LKP : Aplikasi Computer Server dan Clustering Dengan Simulasi Virtual Box Pada PDAM Kota Surabaya.

(1)

APLIKASI COMPUTER SERVER DAN CLUSTERING

DENGAN SIMULASI VIRTUAL BOX PADA PDAM KOTA

SURABAYA

KERJA PRAKTIK

Program Studi SI Sistem Komputer

Oleh:

GP Ade Apriyatna 08410200063

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2015


(2)

vii

KATA PENGANTAR ... ...v

DAFTAR ISI ……. ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Pembatasan Masalah... 2

1.4 Tujuan Kerja Praktik ... 3

1.5 Waktu dan Lama Kerja Praktik ... 4

1.6 Ruang Lingkup Kerja Praktik ... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6

2.1 Latar Belakang PDAM kota Surabaya ... 6

2.1.1 Dasar Hukum...6

2.1.2 Visi Misi...9

2.1.3 Jumlah Pelanggan Tahunan...9

BAB III LANDASAN TEORI ... 12

3.1 Komputer Server ... 12

3.1.1 Definisi Redundancy Server...14


(3)

viii

3.2.2 Windows XP…….….……...24

3.2.3 CentOS….……...25

3.3 Konsep Dasar Protokol ... .27

3.3.1 Protokol………….….……...27

3.3.2 Transmission Control Protocol (TCP)...27

3.3.3 Internet Protocol(IP)…..…...27

3.3.4 Arsitektur TCP/IP..….……...28

3.4 Konsep Dasar Jaringan Komputer...28

3.4.1 Jenis Jaringan...28

3.4.2 Jenis Topologi Jaringan...31

3.5 Layanan………...32

3.5.1 FTP Server..………...……...33

3.5.2 FTP Client………..….……...33

3.6 Software Simulasi………...33

3.6.1 Virtual Box..………...……...33

3.6.2 PuTTY…....………...……...34

3.6.3 Winbox…...………...……...35

3.6.4 Winscp…...………...……...36

BAB IV PEMBAHASAN ... 37


(4)

ix

4.2.2 Cloning Operating System ... 59

4.3 Proses Konfigurasi ... 60

4.3.1 Konfigurasi Mikrotik RouterOS ... 61

4.3.2 Konfigurasi Windows XP ... 62

4.3.3 Konfigurasi Centos 6.5 ... 64

4.3.4 Gluster File Sharing ... 70

4.4 Tahap Pengujian ... 74

4.4.1 Ping antar Client ke Server ... 74

4.4.2 Membuka Aplikasi Geoserver dari client ... 76

4.4.3 Melakukan Remote Console dari Client ke Server ... 78

4.4.4 Remote Directory Server ... 79

4.4.5 Konfigurasi Mikrotik menggunakan Winbox ... 80

4.4.6 Uji Cluster File System Server1 dan Server2 ... 83

BAB V PENUTUP ... 86

5.1 Kesimpulan ... 86

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... ....87

LAMPIRAN…………. ... 88

Lampiran 1 Surat Balasan Instansi... 89

Lampiran 2 Form KP-5 (Acuan Kerja) ... 90


(5)

(6)

xi

Gambar 3.1 Windows XP ... 25

Gambar 3.2 CentOS 6.5 ... 26

Gambar 3.3 Local Area Network ... 29

Gambar 3.4 Wide Area Network ... 29

Gambar 3.5 Metropolitan Area Network ... 30

Gambar 3.6 Ilustrasi Internet... 30

Gambar 3.7 Virtual Box ... 34

Gambar 3.8 Tampilan Aplikasi PuTTY ... 35

Gambar 3.9 Tampilan Aplikasi Winbox ... 36

Gambar 3.10 Tampilan Aplikasi Winscp ... 36

Gambar 4.1 Desain topologi jaringan ... 38

Gambar 4.2 Web Virtual Box ... 40

Gambar 4.3 Proses awal instalasi virtualbox ... 40

Gambar 4.4 Tampilan Virtual Box... 41

Gambar 4.5 Tampilan sebelum membuat OS Virtual ... 41

Gambar 4.6 Memilih virtual OS ... 42

Gambar 4.7 Mengatur kapasitas Random access memory (RAM) ... 42

Gambar 4.8 Penyimpanan pada hardisk fisik ... 43

Gambar 4.9 Menentukan ukuran hardisk ... 43


(7)

xii

Gambar 4.14 Tampilan Mikrotik ... 46

Gambar 4.15 Tampilan booting windows xp ... 47

Gambar 4.16 Partisi hard disk ... 48

Gambar 4.17 Kapasitas hard disk... 48

Gambar 4.18 Format partisi ... 49

Gambar 4.19 Proses menyalin file ... 49

Gambar 4.20 Proses instalasi Windows XP ... 50

Gambar 4.21 Loading windows ... 50

Gambar 4.22 Tampilan awal Windos XP ... 51

Gambar 4.23 Tampilan sebelum membuat virtual CentOS 6.5 ... 52

Gambar 4.24 Memilih Virtual OS ... 52

Gambar 4.25 Mengatur kapasitas RAM... 53

Gambar 4.26 Penyimpanan pada Harddisk ... 53

Gambar 4.27 Menentukan ukuran Harddisk ... 54

Gambar 4.28 Selesai membuat other linux ... 55

Gambar 4.29 Layar utama sebelum memulai proses install CentOS ... 55

Gambar 4.30 Pemilihan bahasa untuk system operasi CentOS ... 56

Gambar 4.31 Pembuatan nama hostname ... 56

Gambar 4.32 Pembuatan root password... 57


(8)

xiii

Gambar 4.37 Hasil clone pada virtual box ... 60

Gambar 4.38 Interface di virtual box ... 60

Gambar 4.39 Nama interface pada Mikrotik... 61

Gambar 4.40 Command untuk menambahkan IP address ... 61

Gambar 4.41 IP address dan IP route pada Mikrotik ... 62

Gambar 4.42 Network dan Internet Connection ... 63

Gambar 4.43 Network Connection ... 63

Gambar 4.44 Konfigurasi IP pada Windows XP ... 64

Gambar 4.45 Apache Tomcat berhasil dijalankan ... 66

Gambar 4.46 Apache Tomcat telah berhenti berjalan ... 66

Gambar 4.47 Tampilan file tomcat_user.xml ... 67

Gambar 4.48 Tampilan aplikasi Apache Tomcat ... 67

Gambar 4.49 Manager App tempat melakukan deploy file ... 68

Gambar 4.50 Tampilan aplikasi yang telah dideploy... 68

Gambar 4.51 Tampilan aplikasi Geoserver ... 69

Gambar 4.52 Setting host pada CentOS 6.5 ... 70

Gambar 4.53 Menambahkan mount CentOS 6.5 menjadi base url ... 71

Gambar 4.54 GlusterFS telah menjadi repository lokal ... 72


(9)

xiv

Gambar 4.59 Ping Client2 ke Server1... 75

Gambar 4.60 Ping Client2 ke Server2... 75

Gambar 4.61 Mengakses Geoserver Server1 dari Client1 ... 76

Gambar 4.62 Mengakses Geoserver Server2 dari Client1 ... 76

Gambar 4.63 Mengakses Geoserver Server1 dari Client2 ... 77

Gambar 4.64 Mengakses Geoserver Server2 dari Client2 ... 77

Gambar 4.65 PuTTY configuration ... 78

Gambar 4.66 Tampilan remote console/terminal menggunakan PuTTY ... 79

Gambar 4.67 Winscp login ... 79

Gambar 4.68 Tampilan remote directory menggunakan Winscp ... 80

Gambar 4.69 Mikrotik Winbox ... 80

Gambar 4.70 Tampilan Interface Mikrotik pada Winbox ... 81

Gambar 4.71 Tampilan IP Address Mikrotik pada Winbox ... 81

Gambar 4.72 Tampilan IP Route Mikrotik pada Winbox ... 82

Gambar 4.73 Tampilan konfigurasi IP Route Mikrotik pada Winbox... 82

Gambar 4.74 Tampilan konfigurasi DNS Mikrotik pada Winbox ... 83

Gambar 4.75 Direktori var/www/html pada Server1 ... 84

Gambar 4.76 Direktori var/www/html pada Server2 ... 84

Gambar 4.77 Penambahan file2 di direktori var/www/html pada Server1 ... 85


(10)

xv

Tabel 2.1 Jumlah Pelanggan Menurut Jenis Pelanggan ... 10 Tabel 4.1 Alamat IP tiap PC ... 64 Tabel 4.2 Alamt IP tiap Server ... 70


(11)

1 1.1 Latar Belakang

Tak dapat dipungkiri jika kemajuan teknologi masa kini berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi yang telah dibuat di dunia ini. Dari yang sederhana, hingga yang menghebohkan dunia. Kemajuan teknologi memang sangat penting untuk kehidupan manusia jaman sekarang. Karena teknologi adalah salah satu penunjang kemajuan manusia. Teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi, pangan, komputer, dan masih banyak lagi. Sebenarnya teknologi sudah ada sejak jaman dahulu, yaitu jaman romawi kuno. Perkembangan teknologi berkembang secara drastis dan terus berevolusi hingga sekarang. Terlebih setelah adanya penemuan komputer dan laptop, yang sekarang hampir semua pekerjaan manusia memiliki hubungan dengan komputer ataupun laptop. Sehingga pantas jika komputer adalah penemuan yang paling mutakhir dan yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Kebutuhan manusia untuk meningkatkan efisiensi pada teknologi komputer akhirnya membentuk teknologi jaringan komputer. Perangkat komputer dihubungkan kedalam satu jaringan agar bisa saling berkomunikasi dan berbagi sumber daya. Jaringan komputer dapat meningkatkan efisiensi dengan berbagi informasi seperti file umum, database dengan perangkat lunak jaringan komputer dan infrastruktur IT.

