Upacara 108 Kalasa Thirumanjana

3.6.2 Upacara 108 Kalasa Thirumanjana

Upacara 108 Kalasa Thirumanjana dimulai pada pukul 08.00 bertempat di depan aula Shri Maha Wishnu . Upacara ini diikuti oleh Bhakta yang berpasangan yaitu suami dan istri sebanyak 108 pasang. Tempat pelaksanaan upacara ini, dihiasi dengan berbagai macam benda-benda yang memiliki fungsi dan makna tersendiri tetapi saling berkaitan. Benda- benda tersebut antara lain: Upacara 108 Kalasa Thirumanjana dimulai pada pukul 08.00 bertempat di depan aula Shri Maha Wishnu . Upacara ini diikuti oleh Bhakta yang berpasangan yaitu suami dan istri sebanyak 108 pasang. Tempat pelaksanaan upacara ini, dihiasi dengan berbagai macam benda-benda yang memiliki fungsi dan makna tersendiri tetapi saling berkaitan. Benda- benda tersebut antara lain:

b. Penempatan Kunkuman, Serbuk Cendana, bunga dan air Kunkuman merupakan simbol kekuatan (Parasakti), Serbuk Cendana (Sadhanam) merupakan simbol kesejukan, bunga merupakan simbol keindahan dan air merupakan simbol kebersihan atau kesucian. Hakekatnya adalah memohon kepada Tuhan agar manusia diberi kekuatan hidup, Atma (jiwa) nya berada dalam kesejukan, indah di hadapan Tuhan dan memperoleh pensucian diri. Cahaya Tuhan akan bersinar dalam Atma yang sejuk.

c. Penempatan daun mangga dan janur. Daun mangga dan janur pada akhirnya akan layu dan kering, tidak berbau busuk. Hakekatnya untuk mengingatkan kita melaksanakan Dharma dalam perjalanan hidup agar pada akhirnya tidak berbau busuk.

Setelah semuanya telah tersusun rapi upacarapun dimulai oleh Pendeta selaku pemimpin upacara tersebut. Pendeta masuk ke dalam tempat yang telah disediakan kemudian mengambil tempat dan duduk sembari mempersipakan diriuntuk memulai upacara. Dalam melaksanakan upacara ini, pendeta dibantu juga oleh pendeta lain namun arahan dan petunjuk hanya diberikan oleh pendeta V. Hanumacharyulu. Berikut ini merupakan tahapan pada saat melaksanakan upacara 108 Kalasa Thirumanjana:

1. Visvakshena Aaradhana Tahapan ini dilakukan bertujuan untuk menghadirkan Utsava Murti (Shri Wishnu Ganapati) dalam prosesi Yagasala. Pada tahap ini pendeta mengharapkan kehadiran Dewa Ganapati / Ganesha denga cara mengumandangkan doa-doa yang menyenangkan hati-Nya diiringi dengan alunan musik Nagasvharam, Thavil dan Sruti Box. Dalam mengumandangkan doa-doa kepada Dewa Ganapati / Ganesha, para Bhakta juga mengambil peran. Para Bhakta duduk bersila dengan sikap menyembah diselingi dengan kumandang doa yang mereka sampaikan. Pada saat acara ini juga diucapkan mantra yang ditujukan kepada Dewa Ganesha.

Om Ekadantaya Vidmahe Vakkratundaya Dheemahi Tanno Danti Prachodayat"

Yang artinya : Kita mempersembahkan pikiran kita kepada satu gading

Tuhan

Kita berdoa diatas-Nya yang memiliki peti berliku Semoga gading-Nya membawa kita ke jalan yang benar

Gambar 3.8 Visvakshena Aaradhana

2. Agni Prathisdabana Pada tahap ini akan dilakukan penyalaan api suci yang bertujuan untuk menghadirkan Dewa Api (Agni). Pada tahap ini pendeta selaku pemimpin upacara menyalakan api dari bahan-bahan Homam (bakaran). Umat Hindu percaya bahwa semua bahan Homam yang memiliki makna yang baik akan mendatangkan dewa Api dengan anugerah yang akan diberi-Nya. Pada saat pelaksanaan acara ini, pendeta mengucapkan mantra yang ditujukan kepada Dewa Api.

