Analisis Manajemen Piutang pada PT. Mopoli Raya

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG PADA PT. MOPOLI RAYA

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

RENDO YUDHATAMA SINULINGGA 122101008

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : RENDO YUDHATAMA SINULINGGA

NIM : 122101008

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN JUDUL : ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG PADA PT.

MOPOLI RAYA

Tanggal: JUNI 2015 DOSEN PEMBIMBING

Drs. Liasta Ginting, M.Si NIP. 19560106 198303 2 001

Tanggal: JUNI 2015 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 10741123 200012 2 001

Tanggal: JUNI 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

ini yang berjudul “ Analisis Manajemen Piutang pada PT. Mopoli Raya “.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Jurusan Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan bukanlah hal yang mustahil apabila di dalamnya masih terdapat kekurangan dan kelemahan, ditinjau dari isi, bahasa serta penulisannya. Sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, yang memungkinkan tersusunnya tugas akhir ini. Bantuan dan dukungan tersebut sangat besar artinya bagi penulis, oleh karena itu tidaklah berlebihan apabila penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Azhar maksum, M.Ec,Ac Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumtera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si Ketua Program Studi Diploma III

Manajemen Keuangan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Inneke Qomariah, SE, M.Si selaku dosen pembimbing magang.


(4)

4. Ibu dan bapak dosen yang telah membimbing dan memberi ilmu-ilmu perekonomian melalui segala macam mata kuliahnya.

5. Bapak Hasan Basri, SE selaku mentor pembimbing magang pada bagian

keuangan PT. Mopoli Raya.

6. Para Staf dan Karyawan PT. Mopoli Raya yang telah memberikan

bimbingan dan bantuan selama menjalankan praktik magang.

7. Kedua orang tua saya, Abdul Hamid Sinulingga dan Sri Paryanti yang

senantiasa memberikan dukungan kepada penulis baik moril, spiritual, dan doanya buat penulis demi terselesainya Tugas Akhir ini.

8. Keluarga dan Sahabat-sahabat yang selama ini telah memberikan

semangat, dukungan dan motivasi untuk menghibur penulis saat keadaan susah dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

9. Teman-teman Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Angkatan

2012.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih banyak semoga tugas akhir ini memberikan manfaat bagi kita semua. Dan penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat membalas dan memberikan apapun atas segala yang penulis terima selama ini, untuk itu penulis serahkan semuanya kepada ALLAH SWT sehingga kiranya dapat membalasnya.

Medan, Juli 2015 Penulis

(Rendo Yudhatama Sinulingga)


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Mopoli Raya ... 7

B. Struktur Organisasi ... 9

C. Uraian Pekerjaan ... 12

D. Kinerja Terkini ... 20

BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Perusahaan ... 22

B. Pengertian, Faktor, dan Penggolongan Piutang ... 25

C. Prosedur Piutang ... 33

D. Sistem Manajemen Piutang ... 35

E. Kebijaksanaan Kredit dan Resiko yang Terjadi dalam Piutang ... 40

F. Analisis Manajemen Piutang ... 44

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA... 58


(6)

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 : Neraca PT. Mopoli Raya dan Anak Perusahaan………51

TABEL 2.2 : Neraca PT. Mopoli Raya dan Anak Perusahaan………52

TABEL 2.3 : Laporan Laba Rugi Tahun 2013 dan 2014………53

TABEL 2.4 : Daftar Piutang Tahun 2013 dan 2014………54


(7)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR : Struktur Organisasi PT. Mopoli Raya………...12


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum tujuan dari perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap perusahaan selalu membutuhkan manajemen yang baik, agar dalam kegiatannya perusahaan dapat mengelola seluruh sumber daya dan kekayaannya dengan baik pula yang merupakan upaya untuk menciptakan keteraturan di dalam perusahaan tersebut dalam rangka memaksimalkan laba. Baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Baik itu perusahaan yang memproduksi barang maupun perusahaan yang menghasilkan jasa, manajemen yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian, aktualisasi, dan pengawasan menjadi begitu penting.

Kegiatan manajemen perusahaan adalah sebuah kegiatan pengelolaan sebuah sistem yang terdiri dari beberapa unsur yang saling berhubungan dan saling bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Dengan kata lain, apabila salah satu unsur tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya, maka akan dapat mempengaruhi fungsi pada unsur yang lain, dan pada akhirnya akan menggangsu sistem secara keseluruhan. Hal inilah yang menyebabkan pentingnya dilakukan sebuah pengelolaan terhadap sistem tersebut agar terciptanya suasana yang teratur, efektif dan efisien dalam berorganisasi di perusahaan.

Manajemen yang terdiri dari manajemen keuangan, manajemen produksi, manajemen pemasaran dan manajemen sumber daya manusia yang masing-masing memiliki keterkaitan antara satu sama lain harus tetap diupayakan agar


(9)

selalu memiliki pengaruh yang positif demi kelangsungan hidup sebuah usaha. Manajemen keuangan yang menyangkut manajemen kas, manajemen piutang dan lain-lain, juga tidak terlepas dari upaya untuk menciptakan suasana yang kondusif di dalam pengelolaannya. Sebab akan sangat mempengaruhi dalam kegiatan operasional perusahaan.

Dalam kegiatan operasinya, setiap perusahaan pasti memiliki piutang, terutama bagi perusahaan yang melakukan penjualan atas produk dan jasanya dengan sistem kredit. Piutang merupakan aktiva lancar yang ada di dalam neraca yang tidak lebih liquid jika dibandingkan dengan kas sebab pada umumnya pencairan piutang telah memiliki tanggal jatuh tempo. Sehingga tidak sewaktu-waktu dapat segera dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan financial peursahaan. Hal ini menyebabkan pengelolaan piutang menjadi begitu penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Salah satu tujuan sebuah perusahaan adalah memperoleh profit yang diperoleh melalui penjualan, oleh sebab itu perusahaan berusaha untuk meningkatkan penjualan baik secara tunai maupun kredit. Penjualan yang dilakukan secara kredit akan menimbulkan piutang bagi perusahaan, yang berpengaruh sekali bagi kegiatan perusahaan. Sebab apabila dana perusahaan tertanam dalam bentuk piutang tersebut maka perusahaan tidak dapat lagi memutar dananya untuk kegiatan yang lain sehingga dikhawatirkan perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan financial operasionalnya. Oleh karena itu sangat penting bagi setiap perusahaan untuk membuat manajemen piutang yang baik.


(10)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan piutang usaha pada PT. Mopoli Raya Medan. Baik penggolongan piutang usaha maupun untuk menganalisis manajernen piutang yang dibuat oleh PT. Mopoli Raya Medan. Tujuan dari sebuah perusahaan bukanlah semata-mata untuk mencari laba yang maksimal Namun, menjaga kontinuitas dan kelangsungan hidup perusahaan secara terus menerus dan lebih terjamin adalah tujuan yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan.

Menurut Mulyadi (2001 : 257), prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang adalah disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan dan penghapusan piutang. Dalam akuntansi piutang secara periodik dihasilkan pernyataan piutang yang dikirimkan kepada setiap debitur. Pernyataan piutang ini merupakan unsur pengendalian yang baik dalam pencatatan piutang.

Perusahaan melakukan penjualan secara kredit dalam rangka untuk memperbesar volume penjualannya yang pada akhirnya juga berpengaruh dalam memaksimalkan laba suatu perusahaan.. Hal ini dilakukan dengan memperbanyak persediaan dan memperkecil proporsi kas untuk mencegah besarnya jumlah dana yang menganggur dengan tetap memperhitungkan proporsi kas dalam jumlah aman yang harus tersedia untuk bisa dipergunakan segera dalam memenuhi kebutuhan financial perusahaan.

Manajemen piutang yang menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian piutang dan pengumpulan piutang sangatlah penting. Semakin besar proporsi penjualan yang dilakukan secara kredit maka semakin besar pula jumlah investasi yang dilakukan dalam bentuk piutang.


(11)

Semakin besar piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka semakin besar pula resiko yang dimiliki perusahaan dengan adanya kredit macet. Akan tetapi bersamaan dengan itu akan besar pula kesempatan perusahaan dalam memaksimalkan laba.

Piutang harus dikelola dengan baik melalui penerapan manajemen piutang yang tepat. Hal ini diharapkan dapat menjamin kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan harus mengelola piutangnya dengan sebaik mungkin yaitu bagaimana kebijaksanaan perusahaan mengenai piutang, karena dengan mengelola piutang dengan baik maka perusahaan akan dapat menghindari krisis keuangan perusahaan yang mungkin saja bisa terjadi.

Bagi beberapa perusahaan piutang merupakan suatu elemen mutlak yang sangat penting harus dimiliki oleh setiap perusahaan dalam menjalankan fungsinya. Hal ini juga dialami oleh PT. Mopoli Raya dikarenakan perusahaan tersebut juga melakukan penjualan dalam bentuk kredit. Oleh sebab itu, manajemen piutang yang baik sangatlah diperlukan agar perusahaan dapat menjaga keamanan aktivanya, terutama bagi perusahaan yang melakukan penjualan dengan cara kredit. Keadaan tersebutlah yang mendorong penulis untuk

memilih judul “ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG PADA PT. MOPOLI


(12)

B. Rumusan Masalah

Setiap perusahaan pasti memiliki masalah yang berbeda-beda sehingga diperlukan jalan keluar yang berbeda-beda pula untuk mengatasi permasalahan tersebut. Meningkatkan penjualan dengan cara melakukan penjualan dengan cara kredit sehingga akan memperbesar jumlah piutang yang pada akhirnya perusahaan memiliki resiko yang besar pula. Sehingga diperlukan pemahaman yang jauh tentang manajemen piutang yang baik dan seberapa jauh upaya meminimalisir resiko tersebut.

Dengan alasan inilah penulis menarik suatu permasalahan yaitu: a. Bagaimana sistem manajemen piutang pada PT. MOPOLI RAYA?

b. Bagaimana usaha untuk menanggulangi resiko yang timbul akibat adanya piutang dagang pada PT. MOPOLI RAYA?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui seperti apa sistem manajemen piutang yang ada pada PT. MOPOLI RAYA.

b. Melakukan penilaian atas manajemen piutang yang ada pada PT. MOPOLI RAYA.

c. Untuk mengetahui usaha PT. MOPOLI RAYA dalam menanggulangi resiko yang timbul akibat adanya piutang.


(13)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan

a. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan yang

lebih baik di masa yang akan datang.

b. Dapat menjadi bahan koreksi dalam rangka perbaikan apabila terdapat

kelemahan-kelemahan pihak perusahaan dalam mengelola seluruh piutangnya. 2. Bagi penulis

a. Untuk dapat melihat standar yang baik dari suatu manajemen piutang dalam

suatu perusahaan.

b. Dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penulis tentang manajemen

piutang yang ada di perusahaan.

c. Bagi penulis, merupakan alat/bahan untuk membandingkannya dengan

teori-teori yang telah dipelajari semasa kuliah. 3. Bagi pihak lain

a. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi ilmu pengetahuan, menambah

informasi dan wawasan bagi para pembaca.

b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pembanding bagi pembaca yang

akan melakukan penelitian mengenai manajemen piutang di masa yang akan datang.


(14)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan

PT. Mopoli Raya merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit dan pengolahannya. PT. Mopoli Raya didirikan pada tanggal 17 Desember 1980 atas prakarsa 3 (tiga) pendiri utama yaitu :

1. H.A. Basyah Ibrahim (Alm) 2. H. Muhammad Sati (Alm) 3. Mustafa Sulaiman (Alm)

Sejak pendiriannya, PT. Mopoli Raya terus berkembang dan berkembang. Hal ini dapat dilihat dari areal perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh PT. Mopoli Raya dan anak-anak perusahaannya yang semakin luas. Areal perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh PT. Mopoli Raya dan anak-anak perusahaannya tersebar di 2 (dua) provinsi yaitu di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tepatnya di kabupaten Aceh Timur, Aceh Barat, dan aceh selatan serta di Provinsi Sumatera Utara tepatnya di Kabupaten Langkat. Luas perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh PT. Mopoli Raya dan anak-anak perusahaanya di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam seluas 6.678,76 Ha dan di Provinsi Sumatera Utara seluas 3.053,57 Ha. Areal tersebut bernaung di bawah beberapa perusahaan yang tergabung dalam group usaha PT. Mopoli Raya.


(15)

Adapun perusahaan – perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa sawit dan berada dibawah koordinasi PT. MOPOLI RAYA antara lain :

1. PT. Sulaiman Saleh, yang mengelola perkebunan Damar Condong.

2. PT. Perapen, yang mengelola perkebunan Perapen.

3. PT.Mazdah, yang mengelola perkebunan Serang Jaya.

4. PT. Surya Mata Ie, yang mengelola perkebunan Upah.

5. PT. Sumber Asih, yang mengelola perkebunan Biara dan Paya Rambe.

6. PT. Tenggulon Raya, yang mengelola perkebunan Tenggulon.

7. PT. Darma Agung, yang mengelola perkebunan Mopoli.

8. PT. Puga Raya, yang mengelola perkebunan Sawit Rambe.

9. PT. Aloer Timur, yang mengelola perkebunan Aloer The.

10.PT. Gading Bhakti, yang mengelola perkebunan Alue Kuyun.

11.Watu Gede Utama, yang mengelola kebun Kreung Semayam.

Apa yang telah dicapai oleh PT. Mopoli Raya sebenarnya merupakan kerjasama dari banyak pihak terutama dengan pemerintah melalui program rehabilitasi PBSN dengan penyaluran kredit investasi Bank Indonesia melalui Bank Ekspor Impor, yang telah banyak membantu dalam proses pendirian pabrik kelapa sawit perusahaan ini.

Dengan adanya kredit Free Financing (jenis kredit modal kerja yang diberikan kepada pemilik perusahaan) dari Bank Exim sebelum kredit Investasi keluar, maka pada bulan April 1984 mulai dilaksanakan persiapan- persiapan pelaksanaan dan pengaturan pelaksanaan pembangunan pabrik Kelapa sawit. Pada tanggal 26 Agustus 1985 dimulai secara resmi pembangunan pabrik kelapa sawit


(16)

ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bapak Gubernur Daerah Istimewa Aceh pada saat itu dan disaksikan oleh pihak-pihak yang terkait.

Pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Mopoli Raya terletak di desa Gedong Biara Kec. Seruway Kabupaten Aceh Timur Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Areal yang digunakan untuk pabrik adalah seluas 6 Ha dan terletak di daerah berbukit dengan ketinggian antara 20-55 m diatas permukaan laut, karena pabrik kelapa sawit tersebut terletak di desa Gedong Biara maka pabrik kelapa sawit PT. Mopoli Raya ini sering disebut pabrik kelapa sawit Gedong Biara. Pabrik yang berlokasi di Blok 53 perkebunan Gedong Biara Kuala Simpang ini berkapasitas awal 30 Ton TBS per jam. Pada tahun 1991 kapasitas pabrik kelapa sawit tersebut diperluas sehingga menjadi 60 Ton TBS per jam, suatu kapasitas yang cukup untuk dapat menampung hasil produksi sampai dengan 9.985 Ha areal kelapa sawit.

Pabrik kelapa sawit merupakan tempat pengolahan TBS untuk mendapatkan minyak sawit dan hasil-hasil produksi seperti bahan bakar boiler dan pupuk. Kedua hasil terakhir dapat dikategorikan sebagai hasil sampingan atau by product yang berguna untuk proses produksi selanjutnya.

B. Struktur Organisasi

Kunci utama untuk menciptakan sisitem operasional yang baik dalam suatu perusahaan atau suatu organisasi adalah struktur daripada organisasi tersebut. Dengan adanya struktur organisasi maka setiap individu atau anggota dari organisasi tersebut dapat mengetahui tentang posisinya, wewenang dan kepada siapa ia harus bertanggung jawab. Selain itu struktur organisasi juga


(17)

menjelaskan tentang hubungan antara unit-unit terkait dalam perusahaan atau organisasi.

Strukutur organisasi sebuah perusahaan sangat mungkin akan berbeda dengan struktur organisasi pada perusahaan atau organisasi lain. Perbedaan ini muncul karena struktur organisasi suatu perusahaan akan sangat tergantung pada kondisi perusahaan, kebijakan-kebijakan strategis perusahaan dan tujuan perusahaan di masa yang akan datang.

Dengan melihat kondisi perusahaan dan kondisi pasar yang kian berkembang PT. Mopoli Raya menerapkan struktur organisasi garis atau Staff, dengan struktur ini akan terdapat pucuk pimpinan sebagai pemegang komando

tertinggi dan juga terdapat para manajer –manajer bagian yang bertugas

menjalankan dan mengawasi aktivitas di setiap bagian yang menjadi wewenangnya. Para manajer ini juga diharapkan bisa memberikan masukan dan nasehat kepada pihak yang berada di atasnya atau pihak yang menjadi bawahannya yang bertujuan untuk menjalankan roda bisnis perusahaan secara baik. Adapun struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Mopoli Raya dapat dilihat pada gambar berikut ini :


(18)

RUPS Biro Komisaris Dewan Komisaris Direktur Utama Fauzi Yusuf Direktur Komersial Darma Sucipto

Direktur Produksi dan Pengembangan

Hanif Soekasman

Bagian Internal Audit

Bagian Keuangan dan Akuntansi

Mu’arifin

Bagian Pemasaran dan Pengadaan

Teuku Ambiya

Bagian SDM & Umum M.Usman Nasution Bagian Pengolahan dan Teknik Majusman Purba Urusan Pembukuan Mukhtar Urusan Pajak Urusan Anggaran M. Hasan Basri

Urusan Pengelolaan Kas Nuraini Urusan Pemasaran Rasimah AM Urusan Personalia dan Pengembangan SDM Sayed Ismed Assagaf

Urusan Umum dan Agraria Nyak Jamaludin Urusan Pengadaan Bustanil Hanafi Urusan Pembelian TBS T. Amir Hamzah

Urusan Investasi Azmi P. Alamsyah

Urusan Tanaman Menghasilkan

Ismail AR

Urusan Kajian dan Pengembangan

Syahmirdan

Bagian Tanaman

Bustami

Urusan PMP dan LH Fuadi

Urusan Sipil dan Alat Berat Struktur Kantor Direksi

Ditetapkan, Medan,01 Januari 2015

Direktur Utama

Direktur SDM dan Umum

Suwandi

Bagian Sekretaris Perusahaan

Urusan Sekretariat Tetti Eva Melly

Urusan MIS Faisal Firdaus

Urusan Legal dan Humas

Hanif Soekasman Darma Sucipto Suwandi Fauzi Yusuf

Direktur SDM dan Umum Direktur Komersil

Dir Produksi dan Pengembangan


(19)

C. Uraian Pekerjaan a) Dewan Komisaris

Tugas:

1) Mengawasi jalannya pengurusan oleh Direksi, untuk itu Anggota Dewan

komisaris baik secara sendiri maupun bersama-sama berhak memasuki bangunan dan pekarangan Perseroan, memeriksa buku, memeriksa buku, memeriksa persediaan, memeriksa uang kas dan surat berharga lainnya serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.

2) Mengadakan rapat umum tahunan dan rapat umum luar biasa para

pemegang saham.

3) Jika suatu sebab ada kekosongan salah satu jabatan direksi atau dewan

komisaris maka paling lama satu bulan setelah terjadinya kekosongan tersebut, Dewan Komisaris berkewajiban mengundang para pemegang saham dan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk memutuskan siapa yang akan mengisi kekosongan tersebut.

4) Memberikan persetujuan terhadap hal-hal sebagai berikut:

a. Pembagian tugas antara para anggota direksi.

b. Rencana perseroan sebagai penanggung jawab.

c. Membeli, menjual, memberatkan atau dengan cara lain mendapatkan

atau melepaskan hak atas barang tidak bergerak/harta tetap perusahaan dan surat ijin/lisensinya.

d. Mengadaikan barang-barang tak bergerak yang merupakan milik

Perseroan.


(20)

6) Memberikan pengesahan dalam Rapat Umum Pemegang Saham atas neraca dan perhitungan laba/rugi tahunan yang merupakan laporan pertanggung jawaban Direksi.

b) Biro Komisaris

Tugas:

1) Membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas-tugas

pengawasannya di Perseroan. Biro komisaris dipimpin oleh Kepala Biro Komisaris.

- Kepala Biro Komisaris

Tugas:

1) Membuat pembagian tugas para anggota Biro Komisaris.

2) Bersama-sama anggota menyusun usulan anggaran tahunan Biro

Komisaris.

3) Mengevaluasi apakah kinerja perusahaan telah sesuai dengan rencana, baik

fisik/keuangan maupun prosedurnya.

