ANALISIS KESIAPAN GURU IPA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE- KECAMATAN STABAT.

(1)

ANALISIS KESIAPAN GURU IPA DALAM IMPLEMENTASI

KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI

SE- KECAMATAN STABAT

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

LAYIL SAFITRI

NIM: 8146182021

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Layil Safitri. Analisis Kesiapan Guru IPA dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMP Negeri se- Kecamatan Stabat. Tesis. Program Studi Pendidikan

Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2017.

Analisis Kesiapan Guru IPA dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMP Negeri ini bertujuan untuk mengetahui: kesiapan guru IPA SMP dalam menyiapkan pembelajaran dengan mengimplementasikan kurikulum 2013 di SMP Negeri se- kecamatan Stabat, kesiapan guru IPA SMP dalam menyiapkan perangkat pembelajaran dengan mengimplementasikan kurikulum 2013 di SMP negeri se- kecamatan Stabat. Subyek dalam penelitian ini adalah 2 orang guru IPA SMP negeri 1 Stabat, 4 orang guru IPA SMP negeri 2 Stabat, dan 5 orang Guru IPA SMP negeri 5 Stabat. Jenis penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif kuantitatif. Data tentang kesiapan guru IPA dalam implementasi kurikulum 2013 dikumpulkan melalui angket dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Guru IPA SMP Negeri se-Kecamatan Stabat dinyatakan siap dalam menyiapkan pembelajaran kurikulum 2013, hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase sebesar 79 % dengan kategori siap; Guru IPA SMP Negeri se-Kecamatan Stabat memiliki kategori siap dalam menyiapkan perangkat pembelajaran kurikulum 2013, hal ini dapat dilihat dari data sebagai berikut: Rata-rata persentase kesiapan guru IPA SMP negeri 1 Stabat sebesar 79 % dengan kategori siap. Rata-rata persentase kesiapan guru IPA SMP negeri 2 Stabat sebesar 70 % dengan kategori siap. Rata-rata persentase kesiapan guru IPA SMP negeri 5 Stabat sebesar 78 % dengan kategori siap.


(6)

ABSTRACT

Layil Safitri. Analysis of Science Teacher Readiness in Curriculum 2013 Implementation at District Stabat Junior High School. Thesis. Post Graduate

State University of Medan. 2017.

Analysis of science teacher readiness in curriculum 2013 implementation at district Stabat junior high school to know : science teacher readiness in preparing learning by implementing curriculum 2013 at district Stabat junior high school, science teacher readiness in preparing learning devices by curriculum 2013 implementations at district Stabat junior high school . Subject in this research is 2 persons of science teacher in junior high school 1 Stabat, 4 persons of science teacher in junior high school 2 Stabat, 5 persons of science teacher in junior high school 5. The type of this research is analysis descriptive of quantitative. Data about science teacher readiness in curriculum 2013 implementation were collected through questionnaires and observation sheets. The results showed that: science teachers in junior high school at dictrict Stabat otherwise prepared in preparing the learning curriculum 2013, it can be seen from the average percentage of 79% with category of ready; science teachers in junior high school at district Stabat has categories ready to prepare a curriculum 2013 learning device, it can be seen of the following data: average percentage of science teacher readiness in curriculum 2013 implementation at junior high school 1 Stabat is 79 % with category of ready. average percentage of science teacher readiness in curriculum 2013 implementation at junior high school 1 Stabat is 70 % with category of ready. average percentage of science teacher readiness in curriculum 2013 implementation at junior high school 1 Stabat is 78 % with category of ready.


(7)

(8)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA sehingga tesis saya yang berjudul

"Analisis Kesiapan Guru IPA dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMP Negeri se- Kecamatan Stabat” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Sondang R. Manurung, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan kepada Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S., selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si., terima kasih juga kepada Bapak Drs. Sriadhi, M.Pd., M.Kom., Ph.D., dan Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd., selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran-saran demi penyempurnaan tesis ini.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta pada pejabat di jajaran civitas akademika Unimed.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisten Direktur, beserta semua staf yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan administrasi dengan baik.


(9)

ii

3. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd., selaku ketua Prodi Pendidikan Dasar, Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum., selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar, dan seluruh Bapak Ibu dosen yang telah memberikan motivasi serta membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

4. Bapak Gito, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 1 Stabat, Bapak Suardi., M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 2 Stabat, Ibu Patini, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 3 Stabat, Bapak Rehmalem Tarigan, M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 4 Stabat, dan Bapak H. Hasanuddin, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 5 Stabat yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 5 Stabat.

