Perencanaan Unit Produksi di SMKN 18 Jakarta

(1)

Perencanaan Unit Produksi di SMK Negeri 18 Jakarta

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: FITRIANA NIM 1112018200046

JURUSAN MANAJEMENPENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M / 1438 H


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Fitriana (NIM : 1112018200046). Perencanaan Unit Produksi di SMK Negeri 18 Jakarta. Skripsi Program Strata Satu (S-1), Program Studi Manajemen Pendidikan, FakultasIlmuTarbiyahdanKeguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap kegiatan unit produksi di sekolah. Sekolah yang merupakan lembaga non profit mampu mengelola sebuah usaha yang berorientasi bisnis seperti unit produksi. Unit produksi merupakan sarana praktik untuk melatih siswa dalam berwirausaha yang sekaligus dapat memberikan pemasukan dana untuk sekolah. Di sini penulis akan membahas mengenai proses Perencanaan Unit Produksi di SMKN 18 Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan unit produksi di SMK Negeri 18 Jakarta, yang dilihat berdasarkan tahapan penyusunan perencanaan usaha unit produksi. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 18 Jakarta dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan pengumpulan data. Di samping itu, penulis merujuk kepada buku-buku, jurnal ilmiah, tentang perencanaan kewirausahaan dan unit produksi, yang dijadikan sebagai landasan teori untuk mengkaji proses perencanaan unit produksi di SMK Negeri 18 Jakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perencanaan unit produksi yang terdiri dari unit usaha Mini Market Dallas, Bank Mini Dallas, Dallas Office, Kantin Kejujuran dan Kantin Sekolah Sehat Dallas belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat terlihat masih adanya beberapa kekurangan dalam perencanaan unit produksi. Kekurangan tersebut diantaranya belum adanya legalitas usaha. Tidak adanya rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang sebagai acuan. Belum adanya buku pedoman praktik unit produksi yang mengambarkan bagaimana unit produksi akan dijalankan. Belum adanya sumber daya manusia yang mampu mengelola unit produksi secara profesional. Tidak dilibatkannya warga sekolah termasuk siswa sebagai pelaksana utama dalam perencanaan unit produksi dan kurang maksimalnya waktu untuk praktik siswa.


(6)

ii

This study was motivated by the interest of authors to production unit activity in the school. School which is a non-profit organization is able to manage a practical-oriented businesses such as the production unit. The production unit is a practical tool for students train them as long as being an entrepreneur that could provide income for school funds. Here the author will discuss the process of Production Planning Unit at SMK 18 Jakarta.

This study aims to determine production planning unit process in SMK Negeri 18 Jakarta, which is viewed by preparation step of business planning of production units. This study implemented at SMK Negeri 18 Jakarta using descriptive qualitative data collection techniques in this study using the technique of interview, observation and data collection. In addition, the authors refer to books, scientific journals, about entrepreneurship planning from the production unit, which is used as a theoretical basis for assessing process of production planning unit at SMK Negeri 18 Jakarta.

The results showed that the process of a production planning unit consists of business units Mini Markel Dallas, Bank Mini Dallas, Dallas Office, Honest-based Canteen and Health-Honest-based Canteen of Dallas not in a good run yet. It can be seen there are still some shortcomings in the production planning unit of which have their business legality. The absence of short-term plans, medium and long term as a reference. Lack of production unit handbook to describe how the production unit will be run. Lack of human resources capable of managing a production unit in a professional manner. The exclusion of citizens includes school students in the main implementing as a maximum plan of production units and less time to practice by students.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang senantiasa selalu penulis ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan nikmat, rahmat dan anugrah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Sebuah karya yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan umumnya bagi seluruh pembaca karya ini.

Shalawat dan salam semoga Allah selalu limpahkan kepada junjungan Muhammad saw yang telah membimbing umatnya untuk menuju kebahagaian dunia dan akhirat.

Penulis sadar bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bimbingan serta bantuan baik materil dan moral kepad a penulis. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan yang

juga sekaligus dosen pembimbing II, yang selalu mendukung dan membimbing dalam penulisan skripsi.

3. Dr. Salman Tumanggor, M.Pd. Dosen Pembimbing I dalam penulisan skripsi, beliau telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga terselesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Dra. Valentina Purnawa D, M. Si. Kepala Sekolah SMK Negeri 18 Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

5. Dra. Hj. Cony Sri Astuty. Ketua Unit Produksi beserta dewan guru SMK Negeri 18 Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.


(8)

iv

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Kakak dan adik tercinta, Mba Nur, Mba Erna, Mba Lia dan adikku Indah Astuti yang selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan penelitian agar segera pula menjadi orang yang sukses serta bermanfaat untuk orang banyak.

8. Aa Rohili tersayang, yang selalu perhatian, tegas, dan tulus dalam menemani hari-hari penulis selama 5 tahun ini. Serta banyak memberikan arahan, motivasi dan dukungannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga penulis bisa lulus kuliah dengan menyelesaikan skripsi ini sampai selesai.

9. Sahabat terbaik, Susi Erawati, yang sudah seperti saudara bagi penulis yang sudah memberikan semangat dan dukungan untuk bisa terus menggapai mimpi yang diinginkan penulis, termasuk dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.

10.Sahabat-sahabat baru selama 4 tahun ini, Ciwi-ciwi Keceh; Alprilia garut yang perfectsionis, Uswah cipondoh yang fashionable, Azka parung yang puitis, Risma bekasi yang suka ga enakan, Nisa bogor yang aktif dikampus, dan Nada yang sulit ditebak, dan juga Shinta Apriliani si gadis ciledug. Kalian yang selalu mengisi hari-hari penulis di masa-masa kuliah ini. Semoga setelah lulus kita semua dapat mengabdikan ilmu-ilmu yang sudah kita dapatkan selama ini dikampus. Sukses dan bahagia selalu untuk kita semua. Kalian Luar Biasah!.

11.Teman-teman di SMK 30 Lolly, khususnya Ayu Andini, Yaniska, dan Nilam Octiara, dan Marisa. Meskipun jarang bertemu, tetapi masih menyempatkan untuk memberikan dukungan kepada penulis supaya tetap mempunyai semangat dalam mengerjakan skripsi.


(9)

v

12.Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012, kawan kawan Power Ranger dan Semut Ranger yang selalu indah untuk dikenang, selalu berbaik hati dan saling support satu sama lain.

Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT mudah-mudahan mereka yang turut membantu study penulis dan kelancaran penelitian skripsi ini, baik yang disebut maupun yang tidak disebut namanya dalam kata pengantar ini, semoga Allah membalasnya dan diberikan keberkahan dalam kehidupanya. Penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, saran yang baik sangat penulis harapkan. Dengan segala kekurangannya, mudah-mudahan karya ini dapat bermanfaat pula bagi penulis maupun pembaca sekalian. Aamiin.

Jakarta, 10 Oktober 2016

Hormat saya,

Fitriana


(10)

Nama NIM Fakultas Jurusan

Fitriana

1112018200046

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Manaj emenPendidikan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHINYA

Bahwa skripsi yang berjudul Perencanaan Unit Produksi di SMK Negeri 18 Jakarta adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan:

Pembimbing 1

Nama : Dr. Salman Tumanggor, M.Pd

NIP : NIP. 19570710 197903 1 002

Pembimbing 2

Nama : Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd

NIP : NIP. 19661009 199303 1 004

Demikian surat pernyataan

mi

saya buat, dengan sebenar-benarnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi

mi

bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 10 Oktober 2016 Yang men atakan

Fitriana


(11)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI UJI REFERENSI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah... ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... BAB II KAJIAN TEORI A. Unit Produksi ... 9

1. Pengertian Kewirausahaan ... 9

2. Pengertian Unit Produksi ... 11

3. Tujuan Unit Produksi ... 13

4. Prinsip-Prinsip Unit Produksi ... 15

B. Perencanaan Unit Produksi ... 17

1. Pengertian Perencanaan Unit Produksi ... 17

2. Faktor-faktor dalam Mempersiapkan Perencanaan Unit Produksi ... 20


(12)

vii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

B. Obyek dan Subyek Penelitian ... 43

C. Metode Penelitian... 44

D. Teknik Pengumpulan Data ... 44

E. Instrumen ... 47

F. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran UmumSMKN 18 Jakarta ... 52

1. Profil dan Sejarah Berdirinya SMKN 18 Jakarta ... 52

2. Data Umum Sekolah Tahun Ajaran 2015/2016 ... 53

3. Visi, Misi, dan Tujuan SMKN 18 Jakarta ... 54

4. Fasilitas Belajar dan Penunjang ... ... 55

B. Gambaran Umum Unit Produksi SMKN 18 Jakarta 1. Latar Belakang Unit Produksi ... 55

2. Visi, Misi, Sasaran Mutu Unit Produksi ... 57

C. Deskripsi dan Analisa Data... ... 58

1. Unit Produksi ... 58

2. Struktur Organisasi Unit Produksi ... 59

3. Tujuan Unit Produksi ... 60

4. Aspek-Aspek Perencanaan Usaha Unit Produksi ... 62


(13)

viii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85


(14)

ix

Tabel 3.2 Daftar Check List ... 47 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Perencanaan Unit Produksi ... 48


(15)

x

DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 Tahapan Penyusunan Perencanaan Usaha ... 24 Tabel 2.2 Kerangka Berpikir ... 42 Tabel 4.1 Struktur Organisasi Unit Produksi ... 60


