Strategi Pengembangan Pariwisata Pantai Muara Indah Gunungsitoli (Studi Pada Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga Kota Gunungsitoli -Nias)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang terdiri dari lima pulau besar,

  diantara nya Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Dan selain itu juga terdapat beribu pulau kecil yang terbentang dari Sabang sampai Marauke yang memiliki sumber daya alam yang melimpah serta memiliki keanekaragaman bahasa, suku, agama, adat istiadat, dan budaya. Selain memiliki sumber daya alam yang melimpah secara geografis Indonesia terletak cukup strategis yaitu berada di titik silang lalu lintas dan perdagangan dunia. Keanekaragaman serta kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia tersebut menjadi satu kesatuan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  Melihat pada fakta tersebut diatas , seharus Indonesia mampu menjadi Negara yang maju dan mampu membawa rakyatnya hidup dalam kesejahteraan. Kekayaaan alam yang dimiliki Indonesia sangat melimpah. Apabila dapat dikelola dengan baik , hal ini dapat berpotensi besar dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan begitu masyarakat akan hidup dalam taraf yang baik, dan mampu bersaing dengan dunia luar. Selain itu, masyarakat tidak akan tergantung kepada Negara dalam hal ini adalah pemerintah.

  Selain memiliki kekayaan Sumber Daya Alam yang melimpah, Indonesia juga memiliki banyak tempat yang berpotensi besar untuk dijadikan objek wisata menarik dan dapat mendatangkan keuntungan bagi Negara. Tempat- tempat tersebut menyimpan banyak sejarah bangsa yang mampu menarik perhatian wisatawan asing maupun lokal. Sektor pariwisata memberikan dukungan ekonomi yang kuat terhadap suatu wilayah. Industri ini dapat menghasilkan pendapatan besar bagi ekonomi local. Namun kegiatan pariwisata bersifat musiman juga, yang dapat menghasilkan tingginya tingkat pengangguran pada waktu-waktu tertentu.

  Sektor pariwisata merupakan salah satu potensi produktif yang sampai saat ini terus dikembangkan sebagai sumber pendapatan. Karakteristik alam dan tata nilai kehidupan masyarakat sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai potensi wisata. Sektor pariwisata yang menjadi kebanggan Indonesia adalah banyaknya objek wisata pantai yang tersebar diseluruh Indonesia, yang memiliki keindahan alam, keunikan budaya dan memiliki daya tarik tersendiri untuk mendatangkan wisatawan, baik wisatawan local maupun wisatawan luar negri untuk berkunjung ke objek wisata pantai di Indonesia. Sector pariwisata ini harus dikelola oleh orang-orang yang ahli dalam kepariwisataan, sehingga para ahli tersebut dapat menggali potensi objek wisata pantai sehingga mendatangkan keuntungan dan pendapatan yang besar bagi Negara.

  Bahwa dalam suatu pembangunan kepariwisataan harus mempertimbangkan berdasarkan kewilayahan, pengembangan produk wisata lokal, pengembangan segmentasi yang berdasarkan potensi dan spesifikasi produk khusus.Kepulauan Nias merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) favorit bagi wisatawan baik domestik maupun luar negeri, terutama bagi penggemar wisata surfing yang sudah melegenda, atau pencinta eksotisme pantainya yang mempesona, maupun atraksi budaya dan seni tradisional yang selalu mengundang decak kagum setiap pengunjungnya.

  Pulau Nias adalah sebuah Pulau yang terdapat di barat Pulau Sumatera dan di kelilingi oleh beberapa pulau yang lebih kecil, diantara 27 pulau yang mengelilinya tersebut hanya sekitar 11 pulau saja yang sudah berpenghuni termasuk Pulau Nias sebagai pulau terbesar dan memiliki populasi penduduk yang tinggi. Pulau ini memiliki keindahan alam yang menawan serta adat istiadat yang masih terjaga dengan baik yang bertahan sejak jaman batu kuno dahulu. Luas Pulau Nias sekitar 5.000 km² dan terdiri dari empat kabupaten dan satu kota yakni Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara, dan Kota Gunungsitoli. Gunung Sitoli adalah ibukota Pulau Nias dan menjadi segala pusat kegiatan dan kebutuhan Pulau Nias. Nias memiliki sekitar 650 desa, desa-desa tersebut di pimpin oleh kepala desa yang juga memimpin dewan sesepuh. Desa-desa adat di Nias terkenal akan penataan arsitekur, lanskap maupun bangunannya yang unik mencerminkan desa setempat.

  Pasca pemekaran Kabupaten Nias menjadi 4 (empat) Kabupaten dan 1 Kota, konsentrasi kunjungan wisatawan sudah terfokus pada daerah tujuan wisata yang telah masuk dalam teritorial masing-masing daerah otonom. Seperti halnya Pantai Sorake dan Lagundri, serta Perkampungan Tradisional Bawomataluo yang sekarang sedang dalam proses menjadi desa warisan dunia oleh UNESCO di Kabupaten Nias Selatan, atau Pulau Asu yang dikenal sebagai “Paradise on the Earth” (Surga Dunia) di Kabupaten Nias Barat yang dulunya berada dalam wilayah Kabupaten Nias.

