Efek Hipnotik Ekstrak Etanol Kangkung (Ipomoea aquatica Forks.)Pada Mencit Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Fenobarbital.

(1)

iv

ABSTRAK

EFEK HIPNOTIK EKSTRAK ETANOL KANGKUNG (Ipomoea

aquatica FORSK.) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN

YANG DIINDUKSI FENOBARBITAL

Isept Setiawan, 2011, Pembimbing I : Dra. Endang Evacuasiany, MS., AFK., Apt, Pembimbing II : Jo Suherman, dr., MS., AIF.

Tanaman obat sering digunakan oleh masyarakat karena berbahan alami, relatif aman dan sedikit efek sampingnya. Tanaman obat yang banyak dimanfaatkan oleh orang Indonesia adalah tanaman kangkung yang berpotensi menimbulkan efek hipnotik yang digunakan untuk mengatasi gangguan tidur.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai apakah kangkung, memiliki efek hipnotik dengan parameter mula tidur dan lama tidur pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi fenobarbital.

Metode penelitian bersifat eksperimental sungguhan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Hewan uji berjumlah 30 ekor dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok ekstrak etanol kangkung 2000 mg/kg bb, 4000 mg/kg bb, 8000 mg/kg bb, pembanding (diazepam), dan kontrol negatif (suspensi CMC 1%). Data yang diukur adalah mula tidur dan lama tidur dalam menit. Analisis data menggunakan uji Anava satu arah dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dengan α=0.05, kemaknaan berdasarkan p 0.05, menggunakan program komputer.

Mula tidur tercepat adalah dosis 8000 mg/kg bb yaitu 17 menit diikuti dosis 4000 mg/kg bb dan 2000 mg/kg bb berturut-turut 24 menit dan 32,3 menit. Hasil mula tidur pada kelompok dosis 8000 mg/kg bb dan 4000 mg/kg bb berbeda signifikan dibandingkan kelompok suspensi CMC 1% masing-masing dengan p=0,001 dan 0,032. Lama tidur terpanjang adalah dosis 8000 mg/kg bb yaitu 211,5 menit diikuti dosis 4000 mg/kg bb dan 2000 mg/kg bb berturut-turut 197 menit dan 157,2 menit. Hasil lama tidur pada kelompok dosis 8000 mg/kg bb berbeda signifikan dibandingkan kelompok suspensi CMC 1% dengan p=0,020.

Kesimpulan penelitian kangkung mempercepat mula tidur dan memperpanjang lama tidur.


(2)

v ABSTRACT

HYPNOTIC EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF SWAMP CABBAGE (Ipomoea Aquatica FORSK.) IN MALE SWISS WEBSTER MICE INDUCED BY

PHENOBARBITAL

Isept Setiawan, 2011, Tutor I : Dra. Endang Evacuasiany, MS., AFK., Apt,

Tutor II : Jo Suherman, dr., MS, AIF.

Medicinal plants are often used by community because of all natural, safe and relatively few side effects. Medicinal plants commonly used by Indonesian are swamp cabbage as it potentially generates hypnotic effect and in overcoming the problem of sleep disorders.

The purpose of this study is to assess whether the swamp cabbage, have a hypnotic effect with the parameter of time to sleep and sleep duration in the Swiss Webster male mice induced phenobarbital.

The research method is real experimental using comparatively Completely Randomized Design. Thirty male mice were divided into 5 the group which is given ethanol extract of swamp cabbage 2000 mg /kg bw, 4000 mg /kg bw, 8000 mg /kg bw, comparator (diazepam), and controls (CMC 1% suspension). The measured data is time to sleep and sleep duration in minutes. Analysis of data using one-way test ANOVA followed by Tukey HSD test with α = 0.05, significance based on p 0.05,

using a computer program.

The fastest time to sleep is in the group given dose of 8000 mg /kg bw which was 17 minutes followed by the dose of 4000 mg /kg bw and the 2000 mg /kg bw are 24 minutes and 32.3 minutes, respectively. The sleep onset results is in the group given dose of 8000 mg/kg bw and 4000 mg/kg bw are differently significant compared to CMC 1% suspension group with p=0,001 and 0,032, respectively. The longest sleep duration is in the group given dose of 8000 mg /kg bw which is 211.5 minutes followed by the dose of 4000 mg /kg bw and 2000 mg /kg bw are 197 minutes and 157.2 minutes, respectively. The sleep duration results is in the group given dose of 8000 mg/kg bw is differently significant compared to CMC 1% suspension group with p=0,020.

The conclusion of this study is that the swamp cabbage hasten time to sleep and prolong sleep duration.