5. Ibu Vivi Desfita, S.Pd., M.Si dan Ibu Elly Suryani, S.Pd. selaku guru IPA SMP Negeri 1 Stabat, Ibu Sari Khairati, S.Pd., M.Pd., Bapak Drs. Iskandar Zulkarnain, Ibu Dahliati, S.Pd., dan Bapak Sumardi, S.Pd. selaku guru SMP Negeri 2 Stabat, Ibu Alfa Yolanda, S.Pd., Ibu Mari Astuti, S.Pd., Ibu Ferisya Widyastuti, S.Pd., dan Bapak Yaiman, S.Pd. selaku Guru SMP Negeri 3 Stabat, Ibu Erniwaty, M.AP., Ibu Hj. Rostina, S.Pd., dan Ibu Yusnita, S.Pd. selaku guru SMP Negeri 4 Stabat, dan Ibu Siti Hanum, S.Pd., Widya Astuti, S.Pd., Ibu Febri Afni Utami, S.Pd., Ibu Erni Yusnita, S.Pd., dan Ibu Karni, S.Pd. selaku guru SMP Negeri 5 Stabat yang telah memberikan kontribusi sebagai fasilitator data penelitian di SMP tempat peneliti melakukan penelitian.

6. Terkhusus kepada Bapak M. Yusuf, S.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah SMP 5 Stabat, Ibu Maslina, S.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah SMP negeri 4


(10)

iii

Stabat , dan Ibu Vivi Desfita yang telah banyak membantu peneliti dalam melakukan proses penelitian.

7. Teristimewa kepada orang tua tercinta ayahanda Drs. Hasan dan ibunda Jalilah yang telah mengasuh, membesarkan, mendidik, menyekolahkan, serta memberikan semangat dan doa kepada penulis.

8. Teristimewa untuk Adinda Dani Ikhwansyah yang telah banyak memberikan dukungan, motivasi, dan doa dalam menyelesaikan tesis ini.

9. Teristimewa kepada abangda Sahri Nova Yoga, M.Pd. yang selalu ada baik suka maupun duka, meluangkan waktunya untuk penulis dalam mendampingi dan memberikan motivasi.

10. Sahabat seperjuangan Indah Pratiwi, M.Pd., Dian Sriwahyu Utami, M.Pd., Sara Dewiola, M.Kes., Hayati Nurjannah, S.Pd., Amalia Nuraini, S.Pd., Siti Yolanda Hazri, M.Psi., serta seluruh rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana khususnya kelas B- 1 dan kelas Konsentrasi IPA Stambuk 2014 Prodi Pendidikan Dasar.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah memberikan bantuan baik materil maupun moril kepada penulis.

Kiranya seluruh perhatian, kebaikan, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal kebajikan dan menjadi kemuliaan bagi Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata, penulis menyampaikan semoga tesis ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah berpikir bagi pembaca.

Medan, Maret 2017 Penulis,


(11)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... . v

DAFTAR LAMPIRAN ... . vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang Masalah ... 1

2. Identifikasi Masalah ... 6

3. Batasan Masalah ... 6

4. Rumusan Masalah ... 7

5. Tujuan Penelitian……….. 7

6. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………... 9

1. Kesiapan Guru ... 9

1.1 Pengertian Kesiapan ... 9

1.2 Pelatihan Guru ... 11

1.3 Guru dalam Pengembangan Kurikulum ... 13

2. Belajar dan Pembelajaran ... 15

2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 15

2.2 Mengajar yang efektif ... 16

2.3 Aspek-aspek Organisasi dari Pengajaran ... 16


(12)

