Pengaruh Etika, Pendidikan, dan Pengalaman terhadap Profesionalisme Auditor Internal dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan Republik Indonesia)

PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN TERHADAP
PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DENGAN MOTIVASI
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Pada Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan Republik
Indonesia)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Dwi Ranti Cahayu
NIM. 109082000011

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013

i


ii

iii

iv

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

Data Pribadi:
Nama

II.

III.


:

Dwi Ranti Cahayu

Tempat, Tanggal Lahir :

Jakarta, 12 Juni 1991

Alamat

:

Jl. Dewi Sartika No. 49 RT. 003/01 Ciputat

Email

:

ranticahayu@yahoo.com


Riwayat Pendidikan:
TK Bunga Mawar Ciputat

1996 – 1997

SD Negeri Ciputat IX

1997 – 2003

SMP Negeri 2 Ciputat

2003 – 2006

SMA Negeri 1 Ciputat

2006 – 2009

Pendidikan Non-Formal:
Kursus Bahasa Inggris di LIA Ciputat


IV.

2007 – 2010

Pengalaman Organisasi:
Sekretaris OSIS SMA Negeri 1 Ciputat periode 2007-2008

V.

Pengalaman Kerja:
Freelance Accounting Support di PT Agrakom Para Relatika

VI.

Seminar:
1. Seminar Nasional “Pengembangan Wirausaha Untuk Memperkuat
Kemandirian Bangsa”
2. Sekolah Pasar`Modal – Basic Training of Fundamental & Technical
Analysis
3. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK

4. Internal Accounting Competition 2010
vi

VII.

Data Orang Tua:
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, yaitu pasangan dari:
Nama Ayah

: Drs. Suryanto, MM

Pekerjaan

: Pegawai Negeri Sipil

Nama Ibu

: Rismoyati

Pekerjaan


: Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang tua

: Jl. Dewi Sartika No. 49 Rt. 003/01 Ciputat

vii

THE EFFECTS OF ETHICS, EDUCATION, AND EXPERIENCE TO
PROFESSIONALISM OF INTERNAL AUDITOR WITH MOTIVATION AS
AN INTERVENING VARIABLE
By: Dwi Ranti Cahayu

ABSTRACT
The purpose of this research was to analyze about the effects of ethics,
education, and experience, to professionalism of internal auditor with motivation
as an intervening variable. This research used primary data by the questionnaires.
Questionnaires were distributed to the auditors General Inspectorate of The
Ministry of Trade of Republic Indonesia as much as 67 questionnaires. Number of

questionnaires returned was 55 questionnaires. The analyzing method to examine
hypothesis was path analysis.
The result of this research showed that the direct effect of ethics, education,
and experience, to professionalism were significantly, and the indirect effect with
passing motivation also showed significantly effect.

Key words: ethics, education, experience, professionalism, motivation, path
analysis

viii

PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, PENGALAMAN TERHADAP
PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DENGAN MOTIVASI
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Oleh: Dwi Ranti Cahayu

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh etika, pendidikan, dan
pengalaman terhadap profesionalisme auditor internal dengan motivasi sebagai
variabel intervening. Penelitian ini menggunakan data primer melalui kuesioner.

Kuesioner dibagikan kepada auditor internal pada Inspektorat Jenderal
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia sebanyak 67 kuesioner. Kuesioner
yang terkumpul sejumlah 55 kuesioner. Metode analisis untuk menguji hipotesis
adalah analisis jalur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh langsung etika,
pendidikan, dan pengalaman terhadap profesionalisme menunjukkan hasil yang
signifikan, dan pengaruh tidak langsungnya jika terlebih dahulu melewati
motivasi menunjukkan hasil yang signifikan pula.
Kata kunci: etika, pendidikan, pengalaman, profesionalisme, motivasi, analisis
jalur

ix

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, atas barokah yang selalu
diberikan-Nya. Maka penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini sebagai salah satu
syarat dalam menempuh studi S1 untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
jurusan Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari karya ini tidak terlepas dari bantuan dan doa, dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya atas bantuan dan do’a kepada:
1.

Mamaku Rismoyati, papaku Suryanto, kakakku Eka Putri Pertiwi serta
adikku Tri Rosma Yanti tercinta yang senantiasa memberikan kasih, sayang,
semangat, dan do’a.

2.

Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta.

3.

Ibu Dr. Rini, Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta.

4.

Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si,, selaku Dosen Pembimbing 1 yang

dengan sabar memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat membantu
bagi penulis.

5.

Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM, selaku Dosen Pembimbing 2 yang
telah menuntun dan mengarahkan penulis agar dapat menyelesaikan Skripsi.

6.

Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Jurusan Akuntansi,
terima kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan kepada saya.

7.

Bapak H. Syafruddin dan Ibu Dra. Miswarti Yaunin, terima kasih banyak
Pak, Bu atas ilmu-ilmu agama yang telah kalian berikan kepada saya dan
terima kasih atas do’anya.

8.


Teman-temanku Rani, Juwita, Mulya, Titah, dan Ryandhio terima kasih
untuk support dan semangatnya
x

9.

Teman-teman Akuntansi kelas A 2009 terima kasih untuk do’a dan
semangat dari kalian semua. Ayo semangat perjalanan masi panjang.

10.

Seluruh pihak Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan atas
partisipasinya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dengan baik.

11.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
selesainya Skripsi ini.