(16)

xi

Lampiran 2 Hasil Wawancara Kepala Sekolah ... 91

Lampiran 3 Hasil Wawancara Ketua Unit Produksi ... 95

Lampiran 4 Hasil Wawancara Ketua Unit Usaha Mini Market ... 102

Lampiran 5 Hasil Wawancara Ketua Unit Usaha Bank Mini ... 106

Lampiran 6 Hasil Wawancara Ketua Unit UsahaKantor Dallas ... 110

Lampiran 7 Hasil Wawancara Ketua Unit Usaha Travel Online ... 113

Lampiran 8 Hasil Wawancara Ketua Unit Usaha Kantin Kejujuran ... 118

Lampiran 9 Hasil Wawancara Ketua Unit Usaha KANSSAS ... 122

Lampiran 10 Hasil Wawancara Guru Kewirausahaan ... 125

Lampiran 11 Hasil Wawancara Siwa ... 127

Lampiran 12 Hasil Wawancara Siswa ... 129

Lampiran 13Tupoksi Unit Produksi ... 131

Lampiran 14 Standar Operasional Prosedur ... 134

Lampiran 15 Standar Kinerja Unit Produksi ... 136

Lampiran 16 Grafik Jumlah Penerimaan ... 137

Lampiran 17 Form Daftar Nilai Praktik Siswa ... 138

Lampiran 18 Form Sasaran Mutu 1 ... 139

Lampiran 19 Form Sasaran Mutu 2 ... 140

Lampiran 20 Program Kerja Unit Produksi ... 141

Lampiran 21 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 142

Lampiran 22 Surat Bimbingan Skripsi ... 143


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Perkembangan zaman yang semakin pesat sekarang ini menuntut manusia untuk terus meningkatkan kualitas dirinya. Meningkatkan kualitas diri harus dilakukan seseorang agar mampu bersaing di tengah persaingan global. Persaingan global terjadi karena adanya perubahan di segala bidang seperti teknologi, ekonomi, sosial, termasuk industri. Dalam dunia industri tenaga terampil yang kompeten dan siap bekerja sangat dibutuhkan. Salah satu lembaga yang mempunyai peranan penting dalam mengembangkan keterampilan, kompetensi dan produktifitas manusia dalam bekerja adalah lembaga pendidikan.

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Undang-undang di atas menegaskan bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan maupun watak peserta didik untuk menjadi manusia yang kreatif dan berkualitas. Untuk itu sekolah perlu membuat program yang dapat mengembangkan kreatifitas dalam berwirausaha agar bisa bersaing di dunia industri melalui pembelajaran kewirausahaan. Pembelajaran kewirausahaan harus diajarkan baik secara teori maupun praktik, salah satu praktik kewirausahaan adalah dengan mengadakan kegiatan unit produksi.


(18)

Unit produksi pada Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu alternatif dalam rangka mendekatkan mutu tamatan SMK dengan kebutuhan dunia kerja. Unit produksi juga merupakan salah satu sumber atau sarana belajar yang tepat bagi siswa terutama pada aspek keterampilan untuk menghasilkan produk maupun jasa.

Unit produksi sangatlah penting sebagai langkah awal untuk

mempersiapkan manusia yang mampu mengembangkan seluruh

kreatifitasnya. Maka setiap sekolah diharuskan menerapkan praktik kewirausahaan melalui kegiatan unit produksi terutama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Ini sesuai dengan PP No. 29 Tahun 1990 Pasal 29 Ayat 2, bahwa: Untuk mempersiapkan siswa sekolah menengah kejuruan menjadi tenaga kerja, pada sekolah menengah kejuruan dapat didirikan unit produksi yang beroperasi secara profesional.2

Melalui kegiatan unit produksi ini, banyak nilai positif yang bisa didapatkan oleh sekolah. Berdasarkan Pedoman Manajemen Pelaksanaan Unit Produksi yang dikutip Zam Zam Zawawi, penyelenggaraan Unit Produksi SMK dan MAK mempunyai beberapa tujuan, 5 (lima) diantaranya adalah:3

1. Memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk mengerjakan praktek yang berorientasi pada pasar di lingkungan sekolah.

2. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru dan siswa pada sekolah menengah kejuruan.

3. Membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan biaya-biaya operasional pendidikan lainnya.

4. Melatih untuk berani mengambil resiko dengan perhitungan yang matang.

5. Meningkatkan kreativitas dan inovasi dikalangan siswa, guru dan manajemen sekolah.

Berdasarkan pedoman pelaksanaan unit produksi tersebut, unit produksi perlu diterapkan di sekolah untuk membangun karakter kewirausahaan siswa. Namun saat ini, meskipun unit produksi banyak memberikan nilai positif

2Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1990 Pasal 29 Ayat 2, hal. 9

3Zam Zam Zawawi Firdaus, “ Pengaruh Unit Produksi, Prakerin, dan Dukungan Keluarga


(19)

3

banyak sekolah kejuruan yang belum mengembangkan dan mengoptimalkan unit-unit usaha yang ada di sekolahnya. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan sekolah kejuruan belum mengembangkan kegiatan unit produksi dengan baik.

Menurut Singgih Darjanto, penyelenggaraan unit produksi/jasa di SMK yang diharapkan mampu meningkatkan keterampilan siswa sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/ dunia industri masih jauh dari harapan karena kenyataannya banyak dijumpai hal-hal sebagai berikut: 1.Unit produksi/jasa di SMK tidak dapat berkembang sebagai unit yang setara dengan unit usaha yang seharusnya, sehingga belum dapat memberikan pengalaman nyata dan intens terhadap siswa yang terlibat, 2. UP/J SMK yang mampu berkembang dan dikelola secara profesional, biasanya cenderung tertutup bagi siswa yang akan melakukan praktik kerja, 3. Belum semua SMK yang menyelenggarakan unit produksi/jasa dikelola secara profesional, sehingga unit produksi/jasa sekedar ada dan berjalan tanpa pengelolaan yang matang. 4

Dengan demikian, berdasarkan pendapat di atas salah satu faktor yang paling berperan adalah faktor manajemen. Manajemen atau pengelolaan adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Semua proses tersebut perlu dilakukan agar semua kegiatan dalam suatu organisasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sekolah perlu mengatur atau mengelola kegiatan unit produksi dengan efektif agar tidak menggangu proses kegiatan belajar mengajar. Unit produksi yang tidak dikelola dengan baik akan memengaruhi produktifitas usahanya, memengaruhi pelaksanaan kegiatan sekolah, termasuk memengaruhi kemampuan para siswanya dalam berwirausaha.

Dalam proses manajemen, hal yang penting dan pertama dilakukan adalah perencanaan. Perencanaan bagi sebuah oganisasi penting karena dapat dijadikan sebagai pedoman atau arahan dalam pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu, dengan adanya perencanaan maka dapat diketahui skala prioritas apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak.

4Singgih Darjanto, “Manajemen Unit Produksi dan Jasa di Sekolah Menengah Kejuruan Umar Fatah Rembang, 2012, hal. 8.


(20)

Melalui perencanaan, organisasi juga dapat memperkirakan suatu kejadian yang akan terjadi sehingga organisasi dapat meminimalisir resiko yang ada. Dalam mengambil keputusan akan banyak pilihan-pilihan yang muncul terkait pelaksanaan suatu kegiatan, untuk itu dengan adanya perencanaan organisasi dapat menemukan alternatif-alternatif pilihan yang terbaik yang bisa digunakan.

Dalam melaksanakan kegiatan unit produksi, sekolah harus mampu merencanakan kegiatan unit produksi dengan baik terlebih dahulu. Perencanaan yang merupakan proses menentukan jalannya sebuah kegiatan, perlu dirancang dengan baik agar tujuan dari unit produksi tersebut dapat tercapai. Perencanaan yang dilakukan diantaranya terkait pengembangan usaha, pengadaan barang, kegiatan penjualan, promosi, jadwal karyawan dan sebagainya.

Jika unit produksi direncanakan dengan baik, maka pelaksanaannya menjadi lebih efektif. Sehingga akan lebih mudah untuk melakukan pengawasan dan pengevaluasian terkaitnya.

Oleh karena itu, penelitian akan dilakukan di salah satu SMK di Jakarta Selatan yaitu SMK Negeri 18 Jakarta. SMK Negeri 18 adalah salah satu sekolah menengah kejuruan yang memiliki kegiatan unit produksi di sekolahnya, yang beralamat di JL. Ciputat Raya Komplek Bank Mandiri Pondok Pinang. SMKN 18 Jakarta mempunyai laboratorium kewirausahaan khusus untuk kegiatan unit produksi.

SMK N 18 mempunyai kegiatan unit produksi berawal dari rencana Kepala Sekolah bersama dengan komite sekolah dan staf untuk mengembangkan program-program kewirausahaan di sekolah sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudidayakan Kewirausahaan.

Kegiatan unit produksi di SMKN 18 Jakarta dipimpin oleh Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab utama, kemudian dikelola oleh seorang guru yang menjabat sebagai ketua unit produksi. Seorang ketua unit produksi bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional 6 (enam) bidang usaha


(21)

5

yang pertama, mini market dallas atau dallas mart (delapan belas) yang menyediakan makanan dan minuman, seragam, alat tulis dan sebagainya. Kedua, kantin kejujuran delapan belas atau dallas honesty di mana siswa dituntut untuk jujur dalam membayar makanan yang sudah diambilnya. Ketiga, bank mini dallas adalah usaha yang kegiatannya mirip dengan bank konvensional pada umumnya namun hanya melayani simpanan atau tabungan siswa. Keempat, kantor delapan belas atau dallas office menyediakan usaha pengetikan, fotokopi, print dan lain-lain. Kelima, KANSSAS atau kantin sekolah sehat delapan belas menyediakan makanan dan minuman yang sehat. Keenam, Travel Online atau jasa pemesanan tiket kereta, pesawat, dan melayani pembayaran listrik dan telepon. Untuk setiap unit usaha dikelola oleh satu sampai dua orang guru yang juga dibantu siswa. Siswa yang bertugas adalah siswa/i kelas X dan kelas XI semua jurusan sesuai dengan jadwal.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis pada SMKN 18 Jakarta terdapat beberapa kendala dalam kegiatan unit produksi, diantaranya:5 Siswa dalam melaksanakan praktik hanya terlibat secara pasif karena siswa hanya melakukan rutinitas untuk melayani konsumen, mendata administrasi, dan melaporkan keuangan / pemasukan setiap harinya, siswa tidak dilibatkan dalam perencanaan unit produksi. Tidak dikelolanya unit produksi secara profesional karena hanya melibatkan guru. Guru yang terlibat dalam unit produksi membagi waktunya antara mengajar di kelas dan mengelola unit produksi. Guru memanfaatkan waktu luangnya untuk mengontrol semua aktivitas yang terjadi dalam unit produksi. Selain itu, karena kurangnya pendanaan, sekolah belum mampu untuk membayar sumber daya manusia yang profesional sehingga sekolah belum mengadakan rekrutmen pegawai untuk bertugas dalam unit produksi. Terbatasnya waktu yang dimiliki guru dalam mengelola unit produksi menyebabkan kurang efektifnya proses

5Hasil wawancara (observasi awal) dengan Ketua Unit Produksi (Ibu Sri Cony Astuty), pada


(22)

perencanaan unit produksi. Perencanaan unit produksi hanya melibatkan guru yang terdapat dalam struktur organisasi unit produksi.

