Analisis Rasio Keuangan Berdasarkan Laporan Keuangan Pada Pt Bank Mandiri (Persero) TBK Chapter III IV

BAB III
PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan
Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik
yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum
tentang status keuangan dari individu, asosiasi, atau organisasi. Menurut Kasmir
(2012:253), laporan keuangan bertujuan memberikan informasi keuangan, baik
kepada pemilik, manajemen, maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap
laporan tersebut.
Laporan keuangan dapat dipahami sebagai bentuk pencatatan keuangan secara
sistematis dan metodologis tentang posisi keuangan maupun hasil operasi
keuangan pada suatu periode waktu tertentu. Dalam laporan keuangan termuat
informasi mengenai jumlah kekayaan dan jenis-jenis kekayaan yang dimiliki.
Keuntungan dengan membaca laporan keuangan ini adalah pihak manajemen
dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang
dimilikinya. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari:
1.

Neraca


Neraca adalah suatu laporan keuangan yang diterbitkan setiap hari kerja oleh
satuan kerja akunting. Laporan tersebut menunjukkan posisi saldo serta mutasimutasi dari rekening-rekening yang dikelola oleh satuan kerja akunting yang
bersangkutan. Aktiva bank pada umumnya terdiri atas alat-alat likuid, aktiva
produktif, dan aktiva tidak produktif. Sisi pasiva menggambarkan kewajiban
bank yang berupa klaim terhadap pihak ketiga atau pihak lainnya atas kekayaan

Universitas Sumatera Utara

bank yang dinyatakan dalam bentuk rekening giro, deposito berjangka tabungan,
dan instrumen kewajiban lainnya, serta ekuitas yang menggambarkan nilai buku
pemilik saham bank. Dengan demikian, neraca memberikan gambaran harta
kekayaan, utang, dan modal bank, serta memperlihatkan gambaran tentang posisi
keuangan suatu bank pada suatu saat tertentu. Neraca tidak memberikan informasi
nilai perusahaan secara langsung, tetapi informasi tersebut bisa dilihat dengan
mempelajari neraca digabung dengan laporan keuangan yang lain. Secara spesifik,
neraca dimaksudkan membantu pihak eksternal untuk menganalisis likuiditas
perusahaan, fleksibilitas, kemampuan operasional, kemampuan menghasilkan
pendapatan selama periode tertentu (Hanafi, 2014:50).
2.


Laporan Laba Rugi

Laporan perhitungan laba rugi bank (profit and loss statement) atau lebih dikenal
dengan income statement dari suatu bank umum adalah suatu laporan keuangan
bank

yang

menggambarkan

pendapatan

dan

biaya

operasional

dan


nonoperasional bank serta keuntungan bersih bank untuk suatu periode tertentu.
Laporan laba rugi harus disusun berdasarkan ketentuan tentang bentuk yang sudah
ditetapkan oleh Bank Indonesia, serta harus dilaporkan dan diumumkan melalui
media cetak yang memiliki peredaran yang luas, laporan bulanan harus dilaporkan
setiap bulan, laporan triwulanan dilakukan untuk masing-masing posisi akhir
bulan maret, juni, september, yang bersangkutan. Keterlambatan penyampaian
serta bentuk laporan yang tidak mengikuti standar Bank Indonesia akan
dikenakan sanksi.
3.

Laporan Arus Kas

Universitas Sumatera Utara

Analisa laporan arus kas memperlihatkan kemampuan manajemen mengatur kas
perusahaan yang menunjukkan sumber dana kas dan penggunaan dana kas
dalam suatu periode tertentu. Laporan arus kas menghubungkan antara dua neraca
dengan laporan laba rugi periode terakhir yang dapat mengevaluasi berapa
banyak uang kas yang dihasilkan perusahaan dan untuk apa saja uang kas
tersebut telah dipergunakan.

4.

Laporan Komitmen dan Kontingensi

Laporan komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak
dapat dibatalkan sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang
disepakati telah dipenuhi. Laporan kontingensi adalah tagihan atau kewajiban
bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadi satu
atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang.
5.

Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang berisi catatan mengenai posisi
devisa neto, menurut jenis mata uang dan aktivitasnya.
6.

Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi

Laporan gabungan adalah laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang

bersangkutan. Laporan konsolidasi adalah laporan bank yang bersangkutan dengan
anak perusahaannya.

Universitas Sumatera Utara

B. Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2010:297), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh
dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Analisis rasio
keuangan pada industri perbankan dilakukan dengan membandingkan hasil yang
dicapai dari satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya, sehingga dapat
diketahui bagaimana kecenderungan yang terjadi. Jenis-jenis rasio keuangan yaitu:
1.

Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas
perusahaan (current ratio, acid test ratio dan lain sebagainya). Suatu bank
dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat mernenuhi kewajiban
utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat

memenuhi permintaan kredit yang diajukannya tanpa terjadi penangguhan.
2.

Rasio Leverage (Solvabilitas)

Rasio solvabilitas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur sampai
berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (debt to total assets
ratio, net worth to debt ratio dan lain sebaginya). Rasio ini bertujuan untuk
mengukur efisiensi bank dalam menjalankan aktivitasnya.
3.

Rasio Profitabilitas/Rentabilitas

Rasio profitabilitas/rentabilitas adalah rasio-rasio yang menunjukkan hasil
akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan sejumlah keputusan (profit margin on Sales,
return on total assets, return on net worth dan lain sebagainya).
Rasio ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan

Universitas Sumatera Utara


laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas
manajemen dalam menjaIankan operasional perusahaannya.

C. Analisis Rasio Keuangan
Berdasarkan teknik analisis keuangan, analisis rasio keuangan merupakan
analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan
lainnya, baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan di
antara pos-pos tertentu, baik dalam neraca maupun laporan laba-rugi. Rasio-rasio
keuangan perbankan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu:
1.

Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Untuk melakukan
pengukuran rasio ini, memiliki beberapa jenis rasio yang masing-masing
memiliki maksud dan tujuan tersendiri. Adapun jenis-jenis rasio likuiditas
sebagai berikut:
a.


Current Ratio (Rasio Lancar)

Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajibannya terhadap para deposan dengan harta yang paling likuid
yang dimiliki oleh suatu bank (Kasmir, 2012:45). Rumus untuk mencari currant
ratio sebagai berikut:
Current Ratio =
b.

Aktiva Lancar
x100%
Hutang Lancar

Cash Ratio

Cash ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank melunasi

Universitas Sumatera Utara

kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank

(Kasmir, 2012:45).. Rumus untuk mencari cash ratio sebagai berikut:
Cash Ratio =
c.

Kas
x100%
Hutang Lancar

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to deposit ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Jika bank dapat
menyalurkan seluruh dana yang dihimpun memang akan menguntungkan,
namun hal lain terkait resiko apabila sewaktu-waktu pemilik dana menarik
dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjamnya.
Sebaliknya, apabila bank tidak menyalurkan dananya maka bank juga akan
terkena resiko karena hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan,
karena batas minimum pinjaman yang diberikan bank adalah 80% (Idroes,
2009:81). Rumus untuk mencari LDR adalah:

Loan to Deposit Ratio =

2.

Kredit
x100%
Dana Pihak Ketiga

Rasio Leverage (Solvabilitas)

Rasio solvabilitas merupakan ukuran kemampuan bank mencari sumber dana
untuk membiayai kegiatannya. Adapun jenis-jenis rasio solvabilitas adalah:
a.

Primary Ratio

Rasio ini untuk mengukur kemampuan permodalan pada suatu bank untuk menutup
penurunan aktivanya akibat berbagai kerugian yang tidak dapat dihindarkan

Universitas Sumatera Utara


(Harahap, 2010:55).
Primary Ratio =

Modal Sendiri
x100%
Total Aset

b. Capital Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam
menanggung perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena bunga gagal ditagih
(Harahap, 2010:56)..
Capital Ratio =
c.

