commit to user 31
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian kredit
Kredit berasal dari bahasa Yunani
“ Credere”
yang berarti kepercayaan, atau dalam bahasa latin “
Creditum”
yang berti kepercayaan atau kebenaran dalam praktek sehari-hari pengertian kredit adalah
kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu perjanjian pembayarannya akan dilakukan
ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang telah disepakati. Muljono, 1993:3
Sedangkan pengertian yang lebih mapan untuk untuk kegiatan perbankan di Indonesia, pengertian kredit ini telah dirumuskan dalam Bab
I, pasal 1,2 Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967 yang merumuskan :
“
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain dalam hal pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah
ditentukan.”
Kredit adalah seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit kreditur percaya bahwa penerima kredit debitur dimasa mendatang
akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Suyatno,dkk, 1995 :12.
commit to user 32
Dalam praktik sehari-hari persetujuan pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk perjanjian tertulis baik di bawah tangan maupun secara
notariil, dan sebagai pengamanan bahwa pihak peminjam akan memenuhi kewajibannya untuk menyerahkan suatu jaminan baik bersifat kebendaan
maupun bukan kebendaan. Sebenarnya sasaran kredit yang pokok dalam penyediaan pinjaman
tersebut bersifat penyediaan suatu modal sebagai suatu alat untuk melaksanakan kegiatan usahanya, jadi kredit yang diberikan tersebut tidak
lebih dari factor produksi semata. 2.
Unsur-unsur kredit
Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berkut :
1. Kepercayaan
Kepercayaan adalah suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan berupa uang, barang ,atau jasa akan benar-benar diterima
kembali di masa tertentu. Kepercyaan ini diberikan oleh bank di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah,
baik secara intern maupun ekstern.Penelitian dan penyidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohohon kredit.
2. Kesepakatan
Di samping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima
kredit.Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana
commit to user 33
masing -masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing- masing.Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit
yang ditangani oleh kedua belah pihak yaitu pihak bank dan nasabah. 3.
Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak
memiliki jangka waktu.Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
4. Risiko
Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu, resiko kerugian yang diakibatkan nasabah yang dengan sengaja tidak mau membayar
kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana
alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian jangka waktu.Semakin panjang jangka
waktu suatu kredit semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan Bank, baik resiko yang
disengaja maupun resiko yang tidak disengaja.
commit to user 34
5. Balas Jasa
Akibat dari pemberian fasilitas kredit Bank tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu
kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi Bank prinsip konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan
komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama Bank. Sedangkan bagi Bank yang berdasarkan prinsip syariah balas
jasanya ditentukan dengan bagi hasil. 3. Tujuan kredit
Tujuan kredit secara umum adalah sebagai berikut : 1.
Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan.
2. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya
guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat. 3.
Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusaha terjamin, dan dapat memperluas usahan Suyatno, dkk, 1977:14.
Adapun tujuan utama pemberian utama suatu kredit adalah sebagai berikut:
a. Mencari Keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil dari pemberian kredit tersebut terutama dalam bentuk bunga yang
diterima oleh pihak bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk
commit to user 35
kelangsungan hidup bank. Jika bank terus menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank akan mengalami likuidasi.
b. Membantu usaha nasabah
Yaitu tujuan lainnya untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Maka pihak
debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. c.
Membantu Pemerintah Yaitu bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan kepada
pihak perbankan, maka semakin baik, semakin meningkat kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
d. Manfaat kredit
Manfaat kredit ditinjau dari masing-masing pihak yaitu : 1
Manfaat pengkreditan ditinjau dari kepentingan debitur , yaitu : a
Debitur dapat memperluas dan mengembangkan usahanya dengan lebih leluasa.
b Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dana bagi
perusahaan debitur. c
Rahasia keuangan debitur akan terlindungi karena adanya ketentuan rahasia bank dalam Undang-undang Pokok Perbankan.
d Lembaga pengkreditan yang dimiliki perbankan telah mempunyai
ketentuan-ketentuan yuridis yang jelas sehingga memperkecil
commit to user 36
kemungkinan-kemunkinan suatu risiko dikemudian hari antara nasabah dengan bank sebagai penyedia dana.
e Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dana bagi
perusahaan debitur, untuk kredit investasi dapat disesuaikan dengan rencana pelunasan yang sesuai dengan kapasitas perusahaan yang
bersangkutan.