Key words : ethanol extract swamp cabbage, hypnotic, Phenobarbital, sleep onset, sleep duration


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL………...………...………...………... i

LEMBAR PERSETUJUAN………...………... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT………...… v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI………...………...………...……... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………...………... 1

1.2 Identifikasi Masalah………...………... 2

1.3 Maksud dan Tujuan...…...………. 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah………... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis………... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran……… 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian…….………... 4

1.6 Metodologi Penelitian…...……… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tidur... 5

2.1.1 Efek Fisiologi Tidur... 5

2.1.2 Stadium Tidur... 5


(4)

ix

2.1.2.2 Tidur REM / Tidur Paradoksal... 7

2.1.3 Distribusi Stadium Tidur... 7

2.1.4 Pusat Pengaturan Waspada dan Tidur... 8

2.1.4.1 Formatio Reticularis... 9

2.1.5 Teori Dasar Tidur... 10

2.2 Insomnia... 12

2.3 Hipnotik Sedatif... 13

2.3.1 Struktur kimia Benzodiazepin... 14

2.3.2 Farmakokinetik Benzodiazepin... 14

2.3.3 Farmakodinamik Benzodiazepin... 14

2.3.3.1 Mekanisme Kerja Benzodiazepin... 16

2.3.4 Efek Samping Benzodiazepin... 17

2.4 Barbiturat... 17

2.4.1 Struktur Kimiawi Barbiturat... 17

2.4.2 Klasifikasi Barbiturat... 18

2.4.3 Farmakokinetik Barbiturat... 18

2.4.4 Farmakodinamik Barbiturat... 18

2.4.4.1 Mekanisme Kerja Barbiturat... 19

2.4.5 Efek Samping Barbiturat... 20

2.5 Kangkung (Ipomoea aquatica FORSK.)... 20

2.5.1 Jenis dan morfologi... 21

2.5.2 Taksonomi kangkung... 22

2.5.3 Kandungan Kimiawi... 22

2.5.4 Indikasi dan Khasiat... 23

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Subjek, dan Waktu Penelitian... 24


(5)

x

3.1.2 Alat Penelitian………... 24

3.1.3 Subjek Penelitian... 3.1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian………. 25 25 3.2 Metode Penelitian... 25

3.2.1 Desain Penelitian... 25

3.2.2 Variabel Penelitian... 25

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel... 25

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel... 26

3.2.3 Besar Sampel Penelitian... 26

3.3 Prosedur Kerja... 3.3.1 Persiapan Bahan Uji... 3.3.2 Persiapan Hewan Coba... 27 27 27 3.3.3 Prosedur Penelitian………... 27

3.3.4 Metode Analisis... 3.4 Aspek Etik Penelitian... 28 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mula Tidur………….………... 30

4.2 Lama Tidur…...……….……… 33

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian………...….. 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………... 38

5.2 Saran……… 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

LAMPIRAN... 42


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Kandungan Kimiawi Dalam 100 gram Kangkung... 23 Tabel 4.1 Mula Tidur Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Kangkung,

Diazepam, dan CMC 1%... 30 Tabel 4.2 Hasil Uji Tukey HSD Mula Tidur Ekstrak Etanol Kangkung,

Diazepam, dan CMC 1%... 32 Tabel 4.3 Lama Tidur Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Kangkung,

Diazepam, dan CMC 1%... 33 Tabel 4.4 Hasil Uji Tukey HSD Lama Tidur Ekstrak Etanol Kangkung,


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Rekaman EEG Seseorang Saat Sadar Sampai Tertidur... 6

Gambar 2.2 Grafik Tidur dengan stadium tidur REM dan NREM... 8

Gambar 2.3 Potongan Medial Sagital Dari Otak... 9

Gambar 2.4 Struktur Kimia Diazepam... 14

Gambar 2.5 Mekanisme kerja benzodiazepin-GABA-saluran ion... 16

Gambar 2.6 Struktur Kimia fenobarbital... 17

Gambar 2.7 Kangkung... 20

Gambar 4.1 Mula Tidur Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Kangkung, Diazepam, dan CMC 1%... 31

Gambar 4.2Lama Tidur Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Kangkung, Diazepam, dan CMC 1%... 34


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Konversi Dosis... 42

Lampiran 2 Surat Keputusan... 43

Lampiran 3 Analisis Statistik Mula Tidur... 44

Lampiran 4 Analisis Statistik Lama Tidur... 47


(9)

42

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

Dosis Diazepam

Dosis Diazepam = 10 mg/manusia (70 kg)

Konversi untuk mencit dengan BB 20 g = 10 x 0,0026 = 0,026 mg/ 0,5 ml Konversi untuk mencit dengan BB 25 g = 25/20 x 0,026

= 0,0325 mg/ 0,5 ml

Dosis Fenobarbital

Dosis fenobarbital = 300 mg/manusia (70 kg) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979) Konversi untuk mencit dengan BB 20 g = 300 x 0,0026

= 0,78 mg/ 0,5 ml Konversi untuk mencit dengan BB 25 g = 25/20 x 0,0078

= 0,975 mg/ 0,5 ml = 0,000975 g/ 0,5 ml

Dosis Kangkung (Ipomoea aquatica FORSK.)

2320 kg kangkung (simplisia) dibuat ekstrak dihasilkan 51 g

Jadi dalam 1g ekstrak ~ 45,5 g simplisia kangkung 100 mg ekstrak ~ 4550 mg simplisia

Dosis Pertama : Dosis penelitian 2000 mg/kg bb (Ranu Anggara, 2009) Mencit 25 g = 50 mg/ 0.5 ml

Dosis Kedua : Dosis penelitian 4000 mg/kg bb (Ranu Anggara, 2009) Mencit 25 g = 100mg / 0.5 ml

Dosis Ketiga : Dosis penelitian 8000 mg/kg bb (Ranu Anggara, 2009) Mencit 25 g = 200 mg/ 0.5 ml


(10)

43


(11)

44

LAMPIRAN 3

Analisis Statistik Mula Tidur Oneway

De scriptiv es Onset of Action (Mula Tidur) dalam menit

6 32,333 11,1833 4,5656 20,597 44,070 20,0 51,0

6 24,000 12,2147 4,9866 11,181 36,819 10,0 38,0

6 17,000 2,7568 1,1255 14,107 19,893 13,0 21,0

6 39,500 7,2595 2,9637 31,882 47,118 31,0 51,0

6 24,167 5,6362 2,3010 18,252 30,081 18,0 32,0

30 27,400 11,1991 2,0447 23,218 31,582 10,0 51,0

Kangkung Dosis 2 mg/gBB Kangkung Dosis 4 mg/gBB Kangkung Dosis 8 mg/gBB CMC (Carboxy Methyl Cellulose) Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Te st of Homogene ity of Variance s

Onset of Action (Mula Tidur) dalam menit

4,381 4 25 ,008

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Onset of Action (Mula Tidur) dalam menit

1805,533 4 451,383 6,161 ,001

1831,667 25 73,267

3637,200 29 Between Groups

Within Groups Total

Sum of


(12)

45

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Onset of Action (Mula Tidur) dalam menit Tukey HSD

8,3333 4,9419 ,460 -6,180 22,847

15,3333* 4,9419 ,035 ,820 29,847

-7,1667 4,9419 ,603 -21,680 7,347

8,1667 4,9419 ,480 -6,347 22,680

-8,3333 4,9419 ,460 -22,847 6,180

7,0000 4,9419 ,623 -7,514 21,514

-15,5000* 4,9419 ,032 -30,014 -,986

-,1667 4,9419 1,000 -14,680 14,347

-15,3333* 4,9419 ,035 -29,847 -,820

-7,0000 4,9419 ,623 -21,514 7,514

-22,5000* 4,9419 ,001 -37,014 -7,986

-7,1667 4,9419 ,603 -21,680 7,347

7,1667 4,9419 ,603 -7,347 21,680

15,5000* 4,9419 ,032 ,986 30,014

22,5000* 4,9419 ,001 7,986 37,014

15,3333* 4,9419 ,035 ,820 29,847

-8,1667 4,9419 ,480 -22,680 6,347

,1667 4,9419 1,000 -14,347 14,680

7,1667 4,9419 ,603 -7,347 21,680

-15,3333* 4,9419 ,035 -29,847 -,820

(J) Pemberian Kangkung Dosis 1, 2, 3, CMC, dan Diazepam Kangkung Dosis 2 mg/gBB Kangkung Dosis 4 mg/gBB Kangkung Dosis 8 mg/gBB

CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB Kangkung Dosis 2 mg/gBB Kangkung Dosis 4 mg/gBB Kangkung Dosis 8 mg/gBB

CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB Kangkung Dosis 2 mg/gBB Kangkung Dosis 4 mg/gBB Kangkung Dosis 8 mg/gBB

CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB Kangkung Dosis 2 mg/gBB Kangkung Dosis 4 mg/gBB Kangkung Dosis 8 mg/gBB

CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB Kangkung Dosis 2 mg/gBB Kangkung Dosis 4 mg/gBB Kangkung Dosis 8 mg/gBB

CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB (I) Pemberian

Kangkung Dosis 1, 2, 3, CMC, dan Diazepam Kangkung Dosis 2 mg/gBB

Kangkung Dosis 4 mg/gBB

Kangkung Dosis 8 mg/gBB

CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.


(13)

46

Homogeneous Subsets

Onset of Action (Mula Tidur) dalam menit

Tukey HSDa

6 17,000

6 24,000 24,000

6 24,167 24,167

6 32,333 32,333

6 39,500

,603 ,460 ,603

Pemberian Kangkung Dosis 1, 2, 3, CMC, dan Diazepam Kangkung Dosis 8 mg/gBB

Kangkung Dosis 4 mg/gBB

Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB

Kangkung Dosis 2 mg/gBB

CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

Sig.

N 1 2 3

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.


(14)

47

LAMPIRAN 4

Analisis Statistik Lama Tidur Oneway

De scriptiv es

Duration of Action (Mula Tidur) dalam menit

6 157,167 27,4329 11,1995 128,378 185,956 111,0 186,0

6 197,000 43,9864 17,9574 150,839 243,161 129,0 248,0

6 211,500 40,5697 16,5625 168,925 254,075 150,0 252,0

6 139,667 28,9805 11,8312 109,254 170,080 106,0 175,0

6 224,833 41,3058 16,8630 181,486 268,181 183,0 291,0

30 186,033 47,6847 8,7060 168,228 203,839 106,0 291,0

Kangkung Dosis 2 mg/gBB Kangkung Dosis 4 mg/gBB Kangkung Dosis 8 mg/gBB CMC (Carboxy Methyl Cellulose) Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Te st of Homogene ity of Variance s

Duration of Action (Mula Tidur) dalam menit

,913 4 25 ,472

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Duration of Action (Mula Tidur) dalam menit

31544,467 4 7886,117 5,732 ,002

34396,500 25 1375,860 65940,967 29

Between Groups Within Groups Total

Sum of


(15)

48

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Dependent Variable: Duration of Action (Mula Tidur) dalam menit Tukey HSD

