61 membawa oleh-oleh untuk si bayi mereka ada yang membawa uang, beras, dan
juga kain gendongan. Orang tua yang mempunyai hajatan mereka tidak lupa untuk memasak bangun-bangun dan menghidangkannya kepada para tamu undangan
mereka. Makanan tersebut meruapakan minuman khas orang Batak saat kelahiran seoarang anak. Bangun-bangun ini dimasak dicampur dengan daging ayam. Acara
esek-esek ini biasanya memotong babi atau kerbau. Setelah acara makan selesai salah atu tamu memberikan kata-kata sebagai
tanda ucapan terima kasih atas undangan yang diberikan kepada mereka, dan memberikan doa restu kepada sia anak agar anak mereka yang baru lahir selalu
dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa, diberi umur yang panjang dan juga diberi kesehatan, dan keluarga mereka diberkati.
3.2.2 Baptisan Kudus pandidion Na Badia
Menurut Harahap 2007, baptisan adalah sakramen yang menjadikan seorang anak masuk dalam kerajaan Allah, pewaris segala berkat, dan
keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus kristus. Baptisan kudus merupakan perantara anugrah Allah kepada manusia, sebab melalui baptisan
orang percaya menerima keampuanan dosa, kelahiran kembali, kelepasan maut dan kuasa iblis, serta hidup yang kekal. Dalam ajaran ini kita menyaksikan anak
kecil harus dibaptis, karena dengan pembaptisan itu mereka masuk ke dalam persekutuan orang-orang yang ditebus oleh Yesus. Hal ini juga berhubungan
dengan pemberkatan anak-anak oleh Tuhan Yesus. Baptisan bukanlah “mengambil nama” mangalap goar dari gereja. Artinya nama seseorang tidak
ditentukan oleh pihak gereja. Tujuan gereja membaptis si bayi bukan untuk
Universitas Sumatera Utara
62 memberikan nama si bayi, namun untuk mensahkan nama si bayi dengan adanya
anggapan agar si bayi dapat masuk kerajaan Allah. Menurut ajaran dari gereja bahwa nama seseorang bisa saja berganti, namun baptisan dilakukan hanya sekali
untuk selamanya. membaptiskan si bayi untuk masuk kerajaan Allah bukan memberikan nama si bayi.
Menurut Bapak J. Lumban Gaol 46 tahun adalah salah satu Pendeta di gereja HKBP Huria Kristen Batak Protestan, mengatakan bahwa baptisan anak
merupakan langkah awal untuk mengenal kerajaan Allah, dan mengingatkan tanggung jawab orang tua kepada anak-anaknya. Orang tua bukan hanya
membesarkan anaknya secara fisik akan tetapi orang tua harus mewariskan nilai- nilai kerohanian kepada anak-anak mereka. Baptisan merupakan perintah dan
amanah yang sesuai dengan ajaran agama Kristen yang terdapat di dalam Firman Allah yang berbunyi sebagai berikut:
“Tetapi Yesus berkata biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, janganlah menghalng-halangi mereka datang kepada-Ku, sebab orang-
orangorang seperti itu itulah yang empunya kerajaan surga”.
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa anak kecil harus dibaptis, karena dengan pembabtisan mereka masuk ke dalam persekutuan orang-orang yang
ditebus oleh Yesus. Ini behubungan dengan pemberkataan anak-anak oleh Tuhan Yesus, dimana seorang bayi bila meninggal dunia sebelum dibaptis, dia tidak akan
masuk dalam kerajaan Allah. Bayi apabila tidak dapat dibaptis karena sakit parah yang dapat merenggut nyawa si bayi, maka orang tuanya harus segera memanggil
Sintua ataupun Pendeta untuk membaptis anak mereka. Baptisan ini disebut dengan baptisan nahinipu baptisan darurat. Baptisan anak di dalam gereja HKBP
Huria Kristen Batak Protestan dilakukakan 2 kali dalam setahun, yaitu pada
Universitas Sumatera Utara
63 bulan Juni dan Desember. Tidak ada peraturan ataupun ketetapan usia seorang
anak untuk dibaptis, di dalam gereja tersebut. Akan tetapi pada umumnya para orang tua membaptiskan anak mereka saat anak mereka berusia 3 bulan.