2 Manfaat pengkreditan ditinjau dari sudut pandang perbankan, yaitu :
a. Memperoleh pendapatan bunga kredit.
b. Menjaga
solvabilitas
usaha bank. c.
Membantu memasarkan jasa-jasa perbankan. d.
Mempertahankan dan mengembangkan usahanya. e.
Pemberian kredit untuk merebut pasar
market share
dalam industry perbankan.
f. Dalam pemberian kredit meemungkinkan perbankan untuk mendidik
para stafnya untuk mengenal kegiatan-kegiatan industry yang lain secara mendetail.
3 Manfaat kredit ditinjau dari sudut pandang pemerintah :
a. Pengkreditan dapat digunakan sebagai alat untuk memacu
pertumbuhan ekonomi baik secara umum maupun untuk pertumbuhan sektor-sektor ekonomi tertentu.
b. Sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan moneter.
commit to user 37
c. Pengkreditan sebagai alat untuk menciptakan lapangan usaha atau
kegiatan, alat peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat. d.
Pengkreditan sumber pendapatan Negara. e.
Pemberian kredit sebagai alat peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat.
f. Penciptaan pasar.
4 Manfaat pengkreditan ditinjau dari kepentingan masyarakat luas :
a. Dengan adanya kelancaran proses pengkreditan diharapkan akan
diperoleh adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan membuka lapangan kerja baru, sehingga akan menimbulkan kenaikan tingkat
pendapatan dan pemerataan pendapatan masyarakat. b.
Dari masyarakat pengusaha akan sangat berkepentingan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dengan cara yang mudah, cepat,
serta dengan biaya yang relative murah. c.
Masyarakat dapat menikmati hasil dari proyek yang dibiayai oleh kredit bank.
d. Terbukanya kemungkinan keterlibatan golongan profesi tertentu atas
suatu proses pemberian kredit oleh bank yang dapat meningkatakan penghasilannya seperti konsultan, akuntan public, notaries, asset
apreisal.
commit to user 38
5 Fungsi kredit
Fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut : Suyatno,dkk, 1977:16- 18
a. Untuk meningkatkan daya guna uang.
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang, maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak menghasilkan sesuatu yang
berguna dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.
b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lain sehingga suatu daerah kekurangan uang
dengan kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lain.
c. Untuk meningkatkan daya guna dan peredaran barang.
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna dan
bermanfaat. Kredit dapat pula menambah atau mempelancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lain sehingga jumlah barang yang
beredar dari satu wilayah ke wilayah lain bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.
commit to user 39
d. Sebagai stabilitas ekonomi
Dengan adanya kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang
yang diberikan masyarakat. Kemudian dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barang dari dalam negri ke luar negri sehingga
meningkatkan devisa Negara. e.
Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan. Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga
kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. f.
Untuk meningkatkan hubungan internasional. Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan hubungan
saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama antar Negara
satu dan lainnya. 6. Jenis-jenis kredit
Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagai berikut :
commit to user 40
a. Dilihat dari segi tujuan kredit
1 Kredit produktif
Productive loan
Kredit yang diberikan dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat mempelancar produksi.
2 Kredit konsumtif
consumer loan
Kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.
3 Kredit komersial
commercial loan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembyarannya diharapkan dari hasil
penjualan barang dagangan tersebut. Bastian Indra, 2006:249 b.
Dilihat dari segi jangka waktunya Berdasarkan Undang-undang Nomor 141967 Tentang Pokok-Pokok
jangka waktunya terdiri atas : 1
Kredit Jangka Pendek
Short Term Loan
Kredit jangka pendek yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun. Dalam kredit jangka pendek meliputi kredit rekening
koran, kredit eksploitasi, kredit pembeli, kredit wessel, kredit penjualan.