Salah satu perusahaan yang mengimplementasikan jaringan adalah PDAM atau perusahaan daerah air minum, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum salah satunya PDAM Kota Surabaya. PDAM Kota Surabaya


(12)

di Jl. Prof. Dr. Mustopo 2, Surabaya. Setiap cabang - cabang tersebut memiliki beberapa server yang saling terpisah-pisah. Server merupakan suatu elemen penting dalam suatu sistem informsi. Dimana server merupakan sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer.

Server mangatur lalu lintas data di dalam jaringan dan menyediakan resource

yang dapat digunakan oleh komputer lain yang sedang terhubung pada jaringannya.

Server bagian paling penting dalam jaringan komputer yang menjadi tempat untuk nodes di dalam jaringan agar mampu melakukan Resource Sharing. Sehingga sebuah

server harus memiliki kemampuan yang berlipat-lipat dari komputer pribadi. Solusinya adalah dengan redundacy server atau biasa disebut juga cluster komputer.

Pada kerja praktik di PDAM Kota Surabaya ini, membuat simulasi penerapan

Computer Server dan Clustering menggunakan virtual box. Pada virtual box ini akan di install satu buah mikrotikOS sebagai router, dua CentOS 6.5 sebagai komputer

server, dan dua WindowsXP sebagai komputer client.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu, bagaimana cara mengaplikasikan Computer Server dan Clustering dengan simulasi menggunakan virtual box pada PDAM Kota Surabaya.


(13)

2. Menggunakan Mikrotik RouterOS 5.20 sebagai router.

3. Komputer server menggunakan sistem operasi CentOS 6.5 64 bit 4. Komputer client menggunakan sistem operasi Windows XP 64 bit. 5. Menggunakan Aplikasi Web Server Apache Tomcat 7.

6. File Sharing menggunakan GlusterFS.

1.4 Tujuan Kerja Praktik

Dalam melaksanakan kerja praktik di suatu perusahaan maupun instansi, maka mahasiswa sebagai seorang yang menjalankan syarat pendidikan tinggi tentunya memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam melaksanakan kegiatan praktik ini. Beberapa tujuan kerja praktik yang dimaksud adalah sebagian berikut :

1. Memenuhi kurikulum pendidikan yang ada di STIKOM Surabaya.

2. Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang Simulasi

Computer Server dan Clustering menggunakan virtual box pada PDAM Kota Surabaya.

3. Mencari ilmu pengetahuan baru yang tidak didapatkan di bangku kuliah.

4. Mendidik dan melatih mahasiswa untuk dapat menyelesaikan dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi di lapangan dalam melaksanakan praktik kerja.


(14)

mulai pada tanggal 21 April 2014 sampai dengan 23 Mei 2014.

1.6 Ruang Lingkup Kerja Praktik

Sasaran kerja praktik adalah agar mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar melalui pengamatan di bidang Networking atau jaringan:

a. Prinsip dasar Computer Server dan Clustering.

b. Analisa gangguan ( trouble shooting ) Computer Server dan Clustering. c. Simulasi langsung Computer Server dan Clustering.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan hasil praktik kerja lapangan pada PDAM kota Surabaya adalah sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUHAN

Berisi tentang latar belakang, tujuan kerja praktik, waktu dan lama pelaksanaan kerja praktik, ruang lingkup kerja praktik dan sistematika penulisan. Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Berisi tentang sejarah singkat PDAM Kota Surabaya, pengenalan unit kerja dan budaya masyarakat, pemahaman proses bisnis meliputi visi dan misi perusahaan.


(15)

digunakan untuk membantu memecahkan masalah dari Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya.

BAB IV : PEMBAHASAN

Berisi tentang membuat simulasi jaringan dengan mikrotik RouterOS, implementasi

Web Server Apache Tomcat 7 dan storage terdistribusi menggunakan GlusterFS.

BAB V : PENUTUP

Bab ini adalah bab kelima yang merupakan bab terakhir dari laporan kerja praktek yang membahas tentang kesimpulan dan saran dari seluruh isi laporan ini yang disesuaikan dengan hasil dan pembahasan pada bab – bab sebelumnya.


(16)

6

2.1 Latar Belakang Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya

PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu perusahaan terbesar milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih dalam masyarakat umum. PDAM terdapat disetiap provinsi, kabupaten dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana air bersih yang diawasi atau di monitoring oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah.

2.1.1 Dasar Hukum

Berdirinya PDAM Kota Surabaya merupakan peninggalan jaman Belanda, dimana pembentukan sebagai BUMD berdasarkan :

1. Peraturan Daerah No. 7 tahun 1976 tanggal 30 Maret 1976

2. Disahkan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur, tanggal 06 Nopember 1976 No. II/155/76

3. Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya tahun 1976 seri C pada tanggal 23 Nopember 1976 No. 4/C Sejarah Perkembangan Perusahaan

Pada perkembangan perusahaan ini, Dinas Pengairan Hindia Belanda (1800 - 1890) membangun saluran air sepanjang 12 kilometer dan bendungan yang mengalirkan air dari sungai Elo ke pusat kota Magelang untuk memenuhi


(17)

kebutuhan air bersih dan mengairi sawah di wilayah Magelang. Berikut ini adalah sejarah perkembangan PDAM dari tahun ke tahun.

1890 : Air minum untuk Kota Surabaya pertama kali diambil dari sumber mata air di desa Purut Pasuruan diangkut dengan Kereta Api

1903 : Pemasangan pipa dari Pandaan oleh NV. Biernie selama 3 (tiga) tahun. 1906 : Jumlah Pelanggan ± 1.500 sambungan.

1922 : IPAM Ngagel I di bangun dengan kapasitas 60 lt/dt.

1932 : Mata air Umbulan ditingkatkan kapasitasnya dengan membangun rumah pompa baru.

1942 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 180 lt/dt

1950 : Perusahaan Air Minum diserahkan pada Pemerintah Republik Indonesia (Kota Praja Surabaya).

1954 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 350 lt/dt.

1959 : Pembangunan IPAM Ngagel II kapasitas 1.000 lt/dt, didesain & dilaksanakan oleh Degremont Fa. (Prancis).

1976 : Perusahaan Air Minum disahkan menjadi Perusahaan Daerah dan dituangkan dalam Perda No. 7 tanggal 30 Maret 1976.

1977 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 500 lt/dt.

1978 : Pengalihan status menjadi Perusahaan Daerah Air Minum dari Dinas Air Minum berdasarkan SK Walikotamadya Dati II Surabaya No. 657/WK/77


(18)

tanggal 30 Desember 1977.

1980 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 1.000 lt/dt.

1982 : Pembangunan IPAM Ngagal III kapasitas 1.000 lt/dt dgn lisensi dari Neptune Microfloc (Amerika Serikat).

1990 : Pembangunan IPAM Karangpilang I dengan kapasitas 1.000 lt/dt dengan dana Loan IBRD No. 2632 IND.

1991 : Pembangunan gedung kantor PDAM yang terletak di Mayjen. Prof. Dr. Moestopo No.2 Surabaya yg dibiayai dana PDAM murni.

1994 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 1.500 lt/dt. 1996 : - Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 1.800 lt/dt

- Peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang I menjadi 1.200 lt/dt

- Dimulainya pembangunan IPAM Karangpilang II dengan kapasitas 2.000 lt/dt. Yang didanai Loan IBRD No. 3726 IND.

1997 : - Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel III menjadi 1.500 lt/dt.

- Produksi awal 500 l/dt IPAM Karangpilang II didistribusikan ke pelanggan

1999 : Pembangunan IPAM Karangpilang II dengan kapasitas 2.000 lt/dt telah selesai

2001 : Pekerjaan peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang II menjadi 2.500 lt/dt dimulai


(19)

2005 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel III menjadi 1.750 lt/dt

2006 : - Peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang I menjadi 1.450 lt/dt - Peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang II menjadi 2.750 lt/dt

2009 : Pembangunan IPAM Karangpilang III dengan kapasitas 2.000 lt/dt 2.1.2 Visi Misi PDAM Kota Surabaya

Adapun visi dan misi dari PDAM Kota Surabaya adalah sebagai berikut : Visi

Tersedianya air minum yang cukup bagi pelanggan melalui perusahaan air minum yang mandiri, berwawasan global, dan terbaik di Indonesia.

Misi

1. Memproduksi dan mendistribusikan air minum bagi pelanggan.

2. Memberi pelayanan prima bagi pelanggan dan berkelanjutan bagi pemangku kepentingan.

3. Melakukan usaha lain bagi kemajuan perusahaan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

2.2 Jumlah Pelanggan Tahunan

Pelayanan air minum kepada masyarakat tidak hanya terbatas pada daerah administratif kota Surabaya saja, melainkan juga masyarakat daerah Kabupaten Pasuruan, Sidoarjo, dan Gresik. Selain itu, PDAM Kota Surabaya juga mendukung program pemerintah untuk pelayanan air bersih, misalnya untuk :

1. Perumnas.


(20)

3. Kran umum bantuan UNICEF/Pemerintah Pusat.

Untuk masyarakat yang daerahnya belum terjangkau jaringan pipa distribusi, pelayanan dilakukan dengan menggunakan mobil tangki, termnal air, hidran umum dan kran umum.