Selanjutnya dengan senang hati penulis menerima segala kritik dan saransaran yang sifatnya membangun dalam hubungannya dengan penulisan skripsi
ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 19 September 2013

Penulis

xi

DAFTAR ISI
Keterangan

Halaman

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... .ii
LEMBAR PEGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................. .iii
LEMBAR PEGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... .iv
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .......................................... .v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ vi
ABSTRAKSI ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1
B Perumusan Masalah ...................................................................... 6
C Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
D Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9
A Tinjauan Umum Atas Audit Internal ............................................ 9
1

Definisi Audit Internal ........................................................... 9

2

Standar Umum Internal Audit .............................................. 11

xii

3

Fungsi Internal Auditor .......................................................... 15

4

Pengertian Audit Sektor Publik ............................................. 17

B Profesionalisme ............................................................................ 18
C Etika ............................................................................................. 21
D Pendidikan .................................................................................... 24
E Pengalaman .................................................................................. 25
F Motivasi ....................................................................................... 26
G

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ................................................ 30

H Perumusan Hipotesis .................................................................... 33
I

Kerangka Pemikiran ..................................................................... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 49
A Ruang Lingkup Penelitian............................................................ 49
B Metode Penentuan Sampel ........................................................... 49
C Metode Pengumpulan Data .......................................................... 50
1

Sumber Data........................................................................... 50

2

Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 50

D Metode Analisis Data ................................................................... 51
1

Statistik Deskriptif ................................................................. 51

2

Uji Kualitas Data.................................................................... 51

3

a

Validitas ........................................................................... 51

b

Reliabilitas ....................................................................... 52

Uji Hipotesis .......................................................................... 52
a

Uji Koefisien Determinasi (R²) ........................................ 56

xiii

b

Uji Korelasi ...................................................................... 57

c

Uji Statistik t .................................................................... 57

d

Uji Statistik F ................................................................... 58

E Definisi Operasional Variabel Penelitian Dan Pengukurannya...... 58
1

Variabel Independen .............................................................. 59

2

Variabel Intervening .............................................................. 60

3

Variabel Dependen ................................................................. 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 63
A

Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 63
1

Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian
Perdagangan ........................................................................... 64

2

Tugas Pokok Dan Fungsi Oraganisasi Inspektorat Jenderal .. 65

3

Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 68

4

Karakteristik Responden ........................................................ 70

B Hasil Uji Instrumen Penelitian..................................................... 74
1

Hasil Uji Kualitas Data .......................................................... 74
a Hasil Uji Validitas ............................................................. 74
b Hasil Uji Reliabilitas ......................................................... 77

2

Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 78
a

Hasil Uji Persamaan Analisis Jalur 1 ............................... 78
1) Hasil Uji Koefisien Jalur Persamaan 1 ...................... 78
2) Hasil Uji Korelasi ...................................................... 80
3) Hasil Uji Statistik t ..................................................... 82

xiv

4) Hasil Uji Statistik F .................................................... 85
b

Hasil Uji Persamaan Analisis Jalur 2 ............................... 87
1) Hasil Uji Koefisien Jalur Persamaan 1 ...................... 87
2) Hasil Uji Korelasi ...................................................... 90
3) Hasil Uji Statistik t ..................................................... 92
4) Hasil Uji Statistik F .................................................... 95

C Diagram Analisis Jalur ................................................................... 98
D Pembahasan .................................................................................... 99
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 115
A Kesimpulan ........................................................................... 115
B Implikasi ............................................................................... 116
C Saran ..................................................................................... 118
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 120
LAMPIRAN

xv

DAFTAR TABEL
No.

Keterangan

Halaman

2.1

Perbedaan Antara Auditor Internal Dengan Auditor Eksternal ...... 10

2.2

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .................................................... 31

3.1

Operasional Variabel....................................................................... 62

4.1

Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi Inspektorat Jenderal
Kementerian Perdagangan ............................................................. 65

4.2

Pegawai Pada Keempat Wilayah Kerja Pemeriksaan ..................... 69

4.3

Karakteristik Data Kuesioner .......................................................... 70

4.4

Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional 71

4.5

Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan 71

4.6

Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jurusan ................... 72

4.7

Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman............. 73

4.8

Hasil Uji Validitas Etika ................................................................. 74

4.9

Hasil Uji Validitas Pendidikan........................................................ 75

4.10

Hasil Uji Validitas Pengalaman ...................................................... 75

4.11

Hasil Uji Validitas Motivasi ........................................................... 76

4.12

Hasil Uji Validitas Profesionalisme ................................................ 76

4.13

Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 77

4.14

Koefisien Jalur Persamaan 1 ........................................................... 78

4.15

Koefisien Determinasi (R²) Persamaan 1 ........................................ 79

4.16

Korelasi ........................................................................................... 81

4.17

Pengujian Hubungan Antar Variabel .............................................. 81

xvi

4.18

Hasil Uji Statistik t Persamaan 1 .................................................... 83

4.19

Hasil Uji Statistik F Persamaan 1 ................................................... 85

4.20

Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, dan Kontribusi Tidak
Langsung ......................................................................................... 86

4.21

Koefisien Jalur Persamaan 2 ........................................................... 87

4.22

Koefisien Determinasi (R²) Persamaan 2 ........................................ 88

4.23

Korelasi ........................................................................................... 90

4.24

Pengujian Hubungan Antar Variabel .............................................. 91

4.25

Hasil Uji Statistik t Persamaan 2 .................................................... 93

4.26

Hasil Uji Statistik F Persamaan 2 ................................................... 95

4.27

Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, dan Kontribusi Tidak
Langsung ......................................................................................... 96

xvii

DAFTAR GAMBAR
No

Keterangan

Halaman

2.1

Skema Kerangka Pemikiran ............................................................... 47

3.1

Diagram Jalur ..................................................................................... 54

4.1

Struktur Organisasi Kementrian Perdagangan .................................. 64

4.2

Struktur Oraganisasi Inspektorat Jenderal Kementerian
Perdagangan ....................................................................................... 65

4.3

Hasil Penelitian Persamaan Analisis Jalur 1 ..................................... 86

4.4

Hasil Penelitian Persamaan Analisis Jalur 2 ...................................... 96

4.5

Diagram Jalur ..................................................................................... 99

xviii

DAFTAR LAMPIRAN
No

Keterangan

Halaman

1.