2 Kredit Jangka Menengah
Medium Term Loan
Kredit jangka menengah , yakni kredit yang berjangka waktu 1 sampai 3 tahun. Kredit yang berjangka waktu menengah ini
diantaranya adalah kredit kerja permanen KMKP yang diberikan
commit to user 41
oleh bank kepada pengusaha golongan lemah yang berjangka waktu minium 3 tahun.
3 Kredit Jangka Panjang
Long Term Loan
Kredit jangka panjang yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun.Kredit jangka panjang ini pada umumnya adalah kredit
investasi yang bertujuan menambah modal perusahaan dalam rangka untuk melakukan rehabilitasi, ekspansi perluasan dan
pendirian proyek baru. Suyanto, dkk, 1977:25-27 c.
Jenis kredit menurut penggunaannya, antara lain : 1
Kredit modal kerja
working capital kredit
Yaitu kredit yang diberikan oleh pihak bank untuk menambah modal kerja debitur.
2 Kredit investasi
investment credit
Yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi dengan membeli barang-barang modal.
Bastian Indra,2006:249 d.
Penggolongan kredit berdasarkan barang jaminan collateral, antara lain :
1 Kredit dengan jaminan
secured loan
2 Kredit tanpa jaminan
unsecured loan
.
commit to user 42
6. Prinsip-prinsip pengkreditan
a.
Character
Dasar dari pemberian kredit adalah dasar kepercayaan, jadi yang mendasari suatu kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak bank
bahwa calon debitur mempunyai moral, watak, maupun sifat-sifat positif dan kooperatif dan juga mempunyai tanggung jawab baik
dalam kehidupan pribadi sebagai manusia. Manfaat dari penilaian soal karakter ini mengetahui sampai sejauh mana tingkat kejujurandan
integritas serta tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban- kewajibanya dari calon debitur.
b.
Capacity
Yang dimaksud
capacity
adalah suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari
kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank.
Pengukuran capacity dari calon debitur ini dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan antara lain :
1 Pendekatan historis
2 Pendekatan edukasional
3 Pendekatan manajerial
4 Pendekatan tekhnik.
commit to user 43
c.
Capital
Yang dimaksud
capital
adalah jumlah danamodal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur.
d.
Collateral
Yang dimaksud
collateral
ini yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjamdebitur sebagai jaminan atas kredit yang
diterimanya.Manfaat
collateral
yaitu sebagai alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab
lain di mana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal.
e.
Condition of Economy
Yang dimaksud
condition of economy
yaitu situasi dan kondisi politik, social, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi
keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi
kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit. f.
Constrait
Yang dimaksud dengan
constrait
adalah batasan-batasan atau hambatan-hambatan yang tidak memungkinkan seseorang melakukan
bisnis di suatu tempat. Masalah constrait agak sulit untuk dirumuskan karena ia tidak ada peraturan yang tertulis untuk itu dan masalahnya
juga tidak dapat selalu diinvestasikan secara fisik permasalahanya, serta lebih banyak menyangkut moral. Muljono, 1993 : 11
commit to user 44
8. Kualitas Aktiva Produktif Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta
asing yang dimiliki dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya.
