yang nilainya setara yang dilakukan baik dalam satu transaksi atau beberapa kali transaksi dalam 1 satu hari kerja.
39
c. Transaksi Keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri.
40
4. Proses Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang
Proses hukum tindak pidana pencucian uang terdiri dari penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan yang diatur mulai dari pasal 68
sampai pasal 82 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
a. Penyidikan
Penyidikan tindak pidana pencucian uang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal sesuai dengan ketentuan hukum acara dan
ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain menurut undang-undang ini.
41
Penyidik tindak pidana asal adalah pejabat dari instansi yang oleh undang-undang diberi kewenangan
untuk melakukan penyidikan yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi, Badan
Narkotika Nasional, serta Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementrian Keuangan Republik
Indonesia.
42
39
Pasal 23 ayat 1 huruf b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Dalam hal penyidik menemukan bukti permulaan yang cukup terjadinya tindak pidana Pencucian Uang dan tindak
40
Pasal 23 ayat 1 huruf c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
41
Pasal 74 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
42
H. Juni Sjafrien Jahja, Op.Cit., hlm.52.
Universitas Sumatera Utara
pidana asal, penyidik menggabungkan penyidikan tindak pidana asal dengan penyidikan tindak pidana Pencucian Uang dan
memberitahukannya kepada PPATK.
43
b. Penuntutan
Penuntut umum wajib menyerahkan berkas perkara tindak pidana pencucian uang kepada pengadilan negeri paling lama 30 tiga
puluh hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya berkas perkara yang telah dinyatakan lengkap. Jika penuntut umum telah
menyerahkan berkas perkara kepada pengadilan, ketua pengadilan negeri wajib membentuk majelis hakim perkara tersebut paling
lama tiga hari kerja sejak diterimanya berkas perkara tersebut.
44
c. Pemeriksaan di Sidang Pengadilan
1 Untuk kepentingan pemeriksaan di sidang pengadilan,
terdakwa wajib membuktikan bahwa harta kekayaannya bukan merupakan hasil tindak pidana.
45
2 Dalam pemeriksaan di sidang pengadilan, hakim
memerintahkan terdakwa agar membuktikan bahwa harta kekayaan yang terkait dengan perkara bukan berasal atau
terkait dengan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010
43
Pasal 75 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
44
Pasal 76 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
45
Pasal 77 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Universitas Sumatera Utara
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
46
3 Terdakwa membuktikan bahwa harta kekayaan yang terkait
dengan perkara bukan berasal atau terkait dengan tindakpidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1
dengan cara mengajukan alat bukti yang cukup
47
4 Jika terdakwa telah dipanggil secara sah dan patut tidak
hadir di sidang pengadilan tanpa alasan yang sah, perkara dapat diperiksa dan diputus tanpa hadirnya terdakwa.
48
5 Jika terdakwa hadir pada sidang berikutnyna sebelum
putusan dijatuhkan, terdakwa wajib diperiksa dan segala keterangan saksi dan surat yang dibacakan dalam sidang
sebelumnya dianggap sebagai diucapkan dalam sidang yang sekarang.
49
6 Putusan yang dijatuhkan tanpa kehadiran terdakwa
diumumkan oleh penuntut umum dalam papan pengumuman pengadilan, kantor pemerintahan daerah atau
diberitahukan kepada kuasanya.
50
46
Pasal 78 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
47
Pasal 78 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
48
Pasal 79 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
49
Pasal 79 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
50
Pasal 79 ayat 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Universitas Sumatera Utara
7 Jika terdakwa meninggal dunia sebelum putusan hakim
dijatuhkan dan terdapat bukti-bukti yang meyakinkan bahwa yang bersangkutan telah melakukan tindak pidana
pencucian uang, hakim atas tuntutan penuntut umum memutuskan perampasan harta kekayaan yang telah
disita.
51
8 Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh Korporasi,
panggilan disampaikan kepada pengurus di tempat tinggal pengurus atau di tempat pengurus berkantor.
52
5. Pemeriksaan dan Penghentian Sementara Transaksi