Aktiva Lancar
x100%
Total Aset

Capital Adequancy Ratio

Kekurangan modal merupakan gejala umum yang dialami bank-bank di
negara-negara berkembang. Kekurangan modal tersebut dapat bersumber dari
dua hal, yang pertama adalah karena modal yang jumlahnya kecil, yang kedua
adalah kualitas modalnya yang buruk. Untuk mengetahui modal minimum
yang dibutuhkan suatu bank, biasanya diukur dari nilai rasio kecukupan modal,
atau capital adequacy ratio (CAR) dengan cara membandingkan modal terhadap
aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). Pada saat ini sesuai dengan standar
ketentuan yang ditetapkan CAR suatu bank sekurang-kurangnya sebesar 8%
yang digunakan untuk mengukur seberapa kuat permodalan bank menutupi
resiko yang ada pada bank (Idroes, 2009:75).
Rasio CAR dapat dirumuskan sebagai berikut :
CAR =
3.

Modal Sendiri
x100%
Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

Rasio Profitabilitas/Rentabilitas

Universitas Sumatera Utara

Rasio rentabilitas sering disebut juga rasio profitabilitas.Rasio Rentabilitas
bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba
selama periode tertentu yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha
dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio rentabilitas
terdiri atas:
a.

Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)

Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari
operasi usaha yang murni dari bank yang bersangkutan setelah dikurangi
biaya-biaya. Semakin tinggi rasionya, semakin baik hasilnya (Hanafi, 2014:75).
Rumusnya:
Gross Profit Margin =
b.

Laba Kotor
x100%
Pendapatan Operasional

Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan
laba bersih sebelum pajak ditinjau dari sudut pendapatan operasionalnya.
Semakin tinggi rasio, semakin baik hasil yang ditunjukkannya (Hanafi, 2014:76).
Rumusnya:
Net Profit Margin =
c.

Laba Bersih
x100%
Pendapatan Operasional

Return on Asset (Pengembalian Atas Seluruh Aset)

Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank untuk mengelola aktivanya untuk
menghasilkan laba bersih setelah pajak (Kasmir, 2015:48)..
Rumusnya :

Universitas Sumatera Utara

Return on Asset =

Laba Kotor
x100%
Total Aktiva

d. Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)
Retun

on

equity

merupakan rasio

untuk

mengukur

kemampuan

manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net
income (Kasmir, 2015:49).
Rumusnya :
Return on Equity =

Laba Bersih
x100%
Total Ekuitas

D. Penilaian Akhir Rasio Keuangan
Berdasarkan data yang tersedia dan bentuk perusahaan yang merupakan industri
perbankan, perhitungan dan analisis rasio keuangan untuk PT Bank Mandiri
(Persero), Tbk. Berikut adalah perhitungan dan analisis rasio keuangan PT Bank
Mandiri (Persero), Tbk.
1.

Rasio Likuiditas

a.

Current Ratio (Rasio Lancar)

Current Ratio =

Aktiva Lancar
x100%
Hutang Lancar

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1
Current Ratio Tahun 2011 - 2015
Tahun
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Currant Ratio (%)
(Rp)
(Rp)
2011
488.520.473
451.379.750
1,08
2012
558.606.360
518.705.769
1,07
2013
665.677.219
596.735.488
1,11
2014
782.230.151
697.019.624
1,12
2015
820.891.786
736.198.705
1,11
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Current ratio tahun 2011 sebesar 1,08%, tahun 2012 sebesar 1,07%, tahun 2013
sebesar 1,11%, tahun 2014 sebesar 1,12%, tahun 2015 sebesar 1,11%. Hal
tersebut berarti setiap Rp 100.- utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp
111,- pada tahun 2015, Rp 112,- pada tahun 2014, Rp. 111,- pada tahun 2013, Rp.
107,- pada tahun 2012, dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 108.
b. Cash Ratio
Cash Ratio=

Kas
x100%
Hutang Lancar

Tabel 3.2
Cash Ratio Tahun 2011 - 2015
Tahun
Kas (Rp)
Hutang Lancar
(Rp)
2011
108.653.748
451.379.750
2012
111.307.954
518.705.769
2013
121.023.158
596.735.488
2014
138.804.383
697.019.624
2015
125.667.407
736.198.705
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Cash Ratio (%)
2,41
2,14
2,03
1,91
1,71

Cash ratio tahun 2011 sebesar 2,41% dan tahun 2012 sebesar 2,14%, Pada tahun
2013 cash rasio sebesar 2,03%, untuk tahun 2014 sebesar 1,91% dan untuk tahun
2015 sebesar 1,71%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- utang lancar dijamin

