2.5.7. Diagnosis
Pada kebanyakan pasien dengan nyeri menstruasi, terapi empiris diberikan dengan presumpsi diagnosis dismenore primer, berdasarkan riwayat adanya nyeri
pelvik anterior bagian bawah yang dimulai pada masa remaja dan berhubungan secara spesifik dengan periode menstruasi. Riwayat yang inkonsisten dan atau adanya
penemuan massa di pelvik pada pemeriksaan fisik, keluarnya cairan vagina yang abnormal, atau kaku pelvik yang tidak terbatas pada periode menstruasi mengarahkan
diagnosis kepada dismenore sekunder French, 2005.
2.5.8. Pengobatan
Pengobatan dismenore diantaranya medikamentosa dan teknik lain untuk mengurangi nyeri. Jika penyebab dismenore ditemukan, pengobatan difokuskan pada
menghilangkan penyebab. Pada beberapa kasus, mungkin diperlukan pembedahan untuk menghilangkan penyebab atau mengurangi nyeri ACOG, 2006.
a. Medikamentosa
Obat seperti OAINS obat anti-inflamasi non steroid menghambat pembentukan prostaglandin. Hal ini mengurangi rasa kram. Obat ini juga mencegah
gejala seperti mual dan diare. OAINS bekerja maksimal jika diberikan pada permulaan timbulnya gejala dan biasanya dikonsumsi hanya selama 1 atau 2 hari.
Menurut Hart dan Norman 2000, pengobatan jangka panjang dengan progesteron juga mengurangi nyeri menstruasi.
b. Kontrasepsi oral
Kontrasepsi oral dosis rendah terbukti efektif mengurangi dismenore pada remaja wanita pada studi terhadap76 pasien Zoler, 2004. Hormon-hormon pada
kontrasepsi membantu mengontrol pertumbuhan dinding uterus sehingga prostaglandin sedikit dibentuk. Akibatnya kontraksi lebih sedikit, aliran darah lebih
sedikit dan nyeri berkurang. c.
Pembedahan
Universitas Sumatera Utara
d. Thermoablasi
Brunk 2005 melakukan penelitian dengan thermoablasi pada 330 wanita dengan rata-rata 42 tahun mendapatkan bahwa mayoritas wanita 83 melaporkan
pengurangan nyeri menstruasi dan premenstrual syndrome PMS dalam 1 tahun. e.
Terapi nutrisi Perubahan pada pola makan atau diet dapat membantu mengurangi atau
mengobati nyeri menstruasi: Tran, 2001 1
Peningkatan masukan makanan seperti serat, kalsium, makanan dari bahan kedelai, buah-buahan dan sayuran.
2 Mengurangi konsumsi makanan yang memicu sindrom premenstrual seperti
kafein, garam dan gula. 3
Berhenti merokok karena memperburuk kram. 4
Mengkonsumsi suplemen multi-vitamin dan mineral yang mengandung kadar magnesium dan vitamin B6 piridoksin yang tinggi setiap hari, dan
suplemen minyak ikan fish oil Tran, 2001. Menurut Werbach 2004, adanya peningkatan permeabilitas kapiler oleh vitamin C akan
meningkatkan efek vasodilatasi dari niasin. Vitamin E menghambat pelepasan tromboksan A2 dan menstimulasi sintesis prostasiklin, sedangkan
magnesium mempunyai efek vasodilator dan efek merelaksasikan otot serta menghambat sintesis prostaglandin F2 alfa PGF2
α. f. Metode lain
Akupuntur dan obat tumbuh-tumbuhan dari China popular sebagai terapi alternatif untuk kram. Aromaterapi dan pemijitan dapat mengurangi nyeri pada
beberapa wanita. Akupuntur bekerja dengan menyelaraskan aliran Qi dan darah, melancarkan meridian yang tersumbat, membantu meredakan hati yang murung dan
emosi yang tertekan, menguatkan Qi tubuh sehingga tubuh sanggup beradaptasi dengan perubahan yang terjadi saat menstruasi Warianto, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Dismenore dan olahraga