Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada
luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah lima
juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan
perairan kepulauan seluas 2,8 juta km2. Artinya seluruh laut Indonesia berjumlah 3,1
juta km2 atau sekitar 62 persen dari seluruh wilayah Indonesia. Selain itu,Indonesia
juga merupakan negara dengan garis pantai terpanjang di dunia dengan jumlah
panjang garis pantainya sekitar 81.000 km. Luas laut yang besar ini menjadikan.
Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang berada di Pulau Sumatera yang
mana posisi Sumatera Utara terletak pada garis 1°-4° Lintang Utara dan 98°-100°
Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah
Timur berbatasan dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah Selatan
berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat dan di sebelah Barat berbatasan
dengan Samudera Hindia.Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 71.680 km2,
Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara memiliki kondisi
wilayah yang khas yang mana terbentang Pegunungan Bukit Barisan yang
membentang dari Utara hingga Selatan dan diapit oleh dua perairan yaitu Samudera
Hindia dan Selat Malaka. Kondisi ini yang sangat mempengaruhi pola-pola cuaca dan
iklim didaerah tersebut (Badan Pusat Statistik, 2007).


Universitas Sumatera Utara

Menurut data Badan Pusat Statistik jumlah nelayan miskin di Indonesia pada tahun
2011 mencapai 7,87 juta orang atau 25,14 persen dari total penduduk miskin nasional
yang mencapai 31,02 juta orang. Jumlah 7,87 juta orang tersebut berasal dari sekitar
10.600 desa nelayan miskin yang terdapat di kawasan pesisir di berbagai daerah di
tanah air. Kemiskinan dan ketergantungan terhadap sumberdaya pesisir dan laut,
seringkali mengakibatkan masyarakat melakukan kegiatan yang menurunkan kualitas
sumberdaya, seperti: penebangan mangrove (untuk kayu bakar dan dijual),
penangkapan ikan dengan merusak ekosistem (BPS, 2011).

Universitas Sumatera Utara

2

Wilayah propinsi Sumatera Utara memiliki perairan umum yang cukup luas dan
sangat potensial dalam mengembangkan perikanan. Wilayah perairannya dibagi
menjadi dua yaitu pantai barat dan pantai timur Sumatera Utara. Mata pencaharian
masyarakat setempat selalu berhubungan erat dengan kondisi lingkungan. Umumnya

masyarakat mempunyai mata pencaharian dari perikanan laut (Dinas Perikanan
Sumut, 2007).
Nelayan di Sumatera Utara berjumlah 321.000 jiwa, yang tersebar di 13 kabupaten
dan kota dimana dari jumlah tersebut 70% adalah nelayan tradisional yang memiliki
teknologi penangkapan yang rendah, 20% adalah nelayan menengah dan 10% adalah
nelayan sekolah besar. Berarti, 70% nelayan di Sumatera Utara memiliki pola
aktifitas ekonomi yang berbeda dari nelayan modern lainnya (Badiran, 2009).
Hasil tangkapan nelayan di pantai timur Sumatera Utara sebagian besar dikonsumsi
oleh masyarakat setempat. Konsumsi lokal terutama dalam bentuk segar maupun
awetan (ikan asin) disamping untuk konsumsi lokal, produksi perikanan juga
memenuhi tujuan perdagangan terutama tujuan ekspor. Untuk tujuan ini, produksi
ikan laut dikonsumsi dalam bentuk pengawetan seperti penggaraman, pindang
(perebusan), peragian (terasi dan kecap asin). Ikan laut juga dikonsumsi dalam bentuk
pengasapan, pembekuan dan juga tepung ikan. Keseluruhan bentuk konsumsi ini
tentu saja mengalami proses pengolahan (Dinas Perikanan Sumut, 2001).
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Utara yang
dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 kabupaten di Provinsi Sumatera Utara.
Kabupaten ini memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga

Universitas Sumatera Utara


3

merupakan daerah yang memiliki peluang dalam pengembangan usaha nelayan dalam
melaut (Deli Serdang dalam angka, 2008).
Kecamatan Percut Sei tuan memiliki jumlah nelayan yang paling banyak di
kabupaten Deli Serdang dapat terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Jumlah Nelayan Per Kecamatan Di Kabupaten Deli Serdang 2014
Kecamatan
Jumlah Nelayan (Jiwa)
Percut Sei Tuan
311
Pantai Labu
170
Hamparan Perak
80
Labuhan Deli
44
Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Deli Serdang 2015
Jumlah nelayan di kecamatan Percut Sei Tuan adalah 311 jiwa. Sedangkan kecamatan

lainnya jumlah nelayannya masih dibawah kecamatan Percut Sei Tuan.
Tingkat kesejahteraan nelayan sangat dipengaruhi oleh hasil tangkapannya. Jika hasil
tangkapannya bagus, maka pendapatan mereka juga baik, begitupula sebaliknya.
Selain itu, beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan meliputi faktor
sosial seperti umur, pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman,
dan faktor ekonomi seperti modal, jumlah perahu, jumlah tenaga kerja, jarak tempuh.
Beberapa masalah perikanan yang juga mempengaruhi pendapatan yang diperoleh
nelayan adalah tingginya harga bahan bakar, sumberdaya yang terkuras dan harga
ikan sebagai output dalam perikanan tangkap (Sujarno, 2008).
Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung
pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Mereka
pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat

Universitas Sumatera Utara

4

dengan lokasi kegiatannya (Imron, 2003).
Sebuah usaha nelayan yang melakukan kegiatan penangkapan ikan pada akhirnya
akan bertujuan untuk memperoleh pendapatan usaha sebanyak banyaknya. Dilihat

dari teknologi peralatan tangkap yang digunakan dapat dibedakan dalam dua kategori,
yaitu usaha nelayan modern dan usaha nelayan tradisional. Usaha nelayan modern
menggunakan teknologi penangkapan yang lebih canggih dibandingkan dengan usaha
nelayan tradisional. Ukuran modernitas bukan semata-mata karena penggunaan motor
untuk menggerakan perahu, melainkan juga besar kecilnya motor yang digunakan
serta tingkat eksploitasi dari alat tangkap yang digunakan. Perbedaan modernitas
teknologi alat tangkap juga akan berpengaruh pada kemampuan jelajah operasional
mereka (Imron, 2003).
Kehidupan nelayan didaerah penelitian pada umumnya berpenghasilan dibawah ratarata. Nelayan dibagi atas tiga kelompok yaitu nelayan buruh, nelayan juragan dan
nelayan perorangan. Pada umumnya nelayan yang berpenghasilan diatas rata-rata
ialah nelayan juragan dikarenakan modal yang dimilikinya cukup besar namun
nelayan buruh dan nelayan perorangan pada umumnya berpenghasilan dibawah ratarata hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sosial sepeti umur, jumlah tanggungan
keluarga, pengalaman dan faktor ekonomi seperti modal.
Judul ini diambil karena peniliti tertarik melihat fenomena didaerah penelitian dimana
pengunjung yang datang sangat ramai, hal ini disebabkan pengunjung yang datang
dapat menikmati tangkapan hasil laut dari nelayan secara langsung di restaurant

Universitas Sumatera Utara

5


apung pengolah hasil laut yang telah disediakan. Dengan demikian maka pendapatan
nelayan akan meningkat. Dimana kita dapat melihat kehidupan masyarakat yang
begitu solid dalam menjalankan hubungan sosial. Dimana proses kehidupan nelayan
saling berbagi, sehingga pelanggan yang datang ke daerah penelitian bisa menikmati
wisata kuliner yang dimiliki Desa Percut Sei Tuan ini, sebagian menggunakan jasa
kapal nelayan guna sampai ke restaurant apung tersebut, dalam hal ini banyak pihak
yang diuntungkan dimana secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatanpendapatan warga, salah satunya adalah nelayan, dimana nelayan dapat meningkatkan
produksi hasil lautnya karena hasil tangkapan nelayan dapat dijual dengan cara
melelang hasil tangkapnnya. Hal ini sangat berbeda seperti ketika nelayan menjual
hasil tangkapannya kepada para tengkulak yang membeli hasil laut para nelayan
dengan harga yang serendah-rendah mungkin.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian
sebagai berikut:
1.Bagaimana pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, jumlah tanggungan keluarga,
pengalaman, modal) terhadap pendapatan nelayan di daerah penelitian ?
2.Bagaimana tingkat pendapatan nelayan di daerah penelitian ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :

1.Untuk menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, jumlah tanggungan
keluarga, pengalaman, modal) terhadap pendapatan nelayan di daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara

6

2.Untuk menganalisis tingkat pendapatan nelayan di daerah penelitian.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi peneliti.
2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pemerintah dalam hal pengambilan
kebijakan.
3. Sebagai bahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara