Penandatanganan SPMKP Penguangan SPMKP a. Cara penghitungan SKPLB

membayar kelebihan pajak SPMKP dalam jangka waktu satu bulan setelah adanya surat ketetapan kelebihan pembayaran pajak. SKPKPP merupakan keputusan untuk mengeluarkan uang dari kas negara sedangkan SPMKP merupakan surat perintah membayar kelebihan pajak kepada bank Indonesia atau bank operasional satu untuk mengeluarkan uang sesuai yang tertera pada SPMKP tersebut, ketentuan tentang mengenai penerbitan SKPKPP dan SPMKP ditetapkan pada pasal 15 peraturan Menteri Keuangan Nomor 16PMK.032011 tentang tata cara pembayaran kembali kelebihan pembayaran pajak. SPMKP dibuat dalam empat rangkap dengan peruntukan sebagai berikut : a. Lembar ke-1 dan lembar ke-2 untuk kantor pelayanan pemendaharaan negara mitra kerja kantor pelayanan pajak pratama yang menerbitkan SPMKP. b. Lembar ke-3 untuk wajib pajak yang bersangkutan. c. Lembar ke-4 untuk kantor pelayanan pajak pratama yang menerbitkan SPMKP. Adapun lembar ke-2 yang diserahkan kantor pelayanan pembendaharaan negara dikembalikan kepada kantor pelayanan pajak pratama yang menerbitkan SPMKP dengan disertai surat perintah pencairan dana SP2D setelah disertai tanggal dan nomor surat perintah pencairan dana SP2D.

C. Penandatanganan SPMKP

Seluruh berkas yang berhubungan dengan pengembalian pajak diserahkan kepada kasi pelayanan serta dilanjutkan kepada kepala KPP Pratama. Kasi meneliti semua berkas tersebut, setelah dianggap lengkap maka kasi memberikan parafnya pada SPMKP tersebut serta bukti Pbk, kepala KPP Universitas Sumatera Utara Pratama juga meneliti berkas tersebut, atas berkas yang lengkap dan benar maka SPMKP ditandatangani. Apabila diperlukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap suatu pengembalian kelebihan pajak, supaya diusahakan dilakukan dengan cepat sesuai batas waktu yang telah ditentukan.

D. Penguangan SPMKP a.

Penguangan SPMKP dilaksanakan oleh bank pembayar dengan cara mentransfermemindahbukukan jumlah pembayaran pengembalian kelebihan pembayaran pajak ke rekening wajib pajak pada bank yang tertera dalam SPMKP, sedang wajib pajak yang bersangkutan tidak perlu datangtidak perlu memberikan tanda tangan penerimaan. b. Apabila pada SPMKP tidak tertera bank dan rekening nomor pokok wajib pajak bersangkutan, maka pembayaran dilakukan setelah wajib pajak menandatangani lembar ke-1,kw-2, dan lembar ke-3 SPMKP. c. Setelah SPMKP diuangkan, maka SPMKP lembar ke-2 akan diterima kembali oleh KPP pratama dari bank pembayaran. d. SPMKP tersebut dicocokkan dengan bukti restitusi, catat tanggal penguangan pada kolom keterangan. e. Setelah diketahui bahwa lembar ke-2 SPMKP benar kemudian diteruskan ke seksi pelayanan untuk diedit, selanjutnya direkam pada seksi pengolahan data dan informasipengolahan data dan tata usaha perpajakan. Dan demikian juga untuk SKPKPP dan SPMKP yang diterbitkan. f. SPMKP yang telah direkam, disimpan seksi pelayanan, berurutan nomor SPMKP nya. Universitas Sumatera Utara

E. Cara penghitungan SKPLB

Cara perhitungan imbalan bunga atas kelebihan pembayaran akibat keputusan keberatan atau putusan banding. Dalam hal jumlah pembayaran lebih besar dari pada jumlah yang masih dibayar menurut keputusan keberatan atau putusan banding. SKPKB tahun pajak 2005 diterbitkan pada tanggal 10 Maret 2007 dengan data sebagai berikut : Pokok pajak terutang Rp 150.000.000 Kredit pajak Rp 75.000.000 Pajak kurang bayar Rp 75.000.000 Sanksi pasal 13 ayat 2 Rp 19.500.000 Pajak yang masih harus dibayar Rp 94.500.000 Atas SKPKB tersebut wajib pajak mengajukan keberatan a. Pada tanggal 30 Maret 2007 wajib pajak membayar kekurangan bayar tersebut sebesar Rp 94.500.000 lunas pada tanggal 12 September 2007 diterbitkan surat keputusan keberatan oleh Direktur Jendral Pajak dengan rincian sebagai berikut : Pokok pajak terutang Rp 100.000.000 Kredit pajak Rp 75.000.000 Pajak kurang bayar Rp 25.000.000 Sanksi pasal 13 ayat 2 Rp 6.500.000 Pajak yang masih harus dibayar Rp 31.500.000 Universitas Sumatera Utara b. Berdasarkan keputusan keberatan tersebut diterbitkan SPMKP pada tanggal 20 September 2007 dengan jumlah kelebihan pembayaran pajak sebesar Rp 63.000.000 Rp 94.500.000- Rp 31.500.000. c. Berdasarkan data diatas maka penghitungan imbalan bunga adalah sebagai berikut : Dasar penghitungan imbalan Rp 63.000.000 Jumlah bulan adalah 7 bulan 10 Maret 2007 sd 20 September 2007 d. Besarnya imbalan bunga yang diberikan kepada wajib pajak adalah 7 x 2 x Rp 63.000.000 = Rp 8.820.000 Sama dengan contoh diatas, teapi keputusan keberatannya menyatakan lebih bayar : Pokok pajak terutang Rp 65.000.000 Kredit pajak Rp 75.000.000 Pajak lebih bayar Rp 10.000.000 a. Berdasarkan keputusan keberatan tersebut, diterbitkan SPMKP pada tanggal 20 September 2007 dengan jumlah kelebihan pembayaran sebesar Rp 104.500.000 Rp 94.500.000 + 10.000.000. b. Perhitungan imbalan bunga adalah sebagai berikut : Dasar perhitungan sebesar Rp 94.500.000, terhitung sejak tanggal 10 Maret 2007 sd 20 September 2007 adalah 7 bulan Dasar perhitungan sebesar Rp 10.000.000 terhitung sejak 8 April 2007 sampai dengan 20 September 2007 adalah 6 bulan. Universitas Sumatera Utara c. Imbalan bunga yang diberikann kepada wajib pajak adalah : 7 x Rp 94.500.000 = Rp 13.200.000 6 x Rp 10.000.000 = Rp 1.200.000 Jumlah = Rp 14.400.000 Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA