Pengaruh Paparan Asap Rokok Terhadap Konsumsi Oksigen Maksimal (VO2 Maks) pada Mahasiswa yang Merokok di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

(1)

KARYA TULIS AKHIR

PENGARUH PAPARAN ASAP ROKOK TERHADAP KONSUMSI OKSIGEN

MAKSIMAL (VO2 MAKS) PADA MAHASISWA YANG MEROKOK DI FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Oleh :

ZAHROTUL HASANAH HARUM 201110330311174

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015

Pembimbing I

dr. Annisa’ Hasanah, M. Si

Pembimbing II

dr. Nanang Mardiraharjo, Sp.THT-KL

Mengetahui, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang


(3)

iii

LEMBAR PENGUJI

Karya Tulis Akhir Oleh Zahrotul Hasanah Harum ini Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 28 Januari 2015

Tim Penguji

dr. Dian Yuliartha Lestari, Sp. PA

dr. Annisa’ Hasanah, M. Si


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pengaruh Paparan Asap Rokok Terhadap Konsumsi Oksigen Maksimal (VO2 Maks) Pada Mahasiswa yang Merokok di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang”

Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini jauh dari sempurna, walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin serta mendapatkan bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing dalam rangka penyusunan. Tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sangatlah tidak mudah menjalani masa perkuliahan hingga pada penyusunan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dan semoga penelitian ini dapat menambah wawasan serta bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 28 Januari 2015


(5)

v

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir dengan judul “Pengaruh Paparan Asap Rokok Terhadap Konsumsi Oksigen Maksimal (VO2 Maks) Pada Mahasiswa yang Merokok di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang”. Dengan terwujudnya karya tulis akhir ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

2. dr. Annisa’ Hasanah, M. Si, selaku dosen pembimbing I yang selalu memberi dorongan motivasi, bantuan, dan kesediaan waktunya untuk selalu membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

3. dr. Nanang Mardiraharjo, Sp.THT-KL, selaku dosen pembimbing II yang telah memberi bimbingan dengan baik dan penuh kesabaran dalam mambantu penulis menyelesaikan karya tulis akhir ini.

4. dr. Dian Yuliartha Lestari, Sp. PA, selaku dosen penguji yang telah memberikan petunjuk, saran dan kritik yang membangun saat ujian maupun di luar ujian demi kesempurnaan karya tulis akhir ini. Penulis sadar tugas akhir ini sangat jauh dari kesempurnaan.

5. Ayah Ibu tercinta terkasih tersayang yang telah bekerja sangat keras demi anak-anaknya, terima kasih atas segala doa yang dipanjatkan siang dan malam tanpa kenal lelah, atas kasih sayang, kesabaran, pelajaran, ketulusan, dan segala yang telah diberikan kepada Harum sejak kecil hingga sekarang.

6. Dek Jun Rachmawati Harum, dek Luqman Hakim Harum, dek Ramizah Alya Harum yang telah memberikan banyak inspirasi, masukan, dukungan, semangat, doa, canda dan


(6)

vi

tawanya. Meski dunia terpecah belah, kita akan tetap bersama. Terimakasih banyak :* semoga apa yang dicita-citakan mendapat ridho dari Allah SWT, dan dimanapun berada, dapat memberikan banyak manfaat untuk orang lain.

7. Mbak Luluk Fahimah dan Om Toib yang telah memberikan banyak dukungan serta mendoakan dengan tulus.

8. Mbak Susi yang selalu mendoakan, meski jauh namun dekat dihati.

9. Kawan-kawanku : mbah Gita, Si sulung Sutan, nakjah Ayu, Kikoy komikers, Tita, Icak, Junita, Reski, Ayung yung, Mentek, Putri Paham, Sisil. Love kalian semua rek, tanpa kalian, hidup takkan berwarna.

10.Mas Arie Zaky Prasetya yang kebaikannya saking buanyaknya sampai tidak bisa diucapkan satu persatu. Semoga Allah membalas, dan semoga segala apa yang diharapkan bisa tercapai.

11.KKN 52, yang telah memberikan banyak pelajaran dan pengalaman yang luar biasa indah.

12.Kawan-kawan FK UMM angkatan 2011 Adorables, “kamu sangat berarti istimewa dihati selamanya rasa ini. Jika tua nanti kita telah hidup masing-masing, ingatlah Adorables!!” love you all rek :*

13.Staff TU ( Bu Endah, Pak Yon, Mbak Citra, Mbak Ema, dll) terimakasih atas segala bantuannya.

14.Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis ini dan juga mendoakan demi suksesnya Karya Tulis ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.


(7)

vii

Penulis sadar bahwa karya tulis akhir ini pasti masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun guna kesempurnaan dari karya tulis akhir ini. Akhir kata semoga karya tulis akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan menjadi sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan ke depan.

Malang, 28 Januari 2015


(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

LEMBAR PENGUJI……... iii

KATA PENGANTAR……... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR SINGKATAN... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………..………... 1

1.2 Rumusan Masalah………...……... 4

1.3 Tujuan Penelitian………...……... 4

1.3.1 Tujuan umum………... 4

1.3.2 Tujuan khusus………... 4

1.4 Manfaat Penelitian……….…... 4

1.4.1 Akademis... ... 4

1.4.2 Klinis………...……..………….……... 4

1.4.3 Masyarakat...……..………….……... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok... 6

2.1.1 Kandungan Rokok...………….………... 6

2.1.2 Jenis Rokok………...…………...…... 11

2.1.3 Efek Negatif Rokok………...…………...…... 11

2.1.3.1 Efek rokok pada sistem respirasi... 12

2.1.3.2 Efek rokok pada sistem kardiovaskular... 13

2.2 Perokok... 14

2.2.1 Perokok pasif... ... 14

2.2.2 Perokok aktif………...……..………….……... 15

2.2.3 Derajat perokok…………...……..………….……... 15

2.3 Fisiologi Respirasi……...……...……... 15

2.3.1 Ventilasi paru...…...…...………...……... 15

2.3.2 Difusi gas melalui membran pernapasan...……...….…..…... 16

2.3.3 Pengangkutan O2 dari paru ke jaringan tubuh... 18

2.3.4 Pengaturan pernapasan...…... ... 19

2.4 VO2 Maks …...……... …...…... ……...……... 20

2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi VO2 maks…………... 21

2.4.2 Pengukuran VO2maks………... 23

2.4.3 Peran sistem kardiovaskular terhadap VO2 maks... 24

2.4.4 Peran sistem respirasi terhadap VO2 maks... 26


(9)

ix

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN.. 32

3.1 Kerangka konseptual penelitian ………....………...…... 32

3.2 Hipotesis penelitian……….………..…..…...……...….. 34

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ………...………...………...…... 35

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……….………..…..…...……...…... 35

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ………..………....…...…… 35

4.3.1 Populasi penelitian………...…...…... 35

4.3.2 Sampel penelitian………...…...……. 35

4.3.3 Teknik pengambilan sampel ………..……...…...…... 35

4.3.4 Besar sampel ………..……...…...……...…...…... 35

4.4 Karakteristk sampel penelitian…...…...……...…...………... 36

4.5 Variabel Penelitian ………...…...…... 37

4.5.1 Variabel Bebas………...…...…... 37

4.5.2 VariabelTerikat………...…...…... 37

4.6 Definisi Operasional Variabel………... 37

4.7 Alat dan Bahan Penelitian………...…... 38

4.8 Prosedur Pengambilan Data………...….... 38

4.9 Analisis Data………...…...…... 41

4.10 Alur Penelitian………...…... 41

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Karakteristik sampel... …………...………...………...…….. 42

5.1.1 Karakteristik usia………...…...…... 42

5.1.2 Nilai VO2 maks ………...…...…... 43

5.1.3 Jumlah batang rokok perhari terhadap VO2 maks...……. 43

5.1.4 Lama merokok terhadap VO2 maks. ………..…….…... 44

5.1.5 Derajat perokok terhadap VO2 maks..…... …...…...…... 45

5.2 Analisis data penelitian…………...…...……...…...….……... 45

5.2.1 Hasil uji normalitas data…………...……...………...….. 45

5.2.2 Hasil analisis Regresi Linier Berganda...………...…….. 47

BAB 6 PEMBAHASAN... 49

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan……… …………...………...………...…….. 56

7.2 Saran……..……… …………...………...………...…….. 57

DAFTAR PUSTAKA... 59


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan bersedia menjadi sampel……...……….….. 62 Lampiran 2 Persetujuan menjadi sampel... ………...… 63 Lampiran 3 Identitas sampel……...……… 64 Lampiran 4 Data Paparan Asap Rokok dan VO2 Maks……...…….….. 65 Lampiran 5 Hasil analisis data...……….. 68 Lampiran 6 Dokumentasi penelitian...……….. 71 Lampiran 7 Surat penelitian...……….. 75


(11)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong N, 2006, Aerobic Fitness of Children and Adolescent, Jornal de Pediatria, 82, hal.406.

