Fase proliferasi Fase luteal Fase menstruasi

peningkatan LH. Selanjutnya FSH akan merangsang sel granulosa untuk menghasilkan estrogen dan inhibin. Estrogen akan merangsang timbulnya tanda- tanda seks sekunder, sedangkan inhibin berperan dalam kontrol mekanisme umpan balik pada hipotalamus-hipofisis-gonad. Luteinizing Hormone LH berperan pada proses menarche dan merangsang timbulnya ovulasi Batubara 2010. Menstruasi Kata menstruasi berasal dari Bahasa Latin, yaitu mens yang berarti “bulan” karena siklus menstruasi mengikuti penanggalan bulan Waluyo Putra 2010. Menstruasi merupakan suatu peristiwa perdarahan uterus yang terjadi secara siklik dan dialami oleh sebagian besar perempuan usia produktif Norwitz 2006. Menurut Manuaba et al. 2007, menstruasi merupakan siklus yang kompleks yang melibatkan berbagai unsur dalam tubuh perempuan, diantaranya panca indera, korteks serebri, hipotalamus, aksis hipofisis-ovarium, dan organ tujuan uterus, endometrium, serta organ seks sekunder. Rangsangan panca indera diubah di dalam korteks serebri kemudian melalui nukleus amigdala disalurkan menuju hipotalamus. Nukleus amigdala berperan untuk menghambat dan meloloskan rangsangan menuju hipotalamus. Gagalnya fungsi inhibisi aliran rangsangan dapat menimbulkan pubertas awal menarche di bawah usia 10 tahun. Hipotalamus berfungsi mengalirkan rangsangan menuju hipofisis melalui sistem portal. Hipofisis dianggap sebagai mother of gland karena menerima rangsangan tunggal dari hipotalamus. Rangsangan hipofisis anterior berupa Gonadotropin Releasing Hormone GnRH merangsang hipofisis mengeluarkan Follicle Stimulating Hormone FSH dan akan merangsang folikel primer untuk berkembang hingga matang menjadi folikel de Graaf. GnRH lainnya adalah Luteinizing Releasing Hormone LH yang yang mengakibatkan ovulasi dan pembentukan korpus luteum pada ovarium Manuaba et al. 2007. Menurut Hendrik 2006, mekanisme terjadinya perdarahan menstruasi dalam satu siklus terdiri atas empat fase, yaitu fase proliferasi, fase luteal, fase menstruasi, dan fase regenerasi.

1. Fase proliferasi

Fase ini disebut juga fase folikuler dan berlangsung setelah perdarahan menstruasi berkahir dimulai hari ke-5 hingga 14. Fase proliferasi berguna untuk menumbuhkan lapisan endometrium agar siap untuk menerima sel ovum yang telah dibuahi oleh sperma sebagai persiapan terjadinya proses kehamilan. Pematangan folikel dalam ovarium akibat aktivitas FSH merangsang sintesis hormon estrogen dalam jumlah banyak. Peningkatan pembentukan dan pengaruh aktivitas FSH mngakibatkan terbentuknya banyak reseptor LH di lapisan sel granulosa dan cairan folikel dalam ovarium sehingga dapat merangsang folikel yang telah mengalami kematangan folikel de Graaf yang telah dewasa untuk melepaskan telur proses ovulasi. Telur tersebut akan ditangkap oleh rumbai pada tuba fallopii dan dibungkus oleh korona radiate yang akan memberi nutrisi selama 48 jam. Folikel de Graaf yang mengalami ovulasi menjadi korpus rubrum dan segera menjadi korpus luteum serta mengeluarkan hormon indung telur, yaitu estrogen dan progesteron.

2. Fase luteal

Fase luteal disebut juga fase sekresi atau pramenstruasi yang menunjukkan masa ketika ovarium membentuk korpus luteum dari sisa folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel telur saat terjadi ovulasi dan menghasilkan hormon progesteron yang akan digunakan sebagai penunjang lapisan endometrium uteri. Fase ini berlangsung pada hari ke-14 hingga 28. Ciri dari fase luteal adalah terbentuknya korpus luteum ovarium serta perubahan bentuk menjadi memanjang dan berkelok-kelok dan fungsi kelenjar pada lapisan endometrium akibat pengaruh peningkatan LH yang diikuti pengeluaran progesteron. Jika tidak terjadi pertemuan antara spermatozoa dan ovum telur, maka korpus luteum akan mengalami kematian. Korpus luteum bertahan selama 8-10 hari. Pengurangan estrogen dan progesteron menyebabkan vasokonstriksi pengerutan pembuluh darah sehingga korpus luteum mengalami kematian. Selanjutnya terjadi vasodilatasi pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan pelepasan darah dalam bentuk perdarahan yang disebut menstruasi.

3. Fase menstruasi

Fase menstruasi menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan endometrium disertai pengeluaran darah dari dalam uterus dan dikeluarkan melalui vagina. Fase ini menyebabkan penyusutan dan lenyapnya korpus luteum tempat menetapnya reseptor serta terjadinya proses pembentukan dan pengeluaran hormon progesteron dan LH selama fase luteal.

4. Fase regenerasi