Lampiran-lampiran ................................................................................. 125

2.

Surat Izin Peneltian ................................................................................. 126

3.

Kuesioner ................................................................................................ 127

4.

Data Jawaban Kuesioner ......................................................................... 134

5.

Hasil Uji SPSS ........................................................................................ 145

xix

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian
Kinerja pemerintah sedang menjadi perhatian masyarakat. Hal ini
disebabkan semakin banyak aparat yang tersangkut dengan kasus korupsi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus melakukan penangkapanpenangkapan terhadap pelaku korupsi (Rosnidah, 2011:456). Menurut
Mulyadi (2012), dalam setahun anggaran perjalanan dinas lewat dalam
APBN mencapai Rp 18 triliun. Jika terjadi manipulasi melalui tiket dan
boarding pass serta kuitansi palsu hingga 40 persen, rata-rata penyimpangan
anggaran lebih dari Rp 7,2 triliun. Wakil ketua BPK Hasan Bisri menilai
inspektorat jenderal di kementerian ataupun lembaga pemerintah kerap kali
menemukan adanya laporan perjalanan dinas fiktif (mark up). Namun
karena membela korps atau kolega, itjen kementerian adakalanya menutupnutupi kasus tersebut. Akibatnya, perjalanan dinas fiktif dan mark up tidak
ditindaklanjuti. Sikap ini membuat manipulasi atau korupsi atas biaya
perjalanan dinas lewat kegiatan fiktif terus berkembang.
Oleh karena itu seorang auditor yang baik dituntut untuk memiliki
profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya. Profesionalisme adalah
tuntutan tanggung jawab dari seorang profesional yang menentukan mutu
dan kualitas dalam menjalankan suatu pekerjaan (Rosnidah, 2011:457).
Profesionalisme sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kerjanya

1

agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan
dan kasus korupsi seperti diatas. Lembaga pemeriksa seperti inspektorat
jenderal kementerian tersebut akan efektif bila melaksanakan fungsi dan
kewenangannya secara baik serta mengawasi dan melaporkan secara internal
adanya penyimpangan dalam pelaksanaan anggaran di kementerian dan
lembaga. Jika pencegahan kecurangan dan penyimpangan anggaran bisa
diterapkan secara dini oleh Itjen kementerian dan lembaga, maka prinsip
pelaksanaan anggaran yang bersih, transparan, serta akuntabel dapat
dilaksanakan secara baik dan menyeluruh.
Walaupun sudah ada standar dan kode etik profesi, tapi masih sering
terjadi kasus-kasus kolusi dan korupsi atau penyelewengan, sehingga
masyarakat mulai menyangsikan komitmen auditor terhadap kode etik
profesinya. Jika kode etik dan standar dijalankan dengan benar dan
konsisten, maka kasus-kasus penyimpangan

tersebut

tidak seharusnya

terjadi (Rosnidah, 2011:457).
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi profesionalisme seorang
auditor adalah pendidikan di bidang akuntansi, karena dengan pendidikan di
bidang akuntansi maka seorang auditor dapat memperoleh pengetahuan dan
pemahaman

dalam

kaitannya

untuk

melaksanakan

tugas

audit.

Profesionalisme auditor pemerintah juga dapat dipengaruhi oleh pelatihanpelatihan yang diikuti. Pelatihan ini harus mencakup aspek teknis maupun
pengetahuan umum, karena dengan pelatihan akan dapat meningkatkan

2

reaksi positif yang pada akhirnya akan meningkatkan job performance
seseorang (Widiyanto dan Indrawati, 2005:2).
Untuk membuktikan keahlian atau profesionalisme seorang auditor juga
harus memiliki pengalaman dalam praktek audit, karena auditor yang tidak
berpengalaman akan melakukan atribusi kesalahan lebih besar dibandingkan
auditor yang berpengalaman. Oleh karena itu seorang auditor yang baik
dituntut untuk memiliki profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya,yang
dimaksud adalah professional yang telah dididik untuk menjalankan tugastugasnya yang kompleks secara independen dan memecahkan permasalahan
yang timbul dalam pelaksanaan tugas-tugas tersebut dengan menggunakan
keahlian dan pengalaman mereka (Derber dan Schwartz, 1991 dalam
Widiyanto dan Indrawati, 2005:2).
Dalam standar pengauditan, khususnya standar umum, disebutkan
bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor serta dalam pelaksanaan
audit dan penyusunan laporannya auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care). Audit
menuntut kompetensi dan profesionalisme yang tinggi. Kompetensi tersebut
tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain
yang mempengaruhi, antara lain pengalaman (Kursharyanti, 2003: 26).
Profesionalisme seorang auditor juga dapat dipengaruhi oleh motivasi
yang

dimilikinya.

Motivasi

merupakan

dorongan

auditor

untuk

melaksanakan audit secara berkualitas. Perilaku seseorang pada hakikatnya

3

ditentukan oleh motivasi atau keinginan. Motivasi sangat penting karena
motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung
perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai
tujuan atau hasil yang optimal (Rosnidah, 2011:457).
Motivasi merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi
seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Motivasi yang ada
pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan untuk
mencapai kepuasan kerja. Motivasi auditor dalam bekerja akan sangat
mendukung tercapainya tujuan organisasi. Motivasi kerja yang tinggi
diharapkan akan membawa keberhasilan kerja bagi auditor dan dapat
mendorong tercapainya profesionalisme (Badjuri, 2009:118).
Penelitian ini merupakan studi lanjutan dari penelitian Widiyanto dan
Indrawati (2005). Hasil penelitian oleh Widiyanto dan Indrawati (2005)
adalah pendidikan dan pelatihan auditor berpengaruh positif terhadap
profesionalisme auditor, sedangkan pengalaman berpengaruh negatif
terhadap profesionalisme auditor. Adapun

perbedaan dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis sebagai berikut:
1. Pada waktu penelitian, jika penelitian Widiyanto dan Indrawati
dilakukan pada tahun 2005 sedangkan penelitian sekarang pada
tahun 2012.
2. Objek penelitian, penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah
sampel yang terdiri dari internal auditor yang berada pada
Inspektorat

Jenderal

Kementerian

Perdagangan

sedangkan

4

penelitian Widiyanto dan Indrawati pada auditor pemerintah yang
bekerja di Badan Pengawas Kota Surabaya.
3. Perbedaan lainnya adalah penambahan variabel independen yaitu
etika dan variabel intervening motivasi, yang mana disarankan
dalam penelitian terdahulu untuk menggali faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap profesionalisme auditor. Selain itu, dalam
kaidah etika dan motivasi juga terdapat kaidah profesional yang
khusus berlaku dalam kelompok profesi auditor internal, untuk
mengamalkan kode etik dalam menjalankan tugasnya.
4. Metode pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
metode analisis jalur (path analysis) untuk menguji korelasi dan
hubungan langsung maupun tidak langsung antara variabel
independen terhadap variabel intervening dan variabel dependen.
Sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan metode regresi
linear berganda untuk menguji pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
Studi ini menguji apakah etika, pendidikan, dan pengalaman
berpengaruh terhadap profesionalisme auditor internal dengan motivasi
sebagai variabel intervening yang dilakukan oleh auditor Inspektorat
Jenderal Kementerian Perdagangan. Dimana, lembaga ini berfungsi sebagai
lembaga audit atau lembaga pemeriksa pada unit kerja di bawah naungan
Kementerian Perdagangan. Sebagai lembaga pemeriksa, inspektorat jenderal

5

kementerian harus menjalankan tugas pengawasan internal dengan baik serta
mengungkapkan kecurangan yang terjadi.
Berdasarkan pemaparan diatas, oleh sebab itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian di inspektorat jenderal kementrian, dan berdasarkan
literatur yang ada sebelumnya, masih sangat sedikit penelitian yang
menjadikan auditor instansi pemerintah khususnya auditor Kementerian
Perdagangan

dijadikan

objek

dalam

penelitian-penelitian

ilmiah

sebelumnya. Dengan demikian, judul skripsi ini ialah ”Pengaruh Etika,
Pendidikan, Dan Pengalaman Terhadap Profesionalisme Auditor
Internal Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening”.
B.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis akan mengemukakan
permasalahan yang dijadikan sebagai dasar penelitian, yaitu:
1.

Apakah etika, pendidikan dan pengalaman berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap motivasi?

2.

Apakah etika berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme auditor
internal?

3.

Apakah pendidikan berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme
auditor internal?

4.

Apakah pengalaman berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme
auditor internal?

5.

Apakah motivasi berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme
auditor internal?

6

6.

Apakah etika, pendidikan dan pengalaman berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap profesionalisme auditor internal
dengan motivasi sebagai variabel intervening?

C.

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari
penelitian ini terbagi menjadi enam poin, yaitu:
1.

Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh etika,
pendidikan dan pengalaman terhadap motivasi.

2.

Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh etika terhadap
profesionalisme auditor internal.

3.

Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh pendidikan
terhadap profesionalisme auditor internal.

4.

Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh pengalaman
terhadap profesionalisme auditor internal.

5.

Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh motivasi
terhadap profesionalisme auditor internal.

6.

Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh etika,
pendidikan dan pengalaman terhadap profesionalisme auditor internal
dengan motivasi sebagai variabel intervening

D.

Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis berharap agar hasil dari
penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan juga bagi
penulis.

7

Adapun manfaat-manfaat yang diharapkan tersebut antara lain:
1.

Bagi Peneliti Berikutnya
Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan
penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

2.

Bagi Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan
Untuk memahami apakah penerapan etika, pendidikan, pengalaman,
dan motivasi di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan
berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan profesionalisme
auditor internal.

3.

Bagi Auditor Internal
Sebagai tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk
meningkatkan

kinerja

auditor

internal

Inspektorat

Jenderal

Kementerian Perdagangan serta menjalankan fungsi pengawasan
dengan baik.
4.

Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis
tentang pentingnya keahlian auditor internal pemerintah, serta terutama
tentang komponen-komponen yang mempengaruhi profesionalisme
auditor internal sehingga dapat bermanfaat bagi penulis di masa yang
akan datang.