Data jumlah pelanggan yang lebih detil bisa dilihat pada table 2.1 berikut : Tabel 2.1 Jumlah Pelanggan menurut Jenis Pelanggan PDAM kota Surabaya

No Jenis Pelanggan

T A H U N

2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 Perumahan 355.799 367.456 397.040 420.140 445.714 466.529

2 Pemerintah 1.177 1.199 1.201 1.182 1.396 1.213

3 Perdagangan 27.514 28.609 29.769 31.376 32.561 33.899

4 Industri 892 881 872 578 403 398

5 Sosial Umum 3.521 3.598 3.560 3.495 3.482 3573

6 Sosial Khusus 1.447 1.516 1.572 1.714 1.608 1940

7 Pelabuhan 4 4 4 4 5 5

Total 390.354 403.263 434.018 458.489 485.169 507.557 8 Jumlah Penduduk 2.749.306 2.794.596 2.731.018 2.719.237 2.750.357 2.818.700 9 Penduduk Terlayani 1.969.730 2.028.175 2.168.698 2.270.751 2.389.498 2.495.737 10 Cakupan Layanan 71.64% 72.57% 79.41% 83.51% 86.88% 90.02%


(21)

2.3 Susunan Direksi

Adapun susunan direksi dari PDAM kota Surabaya adalah sebagai berikut:


(22)

12 BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Komputer Server

Komputer server adalah salah satu infrastruktur yang paling penting dalam organisasi mana pun. Server adalah sebuah computer yang mengatur lalu lintas data yang terjadi pada sebuah jaringan (Rohmanah, 2014). Aplikasi yang disimpan di komputer ini dan terminal komputer lain terhubung dapat mengaksesnya. Server merupakan induk dari segala komputer yang terhubung pada sebuah jaringan yang berfungsi sebagai pengatur sistem jaringan, misalnya untuk pembatasan akses dan melakukan control data.

Fungsi server secara umum dilakukan oleh sebuah komputer adalah

a. menyimpan aplikasi dan database yang di butuhkan oleh komputer yang terhubung.

b. menyediakan fitur keamanan computer.

c. melindungi semua komputer yang terhubung menggunakan firewall.

d. menyediakan IP Address untuk mesin komputer terhubung.

Server yang dipilih untuk sebuah organisasi harus memenuhi kondisi tertentu antara lain:

a. Dibutuhkan ukuran memori atau RAM yang cukup besar untuk menampung jumlah query yang dijalankan oleh komputer yang terhubung. Hal ini dikarenakan komputer server memberikan


(23)

layanan kepada sejumlah besar komputer maka dibutuhkan memori yang besar untuk mendukung tugas utamanya.

b. Aspek berikutnya adalah dibutuhkan untuk mengelola, adalah kecepatan prosesor. Kecepatan prosesor biasanya di ukur dalam

Giga Hertz. Kemampuan prosesor adalah menjalankan semua perintah yang dimioleh mesin. Hal ini sangat diperlukan bahwa server harus memiliki kecepatan prosesor yang optimal, oleh karena itu prosesor yang digunakan adalah kemampuannya memberikan fasilitas multitasking.

c. Kapasitas penyimpanan hard drive dari komputer server, haruslah besar untuk dapat menyimpan semua data. Dalam sebuah jaringan, pengguna komputer umumnya menyimpan informasi yang dibutuhkan oleh komputer client.

Berbagai jenis-jenis komputer server dapat dikategorikan dalam dua kategori utama.

1. Dedicated Server

Jenis server yang melakukan fungsi tertentu, seperti web hosting. ada berbagai layanan web hosting, yang menggunakan dedicated server

untuk situs web hosting. Perusahaan tertentu juga telah mendedikasikan server komputer untuk menyimpan situs web mereka sendiri. Jenis server ini sangat kuat karena harus menangani lalu lintas

web yang mencoba untuk mengakses halaman web yang terkandung di dalamnya.


(24)

2. Non - dedicated server (Server Bersama)

Sebuah komputer server bersama adalah server biasa, yang digunakan dalam jaringan komputer untuk beberapa pengguna. Sejumlah besar aplikasi, database disimpan di dalamnya. Pengguna yang berbeda terhubung ke server, mengakses server tergantung pada kebutuhan mereka. Server ini tidak perlu disesuaikan seperti dedicated server. Contoh yang paling umum untuk jenis server ini adalah server

aplikasi. Sebuah server aplikasi menyimpan semua informasi yang diperlukan oleh orang-porang dalam jaringan.

3.1.1 Definisi Redundancy Server (High Availability dan High Peformance)

Redundancy Server mengacu pada jumlah dan intesitas backup, failover

atau kelebihan server dalam lingkungan komputasi. Artinya kemampuan infrastruktur untuk menyediakan server tambahan yang dpat digunakan sebagai backup setiap saat.

Redundant server berada dalam status offline dan tetap terhubung dengan jaringan/internet tetapi tidak digunakan sebagai server hidup. Jika terjadi kegagalan pada server utama, redundant server akan menggantikan server utama. 3.1.2 Manfaat Redudancy Server (High Availability dan High Peformance)

Kegagalan devices pada sebuah server bukan suatu yang tidak mungkin terjadi sehingga diperlukan solusi agar sistem jaringan tidak terganggu.

Redundancy Server atau Clustering menawarkan solusi untuk menangani perpindahahn tugas atau pemerataan beban dari satu server ke server yang lainnnya pada bisa terjadi kerusakan pada salah satu server. .


(25)

Dalam dunia komputer yang dimaksud dengan Redundancy Server atau biasa juga disebut Server Clustering adalah menggunakan lebih dari satu server

yang menyediakan redundant interconnections, sehingga user hanya mengetahui ada satu sistem server yang tersedia dan komputer client tidak menyadari jika terjadi kegagalan pada sistem server karena tersedianya server sebagai redundant

atau backup. Clustering Server dapat digunakan untuk Load Balancing Cluster

ataupun Failover Clustering (Server HA).

Cluster juga mempunyai beberapa keuntuangan diantaranya :

1. Resource sharing

Suatu komputer dapat mengambil sumberdaya dari komputer lainnya.

2. Computation Speedup

Dapat meningkatkan kecepatan komputasi, karena pada sistem clustering

proses yang ada dapat dibagi kedalam bagian komputer yang ada pada

system cluster tersebut.

3. Reliability

Apabila salah satu komputer mengalami kegagalan maka sistem masih dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4. Komunikasi

Dikarenakan pada sistem cluster ini satu komputer terhubung dengan computer yang lainnya maka memungkinkan untuk terjadinya suatu pertukaran informasi.

3.1.3 Jenis-Jenis Cluster


(26)

1. High Availability

High Availability cluster atau juga yang sering disebut Failover Cluster pada umumnya diimplementasikan untuk tujuan meningkatkan ketersediaan layanan yang disediakanoleh cluster tersebut. Elemen

cluster akan berkerja dengan memiliki noderedundan, yang kemudian digunakan untuk menyediakan layanan saat salah satu elemen cluster

mengalami kegagalan. Ukuran yang paling umum dari kategori ini adalah dua node, yang merupakan syarat minimum untuk melakukan redudansi. Dimana implementasi cluster jenis ini akan mencoba untuk menggunakan redudansi komponen cluster untuk menghilangkan kegagalan disuatu titik (Single Point of Failure).

Failover clustering menyediakan solusi high availability server

dimana kegagalan pada perangkat keras seperti power supply mati yang menyebabkan server mati total maka server lain anggota cluster

yang akan mengambil alih fungsi dari server yang mati, sehingga komputer client tidak mengetahui juga terjadi kegagalan pada server, karena proses yang dilakukan pada server yang gagal atau mati akan dilanjutkan oleh server cadangan. Konsep konfigurasi failover cluster

adalah membuat satu server sebagai master server dan server yang lain menjadi slave server dimasa saat server dalam keadaan normal master server menangani semua request dari client. Slaver server akan mengambil alih tugas master server apabila master server tidak


(27)

berfungsi atau mati. Failover server memiliki dua mode yaitu mode aktif-pasif (master-slave) dan aktif-aktif (master-master).

a. Aktif-pasif (master-slave) : dua server atau lebih, yang melayani

service jaringan hanya satu server saja, yang lain hanya sebagai cadangan jika terjadi kegagaln pada server aktif (master).

b. Aktif-aktif (master-master) : dua server yang kedua-duanya bisa melayani jaringan dan saling mem-backup, jika salah satu server

mati maka server yang lain akan menggantikannya. Kedua

server ini memiliki data yang sama persis.

Biasanya failover menggunakan shared storage yang akan digunakan bersamaan oleh lebih dari server, tetapi ada juga yang tanpa menggunakan shared storage yaitu dengan menggunakan mirroring hard disk server.

2. Load Balancing Cluster

Cluster jenis ini beroperasi dengan mendistribusikan beberapa pekerjaan secara merata melalui beberapa node yang bekerja dibelakang (Back end node).

Load balancing cluster merupakan cluster server dimana anggota

cluster server dikonfigurasikan untuk saling berbagi beban yang berfungsi mendistribusikan request dari client ke anggota server Load balanced cluster. Tipe konfigurasi Load balancing Cluster. Tipe konfigurasi load balancing cluster sering disebut load balanced


(28)

cluster, sedangkan teknologi platform load balancing sering disebut sebagai load balancers.

Secara umum cara kerja Load Balancer adalah menerima incoming request dari client dan meneruskan request tersebut pada server

tertentu jika dibutuhkan. Load balancer menggunakan beberapa algoritma yang berbeda untuk melakukan control traffic network. tujuan algoritma Load Balancer adalah untuk mendistribusikan beban secara pintar atau memaksimalkan kerja anggota server cluster. Beberapa contoh algoritma Load Balancer :

1. Round-Robin. Algoritma round-robin mendistribusikan beban kepada semua server anggota cluster sehingga masing-masing

server mendapat beban yang sama dalam waktu yang sama.

Round-robin cocok saat server anggota cluster memiliki kemampuan processing yang sama, jika tidak, beberapa server

bisa jadi menerima request lebih dari kemampuan processing

itu sendiri sedang yang lainnya hanya mendapat beban lebih sedikit dari resource yang dimiliki.