  Kota Gunungsitoli yang memiliki posisi strategis sebagai Pintu Gerbang menuju ke-empat Kabupaten lainnya di Pulau Nias karena dua jalur transportasi vital yakni Bandar Udara Binaka dan Pelabuhan Angin berada dalam wilayahnya, namun posisi strategis terebut tidaklah mampu dimaksimalkan dalam hal meraup jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Tabel 1.1 : Perbandingan Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik

  

ke Gunungsitoli dan Nias Selatan

Tahun Mancanegara Domestik Gunungsitoli Nias Selatan Gunungsitoli Nias Selatan

  2009 151 orang 6.889 orang 22.598 orang 18.078 orang 2010 174 orang 440 orang 22.652 orang 14.442 orang 2011 182 orang 1.250 orang 22.894 orang 14.475 orang

  Sumber

  

  Dari data di atas jelas terlihat kesenjangan kunjungan wisatawan (terutama mancanegara) antara Kota Gunungsitoli dan Kabupaten Nias Selatan. Sangat disayangkan karena hingga saat ini Kota Gunungsitoli masih belum mampu mengokohkan posisinya sebagai pintu gerbang wisata dan memaksimalkan usahanya dalam menjaring para wisatawan mancanegara ini. Seandainya Kota Gunungsitoli mampu berbenah dan menangkap peluang ini maka secara otomatis Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pendapatan masyarakat Kota Gunungsitoli akan terdongkrak.

  Dalam upaya menjaring wisatawan ke Kota Gunungsitoli, perlu adanya upaya ekstra keras dan berani tampil beda dalam memunculkan hal-hal yang baru dengan memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang sudah ada. Muara Indah adalah satu kawasan objek wisata pantai yang juga berada dalam wilayah Kota Gunungsitoli, Kepulauan Nias, berjarak kurang lebih 16 km dari kota Gunung Sitoli

Gambar 1.1 Letak peta lokasi panti muara indah

  Letak Peta: Kabupaten-Kota:

   Objek wisata Pantai Muara Indah letaknya berada di muara sungai sehingga pertemuan antara air sungai dengan air laut menciptakan eksotisme yang sanggat menggoda, dikelilingi hutan bakau yang asri, dan memiliki laguna dimana terdapat berbagai macam biota laut yang menghuni laguna tersebut sehingga para wisatawan menjadikan kawasan ini sebagai spot pemancingan secara bebas. Tempat ini juga sangat ramai dikunjungi masyarakat terutama pada hari-hari libur dan disaat akhir pekan untuk menikmati berbagai jenis makanan hasil tangkapan dari laut seperti ikan gerapu, cumi-cumi, udang, kepiting Bakau, dan berbagai jenis makanan laut lainnya.

  Para wisatawan/turis menikmati hidangan seraya menikmati keindahan panorama alam di komplek Muara Indah dengan berbagai fasilitas wisata bahari. Selain itu tempat ini kerap dijadikan sebagai tempat pelaksanaan berbagai kegiatan pagelaran kesenian maupun budaya serta acara seremonial, seperti camping ground, kebaktian padang Umumnya, Pantai Muara Indah ramai dikunjungi wisatawan pada hari libur/ hari besar lainnya. Sesuai dengan keterangan yang di peroleh penulis melalui wawancara dengan narasumber, Jumlah pengunjung wisatawan Muara Indah saat ini menurun dimana rata-rata pengunjung hanya 5-10 orang perhari. Ini dikarenakan sejak terjadinya pemekaran Kabupaten/Kota di Kepulauan Nias Provinsi Sumatera utara pada tahun 2009, kawasan ini menjadi perebutan status antara milik Kabupaten Nias atau milik Kota Gunungsitoli. Sekarang ini status Muara Indah sudah menjadi hak milik Pemerintahan Kota Gunungsitoli yang di kelola oleh Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga. Dikarenakan telah terjadinya pemakaran dikepulauan Nias, maka setiap Kabupaten berolmba dalam meningkatkan dan memasarkan kualitas industry pariwisata masing-masing daerah. Salah satu hal ini juga yang menyebabkan pengunjung wisatawan Muara Indah menurun.

  Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Sarana dan Prasarana di Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Gunungsitoli. Bahwa potensi wisata yang dimiliki Pemerintah Kota Gunungsitoli belum dikelola secara maksimal oleh pemerintah setempat. Padahal jika mampun dikelola dengan baik maka akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. Menurutnya, ini diakibatkan koordinasi antardinas yang masih lemah. Semestinya Dinas Pekerja Umum (PU) dan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (DISPARBUDPORA) melakukan koordinasi untuk pengembangan objek wisata. Dalam proses pengembangan objek wisata Pantai Muara Indah ini memiliki beberapa kendala, salah satu nya minimnya sarana dan prasarana fasilitas public maupun fasilitas pariwisata yang memadai dikarenakan Pemerintah Kota Gunungsitoli mengalami kekurangan dana, dimana pemerintah telah membuat maket/desain pembangunan objek wisata Pantai Muara Indah yang dalam perencanaan pembangunannya memerlukan dana yang sangat besar, Sehingga dengan situasi kondisi seperti sekarang ini diharapkan adanya investor yang mau menanamkan modal dalam pengembangan objek wisata Pantai Muara Indah dengan bekerja sama antar aparatur Pemerintahan dan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Gunugsitoli.