Oleh karena itu, untuk bisa menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam kegiatan unit produksi di sekolah, perencanaan menjadi hal yang sangat penting mengingat perencanaan adalah proses awal yang akan memengaruhi kegiatan selanjutnya. Kegiatan unit produksi di sekolah dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan tidak menggangu kegiatan pembelajaran jika direncanakan dengan baik. Sekolah perlu melakukan perencanaan yang baik yaitu dengan menetapkan program-program yang dapat mendukung kegiatan unit produksi di sekolah. Sehingga tujuan akhir dari adanya unit produksi untuk menghasilkan siswa yang memiliki keterampilan berwirausaha dan pemasukan dana untuk pengembangan sekolah dapat tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis sangat tertarik untuk membahas ke dalam judul skripsi “PERENCANAAN UNIT PRODUKSI DI SMKN 18 JAKARTA”.

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya pelibatan siswa secara aktif dalam proses perencanaan unit

produksi.

2. Praktik yang dilakukan siswa dalam kegiatan unit produksi tidak maksimal.

3. Kurang efektifnya pelaksanaan unit produksi. 4. Tidak dikelolanya unit produksi secara profesional.

5. Belum adanya rekrutmen sumber daya manusia yang profesional. 6. Perencanaan unit produksi yang belum optimal.

7. Kurang efektifnya jam kerja yang dimiliki guru dalam mengelola unit produksi.


(23)

7

C.

Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, tidak semua masalah diteliti karena keterbatasan waktu dan tenaga penulis. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan mudah, terarah, tidak meluas, dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan, maka penulis hanya membatasi penelitian mengenai belum optimalnya perencanaan unit produksi SMK Negeri 18 Jakarta.

D.

Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah, yaitu “Bagaimana Proses Perencanaan Unit Produksi SMK Negeri 18 Jakarta?

E.

Tujuan Penelitian

Pelaksanaan penelitian memiliki tujuan yaitu :

1. Untuk mendeskripsikan tahapan penyusunan perencanaan unit produksi SMK Negeri 18 Jakarta

2. Untuk mendeskripsikan aspek-aspek yang mendukung perencanaan unit produksi SMK Negeri 18 Jakarta

F.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya: 1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khazanah kepustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Manajemen Pendidikan serta menjadi bahan masukan untuk penelitian yang terkait atau sebagai contoh untuk penelitian di masa depan khususnya mengenai perencanaan unit produksi.


(24)

a. Hasil penelitian yang diperoleh dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti sebagai tenaga kependidikan dalam mengembangkan unsur-unsur manajemen dalam hal perencanaan, terutama perencanaan kegiatan unit produksi.

b. Bagi pemerintah daerah, mampu menjadi bahan masukan untuk terus mendukung kegiatan unit produksi baik dalam hal perizinan, pendanaan, serta dukungan berupa penyediaan sarana dan prasarana. c. Bagi Sekolah, mampu menjadi bahan masukan dalam hal pengelolaan

khususnya perencanaan unit produksi, serta untuk terus mengembangkan kegiatan unit produksi.

d. Bagi Siswa, mampu menjadi bahan masukan untuk terus mengembangkan jiwa kewirausahaan melalui unit produksi yang sudah dipelajari di sekolah.


(25)

9 BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A.

Unit Produksi

1. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan merupakan usaha yang berhubungan dengan kegiatan menjual sebuah produk atau jasa. Saat ini mata pelajaran kewirausahaan telah banyak diajarkan di sekolah, khususnya di sekolah menengah kejuruan yang diharapkan lulusannya mempunyai keterampilan kerja sesuai dengan dibidang keahliannya.

Pengertian dari kewirausahaan, banyak para tokoh yang sudah mendefinisikannya sesuai dengan latar belakang dan dengan cara pandangnya masing-masing. Definisi-definisi tersebut diantaranya:

Menurut Herni Ali dan Hamam Faizin, kata lain untuk menyebut entrepreneurship adalah wirausaha. Secara etimologis, istilah wirausaha berasal dari kata-kata wira dan usaha. Wira berarti berani, utama, atau perkasa. Usaha berarti kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai sesuatu maksud. Secara terminologis, wirausaha berarti orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang cepat dalam memastikan kesuksesan.1

Dengan demikian kewirausahaan atau entrepreneurship merupakan sebuah usaha yang berorientasi bisnis dengan menggunakan tenaga dan pikiran untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip Sonny Sumarsono, kewiraswastaan berasal dari kata entrepeneur (bahasa inggris) adalah “orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,

1 Herni Ali dan Hamam Faizin, Teologi Entrepreneurship, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2010), Cet. 1, hal. 4.


(26)

menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta

mengatur permodalan operasinya”.2

Menurut Hisrich, dkk yang dikutip Hendra Manurung Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kita dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.3

Menurut Prof. Yuyun Wirasasmita yang dikutip Herni dan Hamam mendefinisikan kewirausahaan sebagai proses kemanusiaan yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber-sumber, mengelola sehingga peluang itu terwujud menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan laba atau nilai dalam jangka waktu yang lama.4

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas terdapat persamaan yang menyatakan bahwa kewirausahaan identik dengan proses berpikir inovatif dan kreatif untuk melihat peluang, sampai mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki.

Menurut Kilby yang dikutip Eman Suherman kewirausahaan atau enterpreneurship adalah bentuk usaha untuk menciptakan nilai lewat pengakuan terhadap peluang bisnis, manajemen pengambilan resiko yang sesuai dengan peluang yang ada, dan lewat keterampilan komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi manusia, keuangan dan sumber daya yang diperlukan untuk membawa sebuah proyek sampai berhasil.5

Dengan demikian proses kewirausahaan menurut pendapat Kilby, merupakan sebuah usaha yang memerlukan pengelolaan terhadap semua aspek yang ada di dalamnya seperti peluang usaha, sumber daya manusia, produk, dan keuangan untuk mencapai tujuan usaha.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan sebuah proses kemampuan berfikir kreatif dan inovatif untuk

2 Sonny Sumarsono, Kewirausahaan, (Jakarta: Graha Ilmu), hal.2.

3 Hendra Manurung, “Peluang Kewirausahaan Sekolah Melalui Kreativitas dan Inovasi”,

Journal of Business and Entrepreneurship, Vol. 1, No. 1: January 2013, hal. 2. 4 Herni Ali dan Hamam Faizin, loc.cit

5Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, (Bandung : Alfabeta, 2010), cet.ke 2, hal. 8.


(27)

11

menciptakan peluang usaha yang berbeda sehingga menghasilkan nilai tambah secara ekonomi maupun sosial. Proses tersebut berupa kegiatan menciptakan produk, memasarkan produk, bertemu dengan konsumen, melayani konsumen, mendata produk, melakukan administrasi, mengatur penempatan produk (display), sampai pada pengevaluasian.

2. Pengertian Unit Produksi

Pengertian dari unit produksi, banyak para tokoh yang sudah mendefinisikannya sesuai dengan latar belakang dan dengan cara pandangnya masing-masing. Definisi-definisi tersebut diantaranya:

Saroni menjelaskan salah satu kegiatan yang dapat dianggap sebagai wahana pendidikan seutuhnya adalah unit produksi. Unit produksi ini merupakan satu kegiatan yang melibatkan secara langsung semua elemen yang ada di sekolah untuk melakukan berbagai kegiatan usaha untuk meningkatkan income bagi sekolah maupun bagi setiap individu.6 Dalam Keputusan Menteri Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 080/U/1990 yang dikutip Sugiarti dijelaskan bahwa unit produksi adalah salah satu sumber atau wahana belajar yang tepat bagi siswa terutama pada aspek keterampilan diharapkan dapat menghasilkan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan yang berkualitas yang benar-benar mampu dan ahli sesuai bidang keahliannya.7

Sekolah menengah kejuruan bertujuan mencetak peserta didik yang tidak hanya mempunyai prestasi secara akademik tetapi juga siap untuk bekerja di dunia industri sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. SMK menjadi wadah untuk menyiapkan peserta didik dengan kurikulum yang mengkhususkan peserta didik mempelajari keahlian-keahlian kerja sesuai dengan peminatannya. Pengkhususan tersebut juga menjadi bahan untuk sekolah dalam menyiapkan wadah atau sarana

6 Mohammad Saroni, Mendidik dan Melatih Enterpreneur Muda, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 183.

7Sugiarti, “Kontribusi Pelaksanaan Unit Produksi Busana Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Tata Busana di SMK Ibu Kartini Semarang”, Skripsi pada Sekolah Sarjana Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013, hal.12, tidak dipublikasikan.


(28)

praktik bagi peserta didik. Melalui sarana praktik berupa kegiatan usaha yang sudah disediakan, peserta didik mampu belajar berwirausaha.