v

2.5 Guru dan Pengembangan Kurikulum ………... 18

2.6 Konteks Bentuk Pengajaran dan Pembelajaran ……… 18

2.7 Pilihan dalam Pembelajaran ………. 19

3. Hakikat Kurikulum 2013 ... 20

3.1 Pengertian Kurikulum ... 20

3.2 Kurikulum 2013 ... 22

3.3 Karakteristik Kurikulum 2013 ... 24

3.4 Tujuan Kurikulum 2013 ... 26

3.5 Konsep Kurikulum 2013 ... 27

3.6 Konsep Pembelajaran Saintifik ………. 29

3.7 Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ……….. 31

3.8 Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik .. 31

3.9 Langkah-langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ……….. 32

4. Kerangka Konseptual ... 33

4.1 Kesiapan Guru ………... 33

4.2 Kurikulum 2013 ……….. .. 33

BAB III METODE PENELITIAN ……… 34

1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

2.1 Lokasi Penelitian ... 34

2.2 Waktu Penelitian ... 34

2. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 34

3. Pendekatan Penelitian ... 35


(13)

vi

5. Teknik Pengumpulan Data ... 35

5.1 Angket ……….. 35

5.2 Observasi ……….. 36

5.3 Dokumentasi ………. 37

6. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 39

1. Hasil Penelitian ………. 39

1.1. Angket Kesiapan Guru IPA yang Mengimplementasikan Kurikulum 2013 ……… 39

1.2. Observasi Guru IPA SMP Negeri 1 Stabat ... 40

1.3. Observasi Guru IPA SMP Negeri 2 Stabat ... 41

1.4. Observasi Guru IPA SMP Negeri 5 Stabat ... 43

2. Pembahasan ... 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 52

1. Simpulan ... 52

2. Saran ... 53


(14)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Indikator Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013 ……. ... 28

Tabel 2. Data Subjek Penelitian ... 34

Tabel 3. Persentase Kriteria Kesesuaian indikator Karakter ... 38

Tabel 4. Persentase Kesiapan Guru IPA yang Mengimplementasikan Kurikulum 2013 ... 43

Tabel 5 Hasil Persentase Kesiapan Guru IPA SMP Negeri 1 Stabat ... 40

Tabel 6 Hasil Pesentase Kesiapan Guru IPA SMP Negeri 2 Stabat ... 42


(15)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar1. Tahap dan Lingkup Pengembangan Kurikulum ………. 18

Gambar 2. Siklus Pengajaran dan Pembelajaran ………. 19

Gambar 3. Kerangka Implementasi Kurikulum 2013 ……….. 27

Gambar 4. Hasil Belajar Saintifik ……… 30

Gambar 5. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik . ... 32

Gambar 6. Persentase Kesiapan Guru IPA SMP Negeri 1 Stabat ... 41

Gambar 7. Persentase Kesiapan Guru IPA SMP Negeri 2 Stabat ... 43


(16)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Angket Kesiapan Guru IPA dalam Implementasi

Kurikulum 2013 ... 54

Lampiran 2. Skala Penilaian Prota dan Prosem ... 58

Lampiran 3. Skala Penilaian Rincian Minggu Efektif (RME) . ... 59

Lampiran 4. Skala Penilaian Perencanaan ... 61

Lampiran 5. Skala Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ... 63

Lampiran 6. Skala Penilaian Evaluasi Pembelajaran ... 65

Lampiran 7. Lembar Observasi ... 66

Lampiran 8. Data Induk Kesiapan Guru IPA dalam Implementasi ‘ Kurikulum 2013 di SMP Negeri se-Kecamatan Stabat ... 71

Lampiran 9. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013 pada Materi Globalisasi di Kelas VII ... 73


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam suatu penyelenggaraan pendidikan. Secara sederhana, kurikulum dapat dimengerti sebagai suatu kumpulan atau daftar pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit dengan cara pemberian nilai pencapaian belajar dikurun waktu tertentu. Kurikulum harus mampu mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang berbeda secara individual, baik ditinjau dari segi waktu maupun kemampuan belajar.Oleh karena itu, merumuskan suatu kurikulum sudah barang tentu bukan perkara gampang. Banyak faktor yang menentukan dalam proses lahirnya sebuah kurikulum.

