Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota New Avanza (Studi Kasus Pada Auto 2000 Sm. Raja Medan)

(1)

ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL

TOYOTA NEW AVANZA

(STUDI KASUS TOYOTA AUTO 2000 SISINGAMANGARAJA)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

FAISAL AFIF LUBIS 110907104

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sumatera Utara Oleh:

Nama : Faisal Afif Lubis Nim : 110907104

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA NEW AVANZA (STUDI KASUS PADA AUTO 2000 SM. RAJA MEDAN)

Yang dilaksanakan pada

Hari :

Tanggal : Waktu : Ketua :

NIP: 195908161986011001 Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA.

Anggota 1 :

NIP: 195405021982032002 Dra. Nurlela Ketaren. M.S.P


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Hasil Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:

Nama : Faisal Afif Lubis Nim : 110907104

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA NEW AVANZA (STUDI KASUS PADA AUTO 2000 SM. RAJA MEDAN)

Medan, Juni 2015

Pembimbing Ketua ProgramStudi

Dra. Nurlela Ketaren. M.S.P

NIP: 195405021982032002 NIP:195908161986011001 Prof.Dr.MarlonSihombing, MA

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

NIP : 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan Rasulullah SAW yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota New Avanza”. Guna mememuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus rasa hormat dan terima kasih yang dalam, penulis haturkan kepada Ibunda HJ. Badrul Aini, SE dan adik Adikku M. Rizki Putra Lubis, Salsabilla Aini, Adnan Maulana Lubis, yang selalu memberikan dukungan moral dan material dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A selaku Ketua Jurusan program Ilmu Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.S.P selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Ibu Dra. Nurlela Ketaren, M.S.P selaku dosen pembimbing yang telah mengajarkan dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Siswati Saragih, S.Sos, M.S.P selaku staf Administrasi prodi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.

7. Keluargaku tercinta, Ibundaku HJ. Badrul Aini, SE, adik adikku M. Rizki Putra Lubis, Salsabilla Aini, Adnan Maulana Lubis, serta seluruh keluarga, Terimakasih atas motivasi, semangat dan dukungannya serta kasih sayang dan do’a sehingga penulis terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Toyota Auto 2000 SM. RAJA, Jl. Sisingamangaraja No. 8 Medan, yang menjadi studi kasus penelitian ini.

9. Kepada Indah Fahrunisa yang telah memotivasi belajar dan do’a nya selama ini dari sejak awal duduk bangku kuliah di Administrasi Bisnis Fisip USU hingga sampai sekarang ini sehingga penulis terpacu dalam menyelesaikan program sarjana S1 Administrasi Bisnis.

10.Kepada teman teman seperjuangan M. Wahyu H. Raksa, Debby K. Hasan, Jennifer Capriatie, Simulia Putra Trg, Hafiz Yazid, Risa Mutiara, Semoga kita semua dapat hidup sukses setelah selesai dari perkuliahan ini, Amiin.

11.Semua Pihak, rekan sahabat, yang namanya tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungannya dan motivasinya selama ini.


(6)

Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis lainnya, khususnya untuk Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak–pihak yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Juni 2015 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Ekuitas Merek ... 7

2.1.1 Pengertian Ekuitas Merek ... 7

2.1.2 Membangun Ekuitas Merek ... 8

2.1.3 Konsep Brand Equity ... 8

2.1.4 Elemen-Elemen Ekuitas Merek ... 9

2.2. Keputusan Pembelian ... 15

2.3. Penelitian Terdahulu ... 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian ... 22

3.2. Lokasi Penelitian ... 22

3.3. Populasi dan Sampel ... 22

3.3.1 Populasi ... 22

3.3.2 Sampel ... 23

3.4. Hipotesis ... 23

3.5. Defenisi Konsep ... 24

3.6. Defenisi Operasional ... 27

3.7. Skala Pengukuran Variabel ... 30

3.8. Jenis dan Sumber Data ... 30

3.9. Metode Pengumpulan Data ... 31

3.10. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31

3.10.1. Uji Validitas ... 31

3.10.2. Uji Reliabilitas ... 33

3.11. Uji Asumsi Klasik ... 34

3.11.1. Uji Multikolinearitas ... 34

3.11.2. Uji Hederoskedastisitas ... 34

3.11.3. Uji Normalitas ... 34

3.12. Teknik Analisis Data ... 35

3.12.1. Metode Analisis Deskriptif ... 35

3.12.2. Analisis Regresi Berganda ... 35


(8)

3.13.1. Uji Secara Simultan / Serempak (Uji F) ... 36

3.13.2. Uji Secara Parsial / Uji t ... 36

3.13.3. Uji Koefisien Deterministik (R²) ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 38

4.1.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... 41

4.1.2. Kinerja Kegiatan Terkini ... 48

4.1.3. Rencana Kegiatan ... 49

4.2. Hasil Penelitian ... 50

4.2.1. Identifikasi Data ... 50

4.2.2. Identifikasi Deskriptif Responden ... 52

4.2.3. Identifikasi Deskriptif Variabel ... 53

4.2.4. Uji Asumsi Klasik ... 63

4.2.5. Analisis Regresi Linier Berganda ... 69

4.3. Pengujian Hipotesis... 72

4.3.1. Uji Signifikasi Simultan (Uji-F)... 72

4.3.2. Uji Signifikan Parsial (Uji –t) ... 74

4.3.3. Pengujian Koefesien Determinan (R²) ... 76

4.4. Pembahasan ... 77

4.4.1. Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian ... 77

4.4.2. Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap Keputusan pembelian ... 77

4.4.3. Pengaruh Asosiasi Merek Terhadap Keputusan Pembelian ... 77

4.4.4. Pengaruh Kesan Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian ... 77

4.4.5. Pengaruh Loyalitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian ... 78

4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda dan Hasil Pengujian Hipotesis ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(9)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Konsep Ekuitas Merek ... 9

2.2 Tahapan Pembelian Konsumen ... 17

3.1 Kerangka Konseptual ... 27

4.1 Struktur Organisasi ... 43

4.2 Histogram ... 64

4.3 Scatter Plot ... 65

4.4 Scatter Plot Heterokedastisitas ... 67


(10)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Daftar Penjualan Toyota New Avanza ... 4

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 29

3.2 Instrumen Skala Likert ... 30

3.3 Uji Realibilitas dan Validitas ... 32

4.1 Dealer dan Sub Dealer Auto 2000... 39

4.2 Kendaraan Yang Dipasarkan Pada Auto 2000 SM. Raja ... 40

4.3 Suku Cadang Untuk Untuk Kendaraan Merek Toyota ... 41

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 52

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Ekuitas Merek ... 54

4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kesadaran Merek ... 56

4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Asosiasi Merek ... 57

4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kesan Kualitas ... 59

4.10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Loyalitas Merek ... 60

4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 62

4.12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 66

4.13 Uji Glejser ... 68

4.14 Uji Multikolinearitas ... 68

4.15 Variables Entered/Removed... 69

4.16 Coefficients ... 70

4.17 Uji-F ... 73

4.18 Uji-t ... 74


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian... 85

Lampiran 2 Tabulasi Tanggapan Responden untuk Uji Validitas dan Realibilitas ... 92

Lampiran 3 A Tabulasi Tanggapan Responden Untuk uji Regresi Linear Berganda... 93

Lampirn 3 B Tabulasi Tanggapan Responden Untuk uji Regresi Linear Berganda ... 95

Lampiran 4 OutPut Uji Validitas dan Reliabilitas... 97

Lampiran 5 Output Uji Regresi Linear Berganda... 99


(12)

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota New Avanza (Studi Kasus Toyota Auto 2000 Sisimangaraja) Nama : Faisal Afif Lubis

N.I.M : 110907104

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.S.P

Ekuitas merek terdiri dari beberapa elemen, diantaranya adalah kesadaran merek yaitu kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Peran kesadaran merek dalam ekuitas merek tergantung pada tingkatan akan pencapaian kesadaran dibenak konsumen. Asosiasi merek yaitu segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan kualitas yaitu persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Loyalitas merek yaitu ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian Toyota New Avanza Jenis Penelitian adalah asosiatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli Toyota New Avanza tahun 2014. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala Likert. Penelitian ini menggunakan 93 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan teknik purposive sampling. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana ekuitas merek pada Toyota New Avanza?

