-langkah dalam mengembangkan suatu produk. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu lembar kerja siswa (LKS) praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada topik indikator asam basa alami.

Dalam mengembangkan suatu produk menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2010) sebagai berikut:

1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information

collecting)

2. Perencanaan (planning)

3. Pengembangan draft awal (develop preliminary from product) 4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing)

5. Revisi hasil uji coba (main product revision) 6. Uji coba lapangan (main field testing)

7. Penempurnaan produk hasil uji lapangan (operating product revision) 8. Uji pelaksanaan lapangan (operational field testing)


(21)

28

Fitri Nurbarasari, 2014

10. Desiminasi dan implementasi (dessimination and implementation)

Sepuluh langkah-langkah di atas dimodifikasi oleh Sukmadinata (2009) dan kawan-kawan menjadi tiga tahap, yaitu:

1. Studi pendahuluan (langkah satu sampai tiga Borg dan Gall) 2. Pengembangan model (langkah empat sampai lima Borg dan Gall) 3. Uji model (langkah enam sampai sepuluh Borg dan Gall)

Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua langkah-langkah penelitian hasil modifikasi Sukmadinata, yaitu studi pendahuluan dan pengembangan model.

C. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara merupakan alat pengumpul data untuk mengetahui kondisi di lapangan mengenai keterlaksanaan kegiatan praktikum pada pembelajaran indikator asam basa alami, penggunaan LKS pada saat kegiatan praktikum, penggunaan LKS inkuiri pada kegiatan praktikum, serta pengembangan LKS inkuiri yang dilakukan oleh guru untuk mengukur kebutuhan terhadap produk yang akan dikembangkan yaitu LKS praktikum berbasis inkuiri. Adapun pedoman wawancara dapat dilihat di Lampiran 1.2.

2. Lembar Penilaian komponen LKS

Lembar penilaian komponen LKS merupakan alat pengumpul data untuk mengetahui karateristik LKS praktikum yang terdapat di 18 bahan ajar kimia. Lembar penilaian komponen LKS ini terdiri dari alat dan bahan yang digunakan, jenis LKS, serta kekurangan dan kelebihan yang terdapat di dalam komponen LKS yang dianalisis. Lembar penilaian komponen LKS dapat dilihat secara lengkap di lampiran 1.1.

3. Lembar observasi Lembar observasi merupakan alat pengumpul data yang berisikan

pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan tahap-tahap inkuiri pada saat praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing


(22)

29

Fitri Nurbarasari, 2014

yang dikembangkan. Lembar observasi secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 1.6

4. Pedoman penilaian jawaban LKS

Pedoman penilaian merupakan acuan yang digunakan untuk menilai jawaban-jawaban siswa terhadap tugas-tugas LKS. Pedoman penilaian ini terdiri dari tahapan inkuiri, pertanyaan, jawaban yang diharapkan, standar penilaian, skor penilaian dan skor maksimal. Skor penilaian disesuaikan dengan isi jawaban siswa yang muncul dalam mengisi tugas-tugas LKS, sedangkan untuk skor maksimal bernilai 5 pada semua aspek tahapan inkuiri. Pedoman penilaian dapat dilihat di Lampiran 1.7.

5. Lembar Penilaian guru

Lembar penilaian guru merupakan alat pengumpul data untuk mengetahui karateristik LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan. Dalam menilai LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan. Lembar penilaian ini meliputi kesesuaian LKS dengan Standar Isi, kesesuaian LKS dengan konsep indikator asam basa alami, keefetifan kalimat dalam LKS, dan penilaian guru terhadap tata letak dan perwajahan LKS.