-39,8333 21,4154 ,364 -102,728 23,061

-54,3333 21,4154 ,114 -117,228 8,561

17,5000 21,4154 ,923 -45,394 80,394

-67,6667* 21,4154 ,031 -130,561 -4,772

39,8333 21,4154 ,364 -23,061 102,728

-14,5000 21,4154 ,960 -77,394 48,394

57,3333 21,4154 ,086 -5,561 120,228

-27,8333 21,4154 ,694 -90,728 35,061

54,3333 21,4154 ,114 -8,561 117,228

14,5000 21,4154 ,960 -48,394 77,394

71,8333* 21,4154 ,020 8,939 134,728

-13,3333 21,4154 ,970 -76,228 49,561

-17,5000 21,4154 ,923 -80,394 45,394

-57,3333 21,4154 ,086 -120,228 5,561

-71,8333* 21,4154 ,020 -134,728 -8,939

-85,1667* 21,4154 ,004 -148,061 -22,272

67,6667* 21,4154 ,031 4,772 130,561

27,8333 21,4154 ,694 -35,061 90,728

13,3333 21,4154 ,970 -49,561 76,228

85,1667* 21,4154 ,004 22,272 148,061

(J) Pemberian Kangkung Dosis 1, 2, 3, CMC, dan Diazepam Kangkung Dosis 2 mg/gBB Kangkung Dosis 4 mg/gBB Kangkung Dosis 8 mg/gBB

CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB Kangkung Dosis 2 mg/gBB Kangkung Dosis 4 mg/gBB Kangkung Dosis 8 mg/gBB

CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB Kangkung Dosis 2 mg/gBB Kangkung Dosis 4 mg/gBB Kangkung Dosis 8 mg/gBB

CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB Kangkung Dosis 2 mg/gBB Kangkung Dosis 4 mg/gBB Kangkung Dosis 8 mg/gBB

CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB Kangkung Dosis 2 mg/gBB Kangkung Dosis 4 mg/gBB Kangkung Dosis 8 mg/gBB

CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB (I) Pemberian

Kangkung Dosis 1, 2, 3, CMC, dan Diazepam Kangkung Dosis 2 mg/gBB

Kangkung Dosis 4 mg/gBB

Kangkung Dosis 8 mg/gBB

CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.


(16)

49

Homogeneous Subsets

Duration of Action (Mula Tidur) dalam menit

Tukey HSDa

6 139,667

6 157,167 157,167

6 197,000 197,000 197,000

6 211,500 211,500

6 224,833

,086 ,114 ,694

Pemberian Kangkung Dosis 1, 2, 3, CMC, dan Diazepam CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

Kangkung Dosis 2 mg/gBB

Kangkung Dosis 4 mg/gBB

Kangkung Dosis 8 mg/gBB

Diazepam Dosis 1.3 mg/kgBB

Sig.

N 1 2 3

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.


(17)

50

LAMPIRAN 5

Foto-foto Penelitian


(18)

53

RIWAYAT HIDUP

Nama : Isept Setiawan

NRP : 0810133

Tempat dan Tanggal Lahir : Sukabumi, 23 September 1989 Alamat : Jl. Veteran I no 54, Sukabumi Riwayat Pendidikan :

TK Immanuel Sukabumi, 1996 SD Yuwati Bhakti Sukabumi, 2001 SMP Yuwati Bhakti Sukabumi, 2004 SMA Mardiyuana Sukabumi, 2007

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung angkatan 2008-2012


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman obat sering digunakan oleh masyarakat karena berbahan alami, relatif aman dan sedikit efek sampingnya. Salah satu penggunaan tanaman obat adalah dalam mengatasi masalah gangguan tidur. Dari penelitian The Gallup Organization didapatkan 50% penduduk Amerika pernah mengalami sulit tidur. Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cenderung meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya (Rejeki Andayani Rahayu, 2006). Kaplan dan Sadock juga melaporkan kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut menderita gangguan tidur (Iskandar Japardi, 2002).

Tidur merupakan bagian penting dalam hidup, sama seperti makanan dan minuman, yaitu untuk menjaga kesehatan tubuh. Tidur membuat tubuh menjadi segar dan salah satu cara melepaskan kelelahan. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi (Iskandar Japardi, 2002).

Hal ini berbeda pada penderita insomnia karena gangguan tidur pada malam hari akan menyebabkan rasa mengantuk keesokan harinya. Mengantuk merupakan faktor risiko untuk terjadinya kecelakaan, jatuh, penurunan stamina dan secara ekonomi mengurangi produktivitas seseorang (Rejeki Andayani Rahayu, 2006).

Gangguan tidur (insomnia) adalah suatu masalah yang menjadi salah satu perhatian dunia saat ini. Pada tahun 2002, menurut National sleep foundation, 58% orang dewasa di U.S mengalami gejala-gejala insomnia pada beberapa hari dalam seminggu atau lebih (Wikipedia, 2011). Salah satu mengatasi keadaan insomnia yaitu dengan memakai obat tidur. Obat tidur yang umum digunakan adalah golongan barbiturat dan non barbiturat. Tetapi obat-obat ini dapat menyebabkan efek samping seperti ketergantungan psikis, efek depresi, lelah pada siang hari. Cara lain dengan menjaga sleep hygiene seperti tidur dan bangun


(20)

2

secara teratur, menghindari tidur pada siang hari, tidak mengonsumsi kafein pada malam hari, olahraga ringan sebelum tidur, tidak makan saat mau tidur (Iskandar Japardi, 2002).

Salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh orang Indonesia sebagai sayuran adalah tanaman kangkung. Tanaman ini berpotensi menimbulkan efek hipnotik (Hembing Wijaya Kusuma, 2002) sehingga perlu dilakukan uji farmakodinamik untuk membuktikan khasiat yang dimilikinya.

2.1 Identifikasi Masalah

1. Apakah ekstrak etanol kangkung (Ipomoea aquatica FORSK.) memiliki efek hipnotik dengan mempercepat mula tidur pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi fenobarbital.

2. Apakah ekstrak etanol kangkung (Ipomoea aquatica FORSK.) memiliki efek hipnotik dengan memperpanjang lama tidur pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi fenobarbital.

3.1 Maksud dan Tujuan

- Maksud penelitian

Untuk mengetahui pengaruh salah satu sayuran terhadap proses tidur - Tujuan penelitian

Menilai efek hipnotik ekstrak etanol kangkung (Ipomea aquatica FORSK.) dengan parameter mula tidur dan lama tidur pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi fenobarbital.


(21)

3

4.1 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

- Manfaat akademis

Mengembangkan ilmu farmakologi dibidang tanaman obat khususnya kangkung (Ipomoea aquatica FORSK.)

- Manfaat praktis

Kangkung diharapkan dapat digunakan masyarakat sebagai obat alternatif untuk mengatasi insomnia.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Tidur adalah suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan

dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton and Hall, 1997).

Fenobarbital dapat menginduksi tidur dengan berikatan pada reseptor GABAA

pada sisi pikrotoksin yang menyebabkan efek pada mula tidur dan lama tidur yang terlihat dalam hilangnya refleks pemulihan posisi tubuh (Jacob, 1996; Turner, 1965). Gama Amino Butiric Acid (GABA) adalah neurotransmiter inhibitorik utama di dalam sistem saraf pusat (Trevor and Way, 2002). GABA disekresikan oleh ujung saraf yang terdapat di medula spinalis, serebelum, ganglia basalis, dan sebagian besar korteks.

Salah satu tanaman obat untuk mengatasi gangguan tidur adalah kangkung (ipomoea aquatica FORSK.). Kandungan gizi dalam 100 gram kangkung diantaranya adalah 458,00 mg kalium dan 49,00 mg natrium (Widjayanti VN, 1998). Kalium dan natrium berikatan dengan bromida membentuk persenyawaan garam. Senyawa-senyawa ini bekerja sebagai obat tidur berdasarkan sifatnya yang menekan susunan saraf pusat (Ranu Anggara, 2009).

Garam bromida berikatan dengan reseptor GABAA, lalu saluran klorida

terbuka, terjadi peningkatan pemasukan ion klorida, sehingga menyebabkan hiperpolarisasi sel, sel sulit terdepolarisasi, dan sel saraf menurun eksitabilitasnya,


(22)

4

sehingga menyebabkan efek hipnotik (Drugs, 2011). Pemberian ekstrak etanol kangkung berefek hipnotik dengan memperkuat hambatan refleks pemulihan posisi tubuh pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi fenobarbital. Jadi, peneliti tertarik untuk melakukan salah satu uji farmakodinamik mengenai efek hipnotik dari kangkung dengan metode induksi fenobarbital.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Ekstrak etanol kangkung (Ipomoea aquatica FORSK.) memiliki efek hipnotik dengan mempercepat mula tidur pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi fenobarbital.

2. Ekstrak etanol kangkung (Ipomoea aquatica FORSK.) memiliki efek hipnotik dengan memperpanjang lama tidur pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi fenobarbital.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Data yang diukur mula tidur dan lama tidur dalam menit.

Analisis data menggunakan uji Anava satu arah dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dengan α=0.05, kemaknaan berdasarkan p ≤ 0.05, menggunakan program komputer.


(23)

38

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Ekstrak etanol kangkung (Ipomoea aquatica FORSK.) memiliki efek hipnotik dengan mempercepat mula tidur pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi fenobarbital.

Ekstrak etanol kangkung (Ipomoea aquatica FORSK.) memiliki efek hipnotik dengan memperpanjang lama tidur pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi fenobarbital.

5.2 Saran

Perlu dilakukan pengujian efek hipnotik sedatif ekstrak kangkung dengan menggunakan pelarut yang berbeda.

Sebaiknya dilakukan penelitian serupa dengan dosis yang lebih variatif dan rentang dosis yang lebih lebar untuk mengetahui dosis yang efektif dalam menimbulkan efek sedasi.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan zat-zat aktif yang terkandung di dalam ekstrak etanol kangkung, khususnya yang mempunyai efek hipnotik.

Sebaiknya dilakukan penelitian uji toksisitas dari kangkung, baik toksisitas akut, sub kronis maupun kronis dengan berbagai dosis. Uji toksisitas diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dosis maksimal yang aman, mengingat banyaknya obat tradisional yang berkhasiat namun memiliki toksisitas terhadap banyak organ terutama hepar, ginjal, otak dan saluran cerna.