Merancang kurikulum biasanya dibentuk suatu tim kerja khusus yang dapat berupa lembaga resmi, misalnya Pusat Departemen Nasional Pusat Kurikulum sampai saat ini sebagai satu-satunya lembaga resmi yang membentuk kurikulum bagi sekolah penyelenggara pendidikan nasional Indonesia. Sebagaimana penelitian yang dilakukan Qomariyah (2014) dalam penelitannya

Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Implemetasi Kurikulum 2013, beliau

menyatakan bahwa “ tercatat sudah ada sebelas kurikulum, antara lain, kurikulum tahun 1947, kurikulum tahun 1964 (rencana pendidikan sekolah dasar), kurikulum tahun 1968 (kurikulum sekolah dasar), kurikulum tahun 1973 (kurikulum proyek perintis sekolah pembangunan/ PPSP), kurikulum tahun 1975 (kurikulum sekolah dasar), kurikulum tahun 1984 (kurikulum 1984), kurikulum tahun 1994


(18)

2

(kurikulum 1994), kurikulum tahun 1997 (revisi kurikulum 1994), kurikulum tahun 2004 (rintisan kurikulum berbasis kompetensi/KBK), kurikulum tahun 2006 (kurikulum tingkat satuan pendidikan/KTSP), dan yang terakhir kurikulum 2013. Masing-masing kurikulum memiliki warna dan ciri khas tersendiri. Warna dan ciri khas kurikulum menunjukkan kurikulum berusaha menghadirkan sosok peserta didik yang paling pas dengan zamannya.

Berdasarkan pernyataan di atas, terdapat beberapa kurikulum diantaranya rencana pendidikan sekolah dasar kemudian mengalami perubahan menjadi kurikulum sekolah dasar pada tahun 1968 dan dilanjutkan kepada kurikulum proyek perintis sekolah pembangunan/PPSP yang dilaksanakan pada tahun 1973 kemudian mengalami perubahan kembali ke kurikulum awal yakni kurikulum sekolah dasar pada tahun 1975 kemudian pada tahun 2004 dirintislah kurikulum berbasis kompetensi/ KBK dan pada tahun 2006 diubah kembali ke kurikulum tingkat satuan pendidikan/ KTSP dan berakhir pada tahun 2013 dengan hadirnya kurikulum 2013. Perbedaan antar tiap kurikulum terdapat pada warna dan ciri khasnya masing-masing dan masing-masing kurikulum memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun warna dan ciri khas tiap kurikulum tersebut disesuaikan dengan kebutuhan siswa tiap zamannya.

Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan landasan yang jelas, sebab perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk terus memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional. Lembaga sekolah sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum dituntut untuk memahami dan mengaplikasikannya secara optimal dan penuh


(19)

3

kesungguhan, sebab mutu penyelenggaraan pendidikan salah satunya dilihat dari hal tersebut. Namun di lapangan, perubahan kurikulum sering kali menimbulkan persoalan baru, sehingga pada tahap implementasinya memiliki kendala teknis, sehingga sekolah sebagai penyelenggara proses pendidikan formal sedikit banyaknya pada tahap awal ini membutuhkan energi yang besar hanya untuk mengetahui dan memahami isi dan tujuan kurikulum baru. Dalam teknik pelaksanaannya pun sedikit terkendala disebabkan perlu adaptasi terhadap perubahan atas kurikulum terdahulu yang sudah biasa diterapkan.

Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menetukan berbagai pilihan.

Dalam studi tentang ilmu mengajar dan kurikulum, pembahasan mengenai permasalahan yang dialami guru senantiasa mendapat tempat tersendiri dan mendapat perhatian yang sangat serius. Hal ini dikarenakan guru mengemban peran yang sangat penting dalam keberhasilan proses pendidikan. Betapa bagus dan indahnya kurikulum, keberhasilan kurikulum tersebut pada akhirnya bergantung pada masing-masing guru. Qomariyah (2014) juga memberikan pendapat tentang kurang siapnya guru pengajar dalam menghadapi implementasi kurikulum 2013, hal ini dapat dilihat dari program kepala madrasah MTs Al Fitroh dalam rangka menghadapi implementasi kurikulum 2013, sekolah dan guru


(20)

4

pengajar bisadinyatakan kurang siap dalam menghadapi implementasi kurikulum ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa guru belum mengerti dan belum paham akan kurikulum 2013, guru jarang mengikuti kegiatan-kegiatan penataran dan

upgrading, dan guru jarang mengikuti pelatihan mengenai pengembangan

pembelajaran, model dan motivasi lain.