6. Angket Respon Siswa

Angket siswa merupakan alat pengumpul data yang berisikan pernyataan-pernyataan tentang kemudahan dan kepuasan siswa ketika praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan. Angket respon siswa ini meliputi:

a) Kemudahan dan kepuasan dalam membuat rumusan masalah b) Kemudahan dan kepuasan dalam membuat hipotesis

c) Kemudahan dalam menentukan alat dan bahan

d) Kemudahan dan kepuasan dalam membuat prosedur percobaan e) Kemudahan dan kepuasan dalam melakukan percobaan

f) Kemudahan dalam mengisi tabel pengamatan g) Kemudahan dalam menganalisis data

h) Kemudahan dalam membuat kesimpulan i) Kemudahan dalam pengerajaan LKS


(23)

30

Fitri Nurbarasari, 2014

j) LKS sebagai media pembelajaran untuk membantu siswa menemukan konsep

D. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian dalam penelitian dan pengembangan ini terbagi kedalam dua tahapan, yaitu:

1. Tahap studi pendahuluan

Menurut Sukmadinata (2009) tahap studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah, pertama studi kepustakaan, kedua survei lapangan dan ketiga penyusunan produk awal atau draft awal. Tahap studi pendahuluan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan

Pada tahap studi kepustakaan peneliti mengkaji tentang teori-teori mengenai metode praktikum, lembar kerja siswa dan inkuiri terbimbing, serta menganalisis karakteristik LKS praktikum indikator asam basa alami yang beredar di kota Bandung. LKS yang dianalisis berasal dari bahan ajar kimia, buku sekolah elektronik (BSE), dan LKS yang terpisah dari bahan ajar kimia. Selain itu, pada studi kepustakaan ini peneliti juga mengkaji hasil penelitian sebelumnya pada topik indikator asam basa alami dan mengenai pembelajaran inkuiri.

Penelitian pada topik indikator asam basa alami dilakukan oleh Sri Mulyati (2011) mengenai pengembangan prosedur praktikum pada topik indikator asam basa alami, dan pengembangan prosedur praktikum skala mikro untuk jenjang SMP oleh Desi (2011). Penelitian pada pembelajaran inkuiri dilakukan oleh Khafifatun (2013) mengenai ketuntasan belajar siswa pada materi larutan asam basa menggunakan model inkuiri, dan Paidi (2003) mengenai peningkatan

scientific skill siswa dengan implementasi metode guided inkuiry pada

pembelajaran biologi.

Selain itu, peneliti juga melakukan analisis kedudukan topik indikator asam basa alami pada Standar Isi Kimia SMA. Standar Isi yang dianalisis meliputi


(24)

31

Fitri Nurbarasari, 2014

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran kimia SMA pada kelas XI semester 2.

b. Survei lapangan

Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan praktikum pada topik indikator asam basa alami di sekolah, penggunaan jenis LKS dalam praktikum indikator asam basa alami, dan karakteristik LKS praktikum indikator asam basa alami yang digunakan di beberapa SMA di kota Bandung serta LKS praktikum yang terdapat pada 18 buku ajar kimia kelas XI yang beredar di kota Bandung.

c. Penyusunan produk awal

Pada tahap penyusunan produk awal peneliti melakukan penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri terbimbing dan penyusunan instrumen penelitian. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan produk awal sebagai berikut:

1) Penyusunan RPP

RPP dalam penelitian disusun berdasarkan hasil analisis Standar Isi dan proses mata pelajaran kimia pada Standar kompetensi 4, yaitu “Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya”dan Kompetensi dasar 4.1, yaitu “Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan” kelas XI semester 2.

2) Penyusunan LKS Berbasis Inkuiri terbimbing

Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri pada topik indikator asam basa alami disusun dengan mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Mulyati (2011). Peneliti tidak melakukan optimalisasi terhadap prosedur indikator asam basa alami yang telah dikembangkan oleh Sri Mulyati, karena prosedur praktikum yang dikembangkan telah dinyatakan valid dan optimal.


(25)

32

Fitri Nurbarasari, 2014

Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri yang dikembangkan dilakukan dengan memperhatikan tahapan-tahapan inkuiri. Tahapan-tahapan inkuiri yang terdapat didalam LKS yaitu merumuskan masalah dari fenomena, membuat hipotesis dari rumusan masalah yang dibuat, membuat prosedur percobaan, melakukan percobaan, menganalisis data, membuktikan hipotesis, dan membuat kesimpulan.

3) Penyusunan instrumen penelitian

Selain penyusunan Lembar Kerja Siswa, peneliti juga melakukan penyusunan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang disusun meliputi pedoman wawancara, lembar penilaian komponen LKS, lembar penilaian guru, lembar observasi, pedoman jawaban siswa, dan angket respon siswa. LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan dinilai oleh guru.