Menurut Kuswantoro unit produksi adalah pengembangan bidang usaha sekolah selain untuk menambah penghasilan sekolah yang dapat digunakan dalam upaya pemeliharaan peralatan, peningkatan SDM, dan lain-lain juga untuk memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata pada siswanya.8

Dalam Dikmenjur yang dikutip Sri Lestari juga dijelaskan bahwa unit produksi sekolah merupakan suatu proses kegiatan usaha yang dilakukan di dalam sekolah, bersifat bisnis (profit oriented) dengan para pelaku warga sekolah, mengoptimalkan sumber daya sekolah dan lingkungan, dalam berbagai bentuk unit usaha sesuai dengan kemampuan yang dikelola secara profesional.9

Menurut Sartono dalam PMPTK Depdiknas, yang dikutip atas Wiyono, dkk bahwa unit produksi dan jasa (UPJ) sekolah/madrasah ialah suatu proses kegiatan usaha yang dilakukan sekolah/madrasah secara berkesinambungan bersifat akademis dan bisnis dengan memberdayakan warga sekolah/madrasah dan lingkungan dalam bentuk unit usaha produksi/jasa yang dikelola secara profesional. UP sekolah adalah wadah kewirausahaan di sekolah, sehingga harus dikelola secara akademis dan bisnis serta dilembagakan dalam suatu wadah usaha.10 Paparan di atas menjelaskan bahwa unit produksi sekolah tidak hanya sebagai bahan pembelajaran praktik kewirausahaan yang bersifat akademis namun juga bersifat bisnis. Bersifat bisnis karena sebuah unit produksi tentunya akan berhubungan dengan pengelolaan sebuah usaha yang didalamnya terdapat unsur pembuatan maupun pengadaan sebuah produk. Pengadaan maupun pembuatan produk tersebut akan memerlukan pembiayaan seperti modal dan tentunya akan mengharapkan kembalinya modal atau laba. Dalam hal inilah maka orientasi bisnis bisa terdapat dalam kegiatan unit produksi. Sekolah sebagai lembaga yang bergerak

8Diunduh dari https://psmk.kemdikbud.go.id/konten/1870/teaching-factory pada tanggal 28 September, pukul 16.30.

9Sri Lestari, “ Model Pengelolaan Unit Produksi Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 2010”, hal. 5.

10Wiyono, dkk., Program Kegiatan Produksi dan Jasa Sekolah/Madrasah, (Solo: LPPKS, 2013), hal. 3.


(29)

13

bidang jasa perlu melakukan perencanaan yang baik untuk mengelola semua administrasi dan keuangan agar semua dapat berjalan tanpa ada masalah.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa unit produksi merupakan suatu kegiatan praktik pembelajaran kewirausahaan yang dilakukan sekolah, yang bersifat akademis dan bisnis dengan memberdayakan semua sumber daya sekolah. Unit produksi ini terdiri dari unit usaha yang memproduksi barang maupun jasa yang dikelola secara profesional.

3. Tujuan Unit Produksi

Sebagai sebuah sarana praktik siswa di sekolah, unit produksi tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut merupakan harapan sekolah agar dengan adanya unit produksi memberikan dampak yang positif bagi warga sekolah, lingkungan, dan pengembangan sekolah.

Penyelenggaraan dan pengembangan unit produksi di SMK mempunyai tujuan yang berdasarkan pengertian unit produksi diantaranya;

Menurut Dikmenjur yang dikutip oleh Tim Diklat Direktorat Tenaga Pendidikan 5 dari 17 menyatakan bahwa tujuan up (unit produksi) SMK/MAK adalah untuk :11

Meningkatkan mutu tamatan dalam berbagai segi terutama dalam hal pengetahuan dan keterampilan;

a. Wahana pelatihan berbasis produksi/jasa bagi siswa

b. Wahana menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru dan siswa pada SMK/MAK;

c. Sarana praktik produktif secara langsung bagi siswa;

d. Membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan, fasilitas dan biaya-biaya operasional pendidikan lainnya;

e. Menambah semangat kebersamaan, karena dapat menjadi wahana peningkatan aktivitas produktif guru dan siswa serta memberi income serta peningkatan kesejahteraan warga sekolah;

11Tim Diklat Direktorat Tenaga Kependidikan, Manajemen Unit Produksi/Jasa Sebagai Sumber Belajar Siswa dan Penggalian Dana Pendidikan Persekolahan, 2007, hal. 7.


(30)

Dalam hal ini unit produksi diharapkan dapat memberikan masukan yang positif untuk semua warga sekolah khususnya siswa dan guru. Siswa dan guru mempunyai peran aktif dalam terselenggaranya unit produksi. Guru dapat memberikan pembelajaran baik secara teori dan praktik melalui unit produksi sekolah. Secara tidak langsung guru juga memberikan kesempatan untuk dirinya agar lebih meningkatkan kemampuannya sebagai tenaga pendidik terutama keterampilan dalam berwirausaha. Selain itu siswa sebagai pelaku yang berperan dalam pelaksanaan unit produksi mendapatkan banyak ilmu pengetahuan khususnya secara praktik. Dalam pelaksanaan unit produksi siswa dapat terus meningkatkan kreativitasnya karena unit produksi merupakan kegiatan kewirausahaan yang menuntut pelakunya untuk kreatif dan terus berinovasi menciptakan produk atau jasa yang dapat memberikan keuntungan dalam hal keuangan maupun pengembangan diri.

Menurut Wiyono, dkk tujuan dilaksanakannya kegiatan unit produksi di sekolah yaitu: 12

a. Sarana pelatihan berbasis produksi/jasa bagi guru dan peserta didik b. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru dan

peserta didik

c. Membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan biaya-biaya operasional pendidikan lainnya.

d. Menambah semangat kebersamaan untuk meningkatkan aktivitas produksi dan kesejahteraan bagi guru dan peserta didik

e. Mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan kegiatan praktik peserta didik.

f. Meningkatkan kreativitas dan inovasi di kalangan peserta didik, guru dan manajemen sekolah, serta membangun kemampuan sekolah dalam menjalin kerjasama sinergis dengan pihak luar dan lingkungan serta masyarakat luas.

Tujuan unit produksi di atas lebih lengkap karena tujuan dari unit produksi mencakup semua aspek yang ada di sekolah. Tujuan yang lebih banyak diharapkan dapat tercapai dilihat dari aspek kepribadian yang nantinya bisa tertanam di dalam diri siswa, guru serta warga sekolah

12Wiyono, dkk., loc.cit.


(31)

15

lainnya seperti, percaya diri, berani mengambil resiko, profesional, mandiri, bisa menjalin kerja sama dengan orang lain. Aspek pendanaan, jika sekolah mampu mengelola unit produksi dengan baik maka sekolah mendapatkan dana masukan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sekolah. Aspek mutu lulusan, diharapkan para lulusan sekolah nantinya mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dunia industri.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas penyelenggaraan unit produksi di sekolah ditujukan untuk dapat menanamkan karakter-karakter seorang wirausaha diantaranya, berani mengambil resiko, kreatif, inovatif, percaya diri, dan tanggung jawab. Tujuan diadakan unit produksi selain untuk siswa dan guru tetapi juga untuk pengembangan sekolah agar dapat terus meningkatkan kualitasnya serta dapat berperan aktif dalam menjaga keharmonisan antara sekolah dengan pihak luar sekolah serta masyarakat sekitar. Hubungan yang baik antar semua pihak termasuk masyarakat akan mendukung tercapainya tujuan unit produksi sekolah.

4. Prinsip-Prinsip Unit Produksi

Sebagai sumber belajar peserta didik dan sumber pendanaan pendidikan di sekolah, UP (Unit Produksi) dijalankan dengan mengembangkan prinsip-prinsip kemandirian, akuntabilitas, transparan, kemitraan, partisipasi, efektif, dan efisien.13

Dalam prinsip unit produksi yang pertama adalah kemandirian. Kemandirian merupakan hal yang paling mendasar dalam unit produksi sekolah. Sekolah bukan sebuah perusahaan yang hanya ingin menghasilkan keuntungan semata tetapi sekolah adalah sebuah organisasi sosial yang bertujuan mewujudkan terbentuknya generasi-generasi penerus bangsa yang cerdas, berakhlak dan berkarakter. Sekolah bukan perusahaan yang modal atau pendanaannya berasal dari pemegang saham atau dari bank. Sekolah hanya mengandalkan dana yang berasal dari iuran bulanan


(32)

siswa dan dari bantuan pemerintah. Untuk menambah pemasukan dana, sekolah perlu mencari cara agar dapat mengatasi jika ada kekurangan dana dalam operasional sekolah. Melalui unit produksi inilah sekolah secara mandiri mengelola baik dalam hal pendanaan dan pengelolaannya. Sekolah akan memutuskan sendiri apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana mengatasi masalahnya sendiri untuk dapat mengembangkan unit produksi di sekolahnya.

Kedua, akuntabilitas adalah pertanggungjawaban sekolah kepada semua pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan unit produksi. Semua hal terkait unit produksi harus dilaporkan untuk dapat memperlihatkan bagaimana perkembangannya dan untuk menghindari adanya kecurigaan berupa kecurangan. Ketiga, keterbukaan atau transparan merupakan hal yang penting dilakukan dalam semua kegiatan. Dengan adanya keterbukaan maka semua pihak akan merasa puas sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap pelaksanaan unit produksi yang sedang berlangsung di sekolah. Keempat, dalam unit produksi sekolah kemitraan adalah hal yang akan terjadi terkait pengadaan produk, distribusi, dan sebagainya. Dalam kemitraan ini sekolah akan berhubungan langsung dengan banyak pihak khususnya pihak dari luar sekolah sehingga sekolah akan mempunyai banyak koneksi yang tentunya akan berdampak positif untuk sekolah.

Kelima, partisipasi ialah keterlibatan aktif stakeholder secara langsung dalam manajemen unit produksi sekolah yang didasari keyakinan bahwa bila stakeholder berpartisipasi, mereka merasa dihargai. Dalam melakukan partisipasi harus dipertimbangkan kompetensi, tenaga, dana, dan waktu stakeholder sesuai dengan relevansinya. Dalam hal ini, para guru adalah yang mempunyai peran penting sebagai stakeholder selain para siswa. Guru harus membuat perencanaan terlebih dahulu karena pekerjaan utama seorang guru adalah mengajar. Untuk itu guru harus membagi jadwal mengajar dengan berpartisipasi mengelola unit produksi.