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Atas Audit Internal
1. Definsi Audit Internal
Pengertian Audit Internal menurut Sawyer’s et.al., (2005:3)
adalah sebagai berikut:
“Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan
objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan
kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan
apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan
dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah
diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta
kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti;
(4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber
daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; (6) tujuan
organisasi telah dicapai secara efektif- semua dilakukan dengan
tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu
anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya
secara efektif”.
Audit intern adalah audit yang dilakukan oleh pihak dari dalam
organisasi auditi. Organisasi auditi misalnya adalah pemerintah daerah,
kementerian negara, lembaga negara, perusahaan, atau bahkan
pemerintah pusat. Sebagai contoh, organisasi kementerian negara audit
intern dilakukan oleh inspektorat jenderal departemen dan dalam
organisasi pemerintah pusat audit intern dilakukan oleh Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Audit intern
dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan dalam
manajemen. Jadi pelaksanaan audit intern lebih diarahkan pada upaya

9

membantu

bupati/walikota/gubernur/menteri/presiden

meyakinkan

pencapaian tujuan organisasi (edahumardani.blogspot.com/2013/02).
Audit internal telah berkembang dari profesi yang hanya
memfokuskan diri pada masalah-masalah teknis akuntansi menjadi
profesi yang memiliki orientasi memberikan jasa bernilai tambah bagi
manajemen. Pada awalnya, audit internal berfungsi sebagai adik dari
profesi auditor eksternal, dengan pusat perhatian pada penilaian atas
keakuratan angka-angka keuangan (Sawyer’s et.al., 2005:3).
Perbedaan utama antara auditor internal dan eksternal disajikan
pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Perbedaan Antara Auditor Internal Dengan Auditor Eksternal
Auditor Internal
Auditor Eksternal
Merupakan karyawan perusahaan, Merupakan orang yang
atau bisa saja merupakan entitas
independen di luar perusahaan .
independen.
Melayani kebutuhan organisasi
Melayani pihak ketiga yang
meskipun fungsinya harus dikelola memerlukan informasi keuangan
oleh perusahaan.
yang dapat diandalkan.
Fokus pada kejadian-kejadian di
Fokus pada ketepatan dan
masa depan dengan mengevaluasi kemudahan pemahaman dari
kontrol yang dirancang untuk
kejadian masa lalu yang
meyakinkan pencapaian tujuan
dinyatakan dalam laporan
organisasi.
keuangan.
Langsung berkaitan dengan
Memerhatikan pencegahan dan
pencegahan kecurangan dalam
pendeteksian kecurangan secara
segala bentuknya atau perluasan
umum, namun akan memberikan
dalam setiap aktivitas yang
perhatian lebih bila kecurangan
ditelaah.
tersebut akan mempengaruhi
laporan keuangan secara material.
Independen terhadap aktivitas
Independen terhadap manajemen
yang diaudit, tetapi siap untuk
dan dewan direksi baik dalam
menanggapi kebutuhan dan
kenyataan maupun secara mental.
keinginan semua tingkatan
Sumber: Sawyer’s et.al., (2005:8)

10

Dari pemaparan diatas terlihat jelas perbedaan antara auditor
internal dengan auditor eksternal. Auditor internal merupakan karyawan
perusahaan yang independen dan objektif, serta melakukan fungsi
pengawasan yang berkelanjutan dengan menilai sistem internal control,
menilai efesiensi dan efektivitas prosedur operasional keuangan serta
semua kegiatan perusahaan, pencegahan kecurangan dalam semua
aktivitas perusahaan, dan membantu semua tingkatan manajemen agar
tanggung jawab yang diberikan dapat dijalankan dengan baik, serta
memberikan suatu laporan hasil audit berupa rekomendasi atas
penilaiannya untuk perbaikan. Sedangkan auditor eksternal merupakan
pihak luar perusahaan yang independen, yang melakukan pemeriksaan
secara periodik/tahunan terhadap laporan keuangan perusahaan serta
mencegah dan mendeteksi bila

terjadi kecurangan dalam laporan

keuangan yang material, serta memberikan opini atau pendapat atas
penilaian terhadap laporang keuangan tersebut.
2. Standar Umum Internal Audit
Menurut

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang

Standar Audit

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Standar umum
mengatur tentang:
1. Visi, Misi, Tujuan, Kewenangan dan Tanggung Jawab
Visi, misi, tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) harus dinyatakan secara

11

tertulis, disetujui dan ditandatangani oleh pimpinan tertinggi
organisasi.

Pernyataan

tertulis

tentang

visi,

misi,

tujuan,

kewenangan dan tanggung jawab APIP dalam organisasi dibuat
dengan tujuan agar auditi dapat mengetahui visi, misi, tujuan,
kewenangan dan tanggungjawab APIP sehingga tugas dan fungsi
APIP dapat berjalan dengan semestinya, terutama dalam hal APIP
mengakses informasi dari personel auditi. Pernyataan tertulis
tentang visi, misi, tujuan, kewenangan dan tanggung jawab APIP
dalam organisasi direviu secara periodik untuk disesuaikan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi, karena kegiatan pengawasan
yang dilakukan APIP bersifat berkelanjutan.
2. Independensi dan Obyektifitas
Dalam semua hal yang berkaitan dengan audit, Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) harus independen dan para auditornya
harus obyektif dalam pelaksanaan tugasnya. Pimpinan APIP
bertanggung jawab kepada pimpinan tertinggi organisasi agar
tanggung jawab pelaksanaan audit dapat terpenuhi. Posisi APIP
ditempatkan secara tepat sehingga bebas dari intervensi, dan
memperoleh dukungan yang memadai dari pimpinan tertinggi
organisasi sehingga dapat bekerja sama dengan auditi dan
melaksanakan pekerjaan dengan leluasa. Meskipun demikian,
APIP harus membina hubungan kerja yang baik dengan auditi
terutama dalam saling memahami diantara peranan masing-masing

12

lembaga. Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias
serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan,
melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya.
Auditor harus obyektif dalam melaksanakan audit. Prinsip
obyektifitas mensyaratkan agar auditor melaksanakan audit dengan
jujur dan tidak mengkompromikan kualitas. Pimpinan APIP tidak
diperkenankan menempatkan auditor dalam situasi yang membuat
auditor

tidak

mampu

mengambil

keputusan

berdasarkan

pertimbangan profesionalnya. Jika independensi atau obyektifitas
terganggu, baik secara faktual maupun penampilan, maka
gangguan tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP.
3. Keahlian
Auditor harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung
jawabnya.