Kurikulum 2013 adalah salah satu kurikulum yang menerapkan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) maka guru harus memahami dan mengerti tentang pendekatan ilmiah tersebut.Dari permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa kemampuan pedagogik dapat memengaruhi keberhasilan pembelajaran.Keberhasilan tersebut dapat terlihat dari persiapan (RPP, silabus, sarana prasarana) dan proses (mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring) pembelajaran yang terlaksana. Sama halnya seperti yang disampaikan oleh Retno dan Heriyatmi dengan penelitian yang berjudul “ Kemampuan Guru IPA dalam Penerapan Kurikulum 2013 di SMP

Boyolali Tahun 2013/2014,” beliau mengatakan “kurikulum 2013 memiliki komponen-komponen pengembangan kurikulum yang terdiri dari komponen tujuan, komponen isi, komponen metode, dan komponen evaluasi.”

Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa kurikulum 2013 sudah mengalami perkembangan dari segi komponen tujuan, isi, metode, serta evaluasi. Adapun komponen tujuan terdiri dari KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) ; indikator, tujuan pembelajaran. Pada komponen isi meliputi materi pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Serta pada komponen evaluasi yang berupa penilaian baik dalam bentuk tes (pilihan


(21)

5

berganda dan essay) dan non tes (PBK/ penilaian berbasis kelas). Pada tahap evaluasi harus mencakup tiga ranah kompetensi siswa yakni sikap spiritual, sikap sosial, dan pengetahuan.

Adanya penerapan kurikulum 2013, guru harus mulai terbiasa dengan adanya peraturan yang telah ditetapkan tersebut, sehingga strategi yang digunakan seperti mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring akan terlaksana dengan baik dan maksimal. Kemampuan seorang guru dapat dilihat pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.Untuk menumbuhkan rasa semangat dan ingin tau siswa, guru hendaknya memakai strategi yang menarik dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru yang menyenangkan juga harus sesuai dengan kemampuan guru dan sesuai dengan kurikulum yang telah diterapkan.

Dengan diberlakukannya kurikulum 2013, maka pemerintah mempunyai harapan yang besar bagi dunia pendidikan terutama bagi guru yang diharapkan mampu mengimplementasikan metode pembelajaran yang inovatif (student

-centered) karena hal ini disebabkan pembelajaran konvensional (teacher-centered) dianggap tidak lagi mampu memenuhi harapan- harapan di atas. Agar

siswa mampu mengembangkan sikap dan pengalaman sesuai dengan perbedaan potensinya, maka peran guru tidak lagi sebagai pentransfer ilmu, melainkan sebagai fasilitator atau membantu siswa agar siswa mampu menguasai berbagai kompetensi yang diharapkan.


(22)

6

Berdasarkan uraian tersebut di atas menjadi landasan bagi peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Kesiapan Guru IPA Dalam Implementasi Kurikulum 2013 di 5 SMP se-Kecamatan Stabat.”

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasikan beberapa hal di bawah ini.

2.1. Kurangnya kesiapan guru pengajar dalam menghadapi implementasi kurikulum 2013.

2.2.Guru jarang mengikuti kegiatan upgrading dan kegiatan penataran.

2.3.Guru jarang mengikuti pelatihan mengenai pengembangan pembelajaran, model dan motivasi lain.

2.4.Komponen-komponen Kurikulum 2013 yang terdiri dari tujuan, isi, metode, dan evaluasi belum sepenuhnya disiapkan oleh guru IPA SMP.

3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah pada tiga bagian penting, antara lain:

3.1.Objek penelitian adalah kesiapan guru yang meliputi pemahaman guru terhadap Kurikulum 2013. Pemahaman guru mengenai Kurikulum 2013 dapat menunjukkan seberapa besar kesiapan guru mengimplementasikan Kurikulum 2013. Pemahaman guru yang diteliti meliputi pengetahuan mengenai pengaplikasian perangkat pembelajaran secara sistematis.

3.2.Subjek penelitian adalah guru IPA SMP.


(23)

7

4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan penelitian di atas, maka peneliti merumuskan masalah hanya pada:

4.1.Bagaimana kesiapan guru IPA SMP dalam menyiapkan pembelajaran dengan mengimplementasikan kurikulum 2013?

4.2.Bagaimana kesiapan guru IPA SMP dalam menyiapkan perangkat pembelajaran dengan mengimplementasikan kurikulum 2013?

5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut:

5.1.Untuk mengetahui kesiapan guru IPA dalam menyiapkan pembelajaran dengan mengimplementasikan kurikulum 2013?

5.2.Untuk mengetahui perangkat yang dipersiapkan guru IPA SMP dalam mengimplementasikan kurikulum 2013?

6. Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua manfaat penelitian yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis, berikut akan dipaparkan kedua manfaat tersebut.