  Untuk meningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Gunungsitoli, khusunya dalam meningkatkan pariwisata diperlukan usaha-usaha dan membutuhkan strategi yang tepat guna. Strategi merupakan penentuan cara yang harus dilakukan agar memungkinkan memperoleh hasil yang optimal, efektif, dan dalam jangka waktu yang relatif singkat serta tepat menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

  Dalam sisi lain perencanaan dan pengelolaan objek pariwisata di Kota Gunungsitoli masih mengandalkan pada instansi pemerintah dan swasta, yang tentunya manfaat ekonomi lebih banyak dinikmati oleh pemerintah pusat dan swasta, sedangkan kondisi masyarakat sekitar obyek wisata sendiri, yang masih minus dari segi ekonominya, perlu ditingkatkan kesejahteraan hidupnya. Hal ini terjadi, karena pemerintah masih menganggap kesiapan sumber daya manusia masyarakat local belum mampu mengelola wisata alam secara mandiri dan professional, sehingga pemberdayaan masyarakat local terkesan masih bersifat kurang tercukupi. Semestinya pemerintah mengikut sertakan masyarakat local dalam industry wisata alam diawali dengan program pembinaan, penyuluhan, pendampingan, dan bimbingan pada masyarakat local. Peran serta masyarakat dapat berupa kesempatan usaha jsa wisata, serta partisipasi dalam perencanaan dan pengelolaannya.

  Dalam pengembangan daya tarik wisata diperlukan adanya dukungan publikasi dan promosi baik tingkat local, nasional, maupun internasional. Karena keberhasilan pengembangan maupun upaya peningkatan kualitas pariwisata tergantung pada keefektifan kegiatan promosi dan dibutuhkan adanya kegiatan pusat informasi wisata. Selain itu, keberhasilan pengingkatan kualitas objek daya tarik wisata sangat tergantung pada keseriusan pemerintah daerah serta kesadaran masyarakat. Keseriusan pemerintah daerah mulai dari perencanaan, pengembangan, dan pengendalian.

  Dengan adanya Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (DISPARBUDPORA) diharpakan dinas ini mampu menggali dan meningkatkan potensi serta kualitas yang dimiliki objek wisata di Kota Gunungsitoli. Dan diharapkan pulau nias ini dapat mengelola dengan baik objek wisata tersebut sehingga dapat mendatangkan pendapatan bagi kas daerah Kota Gunungsitoli.

  Setelah penulis melakukan observasi awal pada lokasi penelitian, ada beberapa permasalahan yang terjadi di Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Gunungsitoli dalam pengembangan Pariwisata Pantai Muara Indah, diantaranya.

  Pertama, kurangnya Sumber Daya Manusia yang berbasis kepariwisataan di

  Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (DISPARBUDPORA) Kota Gunungsitoli.

  Kedua, tidak adanya ketersediaan sarana dan prasarana dalam hal sistem

  informasi seperti website, untuk mempromosikan obyek pariwisata yang ada di Kota Gunungsitoli.

  Ketiga, kurangnya pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) di Dinas

  Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Gunungsitoli, untuk perkembangan pariwisata.

  Keempat, Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga di Kota

  Gunungsitoli, kurang kerjasama dengan masyarakat DARWIS ( Sadar Pariwisata), untuk mengadakan pertemuan baik secara formal maupun informal dengan tujuan mengembangkan pariwisata yang ada di Kota Gunungsitoli.

  

Kelima, Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Gunungsitoli

  telah membuat desain/maket pengembangan objek wisata Pantai Muara Indah dalam perencanaan pembangunannya membutuhkan dana yang begitu besar, kurangnya dana membuat proses perencanaan pembangunan Pantai Muara Indah terhambat.

  

Keenam, kurangnya pembinaan dan pengawasan secara berkala dilapangan oleh

  Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Gunungsitoli. Sehingga Pantai Muara Indah sangat sepi dari pengunjung. Biasanya ramai pada saat hari libur dan hari besar lainnya, namun pada hari biasa pengunjung diperkirakan rata-rata dalam seharinya 5-10 orang bahkan terkadang dalam sehari pengunjung tidak ada menurut pedagang yaitu bapak Helumbowo Zendrato yang berjualan di Pantai Muara Indah Kota Gunungsitoli.

  Bertik tolak dari latar belakang yang dikemukakan diatas , maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Strategi Pengembangan Pariwisata

  

Pantai Muara Indah ( Studi pada Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan

Olahraga Kota Gunungsitoli - Nias )”

  1.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengangkat rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

  1. Bagaimanakah Strategi Pengembangan Pariwisata Pantai Muara Indah yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Gunungsitoli - Nias 2. Bagaimanakah Analisis SWOT yang diteliti terhadap Strategi

Pengembangan Objek Pantai Muara Indah Kota Gunungsitoli – Nias

  1.3. Tujuan Penelitian

  Setiap penelitian yang dilakukan tentunya ingin mencapai suatu sasaran yang hendak dicapai atau suatu tujuan yang diharapkan untuk menghasilkan suatu hasil penelitian. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, adapun yang menjadi tujuan peneliti adalah sebagai berikut:

  1. Menggambarkan Strategi Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Gunungsitoli melalui dokumen strategi pengembangan yang telah dibuat dalam mengembangkan objek wisata Pantai Muara Indah.

  2. Menggambarkan Analisis SWOT terhadap situasi terkini (eksisting) tentang pengembangan objek wisata Pantai Muara Indah.

  1.4. Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Adapun yang menjadi manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

  1. Bagi penulis, bermanfaat untuk mengembangkan kemampuanmenulis karya ilmiah dalam menganalisa permasalahan di lapangan;

  2. Bagi instansi, penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi dan pengetahuan tentang startegi manajemen dinas pariwisata dalampengembangan objek wisata Pantai Muara Indah di Kota Gunungsitoli – Niasselain itu sebagai sumbangan pemikiran, saran dan sebagai bahanpertimbangan bagi Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemudan dan Olahraga Kota Gunungsitoli-Nias

  3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan akan mampu menyumbangkhasanah ilmiah dan kepustakaan baru dalam penelitian sosial.