(33)

17

Keenam, efektif adalah setiap upaya untuk mencapai output atau hasil yang sesuai dengan persyaratan yang diharapkan para pelanggan. Efektif atau tepat guna bisa diukur melalui acuan yang sudah direncanakan. Ketujuh, efisien atau penghematan. Penghematan artinya semua yang dilakukan dalam pelaksanaan unit produksi di sekolah sudah dibuat dengan baik tanpa adanya pemborosan untuk menghindari kekurangan dana.

Melalui prinsip-prinsip tersebut, sekolah dapat merasakan manfaat yang positif dengan adanya unit produksi di sekolah. Sehingga sekolah dapat lebih berkembang dalam meningkatan mutu sekolah melalui kegiatan unit produksi.

B.

Perencanaan Unit Produksi

1. Pengertian Perencanaan Unit Produksi

Pada hakikatnya secara langsung maupun tidak langsung semua orang selalu melakukan kegiatan perencanaan dalam kehidupan sehari-harinya. Sebelum melaksanakan kegiatannya seperti bekerja, sekolah, dan sebagainya, terlebih dahulu seseorang akan merencanakan apa saja yang akan dilakukannya nanti. Begitu juga dengan sebuah organisasi yang mempunyai sumber daya manusia yang lebih banyak dengan karakter individu yang berbeda-beda, serta bidang pekerjaannya yang lebih kompleks, tentu menuntut organisasi tersebut untuk bisa mengelola semuanya. Salah satu kegiatan mengelola organisasi yang pertama kali harus diperhatikan adalah perencanaan. Dalam manajemen fungsi perencanan merupakan fungsi yang paling berperan penting dalam terlaksananya suatu kegiatan. Dalam hal perencanaan maka akan berkaitan pula dengan bidang manajemen lainnya seperti keuangan, pemasaran, produksi, dan sumber daya manusia. Perencanaan memiliki banyak definisi yang diungkapkan oleh para ahli sesuai dengan sudut pandang dan latar belakangnya dalam merumuskan arti perencanaan. Diantara beberapa definisi tersebut diantaranya: Menurut T.Hani Handoko yang dikutip Ais


(34)

Zakiyudin menjelaskan perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.14

Indra Imam dan Siswandi menjelaskan perencanaan dapat diidentifikasikan sebagai suatu proses perumusan di muka tentang berbagai tindakan yang akan dilakukan di kemudian hari guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Rencana adalah setiap rincian dari perumusan di muka untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, rencana merupakan perincian dari perencanaan. Proses awal perencanaan dimulai dari penetapan tujuan kemudian merinci berbagai cara, teknik dan prosedur guna mencapai tujuan tersebut.15

Perencanaan merupakan suatu kebutuhan yang mendorong seseorang untuk bisa melihat bagaimana kegiatan yang nanti akan dilakukan. Perencanaan didapat dari hasil pemikiran dengan melihat keadaan yang ada kemudian disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan bisa diartikan sebagai perkiraan mengenai tindakan apa saja yang mendukung dan tidak mendukung sebuah kegiatan. Dengan perencanaan sebuah kegiatan yang dilakukan akan berjalan dengan efektif.

Dalam hal ini perencanaan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan dalam penentuan apa saja yang akan dilakukan, bagaimana cara melakukannya, kapan kegiatan akan dilakukan dan siapa saja yang mengerjakannya. Perencanaan sebagai langkah awal penting untuk bisa memperkirakan bagaimana jalannya sebuah kegiatan pada masa depan.

Perencanaan dijadikan sebagai pedoman atau penentu arah bagaimana sebuah organisasi dapat terus menjalankan ativitasnya. Sekolah perlu membuat perencanaan unit produksi sebagai pedoman untuk bisa menentukan bagaimana kegiatan kewirausahaan akan dijalankan. Pedoman tersebut diantaranya pembuatan visi, misi, tujuan serta prosedur kerja terkait unit produksi di sekolah.

14Ais Zakiyudin, Teori dan Praktek Manajemen, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2013), h. 19. 15Indra Iman & Siswandi, Aplikasi Manajemen Perusahaan, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2009), h. 41.


(35)

19

Perencanaan unit produksi dan jasa (UPJ) sekolah ialah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pengelola untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Perencanaan UPJ dalam hal ini adalah perencanaan pembelajaran dan usaha atau bisnis karena fungsi unit produksi dan jasa sekolah adalah sebagai sumber belajar atau wahana bagi peserta didik melakukan praktik dan pendanaan pendidikan bagi sekolah yang melaksanakan unit produksi tersebut.16

Salah satu praktik kegiatan kewirausahaan yang ada di SMK adalah unit produksi. Unit produksi adalah suatu sarana praktik kegiatan kewirausahaan yang ada di sekolah yang dikelola oleh seluruh warga sekolah. Dalam unit produksi sekolah bisa mendapat banyak manfaat terutama sebagai bahan pembelajaran dan untuk mendapatkan pemasukan dana tambahan.

Meskipun belum dikelola secara profesional, unit produksi perlu mendapat perhatian khusus dari sekolah agar bisa berkembang. Salah satu faktor terpenting dalam pengelolaan unit produksi adalah perencanaan. Perencanaan unit produksi menjadi tolak ukur bagi sekolah tentang bagaimana sebuah usaha akan dijalankan di sekolah tersebut. Sesuai dengan pengertian di atas, bahwa dalam perencanaan unit produksi terdiri atas dua faktor penting yaitu, dalam hal pembelajaran khususnya kewirausahaan serta pendanaan sekolah.

Unit produksi merupakan salah bentuk usaha yang kegiatannya menjual, memproduksi, dan menawarkan barang dan jasa. Kegiatan tersebut didapatkan secara teori dalam mata pelajaran kewirausahaan. Siswa kemudian diharuskan mempraktikkannya di lapangan. Untuk itu sekolah perlu menyediakan wadah bagi siswa dalam melakukan kegiatan produksinya. Kegiatan produksi tersebut perlu direncanakan tentang bagaimana siswa mempraktikkannya, apa saja manfaat yang bisa didapatkan, bagaimana kesesuaian antara teori dengan praktik, dan bagaimana siswa bisa belajar menginput data, melayani konsumen,


(36)

bagaimana agar memperoleh keuntungan dan meminimalkan kerugian dalam usaha, dan sebagainya.

Selain untuk sarana pembelajaran, perencanaan unit produksi juga penting untuk pemasukan dana tambahan bagi sekolah. Sebagai sebuah usaha, unit produksi tidak terlepas dari biaya-biaya yang digunakan untuk operasional kegiatan. Dengan adanya perencanaan unit produksi, sekolah dapat membuat pedoman atau prosedur untuk pelaksanaannya.

Sekolah sebagai lembaga non profit artinya tidak mengharapkan keuntungan yang besar tentu mempunyai target khusus yang ingin dicapai. Pendanaan sekolah yang terbatas perlu mempertimbangkan segala macam pengeluaran yang dibutuhkan untuk kepentingan unit produksi. Dengan adanya perencanaan, semua hal terkait pendanaan yang akan dibutuhkan dalam operasional unit produksi bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Berdasarkan pembahasan di atas, perencanaan unit produksi sekolah merupakan sebuah proses awal dalam mempersiapkan terlaksananya unit unit usaha agar semua kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang ingin dicapai. Perencanaan tersebut dibuat untuk sebagai pedoman atau penentu arah sekolah dalam menerapkan unit usaha yang mampu memberi banyak manfaat untuk siswa, guru, dalam meningkatkan kualitas lulusan dan kualitas sekolah.

2. Faktor-faktor dalam Mempersiapkan Rencana Unit Produksi

Dalam mendukung terlaksananya unit produksi yang efektif dan efisien maka diperlukan proses perencanaan yang tepat agar pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan perencanaan unit produksi. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan rencana UP sekolah antara lain:17

a. Mempelajari pasar (membaca peluang bisnis) b. Meneliti perilaku pasar pada masa yang akan datang

17Tim Diklat Direktorat Tenaga Kependidikan, Manajemen Unit Produksi/Jasa Sebagai Sumber Belajar Siswa dan Penggalian Dana Pendidikan Persekolahan, 2007, hal.29.


(37)

21

c. Memilih lokasi usaha

d. Mempersiapkan rencana usaha e. Mempersiapkan rencana organisasi f. Mempersiapkan rencana keuangan g. Studi kelayakan usaha bisnis h. Cara memilih bentuk usaha

i. Serta cara memulai unit produksi sekolah

Beberapa faktor di atas merupakan hal-hal yang perlu dipersiapkan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan unit produksi sekolah. Seperti halnya dengan kewirausahaan, unit produksi di sekolah dalam melakukan perencanaan pertama kali yang dilakukan adalah melihat peluang yang ada. Peluang akan terlihat saat wirausahawan memahami apa yang saat itu sedang dibutuhkan di sekitarnya. Setelah melihat peluang dengan mempelajari pasar terlebih dahulu, selanjutnya wirausahawan dapat mengenali siapa konsumen yang akan membeli produkya . Ini penting karena dengan menentukan siapa konsumen yang akan dituju sama dengan menentukan segmentasi pasar.

Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam rencana unit produksi adalah penentuan lokasi. Lokasi merupakan salah satu penunjang keberhasilan sebuah usaha atau unit produksi di sekolah. Lokasi sebaiknya berada di tempat yang nyaman, bersih dan bisa diakses dengan mudah oleh penjual dan konsumen. Setelah lokasi dipilih kemudian perlu mempersiapkan rencana usaha, rencana organisasi, dan rencana keuangan. Ketiganya akan menunjukkan gambaran keseluruhan bagaimana kegiatan unit usaha akan dilaksanakan. Untuk itu dalam sebelum membuat rencana-rencana tersebut perlu dipersiapkan apa saja yang nanti akan dibutuhkan seperti, latar belakang usaha, jumlah siswa, guru dan staf sekolah, data-data keuangan yang dimiliki sekolah, dan sebagainya. Hal yang juga penting untuk mendapat perhatian adalah mengenai kelayakan sebuah usaha dapat diterima masyarakat dan pemerintah, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dalam mendirikan sebuah usaha.