Ariyadin, 2008, Rokok Anda :Relakah Mati demi Sebatang Rokok?, Manyar Media, Yogyakarta, hal. 23-36, 70-78, 86-98.

Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan, 2013, Riset Kesehatan Dasar, 2013, Jakarta, hal 11-12.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2007, Bangkitkan Kesadaran Remaja terhadap Bahaya Merokok, Jakarta, hal 1.

Depkes, 2010, Saatnya Perempuan Ikut Mengatasi Masalah Merokok, Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia,diunduh tanggal 20 Februari 2014, http://www.depkes.go.id/downloads/2010_HTTS_Buku_panduan_draft2.pdf )

Djamanshiro, 2008, Dampak Merokok Bagi Kesehatan, diunduh tanggal 20 Februari 2014, http://one.indoskripsi.com.

Fox SI, 2003, Respiratory Physiology : Hemoglobin and Oxygen Transport, Human Physiology, 8th ed, McGraw-Hill, New York, hal.235-245.

Geiss O, 2007, Tobacco, Cigarettes and Cigarette Smoke, Institute for Health and Consumer Protection, European Communities, Italy, hal. 1.

Giriwijoyo S, Didik ZF, 2012, Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga), PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 368-389.

Guyton AC, 2006, alih bahasa, Irawati et al; editor edisi bahasa Indonesia, Luqman Yanuar Rahman et al, dalam: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi XI, EGC, Jakarta, hal.495-499, 499, 539-541, 545-548.

Heywood V, 2006, Advanced Fitness Assessment and Exercise Prescription, Fifth Edition, Champaign, IL: Human Kinetics, Lembaga Penelitian Cooper Aerobic, Dallas.

Ifan R, 2011, Hubungan Antara Perempuan Perokok Pasif dengan Gambaran Hasil Pemeriksaan Paps Smear, Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi, dan Kesehatan, 2, hal. 33.

Kartawa H, 2003, Penggunaan tes-tes faal untuk menilai peningkatan kemampuan atlet, Dalam : Kumpulan Diktat Kuliah Kedokteran Olahraga, Semarang, Fakultas Kedokteran Undip, hal.29-41


(12)

xii

Kusuma DA, 2011, Studi Kadar Nikotin dan Tar Sembilan Merk Rokok Kretek Filter yang beredar di Wilayah Kabupaten Nganjuk, Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 5, hal. 151-155.

Levitzky MG, 2007, Pulmonary Physiology, 7th ed. McGraw- Hill, New York, hal. 224-231

Mackenzie B, 2001, VO2max, diunduh tanggal 19 Maret 2013, http://www.brianmac.demon.co.uk/VO2max.htm.

Mackenzie B, 2007, 101 Perfomance Evaluation Test, British Library, hal 22-24.

Mahler DA, 2004, ACSM: Panduan Uji Latihan Jasmani Dan Peresapannya. Alih bahasa: Djaja Surya Atmadja, Muchsin Doewes, EGC, Jakarta, hal. 54-66. Radityasari A, 2010, Gambaran Perilaku Merokok Siswa Sekolah Menengah

Atas/Sederajat di Kota Semarang, Thesis, Universitas Diponegoro.

Rodgman A, Smith CJ, Perfetti TA, 2000, The composition of cigarette smoke: retrospective, with emphasis on polycyclic components, Human & Experimental Toxicology, hal. 573-95

Rodrigues AN, Perez AJ, Carletti L, Bissoli NS, Abreu GR, 2006, Maximum oxygen uptake in adolescents as measured by cardiopulmonary exercise testing, Journal of The American Society of Exercise Physiologists, 82, hal.426. Sajinadiyasa, IKG, Baginda IM, 2010, Pervalensi Dan Risiko Merokok Terhadap

Penyakit Paru Di Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, Jurnal Penyakit Dalam, 11.

Sari MEP, 2010, Hubungan Antara Kebiasaan Merokok dengan Kadar CO Paru, Thesis, Universitas Sebelas Maret.