2. Bagaimana keputusan pembelian Toyota New Avanza di Auto 2000 SM. Raja? 3. Bagaimana pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari variabel kesadaran merek,

asosiasi merek, kesan kualitas dan loyalitas merek secara bersama-sama dan parsial berpengaruh positif dan signifikan dalam terhadap keputusan pembelian mobil Toyota New Avanza di Auto 2000 SM. Raja?

Hasil penelitian secara simultan bahwa Ekuitas Merek, Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Kesan Kualitas, dan Loyalitas Merek secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan secara parsial bahwa Loyalitas Merek dan Asosiasi Merek sangat berpengaruh positif dan signifikan parsial dalam pengambilan keputusan pembelian sebagai variabel dependen.

Kata Kunci: Ekuitas Merek, Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Kesan Kualitas, Loyalitas Merek, Keputusan Pembelian.


(13)

ABSTRACT

Analysis of Brand Equity Purchase Decision Against New Toyota Avanza (Case Study Toyota Auto 2000 Sisimangaraja)

Name : Faisal Afif Lubis N.I.M : 110907104

Department of Science Business Administration / Business Supervisor : Dra. Nurlela Ketaren, M.S.P

Brand equity consists of several elements, such as brand awareness is the ability of a potential buyer to recognize, recall a brand as part of a particular product category. The role of brand awareness in brand equity will depend on the level of achievement of awareness in the minds of consumers. Brand association impression that everything that comes to mind someone associated with his memory about a brand. The impression that the quality of the overall customer perception of quality or excellence of a product or service related to what is expected by the customer. Brand loyalty which is a measure of consumer loyalty to a brand.

The purpose of this study was to determine and analyze the influence of brand equity on purchase decisions New Toyota Avanza type of research is associative.

The population in this study is the buyer New Toyota Avanza in 2014. The data used are primary and secondary data obtained through the study of documentation and measurement questionnaire using Likert scale. This study uses 93 respondents as the sample is drawn by purposive sampling technique. The formulation of the problem in this research are as follows:

1. How is brand equity in New Toyota Avanza?

2. How New Toyota Avanza purchase decision at the Auto 2000 SM. Raja?

3. How does the brand equity consists of variable brand awareness, brand association, perceived quality and brand loyalty together and partial positive and significant impact on purchasing decisions in the New Toyota Avanza car at the Auto 2000 SM. Raja?

Simultaneous research results that brand equity, brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty together positive and significant impact on purchasing decisions. Partially that brand loyalty and brand association is very positive and significant effect in the partial purchase decision as the dependent variable.

Keywords: Brand Equity, Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, Brand Loyalty, Purchase Decision.


(14)

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota New Avanza (Studi Kasus Toyota Auto 2000 Sisimangaraja) Nama : Faisal Afif Lubis

N.I.M : 110907104

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.S.P

Ekuitas merek terdiri dari beberapa elemen, diantaranya adalah kesadaran merek yaitu kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Peran kesadaran merek dalam ekuitas merek tergantung pada tingkatan akan pencapaian kesadaran dibenak konsumen. Asosiasi merek yaitu segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan kualitas yaitu persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Loyalitas merek yaitu ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian Toyota New Avanza Jenis Penelitian adalah asosiatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli Toyota New Avanza tahun 2014. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala Likert. Penelitian ini menggunakan 93 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan teknik purposive sampling. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana ekuitas merek pada Toyota New Avanza?

2. Bagaimana keputusan pembelian Toyota New Avanza di Auto 2000 SM. Raja? 3. Bagaimana pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari variabel kesadaran merek,

asosiasi merek, kesan kualitas dan loyalitas merek secara bersama-sama dan parsial berpengaruh positif dan signifikan dalam terhadap keputusan pembelian mobil Toyota New Avanza di Auto 2000 SM. Raja?

Hasil penelitian secara simultan bahwa Ekuitas Merek, Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Kesan Kualitas, dan Loyalitas Merek secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan secara parsial bahwa Loyalitas Merek dan Asosiasi Merek sangat berpengaruh positif dan signifikan parsial dalam pengambilan keputusan pembelian sebagai variabel dependen.

Kata Kunci: Ekuitas Merek, Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Kesan Kualitas, Loyalitas Merek, Keputusan Pembelian.


(15)

ABSTRACT

Analysis of Brand Equity Purchase Decision Against New Toyota Avanza (Case Study Toyota Auto 2000 Sisimangaraja)

Name : Faisal Afif Lubis N.I.M : 110907104

Department of Science Business Administration / Business Supervisor : Dra. Nurlela Ketaren, M.S.P

Brand equity consists of several elements, such as brand awareness is the ability of a potential buyer to recognize, recall a brand as part of a particular product category. The role of brand awareness in brand equity will depend on the level of achievement of awareness in the minds of consumers. Brand association impression that everything that comes to mind someone associated with his memory about a brand. The impression that the quality of the overall customer perception of quality or excellence of a product or service related to what is expected by the customer. Brand loyalty which is a measure of consumer loyalty to a brand.

The purpose of this study was to determine and analyze the influence of brand equity on purchase decisions New Toyota Avanza type of research is associative.

The population in this study is the buyer New Toyota Avanza in 2014. The data used are primary and secondary data obtained through the study of documentation and measurement questionnaire using Likert scale. This study uses 93 respondents as the sample is drawn by purposive sampling technique. The formulation of the problem in this research are as follows:

1. How is brand equity in New Toyota Avanza?

2. How New Toyota Avanza purchase decision at the Auto 2000 SM. Raja?

3. How does the brand equity consists of variable brand awareness, brand association, perceived quality and brand loyalty together and partial positive and significant impact on purchasing decisions in the New Toyota Avanza car at the Auto 2000 SM. Raja?

Simultaneous research results that brand equity, brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty together positive and significant impact on purchasing decisions. Partially that brand loyalty and brand association is very positive and significant effect in the partial purchase decision as the dependent variable.

Keywords: Brand Equity, Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, Brand Loyalty, Purchase Decision.


(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Salah satu industri yang mengalami kemajuan yang pesat adalah industri transportasi. Saat ini industri transportasi baik darat, laut dan udara berkembang dengan cepat apalagi setelah semakin berkembang nya zaman demi untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk menuju dari suatu tempat ke tempat lainnya. Transportasi darat khususnya mobil penumpang juga mengalami kemajuan yang pesat. Kendaraan mobil merupakan salah satu alat transportasi darat yang manfaatnya banyak dirasakan masyarakat, khususnya untuk yang melakukan kegiatan mobilitas secara rutin. Tidak dapat dipungkiri dewasa ini kendaraan sudah menjadi salah satu kebutuhan primer. Kebutuhan orang akan kendaraan terlihat dari meningkatnya permintaan pembelian dan banyaknya merk-merk serta berbagai jenis dan model kendaraan yang beredar dipasaran.

Diperlukan pemahaman yang baik bagi perusahaan mengenai perilaku keputusan pembelian konsumen yang mana adalah salah satu elemen penting yang harus dipenuhi untuk dapat unggul dalam persaingan. Terdapat berbagai ragam jenis pilihan merek yang disediakan oleh pasar, dimana konsumen bebas memilih produk dengan merek apa yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Menurut Nitisusastro (2013:195), keputusan pembelian merangkum tiga tahapan proses yakni proses masuknya informasi, proses pertimbangan konsumen dalam membeli, dan diakhiri dengan proses pengambilan keputusan oleh konsumen. Keputusan pembelian suatu produk dipengaruhi oleh Ekuitas Merek.


(17)

14

Kotler (2005 : 86) mendefinisikan ekuitas merek sebagai efek diferensial positif yang ditimbulkan oleh pengetahuan nama merek terhadap pelanggan atas produk atau jasa tersebut. Menurut Anselmon et. Al dalam Ferrinadewi (2008:169): ekuitas merek mengandung lima pertimbangan penting, yaitu:

1. Berhubungan dengan persepsi konsumen bukan indikator-indikator obyektif.

2. Merupakan impresi global dari nilai yang dihubungkan dengan nama merek.

3. Ditumbuhkan dari nama merek dan bukan hanya atribut-atribut fisik saja. 4. Harus dibandingkan dengan merek pesaing.

5. Mempengaruhi keuangan ekuitas merek secara positif.

Ekuitas merek terdiri dari beberapa elemen, diantaranya adalah Brand awareness yaitukesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Peran

Brand awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan akan pencapaian kesadaran dibenak konsumen. Brand association yaitu segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Perceived quality yaitu persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Brand loyalty yaitu ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek.


(18)

7

Dewasa ini Toyota telah menjadi perusahaan yang sangat terkenal di dunia. Merek yang dibangun oleh perusahaan telah mendapat nilai yang tinggi bagi pelanggan. Cakupan pasarnya semakin luas dengan mengeluarkan berbagai jenis tipe yang kini menjadikan pangsa pasar Toyota menjadi nomor satu dalam penjualan produk. Meningkatnya dengan cepat harga bahan bakar minyak mengakibatkan produsen mobil berlomba-lomba menciptakan mobil yang irit pemakaian bahan bakarnya. Toyota juga salah satu pengembang otomotif yang merambah ke pasar mobil irit, Toyota mengeluarkan produk mobil irit dengan nama Toyota Avanza pada tahun 2004. Avanza langsung mencuri perhatian pasar di Indonesia dan merajai penjualan mobil selama beberapa tahun. Pada november tahun 2011 Toyota melakukan inovasi terhadap produk Avanza dan mengganti namanya menjadi Toyota New Avanza. Sama seperti pendahulunya, produk Toyota New Avanza juga menjadi primadona bagi masyarakat, Hal ini tentu tidak terlepas dari besarnya pengaruh ekuitas merek Toyota dan harga yang sesuai dengan kualitas sehingga pelanggan lebih memilih untuk melakukan pembelian mobil Toyota New Avanza. Di kota metropolitan Medan sendiri yang berpenduduk padat dan menjadi salah satu kota dengan tingkat kemacetan yang tinggi di Indonesia, produk Toyota New Avanza dirasa sangat memenuhi ekspektasi bagi masyarakat pengguna mobil. Hal itu terlihat dari begitu tingginya antusias masyarakat dalam pembelian produk ini sejak pertama kali keluar pada tahun 2004 lalu. Sebagai informasi tambahan, berikut peneliti memaparkan gambaran penjualan produk Toyota New Avanza dalam beberapa periode.


(19)

8 Tabel 1.1

Data Penjualan Toyota New Avanza pada Toyota Auto 2000 Sisingamangaraja

TAHUN JUMLAH

NOV – DES 2011 333

2012 2063

2013 1689

2014 1349

JAN - FEB 2015 269

Sumber: Toyota Auto 2000 Sisingamangaraja, Medan. (2015)

Dari data tersebut terlihat bahwa antara tahun 2011 sampai tahun 2012 jumlah penjualan Toyota New Avanza mengalami peningkatan yang pesat. Namun di tahun 2013 dapat dilihat bahwa penjualan produk mengalami penurunan yang besar yaitu sekitar 374 unit dari tahun sebelumnya 2012. Dengan adanya penurunan penjualan ini, maka perlu diwaspadai karena penurunan tersebut dapat mengindikasikan bahwa adanya penurunan keputusan pembelian konsumen pada produk Toyota New Avanza. Keputusan pembelian yang dimaksud adalah perilaku konsumen yang didasarkan pada keyakinan dan rasa percaya diri yang kuat dalam mengambil suatu keputusan dalam melakukan pembelian produk mobil Toyota Avanza dan menyakini bahwa keputusan pembelian yang diambilnya adalah tepat. Masyarakat Medan merupakan salah satu pangsa pasar yang potensial dalam menggunakan mobil Toyota merek New Avanza yang menyakini kualitas dan kenyamanan berkendaraan tidaklah ragu dalam mengambil keputusan dalam pembelian kendaraannya.


(20)

9

Bersarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek (Brand equity) terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota New Avanza (Studi Kasus Toyota Auto 2000 Sisingamangaraja).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana ekuitas merek pada Toyota New Avanza?

2. Bagaimana keputusan pembelian Toyota New Avanza di Auto 2000 SM. Raja?

3. Bagaimana pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari variabel kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas dan loyalitas merek secara bersama-sama dan parsial berpengaruh positif dan signifikan dalam terhadap keputusan pembelian mobil Toyota New Avanza di Auto 2000 SM. Raja? 1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian toyota new avanza.

2. Untuk dapat mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian toyota new avanza di auto 2000 SM. Raja.


(21)

10

3. Untuk dapat mengetahui pengaruh kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas dan loyalitas merek secara bersama-sama dan parsial terhadap keputusan pembelian toyota new avanza di auto 2000 SM. Raja.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Toyota New Avanza

Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran, informasi dan pengetahuan untuk bahan pertimbangan dan evaluasi dari equitas merek dan harga terhadap keputusan pembelian konsumen dalam rangka untuk dapat memenuhi permintaan konsumen.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dimaksudkan agar dapat memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori- teori dalam literatur dari bangku kuliah dalam bidang pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan ekuitas merek dan harga untuk melihat keputusan pembelian konsumen.

3. Bagi Pihak lain yang terkait

Dapat dijadikan sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan perbandingan bagi peneliti lainnya dimasa yang akan datang dan diharapkan dapat memperkaya kajian penelitian mahasiswa Fisip di Universitas Sumatera Utara.


(22)

11 BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Ekuitas Merek (Brand equity)

2.1.1. Pengertian Ekuitas Merek ( Brand equity )

Ekuitas berarti nilai. Nilai sebuah merek sebenarnya didapatkan dari kata-kata dan tindakan konsumennya. Keputusan pembelian konsumen didasarkan pada faktor-faktor yang menurut merek penting, semakin banyak faktor yang dinilai penting maka merek tersebut dapat dikatakan sebagai merek yang bernilai.

Ekuitas merek adalah serangkaian aset dan kewajiban merek yang terkait dengan sebuah merek, nama, dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan atau pelanggan perusahaan tersebut (Tjiptono,2004:38).

Aaker dalam Ferrina dewi (2008:169) Brand equity atau ekuitas merek adalah sejumlah asset dan kewajiban yang berhubungan dengan merek, namanya, dan simbol, yang menambah atau mengurangi nilai produk atau jasa bagi perusahaan atau bagi pelanggannya.

Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitas, yang diberikan, merek bagi perusahaan (Kotler, Keller 2009: 26).

Brand Equity (ekuitas merek) adalah serangkaian aset dan kewajiban (liabilities) merek yang terkait dengan sebuah merek, nama, dan simbolnya, yang


(23)

22

menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan/atau pelanggan perusahaan tersebut (Aaker (1991) dalam Fandy Tjiptono, 2005).

Ekuitas merek adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa. Jadi brand equity adalah kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual, Kotler dan Armstrong (2004:292).

2.1.2. Membangun Ekuitas Merek (Brand equity)

Kriteria dalam merancang dan memilih elemen-elemen merek untuk membangun ekuitas merek yaitu :

1. Mudah diingat

2. Memiliki arti tertentu

3. Mengandung daya tarik secara estetika

4. Dapat digunakan baik untuk maupun dalam kategori produk, lintas geografis dan budaya serta segmen pasar.

5. Mudah diadaptasi dan fleksibel sepanjang waktu 6. Terlindungi secara hukum dari pesaing

2.1.3. Konsep Brand equity

Konsep ekuitas merek mempengaruhi proses keputusan pembelian yaitu bahwa merek juga membantu meyakinkan konsumen, dimana mereka membeli produk tersebut. Dengan demikian, merek berkaitan dengan cara konsumen dan membeli barang-barang bukan sekedar sebuah karakteristik barang-barang tertentu. Hal tersebut dijelaskan dengan gambar dibawah:


(24)

23

Brand Equity Brand

Awareness

Perceived Quality

Brand Associatiion

Gambar 2.1

Konsep Ekuitas Merek yang mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian

Sumber : Aaker dalam Durianto (2001:5)

2.1.4. Elemen-elemen Ekuitas Merek (Brand equity)

Elemen-elemen utama dalam ekuitas merek ada empat, yaitu: 1). Kesadaran Merek (Brand awareness)

2). Asosiasi Merek (Brand association) 3). Kesan Kualitas (Perceived quality) 4). Loyalitas Merek (Brand loyalty)

1) Kesadaran Merek (Brand awareness)

Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan (Durianto,2001:54).