Om Maha jwalaya Vidhmahe Agni devaya Dheemahe Thanno Agni Prachodayath

Yang artinya : Mari berdoa kepada Dewa api yang agung

Tuhan daripada api, yang memberikan kita kebijaksanaan dan biarkan api Tuhan menerangi pikiran kita

Gambar 3.9 Bahan Homam

3. 108 Kalasa Aavaagana Pada tahap ini pendeta dan Bhakta melakukan pemujaan dengan mantra kepada dewa disertai dengan 108 Kumbam (kendi). Hal ini burtujuan untuk memohon kepada pencipta atau penguasa tanah, air, api, angin, langit, matahari, bulan dan Atma dengan mempersembahkan Kudam , air, batu, permata, lalang, benang, Vastiram, daun mangga dan kelapa agar Sang dewa yang memiliki satu nama di satu daerah, menjelma di tempat ini dengan tiga puluh delapan kekuatan yang dimiliki-Nya dan bersatu dengan Arca yang akan ditempatkan.

Adapun makna yang terkandung dalam bagian Kumbam / Kudam (Kendi) yaitu:

a. Kumbam / kendi bermakna sebagai tubuh.

b. Logam bahan Kumbam bermakna sebagai otot / daging tubuh.

c. Kelapa bermakna sebagai kepala dan rambut.

d. Daun Mangga bermakna sebagai Dewa dan Dewi.

e. Benang yang melilit bermakna sebagai 80.000 urat.

f. Kain yang melilit bermakna sebagai kulit.

g. Air yang memenuhi Kumbam bermakna sebagai darah.

h. Lalang kering (Kuurcham) bermakna sebagai tulang.

i. Bunga, uang koin dan batu permata bermakna sebagai tenaga atau kekuatan.

j. Padi, gandum, kacang hijau dan beras bermakna sebagai roh atau bentuk kehidupan. k. Daun pisang bermakna sebagai bumi. Fungsi bahan-bahan Kumbam yaitu :

I. Penggunaan bunga, uang koin, batu permata dan bahan logam adalah sebagai bentuk pemujaan kepada Dewi Sakti.

II. Penggunaan benang adalah sebagai bentuk pemujaan kepada Dewi Saraswati, Dewi Lakshmi dan Dewi Routiri.

III. Penggunaan padi, gandum, kacang hijau dan beras adalah sebagai bentuk pemujaan kepada Virusabam, Kumaram, Varunan, Agni, Chandiran, kuberan dan Dewi.

IV. Penggunaan air suci adalah sebagai bentuk pemujaan kepada sungai Ganga, Yamuna, Saraswati, godavari, Narmathai dan kaveri.

Gambar 3.10 Pendeta yang mendoakan Kumbam

Gambar 3.11 Kumbam

4. Aaradhana Pada tahap ini Bhakta dan pendeta mengumandangkan pujian, doa dan mantra untuk memuji Dewa Wishnu. Hal ini dilakukan karena Bhakta dan pendeta percaya bahwa doa dan pujian yang mereka lakukan diterima dan percaya bahwa Dewa telah memberkati dan menyucikan Kumbam yang 4. Aaradhana Pada tahap ini Bhakta dan pendeta mengumandangkan pujian, doa dan mantra untuk memuji Dewa Wishnu. Hal ini dilakukan karena Bhakta dan pendeta percaya bahwa doa dan pujian yang mereka lakukan diterima dan percaya bahwa Dewa telah memberkati dan menyucikan Kumbam yang

Om Seathamanam Bavate Seathayukh Purusha Seatendriya Ayusevendrie Pratitispati

Yang artinya :

Ya Sang Hyang Widhi berilah kehidupan seratus tahun lamanya bagi jemaatMu, dengan penuh kedamaian, kesehatan dan bahagia.

5. Visesha Homa

Pada tahap ini dilakukan pembersihan diri 108 pasangan suami istri dan 108 Kumbam dengan menggunakan api khusus. 108 pasangan nantinya akan membawa dan menghantar 108 Kumbam ke dalam kuil dimana akan dilakukan mandi suci. Hal ini dilakukan agar pasangan yang nantinya membawa hantaran dan hantaran yang akan diberikan telah bersih dari hal-hal jahat dan kotor, sehingga dalam kondisi bersih dan suci hantaran yang akan diberikan kepada dewa akan diterima dengan senang hati.