Kualitas aktiva produktif digunakan oleh Bank Indonesia dalam penilaian kualitas aktiva produktif termasuk kredit yang diberikan
maupun penilaian kuantitatif tingkat kesehatan bank di seluruh Indonesia.Bahkan dalam perhitungan kesehatan bank kualitas aktiva
produktif merupakan faktor yang sangat menentukan karena memiliki bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan komponen lainnya. Bank
Indonesia selaku Bank Sentral untuk perekonomian Indonesia juga tidak lepas dari kewajiban dan tanggung jawab tersebut. Kiranya mudah
dipahami betapa relevannya bagi setiap bank untuk senantiasa memelihara keadaan kesehatannya pada tingkatan yang cukup
baik.Sewajarnya bagi bank-bank yang laporan-laporannya secara berkala dikirimkan ke Bank Indonesia menunjukkan tingkat kesehatan bank yang
baik, diberikan kesempatan yang lebih luas dalam mengembangkan sayapnya dari pada bank-bank yang kurang mampu memelihara
kesehatannya. Konsekuensi dari tidak terpenuhinya persyaratan untuk bias disebut sebagai bank yang “sehat” tidak hanya mengakibatkan
menyempitnya keleluasaan-keleluasaan yang dimiliki oleh bank. Soediyono, 1992 :117
commit to user 45
Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank, biasanya menggunakan berbagai alat ukur. Salah satu alat ukur yang utama yang
digunakan untuk menentukan kondisi suatu bank dikenal dengan nama analisis CAMEL. Analisis ini terdiri dari aspek
capital, assets, management, earning
, dan
liquidity.
Hasil dari masing-masing aspek ini kemudian akan menghasilkan kondisi suatu bank. Hasil penilaian
terhadap analisis CAMEL, kemudian dituangkan dalam bentuk angka yang diberikan bobot sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.Dari bobot
ini dapat dipastikan kondisi suatu bank.Batas maksimal dan minimal untuk menentukan predikat suatu bank dapat dilihat dalam table berikut
ini. Kasmir,2005 : 47-51
Tabel II.1 Skala Kualitas Aktifa Produktif
Nilai Kredit Predikat
81 – 100 Sehat
66 - 81 Cukup sehat
51 - 66 Kurang sehat
0 - 51 Tidak sehat
9. Kolektabilitas kredit Kolektabilitas kredit merupakan penggolongan kredit berdasarkan
kategori tertentu guna kelancaran pembayaran kembali oleh debitur.
commit to user 46
Bank Indonesia menggolongkan kolektabilitas kredit menjadi 5 yaitu : a.
Kredit Lancar Suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila pembayaran pokok
angsuran dan bunga tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah dilakukan.
b. Kredit Dalam Perhatian Khusus DPK
Apabila ada tunggakan pembayaran angsuran pokok dan bunga yang belum melampaui 90 hari.
c. Kredit Kurang Lancar
Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan bunga yang telah melampaui 90 hari.
d. Kredit diragukan
Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan bunga melampaui 180 hari.
e. Kredit macet
Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan bunga telah melampaui 270 hari.
10. Penyisihan pemghapusan aktiva produktif Aktiva produktif berfungsi untuk memperoleh pendapatan utama
bank.Sebagai sumber utama, pada asset ini juga terdapat risiko terbesar. Potensi kerugian yang diakibatkan oleh memburuknya tingkat kolektabilitas
asset ini dapat membawa kebangkrutan bank oleh karena itu bank wajib
commit to user 47
membentuk PPAP berupa cadangan umum dan cadangan khusus guna menutup risiko kemungkinan kerugian. Taswan, 2008 : 263
Menurut Surat Keputusan direksi BI No.819PBIDIR 2006 PPAP adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari nilai agunan
dikurangi pokok pinjaman berdasarkan penggolongan kualitas aktiva produktif.
Perhitungan PPAP Lancar
= outstanding-nilai agunanx0,5 DPK
= outstanding-nilai agunanx5 Kurang lancar
= outstanding-nilai agunanx 10 Diragukan
= outstanding-nilai agunan x50 Macet
= outstanding-nilai agunan x 100 11. Performing loan dan non performing loan
Performing loan
adalah rasio yang menggambarkan tingkat persentase tertentu antara total kredit lancar dan kredit dalam perhatian khusus dibagi
dengan total kredit yang diberikan. Rumus untuk menghitung performing loan adalah :
PL=
Sedangkan
non performing loan
adalah rasio yang menggambarkan tingkat persentase tertentu antara total kredit bermasalah dengan total kredit
yang diberikan. Rumus untuk menghitung non performing loan adalah :
commit to user 48
NPL =
12. Metode yang digunakan untuk menghitung kredit macet Perhitungan kerugian piutang atas dasar saldo piutang dapat dilakukan
dengan tiga cara : a.
Jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang Dalam perhitungan ini saldo piutang dikalikan dengan persentase tertentu
hasilnya merupakan saldo rekening cadangan kerugian piutang yang diinginkan.Untuk menghitung perhitungan tersebut dikurangi atau
ditambah dengan saldo rekening cadangan kerugian piutang. b.
Cadangan ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang Dalam metode ini hasil kali persentase kerugian piutang dengan saldo
piutang merupakan jumlah yang dicatat sebagai kerugian piutang dan dikreditkan ke rekening.
c. Jumlah cadangan dinaikkan sampai jumlah dihitung dengan menganalisis
umur piutang. Metode ini disebut metode analisis umur piutang. Piutang masing-masing
langganan dibagi dalam 2 kelompok, yaitu belum menunggak atau lancar dan menunggak atau bermasalah. Yang dimaksud menunggak adalah
sudah melebihi jangka waktu kredit atau lebih dikenal dengan kredit macet atau kredit bermasalah.
Piutang yang menunggak dipisah-pisahkan dalam kelompok berdasarkan lamanya menunggaknya. Selanjutnya dari masing-masing jumlah
commit to user 49
tunggakan ditetapkan persentase kerugian piutangnya. Jumlah kerugian piutang yang dihitung dengan cara ini sesudah mempertimbangkan saldo
rekening cadangan kerugian piutang merupakan jumlah kerugian piutang. Baridwan, 1993 :127
13. Pengawasan dan Pembinaan Kredit a.
Pengawasan Kredit Pengawasan kredit adalah kegiatan pengawasanmonitoring
terhadap tahap-tahap proses pemberian kredit, pejabat kredit yang melaksanakan proses pemberian kredit serta fasilitas kreditnya.
Pengawasan kredit bertujuan untuk memastikan pengelolaan, penjagaan, dan pengawasan kredit sebagai assetkekayaan bank telah
dilakukan dengan
baik oleh
debitur maupun
pihak intern
bank.Sedangkan obyek pengawasan kredit mencakup semua pejabat bank yang terkait dengan bidang pengkreditan dan semua jenis fasilitas
kredit yang diberikan termasuk kredit kepada pihak-pihak yang terkait dengan pihak bank.
Pengawasan secara langsung maupun tidak langsung dilakukan dalam rangka pembinaan kredit kepada debitur untuk mendeteksi secara
dini adanya kemungkinan adanya masalah yang timbul dan beresiko bagi keamanan kredit yang telah diberikan.
commit to user 50
b. Pembinaan Kredit
Pembinaan kredit
adalah upaya
pembinaan yang
berkesinambungan mulai sejak pencairan kredit sampai dengan kredit dibayar lunas termasuk pemecahan masalahnya dan dilakukan pejabat
kredit yang berwenang terhadap fasilitas kredit yang menyangkut penilaian perkembangan usaha debitur, penggunaan kredit maupun
perlindungan kepentingan bank, baik yang dilakukan secara administrative maupun di lapangan
on the spot
. Pembinaan kredit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
pembinaan administrative dilakukan di belakang meja berdasarkan pada laporan-laporansurat menyurat dari nasabah, yang mencakup analisis
laporan yang diterima dari nasabah, yang mengambil langkah-langkah untuk bahan kegiatan lapangan, memberikan informasi perkembangan
kreditnya dan meminta tindakan segera, dan sebagainya. Pembinaan di lapangan dilakukan dengan mengadakan kunjungan ke tempat usaha
debitur yang meliputi penelitian apakah kredit yang diberikan telah dipergunakan sesuai dengan syarat dan tujuan yang telah disepakati,
mengadakan pengamatan apakah manajemen perusahaan terpelihara dengan baik, meneliti sampai seberapa jauh kemungkinan pengembanagan
pengkreditan di sector usaha nasabah yang bersangkutan, dan sebagainya. Mudrajad, 2002 : 269-270.
commit to user 51
B. Analisis dan Pembahasan