Pimpinan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP) harus yakin bahwa latar belakang pendidikan dan
kompetensi teknis auditor memadai untuk pekerjaan audit yang
akan dilaksanakan. Oleh karena itu, pimpinan APIP wajib
menciptakan kriteria yang memadai tentang pendidikan dan
pengalaman dalam mengisi posisi auditor di lingkungan APIP.

13

4. Kecermatan Profesional
Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan
cermat dan seksama (due professional care) dan secara hati-hati
(prudent) dalam setiap penugasan. Due professional care dapat
diterapkan

dalam

pertimbangan

profesional

(professional

judgement), meskipun dapat saja terjadi penarikan kesimpulan
yang tidak tepat ketika audit sudah dilakukan dengan seksama. Due
professional

care

dilakukan

pada

berbagai

aspek

audit,

diantaranya:
• Formulasi tujuan audit;
• Penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi risiko audit;
• Pemilihan pengujian dan hasilnya;
•Pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk
mencapai tujuan audit;
• Penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam
audit dan efek/dampaknya;
• Pengumpulan bukti audit;
• Penentuan kompetensi, integritas dan kesimpulan yang diambil
pihak lain yang berkaitan dengan penugasan audit.
5. Kepatuhan Terhadap Kode Etik
Auditor harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan. Pelaksanaan
audit harus mengacu kepada Standar Audit ini, dan auditor wajib

14

mematuhi Kode Etik yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Standar Audit ini.
Dari penjelasan standar praktik umum diatas sangatlah jelas bahwa
para auditor internal harus independen dari aktivitas-aktivitas yang
mereka audit. Dalam melaksanakan audit internal seorang auditor juga
harus memiliki keahlian, kompetensi, kemahiran professional dan
kepatuhan pada kode etik, agar dalam melakukan pekerjaan dalam
lingkup yang mungkin meluas melampaui pertimbangan pengendalian
internal dalam audit dapat dilaksanakan dengan baik. Apalagi
pelaksanaan pekerjaan audit dari mulai perencanaan, pemeriksaan dan
evaluasi informasi, pengkomunikasian hasil, dan tindak lanjut
sangatlah memerlukan kemahiran professional.
3. Fungsi Internal Auditor
Internal auditor bekerja di suatu perusahaan untuk melakukan audit
bagi kepentingan

manajemen perusahaan. Bagian audit di suatu

peusahaan bisa beranggotakan lebih dari seratus orang dan biasanya
bertanggung jawab langsung kepada presiden direktur, direktur
eksekutif, atau kepala komite audit dari dewan atau komisaris. Untuk
menjalankan tugas dengan baik, internal auditor harus berada diluar
fungsi lini suatu organisasi tetapi tidak terlepas dari hubungan atasanbawahan seperti lainnya. Internal auditor wajib memberikan informasi
yang berharga bagi manajemen untuk pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan operasi perusahaan. Biasanya pihak-pihak ekstern

15

enggan

memanfaatkan

informasi

dari

internal

auditor

karena

independensinya yang terbatas. Keterbatasannya independensi ini
merupakan perbedaan utama antara auditor internal dengan auditor
eksternal (Asikin, 2006:799).
Menurut Asikin (2006:799), auditor biasanya meminta keterangan
dari manajemen yang semestinya dan dari staf internal auditor
mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan fungsi internal auditor
berikut ini:
1.

Status internal auditor dalam organisasi entitas.

2.

Penetapan standar professional

3.

Perencanaan audit, termasuk sifat, saat, dan lingkup pekerjaan
audit.

4.

Akses ke catatan dan apakah terdapat pembatasan ruang lingkup
aktivitas mereka.
Dalam suatu perusahaan, internal auditor menilai apakah sistem

pengawasan internal yang telah ditetapkan manajemen berjalan dengan
baik dan efisien, apakah laporan keuangan menunjukkan posisi
keuangan dan hasil usaha yang akurat serta setiap bagian benar-benar
melaksanakan kebijakan sesuai dengan rencana dan prosedur yang
ditetapkan. Audit internal memberikan informasi yang tepat dan
objektif untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan
sehingga dapat mengurangi kemungkinan yang dapat merugikan

16

perusahaan, serta membantu manajemen dalam mencapai tujuan
perusahaan.
4. Audit Sektor Publik
Pengertian audit sektor publik menurut Rai (2008:29) adalah
sebagai berikut:
“Audit sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap
entitas yang menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang
pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan
negara lainnya dengan tujuan untuk membandingkan antara
kondisi yang ditemukan dengan kriteria yang ditetapkan.”
Audit sektor publik dimaksudkan untuk memberikan keyakinan
yang memadai bahwa laporan keuangan yang diperiksa telah mematuhi
prinsip akuntansi berterima umum, peraturan perundang-undangan dan
pengendalian intern serta kegiatan operasi entitas sektor publik
dilaksanakan secara efisien, ekonomis, dan efektif. Dalam kekerbatasan
yang ada, audit tetap perlu dilakukan agar tercipta akuntabilitas publik
yang lebih transparan dan akuntabel.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: PER/05/M,PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Internal Pemerintah (APIP), terdapat dua jenis audit yang
dilakukan oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP), yaitu:
1. Audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan dan
rekomendasi atas pengelolaan instansi pemerintah secara ekonomis,
efisien dan efektif.