4) Bertanggung jawab atas keselamatan harta perusahaan dan arsip-asip yang

ada pada Biro Komisaris.

5) Memberikan laporan kepada Dewan Komisaris tentang perkembangan

perusahaan berdasarkan hasil evaluasi.

6) Menampung masukan-masukan dari bawahan.

7) Menunjukkan salah satu anggota Biro Komisaris sebagai pejabat Kepala

Biro berdasarkan persetujuan Komisaris, apabila kepala Biro berhalangan dalam waktu yang relatif lama atau menjalani cuti.


(21)

c) Direktur Utama

Tugas:

1) Mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan.

2) Mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Dewan Komisaris dan Rapat

Umum Pemegang Saham.

3) Mengkoordinir anggota Direksi lainnya untuk mencapai tujuan perusahaan

seperti yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan yang telah disyahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

d) Internal Audit

Tugas:

1) Menyusun rencana kerja dan langkah-langkah pemeriksaan yang akan

menjadi pedoman bagi para audit.

2) Menyusun pembagian tugas para auditor dalam melaksanaan tugas-tugas

pemeriksaan.

3) Memonitor penyimpangan-penyimpangan yang terjadi terhadap anggaran.

4) Mengevaluasi usulan tentang penyempurnaan sistem prosedur yang ada.

e) Direktur Produksi dan Pengembangan

Tugas:

1) Mengkoodinir jajaran yang berada di bawahnya sesuai dengan struktur

organisasi yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien.

2) Menjalankan segala tindakan dengan cara memanfaatkan secara optimal

semua sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan produktifitas dengan memperhatikan kelangsungan jangka panjang perusahaan.


(22)

3) Melaksanakan menejem tanaman dan pengolahan yang baik, tertib, dan teratur serta berkesinambungan

4) Membantu dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama Perseroan

dalam memimpin perusahaan sesuai dengan bidangnya.

f) Direktur SDM dan Umum

Tugas:

1) Merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi di

bidang pengelolaan dan pengembangan SDM (termasuk perekrutan dan pemilihan kebijakan / practices, disiplin, keluhan, konseling, upah dan

peryaratannya, kontrak-kontrak, pelatihan dan pengembangan,

perencanaan suksesi, moril dan motivasi, kultur dan pengembangan sikap dan moral kerja, manajemen penimbangan prestasi dan hal seputar manajemen mutu, dan lain-lain (ditambahakan selama masih relvean).

2) Menetapkan dan memelihara sistem yang sesuai untuk mengukur aspek

penting dari pengembangan HR.

3) Memonitor, mengukur dan melaporkan tentang permasalahan, peluang,

rencana pengembangan yang berhubungan dengan SDM dan

pencapaiannya dalam skala waktu dan bentuk / format yang sudah disepakati.

4) Mengatur dan mengembangkan staf langsung (yang melakukan direct

report kepadanya).

5) Mengelola dan mengendalikan pembelanjaan SDM per departemen sesuai


(23)

6) Bertindak sebagai penghubung (liaison) dengan para manajer functional / manajer department yang lain agar memahami semua aspek-aspek penting dalam pengembangan SDM, dan untuk memastikan mereka telah mendapatkan informasi yang tepat dan mencukupi tentang sasaran, tujuan / obyektif dan pencapaian-pencapaian dari pengembangan SDM.

7) Memelihara kesadaran dan pengetahuan tentang teori pengembangan HR

yang sesuai zaman dan metoda-metoda dan menyediakan penafsiran yang pantas untuk para direktur, para manajer dan staf di dalam organisasi.

8) Berperan untuk evaluasi dan pengembangan strategi pengelolaan SDM dan

kinerja dalam pengimplementasian strategi tersebut, dengan bekerja sama dengan tim eksekutif.

9) Memastikan setiap aktivitas mempunyai benang merah serta

terintegrasikan dengan persyaratan-persyaratan organisasi (organizational requirements) untuk bidang-bidang manajemen mutu, kesehatan dan keselamatan kerja, syarat-syarat hukum, kebijakan-kebijakan dan tugas umum kepedulian lingkungan.

g) Direktur Komersial

Tugas:

1) Mengkoordinir jajaran yang berada di bawahnya sesuai dengan struktur

organisasi yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien.

2) Menjalankan segala tindakan dengan cara memanfaatkan secara optimal

semua sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan keuntungan perusahaan dengan cara yang sesuai dengan peraturan-peraturan perusahaan yang berlaku.


(24)

3) Melaksanakan menejemen keuangan.

4) Mengadakan koordinasi dengan Direktur Produksi mengenai administrasi

kepegawaian, keuangan, dan pengadaan pada unit/bagian yang berada di bawah Direktur Produksi.

5) Membantu dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama Perseroan

dalam memimpin perusahaan sesuai dengan bidangnya.

h) Bagian Keuangan dan Akuntansi

Tugas:

1) Membuat rencana penjualan bulanan berdasarkan rencana pabrik dan

kebun.

2) Menjamin kelancaran pemasaran komoditi-komoditi yang dihasilkan

perusahaan dengan harga yang maksimal.

3) Membuat laporan penjualan dan laporan realisasi pembelian secara

bulanan untuk diserahkan kepada atasan dan bagian-bagian yang memerlukannya.

i) Bagian Pengadaan dan Pemasaran

Tugas:

1) Memastikan seluruh proses penjualan produk sesuai dengan prosedur.

2) Memastikan kualitas produk barang yang akan dijual.

3) Merencankan penjualan produk bulanan (CPO, inti & karet)

4) Memastikan seluruh proses pengadaan barang dan jasa sesuai dengan

prosedur.

5) Memastikan kualitas pengadaan barang dan jasa sesuai dengan spesifikasi


(25)

6) Memastikan tersedianya supplier/rekanan yang terkini.

7) Memastikan tersedianya data harga barang dan jasa.Melakukan survey

harga dari semua supplier yang ada dan melaksanakan proses pengadaan sesuai prosedur.

j) Bagian SDM dan Umum

Tugas:

1) Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan pegawai

(man power planning), sesuai kebutuhan Perusahaan.

2) Mengkoordinasikan perumusan sistem pengadaan, penempatan

dan pengembangan pegawai.

3) Mengkoordinasikan perumusan sistem dan kebijakan imbal jasa pegawai

dengan mempertimbangkan "internal / external equity".

k)Bagian Tanaman

Tugas:

1) Menyusun program/rencana kerja bagian tanaman.

2) Memonitor penerimaan dan pendistribusian laporan-laporan kebun dan

proyek perkebunan.

3) Mengatur pelaksanaan survey dan pemetaan tanah apabila ada rencana

pembukuan lahan baru.

4) Membuat perencanaan tentang pengendalian serangan hama dan penyakit.

5) Membuat perencanaan tentang pemupukan tahunan berdasarkan hasil

analisis daun dari tanah.

6) Membuat perencanaan estimasi produksi dan pembangunan tanaman baru


(26)

7) Membantu Direktur Produksi dalam memonitor pelaksanaan proyek perkebunan milik perusahaan.

l) Bagian Pengolahan dan Teknik

Tugas:

Adapun tugas-tugas kepala bagian teknik membuat perencanaan dan memonitoring instalasi/ listrik / mesin / bangunan dan memonitor hasil-hasil yang dicapai pabrik dan mengatur pengelolaan bengkel.

m) Bagian Sekretaris Perusahaan

Tugas:

1) Membuat usulan mengenai standard penomoran dan bentuk surat-surat

yang akan diterapkan.

2) membuat/mengetik surat-surat keluar Direksi dan membuat registrasinya.

3) Mengetik SK & SE Direksi, membuat registrasinya dan

mendistribusikannya.

4) Menerima/membuat registrasi surat-surat masuk dan mendistribusikannya.

5) Memberikan masukan-masukan tentang penyempurnaan surat menyurat

perusahaan.

6) Membuat jadwal rapat direksi berdasarkan waktu yang telah ditetapkan.


(27)

D.Kinerja Terkini

PT. Mopoli Raya Medan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan. Produksi yang dihasilkan perusahaan ini adalah karet dan kelapa sawit (CPO). Perkembangan Grup Mopoli Raya (GMR) ditandai dengan diberlakukannya program Perkebunan Besar Swasta Nasional, program pemerintah untuk merehabilitasi kebun-kebun yang ada dengan memberikan bantuan kredit kepada para pengusaha perkebunan pada 1978. PT. Mopoli Raya Medan ini sering disebut pabrik kelapa sawit Gedong Biara. Pabrik yang berlokasi di Blok 53 perkebunan Gedong Biara Kwala Simpang ini berkapasitas awal 30 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam. Pada tahun 1991 kapasitas pabrik tersebut diperluas sehingga menjadi 60 ton TBS per jam, suatu kapasitas yang cukup untuk menampung hasil produksi sampai dengan 9.985 Ha areal kelapa sawit. Kini, Grup Mopoli Raya telah menjadi salah satu pemain utama di bisnis kelapa sawit. Tidak kurang 7 ribu tenaga kerja menggarap 24 ribu ha kebun kelapa sawit dan karet milik Grup Mopoli Raya di Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam. Grup Mopoli Raya sejak 1991 manajemennya sudah dikelola oleh para profesional. Pada 1998, bekerja sama dengan perusahaan Korea Samsung, Grup Mopoli Raya mendirikan perusahaan yang memproduksi bahan campuran plastik yang salah satunya dipakai untuk membuat casing produk elektronik dan paralon, di bawah bendera PT (CMS) Choyang Mopoli Samsung Chemical Indonesia.