4) Validasi instrumen penelitian

LKS berbasis inkuri yang dikembangkan dan instrumen penelitian yang telah disusun kemudian divalidasi oleh dosen pembimbing dan dua orang dosen jurusan pendidikan kimia FPMIPA UPI. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ditemukan di dalam LKS dan instrumen penelitian. Kekurangan dan kesalahan yang ditemukan kemudian diperbaiki sehingga diperoleh LKS dan instrumen penelitian yang layak digunakan.

2. Tahap pengembangan model

Setelah dilakukan studi pendahuluan yang meliputi studi kepustakaan, survei lapangan, dan penyusunan produk awal, penelitian dilanjutkan dengan tahap pengembangan model. Tahap pengembangan model dalam penelitian ini dilakukan sampai uji coba terbatas. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pengembangan model ini adalah:

a. Uji keterlaksanaan

Keterlaksanaan tahap inkuiri menggunakan LKS praktikum berbasis inkuiri dinilai dengan menggunakan lembar observasi. Pada lembar observasi ini


(26)

33

Fitri Nurbarasari, 2014

terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan kegiatan siswa selama melaksanakan praktikum. Kegiatan siswa selama praktikum dinilai oleh observer menggunakan lembar observasi. Skor yang diberikan untuk setiap kegiatan siswa yaitu 0 dan 1. Skor 0 jika siswa tidak melakukan dan 1 jika siswa melakukan.

b. Penjaringan penilaian guru

Penjaringan penilaian guru dilakukan untuk mengetahui karateristik dari LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan. Penjaringan penilaian guru dilakukan dengan bantuan sepuluh guru kimia dari delapan sekolah di kota Bandung.

c. Penjaringan respon siswa

Penjaringan respon siswa dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap kemudahan dan kepuasan dalam menggunakan LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan. Skala yang digunakan dalam angket siswa merupakan skala Likert dengan nilai 1 sampai 4.

d. Penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas di dalam LKS

Jawaban siswa yang terdapat di dalam LKS dinilai oleh peneliti menggunakan pedoman penilaian jawaban siswa. Dengan menilai jawaban siswa di dalam LKS maka bisa diketahui keterlasanaan tahap-tahap inkuiri yang mampu dilakukan oleh siswa.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada alur penelitian sebagai berikut


(27)

34


(28)

35

Fitri Nurbarasari, 2014

litian PENGE M B AN GAN M ODE L

Uji coba terbatas

Penjaringan penilaian guru Temuan Pengolahan Data Kesimpulan Uji keterlaksanaan

Validasi oleh dosen kimia FPMIPA UPI

diterima Tidak

Penyusunan Produk Awal Penyusunan RPP

Penyusunan LKS indikator asam basa alami berbasis inkuiri terbimbing

Survei lapangan

Penjaringan respon siswa

Survei Lapangan

Kajian LKS/prosedur praktikum indikator asam basa alami dalam bahan ajar kimia dan penelitian sebelumnya pada topik indikator asam basa alami dan pembelajaran inkuiri Analisis Standar Kompetensi: 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya Dan Kompetensi dasar: 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan

Penyusunan instrumen penelitian untuk survei lapangan

Studi Kepustakaan

Validasi instrumen untuk kegiatan survei lapangan

diterima tidak

S T UD I PENDA HUL UA N

Praktikum menggunakan

LKS yang dikambangkan Menggunakan angket respon siswa Menggunakan lembar penilaian guru


(29)

36

Fitri Nurbarasari, 2014

E. Prosedur pengolahan data

Setelah semua data yang diperlukan dalam penelitian terkumpul, data tersebut kemudian dianalisis. Analisis data yang dilakukan meliputi:

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan alat pengumpul data untuk mengetahui kondisi di lapangan mengenai keterlaksanaan kegiatan praktikum pada pembelajaran indikator asam basa alami, penggunaan LKS pada saat kegiatan praktikum, penggunaan LKS inkuiri pada kegiatan praktikum, serta pengembangan LKS inkuiri yang dilakukan oleh guru untuk mengukur kebutuhan terhadap produk yang akan dikembangkan yaitu LKS praktikum berbasis inkuiri. Adapun pedoman wawancara dapat dilihat di Lampiran 1.2.

2. Pengolahan data penilaian komponen LKS

Lembar penilaian komponen LKS merupakan alat pengumpul data untuk mengetahui karateristik LKS praktikum yang terdapat di dalam 18 bahan ajar kimia. Lembar penilaian komponen LKS ini terdiri dari alat dan bahan yang digunakan, jenis LKS, serta kekurangan dan kelebihan yang terdapat di dalam komponen LKS yang dianalisis. Lembar penilaian komponen LKS dapat dilihat secara lengkap di lampiran 1.1.

3. Pengolahan lembar observasi

Tahapan pengolahan data untuk lembar observasi sebagai berikut: a. Memberikan skor

Pemberian skor untuk lembar observasi yaitu 1 = siswa melakukan, tahapan inkuiri

0 = siswa tidak melakukan tahapan inkuiri b. Pengolahan Skor

Pengolahan skor lembar observasi adalah sebagai berikut: 1) Menentukan skor maksimal

Skor maksimal = jumlah responden x bobot maksimal 2) Menentukan skor minimal (jika siswa tidak melakukan).


(30)

37

Fitri Nurbarasari, 2014

3) Menjumlahkan skor semua responden 4) Menentukan persentase skor

x 100%

5) Menghitung rata-rata persentase keterlaksanaan LKS praktikum berbasis inkuiri oleh seluruh responden

Rata- rata persentase keterlaksanaan=

x100%

c. Penafsiran skor

Penafsiran skor digunakan untuk mengetahui kriteria persentase skor keterlaksanaan setiap item. Penafsiran persentase dilakukan berdasarkan interpretase skor menurut Riduwan (2003). Tabel 3.1 interpretase persentase skor menurut Riduwan (2003).

Tabel 3.1 Interpretasi persentase skor Rentang skor (%) Kategori

0 Sangat lemah

21-40 Lemah

41-60 Cukup

61-80 Kuat

81-100 Sangat kuat

4. Pengolahan Data dari Jawaban Siswa Terhadap Tugas-tugas dalam LKS

Tahapan pengolahan data dari jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam LKS adalah sebagai berikut:

a. Memberikan Skor

Pemberian skor untuk setiap tugas-tugas yang terdapat dalam LKS seperti rumusan masalah, rumusan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan kesimpulan.


(31)

38

Fitri Nurbarasari, 2014

b. Mengolah Skor

Pengolahan skor dilakukan dengan mengikuti tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Riduwan (2003) sebagai berikut:

1) Menjumlahkan skor seluruh responden pada setiap aspek penilaian dalam tahapan inkuiri

2) Menentukan skor maksimal

a) Skor maksimal pada komponen rumusan masalah, rumusan hipotesis, pengumpulan data, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan. Skor maksimal = bobot maksimal X jumlah responden

= 5 X 19 = 95

b) Skor maksimal menganalisis data

Skor maksimal = bobot maksimal X jumlah responden = 20 X 19

= 380

3) Menghitung persentase keterlaksanaan seluruh responden pada setiap aspek penilaian dalam tahapan inkuiri

Persentase setiap aspek penilaian =

x100 %

4) Menghitung rata-rata persentase keterlaksanaan LKS praktikum berbasis inkuiri oleh seluruh responden

Rata-rata persentase keterlaksanaan=

x100%

5) Melakukan interpretasi persentase keterlaksanaan LKS

Untuk menyatakan keterlaksanaan LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan, maka digunakan kriteria interpretasi persentase seperti terlihat pada Tabel 3.2.


(32)

39

Fitri Nurbarasari, 2014

4. Pengolahan data lembar penilaian guru

LKS yang dikembangkan dinilai oleh guru kimia. Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kualitas LKS. LKS yang dikembangkan dinilai berdasarkan kriteria LKS menurut Hendro (dalam Widjajanti, 2008). Kriteria tersebut meliputi syarat-syarat didaktik, konstruksi, dan teknis. Syarat-syarat didaktik akan dinilai oleh guru. Syarat didaktik dinilai menggunakan lembar penilaian guru pada aspek kesesuaian LKS dengan Standar Isi dan kesesuaian LKS dengan konsep indikator asam basa alami.