17

2. Audit dengan tujuan tertentu yaitu audit yang bertujuan untuk
memberikan simpulan atas suatu hal yang diaudit. Yang termasuk
dalam kategori ini adalah audit investigatif, audit terhadap masalah
yang menjadi fokus perhatian pimpinan organisasi dan audit yang
bersifat khas.
Menurut Rai (2008:31), audit kinerja, meliputi audit ekonomi,
efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya merupakan perluasan dari audit
keuangan

dalam

kinerja memfokuskan

hal

tujuan

dan

pemeriksaan

pada

prosedurnya.

Audit

tindakan-tindakan

dan

kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau
fungsi

yang

diaudit. Sedangkan

audit

dengan

tujuan

tertentu,

merupakan audit khusus di luar audit keuangan dan audit kinerja yang
bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit. Audit
dengan tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination),
reviu (review), atau prosedur yang disepakati (agrees-upon procedures).
Audit dengan tujuan tertentu mencakup audit atas hal-hal lain di bidang
keuangan, audit investigatif, dan audit atas sistem pengendalian
internal.
B. Profesionalisme
Dalam pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika
memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan
tugas sesuai dengan bidangnya melaksanakan suatu tugas atau profesi
dengan menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan
18

menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang telah
ditetapkan . Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa
kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual
yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu
profesi atau tidak (Lekatompessy, 2003 dalam Herawaty dan Susanto,
2009:15).
Menurut Tugiman (1996) dalam Asikin (2006:800), seseorang yang
profesional disamping mempunyai keahlian dan kecakapan teknis harus
mempunyai kesungguhan dan ketelitian bekerja, mengejar kepuasan orang
lain, keberanian menanggung risiko, ketekunan dan ketabahan hati,
integritas tinggi, konsistensi dan kesatuan pikiran, kata, dan perbuatan.
Menurut

Irwansyah

(2010)

dalam

Rosnidah

(2011:458),

profesionalisme dapat dicerminkan kedalam lima hal, yaitu pengabdian
pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi,
dan hubungan dengan sesama profesi.
1.

Pengabdian pada profesi
Pengabdian pada profesi merupakan suatu sikap yang teguh untuk
melakukan pekerjaan dengan menggunakan pengetahuan dan
kecakapan yang dimiliki walaupun imbalannya berkurang.

2.

Pemenuhan kewajiban sosialnya
Pemenuhan

kewajiban

sosial

merupakan

suatu

paradigma

mengenai pentingnya peranan sebuah profesi dan manfaat yang

19

didapat baik oleh masyarakat maupun kalangan profesional lainnya
karena adanya pekerjaan tersebut.
3.

Sikap kemandiriannya
Sikap kemandirian adalah suatu sikap dari seseorang yang
profesional

yang dapat membuat sebuah keputusan tanpa

dipengaruhi oleh pihak lain.
4.

Keyakinan terhadap peraturan profesi
Keyakinan

terhadap

peraturan

profesi

merupakan

suatu

kepercayaan bahwa yang paling berhak menilai pekerjaan dianggap
profesional atau tidaknya adalah rekan seprofesi atau yang
mempunyai kompetensi yang sama dalam bidang ilmu atau
pekerjaan tersebut.
5.

Kualitas hubungannya dengan sesama profesi
Kualitas hubungan dengan sesama profesi dapat terbentuk baik
melalui organisasi formal maupun dalam kelompok kolega sebagai
ide utama dalam melaksanakan pekerjaan.

Sikap profesionalisme internal auditor menurut Tugiman (1996)
dalam Asikin (2006:803) adalah:
1.

Kesesuaian dengan standar profesi

2.

Pengetahuan dan kecakapan

3.

Hubungan antar manusia dan komunikasi

4.

Pendidikan berkelanjutan

5.

Ketelitian professional

20

Dengan adanya sikap profesionalisme internal audit yang handal,
diharapkan dalam upaya mengambil langkah untuk mengantisipasi setiap
tindakan penyimpangan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang
dan mengungkapkannnya. Profesionalisme akan meningkat dengan
sendirinya seiring dengan perkembangan sikap mental seorang auditor
internal dalam melakukan pekerjaannya. Seorang auditor yang profesional
harus menjalankan tanggung jawab dan dedikasi terhadap profesinya
supaya ia akan dapat berkomitmen untuk menjalankan profesinya secara
baik.
C. Etika
Menurut Boynton et al., (2006:97) etika secara harfiah berasal dari
kata Yunani “Ethos” yang artinya sama persis dengan moralitas yaitu adat
kebiasaan yang baik, adat kebiasaan yang ini menjadi sistem nilai yang
berfungsi sebagai pedoman dan tolak ukur tingkah laku yang baik dan
buruk.
Maryani dan Ludigdo (2001) dalam Alim (2007:5) mendefinisikan
etika sebagai seperangkat aturan atau pedoman yang mengatur perilaku
manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang
dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau
profesi. Sedangkan Menurut

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang

Standar Audit

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) kode etik adalah pernyataan

21

tentang prinsip moral dan nilai yang digunakan oleh auditor sebagai pedoman
tingkah laku dalam melaksanakan tugas pengawasan.

