Analisis Gaya Bahasa Dalam Kumpulan Cerpen Filosofi Kopi Karya Dewi Lestari

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bahasa berupa sistem simbol bunyi dihasilkan oleh alat ucap manusia
yang memiliki fungsi dan peranan yang berarti dalam kehidupan manusia
terutama untuk berkomunikasi. Chaer (1994 : 11) menyatakan bahwa fungsi
utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya
dimiliki oleh manusia. Melalui bahasa, antar manusia dapat berinteraksi dan
berkomunikasi untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, pikiran, keinginan, dan
menyampaikan informasi kepada orang lain.
Kridalaksana (dalam Chaer, 1994 : 33) mengemukakan bahwa bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan
diri. Bahasa merupakan hasil dari aktivitas manusia. Melalui bahasa akan
terungkap suatu hal yang ingin disampaikan pembaca kepada pendengar, penulis
kepada pembaca, dan penyapa kepada pesapa. Suatu hal tersebut berupa informasi
– informasi baik berupa lisan dalam bentuk ujaran maupun yang berupa tulisan.
Cerita pendek disebut juga dengan cerpen merupakan salah satu wujud
pemakaian bahasa secara tertulis. Cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar –
benar terjadi, tetapi bisa saja terjadi kapanpun serta dimanapun dan ceritanya

relatif pendek dan singkat. Rahmanto dan Hariyanto (1998 : 1.29) bahwa suatu
karya sastra dapat digolongkan ke dalam bentuk cerpen apabila kisahan dalam
cerpen tersebut memberikan kesan tunggal yang dominan, memusatkan diri pada

1

Universitas Sumatera Utara

satu tokoh atau beberapa orang tokoh dalam satu situasi, dan pada satu saat.
Sebuah cerpen tidak terlepas dari bahasa yang khas. Pemakaian bahasa yang khas
dapat dilihat dari topik atau tema, kalimat yang digunakan, pilihan kata, gaya
bahasa, dan sebagainya. Ilmu yang mengkaji penggunaan bahasa dalam sebuah
karya sastra dengan pendekatan secara linguistik adalah stilistika.
Stilistika adalah ilmu yang meneliti penggunaan bahasa dan gaya bahasa
di dalam karya sastra. Sangat menarik bahwa dalam perkembangan linguistik
terapan bahwa munculnya minat bahkan kesungguhan hati para pakar linguis
untuk menerapkan teori dan pendekatan linguistik dalam rangka pengkajian
sastra. Begitu eratnya pengkajian bahasa dan sastra, sehingga bidang studi
stilistika menjadi incaran yang menggairahkan bagi para ahli bahasa dan ahli
sastra. Stilistika dapat dianggap menjembatani kritik sastra dan linguistik, karena

stilistika mengkaji wacana sastra dengan orientasi linguistik (Sudjiman 1993 : 3).
Kajian stilistika dapat ditujukan dalam berbagai ragam penggunaan bahasa, tidak
terbatas pada sastra saja. Biasanya lebih sering dikaitkan dengan bahasa sastra.
Pada prinsipnya pusat perhatian stilistika adalah gaya bahasa, yaitu cara yang
digunakan oleh seseorang untuk mengutarakan maksudnya dengan menggunakan
bahasa sebagai sarana.
Edi Subroto, dkk (1997: 24) menyatakan bahwa, analisis stilistika dengan
telaah linguistik tidak berpretensi atau berkeinginan untuk menggantikan fungsi
dan tugas kritik sastra, akan tetapi boleh dikatakan hanya sekedar pioner pembuka
jalan bagi kegiatan kritik sastra yang lebih efektif. Stilistika mengkaji sebuah
fenomena bahasa mulai dari fonologi (ilmu bunyi) hingga semantik (makna dari
arti bahasa).

2

Universitas Sumatera Utara

Salah satu penggunaan bahasa yang memberikan pengaruh untuk
meyakinkan pembaca adalah gaya bahasa. Gaya merupakan perwujudan
penggunaan bahasa oleh seorang penulis untuk mengemukakan gambaran,

gagasan, pendapat, dan membuahkan efek tertentu bagi penanggapnya
sebagaimana cara yang digunakannya (Aminuddin 1995 : 1).
Gaya bahasa terdapat dalam seluruh ragam bahasa, yaitu ragam bahasa
lisan dan bahasa tulisan. Ragam bahasa lisan meliputi mimik, gerak tubuh,
tekanan suara, dan sebagainya. Sedangkan ragam bahasa tulisan meliputi pikiran
dan perasaan yang ditulis dalam sebuah karya. Gaya bahasa dapat digunakan
dalam segala ragam bahasa baik ragam lisan, tulis, nonsastra, dan ragam sastra,
karena gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh
orang tertentu untuk maksud tertentu (Sudjiman 1993 : 13).
Penggunaan gaya bahasa sering menimbulkan kesulitan untuk memahami
cerita oleh pembaca. Selain menggunakan banyak kosa kata, pembaca harus
menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang dalam penggunaan bahasa
tertentu. Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang
terhadapnya; semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian
diberikan padanya (Keraf, 2006 : 113).
Gaya bahasa merupakan aspek penting dalam karya sastra karena gaya
bahasa menunjukkan ciri khas pengarang untuk mengungkapkan perasaannya
dalam menyampaikan pesan kepada pembaca yang dapat membedakan antara
pengarang satu dan pengarang lainnya. Salah satu penulis di Indonesia yang kini
menarik perhatian para pembaca adalah Dewi Lestari atau yang lebih dikenal

dengan nama pena Dee. Dee lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Lulusan jurusan

