dan 4 empat Pelayanan Spesialis Penunjang Medik. Jumlah tempat tidur minimal 100 seratus buah.
4. Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 2 dua Pelayanan Medik Spesialis Dasar. Jumlah tempat tidur minimal 50 lima puluh buah.
2.5 Peran Apoteker dalam Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Di rumah sakit apoteker berperan dalam penerapan terapi dengan memastikan ketepatan pemberian obat oleh dokter, penyediaan obat dan
memastikan penggunaan obat dengan tepat. Apoteker juga berperan dalam manajemen farmasi rumah sakit Siregar dan Amalia, 2004.
2.6 Panitia Farmasi dan Terapi PFT
PFT adalah organisasi yang berada di bawah komite medik rumah sakit yang diketuai oleh dokter dan dibantu seorang sekretaris yaitu apoteker dari
Instalasi Farmasi Rumah Sakit IFRS. Anggota PFT terdiri dari dokter yang mewakili Staf Medik Fungsional SMF dan apoteker yang mewakili farmasi serta
tenaga kesehatan lainnya di rumah sakit. PFT rumah sakit bertugas membantu direktur rumah sakit dalam
menentukan kebijakan pengobatan dan penggunaan obat. Tujuan pembentukkan PFT dalam pelayanan farmasi rumah sakit adalah untuk menentukan kebijakan-
kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat, serta evaluasinya. Melengkapi staf profesional dibidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang
berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut SK Menkes No. 1197MenkesSKX2004 fungsi dan ruang lingkup PFT terkait dengan perannya dalam pelayanan farmasi rumah sakit
adalah: a.
menyusun formularium rumah sakit sebagai pedoman utama bagi para dokter dalam memberi terapi kepada pasien. Pemilihan obat untuk
dimasukkan ke dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus
meminimalkan duplikasi produk obat yang sama. PFT berdasarkan kesepakatan dapat menyetujui atau menolak produk obat atau dosis obat
yang diusulkan oleh SMF, b.
menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit, c.
melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan meneliti rekam medik kemudian dibandingkan dengan standar diagnosa
dan terapi, d.
mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat, e.
mengembangkan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan perawat, dan
f. membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap
kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku secara lokal maupun
nasional Siregar, 2004.
2.6.1 Tujuan Panitia Farmasi dan Terapi
Bardasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197MenKesSKX 2004 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, tujuan PFT yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat
serta evaluasinya. 2.
Melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai kebutuhan.
2.6.2 Fungsi dan Ruang Lingkup Panitia Farmasi dan Terapi
Bardasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197MenKesSKX
2004 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, fungsi dan ruang lingkup Panitia
Farmasi dan Terapi adalah sebagai berikut: a.
mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisi. Pemilihan obat untuk dimasukkan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi
secara subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat
yang sama. b.
panitia Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf
medis. c.
menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang termasuk dalam kategori khusus.
d. membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap
kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.
e. melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan
mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosis dan terapi.
Universitas Sumatera Utara
Tinjauan ini dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus-menerus penggunaan obat secara rasional.
f. mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.
g. menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf
medis dan perawat.
2.7 Formularium Rumah Sakit