Dasar yang melandasi penyusunan kode etik setiap profesi adalah
kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa yang diberikan oleh profesi.
Setiap profesi termasuk auditor yang menjual jasanya kepada masyarakat
memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Oleh karena
itu, profesi tersebut perlu mengatur dan menetapkan ukuran mutu yang
harus dicapai oleh auditornya. Aturan yang ditetapkan menyangkut aturan
perilaku, yang mengatur perilaku auditor sesuai dengan tuntutan profesi,
yang disebut dengan kode etik ( Pusdiklatwas BPKP, 2008).
Kode etik salah satu upaya dari suatu asosiasi profesi untuk menjaga
integritas profesi tersebut agar mampu menghadapi berbagai tekanan yang
dapat muncul dari dirinya atau pihak luar. Anggota profesi seharusnya
mentaati kode etik profesi sebagai wujud kontra profesi bagi masyarakat
dan kepercayaan yang diberikannya (Saryanti, 2012:2).
Maksud ditetapkan Kode Etik Auditor adalah memberikan pedoman
perilaku bagi auditor dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewajibannya.
Untuk itu disyaratkan, diberlakukan dan dipatuhinya aturan perilaku yang
menuntuk disiplin dari auditor APIP yang melebihi tuntutan peraturan
perundang-undangan berupa kode etik yang mengatur nilai-nilai dasar dan
pedoman perilaku, yang dalam pelaksanaannya memerlukan pertimbangan
yang seksama dari masing-masing auditor. Pelanggaran kode etik dapat
mengakibatkan auditor diberi peringatan, diberhentikan dari tugas audit

22

dan atau organisasi (Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor PER/04/M.PAN/03/2008). Kode etik menurut Standar Audit
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai berikut:

1. Integritas
Auditor harus memiliki kepribadian yang dilandasi oleh unsur jujur,
berani, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk membangun
kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan
yang andal.
2.

Obyektifitas
Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan profesional dalam
mengumpulkan, mengevaluasi, dan memproses data/informasi auditi.
Auditor APIP membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang
relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain
dalam mengambil keputusan.

3.

Kerahasiaan
Auditor harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang
diterimanya dan tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa
diotorisasi memadai, kecuali diharuskan oleh peraturan perundangundangan.

4.

Kompetensi
Auditor harus memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan
keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.

23

Sebagai seorang auditor, tuntutan kepercayaan masyarakat atas mutu
audit yang diberikan sangat tinggi, oleh karena itu etika merupakan hal
penting yang harus dimiliki oleh auditor internal dalam melakukan
tugasnya sebagai pemberi rekomendasi. Etika yang tinggi akan tercermin
pada sikap, tindakan dan perilaku oleh auditor itu sendiri. Auditor dengan
etika yang baik dalam memperoleh informasi pasti sesuai dengan standarstandar yang telah ditetapkan.
D. Pendidikan
Standar

umum

auditing

mengemukakan

bahwa

audit

harus

dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sehingga dalam melakukan
auditing diperlukan pendidikan formal. Tingkat pendidikan yang
memadai, akan mempermudah seorang auditor dalam menjalankan
profesinya dengan seefektif dan seefisien mungkin. Hal ini tentu akan
berpengaruh pada kinerja dimana dapat diindikasikan dari jumlah temuan
dan kualitas hasil pemeriksaannya (Prayanti dan Sujana, 2012:161).
Pendidikan pada penelitian ini adalah pendidikan jangka panjang atau
pendidikan formal yang didapat oleh seorang auditor. Menurut Peraturan
Menteri

Negara

Pendayagunaan

Aparatur

Negara

Nomor

PER/05/M.PAN/03/2008 tentang standar audit APIP, latar belakang
pendidikan pemeriksa adalah auditor Aparat Pemeriksa Intern Pemerintah
(APIP) minimal Strata satu (S-1) atau yang setara, untuk itu diperlukan
pengembangan teknik dan metodelogi pemeriksaan melalui pelatihan,

24

pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi secara periodik. Aturan tentang
tingkatan pendidikan formal minimal dan pelatihan yang diperlukan harus
dievaluasi secara periodik guna menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi unit yang dilayani oleh APIP. Auditor harus mempunyai
sertifikasi jabatan fungsional

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh komponen keahlian internal auditor terhadap pendeteksian dan pencegahan kecurangan (fraud) di inspektorat jendral kementerian perdagangan republik indonesia

4 52 171

Pengaruh Profesionalisme Dan Pengalaman Kerja Internal Auditor Terhadap Evektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan Melalui Motivasi Sebagai Variabel Intervening

2 8 174

PENGARUH AKUNTABILITAS AUDITOR, PENGALAMAN KERJA DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA Pengaruh Akuntabilitas, Pengalaman Kerja dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi (Studi

0 3 15

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderating (Studi

0 3 19

Kualitas Audit Intern pada Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Persepsi Tim Auditor dan Auditee).

0 1 17

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN ORIENTASI ETIKA TERHADAP KEPUTUSAN ETIS AUDITOR NEGARA DENGAN KOMITMEN PROFESIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 19

PENGARUH PENGALAMAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN DENGAN PROFESIONALISME AUDITOR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING - Perbanas Institutional Repository

0 0 22

PENGARUH PENGALAMAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN DENGAN PROFESIONALISME AUDITOR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

PENGARUH KOMPETENSI, OBYEKTIVITAS DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 1 28

PENGARUH PROFESIONALISME, PENGALAMAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA INTERNAL AUDITOR : KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING - Unika Repository

0 0 16