Gambar 3.12 Pembersihan atau penyucian Kumbam dengan api

Gambar 3.13 Bhakta yang menerima Kumbam

6. Purnaahuti Pada tahap ini hantaran berupa Kumbam yang sudah dianggap suci dan bersih, disempurnakan melalui doa dan mantra pendeta. Setelah pengucapan doa dan mantra selesai dilaksanakan, pendeta dan Bhakta akan berjalan mengelilingi kuil dengan membawa Kumbam melalui gerbang belakang kuil. Adapun tujuan dari mengelilingi kuil yaitu sebagai penyerahan hati (Manam), tutur kata (Molhi) dan kebenaran (Mei) kepada Tuhan serta menyerahkan tubuh yang suci (Sthula), tubuh yang halus / lembut (Suksma) dan tubuh yang asli (Antahkarana) kepada Tuhan. Setelah pendeta dan Bhakta mengelilingi sekitaran kuil, kemudian masuk kembali ke dalam kuil melalui gerbang (Gapura). Namun sebelum masuk ke dalam gerbang kuil, dilakukan pemecahan kelapa tepat di depan gerbang kuil yang bermakna bahwa manusia memiliki cita-cita untuk menjadi kaum intelektual, intelek berarti ber-ilmu pengetahuan dan orang intelek sering berperilaku sombong. Kudumi (kuncir rambut kepala) dan mata milik manusia ada pada buah kelapa. Seratnya merupakan simbol sifat angkuh. Dengan memecahkan buah kelapa berarti Kucir, mata dan 6. Purnaahuti Pada tahap ini hantaran berupa Kumbam yang sudah dianggap suci dan bersih, disempurnakan melalui doa dan mantra pendeta. Setelah pengucapan doa dan mantra selesai dilaksanakan, pendeta dan Bhakta akan berjalan mengelilingi kuil dengan membawa Kumbam melalui gerbang belakang kuil. Adapun tujuan dari mengelilingi kuil yaitu sebagai penyerahan hati (Manam), tutur kata (Molhi) dan kebenaran (Mei) kepada Tuhan serta menyerahkan tubuh yang suci (Sthula), tubuh yang halus / lembut (Suksma) dan tubuh yang asli (Antahkarana) kepada Tuhan. Setelah pendeta dan Bhakta mengelilingi sekitaran kuil, kemudian masuk kembali ke dalam kuil melalui gerbang (Gapura). Namun sebelum masuk ke dalam gerbang kuil, dilakukan pemecahan kelapa tepat di depan gerbang kuil yang bermakna bahwa manusia memiliki cita-cita untuk menjadi kaum intelektual, intelek berarti ber-ilmu pengetahuan dan orang intelek sering berperilaku sombong. Kudumi (kuncir rambut kepala) dan mata milik manusia ada pada buah kelapa. Seratnya merupakan simbol sifat angkuh. Dengan memecahkan buah kelapa berarti Kucir, mata dan

Gambar 3.14 Pendeta dan Bhakta mengelilingi kuil

serta memecahkan kelapa

Gambar 3.15 Memukul lonceng

7. Visesha Alankara Pada tahap ini pendeta akan memimpin untuk menerima hantaran yang bertujuan untuk memandikan serta merias arca. 108 Kumbam yang berisi bahan-bahan untuk memandikan arca akan digunakan beserta dengan bahan-bahan Abhisekam diiringi dengan doa dan mantra. Hal ini dipercaya untuk membersihkan dan menyucikan arca dewa. Setelah proses pemandian dan penyucian arca dewa selesai, maka arca dewa dirias sedemikian rupa. Kain yang berbahan sutra menjadi pakain bagi arca dewa yang disucikan. Puspam (bunga) juga dipakaikan ke badan arca dewa. Pada saat melaksanakan upacara ini para Bhakta akan mengucapkan doa yang berbunyi : Om namo vengganesha ya namaha.

Gambar 3.16 Proses pemandian dan penyucian arca dewa

Gambar 3.17 Arca dewa saat dirias

8. Annadhana Pada tahap ini pendeta dan Bhakta mengadakan jamuan makan bersama di aula Shri Maha Wishnu. Makanan yang disediakan berupa makanan yang berasal dari bahan nabati tanpa bahan yang berasal dari hewani (vegetarian).