Syarat-syarat teknis dan konstruksi dinilai oleh guru. Syarat-syarat teknik meliputi tulisan, gambar, dan penampilan LKS. Syarat-syarat didaktik ini dinilai dengan menggunakan lembar penilaian guru pada aspek tata letak dan perwajahan LKS.

Syarat-syarat konstruksi meliputi penggunaan bahasa, susunan klimat, tingkat kosa kata, tingkat kesukaran dan kejelasan LKS. Syarat-syarat konstruksi ini dinilai oleh guru menggunakan lembar penilaian guru pada aspek keefektifan kalimat.

Data yang berasal dari lembar penilaian guru diolah dengan cara sebagai berikut:

a. Pemberian skor pada setiap item

Pemberian skor setiap item dilakukan dengan menggunakan Skala Likert. Pemberian skor menggunaan Skala Likert dimodifikasi sesuai dengan apa yang tercantum dalam penilaian. Penilaian terdapat pada tabel 3.3.

Tabel 3.2 Skor Lembar Penilaian berdasarkan Skala Likert No Jawaban Item instrumen Lembar Penilaian skor

1 Sangat sesuai 4

2 Sesuai 3

3 Tidak Sesuai 2


(33)

40

Fitri Nurbarasari, 2014

b. Mengolah skor

Pengolahan skor lembar penilaian guru dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Menentukan skor maksimal (jika responden memilih Sangat Sesuai Skala Likert

Skor maksimal = jumlah responden x bobot maksimal

2) Menentukan skor minimal (jika responden memilih Sangat Tidak Sesuai untuk Skala Likert)

3) Menentukan skor setiap responden sesuai dengan nomor item pernyataan. 4) Menjumlahkan skor responden

5) Menentukan Persentase skor.

x 100%

6) Penafsiran skor.

Penafsiran skor digunakan untuk mengetahui kategori persentase skor penilaian guru. Kriteria interpretase persentase skor menurut Riduwan (2003) dapat dilihat pada tabel 3.1 halaman 34.

5. Pengolahan Angket Siswa

Tahapan pengolahan data dari angket respon siswa adalah sebagai berikut: a. Memberikan skor dengan menggunakan skala Likert. Tabel skala likert

dapat dilihat pada tabel 3.2 halaman 36.

1) Menentukan skor maksimal (jika siswa memilih SS). Skor maksimal = jumlah responden x bobot maksimal 2) Menentukan skor minimal (jika siswa memilih STS).

3) Menentukan skor setiap responden sesuai dengan nomor item pernyataan dan kelompoknya (SS, S, TS, STS).

4) Menjumlahkan skor semua responden 5) Menentukan persentase skor


(34)

41

Fitri Nurbarasari, 2014

b. Penafsiran skor

Penafsiran skor digunakan untuk mengetahui kriteria persentase respon siswa pada setiap item. Penafsiran skor dilakukan dengan menggunakan interpretase skor menurut Riduwan (2003). Interpretase persentase dapat dilihat pada tabel 3.1.

F. Definisi Operasional

Agar penafsiran istilah dalam penelitian ini lebih terarah, maka dilakukan penjelasan istilah sebagai berikut:

1. Pengembangan adalah suatu kegiatan memperluas atau menyempurnakan sesuatu yang telah ada (Sugiyono, 2006).

2. Lembar kerja siswa (LKS) merupakan lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar pada pokok kajian tertentu (Dhari, 1998)

3. Inkuiri merupakan suatu proses bagi siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan (Depdikbud, 1997; NRC, 2000).

4. Inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah salah satu tingkatan inkuiri. Pada inkuiri ini, guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal atau fenomena dan mengarahkan pada suatu diskusi (Rustaman, 2005).

5. Indikator adalah zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang sempit (Oxtoby, 2001).


(35)

Fitri Nurbarasari, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. LKS praktikum yang beredar di SMA/MA berisikan instruksi langsung dalam melakukan praktikum. Karakteristik LKS prakrikum yan demikian merupakan LKS praktikum dengan model cook book (buku resep masakan). 2. Karakteristik LKS praktikum yang dikembangkan berupa LKS yang

mengembangkan langkah-langkah inkuri, dengan tahapan merumuskan masalah, membuat hipotesis, arahan percobaan, arahan analisis data, dan arahan kesimpulan.