(24)

39

DAFTAR PUSTAKA

Bartleby. 2011. Anatomy Of The Human Body.

http://www.bartleby.com/107/189.html. Diunduh 29 Oktober 2011.

Charney DS, Mihic SJ, Harris RA. 2003. Hipnotik dan Sedatif. Dalam Hardman JG, Gilman AG, Limbird LE: Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. 10th ed. Terjemahan Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB. Jakarta: EGC. h.386-410.

Drugs. 2011. K-BroVet Chewable Tablets.

http://www.drugs.com/vet/k-brovet-chewable-tablets.html. Diunduh 14 November 2011.

FitzGerald T., Gruener G., Mtui E. 2008. Electroencephalography. Clinical Neuroanatomy and Neuroscience, 5th ed. New York : Elsevier. p.289-94, 367-88.

Ganong, W.F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta :EGC. h. 187-197.

Gillin, J.C. and Byerley, W.F. 1990. The Diagnosis and Management of Insomnia. Medical Intelligence, 322(4): 239-48.

Guyton AC and Hall JE. 1997. Aktivitas Otak-Tidur; Gelombang Otak; Epilepsi; Psikosis. Dalam: Guyton AC and Hall JE: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. h.777-81.

Hembing Wijaya Kusuma. 1999. Penyembuhan dengan Tanaman Obat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Iskandar Japardi. 2002. Gangguan tidur.

http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi12.pdf. Diunduh 3 September 2010.

Jacob LS. 1996. Agents Acting on the Central Nervous System. In Jacob LS: Pharmacology. 4th ed. Philadelphia: Williams & Wilkins. p.49-64.

Jetlog. 2011. Sleep Stage.

http://www.jetlog.com/en/jetlog-sleep-stages.html. Diunduh 21 November 2011.

Kasahara. 1995. Medical Herb Index in Indonesia. Edisi kedua. Jakarta: PT Elsal Indonesia. h.240.


(25)

40

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan Percobaan Aplikatif: aplikasi kondisional bidang pertanaman, peternakan, perikanan, industri dan hayati. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. h.10-12.

Lily M Perry. 1980. Medical Plant of Cast and Southeast Asia. The MIT Press: Cambrige, Massachusetts, and London England. p.106.

Midian Sirait. 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta: Phyto Medika. h.57-8.

Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi 2. Jakarta: Widya Medika. h.89-95.

North Central State College. 2011. Sleep.

http://www.ncstatecollege.edu/Webpub/Blewis/Psy110chp4/supplementsleep1. html. Diunduh 21 November 2011.

Plantamor. 2008. Informasi spesies.

http://www.plantamor.com/index.php?plant=710. Diunduh 21 April 2011. Peter Duss. 1996. Diagnosis Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala.

Jakarta: EGC.

Ranu Anggara. Pengaruh Kangkung Darat (Ipomea reptans poir) Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit Balb/c: Karya Tulis Ilmiah. Semarang: Universitas Diponegoro. h.2.

Rejeki Andayani Rahayu. 2006. Gangguan Tidur pada Usia Lanjut. Dalam: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti Setiadi: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI.h.1350-6.

Schottelius BA, Schottelius DD. 1978. Electroencephalography. Textbook of Physiology. Saint Louis: The C.V. Mosby Company. p. 206-8.

Trevor AJ, Way WL. 2002. Obat Sedatif-Hipnotik. Dalam: Katzung BG: Basic & Clinical Pharmacology. 8th ed. Terjemahan Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta: Salemba Medika. h.25-53.

Turner RA. 1965. Depressants of the Central Nervous System. In Turner RA: Screening Methods in Pharmacology. New York: Academic Press. p.69-70. Vander AJ, Sherman JH, Luciano DS. 1990. Human Physiology : The Mechanism

of Body Function. 5th ed. New York: McGraw-Hill Publishing Company. p 705-9.


(26)

41

Widjayanti VN. 1998. Obat-obatan. Yogyakarta: kanisius. h.47. Wikipedia. 2011. Diazepam.

http://id.wikipedia.org/wiki/Diazepam. Diunduh 29 Oktober 2011. Wikipedia. 2011. Potassium Bromide.

http://en.wikipedia.org/wiki/Potassium_bromide. Diunduh 8 Januari 2011. Wikipedia. 2011. Insomnia. http://en.wikipedia.org/wiki/Insomnia. Diunduh 5

Januari 2011.

Wikipedia. 2011. Ipomoea aquatica.

http://en.wikipedia.org/wiki/Ipomoea_aquatica. Diunduh 21 April 2011.

Yudi Prawira Winata. 2009. Pengaruh Kangkung (Ipomoea aquatica) Terhadap Tekanan Darah Sistol Dan Diastol Pada Pria Dewasa: Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Fakultas Kedokteran Maranatha. h.29-30.


(1)

3

4.1 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

- Manfaat akademis

Mengembangkan ilmu farmakologi dibidang tanaman obat khususnya kangkung (Ipomoea aquatica FORSK.)

- Manfaat praktis

Kangkung diharapkan dapat digunakan masyarakat sebagai obat alternatif untuk mengatasi insomnia.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Tidur adalah suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton and Hall, 1997).