Pembaptisan inipun dilihat kesiapan ataupun melihat kondisi keuangan orang tua. Umumnya mereka menunggu dan mempersiapkan dana untuk membuat pesta saat
anak mereka dibaptis. Karena orang tua membauat pesta secara adat, dengan mengundang semua tetangga dan juga para kenalan, unsur sosial dalihan na tolu
hula-hula, boru dan dongan sabutuha jika orang tua mereka mampu untu mengadakan pesta secara adat.
Baptisan anak dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan persiapan. Salah satu persiapan tersebut adalah para orang tua baik ayah maupun ibu si anak yang
akan membaptiskan anak mereka, terlebih dahulu mereka marguru atau dibimbing oleh pendeta di gereja selama I minggu. Adapun yang diajarkan di dalam marguru
ini adalah mempersiapkan para ayah dan ibu sianak. Tata cara pelaksanaan pembaptisan dilakukan , agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan pada saat acara
baptisan yang sesungguhnya. Misalnya, pernah terjadi kesalahan saat pembaptisan yang seharusnya ayah si anak memegang kepala anaknya, ternyata si ayah
memegang sanggul istrinya. Hal ini terjadi karena si ayah tidak pernah mengikuti bimbingan yang dilaksanakan oleh pihak gereja.
Orang tua juga diajarkan bagaimana mengucapkan kesaksian iman orang Kristen, terutama jika ada orang tua si anak yang belum mengerti dalam
pengucapannya selama ini. Pendeta akan membimbing mereka, orang tua juga diajarkan tentang Firman Allah. Saat masa bimbingan tersebut, para orang tua
menyerahkan nama-nama anak mereka kepada pendeta. nama-nama tersebut akan
Universitas Sumatera Utara
64 disebutkan di dalam baptisan kudus, dan anak mereka akan masuk dalam buku
keanggotaan jemaat yang baru. Orang tua telah mempersiapkan nama kepada anak mereka jauh sebelum anak itu lahir ke dunia atau apabila anak tersebut masih
berada dalam kandungan ibunya. Pendeta memberitahukan pakaian yang akan dipakai oleh si anak dan para orang tua. Seorang anak akan mengenakan pakaian
yang berwarna putih. Arti warna putih menandakan bahwa si anak masih dalam keadaan bersih dan suci dan belum ternoda oleh dosa-dosa. Sedangkan para bapak
tidak ditetapkan pakaian yang akan dipakai dalam baptisan. Umumnya para bapak-bapak mengenakan jas dan ibu mengenakan kebaya.
Setalah masa bimbingan selesai, maka tiba saat pelaksanaan pembabtisan. Acara pembabtisan ini dilaksanakan pada saat kebaktian pada hari minggu di
gereja. Para anggota jemaat berkumpul bersama untuk beribadah begitu juga orang tua dan anaknya turut serta dalam ibadah tersebut. Setelah berdoa dan
bernyanyi dalam kebaktian, tiba saat acara pembaptisan. Sebelum orang tua diundang kedepan untuk menerima baptisan, terlebih dahulu mereka
mengucapkan kesaksian iman orang Kristen secara bersama-sama ditempat duduk masing-masing. Mereka berdiri untuk mengucapkan kesaksian iman Kristen
tersebut, mereka duduk di posisi paling depan dengan membelakangi jemaat yang lain.