3

Universitas Sumatera Utara

Hubungan Internasional Universitas Parahyangan ini lebih dikenal sebagai
seorang novelis. Sejak diterbitkan novel Supernova : Ksatria, Puteri, dan Bintang
Jatuh yang populer pada tahun 2001. Dewi Lestari semakin populer dengan karya
– karyanya yang menjadi best seller seperti novel Perahu Kertas, Kumpulan
Cerita : Madre, Kesatria Putri dan Bintang Jatuhh dan Rectoverso.
Salah satu karya Dewi Lestari yang menarik peneliti adalah Filosofi Kopi
: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade (1995 – 2005) yang merupakan salah
satu karya terbaik pilihan Majalah Tempo Tahun 2006 dan menjadi 5 Besar
Khatulistiwa Award kategori fiksi di tahun yang sama. Cerpen yang berjudul
Filosofi Kopi (1996) merupakan salah satu cerita yang berhasil diangkat dalam
sebuah film Filosofi Kopi The Movie yang disutradarai oleh Angga Dwimas
Sasongko pada Tahun 2015. Gaya bahasa yang digunakan pengarang dan
bagaimana cara penyampaiannya merupakan salah satu bagian yang menarik
dalam karyanya. Hal inilah yang menjadi menarik untuk diteliti bagaimana

penggunaan gaya bahasa mempengaruhi karya – karya yang ditulisnya.
Penelitian mengenai gaya bahasa ini difokuskan pada kumpulan cerpen
yang terdapat dalam Filosofi Kopi : Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
(1995 – 2005) yang terdiri atas sembilan cerita dan diprioritaskan pada segi – segi
kebahasaan yang mengkaji gaya bahasa retoris dan kiasan serta menentukan
makna yang terkandung dalam gaya bahasa tersebut.

4

Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang
menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah:
a. Apa saja gaya bahasa retoris dan kiasan yang terdapat dalam Filosofi Kopi
: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade (1995 – 2005) karya Dewi
Lestari?
b. Bagaimana makna semantik yang terkandung pada gaya bahasa Filosofi
Kopi : Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade (1995 – 2005) karya
Dewi Lestari?

c. Jenis gaya bahasa apakah yang paling dominan dalam Filosofi Kopi :
Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade (1995 – 2005) karya Dewi
Lestari?

1.3 Batasan Masalah
Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada masalah gaya bahasa
ditinjau berdasarkan langsung tidaknya makna, yaitu gaya bahasa retoris dan
kiasan dan makna semantik serta menentukan jenis gaya bahasa yang dominan
yang terkandung dalam Filosofi Kopi . Filosofi Kopi : Kumpulan Cerita dan
Prosa Satu Dekade (1995 – 2005) karya Dewi Lestari yang terdiri atas sembilan
cerpen dan sembilan prosa. Dalam hal ini, penulis hanya meneliti cerpen yang
termasuk jenis karya sastra yang relatif pendek dan singkat dan memberikan kesan
tunggal kepada pembaca. Oleh karena itu, penelitian ini hanya meneliti sembilan
cerpen yang terdapat dalam buku tersebut.

5

Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini memiliki tujuan, yaitu:
1. Mendeskripsikan gaya bahasa retoris dan kiasan yang terdapat dalam Filosofi
Kopi : Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade (1995 – 2005) karya Dewi
Lestari.
2. Mendeskripsikan makna semantik yang terkandung pada gaya bahasa yang
digunakan Filosofi Kopi : Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade (1995 –
2005) karya Dewi Lestari.
3. Mendeskripsikan jenis gaya bahasa yang paling dominan dalam Filosofi Kopi
: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade (1995 – 2005) karya Dewi Lestari.

1.5 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua manfaat yang mempedomani penyajian
data. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1.5.1 Manfaat Teoretis
1. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan
tentang kajian linguistik khususnya ilmu stilistika.
2. Menambah kajian analisis gaya bahasa khususnya pemakaian gaya bahasa
retoris dan kiasan dengan objek kajian cerpen.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan yang berarti bagi

peneliti lain yang ingin membicarakan gaya bahasa dalam cerpen.
2. Menambah wawasan bagi para pembaca tentang gaya bahasa dan makna yang
terkandung dalam cerpen.

6

Universitas Sumatera Utara