Universitas Sumatera Utara

oleh kas dan surat-surat berharga sebesar Rp 241,- untuk tahun 2011 dan Rp
214,- untuk tahun 2012, tahun 2013 cash rasio sebesar 2,03%, untuk tahun 2014
sebesar 1,91% dan untuk tahun 2015 sebesar 1,71%.
c. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio (LDR)

=

Kredit
x100%
Dana Pihak Ketiga

Tabel 3.3
Loan to Deposit Ratio Tahun 2011 - 2015
Tahun
Kredit (Rp)
DPK (Rp)
2011
302.212.613
422.586.149
2012
374.726.405
483.217.937
2013
455.758.497
556.569.934
2014
512.054.529
636.624.398
2015
572.899.403
676.705.194
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

LDR (%)
71,52
77,55
81,88
80,43
84,66

Loan to deposit ratio PT Bank Mandiri (Persero), Tbk pada tahun 2011
menunjukkan nilai sebesar 71,52% itu berarti likuiditas PT Bank Mandiri
(Persero), Tbk pada tahun 2011 berada di bawah batas aman begitu juga pada
tahun 2012 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk masih berada di bawah batas aman
yaitu 77,55% tetapi pada tahun 2013 meningkat menjadi 81,88%, pada tahun
2014 menurun sebesar 80,43% dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar
84,66% itu berarti likuiditas PT Bank Mandiri (Persero),Tbk sesuai dengan batas
toleransi berkisar 85% dan 100%.
2. Rasio Leverage/Solvabilitas
a. Primary Ratio
Primary Ratio=

Modal Sendiri
x100%
Total Aset

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.4
Primary Ratio Tahun 2011 - 2015
Tahun
Modal Sendiri
Total Aset
Primary Ratio (%)
(Rp)
(Rp)
2011
62.654.408
551.891.704
11,35
2012
75.755.589
635.618.708
11,92
2013
88.790.596
733.099.762
12,11
2014
104.844.562
855.039.673
12,26
2015
119.491.841
910.063.409
13,13
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Primary ratio mempunyai nilai minimum sebesar 13,13% yang dimiliki oleh PT
Bank Mandiri (Persero), Tbk periode tahun 2015, pada tahun 2014 primary
ratio nya sebesar 12,26%, pada tahun 2013 sebesar 12,11%, pada tahun 2012
sebesar 11,92% dan pada tahun 2011 sebesar 11,35%.
b. Capital Adequancy Ratio
Capital Adequancy Ratio =

Modal
x100%
Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

Tabel 3.5
Capital Adequancy Ratio Tahun 2011 - 2015
Tahun
Modal (Rp)
ATMR (Rp)
CAR (%)
2011
62.654.408
314.380.848
19,9
2012
75.755.589
388.830.299
19,5
2013
88.790.596
472.435.041
18,8
2014
104.844.562
529.973.541
19,8
2015
119.491.841
572.899.403
20,8
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Capital adequacy ratio PT Bank Mandiri (Persero), Tbk selama 5 tahun
mengalami kenaikan dan penurunan, dimana pada tahun 2011 memperoleh hasil
senilai 19,9%, pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 19,5%, pada
tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 18,8%, pada tahun 2014 mengalami

Universitas Sumatera Utara

penurunan menjadi 19,8% dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi
20,8%. Berdasarkan SK DIR BI Nomor : 30/211KEP/DIR tanggal 30 April 1997
tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank bahwa setiap bank umum
menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut
risiko (ATMR). Itu berarti PT Bank Mandiri (persero), Tbk dikategorikan sudah
memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal).
3.

Rasio Rentabilitas
a. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)

Gross Profit Margin=

Laba Kotor
x100%
Pendapatan Operasional

Tabel 3.6
Gross Profit Margin Tahun 2011 - 2015
Tahun
Laba Kotor (Rp)
P.Operasional
(Rp)
2011
16.512.035
35.359.306
2012
20.504.268
41.591.486
2013
24.061.837
50.089.269
2014
26.008.015
56.500.809
2015
26.369.430
66.878.851
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

GPM (%)
46,70
49,30
48,04
46,03
39,43

Gross profit margin tahun 2015 sebesar 39,43% dan tahun 2014 sebesar 46,03%,
tahun 2013 sebesar 48,04%, tahun 2012 sebesar 49,30%, tahun 2011 sebesar
46,70% . Hal ini berarti setiap Rp 100,- dari hasil penjualan bersih yang dilakukan
mampu menghasilkan Rp 394,3 tahun 2015, Rp 460,3 tahun 2014, Rp. 480,4
tahun 2013, Rp. 493,0 tahun 2012 dan Rp. 467,0 tahun 2011. Nilai gross profit
margin mengalami penurunan sebesar 6,6% . Keadaan ini menunjukkan kinerja
penjualan bersih dalam menghasilkan laba kotor menurun 6,6% tahun 2015.