2. Weighted round-robin. Algoritma weighted round-robin

melakukan perhitungan perbedaan kemampuan processing dari masing-masing server anggota cluster. Administrator

memasukan secara manual parameter beban yang akan ditanganin oleh masing-masing server anggota cluster,


(29)

berdasarkan beban server. Request kemudian diarahkan ke

server yang berbeda sesuai dengan round-robin scheduling sequence.

3. Least-connection. Algoritma Least-connection melakukan pengiriman request pada server anggota cluster, berdasarkan pada server mana yang memiliki fewest connection (koneksi paling sedikit).

4. Load-based. Algoritma Load-based mengirimkan paket request

ke server anggota cluster berdasarkan server mana yang memiliki beban terkecil.

3. Grid Computing

Grid Computing biasa disebut compute cluster, tapi difokuskan pada

throughput seperti utilitas perhitungan ketimbang menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang sangat erat yang biasanya dilakukan oleh

super komputer. Grid Computing dioptimalkan untuk beban pekerjaan yang mencakup banyak pekerjaan independen.

3.1.4 Clustered file system

Salah satu komponen penting dalam cloud computing adalah clustered file system. Banyak perangkat lunak clustering file system yang beredar di pasaran, di antaranya adalah GlusterFS. Pada situs resminya (http://www.gluster.com)

disebutkan bahwa GlusterFS adalah "The Fastest Path to Public and Private Cloud Storage".


(30)

GlusterFS adalah clustered file system yang bersifat open source yang dapat beroperasi dengan kapasitas petabyte dan menangani ribuan client.

GlusterFS menggabungkan disk, memori dan pengolahan data dari beberapa modul server dalam sebuah ruang tunggal. GlusterFS didesain untuk memnuhi kebutuhan ruang penyimpanan bagi pengguna dan dapat memberikan kinerja yang luar biasa untuk beban kerja yang beragam.

Arsitektur GlusterFS bersifat modular yang memungkinkan administrator menambah atau mengurangi modul server sesuai dengan kebutuhan pengguna. Sebagai contoh, administrator dapat mengkonfigurasi sistem mandiri dengan cepat menggunakan GlusterFS dan kemudian mengembangkan sistem sebagai kebutuhan tumbuh.

GlusterFS memiliki kemampuan mengatur quota penggunaan ruang disk

dengan direktori atau volume. Administrator dapat mengendalikan pemanfaatan ruang disk pada tingkat directory dan/atau volume dengan menetapkan batas-batas untuk ruang disk dialokasikan di setiap tingkat dalam volume dan hirarki direktori.

GlusterFS dirancang untuk komputasi awan dengan peforma tinggi. Tidak seperti pusat data tradisional, lingkungan awan membutuhkan multi-sewa bersama dengan kemampuan untuk tumbuh atau menyusut sumber daya sesuai permintaan.


(31)

3.2 Operating System (OS)

Operating System adalah perangkat program untuk mengelola perangkat keras komputer dan menyediakan layanan untuk perangkat lunak. Terdapat 2

Operating system yang digunakan dalam simulasi, yaitu : 3.2.1 Mikrotik RouterOS

Mikrotik RouterOS adalah sebuah sistem operasi yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer sebagai router network, berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan nirkabel. Mikrotik ini dalam bentuk perangkat lunak dengan versi mikrotik 5.25 yang dapat diinstall pada komputer rumahan (PC) melalui CD. OS Mikrotik dapat di unduh pada situs resmi

www.mikrotik.com. Namun file image mikrotik merupakan versi trial Mikrotik yang hanya dapat digunakan dalam waktu 24 jam. Untuk dapat digunakan secara

full time harus membeli lisensi key.

3.2.1.1 Fitur – fitur Mikrotik

Beberapa fitur yang diberikan oleh Mikrotik yaitu :

1. Address List : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama 2. Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in/dial-out, dengan

autentifikasi CHAP,PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modem pool

hingga 128 ports.

3. Bonding : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi cepat.


(32)

4. Bridge : Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge interface, bridging firewalling.

5. Data Rate Management : QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ, RED,SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer.

6. DHCP : Mendukung DHCP tiap antarmuka; DHCP Relay; DHCP Client, multiple network DHCP; static and

dynamic DHCP leases.

7. Firewall dan NAT : Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP,TCP Flags dan MSS.

8. Hotspot : Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung limit data rate, SSL, HTTPS.

9. IPSec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellmann groups 1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma enkirpsi menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256;

Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups

1, 2,5

10. ISDN : Mendukung ISDN dial-in/dial-out. Dengan otentikasi PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan


(33)

MSCHAPv2, Radius. Mendukung 128K bundle, Cisco HDLC, x751, x75ui, x75bui line protokol. 11. M3P : Mikrotik Protokol Paket Packer untuk wireless

links dan ethernet.

12. MNDP : Mikrotik Discovery Neighbour Protokol, juga mendukung Cisco Discovery Protokol (CDP). 13. Monitoring / Accounting : Laporan Trafic IP, log, statistik graph yang dapat

diakses melalui HTTP.

14. NTP : Network Time Protokol untuk server dan clients; sinkronisasi menggunakan system GPS.

15. Poin to Point Tunneling Protocol

: PPTP, PPPoE dan L2TP Access Consentrator;

protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan Radius; enkripsi 28MPPE; kompresi untuk PPoE;

limit data rate.

16. Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS

proxy; transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOCKS; mendukung parent proxy; static DNS.

17. Routing : Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4.

18. SDSL : Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan jaringan.


(34)

19. Simple Tunnel : Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).

20. SNMP : Simple Network Monitoring Protocol mode akses read-only.

21. Synchronous : V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media ttypes; sync- PPP, Cisco HDLC; Frame Relay line protokol; ANSI-617d (ANDI atau annex D) dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis LMI.

22. Tool : Ping, Traceroute; bandwidthtest; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer; Dinamik DNS update.

23. UPnP : Mendukung antarmuka Universal Plug and Play

24. VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1q untuk jaringan ethernet dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.

25. VoIP Mendukung aplikasi voice over IP.

26. WinBox Aplikasi mode GUI untuk meremote dan

mengkonfigurasi MikroTik RouterOS serta VRRP yang mendukung Virtual Router Redudant Protocol.

3.2.2 Windows XP

Windows XP adalah sistem operasi berbasis grafis yang dibuat oleh Microsoft, digunakan pada komputer pribadi, yang mencakup komputer rumah


(35)

dan desktop bisnis, laptop, dan pusat media. Nama "XP" adalah kependekan dari "Experience". Dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Windows XP

Windows XP merupakan penerus Windows 2000 Professional dan Windows Me, dan merupakan versi sistem operasi Windows pertama yang berorientasi konsumen yang dibangun di atas kernel dan arsitektur Windows NT.

3.2.3 Centos

Centos (Community Enterprise Operating System) adalah sebuah distribusi linux sebagai bentuk dari usaha untuk menyediakan paltform komputasi berkelas enterprise yang memiliki kompatibilitas kode biner sepenuhnya dengan kode sumber yang menjadi induknya, Red Hat Enterprise Linux (RHEL).


(36)

RHEL merupakan distribusi linux berbayar yang menyediakan akses terhadap update atas perangkat lunak dan beragam jenis dukungan teknis. Distribusi linux ini sebenarnya merupakan gabungan dari sejumlah perangkat lunak yang didistribusikan dibawah lisensi perangkat lunak bebas dan kode sumber atas paket perangkat lunak ini dirilis ke publik oleh Red Hat sebagai bagian dari kesepakatan dalam lisensi yang digunakan.

Gambar 3.2 CentOS 6.5

Para pengambang CentOS menggunakan kode sumber dari Red Hat, dikompilasi dengan tujuan membuat sebuah produk final yang sangat mirip dengan RHEL. Semua hal-hal yang berkaitan dengan merek dagang ataupun logo kemudian diubah disebabkan Red Hat tidak mengijinkan mereka untuk mendistribusikan ulang logo tersebut.


(37)

CentOS tersedia secara gratis, dukungan teknis untamanya disediakan terhadap para pengguna melalui milis, forum berbasis web, ataupun chat. Proyek CentOS tidak berafiliasi dengan Red Hat, sehingga proyek CentOS berjalan tanpa mendapatkan bantuan apapun dari Red Hat.

3.3 Konsep Dasar Protokol 3.3.1 Protokol

Protokol dapat dimisalkan sebagai 2 orang yang berasal dari negara yang berbeda akan berdialog dan berkomunikasi, kemudian keduanya dapat mengerti dan berbicara dengan bahasanya masing – masing, sehingga dapat dipastikan bahwa tujuan dialog dan komunikasi tersebut tidak akan tercapai. Agar komunikasi dapat berjalan lancar maka masing-masing orang ini harus memakai penerjemah agar saling mengerti.

3.3.2 Transmission Control Protocol (TCP)

Transmission Control Protocol berfungsi untuk melakukan transmisi data pada segmen. Model protokol TCP disebut connection oriented protocol. Berbeda dengan model User Datagram Protocol (UDP) yang disebut connectionless protocol.

3.3.3 Internet Protocol (IP)

Internet Protocol merupakan pengkodean pengenalan komputer pada jaringan dan komponen pada internet. Tanpa alamat IP user tidak akan dapat terhubung ke internet.


(38)

3.3.4 Arsitektur TCP/IP

Suatu komunikasi data merupakan proses mengirimkan data dari satu komputer ke komputer yang lain, untuk proses pengiriman paket data yang terdapat beberapa permasalahan yang sangat rumit diantaranya harus ada kesamaan bahasa agar dapat saling berinteraksi atau berkomunikasi.

3.4 Konsep Dasar Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah menghubungkan 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan protokol komunikasi melalui media transmisi kabel atau

wireless. Jaringan komputer mempunyai beberapa keunggulan seperti berbagi data, informasi, program aplikasi, dan perangkat keras seperti printer, scanner, CD-drive ataupun hardisk.