(38)

Kemudian yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana sekolah memilih bentuk usaha yang sesuai dengan organisasi sekolah dan berdasarkan keputusan yang telah ditetapkan bersama oleh kepala sekolah, guru, dan staf. Faktor terakhir adalah bagaimana caranya untuk memulai unit produksi akan dilakukan. Mengingat unit produksi di sekolah adalah bentuk dari kegiatan kewirausahaan maka perencanaan yang sesuai untuk diterapkan dalam unit produksi adalah perencanaan usaha (bussiness plan).

3. Pengertian Perencanaan Usaha

Terdapat beberapa pendapat mengenai definisi perencanaan usaha, diantaranya:

Hisrich Peters yang dikutip Nurochim dan Iwan Purwanto mendefinisikan business plan sebagai dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal maupun eksternal mengenai perusahaan untuk memulai suatu usaha. Perencanaanya biasanya terkait dengan pemasaran, permodalan, manufaktur dan SDM.18

Menurut Megginson yang dikutip Buchori Alma, Business Plan adalah suatu rencana tertulis yang memuat misi dan tujuan bisnis, cara kerja dan rincian keuangan/pemodalan susunan para pemiliki dan manajemen dan bagaimana cara mencapai tujuan bisnisnya.19 Dengan demikian perencanaan usaha adalah suatu catatan yang memuat rincian usaha yang akan dilaksanakan seperti pemasaran, permodalan, manufaktur, dan sumber daya manusia yang mengelola usaha.

Adapun pandangan lain dari Khusnul Khotimah, dkk, perencanaan usaha adalah unit kegiatan yang direncanakan dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan sesuatu barang dan/jasa yang diinginkan.20 Dengan demikian perencanaan usaha berkaitan dengan persiapan untuk

18Nurochim dan Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 212.

19Buchari Alma, Kewirausahaan, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 220.

20Khusnul Khotimah, dkk., Evaluasi Proyek dan Perencanaan Usaha, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hal. 104.


(39)

23

menyediakan barang dan jasa yang akan diproduksi sampai kepada konsumen.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan usaha adalah sebuah proses awal dalam menentukan langkah untuk kegiatan usaha, yang berisi data mengenai usaha yang sedang dijalankan, mulai dari data pengelola, strategi usaha, proses produksi, sampai pada pertanggung jawaban yang harus dilakukan oleh sumber daya manusia sebagai pengelola usaha.


(40)

4. Tahapan Penyusunan Perencanaan Usaha

Dalam pembuatan sebuah perencanaan usaha tentu harus melalui tahapan-tahapan yang harus dilewati agar pelaksanaan sebuah usaha nantinya dapat berjalan lancar dan bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk itu terdapat tahapan-tahapan dalam penyusunan perencanaan usaha,

yaitu: 21 Gambar 2.1

Tahapan penyusunan perencanaan usaha menurut gambar di atas dapat dijelaskan bahwa yang pertama dilakukan dalam memulai usaha yaitu memuat gambaran mengenai latar belakang atau ide awal lahirnya sebuah usaha. Saat ide atau peluang muncul dan bisa dimanfaatkan dengan baik, langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan, sasaran, serta visi,

21M. Musrofi, Kunci Sukses Berwirausaha, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2003), hal.139.

Dari Mana Mulai? (Gambaran Bidang Usaha,

Missi)

Bagaimana cara mencapai? Apa yang dituju?

(Strategi ) Kemana akan Menuju?

(Visi, sasaran, tujuan)

Implikasi Aspek Lokasi

Implikasi Aspek Keuangan

Implikasi Aspek Legalitas dan manajemen Implikasi Aspek

Produksi/Operasi Implikasi


(41)

25

misi usaha. Melalui visi misi maka dapat ditentukan strategi yang tepat untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Setelah itu, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan yang nantinya akan berpengaruh terhadap pelaksanaan unit produksi. Aspek yang pertama adalah aspek pasar, aspek lokasi,aspek produksi/operasi, aspek manajemen, aspek legalitas, dan aspek keuangan. Seperti yang dijelaskan oleh Wiyono, dkk, untuk lebih memantapkan perencanaan UP, dalam pembentukannya perlu diawali juga dengan langkah-langkah rencana bisnis (bussisnes plan). Sistematika rencana bisnis unit produksi tersebut meliputi :22

Ringkasan eksekutif, pernyataan visi, analisis lingkungan bisnis, gambaran produksi/jasa, analisis persaingan, strategi harga, gambaran kebijakan kredit usaha, gambaran keunggulan kompetitif UPJ sekolah, gambaran metode segmentasi pasar yang digunakan, identifikasi pengalaman belajar peserta didik, gambaran lokasi, gambaran rencana promosi, identifikasi manajemen dan personal, pertimbangan adanya badan hukum, identifikasi pemasok, identifikasi resiko yang tidak dapat diramalkan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dasar utama dalam perencanaan unit produksi mengikuti tahapan penyusunan perencanaan usaha pada umumnya. Untuk itu, tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam menyusun perencanaan usaha yang disesuaikan dengan unit produksi yang ada di sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Gambaran Bidang Usaha

Dari struktur di atas, terlihat bahwa dalam sistematika perencanaan usaha yang pertama dibuat adalah mengenai penjelasan jati diri dari usaha tersebut. Gambaran sebuah usaha merupakan penggambaran semua keterangan unit usaha tentang identitas dan bagaimana pelaksananaannya. Hal ini diperlukan sebagai penjelasan singkat mengenai rencana usaha yang sedang dibuat. Dalam memaparkan bidang usahanya, setiap organisasi atau perusahaan tidak akan sama tergantung dengan bidang usaha dan bentukorganisasinya.

22Wiyono, dkk., op.cit, hal. 10.


(42)

Untuk unit produksi di sekolah secara umum ringkasan eksekutifnya berisi:23

1) Tujuan UP/J SMK/MAK dan produk/jasa yang akan dihasilkan 2) Kecenderungan paling penting industri barang/jasa

3) Tipe iklan dan promosi yang akan diimplementasikan

4) Penjualan dan keuntungan tiga tahun terakhir (jika UP/J sudah berjalan)

5) Proyeksi penjualan dan keuntungan tiga tahun yang akan datang 6) Pendidikan dan pengalaman bisnis manajemen UP/J SMK/MAK 7) Pertimbangan seperti MoU, kontak pelanggan, hak paten, dan

lain-lain.

8) Informasi penting lainnya seperti prosedur kerja di UP/J SMK/MAK

Dalam penggambaran bidang usaha perlu dijelaskan mengenai tujuan dari didirikannya sebuah unit usaha beserta tujuan dari adanya produk/jasa yang dihasilkan. Tujuan merupakan sebuah motivasi bagi organisasi agar bisa menjalankan sebuah usaha dengan baik. Dengan adanya tujuan, sekolah dapat mempunyai arah bagaimana unit produksi akan berjalan secara efektif dan efisien. Secara singkat juga akan dijelaskan mengenai bagaimana unit produksi sekolah akan berjalan, seperti promosi yang digunakan dalam memasarkan produk dan pelayanan jasa yang akan ditawarkan. Dijelaskan pula mengenai keuangan terkait unit produksi yang sedang dijalankan dimulai dari keterangan penjualan dan keuntungan yang didapat serta proyeksi keuangan dalam beberapa tahun kedepan sebagai bahan pertimbangan. Keuangan merupakan hal yang penting dan sangat sensitif sehingga perlu adanya transparansi dan pengawasan yang ketat sehingga sekolah tidak mengalami kerugian. Ringkasan keuangan ini juga dapat digunakan oleh sekolah untuk menarik donatur yang ingin menyumbangkan dananya agar dikelola oleh sekolah melalui unit produksi.

Dengan penggambaran atau pendeskripsian usaha, akan dapat diketahui unit produksi sekolah tersebut berupa manajemen yang ada


(43)

27

di sekolah, penjelasan mengenai hubungan sekolah dengan pihak eksternal yaitu distributor atau pemasok, perjanjian-perjanjian, serta prosedur tentang bagaimana pelaksanaan unit produksi.

Selain itu sebuah organisasi perlu membuat visi. Visi merupakan

ungkapan “menjadi seperti apa” suatu bentuk usaha di masa depan. Karena itu, pernyataan visi biasanya dimulai dengan kata-kata:

“menjadi”.24

Visi biasanya dibuat untuk dapat ditunjukkan kepada semua anggota organisasi dan pihak eksternal akan menjadi apa organisasi tersebut dalam beberapa tahun kedepan. Visi merupakan bagian dari harapan organisasi yang ingin dicapai selain tujuan, agar sebuah organisasi mempunyai prediksi tentang langkah-langkah apa yang perlu dipersiapkan untuk mencapai visi tersebut.

b. Strategi untuk Mencapai Tujuan

Menurut Indo Yama dan Hemmy Fauzan strategi adalah program umum untuk mendefinisikan dan mewujudkan tujuan-tujuan suatu organisasi; atau tanggapan organisasi terhadap lingkungannya.25 Adapun menurut Eddy Soeryanto Soegoto, strategi bisnis berisi garis besar bagaimana bisnis mencapai tujuannya dan bagaimana bisnis merespons tantangan dan kebutuhan baru.26 Dengan demikian strategi dalam perencanaan usaha berkaitan dengan cara-cara untuk mencapai tujuan, serta untuk menghadapi keadaan yang ada di luar usaha.

Salah satu strategi yang digunakan dalam menyusun sebuah perencanaan adalah dengan melakukan analisis SWOT. Menurut Eddy Soeryanto untuk menganalisis organisasi dan lingkungan kita dapat menerapkan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat),

24M. Musrofi, op.cit., hal. 141.

25Indo Yama Nasarudin dan Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hal. 175.

26Eddy Soeryanto Soegoto, Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung, (Jakarta: PT. Elex Media Kumputindo), hal. 82.