  1.5. Kerangka Teori

  Untuk menerangkan suatu permasalahan yang terjadi dalam masyarakat maka diperlukan asumsi-asumsi, konsep ataupun proposisi-proposisi yang secara ilmiah telah diteliti untuk kemudian dihubungkan dengan konsep-konsep yang lainnya. Asumsi-asumsi, konsep ataupun proposisi-proposisi ini yang oleh Masri Singarimbun didefinisikan sebagai teori. Kerangka teori membantu peneliti dalam mengkonstruksi pemahaman terhadap realita yang ada dalam masyarakat yang akan diteliti.

1.5.1. Strategi

  Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "strategia" (Stratos : militer, dan ag : Pemimpin) yang diartikan sebagai "the art of the general" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mecapai tujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi,sosial-budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu pula bahwa strategi adalah suatu cara atau langkah-langkah yang harus ditempuh oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya dalam menentukan persaingan dengan para kompetitornya.

  Strategi secara umum adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang befokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Sedangkan secara khusus strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompensasi inti di dalam bisnis yang dilakukan, untuk mengetahui defenisi mengenai startegi lebih mendalam, berikut ini beberapa definisi yang menurut para ahli mengenai strategi :

  Menurut William F. Glueck Lawarance Jauch, strategi adalah : “ sebuah rencana yang disatukan, luas dan diintegrasi, yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan direncanakan untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi”.

  Menurut kamus Wikipedia : “ Starategi diartikan sebagai suatu perencanaan jangka panjang suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Hutabarat dan Huseini (2008) menyatakan bahwa definisi strategi dari aspek manajemen adalah : arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan”.

  Menurut Chandler dalam Freddy Ranguti (2001) “ Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep- konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi disusun”. Menurut Learned, Cristen, Andrews, dan Guth, dalam Freddy Ranguti (2001) “ Strategi merupakan alat untuk meciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu focus strategis adalah memutuskan apakah strategi itu harus ada ataupun tidak ada”

  Dapat disimpulkan bahwa dari definisi diatas tersebut memberikan penjelasan strategi merupakan suatu rencana permanen atau cara terbaik dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk sebuah kegiatan di dalamnnya termasuk formulasi tujuan dan kumpulan rencana kegiatan untuk memperoleh suatu keberhasilan. Hal ini mengidentifikasikan adanya upaya memperkuat daya saing pekerjaan kegiatan dalam mengelola organisasi dan mencegah pengaruh luar.

  Cara berfikir strategic yang terjadi pada intensitas dan tingkat kekompleksan yang semakin besar inilah yang kemudian memunculkan suatu kebutuhan akan adanya suatu pola atau model yang lebih terstruktur dan sistematis yang membantu para pembuat keputusan (decision Maker) untuk secara lebih sederhana dapat memandang dan menganalisis permasalahan serta merumuskan suatu strategi yang mampu memberikan hasil terbaik. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan istilah manajemen strateg

1.5.1.1. Ciri-ciri dan Manfaat Strategi

  Hasil akhir dari strategi adalah sebuah rencana yang diberlakukan oleh pimpinan sebuah organisasi yang mengacu kepada arah perjalanan sebuah organisasi dimasa yang akan datang. Dan kemudian sebuah strategi yang telah dirumuskan akan mengalami perubahan ketika sebuah organisasi akan mengalami perubahan lingkungan serta strategi yang telah dirumuskan tidak lagi sesuai dengan lingkungan yang ada. Untuk lebih jelas mengenai apa itu strategi, Pardede (2011:57-58) Memberikan beberapa ciri-ciri sebagai berikut ini.

1.5.1.1.1. Ciri – Ciri Strategi 2.

  Mempengaruhi setiap tingkat manajemen.

  Keputusan dari rangkaian kegiatan strategi akan mempengaruhi setiap tingkat manajemen strategi mulai dari manajemen tertinggi hingga manajaemen terendah dari organisasi. Namun pemberlakuan dari strategi tersebut menjadi tanggung jawab seorang manajemen tertinggi.

  3. Menimbulkan pengaruh dalam jangka panjang.

  Pembuatan putusan-putusan strategi dapat dibuat dalam waktu yang lebih singkat namun sebuah keputusan yang di buat dalam waktu singkat tersebut akan berpengaruh terhadap jangka panjang dari akivitas sebuah organisasi.

  4. Berwawasan masa depan.

  Putusan strategi dimaksudkan untuk pedoman pelaksanaan kegiatan dimasa yang akan datang oleh karenanya putusan strategi didasari oleh sebuah analisis yang menyangkut masa yang akan datang seperti peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dari organisasi.

  5. Mempengaruhi seluruh bagian organisasi.

  Bagian dari organisasi merupakan sebuah system yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Maka ketika putusan-putusan startegi mempengaruhi satu bidang maka secara otomatis akan mempengaruhi bidang yang lain. Tentunya besar kecilnya pengaruh tergantung kepada seberapa besar tingkat keterkaitan atau ketergantungan satu bidang dengan bidang lainnya.

  6. Berwawasan terbuka.

  Setiap kegiatan yang terjadi dalam sebuah organisasi tentu saja selalu dipengaruhi oleh berbagai hal yang terdapat di luar orgaisasi. Oleh karenanya keputusan strategi itu harus berwawasan terbuka karena dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di luar organisasi.