6.1.Manfaat Teoretis

6.1.1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru tentang implementasi kurikulum 2013 pada guru dan tenaga pengajar. 6.1.2. Penelitian ini menjadi salah satu tolak ukur dalam menilai kesiapan guru


(24)

8

6.1.3. Penelitian ini menjadi bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sama.

6.2.Manfaat Praktis

6.2.1. Penelitian ini memberikan pengalaman bagi peneliti tentang implementasi kurikulum 2013 di sekolah tempat melakukan penelitian.

6.2.2. Penelitian ini memberikan pandangan baru pada guru dan tenaga pengajar mengenai implementasi kurikulum 2013 di tempat penelitian dilakukan.


(25)

52 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh simpulan sebagai berikut. 1.1. Guru IPA SMP Negeri se-Kecamatan Stabat dinyatakan siap dalam

menyiapkan pembelajaran kurikulum 2013, hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase sebesar 79 % dengan kategori siap.

1.2. Guru IPA SMP Negeri se-Kecamatan Stabat memiliki kategori bervariasi

dalam menyiapkan perangkat pembelajaran kurikulum 2013, hal ini dapat dilihat dari data sebagai berikut:

1.2.1.Rata-rata persentase kesiapan guru IPA SMP negeri 1 Stabat antara lain: (a) prota dan prosem sebesar 67% dengan kategori siap; (b) RME sebesar 85% dengan kategori sangat siap; (c) perencanaan sebesar 95% dengan kategori

sangat siap; (d) pelaksanaan sebesar 76% dengan kategori siap; dan (e)

evaluasi sebesar 75% dengan kategori siap. Dan rata-rata persentase keseluruhan sebesar 79% dengan kategori siap.

1.2.2.Rata-rata persentase kesiapan guru IPA SMP negeri 2 Stabat antara lain: (a) prota dan prosem sebesar 54% dengan kategori cukup siap; (b) RME sebesar 78% dengan kategori siap; (c) perencanaan sebesar 70% dengan kategori siap; (d) pelaksanaan sebesar 66% dengan kategori siap; dan (e) evaluasi sebesar 81% dengan kategori sangat siap. Dan rata-rata persentase keseluruhan sebesar 70% dengan kategori siap.


(26)

53

1.2.3.Rata-rata persentase kesiapan guru IPA SMP negeri 5 Stabat antara lain: (a) prota dan prosem sebesar 72% dengan kategori siap; (b) RME sebesar 88% dengan kategori sangat siap; (c) perencanaan sebesar 84% dengan kategori

sangat siap; (d) pelaksanaan sebesar 77% dengan kategori siap; dan (e)

evaluasi sebesar 75% dengan kategori siap. Dan rata-rata persentase keseluruhan sebesar 76% dengan kategori siap.

2. Saran

2.1. Guru harus menggunakan perangkat pembelajaran yang dapat menunjang penerapan kurikulum 2013. Salah satu perangkat pembelajaran yang terpenting adalah materi yang berkenaan dengan mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem, mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi kehidupan dalam ekosistem dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya, dan menerapkan konsep kemagnetan, induksi elektromagnetik dan pemanfaatan medan magnet dalam kehidupan sehari-hari termasuk pergerakan/ navigasi hewan untuk mencari makan dan migrasi. Tanpa perangkat tersebut, siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan.

2.2.Guru harus menyampaikan aspek - aspek yang menjadi fokus penilaian dalam kurikulum 2013 kepada siswa. Dengan demikian, siswa akan berusaha memaksimalkan aspek - aspek yang menjadi fokus penilaian dalam pembelajaran.


(27)

54

2.3.Terkait proses pembelajaran, guru harus melakukan pendampingan dan pengamatan secara intensif terhadap siswa (dalam kelompok maupun individu) untuk bisa mengetahui kesulitan yang dialami siswa pada tahap tertentu. Selain itu, guru dapat melakukan wawancara tak terstruktur untuk menanyakan kesulitan - kesulitan yang dialami siswa guna menemukan solusi pemecahan kesulitan yang tepat.


(28)

58

DAFTAR PUSTAKA

Arends Richard I. 2008. Belajar Untuk Mengajar Learning to Teach.Edisi 7 buku

1.Jakarta: Salemba Humanika.