3. Kualitas LKS praktikum yang dikembangkan termasuk sangat baik. Karena memenuhi kriteria kualitas LKS, yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Syarat didaktik dalam hal ini kesesuaian LKS dengan SI memperoleh persentase 95,83% dan kesesuaian LKS konsep 95,63%. Syarat kontruksi dalam hal ini keefektifan kalimat di dalam LKS memperoleh persentase 91,9%. Dan syarat teknis dalam hal ini tata letak serta perwajahan LKS memperoleh persentase 96%.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

Perlunya dikembangkan lagi LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada topik-topik kimia lainnya, terlebih lagi pada topik kimia yang sulit dipahami oleh siswa. Karena pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang sangat menarik dan dapat mendorong siswa untuk bekerja secara ilmiah.


(36)

Fitri Nurbarasari, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Nely.(2011). Efektifitas Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

(Guided Inquiry) pada Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Cahaya di Kelas VIII SMP Negeri 2 Muara Padang. Bandung: Prosiding Simposium

Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011).

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Panduan Penyusunan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Bassett, J., Denney, R.C., Jeffrey, G.H., dan Mendham, J. 1994. Buku Ajar Vogel:

Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Alih Bahasa A. Hadnyana P. Dan L.

Setiono. Vogel’s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis Including

Elementary Instrumental Analysis, Fourth Edition. (1991). Jakarta: EGC.

Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga

Colburn, Alan. (2000). An Inquiry Primer. Sciene Scope. 23, (6), 42-44.

Dahar, R.W dan Liliasari. (1986). Buku Materi Pokok pengelolaan Pengajaran

Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Kompetensi

dan Kompetensi dasar. Jakarta: Depdiknas.

Dhari. (1998). Metodologi Pembelajaran. Malang: Depdikbud.

Dimyati & Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud

HAM, Mulyono. (2002). Ilmu Kima untuk SMU/MA Kelas 2 (edisi revisi). Bandung: ACARYA MEDIA UTAMA.


(37)

80

Fitri Nurbarasari, 2014

Jackman, R. L. dan Smith J. L. 1996. Anthocyanins and Betalains. Di dalam Hendry G. A. P dan J.D. Houghton (Eds). Natural Food Colorants, 2nd Edition. Chapman and Hall, London.

Johnstone, A. H. and Shuaili. (2001). Learning in Laboratory: Some Thoughts from the Literature. Journal the Royal Society of Chemistry. [Online]. Tersedia: http//www.u.chem.ed.html. [18 Agustus 2012].

Kamalia, Poppy. (2010). Keterampilan proses dalam pebelajaran IPA. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidika Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) Untuk Program Mutu.

Khofifatin Dan Bertha Yonata. (2013). Ketuntasan Belajar Siswa Dalam Berpikir

Tingkat Tinggi Pada Materi Pokok Larutan Asam Basa Kelas XI SMA Negeri Gedangan Sidoarjo Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri. UNESA Journal Of Chemical Education Vol. 2 No.2 Pp. 51-56 May

2013.

Kurniawan, Wawan. (2008). Pembelajaran Fisika Dengan Metode Inquiry

Terbimbing Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains. Semarang:

JP2F, Volume 1 Nomor 2 September 2010.

Mulyati, Arifin. (1994). Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi

Kimia. Jakarta: Airlangga Univesity Press.

Mulyati, Sri. (2011). Pengembangan Prosedur Praktikum Kimia SMA Pada Topik

Indikator Asam Basa Alami Yang Layak Diterapkan Di SMA. Bandung:

Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Oxtoby, et al. (2001). Prinsip-prinsip Kimia Modern edisi keempat jilid satu. Jakarta: Erlangga.


(38)

81

Fitri Nurbarasari, 2014

Paidi. (---). Peningkatan scientific skill siswa melalui implementasi metode guided

inquiry pada pembelajaran biologi di sman 1 sleman. Yogyakarta: FMIPA,

Universitas Negeri Yogyakarta Tidak diterbitkan.

Riduwan. (2003). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rustaman, N. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inluiri

dalam Pedidikan Sains. Bandung : FPMIPA UPI.