1. Rencana Kegiatan

Ada empat hal yang harus dilakukan dalam kegiatan operasional perkebunan kelapa sawit yaitu:


(28)

a. Persiapan

Kegiatan yang meliputi survey dan blok design, dimana survey dilakuan untuk mengetahui sebaran lahan, topografi, tata guna tanah dan study kelayakan sedangkan blok design meliputi pekerjaan rencana jalan, blok tanam, rencana pabrik dan rencana perumahan.

b. Pengembangan

Pengembangan yaitu kegiatan pembukaan lahan kemudian diolah sampai di tanami bibit kelapa sawit. Aktivitasnya meliputi land clearing, pembibitan dan penanaman.

c. Rawat, Pengendalian Hama dan Penyakit

Rawat, Pengendalian Hama dan Penyakit yaitu aktivitas yang bertujuan untuk memelihara tanaman kelapa sawit, lahan diareal tanam, dan infrastrukturnya. Aktivitas Rawat dan Pengendalian Hama Penyakit, meliputi:

1) Rawat TBM (Tanaman Belum Menghasilkan),

2) Rawat TM (Tanaman Menghasilkan),

3) Pemupukan,

4) Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT).

d. Panen dan Angkut

Proses kegiatan memetik hasil dari tanaman yang sudah ditanam, perlakuan pasca panen hingga pengangkutan ke pabrik. Aktivitas panen dan angkut meliputi:

1) Persiapan panen,

2) Pelaksanaan panen,


(29)

BAB III PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan Perusahaan 1. Pengertian Laporan Keuangan

Menganalisis laporan keuangan berarti menggali informasi yang terkandung dalam suatu laporan keuangan, Laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar akan sangat berguna bagi siapa saja dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan persahaan. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dalam jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim diketahui adalah Neraca, Laporan Laba / Rugi, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Bagi para analis laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan. Oleh karena itu yang paling penting adalah media laporan keuangan ini. Laporan keuangan ini menjadi bahan sarana informasi dari para analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Laporan keuangan merupakan komoditi yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat, karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat membedakan keuntungan. Dengan membaca laporan keuangan secara tepat maka seseorang dapat


(30)

melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilakukan dan diharapkan akan dapat menghasilkan keuntungan baginya.

2. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Adapun jenis-jenis laporan keuangan yang utama dan pendukung dapat disebut sebagai berikut:

a). Laporan Neraca

Laporan Neraca disebut juga Laporan Posisi Keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, hutang, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat. Isi Laporan Neraca adalah:

Harta (aktiva)

Harta (aktiva) adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan seperti kas, persediaan piutang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan lain-lain.

Hutang (kewajiban)

Definisi hutang telah berkembang terus seperti terlihat dari dua defenisi ini :

1) Menurut APB (Accounting Principles Board) tahun 2004, pengertian

hutang adalah: "Kewajiban ekonomis dari suatu perusahaan yang diakui dan dinilai sesuai Prinsip Akuntansi. Kewaiiban di sini termasuk juga

saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan kewajiban.”

2) Menurut FASB (Financial Accounting Standart Board) tahun 2004

defenisi hutang adalah “kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis di masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk memberikan harta atau memberikan jasa kepada pihak lain di masa


(31)

yang akan datang sebagai akibat dari suatu transaksi atau kejadian yang sudah terjadi."

Modal

Modal adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga setelah dikurangi hutang. Dalam perusahaan perseorangan, nilai modal ini merupakan modal pemiliknya. Sedangkan pada Perseroan perlu dibedakan antara modal setor dengan modal karena pendapatan.

b). Laporan Laba / Rugi

Menurut APB (Accounting Principles Board) tahun 2014, Laba / Rugi

adalah sebagai kelebihan penghasilan di atas biaya selama satu periode Akuntansi.

Menurut FASB (Financial Accounting Standart Board) tahun 2014, Laba

atau Income sebagai perubahan dalam modal dari suatu lembaga selama satu

periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal dari bukan pemilik.

c). Laporan Arus Kas

Di daiam FASB (Financial Accounting Standart Board) tahun 2014,

Laporan Arus Kas dikelompokkan pada tiga bagian, yaitu: 1. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan operasi 2. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan pembiayaan 3. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan investasi

Laporan kas ini dapat disusun dengan dua cara, yaitu: a. Direct Method

b. Indirect Method


(32)

Laporan ini menjelaskan perubahan posisi modal baik saham Perseroan Terbatas atau saham Perusahaan Perseorangan.

3. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan pada setiap periode tertentu.

Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemerosotan yang terjadi pada PT. Mopoli Raya dapat dilihat dari laporan keuangan selama dua tahun berturut-turut, yaitu meliputi Laporan Neraca, Laporan Laba / Rugi, dan Daftrar Piutang pada tahun 2014 dan 2013.

B. Pengertian, Faktor, dan Penggolongan Piutang

Apabila perusahaan melakukan penjualan secara kredit, maka perusahaan akan memiliki piutang. Semakin besar operasi dan jumlah penjualan kredit, maka semakin besar pula jumlah piutang yang dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena itu manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya secara kredit.

1. Pengertian Piutang

Dalam pengertian luas, istilah piutang dapat dipergunakan oleh pihak atas

uang, barang, dan jasa. Namun demikian, menurut tujuan akuntansi istilah piutang pada umumnya ditetapkan dalam pengertian yang lebih sempit, yaitu berupa klaim yang diharapkan akan diselesaikan melalui penerimaan kas. Semua piutang yang diharapkan akan tertagih menjadi kas dalam jangka waktu yang tidak lebih dari satu tahun, di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar, dan sebaliknya jika lebih dari satu tahun seperti pinjaman jangka panjang, hendaknya dimasukkan


(33)

dalam kelompok aktiva tidak lancar.

Berikut ini adalah pengertian piutang menurut beberapa ahli ekonomi:

"Piutang adalah merupakan klaim uang pada perusahaan maupun individu”.

(Robinson danScukusumo, 1999: 402).

"Piutang merupakan klaim yang muncul dari penjualan barang dagangan, penyerahan jasa, pemberian pinjaman dana atau jenis transaksi lainnya yang membentuk suatu hubungan, dimana satu pihak berhutang kepada pihak lainnya."

(Simamora, 2000: 256}.

Menurut ahli lainnya berpendapat bahwa : "Piutang meliputi semua

tagihan dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya. Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, dimana yang paling umum ialah dari penjualan barang ataupun jasa

secara kredit.” .(Fess, 2005 : 392).

Dari defenisi di atas, dapat diambil suatu pengertian umum tentang piutang. Piutang adalah hak perusahaan atau individu untuk melakukan tagihan (klaim) terhadap pihak lain yang mengadakan transaksi dengan perusahaan atau pihak lain tersebut dan penyelesaiannya dapat dilakukan dengan penerimaan uang, barang, ataupun jasa.

2. Faktor-faktor Terjadinya Piutang

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya anggaran piutang, antara lain volume barang yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit, pemberian potongan, pembatasan kredit, dan kebijakan penagihan piutang. Berikut ini dijelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi anggaran piutang tersebut.


(34)

a) Volume Barang Yang Dijual Secara Kredit

Volume barang yang dijual secara kredit lebih besar daripada tunai dapat semakin memperbesar anggaran dalam piutang usaha dan sebaliknya. Contoh : sebulan dijual barang Rp 100.000 dengan syarat 10% dibayar tunai dan 90% dilakukan secara kredit. Dengan demikian, piutang usaha yang tertanam 90% x Rp 100.000 =Rp90.000

Volume barang yang dijual secara kredit lebih kecil daripada tunai dapat memperkecil anggaran dalam piutang usaha. Contoh : sebulan dijual barang Rp 100.000 dengan syarat 90% dibayar tunai dan 10% dilakukan secara kredit. Dengan demikian, piutang usaha tertanam 10% x Rp 100.000 = Rp 10.000. kesimpulannya, semakin besar piutang usaha yang tertanam semakin besar risiko dalam piutang.

b)Standar Kredit

Penentuan standar kredit menentukan besar kecilnya piutang usaha yang tertanam. Semakin longgar standar kredit yang diberikan maka semakin besar pula piutang yang tertananam dan semakin besar resiko kerugian piutang. Standar kredit yang longgar dan ekstrim misalnya tidak perlu jaminan kredit termasuk jaminan kredit atas barang yang dibeli, semua orang boleh diberikan fasilitas kredit, tanpa batas umur, dan tanpa mempertimbangkan apakah calon debitur berpengalaman atau tidak dalam bekerja. Dengan kata lain, analisis 5C dan 3S diabaikan. Sebaliknya, semakin ketat standar kredit yang diberikan maka semakin kecil piutang yang dianggarkan dan semakin kecil risiko kerugian piutang. Standar kredit yang ketat dan ekstrem artinya calon debitur diseleksi secara ketat.


(35)

c) Jangka Waktu Kredit

Jangka waktu kredit mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang tertanam. Semakin panjang jangka waktu kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam, dan sebaliknya. Jangka waktu kredit yang panjang dapat meningkatkan volume barang atau jasa yang dijual, di samping juga mengakibatkan piutang usaha semakin besar.

d)Pemberian Potongan

Pemberian potongan harga juga dapat mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang. Pemberian potongan yang besar akan memperkecil piutang usaha yang tertanam. Sebaliknya, pemberian potongan yang kecil memperbesar piutang yang tertanam

Contoh :

Barang yang dijual Rp 100.000

Pembelian tunai dengan potongan 10% Rp 10.000

Uang yang harus dibayar pembeli Rp 90.000 Dengan demikian, penjualan secara tunai tidak mengakibatkan timbulnya piutang, sedangkan pembelian secara kredit (tanpa potongan) mengakibatkan piutang usaha sebesar Rp 100.000

e) Pembatasan Kredit

Pembatasan kredit yang dimaksudkan di sini adalah pembatasan kredit dalam arti kuantitatif, yaitu berkenaan dengan batas (jumlah) kredit maksimal yang akan diberikan. Pembatasan kredit juga dapat mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha. Semakin tinggi batasan (plafon) kredit maka semakin besar piutang usaha


(36)

yang tertanam dan semakin rendah batasan kredit maka semakin kecil piutang yang tertanam.

f) Kebijakan Penagihan Piutang

Kebijakan penagihan piutang mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang tertanam. Perusahaan dapat menjalankan kebijakan penagihan piutang secara aktif ataupun pasif. Kebijakan penagihan piutang secara aktif dapat memperkecil piutang usaha yang tertanam, sebaliknya kebijakan penagihan piutang secara pasif dapat memperbesar piutang usaha yang tertanam. Kebijakan penagihan piutang secara aktif memerlukan biaya (beban) yang besar dibandingkan kebijakan penagihan secara pasif. Biaya yang dikeluarkan dalam kebijakan penagihan piutang secara aktif meliputi biaya perjalanan, biaya telepon, biaya surat menyurat, biaya administrasi piutang, dan lain-lain.

3. Penggolongan Piutang

Berdasarkan perbedaan-perbedaan karakteristik yang dimiliki, piutang dapat digolongkan berdasarkan:

1) Jangka waktu pembayaran

2) Sumber atau sebab terjadinva piutang 3) Bentuk perjanjian

Ad. 1. Berdasarkan Jangka Waktu Pembayaran

Piutang berdasarkan jangka waktu pembayaran dapat diklasifikasikan menjadi dua (2) bagian, yaitu:

a. Piutang jangka pendek

Yaitu bentuk piutang yang mempunyai saat jatuh tempo kurang dari satu tahun atau kurang dari satu siklus operasi perusahaan.