Arends, Richard I. 2013. Belajar Untuk Mengajar Learning to Teach.Edisi 9 buku

2.Jakarta: Salemba Humanika.

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajran Saintifik Kurikulum. 2013. Yogyakarta : Gava Media.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdiknas- SEQIP. 2002. Buku IPA Guru Kelas 6. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional.

Febriyaningrum, Retno. 2014. Kemampuan Guru IPA dalam Penerapan

Kurikulum di SMP Boyolali Tahun 2013/2014. Surakarta: http://www.http://eprints.ums.ac.id/30031/20/NASKAH_PUBLIKASI. pdf. Diunggah pada tanggal 03 Mei pukul 00.15 WIB.

Good. 2003. Divtionary of Education.

http://www.aomvanriest.worldpress.com/2014/10/15/kesiapan-guru-terhadap-implementasi-kurikulum-2013. Diunggah tanggal 21 Maret pukul 13.00 WIB.

Idi, Abdullah. 1999. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik.Jakarta : Gaya Media Pratama.

Kok, Lyn. 2014. a Science-Technology-Society Approach to Teacher Education

for the Foundation Phase: Student Empiricist Views. South.

Africa:http://www.sajce.co.za/index. php/ sajce/ article/ view/ 180. Diunggah pada tanggal 02 Mei 2016 pukul 20.12 wib.

Labrador, Newfoundland. 2013. Curriculum Guide: Science Grade 7. Canada: http://www.ed.gov.nl.ca/edu/k12/curriculum/guides/science.


(29)

59

Merriam, Sharan B. 1998. Qualitative Research and Case Study Applications in

Education.San Fransisco : Jossey- Bass Publisher.

Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman.2007. Analisis Data

Kualitatif.Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda.

Mulyasa, E. 2011.Menjadi Guru Profesional.Bandung : Rosda.

Mulyasa, H. E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.Bandung : Rosda.

Nasution. 2003. Model Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Purwanto, N. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Resda.

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Slameto, Drs. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.Jakarta : Rineka Cipta.

Soetjipto dan Raflis Kosasih. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono, A. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Pengembangan Kurikulum Teori dan

Praktek.Bandung : Rosda.


(30)

60

Qomariyah.2014. Kesiapan Guru dalam Menghadapi Implementasi Kurikulum

2013.Semarang:http://download.Portalgaruda.org/article.php?article=26

7431&val=6770&title=KESIAPAN%20GURU%20DALAM%20MEN GHADAPI%20IMPLEMENTASI%20KURIKULUM%202013 Diunggah pada tanggal 12 April 2016 pukul 16.45 wib.

Zais, Robert S. 1976. Curriculum Principles and Foundations. San Fransisco: Harper and Row Publishers.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh simpulan sebagai berikut.

1.1. Guru IPA SMP Negeri se-Kecamatan Stabat dinyatakan siap dalam

menyiapkan pembelajaran kurikulum 2013, hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase sebesar 79 % dengan kategori siap.

1.2. Guru IPA SMP Negeri se-Kecamatan Stabat memiliki kategori bervariasi dalam menyiapkan perangkat pembelajaran kurikulum 2013, hal ini dapat dilihat dari data sebagai berikut:

1.2.1.Rata-rata persentase kesiapan guru IPA SMP negeri 1 Stabat antara lain: (a) prota dan prosem sebesar 67% dengan kategori siap; (b) RME sebesar 85% dengan kategori sangat siap; (c) perencanaan sebesar 95% dengan kategori sangat siap; (d) pelaksanaan sebesar 76% dengan kategori siap; dan (e) evaluasi sebesar 75% dengan kategori siap. Dan rata-rata persentase keseluruhan sebesar 79% dengan kategori siap.

1.2.2.Rata-rata persentase kesiapan guru IPA SMP negeri 2 Stabat antara lain: (a) prota dan prosem sebesar 54% dengan kategori cukup siap; (b) RME sebesar 78% dengan kategori siap; (c) perencanaan sebesar 70% dengan kategori siap; (d) pelaksanaan sebesar 66% dengan kategori siap; dan (e) evaluasi sebesar 81% dengan kategori sangat siap. Dan rata-rata persentase keseluruhan sebesar 70% dengan kategori siap.