Universitas Sumatera Utara

b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Net Profit Margin=

Laba Bersih
x100%
Pendapatan Operasional

Tabel 3.7
Net Profit Margin Tahun 2011 -2015
Tahun
Laba Bersih (Rp) P.Operasional (Rp)
2011
12.695.885
35.359.306
2012
16.043.618
41.591.486
2013
18.829.934
50.089.269
2014
20.654.783
56.500.809
2015
21.152.398
66.878.851
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

NPM (%)
35,91
38,57
37,59
36,56
31,63

Net profit margin PT Bank Mandiri (Persero), Tbk selama 5 tahun, dimana pada
tahun 2011 memperoleh hasil senilai 35,91%, pada tahun 2012 mengalami
penurunan menjadi 38,57% , pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar
37,59%, pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 36,56% dan pada
tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 31,63%. Hal ini menunjukkan bahwa
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk dalam praktiknya memperoleh tingkat
keuntungan yang diterimanya dari kegiatan operasional.

c. Return on Asset (Pengembalian Atas Seluruh Aset)
Return on Asset=

Laba Kotor
x100%
Total Aktiva

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.8
Return on Asset Tahun 2011 - 2015
Tahun
Laba Kotor (Rp)
Total Aktivia
(Rp)
2011
16.512.035
551.891.704
2012
20.504.208
635.618.708
2013
24.061.837
733.099.762
2014
26.008.015
855.039.673
2015
26.369.430
910.063.409
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

RoA (%)
2,99
3,22
3,28
3,04
2,90

Return on assets pada tahun 2011 sebesar 2,99%, pada tahun 2012 sebesar 3,22%,
pada tahun 2013 sebesar 3,28%, pada tahun 2014 sebesar 3,04%, dan pada tahun
2015 sebesar 2,90%. Setiap Rp 100,- total asset turut memberikan kontribusi
menghasilkan Rp. 290 laba bersih pada tahun 2015, Rp 304 laba bersih pada
tahun 2014, Rp 328 laba bersih pada tahun 2013, Rp 322 laba bersih pada tahun
2012, dan Rp 299 laba bersih pada tahun 2011. Dalam hal ini berarti return on
investment pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2011
karena kontribusi total aset terhadap laba bersih di tahun 2013 lebih besar jika
dibandingkan pada tahun 2011. Dengan dernikian telah terjadi peningkatan kinerja
dalam menghasilkan laba perusahaan.
d. Return on Equity (Pengembalian Atas Ekuitas)
Return on Equity=

Laba Kotor
x100%
Total Aktiva

Tabel 3.9
Return on Equity Tahun 2011 - 2015
Tahun
Laba Kotor (Rp) Total Aktiva (Rp)
2011
12.695.885
62.654.408
2012
16.043.618
75.755.589
2013
18.829.934
88.790.595
2014
20.654.783
104.844.562
2015
21.152.398
119.491.841
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