(37)

b. Piutang jangka panjang

yaitu meliputi semua piutang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Biasanya satu periode akuntansi tersebut dinyatakan dalam jangka waktu satu tahun dari tanggal neraca. Piutang jangka panjang akan disajikan dalam neraca sebagai elemen investasi jangka panjang atau dalam harta lain-lain jangka panjang.

Ad. 2. Berdasarkan Sumber atau Sebab Terjadinya Piutang

Piutang berdasarkan sebab atau sumber terjadinya piutang dapat diklasifikasikan menjadi :

a. Piutang dagang atau piutang usaha

Piutang dagang (trade receivable) adalah hak menagih yang ditimbulkan oleh transaksi-transaksi ekstern perusahaan.

Pada umumnya piutang dagang ini mempunyai jumlah yang paling besar dibandingkan dengan piutang yang lain. Di samping jumlahnya yang besar piutang ini mempunyai banyak kemungkinan untuk diselewengkan. Oleh karena itu piutang dagang memerlukan pengawasan yang lebih jika dibandingkan jumlah piutang yang lain. Dalam hal ini pelunasan piutang akan diterima dalam jangka waktu yang relatif singkat biayanya dalam jangka waktu satu periode akuntansi. Karena itu piutang dagang dikelompokkan dalam elemen harta lancar.

b. Piutang non dagang atau piutang lain-lain

Piutang non dagang adalah piutang yang timbul karena transaksi-transaksi selain penjualan barang atau jasa. Yang termasuk ke dalam kelompok piutang non dagang ialah segala macam piutang dari transaksi-transaksi


(38)

yang tidak secara langsung berhubungan dengan penjualan barang dan jasa, meliputi :

1. Piutang yang timbul dari transaksi pemberian pinjaman

2. Piutang kepada perusahaan asuransi

3. Pembayaran pajak yang terlalu besar

4. Pembayaran di muka untuk pembelian-pembelian

5. Deviden dan piutang bunga

6. Uang iuran untuk modal saham

7. Penjualan saham-saham

8. Tuntutan atas potongan harga

Ad. 3. Berdasarkan Bentuk Perjanjian

Piutang berdasarkan bentuk perjanjian dapat diklasifikasikan menjadi :

a) Piutang Wesel

Yaitu meliputi semua piutang yang didukung oleh surat perjanjian piutang wesel untuk membayar piutang tersebut. Jenis piutang ini dinegosiasikan, yaitu dapat ditransfer secara sah melalui endorsement dan penyerahan. Ini berarti bahwa wesel tersebut setelah adanya endorsement disaat wesel tersebut jatuh tempo. Biasanya dapat didiskontokan ke bank sehingga dianggap lebih likuid (lancar) dari jenis piutang lancar lainnya.

1. Berdasarkan bunganya

a. Piutang wesel dengan bunga, yaitu piutang wesel yang

mencantumkan tingkat bunga yang akan diperoleh oleh kreditur dalam surat perjanjiannya.


(39)

mencantumkan tingkat bunga atas wesel tersebut

2. Berdasarkan apakah wesel tertentu sudah dijual dengan jaminan untuk dibeli kembali apabila debitur tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.

a. Piutang wesel biasa, yaitu yang belum dijual.

b. Piutang wesel yang belum didiskontokan, yaitu piutang wesel yang

lebih dijual dengan perjanjian perusahaan akan membeli kembali apabila jatuh tempo debitur tidak membayar utangnya.

b) Piutang non wesel

Piutang non wesel, adalah meliputi semua piutang yang tidak didukung oleh surat perjanjian tertulis untuk membayar piutang tersebut pada tanggal yang sudah ditetapkan.

Adapun jenis-jenis piutang yang terdapat pada PT. Mopoli Raya adalah :

1. Piutang usaha pada pihak ketiga, yaitu merupakan tagihan kepada

pihak ketiga atas penjualan minyak kelapa sawit (CPO), inti kelapa sawit (kernel), dan penjuatan latex. Piutang usaha tersebut dijadikan jaminan atas pinjaman jangka panjang pada Bank Mandiri.

2. Piutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yaitu

merupakan piutang rekening koran pada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang berasal dari transaksi pembelian suku cadang, pupuk, serta biaya-biaya untuk keperluan kebun.

3. Piutang lain-lain, yaitu piutang kepada pegawai perusahaan yang


(40)

C. Prosedur piutang

Piutang sebagai salah satu perkiraan yang timbuI dalam transaksi perusahaan tentunya harus mengikuti prosedur piutang serta pengumpulan yang sistematis sampai pada laporan keuangan seperti siklus akuntansi yang umum. Suatu piutang yang timbul dari penjualan barang akan dapat dicatat dengan mendebitkan piutang dan mengkreditkan perkiraan penjualan. Tetapi seandainya piutang tersebut telah dibayar, maka perkiraan piutang akan dikreditkan dengan mendebitkan perkiraan kas.

Prosedur yang terjadi menyangkut piutang didahului dengan adanya transaksi, dari transaksi kemudian dijurnalkan dan diposkan ke buku besar.

Langkah selanjutnya adalah menyusun neraca perubahan dari data-data yang sudah siap diolah menjadi laporan keuangan (Neraca, Laba-Rugi dan Perubahan Modal). Hal yang menjadi pokok perhatian masalah piutang adalah adanya

pemisahan tugas antara yang mencatat / membukukan dengan yang memegang

kas / kasir.

Formulir yang digunakan sebagai dasar pencatatan prosedur piutang antara lain :

1. Daftar piutang

2. Formulir perkiraan piutang

3. Catatan riwayat kredit langganan dan penagihan kredit sebagai dokumen yang

digunakan adalah :

a. Faktur penjualan untuk mencatat penjualan barang atau jasa secara kredit.

b. Nota kredit untuk mencatat barang yang dikemblikan atau potongan harga


(41)

c. Jurnal voucher atas piutang yang dihapuskan.

Daftar piutang menunjukkan jumlah piutang langganan pada suatu saat tertentu jika perlu disertai perincian atas jumlah piutang tersebut.

Dalam akuntansi untuk mencatat piutang dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu :

1. Metode konvensional

Dalam metode ini, pencatatan ke dalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang terdapat dalam jurnal.

2. Metode posting langsung ke dalam kartu piutang

Pencatatan dengan menggunakan metode ini akan menyambungkan pekerjaan posting ke buku pembantu piutang dan membuat surat pernyataan piutang. Posting langsung ini dilakukan setiap hari / periode. Jika posting dilakukan setiap hari, maka faktur yang diperoleh setiap harinya diposting ke surat pernyataan dan buku pembantu.

Istilah penagihan piutang sering juga disebut dengan penerimaan uang. Prosedur penerimaan uang melibatkan beberapa bagian dalarn perusahaan agar transaksi penerimaan uang tidak terpusat pada satu bagian saja. hal ini perlu agar

dapat memenuhi prinsip-prinsip pengawasan intern (internal control). Ketika

tertagihnya piutang maka kemungkinan besar piutang tersebut akan berubah menjadi uang kas, karena uang kas adalah suatu aktiva yang paling mudah diselewengkan, mudah dipindahkan, dan digunakan tidak semestinya oleh karyawan, sebab uang kas merupakan aktiva paling bernilai dari aktiva lainnya.


(42)

D. Sistem Manajemen Piutang

Ada beberapa definisi tentang ilmu manajemen, yaitu tergantung dari sudut mana seseorang memandang dan mendefinisikan, misalnya :

“Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan suatu organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian orang-orang, serta sumber

daya organisasi lainnya.” (Nickles dan Mc Hugh, 2005:6).

Dengan kata lain, system manajemen piutang dapat diartikan sebagai suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan, menilai, mengarahkan serta mengawasi kegiatan piutang yang timbul akibat adanya penjualan secara kredit sehingga piutang dapat ditagih dan tujuan perusahaan dapat dicapai. Sistem manajemen piutang dapat dilakukan dengan standart kredit dan syarat kredit. Untuk standart kredit yang optimal, maka perusahaan perlu membandingkan antara biaya marginal pemberian kredit dengan laba marginal dari peningkatan penjualan. Biaya marginal adalah biaya produksi, biaya penjualan, dan biaya kualitas kredit.

Biaya kualitas kredit adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan kualitas para pelanggan. Biaya kualitas kredit tersebut antara lain :

1. Kerugian karena piutang ragu-ragu

2. Biaya pemeriksaan dan penagihan yang lebih tinggi

3. Dana yang lebih besar yang terikat dan tertanam dalam piutang dagang,

mengakibatkan biaya modal yang lebih tinggi, karena pelanggan yang kurang layak menerirna kredit menunda pembayaran.


(43)

Syarat kredit merupakan syarat yang dibuat oleh suata perusahaan sebelum perusahaan tersebut rnemberikan piutang pada pembeli. Oleh karena itu syarat kredit menjelaskan kewajiban pembelian dalam melakukan pembayaran piutang. Ada empat faktor yang mempengaruhi jangka waktu syarat kredit, yaitu

1. Sifat ekonomi dari produk

Barang-barang dengan perputaran penjualan yang tinggi dijual dengan syarat kredit yang relatif pendek, pembeli menjual dengan cepat, menghasilkan uang tunai sehingga mampu membayar kepada pemasok (supplier).

2. Kondisi penjualan

Penjualan yang kurang / lemah mernbutuhkan uang tunai atau syarat kredit yang ditawarkan berjangka pendek.

3. Kondisi pernbeli

Kelompok pengecer yang penjualannya tergolong bidang yang mengandung resiko menerima syarat kredit yang lebih longgar tetapi diberikan potongan yang cukup besar untuk merangsang membayar lebih awal.

4. Potongan tunai

Potongan tunai adalah reduksi harga yang didasarkan atas pembayaran yang dilakukan selama periode waktu tertentu.

Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya secara kredit.

1. Perencanaan jumlah dan pengumpulan piutang

Perencanaan jumlah piutang pada waktu yang akan datang disusun berdasarkan budget penjualan dengan memperhatikan persyaratan pembayaran yang ditawarkan perusahaan dan kebiasaan para pelanggan membayar hutangnya.