(2)

1.2.3.Rata-rata persentase kesiapan guru IPA SMP negeri 5 Stabat antara lain: (a) prota dan prosem sebesar 72% dengan kategori siap; (b) RME sebesar 88% dengan kategori sangat siap; (c) perencanaan sebesar 84% dengan kategori sangat siap; (d) pelaksanaan sebesar 77% dengan kategori siap; dan (e) evaluasi sebesar 75% dengan kategori siap. Dan rata-rata persentase keseluruhan sebesar 76% dengan kategori siap.

2. Saran

2.1. Guru harus menggunakan perangkat pembelajaran yang dapat menunjang penerapan kurikulum 2013. Salah satu perangkat pembelajaran yang terpenting adalah materi yang berkenaan dengan mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem, mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi kehidupan dalam ekosistem dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya, dan menerapkan konsep kemagnetan, induksi elektromagnetik dan pemanfaatan medan magnet dalam kehidupan sehari-hari termasuk pergerakan/ navigasi hewan untuk mencari makan dan migrasi. Tanpa perangkat tersebut, siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan.

2.2.Guru harus menyampaikan aspek - aspek yang menjadi fokus penilaian dalam

kurikulum 2013 kepada siswa. Dengan demikian, siswa akan berusaha memaksimalkan aspek - aspek yang menjadi fokus penilaian dalam pembelajaran.


(3)

54

2.3.Terkait proses pembelajaran, guru harus melakukan pendampingan dan

pengamatan secara intensif terhadap siswa (dalam kelompok maupun individu) untuk bisa mengetahui kesulitan yang dialami siswa pada tahap tertentu. Selain itu, guru dapat melakukan wawancara tak terstruktur untuk menanyakan kesulitan - kesulitan yang dialami siswa guna menemukan solusi pemecahan kesulitan yang tepat.


(4)

1.Jakarta: Salemba Humanika.

Arends, Richard I. 2013. Belajar Untuk Mengajar Learning to Teach.Edisi 9 buku 2.Jakarta: Salemba Humanika.

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajran Saintifik Kurikulum. 2013. Yogyakarta : Gava Media.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdiknas- SEQIP. 2002. Buku IPA Guru Kelas 6. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional.

Febriyaningrum, Retno. 2014. Kemampuan Guru IPA dalam Penerapan

Kurikulum di SMP Boyolali Tahun 2013/2014. Surakarta:

http://www.http://eprints.ums.ac.id/30031/20/NASKAH_PUBLIKASI. pdf. Diunggah pada tanggal 03 Mei pukul 00.15 WIB.

Good. 2003. Divtionary of Education.

http://www.aomvanriest.worldpress.com/2014/10/15/kesiapan-guru-terhadap-implementasi-kurikulum-2013. Diunggah tanggal 21 Maret pukul 13.00 WIB.

Idi, Abdullah. 1999. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik.Jakarta : Gaya Media Pratama.

Kok, Lyn. 2014. a Science-Technology-Society Approach to Teacher Education for the Foundation Phase: Student Empiricist Views. South. Africa:http://www.sajce.co.za/index. php/ sajce/ article/ view/ 180. Diunggah pada tanggal 02 Mei 2016 pukul 20.12 wib.

Labrador, Newfoundland. 2013. Curriculum Guide: Science Grade 7. Canada: http://www.ed.gov.nl.ca/edu/k12/curriculum/guides/science.


(5)

59

Merriam, Sharan B. 1998. Qualitative Research and Case Study Applications in Education.San Fransisco : Jossey- Bass Publisher.

Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman.2007. Analisis Data Kualitatif.Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda.

Mulyasa, E. 2011.Menjadi Guru Profesional.Bandung : Rosda.

Mulyasa, H. E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.Bandung : Rosda.

Nasution. 2003. Model Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Purwanto, N. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Resda.

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Slameto, Drs. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.Jakarta : Rineka Cipta.

Soetjipto dan Raflis Kosasih. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono, A. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.Bandung : Rosda.


(6)

Qomariyah.2014. Kesiapan Guru dalam Menghadapi Implementasi Kurikulum 2013.Semarang:http://download.Portalgaruda.org/article.php?article=26 7431&val=6770&title=KESIAPAN%20GURU%20DALAM%20MEN GHADAPI%20IMPLEMENTASI%20KURIKULUM%202013 Diunggah pada tanggal 12 April 2016 pukul 16.45 wib.

Zais, Robert S. 1976. Curriculum Principles and Foundations. San Fransisco: Harper and Row Publishers.