Peran Brand awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan akan pencapaian kesadaran dibenak konsumen. Awareness dikatakan tinggi jika

Brand Loyalty Other


(25)

24

konsumen dapat mengingat merek, baik sebelum proses pembelian, ketika dalam proses pembelian, maupun ketika konsumen mengkonsumsi produk pesaing. Empat tingkatan Brand awareness yaitu:

a. Unawareof brand (Tidak menyadari merek)

Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

b. Brand recognition (pengenalan merek)

Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.

c. Brand recall (Pengingatan kembali terhadap merek)

Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugaspengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.

d. Top of mind (Puncak pikiran)

Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.


(26)

25

Asosiasi Merek (Brand association) adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan yang terkait dengan merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan suatu merek dalam strategi komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain (Durianto, 2001:69).

Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan berbagai hal berikut:

a. Atribut produk

Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek.

b. Atribut tak berwujud

Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsikualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif.

c. Manfaat bagi pelanggan

Karena sebagian besar atribut produk memberikan manfaat bagi pelanggan maka biasanya terdapat hubungan antara keduanya. Manfaat bagi pelanggan terbagi menjadi dua, yaitu manfaat rasional dan manfaat psikologis. Manfaat rasional erat kaitannya dengan atribut dari prouk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional. Manfaat psikologis seringkali merupakan


(27)

26

konsekuensi ekstrim dalam proses pembentukan sikap,berkaitan dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau menggunakan merek tersebut.

d. Harga relative

Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.

e. Penggunaan

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.

f. Pengguna/pelanggan

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut.

g. Orang terkenal/khalayak

Mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.

h. Gaya hidup/kepribadian

Asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.

i. Kelas produk

Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya

j. Para pesaing

Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan mengungguli pesaing.


(28)

27

Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan. Disamping beberapa acuan yang telah disebutkan, beberapa merek juga memiliki asosiasi dengan hal lain yang belum disebutkan di atas.

3) Kesan Kualitas (Perceived quality)

Perceived quality didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Perceived quality ini akan membentuk persepsi kualitas dari suatu produk di mata pelanggan (Durianto,2001:96).

Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek. Perceived quality yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Sebaliknya, jika Perceived quality pelanggan negatif, produk tidak akan disukai dan tidak

akan bertahan lama di pasar.

Karena Perceived quality merupakan persepsi dari pelanggan maka Perceived quality tidak dapat ditentukan secara objektif. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan (yang diukur secara relatif) yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa.


(29)

28

Menurut Griffin (2005 :98) Perceived quality dibagi dalam tujuh dimensi yaitu:

a.Kinerja: melibatkan berbagai karakteristik operasional utama. Karena faktor kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain, sering kali pelanggan mempunyai sikap yang berbeda dalam menilai atribut-atribut kinerja ini.

b.Pelayanan: mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan dalam produk tersebut.

c. Ketahanan: mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut.

d. Keandalan: konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke pembelian berikutnya.

e. Karakteristik produk: bagian-bagian tambahan dari produk. Penambahan ini biasanya digunakan sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk terlihat hampir sama. Bagian-bagian tambahan ini memberi penekanan bahwa perusahaan memahami kebutuhan pelanggannya yang dinamis sesuai perkembangan.

f. Kesesuaian dengan spesifikasi: merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji.

g. Hasil: mengarah kepada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan ”hasil akhir” produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut tidak akan mempunyai atribut kualitas lain yang penting.


(30)

29

Brand loyalty adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Kepuasan adalah pengukuran secara langsung bagaimana konsumen tetap loyal pada suatu merek. Kepuasan terutama menjadi pengukuran di bisnis jasa. Sementara itu loyalitas merupakan hasil akumulasi pengalaman penggunaan produk (Durianto,2001:126).

Brand loyalty merupakan salah satu indikator inti dari brand equity yang jelas terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminan perolehan laba perusahaan di masa mendatang. Pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut walaupun dihadapkan pada banyak alternatif merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dipandang dari berbagai sudut atributnya.

2.2. Keputusan Pembelian

Proses keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh bermacam-macam dorongan. Walaupun keputusan untuk membeli sama sekali tidak bisa dipaksakan oleh produsen, akan tetapi adanya motif-motif pembelian itu maka para produsen dapat mempengaruhi atau memperbesar kecenderungan para konsumen tersebut untuk membeli dengan berbagai cara diantaranya dengan mengadakan promosi untuk mengkomunikasikan keunggulan-keunggulan produk yang dihasilkan agar calon pembeli tertarik. Pengambilan keputusan pembelian merupakan bagian terpenting dalam tingkah laku konsumen secara umum dan merupakan titik awal dari keseluruhan pola konsumsi konsumen.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:179) keputusan pembelian adalah hasil dari suatu proses yang terdiri dari lima tahap : pengenalan kebutuhan,


(31)

30

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Setiadi (2003:415) mengatakan bahwa keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.

Keputusan pembelian adalah tahapan proses akhir dari serangkaian tahapan proses yang terjadi pada prilaku konsumen, (Nitisusastro 2013:194).

Keputusan pembelian adalah proses interaksi antara sikap afektif, sikap kognitif, sikap behavioral dengan faktor lingkungan dengan mana manusia melakukan pertukaran dalam semua aspek kehidupannya, (Peter-Olson (1999:6) dalam Nitisusastro (2013:195) ).

Dalam mempelajari keputusan pembelian konsumen, seorang pemasar harus melihat hal-hal yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan membuat suatu ketetapan bagaimana konsumen membuat keputusan pembeliannya. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:179) mengemukakan proses pembelian tersebut melalui 5 (lima) tahapan. Tahapan pembelian konsumen tersebut antara lain:


(32)

31

Gambar 2.2

Tahapan Pembelian Konsumen

Sumber: Kotler dan Armstrong (2008:179)

Pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja pada tahap-tahap itu. Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang atau rangsangan eksternal seseorang. Munculnya kebutuhan seringkali terjadi secara spontan atau pada saat keutuhan disadari. Pengembangan media suasana di mal atau pusat perbelanjaan sering menimbulkan pembelian spontan, tanpa perencanaan sebelumnya. Orang yang sebelumnya tidak menyadari kebutuhan dan tidak berencana membeli, menjadi tiba-tiba membeli.

2. Pencarian Informasi

Informasi adalah hal utama yang akan digunakan konsumen dalam mengambil keputusan membeli atau tidak membeli suatu produk. Seseorang

Pengenalan kebutuhan

Pencarian informasi

Pengevaluasian alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku setelah pembelian


(33)

32

konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan pembelian. 3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan.dalam tahapan ini pembeli telah memiliki beberapa pilihan, dan membandingkan diantara pilihan tersebut dengan kriteria yang ditentukan secara pribadi. Kriteria perbandingan menyangkut manfaat yang diperoleh dari masing- masing pilihan misalnya : kesesuaian ukuran, keawetan, fungsi, gengsi, kemudahan perawatan, harga pasca pembelian, kualitas dan warna. Harga yang mereka harus bayarkan juga menjadi kriteria pada masing-masing pilihan dan dibandingkan dengan manfaatnya. Dengan membandingkan masing-masing pilihan tersebut, akan dapat diperoleh pilihan-pilihan yang mungkin dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah. Dalam melakukan evaluasi, konsumen dapat melakukan evaluasi mendalam, namun ada pula yang melakukan evaluasi sederhana. Hal ini tergantung dengan resiko dan jenis produk.

4. Keputusan Membeli

Tahap ini adalah tahap dimana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk. Pembelian sendiri secara fisik bias dilakukan oleh konsumen, namun bisa juga oleh orang lain. Terdapat perbedaan antara konsumen dan pembeli. Misalnya pada pembelian sabun mandi keluarga, bisa


(34)

33

jadi yang membeli adalah pembantu, sedangkan yang mengkonsumsi keluarga. Dalam hal ini, konsumen juga melakukan konsumsi produk yang dibelinya, dan mulai bisa merasakan manfaat yang diterima, dan mulai bisa membandingkan dengan harapan yang sebelumnya dimiliki. Pada saat ini pula konsumen akan merasakan kepuasan atau ketidakpuasan.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Tahap ini merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian dan konsumsi dilakukan dan berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas produk tersebut dengan daya guna yang dirasakan dari produk tersebut. Jika daya guna produk produk tersebut dibawah harapan pelanggan, pelanggan tersebut akan merasa dikecewakan. Tetapi, jika memenuhi harapan, pelanggan tersebut akan merasa puas, dan jika melebihi harapan, maka pelanggan tersebut akan merasa sangat puas.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Agriani (2012) dengan judul “ Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Pada PT. HADJI KALLA Cabang Urip Di Makassar. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi


(35)

34

linier berganda. Adapun variabel penelitian ini adalah ekuitas merek sebagai variabel bebas (X) terdiri dari brand awareness, perceived quality, brand association, brand loyalty, dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat (Y). Hasil penelitian menyatakan bahwa pada mobil merek Toyota keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perceived quality.