(44)

Besarnya rencana piutang dipengaruhi oleh sejumlah resiko piutang yang berupa piutang tak tertagih (piutang ragu-ragu) yang diestimasikan oleh perusahaan. Disamping besarnya piutang, maka dengan memperhatikan kebiasaan para pelanggan membayar hutangnya dapat direncanakan pengumpulan piutang yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.

2. Pemberi nasehat

Sasaran pertama dari manajemen piutang adalah rnenambah nilai perusahaan dengan cara memberikan kontribusi optimum terhadap penjualan yang menguntungkan. Para pejabat penjualan kredit mempunyai fungsi positif yang penting dalam perusahaan. Tugas mereka tidak hanya sekedar sebagai pemberi nasehat para pelanggan yang membeli dengan cara kredit. Jika para pelanggan yang membeli secara kredit tidak memenuhi standart kredit, cara yang sederhana adalah menolak pesanannya. Seorang manejer kredit yang kreatif harus mengikuti perkembangan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi bidang usaha pelanggannya dan mengadakan komunikasi secara terus menerus dengan mereka. la harus memberikan pelayanan sebagai dewan penasehat untuk mendiskusikan tentang situasi yang mempengaruhi masa depan perusahaan. Hal ini penting dilakukan karena selain membantu meningkatkan keuntungan usaha juga dapat meningkatkan volume penjualan bagi perusahaan.

3. Pengendalian Piutang

Untuk melaksanakan pengendalian pintang secara ketat, PT. Mopoli Raya melaksanakan hal-hat sebagai berikut :


(45)

Untuk menekan serendah mungkin resiko piutang (piutang tak tertagih), maka perlu dilakukan penyaringan kepada pelanggan atas piutang. Perusahaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berilut :

1) Adanya kejujuran pelanggan dalarn membayar hutang-hutangnya 2) Adanya kemampuan pelanggan untuk melunasi hutangnya

3) Adanya jaminan piutang baik berupa surat-surat penting maupun benda lainnya

b. Penentuan resiko kredit

Penentuan resiko kredit biasanya dari pengalaman tahun-tahun yang lalu dapat ditentukan besarnya piutang tak tertagih, sehingga merupakan informasi bagi manajemen keuangan untuk merencanakan penyediaan cadangan, penghapusan piutang, dan pengumpulan piutang pada setiap saat dalam satu periode.

c. Penentuan potongan-potongan (retur)

Dalam memberikan rangsangan bagi pelanggan agar membayar pada waktu yang ditetapkan, maka perusahaan perlu memberikan potongan-potongan bagi pelanggan yang membayar tepat waktu.

d. Pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan penarikan piutang, yaitu

dengan menyerahkan faktur penjualan dan surat pernyataan piutang kepada langganan.

e. Penentapan ketentuan dalam menghadapi penunggak dengan tujuan untuk

mempercepat pelunasan piutang adalah :

1) Penyampaian surat-surat tagihan kepada pelanggan yang rnenunggak 2) Melakukan penagihan secara langsung


(46)

3) Penarikan jaminan baik berupa surat-surat penting maupun benda-benda yang berharga.

4. Penggunaan rasio

Penggunaan rasio yaitu mernbandingkan tingkat perputaran piutang dengan rata-rata waktu pengumpulan piutang dari perusahaan tertentu dengan perusahaan lain yang sejenis atau dalam kelornpok industri. Apabila terdapat perbedaan yang mencolok terhadap kedua rasio tersebut, maka perlu diteliti lebih mendalam kebijaksanaan yang telah dilakukan.

Piutang merupakan bagian dari modal kerja, maka keadaannya akan selalu berputar, dengan kata lain piutang yang akan tertagih pada waktu tertentu akan timbul kembali akibat adanya penjualan kredit dan seterusnya. Perputaran piutang tergantung pada panjang pendeknya waktu yang ditentukan dalam syarat pembayaran kredit. Dimana semakin lama syarat pembayaran kredit, maka semakin lama pula terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang yang akibatnya tingkat perputaran piutang dalam periode semakin kecil. Sebaliknya bila sernakin singkat syarat pembayaran kredit maka sernakin cepat pula terikatnya modal kerja dalam piutang, yang akibatnya tingkat perputaran piutang dalam suatu periode semakin besar pula.

Tinggi rendahnya perputaran piutang mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang, maka semakin pendek terikatnya modal dalam piutang, sehingga untuk mempertahankan penjualan kredit bersih dengan naiknya perputaran piutang dibutuhkan jumlah modal yang kecil, yaitu yang diinvestasikan dalam piutang.


(47)

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT. Mopoli Raya da1am manajemen piutang adalah pengendalian piutang dengan menyaring pelanggan, melaksanakan administrasi yang berhubungan dengan penarikan piutang, dan menetapkan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi pelanggan-pelanggan yang menunggak. Seperti menyampaikan surat tagihan dan melakukan penarikan langsung.

E. Kebijaksanaan Kredit dan Resiko yang Terjadi dalam Piutang

Besar kecilnya piutang yang dimiliki oleh perusahaan disamping dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang pada umumnya juga dipengaruhi oleh kebijaksanan perkreditan yang ditentukan oleh perusahaan. Sementara kondisi perekonomian pada umumnya tidak bisa dipengaruhi oleh Manajer Keuangan, kebijaksanaan perkreditan jelas bisa ditentukan oleh perusahaan.

Dalam menilai kebijaksanaan kredit ini dengan membandingkan resiko dengan profitabilitas. Apabila perusahaan menurunkan standart kreditnya, maka penjuatan akan rneningkat, yang berarti peningkatan piutang pula, dan ini akan membawa keuntungan yang lebih besar. Tetapi dengan peningkatan kredit ini perusahaan harus menanggung beban investasi pada piutang yang makin besar dan kemungkinan peningkatan piutang yang tidak bisa terkumpul. Dalam memberi kredit, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:

l. Standart kredit atau kualitas pelanggan yang akan diperkenankan memperoleh kredit

2. Jangka waktu kredit, yaitu berapa lama seorang langganan membeli secara kredit harus sudah membayar hutangnya


(48)

Faktor-faktor lain dalam hal pemberian kredit yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah dengan melakukan penilaian lima (5) C dari calon pelanggannya, yaitu :

1. Character, yaitu sifat yang terdapat pada diri seseorang dan mencoba untuk memperkirakan kemungkinan bahwa pelanggan mau memenuhi kewajibannya. Faktor ini sangat penting oleh karena setiap transaksi kredit merupakan suatu janji untuk membayar.

2. Capacity, yaitu penilaian kemampuan dari pelanggan untuk membayar kredit. Kemampuan ini diukur dengan catatan prestasi bisnis pelanggan di masa lampau yang didukung dengan pengamatan lapangan atas pabrik atau toko dan metode kegiatan usahanya.

3. Capital, yaitu penilaian jumlah kekayaan yang tersedia pada waktu permohonan kredit diajukan. Gunanya adalah sebagai jaminan terhadap kredit yang dipinjam. Oleh karena itu faktor ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kredit.

4. Collateral, yaitu aktiva yang dijadikan jaminan oleh pelanggan sebagai jaminan kredit yang diberikan oleh perusahaan

5. Condition of Economic, yaitu penilaian yang herhubungan dengan dampak kecenderungan ekonomi secara umum terhadap perusahaan atau perkembangan khusus di sektor ekonomi tertentu yang mungkin berpengaruh terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.

Dari keterangan diatas maka selanjutnya perlu bagi perusahaan untuk mengambil langkah-langkah tertentu dalam usaha memperkecil resiko tidak


(49)

terbayarnya piutang dengan mengadakan penyaringan atau seleksi terhadap para calon perninjam kredit.

Berdasarkan tujuan yang diharapkan dari investasi dalam piutang adalah tujuan yang positif saja sedangkan efek samping yang timbul (resiko) harus pula dipikirkan. Resiko-resiko yang akan terjadi nantinya sangat perlu menjadi perhatian oleh perusahaan yang memberi penjualan secara kredit. Banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang sifatnya merugikan dalam pemberian piutang dalarn perusahaan. Karena para debitur mempunyai sifat yang umum, yaitu bila diberi piutang dan kembali menagih piutangnya, maka ia akan berusaha mengelak atau menunda untuk membayar tagihan itu.

Resiko yang biasa terjadi dalam piutang : 1. Resiko tidak dibayar seluruh piutangnya. 2. Resiko tidak dibayar sebagian piutangnya

3. Resiko keterlambatan dalam melunasi piutangnya 4. Resiko tertanamnya modal dalam piutang

Ad. 1 Resiko tidak dibayar seluruh piutangnya

Bagi suatu perusahaan resiko ini adalah merupakan resiko yang paling berat karena seluruh tagihan yang telah direncanakan akan diterima tapi ternyata tidak dapat diterima sebagai uang kas kembali dan pengorbanan yang telah diberikan terbuang percuma.

Kejadian ini biasanya terjadi karena kelalaian perusahaan tersebut, misalnya pembeli melarikan diri, pembeli mengalami kegoncangan keuangan, dan lain-lain. Hal ini terjadi kemungkinan besar karena perusahaan tidak menyelidiki calon debiturnya.


(50)

Ad. 2 Resiko tidak membayar sebagian hutang

Sama seperti resiko pertama, tetapi resiko yang kedua ini lebih ringan karena sebagian dari piutang tersebut telah diterima. Kadang-kadang memang seorang debitur yang baru pertama kali mengandalkan hubungan penjualan akan menunjukkan kesan yang sangat baik, tetapi ternyata setelah membayar sebagian piutangnya maka debitur tersebut menunjukkan itikad yang tidak baik. Alasan yang dibuat debitur untuk mengelak dari pembayaran adalah kesulitan keuangan sehinga terpaksa tidak membayar lagi hutang-hutangnya. Ataupun si debitur merasa bahwa nilai barang yang dimilikinya sekarang tidak sesuai lagi dengan harga sekarang sehingga si debitur tersebut menganggap bahwa bila hutangtnya dibayar maka ia akan rugi.

Ad. 3 Resiko keterlambatan dalam melunasi piutangnya

Kalau dibandingkan dengan resiko yang pertama dan kedua, maka yang ketiga ini resikonya lebih ringan atau lebih kecil tetapi bukan tidak mempengaruhi keuangan perusahaan karena jelas pemasukan uang perusahaan dari tagihan tersebut menyalahi jadwal penerimaan kas walaupun akhirnya dapat diterima kembali.