  7. Memberikan kerangka pengambilan putusan pada manajemen tingkat yang lebih rendah.

  Manajer tertinggi merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam berjalannya sebuah organisasi. Namun tidak jarang terjadi dalam pengambilan keputusan sehari-hari manajer tingkat yang lebih rendah harus membuat berbagai keputusan dalam kegiatannya oleh karena itu putusan strategi menjadi sebuah landasan kerangka berpikir dari manajer tingkat yang lebih rendah untuk mengambil sebuah keputusan sehingga

tidak bertentangan dengan manajer tertinggi dan arah tujuan organisasi.

8. Membutuhkan sumber daya.

  Sebuah keputusan strategi akan memerlukan penambahan sumber daya yang relevan untuk mendukung dan menjalankan strategi tersebut.

1.5.1.1.2. Manfaat Strategi

  Sebuah strategi dibuat dalam sebuah organisasi tentu saja memiliki manfaat untuk organisasi tersebut, baik itu menyangkut tentang bagaimana organisasi dapat berjalan, dapat berkembang menunjukkan pertumbuhan kearah yang positif, mampu bertahan bahkan mampu untuk menjadi sebuah sector organisasi yang unggul dibandingkan organisasi lainnya. Oleh karena itu Crown Dirgantaro (2001) memberikan beberapa manfaat dari strategi untuk memperjelas pernyataan diatas, seperti di bawah ini : 1.

  Sebagai sarana untuk mengkomunikasikan tujuan organisasi dan menentukan jalan mana yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan.

  2. Untuk meningkatkan keuntungan organisasi walaupun kenaikan keuntungan organisasi bukan secara otomatis dengan menerapkan strategi.

  3. Membantu mengidentifikasi, memprioritaskan dan mengeksploitasi peluang.

  4. Menyiapkan pandangan terhadap manajemen problem.

  5. Menggambarkan framework untuk meningkatkan koordinasi dan control terhadap aktivitas.

  6. Meminimumkan pengaruh dan perubahan.

  7. Memungkinkan keputusan utama untuk mendukung tujuan yang ditetapkan.

  8. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang efektif.

  9. Membantu perilaku yang lebih terintegrasi.

1.5.1.2. Tingkatan Strategi

  Strategi sebagai upaya untuk mencapai tujuan organisasi juga mengenal berbagai macam tingkatan strategi, strategi yang ada dalam organisasi itu sendiri terdiri dari dua macam yaitu strategi direncanakan (intended strategy) ataupun strategi yang tidak direncanakan (emergent strategy). Strategi yang direncakan adalah strategi yang telah dirumuskan sebelum dilakukan sebuah kegiatan, sedangkan strategi yang tidak direncakan adalah strategi yang muncul kemudian merupakan sebuah solusi terhadap perubahan-perubahan yang tidak diperkirakan pada saat dilakukan perencanaan.

  Dalam setiap organisasi terdapat empat tingkatan strategi (Pontas M Pardede,Op.Cit 317) :

  a) Enterprise Strategy atau Strategi Kemasyarakatan Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Strategi enterprise akan terlihat bagaimana relasi antara organisasi dan masyarakat luas, sejauh interaksi itu dilakukan akan dapat memberikan keuntungan bagi organisasi Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap kebutuhan masyarakat.

  b) Corporate Strategy atau Strategi Tingkat korporasi Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.

  Bagaimana misi itu dijalankan merupakan sebuah kunci utama dari srategi ini. Pada tingkatan ini keputusan-keputusan strategi dan perencanaan strategi yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.

c) Business Strategy atau Starategi Bisnis.

  

Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di

tengah masyarakat,serta dapat menciptakan suatu perbedaan dengan

organisasi lain. Yang mana hal tersebut dimaksudkan untuk dapat

memperoleh keuntungan-keuntungan menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.

d) Functional Strategy atau Strategi di tingkat Fungsional.

  

Strategi tingkat fungsional berbeda dengan strategi tingkat lainnya,

starategi ini bermanfaat bagi para anggota organisasi untuk mengarahkan

perilaku anggota organisasi sedemikian rupa sehingga strategi-strategi

digerakkan olehnya. Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk

menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu :

  a) Strategi functional ekonomi, yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.

  b)

Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen

yaiu planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, decision making, respresenting, dan integrating.

  c)

Startegi isu Stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan,

baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah

1.5.1.3. Perumusan Strategi

  Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.

  Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi, yaitu:

  1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.

  2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.

  3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.

  4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.

  5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.(Hariadi,2005).

1.5.1.4 Manajemen Strategi Manajemen Strategi berasal dari dua kata yakni kata manajemen dan strategi.

  Manajemen Strategi merupakan sebuah ilmu yang pada akhir abad ke-20 menjadi sangat terkenal dan popular. Bahkan dianggap sebagai kunci sukses bagi para manajer. Manajemen strategi merupakan semua aktivitas yang menyebabkan timbulnya perumusan sasaran-sasaran dari organisasi, pemilihan strategi dan sebuah evaluasi dari tindakan yang memungkinkan untuk tercapainya tujuan dari organisasi secara maksimal.

  Menurut Husein Umar (1999) : “Manajemen Strategi adalah seni dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing), evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategi antara fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan dimasa depan.