Sudibyo, Giant Suandari. (2012). Pengembangan prosedur praktikum dan lembar

kerjas siswa (LKS)berbasis inkuiri terstruktur pada subpoko materi pereaksi pembatas. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Skripsi. Tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sunyono. (2008). “Development of Student Worksheet Base on Environment to Sains Material of Yunior High School in Class VII on Semester I”.

Proceeding of The Second International Seminar of Science Education

UPI, Bandung.

Suprihatin.(2012). Indikator Alamiah. [On Line]. Tersedia: www.cintakimia.html [12 Juli, 2013]

Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia.Yogyakarta: Graha Ilmu

Susiwi. (2007). Pendekatan Pembelajaran Dalam Pembelajaran Kimia


(39)

82

Fitri Nurbarasari, 2014

Sund & Trowbridge. (1973). Teaching Science by Inquiry in the Secondary

School. Columbus: Charles E. Merill Publishing Company

Trowbridge, L.W. & R.W. Bybee. (1990). Becoming a Secondary School Science

Teacher. Melbourne: Merill Publishing Company

Wenning et al. (2004). Levels of Inquiry Hierarchies of Pedagogical Practices

and Inquiry Processes. Illinois: Departement of Physics Illinois State

University.

Widjajanti, Endang. (2008).”Kualitas Lembar Kerja Siswa”. Makalah pada

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat, Yogyakarta

Zuriyani, Elsy. (2012). Strategi Pembelajaran Inkuiri Pada Mata Pelajaran IPA. Palembang: Widiyaiswara BDK Palembang


(1)

41

Fitri Nurbarasari, 2014

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Topik Indikator Asam

b. Penafsiran skor

Penafsiran skor digunakan untuk mengetahui kriteria persentase respon siswa pada setiap item. Penafsiran skor dilakukan dengan menggunakan interpretase skor menurut Riduwan (2003). Interpretase persentase dapat dilihat pada tabel 3.1.

F. Definisi Operasional

Agar penafsiran istilah dalam penelitian ini lebih terarah, maka dilakukan penjelasan istilah sebagai berikut:

1. Pengembangan adalah suatu kegiatan memperluas atau menyempurnakan sesuatu yang telah ada (Sugiyono, 2006).

2. Lembar kerja siswa (LKS) merupakan lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar pada pokok kajian tertentu (Dhari, 1998)

3. Inkuiri merupakan suatu proses bagi siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan (Depdikbud, 1997; NRC, 2000).

4. Inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah salah satu tingkatan inkuiri. Pada inkuiri ini, guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal atau fenomena dan mengarahkan pada suatu diskusi (Rustaman, 2005).

5. Indikator adalah zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang sempit (Oxtoby, 2001).


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. LKS praktikum yang beredar di SMA/MA berisikan instruksi langsung dalam melakukan praktikum. Karakteristik LKS prakrikum yan demikian merupakan LKS praktikum dengan model cook book (buku resep masakan). 2. Karakteristik LKS praktikum yang dikembangkan berupa LKS yang

mengembangkan langkah-langkah inkuri, dengan tahapan merumuskan masalah, membuat hipotesis, arahan percobaan, arahan analisis data, dan arahan kesimpulan.

3. Kualitas LKS praktikum yang dikembangkan termasuk sangat baik. Karena memenuhi kriteria kualitas LKS, yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Syarat didaktik dalam hal ini kesesuaian LKS dengan SI memperoleh persentase 95,83% dan kesesuaian LKS konsep 95,63%. Syarat kontruksi dalam hal ini keefektifan kalimat di dalam LKS memperoleh persentase 91,9%. Dan syarat teknis dalam hal ini tata letak serta perwajahan LKS memperoleh persentase 96%.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

Perlunya dikembangkan lagi LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada topik-topik kimia lainnya, terlebih lagi pada topik kimia yang sulit dipahami oleh siswa. Karena pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang sangat menarik


(3)

Fitri Nurbarasari, 2014

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Topik Indikator Asam

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Nely.(2011). Efektifitas Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Cahaya di Kelas VIII SMP Negeri 2 Muara Padang. Bandung: Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011).