3.4.1 Jenis Jaringan

Jaringan komputer yaitu sebuah kumpulan yang saling terhubung satu dengan yang lain. Ada beberapa jenis jaringan sebagai berikut :

1. Local Area Network (LAN)

LAN merupakan jaringan pribadi dalam sebuah gedung atau tiap ruangan lab sekolah. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan untuk memakai resource, seperti

sharing printer atau bertukar informasi. Dapat dilihat pada Gambar 3.3. (Rafiudin, 2003)


(39)

Gambar 3.3 Local Area Network (Rani, tidak ada tahun) 2. Wide Area Network (WAN)

WAN dapat mengkoneksikan user – user jaringan dalam area geografis, membuatnya menjadi praktis dalam berkomunikasi dan sharing antarnegara dan benua. Sebagai contohnya yaitu operator bank yang dapat mengakses komputer pada kantor cabangnya yang terletak diberbagai kota maupun negara. Dapat dilihat pada Gambar 3.4. (Rafiudin, 2003)


(40)

3. Metropolitan Area Network (MAN)

MAN adalah jaringan komputer yang sama dengan Local Area Network

(LAN) dan biasanya MAN meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam satu propinsi. Dalam hal ini jaringan MAN menghubungkan beberapa buah jaringan-jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar, sebagai contoh jaringan kantor cabang sebuah bank di dalam sebuah kota besar dihubungkan antara satu dengan lainnya. Dapat dilihat pada Gambar 3.5. (Yuhefizar, 2003)

Gambar 3.5 Metropolitan Area Network (Bennett, tidak ada tahun) 4. Internet

Jaringan didunia ini menggunakan perangkat jaringan yang berbeda – beda dan orang dapat terhubung dengan orang lain yang terhubung dengan jaringan yang lain. Setiap orang yang terhubung ke jaringan menggunakan perangkat yang berbeda beda, oleh sebabnya setiap orang membutuhkan gateway untuk saling terhubung. Gateway akan menghubungkan antar perangkat yang lain untuk


(41)

menghubungkan dari hardware maupun software. Dapat dilihat pada Gambar 3.6. (Yuhefizar, 2003)

Gambar 3.6 Ilustrasi Internet

5. Jaringan Wireless (Jaringan Tanpa Kabel)

Jaringan ini merupakan suatu solusi komunikasi yand tidak bisa dilakukan menggunakan kabel. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah banyak yang menggunakan dan mampu memberikan kecepatan akses yang cepat dibandingkan kabel.

3.4.2 Jenis Topologi Jaringan

Topologi jaringan yaitu suatu bentuk struktur dari jaringan yang dibangun sesuai dengan kebutuhan untuk menghubungkan antar komputer. Topologi jaringan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :


(42)

Topologi star ini merupakan sebuah topologi jaringan yang menggunakan sebuah swicth/hub untuk menghubungkan antar node client.

2. Topologi BUS

Topologi bus ini menggunakan sebuah kabel backbone yang berjenis

coaxial yang melintang disepanjang node client dan pada ujung kabel tersebut terdapat konektor T sebagai end to end.

3. Topologi RING

Topologi merupakan untuk menghubungkan antar PC dengan PC yang lain tanpa menggunakan hub atau switch.

4. Topologi TREE

Topologi Tree merupakan gabungan antara topologi star dan bus, bahkan dapat juga ditambahkan dengan topologi star. Topologi ini menggunakan

backbone sama dengan topologi bus yang berfungsi sebagai tulang punggung jaringan.

5. Topologi MESH

Topologi Mesh merupakan toplogi pemilihan rute jaringan. 3.5 Layanan

Sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya, berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi. Tujuannya agar setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan. Ada beberapa layanan untuk media pengiriman, sebagai berikut:


(43)

3.5.1 FTP Server

File Transfer Protocol (FTP) Server merupakan perangkat lunak yang bertanggung jawab untuk menerima permintaan protokol FTP dari Client. FTP ini berfungsi untuk men-download atau meng-upload file antar komputer. (Ozan, 2012)

3.5.2 FTP Client

FTP Client merupakan aplikasi untuk mengelola dan mentransfer file antar Client dan Server. Pada umumnya digunakan untuk men-download file ke server. Ada beberapa aplikasi FTP diantaranya Filezila, FireFTP, dan masih banyak lagi. (Ozan, 2012)

3.6 Software Simulasi

Software simulasi yang digunakan dalam membuat simulasi jaringan yaitu: 3.6.1 Virtual Box

Software Virtual ini merupakan sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk mengeksekusi sistem operasi tambahan dalam sistem utama. Fungsinya untuk melakukan ujicoba dan simulasi suatu sistem operasi tanpa menghilangkan sistem utama. Dapat dilihat pada Gambar 3.7.


(44)

Gambar 3.7 Virtual Box (www.geeks3d.com) 3.6.2 PuTTY

PuTTY adalah sebuah program open source yang dapat digunakan untuk melakukan protokol jaringan SSH, Telnet, dan Rlogin. Protokol ini dapat digunakan untuk menjalankan sesi remote pada sebuah komputer melalui sebuah jaringan, baik itu LAN , maupun internet. Program ini banyak digunakan oleh komputer tingkat menengah ke atas, yang biasanya digunakan untuk menyambunkan, mensimulasi, atau mencoba berbagai hal yang terkait dengan jaringan. Program ini juga dapat digunakan sebagai tunel di suatu jaringan. Dapat dilihat pada Gambar 3.8.


(45)

Gambar 3.8 Tampilan aplikasi PuTTY

PuTTY adalah sofware remote console/terminal yang digunakan untuk me-remote komputer dengan menggunakan port ssh atau sebagainya.

3.6.3 Winbox

Winbox adalah sebuah ultility yang digunakan untuk melakukan

server mikrotik kita dalam mode GUI. Jika mengkonfigurasi mikrotik dalam text mode melalui PC itu sendiri, maka mode GUI yang menggunakan winbox ini kita mengkonfigurasi mikrotik melalui komputer


(46)

Gambar 3.9 Tampilan aplikasi Winbox 3.6.4 Winscp

Winscp adalah program remote direktori explorer komputer dengan perantara port ssh pada komputer yang diremote. Winscp dapat meng-edit file conf juga meng-copy file dari tempat direktori explorer komputer yang me-remote ke komputer yang di-remote. Dapat dilihat pada Gambar 3.10.


(47)

37 4.1Identifikasi Masalah

PDAM Kota Surabaya mempunyai beberapa cabang. Cabang – cabang tersebut mempunyai jarak yang jauh. Cabang - cabang tersebut memiliki beberapa

server yang berdiri sendiri. Sementara itu untuk menghubungkan server antar cabang tersebut dibutuhkan teknologi yang dapat menghubungkan beberapa server yang terpisah tersebut menjadi satu kesatuan.. Teknologi tersebut akan digunakan untuk memungkinkan setiap server bisa melakukan backup terhadap server yg lain jisa terjadi kegagalan server.

Menghubungkan server antar cabang dengan menggunakan teknologi

Redundacy server. Penerapan clustering pada server-server di PDAM dapat membantu dalam efisiensi dan keefektifan pelayanan server di seluruh cabang PDAM. Redundancy server memungkinkan setiap server untuk menjadi backup bagi server lainnya jika pada salah satu server terjadi kegagalan devices, dan juga meningkatkan peforma setiap server dengan melakukan pemerataan beban dari satu

server ke server lainnya.

Dengan menerapkan Redundancy server pada seluruh server di PDAM, user yang akan melakukan akses terhadap server PDAM tidak akan menyadari jika terjadi kegagalan pada sistem server karena tersedianya server sebagai rendundant atau backup. Server redundant akan mengambil alih server yang mati sehingga user tidak


(48)

atau mati akan dilanjutkan oleh server cadangan. 4.1.1Rancangan Topologi

Gambar 4.1 Desain topologi jaringan

Pada Gambar 4.1 sebuah desain topologi untuk PDAM, 1 router dan 4 Personal Computer (PC). Mikrotik berfungsi sebagai load balancing, 2 dari 4 Personal Computer akan difungsikan sebagai Server dan 2 sisanya difungsikan sebagai Computer client yang akan melakukan akses ke Server. Router yang digunakan adalah router mikrotik, 2 PC yang difungsikan sebagai Server menggunakan sistem operasi Centos 6.5 dan 2 PC yang difungsikan sebagai client menggunakan sistem operasi Windows XP. Mikrotik OS akan di pasang pada


(49)

interface. Interface tersebut adalah sebuah ethernet.

Dalam pembagian IP setiap interface mempunyai IP yang berbeda dengan subnetmask 255.255.255.0 sehingga seluruh IP PC terpisah menjadi 4 jaringan yang berbeda. IP pada client atau PC juga mempunyai subnetmask yang sama. Namun itu tergantung dengan kebutuhan. Semakin banyak pengguna maka membutuhkan banyak alamat IP lagi. Dengan pemakaian IP sesuai kebutuhan maka dapat meningkatkan keamanan pada jaringan tersebut.

4.2Pembahasan

4.2.1Instalasi Software

Dalam membuat simulasi ini membutuhkan suatu aplikasi virtual yang digunakan untuk memasang aplikasi yang dibutuhkan salah satunya yaitu

virtualbox. Virtualbox merupakan software virualisasi, yang digunakan untuk menjalankan sistem operasi tambahan dalam sistem oerasi utama. Aplikasi tersebut

dapat di unduh pada website resminya, yaitu


(50)

Gambar 4.2 Web Virtual Box

Setelah selesai mengunduh aplikasi dari situs resmi virtualbox selanjutnya adalah memasangnya. Klik aplikasi yang telah diunduh kemudian akan muncul Gambar 4.3 seperti berikut:

Gambar 4.3 Proses awal instalasi virtualbox

Gambar 4.3 diatas adalah proses pertama pemasangan virtualbox. Kemudian tekan “next” untuk melanjutkan proses pemasangan aplikasi. Ikuti langkah -


(51)

aplikasi tersebut sehingga akan muncul Gambar 4.4 seperti berikut:

Gambar 4.4 Tampilan Virtualbox

Pada Gambar 4.4 diatas adalah gambar virtualbox setelah dipasang. Proses selanjutnya adalah menginstall MikrotikOS pada virtualbox. Untuk menginstall mikrotik pilih “New”, seperti Gambar 4.5. kemudian dilanjutkan dengan pemasangan MikrotikOS seperti pada Gambar 4.6.