Suatu perusahaan yang memberikan piutang apalagi dalam jurnlah besar akan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi keterlambatan tersebut, tetapi untuk hal ini terlebih dahulu perusahaan tersebut menyelidiki langganannya. Misalnya langganannya tersebut mengalami gangguan tetapi diharapkan untuk waktu yang relatif singkat akan dapat membayarnya.


(51)

Ad. 4 Resiko tertanamnya modal dalam piutang

Kalau perusahaan telah melakukan penjualan secara kredit yang mengakibatkan timbulnya piutang, maka sudah jelas adanya modal sendiri maupun modal asing. Jadi suatu perusahaan harus berhati-hati dalam memberikan piutang kepada debiturnya, yaitu dengan memberikan batas waktu tertentu kepada debiturnya untuk melunasi hutang-piutangnya.

Biasanya kepada para debiturnya, perusahaan akan memberikan batas jumlah yang akan diberikannya, apabila perusahaan tersebut telah melihat itikad yang kurang baik. Jadi perusahaan akan menghubungi debiturnya untuk memberikan batas kredit yang diperbolehkan. Jika debitur ingin meminjam lewat dari batas kredit, maka perusahaan tidak akan memberikan kredit yang baru lagi.

F. Analisis Manajemen Piutang

1. Perencanaan jumlah dan pengumpulan piutang a. Perencanaan Jumlah

Perencanaan jumlah piutang pada waktu yang akan datang disusun berdasarkan budget penjualan dengan memperhatikan persyaratan pembayaran yang ditawarkan perusahaan dan kebiasaan para pelanggan membayar hutangnya. Besarnya rencana piutang dipengaruhi oleh sejumlah resiko piutang yang berupa piutang tak tertagih (piutang ragu-ragu) yang diestimasikan oleh perusahaan. Disamping besarnya piutang, maka dengan memperhatikan kebiasaan para pelanggan membayar hutangnya dapat direncanakan pengumpulan piutang yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.


(52)

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT. Mopoli Raya da1am manajemen piutang adalah pengendalian piutang dengan menyaring pelanggan, melaksanakan administrasi yang berhubungan dengan penarikan piutang, dan menetapkan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi pelanggan-pelanggan yang menunggak. Seperti menyampaikan surat tagihan dan melakukan penarikan langsung.

Perkembangan yang dialarni oleh PT. Mopoli Raya setelah melaksanakan sistem manajemen piutang antara lain :

1) Kenaikan hasil penjualan

2) Kenaikan laba

3) Meningkatkan tingkat upah / bonus untuk karyawan

4) Semakin lancarnya sistem administrasi dan pendelegasian tugas

5) Pelanggan atau langganan semakin bertambah.

b. Pengumpulan Piutang

PT. Mopoli Raya menetapkan kebijakan pengumpulan piutang dengan melakukan pengelompokan umur piutang yang akan jatuh tempo dan yang belum memasuki batas waktu jatuh tempo sehingga dapat mengetahui perkembangan perusahaan dalam melakukan pengumpulan piutang. Dengan menetapkan kebijakan pengumpulan piutang seperti ini, piutang yang tak tertagih diharapkan tidak akan terjadi.

Berikut ini adalah daftar Neraca, Laporan Laba / Rugi, dan Daftar Piutang tahun 2013 dan tahun 2014 yang digunakan untuk pengumpulan piutang dan kemudian membuat perencanaan jumlah piutang baru terhadap para pelanggan. Dari daftar-daftar tersebut dapat dijadikan acuan dalam membuat


(53)

perencanaan jumlah dan pengumpulan piutang. Dalam data tersebut juga dapat diketahui perputaran piutang untuk setiap perusahaan-perusahaan yang memiliki hutang kepada PT. Mopoli Raya.

Selain itu PT. Mopoli mengadakan kebijakan pengendalian piutang, yaitu dengan menyaring pelanggan terlebih dahulu. Adapun cara yang digunakkan adalah dengan melihat kemampuan dan kejujuran pelanggan secara singkat dan tepat pada daftar piutang yang sebelumnya serta jangka pelunasannya. Apakah si pelanggan selalu membayar hutang tepat waktu atau tidak. Hal ini akan menentukan pembelian secara kredit untuk tahap berikutnya. Jika pelanggan melunasi hutangnya tepat waktu maka PT. Mopoli Raya akan memberi pembelian secara kredit untuk tahap berikutnya dengan jumlah yang lebih besar. Jika tidak, maka pelanggan tersebut akan diberikan pembelian secara kredit yang lebih kecil atau tidak diberi sama sekali. Hal ini bertujuan untuk memperkecil serta menghindari terjadinya piutang yang tak tertagih.


(54)

Tabel 2.1

PT. MOPOLI RAYA DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA

PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (dalam rupiah)

ASET 2014 2013

Aset lancar

Kas dan setara kas 24.587.083.197

18.357.055.863

Piutang pada karyawan 424.841.091

934.039.071

Piutang kepada pemegang saham 2.282.679.600

220.644.224

Piutang usaha 4.167.318.800

1.049.353.096

piutang lain-lain 19.773.467.792

6.566.737.143

Persediaan 10.460.132.176

11.011.265.673

Beban dibayar di muka 516..826.588

55.672.437

Uang muka 204.480.000

634.400.070

Pajak dibayar di muka 12.792.971.303

1.411.650.012

Jumlah aset lancar 75.209.800.547

40.240.817.589 Aset tidak lancar

Investasi 62.838.971.600

62.732.422.350


(55)

Tanaman perkebunan :

Tanaman menghasilkan (TM) 69.567.571.983 69.567.571.983

Amortisasi tanaman menghasilakan (32.571.010.712)

(29.317.567.069)

Nilai tanaman menghasilkan 36.996.561.271 40.250.004.914

Tanaman belum menghasilkan (TBM) 63.23.976.536 47.364.481.024

Tanaman baru (TB) 9.430.785.318 -

Nilai TM, TBM, dan TB 109.671.323.125 87.614.485.938

Aset lain-lain 16.064.176.959

14.011.127.158


(56)

Tabel 2.2

PT. MOPOLI RAYA DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA

PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (dalam rupiah)

KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2014 2013

Kewajiban lancar

Hutang bank - 287.222.172

Beban yang harus dibayar 2.204.470.611 2.682.493.429

Hutang pajak 1.877.651.979 2.039.203.544

Hutang lain-lain 38.817.328 37.272569

Hutang usaha 113.252.948.557 129.204.473.549

Pendapatan diterima di muka - 2.742.382.200

Total kewajiban lancar 117.373.888.475 136.993.047.463 Kewajiban tidak lancar

Hutang leasing 278.691.320 -

Hutang bank 107.990.000.000 242.532.136

Hutang afiliasi 139.110.669.285 121.245.538.800

Hutang pajak tangguhan 2.687.873.501 1.657.863.343

Total kewajiban tidak lancar 250.067.234.106 136.993.047.463

Ekuitas

Saham statuer 120.000.000.000 120.000.000.000

Saham dalam portepel (52.000.000.000) (52.000.000.000)

Saham yang ditempatkan & disetor 68.000.000.000 68.000.000.000

Uang muka modal saham 7.224.346.881 7.224.346.881

Jumlah modal ditempatkan & disetor 75.224.346.881 75.224.346.881

Laba ditahan 184.023.771.268 163.641.685.843


(57)

Tabel 2.3

PT. MOPOLI RAYA DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (dalam rupiah)

URAIAN

2014 2103

PENDAPATAN USAHA 548.176.431.404 470.533.313.744

HARGA POKOK PENJUALAN 487.304.289.938 413.021.493.289

LABA KOTOR 60.872.141.466 57.511.820.455

BEBAN USAHA

Biaya umum dan administrasi 29.483.293.679 28.152.008.856

Jumlah beban operasional 29.483.293.679 28.152.008.856

- -

LABA (RUGI) OPERASIONAL 31.388.847.787 29.359.811.599

PENDAPATAN DAN (BEBAN) LAIN-LAIN PENDAPATAN LAIN-LAIN

Bunga Bank 403.962.139 307.008.688

Beban lain-lain 9.195.983.520 6.955.620.288

Jumlah bebn lain-lain 9.353.834.931 7.192.544.141

TOTAL PEND. DAN BEBAN LAIN-LAIN 246.110.728 70.084.835

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK 31.634.958.515 29.429.896.434

PAJAK PENGHASILAN BADAN (7.815.605.250) (7.154.910.000)

PAJAK TANGGUHAN (416.775.069) (200.284.483)

(8.232.380.319) (7.355.194.483)


(58)

TABLE 2.4

CATATAN LAPORAN KEUANGAN (LANJUTAN)

PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2014

a. Piutang Usaha

Jumlah tersebut merupakan tagihan kepada pelanggan atas penjulan minyak kelapa sawit (CPO) dan inti kelapa sawit (kernel dengan rincian sebagai berikut:

2014 2013

1) PT. Mega Trans Abadi 1.172.785.900 140.000.000

2) Musim Mas 3.882.500.000 -

3) CV. Aceh Kesuma - 1.500.000.000

4) Kelompok Tani Ingin Jaya 132.524.500 210.000.000

5) PT. Multi Abadi Asahan 449.113.170 150.351.200

6) CV. Tunas Terpadu - 35.000.000

7) Andal - 20.000.000

8) Beutari Kelompok Tani - 1.000.000.000

9) H.Sjamsudin - 300.000.000

10) UD. Kab Simeulue - 450.000.000

11) Lain-lain - 1.000.000


(59)

b. Piutang Pada Pihak Berealisasi

jumlah terebut merupakan piutang rekening Koran pada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang berasal dari transaksi pembelian suku cadang, pupuk, serta biaya-biaya untuk keperluan kebun dengan rincian sebagai berikut :

2014 2013

1) PT. Surya Mata IE 11.361.637.123 10.973.990.367

2) PT. Gading Bhakti 52.777.383.415 26.018.945.959

3) PT. Seunagan Gelora Kencana 277.825.500 277.825.500

4) PT. Watu Gede Utama 18.671.446.293 14.815.873.324

5) PT. Aloer Timur 27.321.940.486 8.375.315.359

6) PT. Sulaiman Saleh 1.825.374.665 10.216.384.212

7) PT. Sumber Asih 16.744.028.918 10.388.897.081

8) PT. Tenggulon Raya 24.558.873.898 24.343.649.298

9) PT. Mazdah 2.381.138.617 12.757.327.520

10)PT. CMS Chemical Indonesia - 1.600.000.000

11)Pemegang Saham 2.103.647.463 4.065.866.299


(60)

2. Pemberi nasehat

Para pejabat penjualan kredit pada PT. Mopoli Raya mempunyai fungsi positif yang penting dalam perusahaan. Tugas mereka tidak hanya sekedar sebagai pemberi nasehat para pelanggan yang membeli dengan cara kredit. Jika para pelanggan yang membeli secara kredit tidak memenuhi standart kredit, cara yang sederhana adalah menolak pesanannya. Seorang manejer kredit yang kreatif harus mengikuti perkembangan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi bidang usaha pelanggannya dan mengadakan komunikasi secara terus menerus dengan mereka. la harus memberikan pelayanan sebagai dewan penasehat untuk mendiskusikan tentang situasi yang mempengaruhi masa depan perusahaan. Hal ini penting dilakukan karena selain membantu meningkatkan keuntungan usaha juga dapat meningkatkan volume penjualan bagi PT. Mopoli Raya.

