oleh asas kesenangan semata, maka
id
bersifat tidak logis, amoral, dan hanya memiliki satu tujuan semata: memuaskan kebutuhan-kebutuhan naluriah sesuai
dengan asas kesenangan tersebut Taniputera, 2005:44-45.
b. Ego
Unsur kepribadian ini timbul setelah terjadi kontak dengan dunia nyata luar yang realistis. Ia berfungsi untuk mengendalikan serta mengatur segenap tindakan
yang dilakukan dengan berlandaskan pada asas kenyataan. Dengan demikian,
ego
akan berlaku realistis, berpikir logis, serta merumuskan rencana-rencana tindakan bagi pemuasan kebutuhan-kebutuhan.
Ego
berfungsi untuk mengendalikan kesadaran dan melaksanakan sensor. Sebelumnya, seorang bayi hanya mampu menangis di kala
lapar atau mengalami ketidaknyamanan, tetapi ketika bayi tersebut telah tumbuh menjadi seorang anak, maka ia tidak lagi menangis pada saat lapar, ia akan berusaha
mencari makanan untuk memuaskan rasa laparnya Taniputera, 2005:45.
c. Superego
Superego
merupakan unsur moral atau hukum dari kepribadian manusia. Ia merupakan aspek moral dari seseorang yang menentukan benar dan salahnya
perbuatan yang dilakukan.
Superego
menampilkan hal-hal yang ideal khayalan dan bukannya rill nyata. Berbeda dengan
id
yang digerakkan oleh asas kesenangan,
superego
digerakkan oleh asas kesempurnaan.
Superego
terdiri dari nilai-nilai tradisional serta norma-norma ideal dalam masyarakat yang diajarkan oleh orang tua
terhadap anaknya. Fungsi
superego
adalah untuk menghambat dorongan-dorongan pemuasan yang berasal dari
id
Taniputera, 2005:46.
Dengan menggunakan teori psikologi sastra yang dikhususkan pada teori kepribadian, yang terbagi atas
Id, Ego, Superego
, maka peranan orang tua dalam novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan dapat dikaji melalui peran masing-masing tokoh Ibu dan Bapak, yang kemudian dapat menampilkan kepribadian kedua tokoh.
2.3 Tinjauan Pustaka
Penelitian novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, pertama diteliti oleh Astuti Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2013 dalam skripsinya dengan judul Citra Perempuan dalam Novel
Ibuk
Karya Iwan Setyawan Tinjauan Feminisme Sastra. Dalam penelitian ini Astuti menganalisis tokoh utama perempuan Ngatinah
pada novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan. Penelitian yang dilakukan Astuti ini menggambarkan tentang perempuan yang memiliki pribadi yang kuat dalam
menyikapi persoalan
kehidupan keluarganya.
Seorang perempuan
yang memperjuangkan pendidikan anak-anaknya, dan memiliki keinginan agar anak-
anaknya menjadi orang sukses, sekalipun dengan keterbatasan ekonomi. Pada penelitian ini Astuti mengungkapkan tiga citra perempuan dalam novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan. Pertama, citra perempuan dalam kehidupan rumah tangga, tergambar
lewat tokoh Ngatinah ibu sebagai seorang ibu rumah tangga ia selalu mengerjakan tanggung jawabnya, seperti memasak, mencuci, menyiapkan air mandi serta
menyiapkan makanan untuk keluarganya. Tokoh Ngatinah Ibu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Kedua, citra perempuan dalam
pendidikan, tergambar pada tekad Ngatinah Ibuk yang berusaha agar kelima
anaknya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin dan kelak menjadi orang yang berhasil memiliki masa depan yang lebih baik. Ibu juga selalu mengajarkan kelima
anaknya untuk saling membantun, dan bersabar dalam kesusahan. Ketiga, citra perempuan sebagai Istri yang setia. Kesetiaan salah satu elemen penting dalam
rumah tangga. Kesetiaan akan menumbuhkan rasa percaya dengan pasangan hidup kita. Istri yang setia selalu menemani suami dalam suka maupun duka, pahit ataupun
manis, sehat ataupun sakit, begitu pula sebaliknya. Kesetiaan tokoh Ngatinah ibu terhadap Bapak yang selalu menemani bapak ketika bapak mengalami sakit dan
sampai bapak menghembuskan nafas terakhir. Rahmatika Mahasiswa Universitas Negeri Medan, Fakultas Bahasa dan Seni,
2014 dalam skripsinya yang mengkaji tentang Nilai-nilai Moral dalam Novel
Ibuk
Karya Iwan Setyawan Tinjauan Sosiologi Sastra. Pada penelitian ini Rahmatika mencoba untuk mendeskripsikan nilai-nilai moral yang terdapat dalam novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa nilai yang terdapat dalam novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan adalah nilai kemanusiaan, nilai kasih sayang dan nilai kekeluargaan sedangkan nilai keadilan tidak ditemukan.