  Menurut Budi Santoso: “Manajemen Strategi adalah perencanaan berskala besar yang berorientasi pada jangka panjang (Visi) dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak, agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (Misi) dalam usaha menghasilkan sesuatau yang berkualitas yang diarahkan pada optimalisasi pencapian tujuan dan berbagai sasaran organisasi. Untuk memudahkan pemaham mengenai manajemen strategi Purnomo Setiawan memberikan visualisasi mengenai proses manajemen strategi seperti terlihat dibawah ini.

Tabel 1.2 : Proses Manajemen Strategi

  Menentukan Implementasi & Strategi

  Analisis Formulasi Pengendalian Menetapkan

  Lingkungan Strategi Policy Strategi Organisasi

  Target Mengukur

  • Tahunan Internal Menyiapkan

  VISI Mengevaluasi

  Eksternal memilih Alokasi MISI

  Reformance Mentetapkan Sumber Daya

FEED BACK

  Hunger dan Wheleen (2003:11) Dari gambar yang ditampilakan untuk mempermudah pemahaman maka akan dijelaskan satu persatu :

a. Analisis Lingkungan

  Analisis lingkungan merupakan proses awal dari manajemen strategi. Analisi lingkungan disini mencakup mengenai lingkungan Eksternal dan Lingkungan

  b. Menentukan dan menetapkan arah organisasi

  Dalam konteks pembahasan mentukan dan menetapkan arah tujuan organisasi akan membahas pertama yakni mengapa organisasi tersebut berdiri dan kemudian apa yang menjadi tujuan organisasi tersebut.

  c. Formulasi Strategi Formulasi strategi bermakna pada perumusan strategi-strategi yang ditempuh untuk mencapai tujuan yang telah dikemukakan sebelumnya.

  Kemudian dari berbagai strategi yang dirumuskan dilakukan pemilihan startegi yang relevan dengan keadaan organisasi.

  d. Implementasi Strategi Setelah sebuah strategi diformulasikan, strategi tersebut tentunya dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan nyata hal inilah yang disebut dengan implementasi strategi atau penerapan strategi dalam aktivitas organisasi.

  e. Pengendalian Strategi Pengendalian strategi bermakna kepada pemantauan dan pengevaluasian proses manajemen strategi, dengan maksud untuk memperbaiki dan memastikan bahwa system yang telah berfungsi sebagaimana semestinya.

  Setalah memahami makna dari strategi dan makna yang terkandung dalam manajemen strategi maka ada beberapa pembahasan yang akan lebih diperhatikan dalam strategi yakni mengenai formulasi strategi, Implementasi strategi dan evaluasi strategi.

1.5.1.4.1Formulasi Strategi

  Formulasi strategi adalah proses perumusan strategi yang akan dilaksanakan dalam sebuah organisasi. Formulasi strategi ini akan memberikan sebuah pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak sesuai dengan strategi yang telah dirumuskan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam bertindak dan mengambil keputusan yang berakibat terhadap kelangsungan dan perkembangan dari organisasi. Dalam sebuah perencanaan organisasi membutuhkan pertimbangan internal dan eksternal lingkungan dari organisasi yang mana untuk mempermudah analisis isu lingkungan internal dan eksternal organisasi diperlukan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah analisis yang memberikan gambaran mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang berpengaruh dalam organisasi. Dengan dilakukannya analisis ini akan memperoleh gambaran kearah mana organisasi akan dibawa dan hal- hal apa yang menjadi langkah-langkah untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

  Tujuan organisasi pada umumnya dituangkan dalam Visi, Misi dan Tujuan organisasi. Visi menunjukkan suatu keadaan atau tingkatan prestasi yang diinginkan atau diharapkan oleh organisasi yang akan terwujud pada satu titik waktu tertentu dimasa yang akan datang. Sedangkan misi merupakan sebuah penjelasan mengenai apa yang akan dilakukan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya. Misi ini akan membantu dalam hal memfokuskan organisasi lama pencapaian tujuan, mencegah terjadinya konflik dalam organisasi, memberikan dasar bagi pengalokasian sumber daya yang ada serta sebagai dasar untuk pengembangan organisasi.

  Dengan demikian tujuan organisasi dapat disimpulkan sebagai apa yang menjadi alasan organisasi tersebut berdiri serta menunjukkan apa yang akan dicapai dan diwujudkan oleh organisasi dengan mendirikan organisasi tersebut.

1.5.1.4.2. Implementasi Strategi

  Langkah selanjutnya setelah melakukan formulasi strategi yaitu implementasi strategi. Implementasi strategi adalah sebuah proses penerapan dari formulasi strategi ke objek yang sebenarnya dilapangan. Implementasi strategi merupakan hal yang sangat penting dari sebuah strategi karena sebaik apapun organisasi merumuskan sebuah strategi yang akan dilaksanakan tetapi saat pelaksanaannya tidak dilakukan dengan baik pula maka formulasi strategi hanya sebuah rumusan stratgei semata. Thomas V. Bonoma , mengemukakan ada empat hasil yang mungkin terjadi dari kombinasi antara formulasi strategi dengam implementasi keempat hasil tersebut yang dapat dilihat seperti visualisasi di bawah ini

Tabel 1.3 : Berbagai Kemungkinan Formulasi dan Implementasi Strategi

  Formulasi Strategi

BAIK BURUK

  SUCCES ROULETTE

  BAIK

  Implementasi Strategi

  TROUBLE FAILURE

  BURUK

  Thomas V. Bonoma (1996:102) Agar lebih jelas mengenal berbagai kemungkinan yang terjadi antara formulasi dan implementasi strategi diatas, maka berikut akan diterangkan satu demi satu.