. Gambar 4.5 Tampilan sebelum membuat OS Virtual


(52)

Gambar 4.6 Memilih virtual OS

Pada Gambar 4.6 yaitu tampilan saat memilih sistem operasi. Sistem operasi yang dipilih adalah tipe linux karena MikrotikOS berbasis pada sistem operasi tersebut dan Pada versinya pilih “other linux”. Kemudian setelah selesai beri nama dengan nama Mikrotik sebagai router mikrotik. Jika sudah memberi nama kemudian klik “Next” untuk melanjutkan. Kemudian muncul layar berikutnya seperti pada Gambar 4.7.


(53)

digunakan sebagai penyimpanan primer dalam komputer untuk mengubah informasi secara aktif. Kapasitas RAM diatur dengan kapasitas 512MB. Setelah mengatur kapasitas RAM klik “Next” hingga muncul layar seperti pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Penyimpanan pada harddisk.

Setelah muncul layar seperti Gambar 4.8 diatas pilih “dynamically allocated. Kemudian tekan “Next” untuk proses selanjutnya sehingga muncul layar seperti pada Gambar 4.9.


(54)

hardisk dialokasikan sekitar 2 GB, Selanjutnya tekan “Create” dan tunggu sampai proses selesai hingga muncul seperti Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Selesai membuat other linux

Proses selanjutnya adalah mengisntall MikrotikOS ke sistem operasi other linux tersebut. Klik “start” pada sistem operasi other linux kemudian muncul seperti Gambar 4.11.


(55)

booting MikrotikOS. Kemudian klik “start” untuk melanjutkan hingga muncul seperti Gambar 4.12

Gambar 4.12 Memilih paket Service

Setelah muncul seperti pada Gambar 4.12, selanjutnya adalah memilih paket servis, pilih semua dengan tekan “A” pada keyboard. Setelah itu muncul perintah “Do you want to keep old Configuration? [y/n]” pilih “n” pada keyboard, Kemudian muncul peringatan “all data on the disk will be erased! Continue? [y/n]” pilih “y”.

Tunggu proses instalasi hingga selesai dan tekan “enter” untuk reboot, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.13.


(56)

Gambar 4.13 Instalasi MikrotikOS.

Setelah selesai, unmount CD dengan cara pilih “Devices” yang berada di

menu, pilih CD/DVD devices kemudian pilih “remove disk from virtual drive”. Selanjutnya tekan enter untuk reboot MikrotikOSnya sehingga muncul tampilan MikrotikOS seperti pada Gambar 4.14.

Gambar 4.14 Tampilan Mikrotik

Proses instalasi mikrotik telah selesai dibuat. Kemudian proses berikutnya adalah menginstall Windows XP. Membuat virtual windows sama seperti membuat


(57)

version pilih windows XP. Kemudian pada pembagian ukuran RAM beri sebanyak 1,2 GB dan pada hardisknya beri 2,5 GB. Proses instalasi Windows XP ini dapat dilihat pada Gambar 4.15.

Gambar 4.15 Tampilan booting windows xp

Setelah proses booting selesai maka akan muncul Gambar 4.16 seperti dibawah ini. Tekan “Enter” pada keyboard untuk melanjutkan instalasi Windows XP. Setelah itu muncul End-User License Agreement. Tekan “F8” untuk menyetujui. Kemudian akan muncul partisi hard disk. Tekan “C” untuk membuat partisi seperti contoh Gambar 4.16.


(58)

Gambar 4.16 Partisi hard disk

Setelah tekan “C”, maka akan muncul tampilan yang berisi untuk menentukkan kapasistas hard disk partisi dengan kapasitas 1200 MB lalu tekan “Enter” untuk melanjutkan. Partisi sisanya dengan mengisi semua kapasitas yang tersiasa. Kemudian tekan “Enter”. Setelah itu, akan muncul seperti Gambar 4.17.


(59)

akan muncul seperti Gambar 4.18.

Gambar 4.18 Format partisi

Kemudian pilih format partisinya NTFS, Setelah selesai format, maka proses menyalin file akan berlangsung pada proses instalasi, Pilih disk C untuk diisi windows xp. seperti pada Gambar 4.19.


(60)

selesai Setelah proses instalasi selesai, maka akan otomatis restart. Selanjutnya proses instalasi Windows XP seperti pada Gambar 4.20.

Gambar 4.20 Proses instalasi Windows XP

Tunggu dan ikuti tahap – tahapnya hingga semua proses telah selesai. Kemudian akan reboot secara otomatis dan kemudian akan masuk ke windows xp seperti Gambar 4.21


(61)

Muncul lagi “Help Protect Your Pc” pilih “Not Right Now” kemudian pilih “Next”.

Komputer akan memeriksa koneksi internet. Pilih buttonNo, this computer will connect directly to the internet”, pilih “Next” untuk melanjutkan dan setelah itu proses selanjutnya adalah registrasi online dengan Microsoft, pilih “No, at this time

kemudian “Next”. Isikan nama pengguna komputer dan setelah itu proses instalasi Windows XP selesai hingga muncul seperti Gambar 4.22.

Gambar 4.22 Tampilan awal Windows XP

Pada Gambar 4.22 adalah tampilan awal pada windows xp yang telah diinstall. Setelah instalasi Windows XP selesai selanjutnya kita melakukan instalasi Centos 6.5 yang akan digunakan sebagai server. Untuk menginstall mikrotik pilih “New” seperti Gambar 4.23. kemudian dilanjutkan dengan pemasangan nama dan pemilihan OS seperti pada Gambar 4.23.


(62)

Gambar 4.23 Tampilan sebelum mebuat Virtual CentOS 6.5

Gambar 4.24 Memilih Virtual OS

Pada gambar 4.24 kita dapat menbuat nama untuk Virtual OS yang akan kita buat dan memilih tipe OS serta versinya. Karena CentOS 6.5 merupakan sistem operasi berbasis Linux Red Hat jadi kita harus mengisi sistem operasi dengan Linux


(63)

Kemudian muncul layar berikutnya seperti pada Gambar 4.25.

Gambar 4.25 Mengatur kapasitas Random access memory (RAM)

Pada Gambar 4.25 diatas adalah proses mengatur kapasitas RAM. RAM digunakan sebagai penyimpanan primer dalam komputer untuk mengubah informasi secara aktif. Kapasitas RAM diatur dengan kapasitas 1515MB. Setelah mengatur kapasitas RAM klik “Next” hingga muncul layar seperti pada Gambar 4.26.


(64)

allocated”. Kemudian tekan “Next” untuk proses selanjutnya sehingga muncul layar seperti pada Gambar 4.27 dan 4.28

Gambar 4.27 Menentukan ukuran hardisk.

Pada Gambar 4.27 diatas adalah proses mengatur ukuran hardisk. Kapasitas hardisk dialokasikan sekitar 10 GB, Selanjutnya tekan “Create” dan tunggu sampai


(65)

Proses selanjutnya adalah mengisntall CentOS ke sistem operasi other linux tersebut. Klik “start” pada sistem operasi other linux kemudian muncul seperti Gambar 4.29.

Gambar 4.29 Layar utama sebelum memulai proses install CentOS

Klik “next” lalu masuk ke mode pemilihan bahasa seperti Gambar 4.30.


(66)

Gambar 4.31.

Gambar 4.31 Pembuatan nama hostname untuk komputer yang akan di install CentOS.

Klik “next” masuk ke menu pembuatan root password seperti Gambar 4.32.


(67)

operasi CentOS yang di-install seperti Gambar 4.33.

Gambar 4.33 Menu untuk menambahkan additional software

Selanjut klik “next” untuk memulai proses instalasi seperti Gambar 4.34. Setelah proses instalasi selesai akan masuk ke desktop CentOS seperti Gambar 4.35.


(68)

Gambar 4.34 Proses instalisasi Centos 6.5

Gambar 4.35 Tampilan awal CentOS 6.5


(69)

XP. Namun karena keterbatasan maka mengkloning 1 Centos 6.5 dan 1 Windows XP. Windows XP sebagai semua PC dengan mengganti alamat IP. Ada dua cara untuk melakukan simulasi sesuai dengan kebutuhan. Pertama adalah clonning dan kedua adalah menginstall ulang seperti tahap – tahap diatas. Untuk mempermudah maka memilih metode clonning. meng-clone Operating System yang sudah di install. Cara clone atau menggandakan dapat dilihat pada Gambar 4.36.

Gambar 4.36 Cloning Operating System

Setelah proses seperti Gambar 4.36, selanjutnya rubah nama dari masing – masing OS dan pilih “reinitialize the MAC address of all network cards”. Kemudian type clone, pilih “full clone” tekan clone dan tunggu hingga selesai. Hasil dari clone dapat dilihat pada Gambar 4.37.


(70)

Gambar 4.37 Hasil clone pada virtual box

4.3Proses Konfigurasi

Sebelum mengaktifkan semua virtual, seting dahulu interface pada virtual box dengan cara, pilih “Setting” kemudian “Network”. Atur interface seperlunya, pada simulasi ini menggunakan 4 interface, maka semua adapter dipakai dan penulis menggunakan bridged adapter contoh dapat dilihat pada Gambar 4.38.


(71)

Alamat IP adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet.