Fenobarbital dapat menginduksi tidur dengan berikatan pada reseptor GABAA pada sisi pikrotoksin yang menyebabkan efek pada mula tidur dan lama tidur yang terlihat dalam hilangnya refleks pemulihan posisi tubuh (Jacob, 1996; Turner, 1965). Gama Amino Butiric Acid (GABA) adalah neurotransmiter inhibitorik utama di dalam sistem saraf pusat (Trevor and Way, 2002). GABA disekresikan oleh ujung saraf yang terdapat di medula spinalis, serebelum, ganglia basalis, dan sebagian besar korteks.

Salah satu tanaman obat untuk mengatasi gangguan tidur adalah kangkung (ipomoea aquatica FORSK.). Kandungan gizi dalam 100 gram kangkung diantaranya adalah 458,00 mg kalium dan 49,00 mg natrium (Widjayanti VN, 1998). Kalium dan natrium berikatan dengan bromida membentuk persenyawaan garam. Senyawa-senyawa ini bekerja sebagai obat tidur berdasarkan sifatnya yang menekan susunan saraf pusat (Ranu Anggara, 2009).

Garam bromida berikatan dengan reseptor GABAA, lalu saluran klorida terbuka, terjadi peningkatan pemasukan ion klorida, sehingga menyebabkan hiperpolarisasi sel, sel sulit terdepolarisasi, dan sel saraf menurun eksitabilitasnya,


(2)

4

sehingga menyebabkan efek hipnotik (Drugs, 2011). Pemberian ekstrak etanol kangkung berefek hipnotik dengan memperkuat hambatan refleks pemulihan posisi tubuh pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi fenobarbital. Jadi, peneliti tertarik untuk melakukan salah satu uji farmakodinamik mengenai efek hipnotik dari kangkung dengan metode induksi fenobarbital.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Ekstrak etanol kangkung (Ipomoea aquatica FORSK.) memiliki efek hipnotik dengan mempercepat mula tidur pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi fenobarbital.

2. Ekstrak etanol kangkung (Ipomoea aquatica FORSK.) memiliki efek hipnotik dengan memperpanjang lama tidur pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi fenobarbital.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Data yang diukur mula tidur dan lama tidur dalam menit.

Analisis data menggunakan uji Anava satu arah dilanjutkan dengan uji Tukey

HSD dengan α=0.05, kemaknaan berdasarkan p ≤ 0.05, menggunakan program komputer.


(3)

38

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Ekstrak etanol kangkung (Ipomoea aquatica FORSK.) memiliki efek hipnotik dengan mempercepat mula tidur pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi fenobarbital.

Ekstrak etanol kangkung (Ipomoea aquatica FORSK.) memiliki efek hipnotik dengan memperpanjang lama tidur pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi fenobarbital.

5.2 Saran

Perlu dilakukan pengujian efek hipnotik sedatif ekstrak kangkung dengan menggunakan pelarut yang berbeda.

Sebaiknya dilakukan penelitian serupa dengan dosis yang lebih variatif dan rentang dosis yang lebih lebar untuk mengetahui dosis yang efektif dalam menimbulkan efek sedasi.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan zat-zat aktif yang terkandung di dalam ekstrak etanol kangkung, khususnya yang mempunyai efek hipnotik.

Sebaiknya dilakukan penelitian uji toksisitas dari kangkung, baik toksisitas akut, sub kronis maupun kronis dengan berbagai dosis. Uji toksisitas diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dosis maksimal yang aman, mengingat banyaknya obat tradisional yang berkhasiat namun memiliki toksisitas terhadap banyak organ terutama hepar, ginjal, otak dan saluran cerna.


(4)

39

DAFTAR PUSTAKA

Bartleby. 2011. Anatomy Of The Human Body.

http://www.bartleby.com/107/189.html. Diunduh 29 Oktober 2011.

Charney DS, Mihic SJ, Harris RA. 2003. Hipnotik dan Sedatif. Dalam Hardman JG, Gilman AG, Limbird LE: Goodman & Gilman’s The Pharmacological

Basis of Therapeutics. 10th ed. Terjemahan Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB. Jakarta: EGC. h.386-410.

Drugs. 2011. K-BroVet Chewable Tablets.

http://www.drugs.com/vet/k-brovet-chewable-tablets.html. Diunduh 14 November 2011.

FitzGerald T., Gruener G., Mtui E. 2008. Electroencephalography. Clinical Neuroanatomy and Neuroscience, 5th ed. New York : Elsevier. p.289-94, 367-88.

Ganong, W.F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta :EGC. h. 187-197.

Gillin, J.C. and Byerley, W.F. 1990. The Diagnosis and Management of Insomnia.

Medical Intelligence, 322(4): 239-48.

Guyton AC and Hall JE. 1997. Aktivitas Otak-Tidur; Gelombang Otak; Epilepsi; Psikosis. Dalam: Guyton AC and Hall JE: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. h.777-81.

Hembing Wijaya Kusuma. 1999. Penyembuhan dengan Tanaman Obat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Iskandar Japardi. 2002. Gangguan tidur.

http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi12.pdf. Diunduh 3 September 2010.

Jacob LS. 1996. Agents Acting on the Central Nervous System. In Jacob LS:

Pharmacology. 4th ed. Philadelphia: Williams & Wilkins. p.49-64. Jetlog. 2011. Sleep Stage.

http://www.jetlog.com/en/jetlog-sleep-stages.html. Diunduh 21 November 2011.

