Analisa Pendekatan Sistem Utilitas

5.8 Analisa Pendekatan Sistem Utilitas

5.8.1 Analisa Jaringan Listrik

Analisa suplai energy listrik pada Moslem Lifestyle Mall dengan menggunakan dasar pertimbangan yaitu :

1. Penentuan sistem kerja dan prioritas penyediaan daya listrik untuk unit bangunan vital.

3. Ekonomis dalam pengadaan dan kemudahan dalam pengoperasian dan perawatan.

4. Kapasitas yang memadai. Kebutuhan listrik pada bangunan disuplai dari PLN dan untuk keadaan tertentu ketika suplai PLN terhenti digunakan tenaga cadangan dari generator. Listrik dari PLN dan genset dihubungkan dengan sebuah automatic transfer dengan sistem ATS yaitu suatu alat transfer yang secara otomatis akan menjalankan genset apabila aliran listrik dari PLN padam.

5.8.2 Analisa Jaringan Komunikasi

Sistem jaringan telekomunikasi yang digunakan dalam bangunan dikelompokkan dalam dua bagian, sistem komunikasi intern dan extern.

- Intern

Menggunakan telepon PABX (Private Automatic Branch Exchange ), melayani komunikasi eksternal dan menghubungkan komunikasi dengan internet melalui operator. Digunakan dalam ruang pameran, kegiatan peragaan busana, even-even yang diselenggarakan di function hall, dll

- Ekstern

Komunikasi pegawai di dalam bangunan dengan pihak luar, menggunakan telepon dan fax. Selain itu juga penggunaan wifi untuk keperluan hotspot area.

5.8.3 Analisa Air Bersih

Penggunaan sumur dan PDAM sebagai sumber air utama dipertimbangakan kemampuan menyediakan air dalam jumlah banyak dengan debet air relatif konstan. Ada dua cara pendistribusian air, yaitu dengan Up Feed Distribution dan Down Feed Distribution. Pamakaian Down Feed Distribution lebih baik karena air tanah tidak terus dipompa ke atas, tetapi ditampung dalam tangki-tangki air yang diletakkan di atas beberapa manara kemudian didistribusikan.

Penggunaan sumber air alternatif dapat diperoleh dengan memanfaatkan limpahan air hujan. Air hujan ditampung dengan menggunakan rain water catcher tower kemudian dapat digunakan sebagai sumber air alternatif.

5.8.4 Analisa Air Kotor

Sistem jaringan air kotor dibagi menjadi dua bagian, yaitu jaringan air kotor padat (tinja & lavatory) dan jaringan air kotor cair (air hujan, air mancur, wastafel, wudhu dan dapur). Air kotor padat disalurkan ke septictank kemudian ke peresapan. Dan air kotor cair dikumpulkan di

Gambar 5.36 Prinsip Kerja Rainwater Catcher

Sumber : www.goole.com Sumber : www.goole.com

5.8.5 Analisa Penangkal Petir

Tujuannya untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya petir. Faktor yang menentukan adalah :

1. Kemampuan tinggi untuk melindungi gedung dari sambaran petir.

2. Tidak menyebabkan efek elektrifikasi.

3. Pemasangan tidak mengganggu tampak.

Tabel 5.20 Alternatif Pemilihan Sistem Pengaman Bahaya Petir

Prinsip kerja

Bila terjadi petir maka juga akan terjadi ionisasi di awan. Loncatan ion-ion tersebut dapat ditahan oleh preventir sehingga tidak mengenai

bangunan,

radius

perlindungan sama dengan tinggi preventor.

Tiang-tiang faraday yang berjarak maksimal 30 m (antar tiang) terletak di sekeliling bangunan untuk menangkap loncatan ion-ion petir kemudian disalurkan ke tanah.

Keuntungan

Harganya lebih murah dibanding sistem faraday

Sifat perlindungan lebih baik karena aliran listrik langsung dihantarkan ke ground di tanah

Kerugian

Bila suatu saat ion ion pada preventor tersebut habis atau berkurang

Lebih mahal dibandingkan sistem franklin.

Sumber : Utilitas bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M. Arch. 1992

5.8.6 Analisa Perlindungan Kebakaran

Sistem perlindungan kebakaran adalah usaha untuk mengadakan perlindungan terhadap suatu bangunan bila terjadi kebakaran.

1. Preventif

Yaitu usaha mencagah kebakaran dengan dua cara, mengawasi menggunakan CCTV, dan pemilihan bahan bangunan.

2. Respersif

Adalah cara penyelamatan pada saat terjadi kebakaran dengan cara fire alarm system, fire sprinkler system yang terletak pada jarak 15-25 cm, fire hydrant yang diletakkan dengan jarak 5-30 cm, fire detector, smike and heat extinguisher atau chemical extinguishing.

3. Evekuatif

Cara kerja yang dipilih untuk daterapkan pada bangunan adalah sistem otomatis dan semi otomatis. Semi otomatis untuk ruang- ruang pengelola, mengingat pentingnya dokumen-dokumen yang terdapat pada ruang tersebut.

5.8.7 Analisa Sistem Jaringan Sampah

Pengolahan sampah pada bangunan akan menggunakan sistem sampah yang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai denga jenisnya. Sampah dibagi menjadi tiga jenis :

1. Sampah anorganik, adalah sampah yang tidak dapat mengalami pembusukan alami, contoh : logam, besi kaleng, plastic, kater dan botol.

2. Sampah organik, adalah sampah yang dapat mengalami pembusukan alami, contoh : sampah dapur, sisa sayuran, dedaunan.

Dengan demikian setiap titik-titik sampah akan disediakan tempat sampah sesuai dengan jenisnya dan untuk membedakan akan diberi warna yang berbeda.