Sastroasmoro S, Usulan Penelitian dalam Sastroasmoro S (editor), 2011,Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-4, Sagung Seto, Jakarta.

Silbernagl S, 2000, Color Atlas of Pathophysiology, Thieme, At a Glance, New York, hal. 236-239.

Sirajudin, 2011, Pengaruh Paparan Asap Rokok Terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Bayi Di Sulawesi Selatan, Cigarettes, low birth weight, Media Gizi Pangan, 11, hal. 34-39.

Sirait MA, 2001, Perilaku Merokok( Analisis Data Susenas 2001), diunduh tanggal 12 April 20014 ,www.kompas.co.id.


(13)

xiii

Stefanus S, 2002, Bye – Bye Smoke, PT. TriexTrimacinda, Jakarta, hal. 32.

Suminski R, 2009, The Effect of Habitual Smoking on Measured and Predicted VO2max, Journal of Physical Activity and Health, 6, hal. 667-673.

Supriyadi M, 2013, Faktor Genetik Penyakit Paru Obstruktif Kronik, CDK-207, 40, hal. 572-577.

Suradi , 2007, Pengaruh Rokok Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik, In: Pidato Pengukuhan Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Maret, hal. 1-11. Syaifudin, 2009, Fungsi Sistem Tubuh Manusia, Widya Medika, Jakarta, hal. 105. Tanuwihardja RK , 2009, Rokok Elektronik, Jurnal Respirasi Indonesia, 32, hal. 53-61.

Tirtosastro S, 2010, Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok, Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri, 2 , hal.33-41.

World Health Organization, 2009, WHO Report on the global tobacco epidemic 2009: implementating smoke-free environments, Geneva.

World Health Organization, 2010, Gander Woman and Tobacco Epidemic, hal. 137-147. Yunus, 2009, Manfaat Rehabilitasi Paru dalam Meningkatkan atau Mempertahankan

Kapasiti Fungsional dan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik di RSUP Persahabatan, Jurnal Respiratologi Indonesia, 2.


(14)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia menyebabkan masalah rokok menjadi semakin serius. Rokok membunuh lebih dari 5 juta orang setiap tahunnya, dan pada tahun 2020, diperkirakan terjadi 10 juta kematian dengan 70 % terjadi di negara berkembang (Depkes RI, 2010). Tingginya populasi perokok menempatkan Indonesia di urutan ke-5 tertinggi dunia setelah Cina, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang dengan perkiraan konsumsi 220 milyar batang pada tahun 2005. Persentase perokok di Indonesia sendiri mencapai 24,2% pada orang dewasa dan 25,3% pada remaja di keseluruhan populasi (WHO, 2009).

Kandungan kimia rokok yang sudah teridentifikasi jumlahnya mencapai 2.500 komponen. Sekitar 1.100 komponen tersebut diturunkan menjadi komponen asap secara langsung dan 1.400 lainnya mengalami dekomposisi atau terpecah, bereaksi dengan komponen lain dan membentuk komponen baru. Sedangkan di dalam asap rokok, terdapat 4.800 macam komponen kimia yang telah teridentifikasi. Komponen kimia rokok yang berbahaya bagi kesehatan, yaitu: tar, nikotin, gas karbon monoksida (CO), dan nitrit oksida (NO) (Tirtosastro, 2010). Selain berbahaya bagi perokok itu sendiri, asap rokok juga berbahaya bagi orang lain yang menghirupnya. Orang yang tidak merokok namun ikut menghirup asap rokok dengan tidak sengaja disebut perokok pasif. Ketika perokok aktif membakar sebatang rokok dan menghisapnya, asap yang dihisap oleh perokok disebut asap utama (mainstream) dan asap yang keluar dari ujung rokok (bagian yang terbakar)


(15)

2

dinamakan asap sampingan (side steam) Seorang perokok pasif akan menghisap asap rokok sampingan ini (Ariyadin, 2008).

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007, jumlah perokok aktif di Indonesia pada usia di atas 15 tahun (dewasa muda) adalah 35,4%, di mana 65,3% di antaranya adalah laki-laki (Depkes, 2011). Fakta yang mengkhawatirkan adalah usia dimulainya merokok di mana setiap tahun didapatkan usia perokok semakin muda, dan menjadikan remaja sebagai target yang potensial bagi industri rokok (Radityasari, 2010).