Kasahara. 1995. Medical Herb Index in Indonesia. Edisi kedua. Jakarta: PT Elsal Indonesia. h.240.


(5)

40

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan Percobaan Aplikatif: aplikasi kondisional bidang pertanaman, peternakan, perikanan, industri dan hayati. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. h.10-12.

Lily M Perry. 1980. Medical Plant of Cast and Southeast Asia. The MIT Press: Cambrige, Massachusetts, and London England. p.106.

Midian Sirait. 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian

Klinik. Jakarta: Phyto Medika. h.57-8.

Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi 2. Jakarta: Widya Medika. h.89-95.

North Central State College. 2011. Sleep.

http://www.ncstatecollege.edu/Webpub/Blewis/Psy110chp4/supplementsleep1. html. Diunduh 21 November 2011.

Plantamor. 2008. Informasi spesies.

http://www.plantamor.com/index.php?plant=710. Diunduh 21 April 2011. Peter Duss. 1996. Diagnosis Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala.

Jakarta: EGC.

Ranu Anggara. Pengaruh Kangkung Darat (Ipomea reptans poir) Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit Balb/c: Karya Tulis Ilmiah. Semarang: Universitas Diponegoro. h.2.

Rejeki Andayani Rahayu. 2006. Gangguan Tidur pada Usia Lanjut. Dalam: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti Setiadi: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI.h.1350-6.

Schottelius BA, Schottelius DD. 1978. Electroencephalography. Textbook of

Physiology. Saint Louis: The C.V. Mosby Company. p. 206-8.

Trevor AJ, Way WL. 2002. Obat Sedatif-Hipnotik. Dalam: Katzung BG: Basic &

Clinical Pharmacology. 8th ed. Terjemahan Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta: Salemba Medika. h.25-53.

Turner RA. 1965. Depressants of the Central Nervous System. In Turner RA:

Screening Methods in Pharmacology. New York: Academic Press. p.69-70.

Vander AJ, Sherman JH, Luciano DS. 1990. Human Physiology : The Mechanism

of Body Function. 5th ed. New York: McGraw-Hill Publishing Company. p 705-9.


(6)

41

Widjayanti VN. 1998. Obat-obatan. Yogyakarta: kanisius. h.47. Wikipedia. 2011. Diazepam.

http://id.wikipedia.org/wiki/Diazepam. Diunduh 29 Oktober 2011. Wikipedia. 2011. Potassium Bromide.

http://en.wikipedia.org/wiki/Potassium_bromide. Diunduh 8 Januari 2011. Wikipedia. 2011. Insomnia. http://en.wikipedia.org/wiki/Insomnia. Diunduh 5

Januari 2011.

Wikipedia. 2011. Ipomoea aquatica.

http://en.wikipedia.org/wiki/Ipomoea_aquatica. Diunduh 21 April 2011.

Yudi Prawira Winata. 2009. Pengaruh Kangkung (Ipomoea aquatica) Terhadap Tekanan Darah Sistol Dan Diastol Pada Pria Dewasa: Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Fakultas Kedokteran Maranatha. h.29-30.


Dokumen yang terkait

Uji Antimutagenik Ekstrak Etanol KulitBuah Rotan Jernang (Daemonoropsdraco) Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi Siklofosfamid

21 133 78

Efek ekstrak etanol kangkung air (Ipomoea Aquatica Forks) terhadap lamanya tidur (Sleeping Time) Mencit Jantan Dibandingkan Dengan Fenobarbital

0 55 87

EFEK HIPNOTIK EKSTRAK ETANOL HERBA KANGKUNG (Ipomoea aquatica Forsk ) PADA MENCIT PUTIH JANTAN EFEK HIPNOTIK EKSTRAK ETANOL HERBA KANGKUNG (Ipomoea aquatica Forsk ) PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN METODE DEPRESAN / POTENSIASI NARKOSE.

0 1 8

PENDAHULUAN EFEK HIPNOTIK EKSTRAK ETANOL HERBA KANGKUNG (Ipomoea aquatica Forsk ) PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN METODE DEPRESAN / POTENSIASI NARKOSE.

1 3 20

EFEK HIPNOTIK INFUSA HERBA KANGKUNG (Ipomoea Efek Hipnotik Infusa Herba Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk) Pada Mencit Putih Jantan Dengan Metode Depresan/Potensiasi Narkose.

0 1 16

PENDAHULUAN Efek Hipnotik Infusa Herba Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk) Pada Mencit Putih Jantan Dengan Metode Depresan/Potensiasi Narkose.

0 2 19

Efek Analgetik Ekstrak Etanol Gandarusa (Justicia gendarussa) Pada Mencit Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Rangsang Termis.

5 16 27

Efek Hipnotik Jamu Ekstrak Akar Valerian (Valeriana officinalis L.) Terhadap Pola Tidur Mencit Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Fenobarbital.

0 1 29

Efek Hipnotik Ekstrak Etanol Daging Buah Pala (Myristica fragrans Houtt.) Pada Mencit Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Fenobarbital.

4 12 34

Perbandingan Efek Hipnotik Sedatif Antara Dua Jamu terhadap Mencit Galur Swiss Webster Jantan yang Diinduksi Fenobarbital.

0 2 24