Kesaksian iman orang Kristen setelah diucapakan, mereka dipersilahkan duduk kembali dibangku mereka masing-masing. Kemudian pendeta mulai me
mereka dipersilahkan duduk kembali dibangku mereka masing-masing. Kemudian pendeta mulai mengambil air, yang ada dalam sebuah mangkuk sebelumnya telah
disediakan oleh pihak gereja. Pendeta selanjutnya membasuh kepala si anak
Universitas Sumatera Utara
65 dengan air ke kepala setiap anak yang dibaptis, kemudian si ayah memegang
kepala anaknya itu . Anak yang akan dibaptis misalnya bernama Lamtiur, maka pendeta membasuh kepala si Lamtiur dan mengatakan:
“Ale Lamtiur Hudidi maho tubagasan goarni Debata Ama dohot tubagasan goarni anakna Tuhan Yesus Kristus, dohot tubagasan tondi
Porbadia”.
Artinya: “Kubaptislah engkau Lamtiur, hanya didalam nama Allah Bapa, dan
Putranya Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus”.
Berdasarkan penjelasan di atas, yaitu kata-kata yang diucapkan oleh pendeta, bahwa anak tersebut dibaptis oleh Allah Bapa, dan anaknya Tuhan
Yesus dan Roh Kudus melalui perantara pendeta. Pengesahan nama si anak dilakukan di gereja, nama seorang anak dianggap sudah mapan dan pas apabila
nama telah disebutkan dalam baptisan kudus. Baptisan bukalah mengambil nama mangalap goar dari gereja, pemberian nama adalah hak dan urusan orang tua si
bayi. Gereja membaptiskan si anak bukan memberikan nama si anak. Nama seorang anak bisa saja berganti, namun baptisan hanya tetap dilaksanakan 1 kali
untuk selamanya. Pemberian nama pada seorang anak pada masyarakat Batak Toba, dalam
pemilihan nama selain ayah dan ibu si anak dalam memberikan nama kepada anaknya, kakek dan nenek opung juga berperan dalam memberikan nama
kepada cucunya. Jika cucu yang lahir tersebut dari anak laki-laki, maka cucunya disebut cucu buha baju yang artinya si kekek dan si nenek akan dipanggil dengan
nama cucu pertamanya. Adapun alasan mereka dalam memberikan nama kepada cucunya, mereka ingin nama yang diberikan itu sesuai dengan yang mereka
Universitas Sumatera Utara
66 ingikan, dan orang-orang akan memanggil mereka dengan nama yang mereka
berikan kepada cucunya tersebut. Upacara agama selesai dilaksanakan di gereja, maka di rumah orang tua si
bayi dilangsungkan upacara adat Batak untuk mengesahkan nama anak mereka secara adat melalui suatu pesta adat. Bagi orang tua yang mempunyai ekonomi
yang mencukupi, mereka akan membuat pesta besar-besaran secara adat Batak untuk mengesahkan nama anaknya, karena harus mereka mengundang unsur
dalihan na tolu hula-hula ,boru dan dongan sabutuha Menurut masyarakat Batak Toba mengesahkan nama secara adat
mengundang unsur dalihan na tolu hula-hula, boru, dongan sabutuha. Masing- masing pihak mempunyai kewajiban dalam penyelenggaraan pesta.
Penyelenggara pesta menyediakan makanan dan daging babi, pihak hula-hula menyediakan dengke ikan mas dan ulos. Adakalanya dalam acara ini marbagi
jambar. Jambar adalah membagi bagian tertentu dari daging babi. Setiap pesta adat baik itu tardidi pembaptisan, pembagian jambar harus selalu dilakukan.
Setiap yang hadir harus mendapat pembagian sesuai dengan statusnya dalam kekerabatan. Semua para undangan berkumpul setelah maka, diadakan makan
bersama, yang dimulai dengan pemanjatan doa oleh pihak gereja pendeta atau sintua.
Acara makan bersama secara adat Batak Toba selesai dilakukan , para tamu memberikan kata-kata kepada orang tua si anak dan kepada anak itu sendiri.