RoE (%)
20,26
21,18
21,21
19,70
17,70

Universitas Sumatera Utara

Return on equity pada tahun 2011 sebesar 20,26%, pada tahun 2012 sebesar 21,18%,
pada tahun 2013 sebesar 21,21, pada tahun 2014 sebesar 19,70 dan pada tahun
2015 sebesar 17,70%. Setiap Rp 100,- total aset yang dimiliki perusahaan akan
mengembalikan 17% investasi pada tahun 2015, 19% investasi pada tahun 2014,
21% pada tahun 2013, 21% investasi pada tahun 2012, dan 20% investasi pada
tahun 2011. Dalam hal ini berarti return on equity pada tahun 2013 lebih baik
jika dibandingkan dengan tahun 2013. Nilai return on equity mengalami
penurunan sebesar 35% dari tahun 2013 ke tahun 2015.
Tabel 3.10
Rasio Keuangan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
RASIO
2011
2012
2013
2014
2015
1.Rasio
Likuiditas
a.Currant Ratio
108 % 107 % 111 %
b.Cash Ratio
24,1% 21,4% 20,3%
c.LDR
71,52% 77,55% 81,88%
2.Rasio
Solvabilitas
a.Primary Ratio
11,35% 11,92% 12,11%
b.CAR
19,9% 19,5% 18,8%
3.Rasio
Profitabilitas
a.Gross Profit
46,70% 49,30% 48,04%
Margin
b.Net Profit
35,91% 38,57% 37,59%
Margin
c.Return on Asset
2,99 % 3,22 % 3,28 %
d.Return on
20,26% 21,18% 21,21%
Equity
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Ratarata

112 % 111 %
19,10% 17,1%
80,43% 84,66%

109,8 %
20,4 %
79,21 %

12,26% 13,13%
19,8% 20,8%

12,15 %
19,76 %

46,03% 39,43%

45,9 %

36,56% 31,63%

36,05 %

3,04 % 2,90 %
19,70% 17,70%

3,09 %
20,01 %

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil analisis rasio keuangan pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.

Likuiditas PT Bank Mandiri (Persero), Tbk pada tahun 2011-2015 dilihat
dari quick ratio dapat dikatakan baik karena dilihat secara keseluruhan hasil
analisis cenderung mengalami peningkatan. Rata-rata loan to deposit ratio
sebesar 79,21% telah memenuhi kriteria standar yang ditetapkan Bank
Indonesia sebesar 78%-100%, mencerminkan kinerja keuangan yang baik.
Hasil analisis loan to deposit ratio kinerja keuangan dapat dikatakan
kurang baik karena cenderung mengalami peningkatan.

2.

Rentabilitas PT Bank Mandiri (Persero), Tbk pada tahun 2011-2015 dilihat
dari return on assets dapat dikatakan baik karena rata-rata return on assets
sebesar 3,09% telah memenuhi kriteria standar yang ditetapkan Bank
Indonesia. Pada hasil return on equity kinerja keuangan dapat dikatakan baik
karena rata-rata yang diperoleh sebesar 20,01% telah memenuhi kriteria
standar yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 17,5%. Pada hasil analisis
net profit margin kinerja keuangan dapat dikatakan baik karena
perhitungan rasio cenderung mengalami peningkatan.

3.

Solvabilitas PT Bank Mandiri (Persero), Tbk pada tahun 2011-2015 dilihat dari
capital adequacy ratio dapat dikatakan baik karena rata-rata capital adequacy
ratio sebesar 19,76% telah memenuhi kriteria standar yang ditetapkan Bank

Universitas Sumatera Utara

Indonesia sebesar >8%. Pada hasil analisis primary ratio kinerja keuangan
Bank Mandiri dapat dikatakan baik karena cederung mengalami peningkatan.
Peningkatan yang signifikan terjadi di tahun 2015.

B. Saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan, maka diberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1.

Diharapkan pihak manajemen PT Bank Mandiri (Persero), Tbk melakukan
upaya

dalam

menempatkan

kelebihan

dana

pada

bidang

yang

menguntungkan dan mempunyai tingkat keamanan.
2.

Diharapkan pihak manajemen PT Bank Mandiri (Persero), Tbk selalu
berupaya untuk memaksimalkan atas penggunaan total aktiva dan modal yang
disetor dalam upaya untuk meningkatkan pencapaian laba untuk rasio yang
cenderung mengalami penurunan yaitu ROA dan ROE.

3.

Diharapkan

pihak

manajemen

PT

Bank

Mandiri

(Persero),

Tbk

mempertahankan atas kemampuan yang dimiliki dalam upaya untuk menjaga
kualitas permodalannya, dengan menjalin hubungan baik dengan para
pemegang

saham

dan

mempertahankan

perolehan

laba-rugi,

serta

menambahkan modal disetor untuk laba ditahan dari hasil keuntungan tahun
sebelumnya agar modal diawal menjadi lebih produktif.

Universitas Sumatera Utara