Ria Maharani Ridhwan (2010) yang berjudul “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Honda All New Jazz di Kota Malang”. Berdasarkan perhitungan hasil analisis regresi linier berganda, citra merek memiliki nilai koefisien standardized sebesar 0,383 dan nilai signifikan sebesar 0,046 (lebih kecil dari 0,05) yang artinya bahwa citra merek memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan kualitas produk, memiliki nilai koefisien standardized sebesar 0,384 dan nilai signifikan sebesar 0,047 (lebih kecil dari 0,05) yang memiliki arti bahwa kualitas produk memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen.

Syaiful Syariffudin (2011) dengan judul “Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Avanza (Studi Kasus Pada Konsumen PT. Hadji Kalla Kantor Cab. Sidrap)”. Hasil perhitungan regresi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 62,3% Keputusan Pembelian konsumen terhadap pembelian mobil Toyota Avanza di PT. Hadji Kalla Cab. Sidrap dipengaruhi oleh variasi dari keempat variabel independen, yaitu Kesadaran Merek (X1), Asosiasi Merek (X2), Persepsi Kualitas (X3), dan Loyalitas Merek (X4). Sedangkan sisanya sebesar 37,7% dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti.


(36)

35

Mohamad Alzamendy (2011) yang berjudul “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Suzuki Swift (Studi Kasus pada Konsumen Suzuki Swift di Semarang)”. Dimana variabel keputusan pembelian konsumen (Y) , kesadaran merek (X1), persepsi kualitas (X2), asosiasi merek (X3), dan loyalitas merek (X4). Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa tiga variabel independen persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Sedangkan satu variabel independen lainnya kesadaran merek berpengaruh positif tidak signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.

Putu Agus Sumahajaya (2011) yang berjudul “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Minat Beli Mobil Honda Jazz di Surabaya”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang calon pembeli mobil yang berada di Surabaya. Sampel yang diambil adalah sebesar 108 responden. Data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data yang berdasarkan kuisioner hasil jawaban responden. Sedangkan analisisyang dipergunakan adalah Structural Equation Modelling. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan telah didapatkan bahwa Ekuitas Merek tidak berpengaruh terhadap Minat Beli Konsumen.


(37)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Sugiyono,2008:11). Oleh karena itu penelitian ini akan menganalisis pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari Kesadaran Merek (Brand awareness) (X1), Asosiasi Merek (Brand

association) (X2), Kesan Kualitas (Perceived quality) (X3), Loyalitas Merek (Brand loyalty) (X4) terhadap Keputusan pembelian (Y) mobil merek Toyota New Avanza di Kota Medan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada masyarakat yang membeli Mobil Merek Toyota New Avanza di Toyota Auto 2000 Sisingamangaraja, yang terletak di Jalan Sisingamangaraja No.8, Medan selama tahun 2014. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi merupakan totalitas dari seluruh unsur yang ada dalam sebuah wilayah penelitian (Juliandi, 2013:50). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Medan yang melakukan pembelian Toyota Avanza selama tahun 2014.


(38)

23

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002:109). Metode penarikan sampel yang dipakai adalah purposive sampling dan

accidental sampling. Purposive sampling memilih sample dari suatu populasi berdasarkan pertimbangan tertentu, baik pertimbangan ahli maupun pertimbangan ilmiah (Juliandi, 2013:58). Sedangkan accindental sampling memilih sampel dengan cara mencari objek yang akan diteliti. Objek yang kebetulan bertemu pada saat pengumpulan data dan sesuai untuk diteliti, maka dijadikan sebagai sampel penelitian (Kalton, 1983; Babbie, 2011 dalam Juliandi 2013:58).

Dalam penelitian ini peneliti dihadapkan pada populasi yang jumlahnya terdefenisi atau terbatas. Untuk menentukan jumlah sampel, maka dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin (Umar, 2002:141) sebagai berikut :

N n =

1 + Ne ² 1349 n =

1 + 1349 (0,1)²

= 93,098 atau dibulatkan menjadi 93 orang dimana

n : jumlah sampel N : jumlah populasi

e : batas toleransi kesalahan (error tolerance) yaitu 10% 3.4 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Kuncoro, 2009:59).


(39)

24

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual maka peneliti menetapkan hipotesis didalam penelitian ini yaitu:

1. Ekuitas Merek yang terdiri dari Brand awareness, Brand association,

Perceived quality, Brand loyalty dan harga berpengaruh secara positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian mobil New Avanza.

2. Brand awareness berpengaruh secara positif dan signifikan parsial terhadap keputusan pembelian mobil New Avanza.

3. Brand association berpengaruh secara positif dan signifikan parsial terhadap keputusan pembelian mobil new Avanza.

4. Perceived quality berpengaruh secara positif dan signifikan parsial terhadap keputusan pembelian mobil new Avanza.

5. Brand loyalty berpengaruh secara positif dan signifikan parsial terhadap keputusan pembelian mobil new Avanza.

Harga berpengaruh secara positif dan signifikan parsial terhadap keputusan pembelian mobil new Avanza.

3.5 Definisi Konsep

Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata (Soedjadi, 2000:14). Brand equity atau ekuitas merek adalah sejumlah asset dan kewajiban yang berhubungan dengan merek, namanya, dan simbol, yang menambah atau mengurangi nilai produk atau jasa bagi perusahaan atau bagi pelanggannya (Aaker dalam Ferrina dewi, 2008:169).


(40)

25

Defenisi konsep Ekuitas Merek terdiri dari Kesadaran Merek (X1), Asosiasi Merek (X2), Kesan Kualitas (X3), Loyalitas Merek (X4).

Kesadaran Merek (Brand awareness)

Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Peran Brand awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan akan pencapaian kesadaran dibenak konsumen. Awareness dikatakan tinggi jika konsumen dapat mengingat merek, baik sebelum proses pembelian, ketika dalam proses pembelian, maupun ketika konsumen mengkonsumsi produk pesaing.

Asosiasi Merek (Brand association)

Asosiasi Merek (Brand association) adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan yang terkait dengan merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan suatu merek dalam strategi komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain.

Kesan Kualitas (Perceived quality)

Perceived quality didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.

Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek.


(41)

26

Perceived quality yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Sebaliknya, jika Perceived quality pelanggan negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama di pasar.

Loyalitas Merek (Brand loyalty)

Brand loyalty adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Kepuasan adalah pengukuran secara langsung bagaimana konsumen tetap loyal pada suatu merek.

Brand loyalty merupakan salah satu indikator inti dari brand equity yang jelas terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminan perolehan laba perusahaan di masa mendatang. Pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut walaupun dihadapkan pada banyak alternatif merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dipandang dari berbagai sudut atributnya.

Definisi diatas menunjukkan bahwa nilai sebuah merek bagi perusahaan diciptakan melalui konsumen. Aktivitas konsumen dalam pembelajaran dan keputusan pembeliannya dapat membentuk dan mendorong terbentuknya brand equity. Dengan kata lain sumber brand equity adalah ketika konsumen menyadari keberadaan merek dan memiliki asosiasi merek yang unik, kuat dan cenderung positif . Berdasarkan teori pendukung tersebut, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dibuat sebagai berikut :


(42)

27

Kesadaran Merek (Brand awareness)

X1

Asosiasi Merek (Brand association)

X2

Loyalitas Merek (Brand loyalty)

X4 Kesan Kualitas (Perceived quality)

X3

Keputusan Pembelian

Y Brand Equity

X

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Aaker dalam Durianto, dkk, (2001) dan Kotler & Armstrong (2008)

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Menurut Umar, 2002:233, Definisi operasional penentuan suatu adalah konstruk, sehingga ia menjadi variabel atau variabel-variabel yang dapat diukur.

Ekuitas merek adalah serangkaian aset dan kewajiban merek yang terkait dengan sebuah merek, nama, dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan atau pelanggan perusahaan tersebut (Tjiptono, 2004:38). Dalam Penelitian ini brand equity adalah sebagai variabel bebas yang terdiri dari Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Kesan Kualitas, dan Loyalitas Merek.