Gambar 4.39 Nama interface yang ada pada Mikrotik

Pada gambar 4.39 dapat diketahui jumlah interface pada Mikrotik adalah 3. Nama default seluruh interface mikrotik adalah ether1, ether2, dan ether3. Dengan perintah "set interface 'nama default interface' name='nama pengganti'" nama ether dapat diubah.


(72)

255.255.255.0 pada interface server1 telah ditambahkan ke Mikrotik. Selanjutnya konfigurasi pemberian alamat IP untuk setiap interface pada mikrotik.

Gambar 4.41 IP Address dan IP route pada Mikrotik

Pada gambar 4.41 dapat dilihat bahwa pada mikrotik telah ditambahkan 3 jaringan berbeda dengan alamat network yaitu 192.168.2.0/24 dengan gateway 192.168.2.1 yang terhubung ke interface ether3, 192.168.4.0/24 dengan gateway 192.168.4.1 yang terhubung ke interface ether1, dan 192.168.5.0/24 dengan gateway 192.168.5.1 yang terhubung ke interface ether2.

4.3.2 Konfigurasi Windows XP

Pengaturan alamat IP pada seluruh client yang terkoneksi pada mikrotik sebagai berikut:

1. Masuk ke Control Panel, Pilih “Network and Internet Connection”, seperti


(73)

Gambar 4.42 Network and Internet Connection

2. Kemudian pilih “Network Connection”, sepeti Gambar 4.43.

Gambar 4.43 Network Connection

3. Pilih “Local Area Connection” untuk memberi alamat IP, kemudian klik 2 kali dan pilih “properties”, maka akan muncul seperti Gambar 4.44.


(74)

Gambar 4.44 Konfigurasi IP pada windows xp

Selanjutnya lakukan instalasi beberapa software yang diperlukan untuk mendukung Redudancy Server.

4.3.2.1IP Addressing pada Windows XP

Ini adalah pengalamatan tiap PC dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Alamat IP tiap PC

Device IP Address Subnet Mask Default Gateway PC 1 192.168.4.2 255.255.255.0 192.168.4.1 PC 2 192.168.5.2 255.255.255.0 192.168.5.1

4.3.3 Konfigurasi Centos 6.5

Selanjutnya melakukan instalasi Web Server di kedua server yang menggunakan sistem operasi Centos 6.5, web server yang akan di install adalah Apache Tomcat 7. Langkah - langkah instalasi Apache Tomcat adalah sebagai berikut:


(75)

Buka open terminal, ketikkan command "# su - " dan masukkan root password.

2. Check java version

Java merupakan requirement pertama untuk menginstall Tomcat 7. pastikan java 6 atau di atasnya telah terinstall. Gunakan command

dibawah ini.

# java -version

3. Download dan extract tomcat archive

Download Apache Tomcat archive file dari Apache Tomcat official download page. Gunakan command dibawah ini.

# cd /tmp # wget

http://www.us.apache.org/dist/tomcat/tomcat-7/v7.0.54/bin/apache-tomcat-7.0.54.tar.gz

Setelah download selesai, extract archive file yang telah di download ke /tmp director dan pindahkan ke lokasi /usr/local directory.

# tar xzf apache-tomcat-7.0.54.tar.gz

# mv apache-tomcat-7.0.54 /usr/local/tomcat7

4. Jalankan Tomcat

Untuk menjalankan Apache Tomcat masuklah ke directory Tomcat.

# cd /usr/local/tomcat7


(76)

Setelah Tomcat dijalankan akan muncul command seperti Gambar 4.45

Gambar 4.45 Apache Tomcat 7 telah berhasil dijalankan Command untuk menonaktifkan Apache Tomcat

# ./bin/shutdown.sh

Gambar 4.46 Apache Tomcat telah berhenti berjalan

Setelah Tomcat dinonaktifkan akan muncul command seperti Gambar 4.46.


(77)

Masuk ke directory usr/local/tomcat7 lalu masukkan command # vi conf/tomcat_users.xml

dan editlah tulisan di dalam tag <tomcat-users> </tomcat-user> seperti pada Gambar 4.47.

Gambar 4.47 Tampilan file tomcat_user.xml

6. Membuka aplikasi Apache Tomcat di browser.

Pada brower masukkan ip address server dengan port 8080. 192.168.2.2:8080 seperti Gambar 4.48.


(78)

Masuklah ke Manager Apps, masukkan username dan password manager. Silahkan pilih file yang akan di upload dan deploy di menu WAR file to deploy seperti Gambar 4.49.

Gambar 4.49 Manager App tempat melakukan deploy file

File yang akan di upload harus dalam format .war .File yang telah di

deploy akan muncul di menu applications seperti pada Gambar 4.50.


(79)

Pada browser ketikkan ip address server dengan port 8080 dan tambahkan dengan judul file yang sudah di deploy. Tampilan aplikasi geoserver dapat dilihat pada gambar 4.51.

192.168.2.2:8080/geoserver

Gambar 4.51 Tampilan aplikasi geoserver yang telah di deploy ke Apache Tomcat

4.3.3.1 IP Addressing pada CentOS

Setelah melakukan instalasi Aphace Tomcat selanjutnya melakukan pengaturan alamat IP.

Ketikkan command berikut :

# cd /etc/sysconfig/network-scripts/ # vi ifcfg-eth0


(80)

Device IP Address Subnet Mask Default Gateway Server 1 192.168.2.2 255.255.255.0 192.168.2.1 Server 2 192.168.2.3 255.255.255.0 192.168.2.1

4.3.4 Gluster File Sharing

GlusterFS adalah aplikasi yang digunakan untuk membuat volume dan replica data diantara 2 server yang telah dibuat.

Langkah - langkah konfigurasi GlusterFS.

1. Setting Hostname kedua server menjadi "server1" dan "server2" # vi /etc/host

Gambar 4.52 Setting Host pada Centos 6.5

Pada Gambar 4.52 dapat dilihat IP addresss 192.168.2.2 mempunyai hostname server1.localdomain server1. Dan IP address 192.168.2.2 mempunyai hostname server2.localdomain server2.

2. Mengaktifkan GlusterFS repository a. Mount Centos 6.5


(81)

. Gambar 4.53 Menambahkan mount Centos 6.5 menjadi base url

c. Download glusterfs dari http://download.gluster.org. Data gluster

yang telah di download simpan dalam folder glusterfs dan pindahkan ke direktori /opt/repo .

d. Menginstall createrepo

# yum install createrepo

e. Membuat repository lokal untuk GlusterFS

# cd /opt/repo/glusterfs # createrepo .

# ls -al

Didalam folder GlusterFS akan muncul folder baru yaitu repodata serperti terlihat pada Gambar 4.54.


(82)

. Gambar 4.54 GlusterFS telah menjadi repository lokal f. Menambahkan GlusterFS ke base url.

# vi /etc/yum.repos.d/CentOS-Base.repo

Tambahakan GlusterFS ke base url pada CentOS base repo seperti pada Gambar 4.55.

Gambar 4.55 menambahkan GlusterFS ke base url

3. Menginstall glusterfs

a. Install software

# yum install glusterfs-server

b. Menjalankan glusterfs

# service glusterd start c. Mengecek status glusterfs


(83)

# vi /etc/sysconfig/selinux

Ubah mode Selinux menjadi disabled seperti pada Gambar 4.56.

Gambar 4.56 Konfigurasi SELinux # iptables -F

4. Konfigurasi Trusted Storage Pool

e. Jalankan perintah ini di "server1" # gluster peer prober server2

f. Jalankan perintah ini di "server2" # gluster peer probe server1

5. Mempersiapkan GlusterFS Volume

g. Jalankan di kedua server # mkdir /data/brick/gv0

h. Membuat volume di salah satu server

# gluster volume create gv0 replica 2 server1:/data/brick/gv0 server2:/data/brick/gv0

i. Memulai Volume


(84)

# gluster volume info

k. Verifikasi GlusterFS Volume di server1 # mount -t glusterfs server1:/gv0 /var/www/html l. Verifikasi GlusterFS Volume di server2 # mount -t glusterfs server2:/gv0 /var/www/html 4.4 Tahap Pengujian

Pada sub bab ini adalah tahap uji dari simulasi yang di kerjakan pada Kerja Praktik di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya.

4.4.1 Ping antar Client ke Server

Uji coba dengan cara tes menggunakan ping antar PC Client ke Server yang digunakan dalam simulasi. Berikut beberapa uji coba ping dapat dilihat pada Gambar 4.57, Gambar 4.58, Gambar 4.59, Gambar 4.60 dan Gambar 4.61:

1. Client1 menuju ke Server1 (192.168.4.2 ke 192.168.2.2)


(85)

Gambar 4.58 Ping Client1 ke Server2 3. Client2 menuju ke Server1 (192.168.5.2 ke 192.168.2.2)

Gambar 4.59 Ping Client2 ke Server1 4. Client2 menuju ke Server2 (192.168.5.2 ke 192.168.2.3)


(86)

server1 dan server2 artinya jaringan client1 telah terhubung dengan jaringan server1 dan server2. Begitu pula pada Gambar 4.58 dan 4.59 client2 berhasil melakukan ping ke server1 dan server 2, jaringan client2 telah terhubung dengan jaringan server1 dan server2.

4.4.2 Membuka Aplikasi Geoserver dari client

1. Client1

Mengakses ip 192.168.2.2:8080/geoserver melalui client1

Gambar 4.61 Mengakses Geoserver Server1 dari Client1 Mengakses ip 192.168.2.3:8080/geoserver melalui client1


(87)

berhasil mengakses aplikasi geoserver yang berjalan pada server1 dan server2.

2. Client2

Mengakses ip 192.168.2.2:8080/geoserver melalui client2

Gambar 4.63Mengakses Geoserver Server1 dari Client2 Mengakses ip 192.168.2.3:8080/geoserver melalui client2


(88)

berhasil mengakses aplikasi geoserver yang berjalan pada server1 dan server2.