(44)

yakni metode untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan organisasi serta peluang dan ancaman yang ada.27

Dengan demikian, organisasi yang sedang merencanakan usaha dapat mengenali apa keunggulan, kelemahan, ancaman, dan peluang yang dimiliki. Analisis SWOT ini akan berguna untuk menentukan sebuah strategi yang tepat dan sesuai untuk mencapai tujuan usaha.

c. Implikasi Aspek Pasar

Pengertian pasar adalah pelanggan potesial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan sanggup untuk melibatkan diri dalam proses pertukaran guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut.28 Dengan demikian pasar adalah sebuah peluang untuk menarik konsumen dan mendapatkan keuntungan. Menganalisis pasar dalam unit produksi sekolah berarti melihat bagaimana keadaan atau suasana yang ada di dalam lingkungan sekolah. Konsumen utama unit produksi adalah siswa, guru, dan warga sekolah lainnya.

Siswa termasuk warga sekolah lainnya perlu dianalisis kebutuhan selama berada di lingkungan di sekolah. Dalam merencanakan unit produksi, menganalisis pasar artinya memperkirakan apa saja yang dibutuhkan oleh para konsumen unit produksi untuk kemudian disediakan oleh unit produksi yang di sesuaikan dengan bidang keahlian atau jurusan yang dimiliki sekolah.

Menganalisis pasar bukan hanya berkaitan dengan lingkungan usaha dan konsumen, tetapi juga para pesaing. Dalam setiap dunia usaha akan selalu ada pesaing. Pesaing atau kompetitor merupakan lawan dalam menarik konsumen yang diinginkan. Menurut Suryana meskipun bukan sebuah usaha yang besar namun analisis pesaing

27Ibid., hal. 83.


(45)

29

diperlukan untuk menjaga kestabilan usaha sekolah. Analisis pesaing, memuat gambaran tentang:29

1) Pesaing yang ada, jumlah pesaing yang kita kenal dan kepercayaan pelanggan terhadap kita.

2) Perusahaan yang mungkin masuk pasar, siapa, kapan, dan mengapa masuk pasar? Apa dampak dari masuknya pesaing baru terhadap target pasar kita?

3) Kekuatan dan kelemahan pesaing.

Pesaing sekolah bisa diidentifikasi yang terdiri dari sekolah lain yang letaknya tidak terlalu jauh, yang juga mempunyai unit usaha yang sama, serta pesaing yang ada di luar sekolah seperti tempat-tempat yang menjual makanan, pakaian, alat tulis, ataupun tempat yang juga menyediakan jasa. Dengan adanya analisis pesaing, sekolah dapat memperkirakan berapa jumlah pesaing yang ada disekitar sekolah, bagaimana keunggulan dan kekurangan yang dimiliki pesaing, sehingga sekolah dapat menghindari adanya kerugian.

Dalam menganalisis aspek pasar maka akan berhubungan dengan memasarkan produk.

Menurut Abdullah dan Tantri yang dikutip Wiyono menyebutkan, bahwa pemasaran adalah sebuah sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen naik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial.30

Dengan demikian, proses pemasaran merupakan proses yang dilakukan untuk merencanakan agar produk atau jasa dapat sampai kepada konsumen setelah melalui penetapan harga, promosi, dan distribusi. Menurut Musrofi, Proses pemasaran taktis, dengan aktivitas

inti berupa penciptaan nilai dan komunikasi nilai, yang mencakup “4 P”, yakni: 1) Spesifikasi Produk atau Jasa (Product). 2) Penetapan 3)

29Suryana, Kewirausahaan, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hal. 131. 30Wiyono, dkk., op. cit. hal. 12.


(46)

Harga (Price) 4) Sistem Distribusi (Place/Distribution) 5) Promosi (Promotion). 31

Berdasarkan pendapat di atas, dalam merencanakan pemasaran produk / jasa perlu memperhatikan spesifikasi produk/ jasa yang ingin diproduksi, kemudian menetapkan harga produk yang disesuaikan dengan biaya beli dan proses produksi yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa tersebut. Selanjutnya adalah mendistribusikan produk/jasa kepada konsumen baik secara langsung atau melalui perantara. Dalam kegiatan pemasaran salah satu aspek yang juga sangat penting adalah promosi.

Menurut Suryana promosi merupakan cara mengomunikasikan barang dan jasa yang akan ditawarkan agar konsumen dapat mengenal dan kemudian membelinya. Sesuai dengan fungsi promosi yaitu menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), mengingatkan (to remind), dan memengaruhi (to influence).32

Dengan demikian, kegiatan promosi merupakan kegiatan yang akan memengaruhi pendapatan, karena dengan promosi yang tepat dapat meningkatkan penjualan sebuah produk sedangkan tidak adanya promosi atau kurang tepatnya sebuah promosi tidak akan meningkatkan penjualan sebuah produk. Sesuai dengan pendapat di atas promosi digunakan untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan, dan memengaruhi. Menginformasikan digunakan untuk memberitahukan kepada konsumen tentang produk/jasa yang ada di unit produksi sekolah terutama keunggulannya agar konsumen menjadi tertarik. Membujuk, dengan adanya promosi secara tidak langsung seorang penjual juga akan melakukan proses membujuk berupa rayuan kepada konsumen untuk mau membeli produk yang ditawarkan. Mengingatkan, promosi juga dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengingatkan kembali konsumen yang mungkin saja sudah lupa terhadap produk yang sedang ditawarkan. Terakhir yaitu memengaruhi, dalam

31M. Musrofi, op.cit, hal. 146. 32Suryana, op.cit.. hal. 153.


(47)

31

mempromosikan sebuah produk, penjual akan memengaruhi konsumen dengan memberikan kata-kata yang bisa membuat konsumen merasa percaya terhadap manfaat dari produk/jasa yang ditawarkan.

Dalam mempromosikan harus direncanakan bentuk promosi, tempat/media mempromosikan, keunggulan apa yang akan ditunjukkan, apakah akan menonjolkan harga murah, kualitas prima, lokasi strategis dan sebagainya.33 Dengan demikian kegiatan promosi merupakan kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa atau guru dengan media apapun. Baik melalui iklan berupa brosur, pamflet, internet, media sosial, maupun menawarkan produknya secara langsung kepada masyarakat yang ada di sekitar sekolah atau yang disebut dirrect selling.

d. Implikasi Aspek Lokasi

Salah satu yang juga perlu direncanakan dengan baik adalah penentuan lokasi, lokasi merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan unit usaha karena lokasi akan memengaruhi keberhasilan dalam mencapai tujuan unit produksi sekolah. Lokasi yang digunakan harus dapat dijangkau oleh konsumen yang ada di dalam maupun di luar sekolah.

Ada dua hal utama yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi, yaitu:34

a. Backward Linkage berarti pertalian ke belakang, yaitu bagaimana sumber daya (resource) yang akan digunakan. Ini termasuk bahan baku, tenaga kerja, suasana dan kondisi masyarakat setempat

b. Forward Linkage berarti pertalian ke depan,yaitu daerah pemasaran hasil produksi. Apakah tersedia konsumen yang cukup untuk menyerap hasil produksi.

Dalam pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menetapkan sebuah lokasi usaha yang pertama adalah mempertimbangkan lokasi terkait proses produksi dan sumber daya

33Buchori Alma, Kewirausahaan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 231. 34Ibid., hal. 223.


(48)

yang diperlukan. Dalam hal ini sekolah perlu menyiapkan lokasi yang tidak mengganggu proses pembelajaran karena adanya kegiatan produksi dan tidak menggangu masyarakat yang ada di sekitar sekolah. Lokasi tersebut juga harus nyaman, aman, dan bersih sehingga kegiatan produksi dapat berjalan dengan baik. Kedua, lokasi unit produksi haruslah dapat dijangkau konsumen dengan mudah. Lokasi yang tidak terlalu jauh dan tidak menyulitkan konsumen akan menjadi pertimbangan tersendiri untuk konsumen dalam membeli produk.

e. Implikasi Aspek Produksi/Operasi

Perencanaan produksi/operasi akan berkaitan dengan produk atau jasa yang akan dijual. Produk merupakan sebuah hasil dari adanya proses produksi yang biasanya berupa barang atau benda yang dapat dilihat wujudnya. Produk-produk tersebut dapat berupa alat-alat tulis, seragam, keperluan sekolah, makanan, minuman dan sebagainya. Produk yang dijual di sekolah tidak dalam jumlah yang besar seperti perusahaan pada umumnya, ini karena disesuaikan dengan jumlah konsumen dan dana yang tersedia. Sedangkan menurut Arman Hakim, jasa adalah tindakan atau kinerja satu pihak penyedia kepada pemakai, terkait dengan barang atau tidak. Misalnya, jasa rancangan web untuk e-business, konsultasi, dan lainnya. Klasifikasi produk:35

1) Barang murni

2) Barang dengan tambahan jasa 3) Hibrid (barang + jasa)

4) Jasa dengan tambahan barang 5) Jasa murni

Dalam hal ini, unit produksi yang menghasilkan keluaran berupa barang maka kegiatan operasi merupakan proses penciptaan sesuatu bahan baku atau bahan mentah untuk sampai menjadi barang yang siap

35Arman Hakim Nasution, dkk., Membangun Spirit Enterpreneur Muda Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 2001), hal. 183.


(49)

33

untuk dikonsumsi atau digunakan oleh konsumennya. Sedangkan unit produksi yang hanya menyediakan keluaran berupa jasa, kegiatan operasi merupakan proses pelaksanaan jasa dari sebelum konsumen datang sampai akhir jasa tersebut dirasakan oleh konsumen. Untuk itu perlu diperhatikan bagaimana jasa tersebut dapat memuaskan konsumen.

Terdapat beberapa dimensi atau atribut yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas jasa, yaitu:36

1) Ketepatan waktu pelayanan 2) Akurasi Pelayanan

3) Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan 4) Tanggung Jawab

5) Kelengkapan

6) Kemudahan mendapatkan pelayanan 7) Variasi model pelayanan

8) Pelayanan Pribadi

9) Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan 10)Atribut pendukung lainnya.