(43)

38

Dalam penelitian ini, defenisi variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat baik secara positif atau negatif. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah:

1.1 Kesadaran Merek (Brand awareness)

Brand awareess adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu.

1.2 Asosiasi Merek (Brand association)

Brand association (asosiasi merek) adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek.

1.3 Kesan Kualitas (Perceived quality)

Perceived quality didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.

1.4 Loyalitas Merek (Brand loyalty)

Brand loyalty adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek.


(44)

39 Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel, Defenisi Variabel, Skala Ukur

Sumber : Aaker dalam Durianto (2001), Kotler (2005)

Variabel Variabel Operasional Indikator Skala Pengukuran

Brand Equity (X) Sejumlah asset dan

kewajiban yang berhubungan dengan merek, namanya, dan

simbol, yang menambah atau mengurangi nilai produk atau jasa bagi perusahaan atau bagi

pelanggannya

Kesadaran Merek (Brand awareness)

(X1)

Kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian

dari suatu kategori produk tertentu.

1.Sering dilihat 2.Mudah dikenal 3.Merek Unggul dari

pesaing

Skala Likert

Asosiasi Merek (Brand association)

(X2)

Segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek.

1. Banyak pilihan tipe 2. Manfaat bagi

Konsumen 3. Gaya Hidup

Skala Likert

Kesan Kualitas (PerceivedQuality)

(X3)

Persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang

diharapkan oleh pelanggan.

1. Ketersediaan di dealer

2. Kinerja mesin

3. Pemakaian

teknologi terbaru dan canggih

Skala Likert

Loyalitas Merek (Brand loyalty) (X4)

Ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek.

1. Kepuasan membeli 2. Merekomendasikan

kepada pihak lain

3. Setia kepada produk Skala Likert Keputusan Pembelian (Y) Proses keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh bermacam-macam dorongan

Keputusan pembelian diartikan Sebagai proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu antaranya.

1. Mencari informasi tentang beberapa merek mobil

2. Memiliki kelebihan dari merek lain 3. Melakukan

pembelian ulang karena puas


(45)

40 3.7 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2008:132). Penggunaan skala pengukuran ini adalah untuk mengetahui keberadaan variabel ekuitas merek dan harga yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

Sumber:

Sugiyono (2008:132)

3.8 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada tempat penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pernyataan mengenai variabel penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti memperoleh data sekunder dari buku-buku, internet dan literatur.

No Skala Pengukuran Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2


(46)

41 3.9 Metode Pengumpulan Data a. Kuesioner

Teknik pengumpulan data adalah cara untuk mengumpulkan data-data yang relevan bagi penelitian (Juliandi, 2013:69). Peneliti menyebarkan kuesioner yang berisi daftar pernyataan kepada sampel (responden) penelitian yaitu pemilik mobil Toyota New Avanza.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku, jurnal ilmiah, penelusuran internet, dan literatur yang berhubungan dengan penelitian.

3.10 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.10.1 Uji Validitas

Uji validitas berfungsi untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu skala dinyatakan valid apabila melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur dalam penelitian. Skala pengukuran yang tidak valid maka tidak memberikan manfaat bagi peneliti karena tidak mengukur yang seharusnya dan melakukan yang seharusnya dilakukan. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 22 dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika rhitung >r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid


(47)

42

Tabel: 3.3 Tabel uji realibilitas dan validitas Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

EkuitasMerekP1 110,7000 101,321 ,452 ,886

EkuitasMerelP2 111,0000 101,517 ,378 ,887

EkuitasMerekP3 110,5333 103,844 ,395 ,887

EkuitasMerekP4 110,8667 102,189 ,403 ,887

EkuitasMerekP5 110,2000 103,752 ,424 ,887

EkuitasMerekP6 110,3667 102,033 ,465 ,886

EkuitasMerekP7 111,0000 102,138 ,426 ,886

KesadaranMerekP1 110,9000 103,610 ,316 ,888

KesadaranMerekP2 111,6000 103,283 ,250 ,891

KesadaranMerekP3 110,6667 103,333 ,299 ,889

AsosiasiMerekP1 110,4333 101,220 ,493 ,885

AsosiasiMerekP2 110,5667 102,599 ,326 ,889

AsosiasiMerekP3 110,4667 99,913 ,555 ,884

AsosiasiMerekP4 110,5667 102,323 ,441 ,886

KesanKualitasP1 110,6000 103,076 ,355 ,888

KesanKualitasP2 110,5667 99,633 ,560 ,883

KesanKualitasP3 110,4333 100,323 ,617 ,883

KesanKualitasP4 110,6000 98,386 ,719 ,880

KesanKualitasP5 110,6000 98,110 ,638 ,881

KesanKualitasP6 110,4333 100,254 ,623 ,883

LoyalitasMerekP1 110,6667 97,540 ,765 ,879

LoyalitasMerekP2 110,5333 101,430 ,629 ,883

LoyalitasMerekP3 110,4667 101,913 ,492 ,885

LoyalitasMerekP4 110,6333 100,792 ,545 ,884

KeputusanPembelianP1 110,7000 97,390 ,690 ,880

KeputusanPembelianP2 111,0667 98,823 ,373 ,890

KeputusanPembelianP3 111,5333 99,844 ,283 ,894

KeputusanPembelianP4 110,9000 100,714 ,291 ,892


(48)

43

Nilai r tabel untuk dua sisi pada taraf kepercayaan 95% atau signifikansi 5% (p = 0,05) dapat dicari berdasarkan jumlah responden. Karena jumlah responden adalah 30, maka derajad bebasnya 30-2= 28. Nilai r tabel pada df 28 dan p=0,05 adalah 0,2407. Pada tabel 3.3 diatas pada kolom Corrected Item-Total Correlation terlihat bahwa nilai setiap butir pertanyaan lebih besar daripada nilai r tabel. Hal ini berarti, semua butir pertanyaan adalah valid.

3.10.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan suatu indikator dan variabel. Kuesioner dinyatakan reliabel apabila jawaban seseorang terhadap suatu kuesioner stabil dari waktu ke waktu. Melalui perhitungan reabilitas uji statistik Cronbach Alpha

1. Jika ralpha positif atau > rtabel maka pernyataan realiabel.

2. Jika ralpha negatif atau <rtabel maka pernyataan tidak reliabel.

Pengujian validitas dan reabilitas ini dilakukan terhadap 30 responden diluar sampel, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan sampel yang digunakan.

Nilai r tabel untuk dua sisi pada taraf kepercayaan 95% atau signifikansi 5% (p = 0,05) dapat dicari berdasarkan jumlah responden. Karena jumlah responden adalah 30, maka derajad bebasnya 30-2= 28. Nilai r tabel pada df 28 dan p=0,05 adalah 0,2407. Pada tabel 3.3 diatas pada kolom Cronbach's Alpha if Item Deleted terlihat bahwa nilai setiap butir pertanyaan lebih besar daripada nilai r tabel. Hal ini berarti, semua butir pertanyaan adalah sangat reliabel.


(49)

44 3.11 Uji Asumsi Klasik

3.11.1 Uji Multikolinearitas

Variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilhat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance >0,1, atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas.

3.11.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas) dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran ( kecil, sedang , dan besar).

3.11.3 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui suatu distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Histogram, Pendekatan Grafik, dan Pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2 – tailed) di atas nilai signifikan 5% (0.05) artinya variabel residual berdistribusi normal.


(50)

45 3.12 Teknik Analisis Data

3.12.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menyajikan data sehingga dapat memberikan gambaran umum yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

3.12.2 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh hubungan dari variabel-variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Untuk hasil yang terarah, peneliti memerlukan bantuan dari program SPSS. Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana :

Y = keputusan pembelian

a = konstanta dari keputusan regresi

b1 = koefisien regresi dari variabel X1 (Brand awareness) b2 = koefisien regresi dari variabel X2 (Brand association) b3 = koefisien regresi dari variabel X3 (Perceived quality) b4 = koefisian regresi dari variabel X4 (Brand loyalty) X1 = Brand awareness

X2 = Brand association

X3 = Perceived quality

X4 = Brand loyalty


(51)

46 3.13 Pengujian Hipotesis

3.13.1 Uji secara Simultan / Serempak (Uji F)

Uji F digunakan untuk melihat secara serentak bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap pengaruh yang positif dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F hitung ini adalah : H0 : b1,b2,b3,b4 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dari variabel bebas ( X1,X2,X3,X4) yauitu berupa kesadaran merek, asosiasi merek, kesadaran merek, loyalitas merek terhadap keputusan konsumen (Y).