Merokok dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, memekatkan darah sehingga mudah menggumpal, dan menganggu irama jantung. Kandungan nikotin, gas CO, radikal bebas dan zat-zat dalam rokok dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah. Apabila terbentuk plak dalam pembuluh darah, dapat menjadi proses awal terjadinya aterosklerosis yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kardiovaskuler (Yunus, 2009). Penelitian Marlina (2010) tentang hubungan antara kebiasaan merokok dengan kadar CO paru pada perokok usia 25-65 tahun, didapatkan hubungan lama merokok, jumlah konsumsi rokok serta merek rokok terhadap kadar CO pada paru. Asap rokok juga dapat menyebabkan hipersekresi mukus pada mukosa bronkus serta destruksi serat elastin sehingga elastisitas rekoil paru turun dan bronkiolus non kartilago menjadi rusak. Gangguan tersebut berakibat pada penurunan kinerja kardiorespirasi. Daya tahan jantung paru ini dapat diukur melalui kadar VO2maks (Mahler, 2004).

VO2 maks merupakan jumlah maksimal O2 yang dapat dikonsumsi selama aktifitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi kelelahan. VO2 maks dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik yang dapat menentukan kapasitas kardiovaskular seseorang (Rodrigues, 2006). Seseorang yang mengalami penurunan


(16)

3

VO2 maks maka daya tahan kardiorespirasi akan menurun. Penelitian oleh Tobita

dalam Suminski (2009) yang dilakukan pada perokok usia 25-55 tahun menyatakan

bahwa semakin banyak jumlah rokok yang dihisap akan semakin menurunkan VO2

maks. Hal ini diperkuat oleh penelitian Suminski (2009), bahwa terjadi penurunan VO2 maks pada perokok berat sebesar 8.0 ml/kg/min (milliliter/kilogram berat badan/menit) dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok.

Sejalan dengan hal tersebut, dalam beberapa tahun ini pemerintah juga telah mengupayakan terciptanya lingkungan tanpa asap rokok. Hal ini telah dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan, bahwa yang dimaksud Kawasan Tanpa Rokok salah satunya adalah sarana kesehatan (BPOM, 2007).

Pemda DKI juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok dan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, namun implementasinya belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan karena masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat khususnya mahasiswa fakultas kedokteran akan bahaya merokok. Kondisi ini dapat dicegah dengan meningkatkan kesadaran terhadap bahaya merokok terutama mahasiswa fakultas kedokteran yang kelak akan menjadi tenaga kesehatan dan akan bekerja di sarana umum seperti pelayanan kesehatan (BPOM, 2007).

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui pengaruh paparan asap rokok terhadap konsumsi oksigen maksimal (VO2 maks) pada mahasiswa yang merokok di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiah Malang.


(17)

4

1.2 Rumusan Masalah

Adakah pengaruh paparan asap rokok terhadap VO2 maks mahasiswa yang merokok di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui pengaruh paparan asap rokok terhadap VO2 maks mahasiswa yang merokok di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui karakteristik usia perokok 2. Mengetahui nilai VO2 maks perokok

3. Mengetahui jumlah rokok yang dikonsumsi perhari terhadap nilai VO2 maks

4. Mengetahui lama merokok terhadap nilai VO2 maks 5. Mengetahui derajat perokok terhadap nilai VO2 maks 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Akademis

1. Sebagai bahan kajian bagi pengembangan ilmu kedokteran khususnya mengenai bahaya asap rokok.

2. Sebagai sumber informasi bagi semua pihak terutama dampak asap rokok terhadap kesehatan.

1.4.2 Klinis

Nilai VO2 maks merupakan salah satu parameter tingkat kebugaran jasmani seseorang.


(18)

5

1.4.3 Bagi masyarakat

Memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai bahaya asap rokok terhadap kesehatan kardiorespirasi.


(1)

xiii

Suminski R, 2009,

The Effect of Habitual Smoking on Measured and Predicted

VO2max, Journal of Physical Activity and Health, 6, hal. 667-673.

Supriyadi M, 2013, Faktor Genetik Penyakit Paru Obstruktif Kronik, CDK-207, 40, hal.

572-577.

Suradi

, 2007, Pengaruh Rokok Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik, In: Pidato

Pengukuhan Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Maret, hal. 1-11.

Syaifudin, 2009, Fungsi Sistem Tubuh Manusia, Widya Medika, Jakarta, hal. 105.

Tanuwihardja RK , 2009, Rokok Elektronik, Jurnal Respirasi Indonesia, 32, hal. 53-61.

Tirtosastro S, 2010, Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok, Buletin Tanaman

Tembakau, Serat & Minyak Industri, 2 , hal.33-41.

World Health Organization, 2009, WHO Report on the global tobacco epidemic 2009:

implementating smoke-free environments, Geneva.

World Health Organization, 2010, Gander Woman and Tobacco Epidemic, hal. 137-147.

Yunus, 2009, Manfaat Rehabilitasi Paru dalam Meningkatkan atau Mempertahankan

Kapasiti Fungsional dan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Paru Obstruktif

Kronik di RSUP Persahabatan, Jurnal Respiratologi Indonesia, 2.


(2)

1 1.1 Latar Belakang

Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia menyebabkan masalah rokok menjadi semakin serius. Rokok membunuh lebih dari 5 juta orang setiap tahunnya, dan pada tahun 2020, diperkirakan terjadi 10 juta kematian dengan 70 % terjadi di negara berkembang (Depkes RI, 2010). Tingginya populasi perokok menempatkan Indonesia di urutan ke-5 tertinggi dunia setelah Cina, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang dengan perkiraan konsumsi 220 milyar batang pada tahun 2005. Persentase perokok di Indonesia sendiri mencapai 24,2% pada orang dewasa dan 25,3% pada remaja di keseluruhan populasi (WHO, 2009).

Kandungan kimia rokok yang sudah teridentifikasi jumlahnya mencapai 2.500 komponen. Sekitar 1.100 komponen tersebut diturunkan menjadi komponen asap secara langsung dan 1.400 lainnya mengalami dekomposisi atau terpecah, bereaksi dengan komponen lain dan membentuk komponen baru. Sedangkan di dalam asap rokok, terdapat 4.800 macam komponen kimia yang telah teridentifikasi. Komponen kimia rokok yang berbahaya bagi kesehatan, yaitu: tar, nikotin, gas karbon monoksida (CO), dan nitrit oksida (NO) (Tirtosastro, 2010). Selain berbahaya bagi perokok itu sendiri, asap rokok juga berbahaya bagi orang lain yang menghirupnya. Orang yang tidak merokok namun ikut menghirup asap rokok dengan tidak sengaja disebut perokok pasif. Ketika perokok aktif membakar sebatang rokok dan menghisapnya, asap yang dihisap oleh perokok disebut asap utama (mainstream) dan asap yang keluar dari ujung rokok (bagian yang terbakar)


(3)

dinamakan asap sampingan (side steam) Seorang perokok pasif akan menghisap asap rokok sampingan ini (Ariyadin, 2008).

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007, jumlah perokok aktif di Indonesia pada usia di atas 15 tahun (dewasa muda) adalah 35,4%, di mana 65,3% di antaranya adalah laki-laki (Depkes, 2011). Fakta yang mengkhawatirkan adalah usia dimulainya merokok di mana setiap tahun didapatkan usia perokok semakin muda, dan menjadikan remaja sebagai target yang potensial bagi industri rokok (Radityasari, 2010).

Merokok dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, memekatkan darah sehingga mudah menggumpal, dan menganggu irama jantung. Kandungan nikotin, gas CO, radikal bebas dan zat-zat dalam rokok dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah. Apabila terbentuk plak dalam pembuluh darah, dapat menjadi proses awal terjadinya aterosklerosis yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kardiovaskuler (Yunus, 2009). Penelitian Marlina (2010) tentang hubungan antara kebiasaan merokok dengan kadar CO paru pada perokok usia 25-65 tahun, didapatkan hubungan lama merokok, jumlah konsumsi rokok serta merek rokok terhadap kadar CO pada paru. Asap rokok juga dapat menyebabkan hipersekresi mukus pada mukosa bronkus serta destruksi serat elastin sehingga elastisitas rekoil paru turun dan bronkiolus non kartilago menjadi rusak. Gangguan tersebut berakibat pada penurunan kinerja kardiorespirasi. Daya tahan jantung paru ini dapat diukur melalui kadar VO2maks (Mahler, 2004).