Jasa berhubungan erat dengan pelayanan, untuk itu diperlukan sikap yang baik diantaranya seperti ramah, tanggung jawab dan sopan. Jasa juga berarti harus memberikan pelayanan yang efektif dan efisien, mudah, dan harus membuat konsumen merasa senang dan nyaman atas pelayanan yang diberikan. Beberapa dimensi di atas merupakan cara untuk meningkatkan kualitas jasa yang dimiliki. Jasa tidak dapat dilihat bentuknya seperti halnya produk, yang bisa dinilai baik atau tidaknya dilihat dari bentuk atau kemasan luarnya saja. Jasa hanya bisa dirasakan, sehingga untuk bisa menilai baik atau buruknya berasal dari apa yang sudah dirasakan oleh konsumen selama menikmati jasa tersebut. Untuk dapat menghasilkan jasa yang baik maka diperlukan persiapan dan perencanaan yang baik. Melalui proses produksi/operasi berupa pelatihan atau pembekalan secara teori dan praktik serta berdasarkan dimensi-dimensi di atas jasa yang baik bisa dihasilkan.

36Vincent Gasperz, Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa, (Jakarta: PT. Gramedia, 2002), hal. 2.


(50)

Dengan adanya gambaran mengenai produk/jasa apa yang dihasilkan maka sekolah dapat membuat perencanaan terkait apa saja yang akan dibutuhkan dan diperlukan untuk memproduksi barang/jasa tersebut. Menurut Sutarno produksi adalah suatu proses pengubahan bahan baku menjadi barang jadi.37

Menurut Sutarno, operasi atau operations adalah kegiatan untuk mengubah masukan (yang berupa faktor-faktor produksi/operasi) menjadi keluaran sehingga lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya. Dengan kata lain, operasi adalah kegiatan mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa. Keluaran dapat berupa barang atau jasa.38

Menurut Musrofi, produk/jasa yang ada harus diproduksi dengan baik sehingga tidak mengecewakan konsumen. Rencana aspek produksi pada dasarnya mencakup bagaimana proses produksi atau mekanisme usaha, penentuan apa saja fasilitas produksi yang diperlukan, berapa kapasitas produksinya, bagaimana penyediaan bahan baku dan bahan pembantu, penyediaan mesin, alat, dan perlengkapan, dan sebagainya.39

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi/operasi produk adalah menciptakan barang yang sebelumnya belum bernilai jual sampai mempunyai nilai jual. Bahan yang belum diproduksi atau bahan mentah kemudian diproses untuk menjadi barang jadi yang siap dikonsumsi atau siap untuk digunakan oleh konsumen. Sedangkan proses produksi dalam jasa adalah proses pelayanan yang prima kepada konsumen, sehingga konsumen dapat merasakan jasa tersebut dan merasa puas terhadap yang sudah diberikan.

f. Implikasi Aspek Manajemen dan Legalitas 1) Manajemen

Dalam rencana bisnis terdapat aspek manajemen dan personal. Dua aspek tersebut akan sangat berpengaruh dalam keberlangsungan sebuah usaha. Menurut penelitian Dun &

37Sutarno, Serba-serbi Manajemen Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 108.

38Ibid., hal. 105.


(51)

35

Bradstreet di Amerika Serikat yang dikutip M.Musrofi, 90% kegagalan usaha disebabkan tidak bagusnya aspek manajemen. Aspek manajemen mencakup bagaimana pengelolaan orang-orang yang terlibat dalam usaha. 40

Dengan demikian aspek manajemen merupakan aspek yang berkaitan dengan sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi. Manajemen biasanya terkait dengan pengelolaan, struktur organisasi usaha, standar operasional prosedur yang akan digunakan, kebijakan, dan pembagian tugas. Dalam hal ini peran seorang pemimpin sangat dibutuhkan. Menurut Suryana spesifikasi organisasi dan manajemen adalah: 41

a) Bagaimana perusahaan diorganisir baik secara legal (seperti perusahaan umum, kemitraan, atau yang lainnya) maupun secara fungsional.

b) Orang-orang kunci dalam perusahaan, beserta latar belakang, dan sifat-sifat spesifik lain yang memengaruhi keberhasilan usaha

Pemimpin di sekolah adalah seorang kepala sekolah yang akan bekerja sama dengan ketua unit produksi beserta bawahannya yaitu para guru. Untuk itu dalam manajemen akan berkaitan pula dengan sumber daya manusia yang akan berperan dalam pelaksanaan unit produksi tersebut. Sumber daya manusia tersebut adalah seluruh warga sekolah baik yang terlibat secara langsung ataupun tidak dalam unit produksi sekolah.

Dalam perencanaan unit produksi, keterlibatan sumber daya manusia yang ada sangatlah diperlukan. Dengan keterlibatan atau memberdayakan semua sumber daya manusia yang ada di sekolah untuk ikut merencanakan unit produksi, maka sasaran dan tujuan dari unit produksi dapat tercapai.

40M. Musrofi, op.cit. hal.168. 41Suryana, op.cit. hal. 132.


(1)

(2)

(3)

Lampiran 23

Hasil Observasi Unit Produksi SMKN 18 Jakarta

Aspek Fisik Deskripsi Makna

MINI MARKET DALLAS Mini Market Dallas tampak depan dari luar sekolah karena letaknya berada di pinggir jalan raya atau dekat area luar sekolah. Dallas mart ini mempunyai area display, transaksi, gudang, dan

ruangan untuk

pengelola. Baik di dalam atau di luar area Dallas Mart kebersihan sangat

dijaga oleh warga

sekolah.

Mini Market Dallas merupakan unit usaha

yang jumlah

produknya sangat

banyak maka

spcacenya lebih besar kedua setelah kantin. Lokasi mini market dallas ini sudah sangat tepat berada didekat pinggir jalan raya dan mewakili mini market pada umumnya. Hal ini membuat siswa, guru dan warga sekolah lainnya merasa seperti berada di mini market sesungguhnya.

Siswi jurusan pemasaran sedang bertugas menjadi cashier. Tampak salah

satu siswa sedang

melakukan pencatatan keluar masuk barang.

Keduanya juga

mengenakan seragam khusus saat sedang bertugas dan di samping mereka tampak satu unit komputer, meja kasir, dan kalkulator.

Siswa akan merasakan pekerjaan menjadi

kasir seperti

menghitung uang,

mencatat, dan

sebagainya. Selain kasir, siswa yang lain juga bertugas menjadi

penerima barang

datang dan pendisplay

barang. Dengan

memakai seragam,

siswa akan lebih bisa merasakan perannya sebagai karyawan di mini market.

BANK MINI DALLAS Ruang Bank Mini ini terdiri dari area transaksi antara teller dengan

nasabah, dan

dibelakangnya tampak ruangan yang biasa digunakan oleh guru. Siswa yang bertugas menggunakan blazer dan

Ruangan bank mini ini mewakili keadaan saat seorang nasabah ingin menabung uangnya di bank. Siswi yang

bertugas akan

merasakan pekerjaan seorang teller di bank. Ruangan guru sebagai


(4)

selalu bersikap ramah terhadap nasabah yang datang.

pengelola di belakang siswa bank mini, juga

akan memudahkan

melakukan

pengawasan dan

koordinasi dengan siswa yang sedang bertugas.

Semua pekerjaan

dilakukan dibalik meja teller tersebut. Tampak salah satu siswi yang bertugas sebagai teller bank sedang menghitung uang, dan salah satunya lagi sedang melakukan pencatatan.

Sesuai dengan

karakteristik

kewirausahaan yang

ingin ditanamkan

kepada siswa,

walaupun pekerjaan mereka berada di balik meja tersebut melalui bank mini ini siswa diajarkan untuk jujur dan bertanggung jawab

dalam mengelola

keuangan. KANTOR DALLAS

Tampak siswa yang

sedang bertugas di ruangan kantor dallas.

Di dalam ruangan

tersebut terlihat sebuah komputer, meja, mesin foto kopi, printer, lemari dan beberapa kertas yang ditempel seperti SOP kerja, daftar harga, jadwal, dan struktur organisasi.

Siswa mengerjakan

pekerjaan kantor

seperti mengetik, memfotocopy,

mengeprint data.

Dengan tugas ini siswa dan siswa khususnya jurusan administrasi perkantoran tidak kesulitan lagi saat akan bekerja di kantor yang sesungguhnya.

KANSSAS (Kantin Sekolah Sehat Delapan Belas Kantin sekolah yang tampak dari sisi sebelah kiri. Terlihat blok-blok yang ditempati oleh pedagang/penyewa yang didalamnya disediakan rak, wastafel, dan tempat

Kantin sekolah delapan belas mengutamakan

kebersihan dan

keamanan bahan

makanan yang

disediakan oleh


(5)

kompor. Terdapat 8 blok, setiap bloknya di tempati oleh pedagang makanan yang berbeda, seperti bakso, mie ayam, siomay, penjual es, bubur, dan nasi uduk. Ditengah kantin terdapat meja dan kursi untuk

tempat makan dan

berkumpulnya siswa. Kantin tersebut selalu menjaga kebersihan dan makanannya bebas dari bahan-bahan pengawet.

mendukung

tercapainya siswa dan warga sekolah yang sehat. Para penyewa

juga mengenakan

seragam untuk

menunjukkan identitas

dirinya sehingga

pedagang akan merasa menjadi bagian dari sekolah delapan belas.

KANTIN KEJUJURAN Kantin kejujuran ini identik dengan kotak uang yang disediakan

untuk siswa agar

membayar dan

mengambil sendiri uang kembaliannya. Kantin ini menyediakan hanya

berupa gorengan,

lontong, serta es bubble dan jus.

Kantin kejujuran ini berada di area kantin

sekolah untuk

memudahkan siswa

dalam memilih

makanan yang lebih ringan dibandingkan makanan berat yang disediakan kantin sekolah.

Tampak para siswa yang bertugas menjaga kantin kejujuran. Di area kantin kejujuran tampak lemari

kaca untuk tempat

makanan, kulkas, dan di sediakan pula blender untuk membuat jus.

Meskipun kantin

kejujuran seharusnya

tidak ada yang

menjaga, namun di

SMKN 18 masih

ditugaskan siswa untuk mengelolanya. Ini untuk menghindari

kerugian karena

perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Sekolah memutuskan

untuk tetap


(6)

Secara tidak langsung siswa yang bertugas juga akan dituntut untuk jujur dalam menyerahkan laporan keuangan kepada guru atau koordinatornya.