H0 : b1,b2,b3,b4 ≠0 artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dari variabel bebas ( X1,X2,X3,X4) yaitu berupa kesadaran merek, asosiasi merek, kesadaran merek, loyalitas merek terhadap keputusan konsumen (Y). Nilai Fhitung dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 18.00 for Windows. Selanjutnya nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel dengan tingkat kesalahan ( α=5%) dan derajat kebebasan (df) = (n-k), (k-1). Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α =5% H0 ditolak jika F hitung > F tabel , pada α = 5%

3.13.2 Uji secara Parsial / Uji t

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Variabel bebas dikatakan berpengaruh terhadap variabel terikat bisa dilihat dari probabilitas variabel bebas dibandingkan dengan tingkat kesalahannya (α). Jika probabilitas variabel lebih besar dari tingkat kesalahannya maka variabel bebas tidak terpengaruh , tetapi jika


(52)

47

probabilitas variabel bebas lebih kecil dari tingkat kesalahannya maka variabel bebas tersebut terpengaruh terhadap variabel terikat. H0 : b1 = 0 , artinya variabel bebas yaitu berupa kesadaran merek, asosiasi merek, kesadaran merek, loyalitas merek, secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. H0 : b1 ≠ 0, artinya variabel bebas yaitu berupa kesadaran merek, asosiasi merek, kesadaran merek, loyalitas merek, secara parsial berpengaruh positif terhadap Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika t hitung < t tabelpada α 5% H0 ditolak jika t hitung > t tabel, pada α 5% 3.13.3 Uji Koefisien Deterministik (R2)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R2≤1). Hal ini berarti bila R2= 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dan bila R2 mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus koefisien korelasi dan koefisien determinasi menurut Ridwan (1997:25) yaitu:

n.( ∑XY ) – ( ∑X). ∑Y r =

√ {n. ∑X² - ( ∑X )²}. {n. ∑Y² - ( ∑Y² )}

R² = ( r )² x 100% Keterangan:

r = Koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat n = Banyaknya sampel


(53)

48 X = Skor tiap item


(54)

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT Astra International, Tbk-Toyota Sales Operation merupakan suatuperusahaan yang bergerak sebagai main dealer atau penyalur tunggal dari kendaraan bermerk Toyota.Perusahaan ini didirikan oleh William Soerjayadjaja, Drs. Tjia Kian Tie dan Liem Peng Hong pada tanggal 20 Februari 1957 di Bandung.Pada tahun 1965 perusahaan pindah ke Jakarta dengan kantor yang di Bandung sebagai cabang. Pada mulanya perusahaan ini bergerak dibidang usaha ekspor hasil bumi dan kemudian berkembang dibidang usaha permobilan.Melihat perkembangan pemasaran kendaraan merek toyota maju pesat diIndonesia, maka Toyota Motor Sales Co Ltd Jepang berminat menanganidistribusi dan pemasaran kendaraan bermerek toyota guna meningkatkanpelayanan kepada para peminat kendaraan merek toyota dengan jalan pembinaanindustri toyota. Maka pada akhir tahun 1971 didirikan perusahaan baru dengannama PT Toyota Astra Motor, yang merupakan patungan antara Toyota Motor Sales Co Ltd Jepang dengan PT Astra International Incorporated dan PT GayaMotor adalah perusahaan yang bergerak di bidang perakitan (assembling)kendaraan bermotor dari berbagai jenis dan merek. Setelah PT Toyota AstraMotor berdiri maka status agen tunggal kendaraan merek Toyota untuk seluruhwilayah Indonesia dialihkan dari PT Astra International Incorporated kepada PTToyota Astra Motor.

Sesuai dengan perkembangan pemasaran kendaraan Toyota yang semakin baik, maka pada tanggal 1 Januari 1976 didirikan PT Astra Motor Sales, bertindak


(55)

39

sebagai penyalur utama kendaraan merek Toyota. saat itu yang bertindak sebagai agen tunggal kendaraan merk Toyota adalah PT Astra Motor Sales Dalam rangka meningkatkan efisiensi sekaligus persiapan go public PT. Astra International ke tengah masyarakat, maka pada tanggal 1 Januari 1989 PT. Astra Motor Sales bergabung dengan PT. Astra International Incorporated dan menjadi divisi Toyota dengan nama PT Astra International Toyota Sales Operation atau yang disebut juga AUTO 2000. Kantor pusat perusahaan berkedudukan di Jakarta, dan saat ini mempunyai cabang dan dealer yang tersebar di kota - kota besar di Indonesia. Salah satu cabang perusahaan yaitu PT Astra International, Tbk - Toyota Sales Operation cabang Sisingamangaraja Medan disingkat menjadi PT AI-TSO cabang SM. Raja Medan. Perusahaan ini rnulai beroperasi pada tanggal 1 Februari 1976 (sebelumnya bernama PT Astra Motor Sales) dan berkedudukan di Jl. Sisingamangaraja No. 8 Medan. PT Astra International-TSO (AUTO 2000) cabang Medan merupakan penyalur kendaraan bermotor Toyota untuk wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Dalam memasarkan kendaraan, perusahaan ini mempunyai beberapa dealer dan sub dealer yang bertempat di Sumatera Utara dan Aceh, diantaranya sebagai berikut:

Tabel 4.1

Dealer dan Sub Dealer AUTO2000 yang bertempat di Sumatera Utara dan Aceh

NO NAMA PERUSAHAAN LOKASI

1 CV Antara Medan

2 PT Perintis Perkasa Medan

3 UD Sutan Motor Pematang Siantar

4 CV Dunia Baru Lhoksumawe


(56)

40

Sumber: PT Astra International Tbk – Toyota Cabang Sisingamangaraja Medan (2014)

Para dealer inilah yang membantu perusahaan dalam memasarkan barangnya, dimana seluruh barang yang dipasarkan adalah berasal dari kantor pusat yang berkedudukan di Jakarta. Adapun kendaraan yang dipasarkan oleh PT Astra International–TSO cabang Sisingamangaraja Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Kendaraan yang Dipasarkan Toyota Cabang SM.Raja Medan

Sumber: PT Astra International Tbk – Toyota Cabang Sisingamangaraja Medan (2014)

Selain memasarkan mobil merek Toyota, PT Astra International–TSO cabang Sisingamangaraja Medan juga menjual suku cadang (spare parts) asli untuk kendaraan merek Toyota. Adapun jenis–jenis suku cadang untuk kendaraan bermerek toyota yang dijual antara lain sebagai berikut:

No. Nama Mobil Jenis Mobil

1 AVANZA Minibus

2 YARIS Hatchback/City Car

3 VIOS Small Sedan

4 ALTIS Medium Sedan

5 KIJANGINNOVA MPV

6 CAMRY Large Sedan

7 AGYA Low Cost Green Car

8 ETIOS Hatchback/City Car

9 RUSH SmallSUV

10 HILUX Medium Pick Up

11 DYNA Truck

12 FORTUNER Medium SUV

13 LANDCRUISER LargeSUV

14 FT86 Medium Luxury Sedan

15 HI ACE Medium Bus

16 NAV 1 Medium Luxury Minibus

17 ALPHARD Large Luxury Minibus

18 MARKX Large Luxury Sedan


(57)

41

Tabel 4.3

Suku Cadang Untuk Kendaraan Merek Toyota

Sumber: PT Astra International Tbk– Toyota Cabang Sisingamangaraja Medan (2014)

4.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Setiap organisasi perusahaan mempunyai cita-cita dan berorientasi pada tujuannya. Hal ini tertuang kedalam struktur organisasi dimana dengan adanya struktur organisasi tercipta pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan tegas antara suatu bagian dengan bagian lainnya sehingga setiap anggota mengetahui kedudukan tugas dan tanggung jawabnya serta batas–batas wewenang masing-masing didalam pelaksanaan tugas sistem organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi. PT Astra International-TSO cabang sisingamangaraja medan menggunakan struktur organisasi garis yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut yaitu:

No Jenis Suku Cadang

TGP

(Toyota Genuine Part)

TGA

(Toyota Genuine Accessories)

TMO

(Toyota Motor Oil)

1 Busi Grill Radiator OliMesin

2 Oil Filter Grill Bumper TGMO mineral

3 Oil Filter CoverKacaSpion TGMOsynthetic

4 Shock Absorber Spoiler/BumperTambahan TGMOFull Synthetic

5 Belt/TaliKipas Jok(khususuntukRush) Oli Matic

6 Lampu/HeadLamp

7 Bumper

8 Battery

9 KainKlos 10 SepatuRem


(58)

42

1. Pembagian tugas dapat dibedakan secara tegas dan jelas.

2. Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan pada bawahannya dalam bidang pekerjaan yang sudah ditentukan berdasarkan spesialisasi tugas dimana spesialisasi tidak membuat personel hanya memikirkan tugasnya saja namun saling bekerjasama untuk mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan.