4.4.3 Melakukan Remote Console dari Client ke Server

Untuk melakukan remote console ke server kita menggunakan aplikasi PuTTY seperti terlihat pada Gambar 4.65.

Gambar 4.65 PuTTY configuration

Masukkan IP addressatau hostname server pada kolom hostname lalu klik 'Open'. Lakukan log in sebagai root dan masukkan root password server seperti terlihat pada Gambar 4.66.


(89)

Gambar 4.66 Tampilan remote console/terminal menggunakan PuTTY

4.4.4 Remote directory Server

Untuk melakukan remote directory server dapat menggunakan aplikasi WinSCP.

Gambar 4.67 WinSCP Login

Masukkan alamat IP/ hostname server pada kolom hostname. Isi

username sesuai dengan linux dan paswordnya. Setelah selesai terisi pilih 'login' seperti terlihat pada Gambar 4.67.


(90)

Gambar 4.68 Tampilan remote directory menggunakan WinSCP WinSCP berfungsi untuk melakukan editorial seperti mengedit isi file, merubah nama file, menghapus file dan lain sebagainya seperti terlihat pada Gambar 4.68.

4.4.5 Konfigurasi mikrotik menggunakan Winbox

Aplikasi Winbox memungkinkan untuk melakukan konfigurasi Mikrotik

RouterOS menggunakan MAC address atau protokol IP dan juga menggunakan modus GUI dengan cepat dan sederhana. Untuk masuk ke RouterOS masukkan alamat IP atau alamat MAC router, isikan username dan

password dan klik tombol Connect seperti pada Gambar 4.69.


(91)

juga nama dari interface tersebut seperti terlihat pada Gambar 4.70.

Gambar 4.70 Tampilan Interface Mikrotik pada Winbox Untuk melakukan konfigurasi ip address pilih menu IP > Addresses.

Pada address list dapat menambahkan ip address dan juga menghapus ip address yang ada pada mikrotik seperti terlihat pada Gambar 4.71

Gambar 4.71 Tampilan IP Address Mikrotik pad Winbox

Untuk melakukan konfigurasi ip routes pilih menu IP > Routes seperti terlihat pada Gambar 4.72.


(92)

Gambar 4.72 Tampilan IP Route Mikrotik pada Winbox

Klik + untuk menambahkan ip route pada mikrotik. Sesuaikan destination network address dengan interface yang akan menjadi gateway pada mikrotik seperti terlihat pada Gambar 4.73.

Gambar 4.73 Tampilan Konfigurasi IP Route Mikrotik pada Winbox Untuk melakukan konfigurasi DNS pilih menu IP > DNS seperti terlihat pada Gambar 4.74.


(93)

Gambar 4.74 Tampilan Konfigurasi DNS Mikrotik pada Winbox 4.4.6 Uji Cluster File System Server1 dan Server2

Silahkan lakukan mount melalui terminal pada kedua direktori yang ingin digunakan pada kedua server dengan command :

Untuk server1

# mount –t glusterfs server1:/gv0 /var/www/html Untuk server2

# mount –t glusterfs server2:/gv0 /var/www/html

Dengan perintah diatas direktori var/www/html pada server1 dan var/www/html pada server2 diatas telah berhasil digabungkan dalam satu disk. Jadi administrator dapat melakukan konfigurasi di kedua direktori secara langsung dan cepat.


(94)

Gambar 4.75 Direktori var/www/html pada server1

Gambar 4.76 Direktori var/www/html pada server2

Pada gambar 4.75 dan 4.76 dapat dilihat isi dari direktori var/www/html pada server1 dan server2 yang telah di gabungkan. Selanjutnya akan ditambahkan sebuah file pada server1 saja seperti terlihat pada Gambar 4.77.


(95)

Gambar 4.77 Penambahan file2 di direktori var/www/html pada server1 Secara otomatis di direktori var/www/html pada server2 juga langsung ditambahkan sebuah file baru sesuai dengan yang terjadi pada direktori /var/www/html server1 seperti terliht pada Gambar 4.77.


(96)

86 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Simulasi menggunakan virtual box pada PDAM kota Surabaya dengan mengaplikasikan Computer Server membutuhkan data server yang menggunakan sistem operasi CentOS 6.5 64 bit, dua client yang menggunakan sistem operasi WindowsXP 64 bit, dan sebuah Mikrotik Router yang berfungsi sebagai router. Fungsi kedua server adalah sebagai web server menggunakan Apache Tomcat 7, dimana server menyediakan aplikasi Geoserver.

Untuk Clustering pada server menggunakan GlusterFS. GlusterFS sangat dapat digunakan untuk membuat media penyimpanan terdistribusi. GlusterFS sangat cocok untuk diterapkan dalam pembuatan Data Center yang cukup kompleks dan membutuhkan banyak sumber daya. Pengelolaan perangkat keras dan perangkat lunak dapat dilakukan dengan mudah, serta menghemat biaya pengadaan dan perawatannya.

5.2 Saran

Untuk penelitian yang lebih lanjut dapat dibangun dengan topologi yang lebih kompleks misalnya jumlah server yang lebih banyak dan berada pada jaringan yang berbeda.


(97)

Agung, R. (2013). Pengertian dan Jenis Routing. mikrotikindo.blogspot.com. diakses pada tanggal 7 Oktober 2014

Rafiudin, R. (2003). Panduan Membangun Jaringan Komputer Untuk

Pemula.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Towidjojo, R. (2013). Konsep dan Implementasi Routing dengan Router Mikrotik. Jasakom.

http://virtualbox.org diakses pada tanggal 7 Oktober 2014

wiki.mikrotik.com diakses pada tanggal 8 Oktober 2014

ipcisco.com diakses pada tanggal 15 Oktober 2014

digilib.ittelkom.ac.id diakses pada tanggal 15 Oktober 2014

HYPERLINK "http://microsoftwindowssupport.com/windows-help/new-amd-beta-driver-ditches-windows-xp/" silicoerepublic.com diakses pada tanggal 15 Oktober 2014


(1)

82

Gambar 4.72 Tampilan IP Route Mikrotik pada Winbox

Klik + untuk menambahkan ip route pada mikrotik. Sesuaikan destination network address dengan interface yang akan menjadi gateway pada mikrotik seperti terlihat pada Gambar 4.73.

Gambar 4.73 Tampilan Konfigurasi IP Route Mikrotik pada Winbox Untuk melakukan konfigurasi DNS pilih menu IP > DNS seperti terlihat pada Gambar 4.74.


(2)

83

Gambar 4.74 Tampilan Konfigurasi DNS Mikrotik pada Winbox 4.4.6 Uji Cluster File System Server1 dan Server2

Silahkan lakukan mount melalui terminal pada kedua direktori yang ingin digunakan pada kedua server dengan command :

Untuk server1

# mount –t glusterfs server1:/gv0 /var/www/html Untuk server2

# mount –t glusterfs server2:/gv0 /var/www/html

Dengan perintah diatas direktori var/www/html pada server1 dan var/www/html pada server2 diatas telah berhasil digabungkan dalam satu disk. Jadi administrator dapat melakukan konfigurasi di kedua direktori secara langsung dan cepat.


(3)

84

Gambar 4.75 Direktori var/www/html pada server1

Gambar 4.76 Direktori var/www/html pada server2

Pada gambar 4.75 dan 4.76 dapat dilihat isi dari direktori var/www/html pada server1 dan server2 yang telah di gabungkan. Selanjutnya akan ditambahkan sebuah file pada server1 saja seperti terlihat pada Gambar 4.77.


(4)

85

Gambar 4.77 Penambahan file2 di direktori var/www/html pada server1 Secara otomatis di direktori var/www/html pada server2 juga langsung ditambahkan sebuah file baru sesuai dengan yang terjadi pada direktori /var/www/html server1 seperti terliht pada Gambar 4.77.


(5)

86 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Simulasi menggunakan virtual box pada PDAM kota Surabaya dengan mengaplikasikan Computer Server membutuhkan data server yang menggunakan sistem operasi CentOS 6.5 64 bit, dua client yang menggunakan sistem operasi WindowsXP 64 bit, dan sebuah Mikrotik Router yang berfungsi sebagai router. Fungsi kedua server adalah sebagai web server menggunakan Apache Tomcat 7, dimana server menyediakan aplikasi Geoserver.

Untuk Clustering pada server menggunakan GlusterFS. GlusterFS sangat dapat digunakan untuk membuat media penyimpanan terdistribusi. GlusterFS sangat cocok untuk diterapkan dalam pembuatan Data Center yang cukup kompleks dan membutuhkan banyak sumber daya. Pengelolaan perangkat keras dan perangkat lunak dapat dilakukan dengan mudah, serta menghemat biaya pengadaan dan perawatannya.

5.2 Saran

Untuk penelitian yang lebih lanjut dapat dibangun dengan topologi yang lebih kompleks misalnya jumlah server yang lebih banyak dan berada pada jaringan yang berbeda.


(6)

87

DAFTAR PUSTAKA

Agung, R. (2013). Pengertian dan Jenis Routing. mikrotikindo.blogspot.com. diakses pada tanggal 7 Oktober 2014

Rafiudin, R. (2003). Panduan Membangun Jaringan Komputer Untuk Pemula.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Towidjojo, R. (2013). Konsep dan Implementasi Routing dengan Router Mikrotik. Jasakom.

http://virtualbox.org diakses pada tanggal 7 Oktober 2014 wiki.mikrotik.com diakses pada tanggal 8 Oktober 2014 ipcisco.com diakses pada tanggal 15 Oktober 2014

digilib.ittelkom.ac.id diakses pada tanggal 15 Oktober 2014

HYPERLINK "http://microsoftwindowssupport.com/windows-help/new-amd-beta-driver-ditches-windows-xp/" silicoerepublic.com diakses pada tanggal 15 Oktober 2014