VO2 maks merupakan jumlah maksimal O2 yang dapat dikonsumsi selama aktifitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi kelelahan. VO2 maks dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik yang dapat menentukan kapasitas kardiovaskular seseorang (Rodrigues, 2006). Seseorang yang mengalami penurunan


(4)

VO2 maks maka daya tahan kardiorespirasi akan menurun. Penelitian oleh Tobita dalam Suminski (2009) yang dilakukan pada perokok usia 25-55 tahun menyatakan bahwa semakin banyak jumlah rokok yang dihisap akan semakin menurunkan VO2 maks. Hal ini diperkuat oleh penelitian Suminski (2009), bahwa terjadi penurunan VO2 maks pada perokok berat sebesar 8.0 ml/kg/min (milliliter/kilogram berat badan/menit) dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok.

Sejalan dengan hal tersebut, dalam beberapa tahun ini pemerintah juga telah mengupayakan terciptanya lingkungan tanpa asap rokok. Hal ini telah dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan, bahwa yang dimaksud Kawasan Tanpa Rokok salah satunya adalah sarana kesehatan (BPOM, 2007).

Pemda DKI juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok dan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, namun implementasinya belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan karena masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat khususnya mahasiswa fakultas kedokteran akan bahaya merokok. Kondisi ini dapat dicegah dengan meningkatkan kesadaran terhadap bahaya merokok terutama mahasiswa fakultas kedokteran yang kelak akan menjadi tenaga kesehatan dan akan bekerja di sarana umum seperti pelayanan kesehatan (BPOM, 2007).

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui pengaruh paparan asap rokok terhadap konsumsi oksigen maksimal (VO2 maks) pada mahasiswa yang merokok di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiah Malang.


(5)

1.2 Rumusan Masalah

Adakah pengaruh paparan asap rokok terhadap VO2 maks mahasiswa yang merokok di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui pengaruh paparan asap rokok terhadap VO2 maks mahasiswa yang merokok di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui karakteristik usia perokok 2. Mengetahui nilai VO2 maks perokok

3. Mengetahui jumlah rokok yang dikonsumsi perhari terhadap nilai VO2 maks

4. Mengetahui lama merokok terhadap nilai VO2 maks 5. Mengetahui derajat perokok terhadap nilai VO2 maks 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Akademis

1. Sebagai bahan kajian bagi pengembangan ilmu kedokteran khususnya mengenai bahaya asap rokok.

2. Sebagai sumber informasi bagi semua pihak terutama dampak asap rokok terhadap kesehatan.

1.4.2 Klinis

Nilai VO2 maks merupakan salah satu parameter tingkat kebugaran jasmani seseorang.


(6)

1.4.3 Bagi masyarakat

Memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai bahaya asap rokok terhadap kesehatan kardiorespirasi.


Dokumen yang terkait

Gambaran Paparan Asap Rokok Selama Kehamilan dan Berat Badan Bayi yang dilahirkan pada Ibu yang Melahirkan di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan

7 69 113

HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN PENCAPAIAN TINGGI BADAN MAKSIMAL MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2 10 25

PENGARUH MEROKOK TERHADAP KEJADIAN RHINOSINUSITIS PADA MAHASISWA PEROKOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ANGKATAN 2012

0 18 20

Efektivitas Instrumen Tes Pengukuran Nilai Konsumsi Oksigen Maksimal (VO2 Maks) Untuk Siswa SMA

0 15 72

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN VOLUME MAKSIMAL OKSIGEN (VO Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Peningkatan Volume Maksimal Oksigen (VO2 MAKS) Pada Perokok.

0 2 13

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN VOLUME MAKSIMAL OKSIGEN Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Peningkatan Volume Maksimal Oksigen (VO2 MAKS) Pada Perokok.

0 2 16

BAB 1 Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Peningkatan Volume Maksimal Oksigen (VO2 MAKS) Pada Perokok.

0 2 5

PENGARUH LATI HAN CYCLE ERGOMETRY Pengaruh Latihan Cycle Ergometry Terhadap Volume Oksigen Maksimal (VO2 Maks) Pada Wanita Usia 30 – 39 Tahun.

0 1 19

PENDAHULUAN Pengaruh Latihan Cycle Ergometry Terhadap Volume Oksigen Maksimal (VO2 Maks) Pada Wanita Usia 30 – 39 Tahun.

0 1 4

PENGARUH LATIHAN CYCLE ERGOMETRY TERHADAP VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO Pengaruh Latihan Cycle Ergometry Terhadap Volume Oksigen Maksimal (VO2 Maks) Pada Wanita Usia 30 – 39 Tahun.

0 0 12