3. Jenjang manajemen mempunyai wewenang mengemukakan pendapat dan bertanggung jawab kepada jenjang manajemen yang membawahinya.


(59)

43

GAMBAR 4.1

STRUKTUR ORGANISASI PT ASTRA INTERNASIONAL-TOYOTA CABANG

SISINGAMANGARAJA MEDAN


(1)

47 3 4 4 4 4 4 23 4 4 3 4 15 3 5 4 4 16

48 4 4 4 5 3 4 24 3 4 4 4 15 3 5 4 4 16

49 4 4 4 4 4 4 24 4 3 4 4 15 4 5 3 4 16

50 4 4 3 3 4 4 22 4 2 2 5 13 4 5 4 1 14

51 3 4 5 5 5 5 27 5 4 4 4 17 5 4 4 5 18

52 5 3 5 4 5 5 27 4 5 4 4 17 5 4 4 5 18

53 4 4 4 5 4 4 25 5 3 2 5 15 4 3 4 5 16

54 4 3 3 4 5 4 23 4 4 4 2 14 4 4 4 3 15

55 3 5 5 3 5 5 26 4 4 4 5 17 4 4 5 5 18

56 3 3 4 4 4 4 22 3 4 4 3 14 4 3 5 3 15

57 3 5 5 5 4 5 27 5 5 2 5 17 4 4 5 3 18

58 4 5 4 5 2 4 24 2 4 4 5 15 4 5 5 2 16

59 5 4 4 4 3 5 25 3 4 4 4 15 3 5 4 4 16

60 4 5 5 5 4 5 28 5 5 3 5 18 4 5 5 5 19

61 2 2 4 5 4 4 21 3 4 1 3 11 3 4 3 2 12

62 4 3 3 4 2 2 18 3 3 2 2 10 3 4 3 1 11

63 4 5 4 4 4 4 25 4 4 4 3 15 4 4 3 5 16

64 4 4 2 3 3 3 19 4 2 2 2 10 4 2 2 3 11

65 4 4 3 4 4 4 23 4 4 4 2 14 2 5 3 5 15

66 3 3 4 4 4 4 22 4 4 4 3 15 3 5 3 5 16

67 4 3 3 3 5 4 22 3 4 3 5 15 3 5 3 5 16

68 4 5 4 4 4 5 26 5 5 4 2 16 5 5 3 4 17

69 5 4 5 4 3 3 24 4 4 2 2 12 4 3 2 4 13

70 5 3 3 3 4 5 23 4 4 2 4 14 4 3 2 4 15

71 1 4 4 4 4 4 21 4 4 3 3 14 3 5 3 4 15

72 5 5 5 4 3 2 24 4 4 3 4 15 3 5 3 5 16

73 4 4 4 4 4 2 24 4 3 4 4 15 4 5 2 5 16

74 5 4 4 3 4 4 24 4 4 5 2 15 4 5 2 5 16

75 4 4 4 4 3 4 19 3 2 2 2 9 3 3 2 2 10

76 4 5 3 4 5 5 26 4 4 4 4 16 4 4 4 5 17

77 4 4 5 5 5 5 28 4 5 4 5 18 5 4 5 5 19

78 4 4 4 4 4 3 23 2 4 4 4 14 4 3 4 4 15

79 4 5 5 5 5 5 29 5 4 5 5 19 5 5 5 5 20

80 4 5 4 5 4 5 27 5 2 5 5 17 5 3 5 5 18

81 4 4 5 3 4 4 24 4 3 4 4 15 3 5 5 3 16

82 4 5 5 5 2 5 26 4 5 5 3 17 3 5 5 5 18

83 4 5 5 5 4 4 27 5 4 3 5 17 3 5 5 5 18

84 4 5 4 3 5 5 25 4 3 5 3 15 2 5 5 4 16

85 5 4 5 4 5 5 28 4 4 5 5 18 5 5 5 4 19

86 2 2 5 5 5 4 23 4 4 2 4 14 4 4 3 4 15

87 4 4 4 4 5 4 25 3 2 5 5 15 5 4 5 2 16

88 5 5 4 3 5 5 27 4 4 4 2 14 4 5 5 4 18

89 4 4 5 5 5 5 28 5 3 4 4 16 5 5 5 5 20

90 4 5 5 5 4 2 25 4 4 4 4 13 2 5 5 5 17

91 4 3 4 3 4 4 22 4 4 3 3 12 3 4 4 5 16

92 5 5 3 4 4 3 24 4 1 2 4 11 5 5 2 3 15


(2)

LAMPIRAN 4

OUTPUT UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,889 28

cale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(3)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

EkuitasMerekP1 110,7000 101,321 ,452 ,886

EkuitasMerelP2 111,0000 101,517 ,378 ,887

EkuitasMerekP3 110,5333 103,844 ,395 ,887

EkuitasMerekP4 110,8667 102,189 ,403 ,887

EkuitasMerekP5 110,2000 103,752 ,424 ,887

EkuitasMerekP6 110,3667 102,033 ,465 ,886

EkuitasMerekP7 111,0000 102,138 ,426 ,886

KesadaranMerekP1 110,9000 103,610 ,316 ,888

KesadaranMerekP2 111,6000 103,283 ,250 ,891

KesadaranMerekP3 110,6667 103,333 ,299 ,889

AsosiasiMerekP1 110,4333 101,220 ,493 ,885

AsosiasiMerekP2 110,5667 102,599 ,326 ,889

AsosiasiMerekP3 110,4667 99,913 ,555 ,884

AsosiasiMerekP4 110,5667 102,323 ,441 ,886

KesanKualitasP1 110,6000 103,076 ,355 ,888

KesanKualitasP2 110,5667 99,633 ,560 ,883

KesanKualitasP3 110,4333 100,323 ,617 ,883

KesanKualitasP4 110,6000 98,386 ,719 ,880

KesanKualitasP5 110,6000 98,110 ,638 ,881

KesanKualitasP6 110,4333 100,254 ,623 ,883

LoyalitasMerekP1 110,6667 97,540 ,765 ,879

LoyalitasMerekP2 110,5333 101,430 ,629 ,883

LoyalitasMerekP3 110,4667 101,913 ,492 ,885

LoyalitasMerekP4 110,6333 100,792 ,545 ,884

KeputusanPembelianP1 110,7000 97,390 ,690 ,880

KeputusanPembelianP2 111,0667 98,823 ,373 ,890

KeputusanPembelianP3 111,5333 99,844 ,283 ,894


(4)

LAMPIRAN 5

OUTPUT UJI REGRESI LINEAR BERGANDA

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,969a ,938 ,935 ,51433

a. Predictors: (Constant), Loyalitasmerek, Kesankualitas, Asosiasimerek, Kesadaranmerek, Ekuitasmerek

b. Dependent Variable: Keputusanpembelian

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 349,781 5 69,956 264,448 ,000b

Residual 23,015 87 ,265

Total 372,796 92

a. Dependent Variable: Keputusanpembelian

b. Predictors: (Constant), Loyalitasmerek, Kesankualitas, Asosiasimerek, Kesadaranmerek, Ekuitasmerek Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,232 ,637 ,364 ,717

Ekuitasmerek ,080 ,038 ,112 2,092 ,039

Kesadaranmerek ,163 ,052 ,163 3,156 ,002

Asosiasimerek ,287 ,046 ,297 6,222 ,000

Kesankualitas ,096 ,029 ,123 3,357 ,001

Loyalitasmerek ,348 ,056 ,380 6,256 ,000


(5)

(6)