BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
PTPN III adalah hasil penggabungan dari PT perkebunan II, PT Perkebunan IV, dan PT perkebunan V yang ada di Sumatera Utara. Badan Usaha Milik Negara BUMN
bidang perkebunan ini memiliki area pembudidayaan seluas 141.809,44 hektare di Sumatera Utara Komuditasnya semula ada tiga, yaitu karet, sawit, dan kakao Sekarang
tinggal dua, yaitu karet dan sawit, yang terdiri dari 72 tanaman kelapa sawit dan 28 tanaman karet. PTPN III termasuk yang terbesar di Indonesia dan ASEAN untuk skala
perkebunan pada 2007-2009, PTPN III membukukan laba yang cukup baik dan produktivitasnya meningkat.
Sesuai statetment Menteri BUMN PTPN III akan melakukan IPO. Jika tidak ada aral melintang, semester pertama tahun 2010 ini PT Perkebunan Nusantara III PTPN III
akan go public. Dalam penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering IPO itu PTPN III berencana melepas sekitar 30 sahamnya ke investor publik. Dana
segar masyarakat yang diharapkan masuk sekitar Rp2 triliun. IPO akan bagus untuk penambahan modal kerja dan pertumbuhan aset perusahaan.
IPO tidak akan berjalan dengan baik jika arus kas perusahaan negatif dan investor tidak berniat untuk membeli sahamnya. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kinerja
perusahaan adalah dengan menggunakan laporan arus kas. Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi pihak manajemen perusahaan dan secara eksternal bagi pihak
Investor, Pemerintah dan Masyarakat. Bagi internal perusahaan dengan menganalisis
Universitas Sumatera Utara
laporan arus kas, pihak manajemen akan mengetahui apakah kebijakan yang dilakukan berjalan baik dalam hal memperoleh serta menggunakan kas tersebut pada priode
tertentu. Sedangkan bagi pihak eksternal perusahaan, informasi dalam laporan arus kas ini akan membantu para investor, kreditur, dan pihak lainnya dalam menilai berbagai
aspek dari posisi keuangan perusahaan. Suatu keharusan bagi perusahaan mencantumkan laporan arus kas dalam laporan
keuangan tahunan membuat pengguna informasi laporan arus kas sebagai alat analisis kinerja perusahaan semakin penting. Salah satu analisis kinerja keuangan dengan
menggunakan laporan arus kas adalah rasio laporan arus kas. Analisis laporan arus kas, komponen neraca dan laporan laba rugi sebagai alat analisis rasio. Untuk mengetahui
apakah kondisi keuangan atau kinerja suatu perusahaan mengalami kemajuan atau tidak, maka hasil perhitungan rasio keuangan harus dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya dengan rata-rata industri. Penelitian mengenai analisis arus kas untuk menilai kinerja perusahaan telah
banyak dilakukan di indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Elsya Marina 2007 dalam menguji pengaruh arus kas terhadap tingkat likuiditas industri semen go publik
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, telah membuktikan bahwa rasio-rasio keuangan yaitu working capital to total asset, current liabilities to inventory, operating income to
total assets, total asset turnover secara simultan dapat mempengaruhi prediksi pertumbuhan laba. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Melyana 2005
dalam menguji empat rasio keuangan yaitu Rasio likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitasuntuk memprediksi pertumbuhan laba membuktikan bahwa
Universitas Sumatera Utara
empat rasio keuangan tersebut secara simultan mempunyai pengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba.
Perbedaan yang terjadi antara hasil peneliltian Elysa Marina 2007 dengan Melyana 2005 keduanya menggunakan alat analisis rasio yang berlainan
Berdasarkan uraian diatas dan melihat pentingnya pengelolaan arus kas dalam perusahaan yang akan go public maka penulis mencoba membahas dalam bentuk skripsi
dengan judul “ Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Alat Ukur Efektivitas Kinerja Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara PTPN III ’’
B. Perumusan Masalah