  Keterangan gambar : 1.

  Success Apabila organisasi mampu memformulasikan strategi dengan baik serta mampu mengimplementasiakan dengan baik pula, maka output-nya dinamakan “Succes”, dimana hasil inilah yang paling diinginkan oleh organisasi.

  2. Roulette Merupakan suatu kondisi dimana formulasi strategi yang dilakukan kurang baik atau cenderung buruk, akan tetapi dengan usaha dan penyesuaian di sana-sini organisasi mampu untuk mengimplementasikannya dengan baik.

  3. Trouble Adapula situasi dimana strategi menjadi kacau karena strategi yang telah diformulasikan dengan baik tidak bisa diimplementasikan dengan baik pula

  4. Failure Situasi yang paling diinginkan karena strategi yang telah diinformulasikan dengan buruk juga diimplementasikan secara kurang baik.

  Dari gambar yang disajikan diatas tampaklah bahwa keberhasilan strategi tidak hanya ditentukan oleh sebuah formulasi strategi yang baik, tetapi pengaruh juga terhadap bagaimana organisasi dan mengimplementasikan formulasi strategi yang di buat.

1.5.1.4.3. Evaluasi Strategi

  Evaluasi (evaluating) adalah proses penilaian akan efektifitas strategi yang telah diterapkan terhadap hasil yang diperoleh apakah sesuai dengan apa yang diharapkan atau tidak. Apabila dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa formulasi strategi dan implementasi strategi serta hasil yang diperoleh merupakan sebuah tujuan yang ingin dicapai telah sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi maka organisasi akan meninjau kembali letak kesalahan dari strategi tersebut apakah rumusan strategi yang bermasalah atau justru pada tahap implementasi yang salah. Data yang diperoleh dari hasil evaluasi tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program di masa mendatang.

  Dengan demikian, manajemen strategi ini menitik beratkan pada kegitan untuk memantau dan mengevaluasi peluang dan kendala lingkungan, disamping memahami kekuatan dan kelemahan organisasi. Kegiatan formulasi, implementasi dan evaluasi strategi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang kuat untuk mewujudkan tujuan organisasi.

1.5.1.5. Analisis SWOT

  Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi atas keadaan kekuataan, kelemahan, peluang dan tantangan yang akan dihadapi oleh perusahaan. Analisis SWOT digunakan untuk mengamati lingkungan dalam dan luar perusahaan sebelum mengeluarkan kebijakan bisnisnya. Dengan bantuan analisis SWOT, perusahaan dapat memperhitungkan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk bisa perusahaan justru dapat menciptakan pasar baru yang bisa dikuasai sepenuhnya oleh perusahan. Analisis SWOT terdiri atas: a)

  Strength, yaitu kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut dapat menguasai pasar yang dituju.

  b) Weakness, yaitu kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan yang bisa menurunkan kinerja perusahaan.

  c) Opportunity, yaitu peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan dalam menyusun strateginya untuk meningkatkan kemampuan perusahaan.

  d) Threats, ancaman-ancaman yang mungkin akan dihadapi oleh perusahaan dalam melakukan aktivitasnya

Tabel 1.4 : Matriks SWOT

  KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

  INTERNAL Strength Weakness Identifikasi Identifikasi

  EKSTERNAL Kekuatan Kelemahan PELUANG (O) SO: WO:

  

Opportunity Strategi yang menggunakan Strategi dibuat untuk

  kekuatan untuk mengatasi kelemahan menangkap kesempatan. dengan mengambil kesempatan. Identifikasi

  Kesempatan ANCAMAN (T) ST: WT:

  

Threats Strategi yang menggunakan Strategi yang bertujuan

  kekuatan untuk untuk meminimalkan menghindari ancaman kelemahan dengan Identifikasi menghindari ancaman.

  Ancaman Sri Agustinus Wahyudi (1996:105)

  a) Strategi SO (Strenght Oppurtunity), memperoleh keuntungan dari peluang yang tersedia dilingkungan eksternal.

  b) Strategi WO (weakness Oppurtunity), memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang lingkungan dari luar.

  c) Strategi ST (Strenght Threat), menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menghindari ancaman yang datang dari lingkungan luar.

  d) Strategi WT (Weakness Threat), memeperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman yang datang dari lingkungan luar.

  Hasil dari analisis SWOT ini akan memberikan sebuah arahan kearah mana organisasi akan memberikan rumusan strategi, impelementasi bahkan evaluasi yang dapat mendukung keunggulan organisasi dan kesempatan yang ada untuk perkembangan sebuah organisasi dan rumusan strategi yang dapat memperkecil kelemahan bahkan memprediksi ancaman dimasa depan serta menghasilkan cara- cara untuk mengantisipasinya. Dalam penelitian ini, menganalisis SWOT (

  Internal & Eksternal ) adalah sebagai berikut :

1.5.1.6 Analisis SWOT Sebagai Alat Strategi

  Analisis SWOT merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis strategi yang telah dibuat. Dalam menganalisis, analisis SWOT digunakan untuk membandingkan antara faktor eksternal dan faktor internal.

Tabel 1.5 : Diagram Silang Analisis SWOT

  Berbagai Peluang

  1. Mendukung Strategi Turn Around

  2. Mendukung Strategi Agresif Kelemahan Kekuatan Internal l

  3. Mendukung Stratgei Defensif

  4. Mendukung Startegi Diversifikasi Berbagai Ancaman

  (Sumber : Ranguti : 1997 :47 )

  a) Kuadran I : Mendukung Strategi SO

  Merupakan situasi yang sangat menguntungkan karena organisasi mempunyai berbagai peluang dan kekuatan internal sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy)

  b) Kuadran II : Mendukung Strategi WO

  Organisasi Mengahadapi peluang yang besar, dilain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Contoh strategi pada strategi turn around : integrasi horizontal melalui pembelian fasilitas persaingan, aliansi untuk memperkecil kelemahan internal organisasi yang memanfaatkan peluang-peluang eksternal. c) Kuadran III : Mendukung Strategi WT

  Organisasi berada dalam kondisi yang sangat tidak menguntungkan, menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal, organisasi harus melakukan strategi bertahan (defensive) agar organisasi tetap eksis, dengan melakukan berbagai pembenahan internal guna menghadapi ancaman yang akan datang. Contoh strategi

  defensive : meneger, mengurangi hutang dengan menjual salah satu divisi (divertasi) mengurangi biaya operasi dengan mengurangi pegawai (rasionalisasi).

  d) Kuadran IV : Mendukung Strategi ST

  Organisasi masih memiliki berbagai kekuatan internal, meskipun disisi lain menghadapi berbagai ancaman. Strategi yang harus dikembangkan adalah menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang dalam waktu jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi : penggunaan R&D (Rosearch &

  Development ) untuk menciptakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh organisasi pesaing (penghindaran kompetensi secara langsung).

1.5.2. Pembangunan

  Pengembanganadalah memajukan dan memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang telahadayang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan teknik, teoritis, konseptual, dan kualitas.Tujuannya menjadikan sesuatu tersebut menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, dimana pengembangan bisa terjadi karena adanya pembangunan. Maka dari itu , Pengertian pembangunan mungkin menjadi hal yang paling menarik untuk diperdebatkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu yang paling tepat mengartikan kata pembangunan. Sejauh ini serangkaian pemikiran tentang pembangunan telah berkembang, mulai dari perspektif sosiologi klasik (Durkheim, Weber, dan Marx), pandangan Marxis, modernisasi oleh Rostow, strukturalisme bersama modernisasi memperkaya ulasan pendahuluan pembangunan sosial, hingga pembangunan berkelanjutan. Namun, ada tema-tema pokok yang menjadi pesan di dalamnya. Dalam hal ini, pembangunan dapat diartikan sebagai `suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai

  Tema pertama adalah koordinasi, yang berimplikasi pada perlunya suatu kegiatan perencanaan seperti yang telah dibahas sebelumnya. Tema kedua adalah terciptanya alternatif yang lebih banyak secara sah. Hal ini dapat diartikan bahwa pembangunan hendaknya berorientasi kepada keberagaman dalam seluruh aspek kehidupan. Ada pun mekanismenya menuntut kepada terciptanya kelembagaan dan hukum yang terpercaya yang mampu berperan secara efisien, transparan, dan adil. Tema ketiga mencapai aspirasi yang paling manusiawi, yang berarti pembangunan harus berorientasi kepada pemecahan masalah dan pembinaan nilai-nilai moral dan etika umat.

  Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam :

  • Siagian

  memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”.

  • Ginanjar Kartasasmita memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”.
  • Rogers and Shoemaker Pembangunan ialah “ Suatu jenis perubahan social, dimana ide-ide baru di perkenalkan pada suatu system social untuk menghasilkan pendapatan perkapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modern dan organisasi social yang lebih baik. Pembangunan adalah modernisasi pada tingkat system nasional
  • Dissaynake Pembangunan “Sebagai proses perubahan social yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dari seluruh atau mayoritas masyarakat tanpa merusak lingkungan alam dan cultural tempat mereka berada dan
berusaha melibatkan sebanyak mungkin anggota masyarakat dalam usaha ini dan menjadikan mereka penentu dari tujuan mereka sendiri

   Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya pemikiran yang mengidentikkan pembangunan dengan perkembangan, pembangunan dengan modernisasi dan industrialisasi, bahkan pembangunan dengan 2westernisasi. Seluruh pemikiran tersebut didasarkan pada aspek perubahan, di mana pembangunan, perkembangan, dan modernisasi serta industrialisasi, secara keseluruhan mengandung unsur perubahan.

Dokumen yang terkait

Implementasi Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Toba Samosir (Studi pada Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir)

9 117 105

Strategi Pengembangan Pariwisata Pantai Muara Indah Gunungsitoli (Studi Pada Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga Kota Gunungsitoli -Nias)

6 110 189

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Nias

13 157 193

Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dalam Mengembangkan Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karo (Studi Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo)

10 152 135

Peranan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Organisasi (Studi Deskriptif tentang Peranan Komunikasi dalam Kepemimpinan Organisasi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga)

5 86 137

Usaha Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan Dalam Mempromosikan Pariwisata Di Kota Medan

8 112 58

Perencanaan Dan Pengembangan Pariwisata (Studi pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata,Pemuda dan Olahraga Kota Dumai)

32 241 124

UPAYA HUMAS PEMERINTAH DALAM MENGATASI KRISIS KEPERCAYAAN (Studi pada Humas Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan pasca kecelakaan beruntun di Pantai Klayar)

0 38 42

Membangun Database Pada Aplikasi Website Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Bandung

0 5 1

Kinerja Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Dalam Penyajian Informasi Pariwisata Di Kabupaten Subang Melalui Sistem Informasi Geografis (SIG)

1 11 1