I Gusti Bagus Juliarta Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana, dalam Jurnalnya mengkaji tentang Wanita Tangguh
dalam Novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan. Dalam penelitian ini Juliarta mengkaji tentang kepribadian Tokoh Ibu, di dalam pengkajiannya Juliarta menggunakan
psikologi sastra. Dalam jurnal ini Juliarta menggambarkan sosok ibu yang tangguh dalam menghadapi persoalan kehidupan. Wanita tangguh adalah wanita yang
memiliki fisik dan psikis yang kuat, sukar dikalahkan, terkenal akan keberaniannya, kukuh, tetap pada pendirian, dan memiliki keterampilan dalam melakukan segala
aktivitas yang dilakoninya. Nurwakhid Muliyono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia,
2014 dalam Tesisnya yang berjudul, Analisis Penokohan dalam Novel
Ibuk
Karya Iwan Setyawan. Muliyono menganalisis bagaimana watak tokoh Tinah, pandangan
tokoh Ngatinah terhadap tokoh Sim serta, sebaliknya bagaimana watak tokoh Sim dan pandangan tokoh Sim. Pada penelitian ini Muliyono menggambarkan watak
tokoh Ngatinah yang memiliki perasaan halus. Pandangan tokoh Ngatinah terhadap tokoh Sim, Ngatinah merasa bahwa Sim hanya lelaki yang menggoda setiap wanita
termasuk dirinya. Watak tokoh Sim, tokoh Sim memiliki watak bertanggung jawab, menepati janjinya. Pandangan tokoh Sim terhadap tokoh lainnya, ketika Bayek lahir
bapak sangat senang, bangga karena telah memiliki keluarga yang sempurna, ia telah memiliki putri dan putra.
Helmi Nilasari Mahasiswa Universitas Jember Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Bahasa dan Seni, 2013, dalam skripsinya yang berjudul Tinjauan
Humaniora dalam Novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan. Dalam penelitiannya Helmi mengkaji unsur intrinsik yang terkandung dalam novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan yang meliputi tema, tokoh, serta konflik. Tokoh utama dalam novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan adalah Ngatinah Ibuk. Ibuk merupakan sosok wanita sederhana yang
sangat gigih memperjuangkan pendidikan yang layak untuk anak-anaknya. Hal ini juga sesuai dengan tema, perjuangan seorang Ibuk untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik untuk keluarganya. Hasil dari analisis aspek-aspek humaniora dalam novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan adalah cinta kasih, penderitaan, tanggung jawab, dan harapan. Cinta kasih yang terdapat dalam novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan adalah kasih sayang orang tua terhadap anaknya, kasih sayang suami kepada istrinya,
kemesraan antara anak dengan orang tua, pemujaan manusia kepada Tuhan. Dengan adanya cinta kasih dalam keluarga akan menjadikan keluarga lebih harmonis.