Pengucapan kata-kata dilakukan oleh tersebut hula-hula memberikan ulos yang diselimutkan disekitar pundak orang tua si anak serta ulos penggendong. Tujuan
pemberian ulos tersebut adalah agar mereka terlindungi dari roh-roh jahat dan
Universitas Sumatera Utara
67 selamat serta panjang umur. Kata-kata yang disampaikan kepada si anak memang
belum bisa diperoleh si anak tersebut mengerti namun hanya orang tuanya saja yang dapat mengerti arti kata-kata tersebut. Ini menunjukkan betapa pentingnya
nama bagi masyarakat Batak Toba, misalnya jika anak yang dibaptis itu bernama Lamtiur maka para tamu memberikan kata-kata kepada orang tua dan si anak
sebagai berikut: “nunga tardidi do hape boru nami di gereja, dibahen ma goarna si
Lamtiur. Nang dohonokku pe, sai horas jala sari matua ma ibana manjunjung gaornai, ganjang ma umur muna dohot boru nami on, tiurma
pancaharian muna, mamboan na denggan ma goarni boru namion, sai diramoti Tuhani ma hamuna”.
Artinya: “sudah dibaptis anak kami digereja, dibuat namanya lamtiur. Adapun
yang ingin kusampaikan, semoga sselamat sampai tualah dalam menjunjung namanya, panjanglah umur kalian dan juga anak kami ini,
teranglah mata pencaharian kalian, semoga membawa yang baiklah nama anak kami ini. Diberkati Tuhanlah kalian”.
Kalimat-kalimat yang diucapkan di atas, menjelaskan arti pentingnya arti sebuah nama. Berdasarkan ungkapan di atas bahwa terkandung harapan jala sari
matua ma ibana manjunjung goarnai. Hal ini mencakup segala sesuatu yang terbaik dalam napas kehidupan seseorang, Ungkapan harapan ini sealulu
dihubungkan dengan kemurahan dan kuasa Tuhan. Semoga nama yang diberikan pada seseorang membawa rejeki, keberuntungan, dan keselamatan di dalam
sebuah nama sampai masa tuanya .
Universitas Sumatera Utara
68
Tabel 3.2 Tata Cara Pembeian Nama Orang Setelah Memeluk Agama Kristen
No Tahap-tahap pelaksanaan
Rincian Keterangan
1. Pemilihan nama atau
penetapan nama pada si anak
Ayah dan ibu merundingkan atau mendiskusikan mengenai
membuat nama pada anaknya. Sanak saudara juga terlibat
untuk memberikan nama kepada anak mereka.
Sebelum si bayi lahir, orang tua
sudah mempersiapkan
nama bagi si anak, yaitu ketika
anaknya masih di dalam kandungan
2. Pandidion na nadia
baptisan kudus Pandidion na badia baptisan
kudus merupakan acara gereja agar anak masuk dalam kerajaan
Allah dan sebagai pewaris kerajaan surga. Sebelum
baptisan dilaksanakan, orang tua dibimbing marguru oleh
pendeta dengan mengajarkan kesaksian iman orang Kristen
dan mengajarkan kegiatan yang dilaksanakan orang tua.
Kegiatan ini bertujuan agar acara tersebut tidak terjadi
kesalahan. Baptisan merupakan perintah Tuhan Yesus yang
tertulis di dalam firman Allah. Saat usia bayi
masih 40 hari
Universitas Sumatera Utara
69 3.
Mangallang esek-esek
Acara ini dilaksanakan setelah si bayi kembali dari gereja.
Kemudian di rumah diadakan acara adat untuk mengesahkan
nama anak mereka, dengan mengundang tetangga dan
unsure dalihan natolu hula- hula, boru, dongan sabutuha,
dan dongan sahuta. Dilaksanakan
setelah acara dari gereja.
Universitas Sumatera Utara
70
3.3 Faktor Perubahan Pemberian Nama 3.3.1 Masuknya Agama