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Bassett, J., Denney, R.C., Jeffrey, G.H., dan Mendham, J. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Alih Bahasa A. Hadnyana P. Dan L. Setiono. Vogel’s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental Analysis, Fourth Edition. (1991). Jakarta: EGC. Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga

Colburn, Alan. (2000). An Inquiry Primer. Sciene Scope. 23, (6), 42-44.

Dahar, R.W dan Liliasari. (1986). Buku Materi Pokok pengelolaan Pengajaran Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar. Jakarta: Depdiknas.

Dhari. (1998). Metodologi Pembelajaran. Malang: Depdikbud.

Dimyati & Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud HAM, Mulyono. (2002). Ilmu Kima untuk SMU/MA Kelas 2 (edisi revisi).


(4)

80

Jackman, R. L. dan Smith J. L. 1996. Anthocyanins and Betalains. Di dalam Hendry G. A. P dan J.D. Houghton (Eds). Natural Food Colorants, 2nd Edition. Chapman and Hall, London.

Johnstone, A. H. and Shuaili. (2001). Learning in Laboratory: Some Thoughts from the Literature. Journal the Royal Society of Chemistry. [Online]. Tersedia: http//www.u.chem.ed.html. [18 Agustus 2012].

Kamalia, Poppy. (2010). Keterampilan proses dalam pebelajaran IPA. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidika Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) Untuk Program Mutu.

Khofifatin Dan Bertha Yonata. (2013). Ketuntasan Belajar Siswa Dalam Berpikir Tingkat Tinggi Pada Materi Pokok Larutan Asam Basa Kelas XI SMA Negeri Gedangan Sidoarjo Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri. UNESA Journal Of Chemical Education Vol. 2 No.2 Pp. 51-56 May 2013.

Kurniawan, Wawan. (2008). Pembelajaran Fisika Dengan Metode Inquiry Terbimbing Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains. Semarang: JP2F, Volume 1 Nomor 2 September 2010.

Mulyati, Arifin. (1994). Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia. Jakarta: Airlangga Univesity Press.

Mulyati, Sri. (2011). Pengembangan Prosedur Praktikum Kimia SMA Pada Topik Indikator Asam Basa Alami Yang Layak Diterapkan Di SMA. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Oxtoby, et al. (2001). Prinsip-prinsip Kimia Modern edisi keempat jilid satu. Jakarta: Erlangga.


(5)

81

Fitri Nurbarasari, 2014

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Topik Indikator Asam

Paidi. (---). Peningkatan scientific skill siswa melalui implementasi metode guided inquiry pada pembelajaran biologi di sman 1 sleman. Yogyakarta: FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Tidak diterbitkan.

Riduwan. (2003). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rustaman, N. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inluiri dalam Pedidikan Sains. Bandung : FPMIPA UPI.

Sudibyo, Giant Suandari. (2012). Pengembangan prosedur praktikum dan lembar kerjas siswa (LKS)berbasis inkuiri terstruktur pada subpoko materi pereaksi pembatas. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Skripsi. Tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sunyono. (2008). “Development of Student Worksheet Base on Environment to Sains Material of Yunior High School in Class VII on Semester I”. Proceeding of The Second International Seminar of Science Education – UPI, Bandung.

Suprihatin.(2012). Indikator Alamiah. [On Line]. Tersedia: www.cintakimia.html [12 Juli, 2013]

Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia.Yogyakarta: Graha Ilmu

Susiwi. (2007). Pendekatan Pembelajaran Dalam Pembelajaran Kimia “Handout”. Bandung: JurusanPendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung.


(6)

82

Sund & Trowbridge. (1973). Teaching Science by Inquiry in the Secondary School. Columbus: Charles E. Merill Publishing Company

Trowbridge, L.W. & R.W. Bybee. (1990). Becoming a Secondary School Science Teacher. Melbourne: Merill Publishing Company

Wenning et al. (2004). Levels of Inquiry Hierarchies of Pedagogical Practices and Inquiry Processes. Illinois: Departement of Physics Illinois State University.

Widjajanti, Endang. (2008).”Kualitas Lembar Kerja Siswa”. Makalah pada

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat, Yogyakarta

Zuriyani, Elsy. (2012). Strategi Pembelajaran Inkuiri Pada Mata Pelajaran IPA. Palembang: Widiyaiswara BDK Palembang