3. Pengendalian Piutang

Dalam perjalanannya PT. Mopoli Raya memiliki dua sasaran yang saling bertentangan menegenai piutang. Disatu sasaran perusahaan ingin melakukan sebanyak mungkin penjualan kredit guna memperluas pangsa pasar. Namun sasaran lain, piutang merupakan aktiva yang tidak produktif, yang tidak menghasilkan pendapatan (kas) hingga saat penagihannya terlunasi. Dan semua itu dapat di atasi PT. Mopoli Raya dengan pengendalian piutang yang baik, antara lain:

a. Kebijaksanaan kredit (standart kredit, kualitas rekening yang diterima, periode

kredit yang diberikan, discount yang diberikan untuk pembayaran yang lebih awal.


(61)

b. Kebijaksanaan pengumpulan piutang dan faktor-faktor lain yang relevan. Keputusan kredit ini menyangkut trade off antara keuntungan (marginal profit) dan biaya tambahan (marginal cost) yang disebabkan oleh perubahan dalam salah satu kombinasi elemen-elemen tersebut.

4. Penggunaan rasio

Di samping perbandingan antara hutang dan rugi akibat adanya piutang tersebut, untuk membantu memutuskan apakah manajemen akan memperketat atau memperlunak persyaratan penjualan kreditnya PT. Mopoli Raya mempergunakan pula beberapa rasio keuangan. PT. Mopoli Raya dapat membandingkan tingkat perputaran piutang dan rata-rata waktu pengumpulan piutang dari suatu perusahaan tertentu dengan perusahaan lainnya.

Piutang merupakan bagian dari modal kerja, maka keadaannya akan selalu berputar, dengan kata lain piutang yang akan tertagih pada waktu tertentu akan timbul kembali akibat adanya penjualan kredit dan seterusnya. Perputaran piutang tergantung pada panjang pendeknya waktu yang ditentukan dalam syarat pembayaran kredit. Dimana semakin lama syarat pembayaran kredit, maka semakin lama pula terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang yang akibatnya tingkat perputaran piutang dalam periode semakin kecil. Sebaliknya bila sernakin singkat syarat pembayaran kredit maka sernakin cepat pula terikatnya modal kerja dalam piutang, yang akibatnya tingkat perputaran piutang dalam suatu periode semakin besar pula.

Tingkat perputaran piutang = Penjualan kredit bersih : Rata-rata piutang

Dimana : -Penjualan kredit bersih adalah semua penjualan sesudah dikurangi potongan-potongan.


(1)

b. Kebijaksanaan pengumpulan piutang dan faktor-faktor lain yang relevan. Keputusan kredit ini menyangkut trade off antara keuntungan (marginal profit) dan biaya tambahan (marginal cost) yang disebabkan oleh perubahan dalam salah satu kombinasi elemen-elemen tersebut.

4. Penggunaan rasio

Di samping perbandingan antara hutang dan rugi akibat adanya piutang tersebut, untuk membantu memutuskan apakah manajemen akan memperketat atau memperlunak persyaratan penjualan kreditnya PT. Mopoli Raya mempergunakan pula beberapa rasio keuangan. PT. Mopoli Raya dapat membandingkan tingkat perputaran piutang dan rata-rata waktu pengumpulan piutang dari suatu perusahaan tertentu dengan perusahaan lainnya.

Piutang merupakan bagian dari modal kerja, maka keadaannya akan selalu berputar, dengan kata lain piutang yang akan tertagih pada waktu tertentu akan timbul kembali akibat adanya penjualan kredit dan seterusnya. Perputaran piutang tergantung pada panjang pendeknya waktu yang ditentukan dalam syarat pembayaran kredit. Dimana semakin lama syarat pembayaran kredit, maka semakin lama pula terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang yang akibatnya tingkat perputaran piutang dalam periode semakin kecil. Sebaliknya bila sernakin singkat syarat pembayaran kredit maka sernakin cepat pula terikatnya modal kerja dalam piutang, yang akibatnya tingkat perputaran piutang dalam suatu periode semakin besar pula.

Tingkat perputaran piutang = Penjualan kredit bersih : Rata-rata piutang

Dimana : -Penjualan kredit bersih adalah semua penjualan sesudah dikurangi potongan-potongan.


(2)

-Rata-rata piutang adalah piutang awal tahun ditambah piutang akhir tahun dan dibagi dua.

=….hari

Adapun rata-rata pengumpulan piutang pada PT. Mopoli Raya adalah : Pada tahun 2013

Maka :

Tinggi rendahnya perputaran piutang mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang, maka semakin pendek terikatnya modal dalam piutang, sehingga untuk mempertahankan penjualan kredit bersih dengan naiknya perputaran piutang dibutuhkan jumlah modal yang kecil, yaitu yang diinvestasikan dalam piutang.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, di sini dijelaskan tentang analisis manajemen piutang, maka penulis mengambil kesimpulan dan saran mengenai Analisis Manajemen Piutang pada PT. Mopoli Raya.

Adapun yang menjadi kesimpulan dari analisis manajemen piutang yang penulis peroleh antara lain :

1. Penagihan piutang yang dilakukan PT. Mopoli Raya sangat baik karena sesuai dengan kebijaksanaan penagihan yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga perputaran piutang sangat cepat.

2. Sistem manajemen piutang pada PT. Mopoli Raya cukup baik, karena dari hasil analisa dapat diketahui bahwa tingkat perputaran dan rata-rata pengumpulan piutang mencapai standart atau rata-rata industri.

3. Usaha yang dilakukan PT. Mopoli Raya untuk menanggulangi resiko yang timbul akibat adanya piutang dagang sudah cukup baik. Hal ini terbukti dengan direncanakannya jumlah dan pengumpulan piutang, dengan melakukan penyaringan pelanggan dan juga mengandalkan penilaian 5 C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economic) terhadap calon langganan. Sehingga dari usaha-usaha tersebut menunjukkan bahwa ada piutang usaha yang perlu disishkan PT. Mopoli Raya.

4. PT. Mopoli Raya di dalam menganalisa manajemen piutang kepada pelanggan dilakukan dengan melihat tingkat daftar piutang sekaligus untuk mengetahui


(4)

informasi mengenai data dari pelanggan, jumlah piutang masing-masing langganan dan tanggal jatuh tempo pembayaran.

5. Dalam hal struktur organisasi, setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda tergatung dari kebutuhan masing-masing organisasi yang memungkinkan pemisahan fungsi secara tepat. Dari struktur organisasi PT. Mopli Raya dapat penulis lihat bahwa semua tugas dan tanggung jawab telah didelegasikan ke dalam bagian-bagian maupun sub-sub bagian menurut fungsinya masing-masing, sehingga dapat tercipta suatu spesialisasi dan job description dengan jelas dan sistematis. Hal ini dilakukan agar tidak tumpang tindih pekerjaan oleh suatu bagian atau sub bagian dan proses pengawasan akan dapat dilakukan lebih efektif oleh pihak perusahaan.

B.Saran

Adapun sedikit saran yang dapat penulis sampaikan pada perusahaan agar kegiatan perusahaan dapat berjalan lancar, antara lain :

1. Dalam hal pemberian kredit terhadap debitur, penulis menyarankan agar pemberian kredit tidak berdasarkan kepercayaan semata, tetapi tetap mempertahankan sistem pemberian kredit berdasarkan 5 C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economic) yang telah dilakukan PT. Mopoli Raya selama ini.

2. Proses pencatatan piutang yang sudah dilakukan hendaknya dipertahankan kualitasnya dan perlu ditingkatkan untuk menunjang kelangsungan hidup perusahaan ini.


(5)

3. PT. Mopoli Raya sebaiknya menggunakan metode penyisihan (metode cadangan), karena metode ini yang disarankan oleh Standard Akuntansi Keuangan.

4. Sebaiknya PT. Mopoli Raya meningkatkan perputaran dan rata-rata piutang agar bisa mencapai standart rata-rata industri, sehingga modal yang diinvestasikan ke dalam piutang dapat segera digunakan untuk keperluan lain di dalam perusahaan dengan cara mempercepat periode penagihan piutang pada pelanggan.

5. Dalam penagihan piutang sebaiknya PT. Mopoli Raya melakukannya dengan efektif dan efisien agar tidak terjadinya pengeluaran yang berlebihan dalam kegiatan penagihan. Apabila piutang belum juga dibayarkan oleh debitur pada batas jatuh tempo, maka di berikan sanksi yang tegas terhadap debitur tersebut. 6. Jenis struktur organisasi yang digunakan menurut sifat kewenangan di dalam

struktur organisasi formal adalah struktur organisasi lini. Organisasi ini merupakan aliran wewenang langsung dari top manajemen kepada manajemen di bawahnya. Struktur organisasi ini dapat dibuat cepat karena pimpinan perusahaan memiliki wewenang langsung dalam mengawasi bawahannya. Secara prinsip, model ini memberikan informasi tentang siapa yang memberi perintah dan kepada siapa hasil pekerjaan dapat disampaikan. Jadi cukup efektif dan efisien dalam penyampaian data.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Horngren, Harisso, Robinson dan Secukusumo, Akuntansi di Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 1999.

Keown, Arthur J ett all, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi ketujuh, Penerbit salemba Empat, Jakarta, 2001

Syahyunan, Manjemen Keuangan I, Cetakan Pertama, Penerbit USU Press, Medan, 2004.

Suadi, Arif, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Kelima, Penerbit BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta 2001

https://sites.googles.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-piutang/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-piutang

https://furqon95.wordpress.com/2014/01/20/analisis-kebijakan-efisiensi-pengumpulan-piutang/