Penderitaan dalam novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan meliputi siksaan dan rasa sakit. Siksaan yang dialami Bapak berupa perasaan bimbang saat memikirkan kondisi
angkotnya yang sering mogok, padahal Bapak harus membayar SPP anaknya. Rasa sakit yang diderita Ibuk dikarenakan kecapekan dan sering telat makan sehingga Ibuk
menderita sakit mag. Penderitaan yang dialami menjadikan keluarga Ibuk selalu tabah dalam menghadapi cobaan hidup. Tanggung jawab yang tercermin dalam novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan berupa pengabdian anak terhadap orang tua yang telah membesarkannya, kesadaran orang tua untuk selalu menjaga dan melindungi
keluarganya, pengorbanan orang tua demi kesuksesan anak-anaknya, pengorbanan anak untuk membalas jasa orang tuanya. Tangung jawab orang tua terhadap anak dan
sebaliknya dapat membawa keluarga Ibuk menuju kebahagiaan. Harapan yang terdapat dalam novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan adalah harapan orang tua untuk melihat anaknya menjadi orang yang sukses dan kepercayaan seorang anak bahwa
doa Ibuk dapat mengantarkan mereka menuju kesuksesan. Dengan harapan yang tulus, Ibuk mampu membawa keluarganya menjadi lebih bahagia dengan kesuksesan
kelima anaknya. Helmi menyimpulkan analisis humaniora dalam novel
Ibuk
karya
Iwan Setyawan adalah tokoh utama yaitu Ibuk Ngatinah memiliki keterkaitan dengan tema dan konflik dalam memperjuangkan pendidikan anak-anaknya demi
kebahagiaan keluarganya. Cinta kasih, penderitaan, tanggung jawab, dan harapan yang dilalui secara bersama-sama oleh keluarga Ibuk membuahkan hasil ketika anak-
anaknya menjadi orang yang sukses. Mustakim Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah,
FKIP Untan, Pontianak, mengkaji tentang Campur Kode dalam novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan. Pada penelitiannya Mustakim mencoba mengkaji bagaimana
wujud, fungsi, dan faktor penyebab terjadinya campur kode yang terdapat dalam novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan. Dalam penelitiannya Mustakim menyatakan bahwa campur kode itu dapat berupa pencampuran serpihan kata, frasa, dan klausa suatu
bahasa di dalam bahasa lain yang digunakan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suwito Wibowo, 2006 yang menjelaskan bahwa berdasarkan unsur-unsur bahasa
yang terlibat dalam di dalamnya, campur kode dapat di bedakan beberapa macam, yaitu penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata, penyisipan unsur-unsur yang
berwujud frasa, penyisipan unsur-unsur yang berwujud baster, penyisipan unsur- unsur yang berwujud kata ulang, penyisipan unsur-unsur yang berwujud ungkapan
atau idiom, dan penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa. Mustakim menyatakan bahwa fungsi campur kode dalam novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan adalah sebagai perulangan, penyisip kalimat, sebagai fungsi spesifikasi lawan tutur,
dan unsur mengklasifikasi isi pesan. Adapun faktor penyebab terjadinya campur dalam novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan karena: membicarakan mengenai topik
tertentu, mempertegas sesuatu, pengisi dan penyambung kalimat, perulangan untuk mengklarifikasi, bermaksud untuk mengklarifikasi isi pembicaraan kepada lawan
bicara, menunjukkan identitas suatu kelompok, memperhalus atau mempertegas permintaan atau perintah, kebutuhan leksikal dan keefesiensian suatu pembicaraan.
Wujud campur kode didominasi oleh wujud kata, fungsi yang mendominasi adalah fungsi spesifikasi lawan tutur serta faktor yang mendominasi adalah faktor kebutuhan
leksikal.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Menurut Taylor dan Bogdan, dalam Suyanto dan Sutinah, 2005:166 penelitian
kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari
orang-orang yang diteliti. Metode kualitatif yang lebih menekankan pada aspek pemahaman, pengamatan secara mendalam terhadap novel
Ibuk
karya Iwan Setyawan. Metode kualitatif juga digunakan untuk mengungkap sesuatu di balik
fenomena yang sedikitpun belum diketahui. Selain metode kualitatif penulis juga menggunakan metode hermeneutik dan heuristik. Menurut Pradopo dalam Tantawi,
2014:101 metode heuristik adalah pembacaan karya sastra berdasarkan struktur bahasanya sedangkan hermeneutik pembacaan karya sastra berdasarkan konvensi
sastra. Pada metode heuristik dilakukan dengan cara membaca, memahami novel
yang menjadi objek utama primer kajian ini. Novel di pahami berdasarkan konvensi bahasa-bahasa yang digunakan oleh pengarang sebagai media untuk menyampaikan
pesan kepada pembaca sedangkan hermeneutik yaitu membaca novel objek kajian dengan cara memahami konvensi-konvensi yang berlaku terhadap sebuah karya
sastra, terutama konvensi sastra dan budaya. Konvensi sastra yang menyangkut kepada tema, alur, gaya bahasa, dan tokoh. Sedangkan konvensi budaya yang