1. Pengertian Dasar - DRONE

  DRONE 1.

   Pengertian Dasar

  Drone merupakan pesawat tanpa pilot. Pesawat ini dikendalikan secara otomatis melalui program komputer yang dirancang, atau melalui kendali jarak jauh dari pilot yang terdapat di dataran atau di kendaraan lainnya. Awalnya UAV merupakan pesawat yang dikendalikan jarak jauh, namun sistem otomatis kini mulai banyak diterapkan.

  Drone, yang lebih dikenal Unmanned awalnya

  Aerial Vehicle (UAV) dikembangkan untuk kebutuhan militer.

  Menurut sejarahnya, ide pengembangan pesawat tanpa pilot sudah ada sejak 22 Agustus 1849. Waktu itu, Austria berusaha menyerang kota Venesia di Italia dengan menggunakan balon tak berawak yang penuh akan bahan peledak. Cara kerja drone sederhana ini tidak sepenuhnya berhasil. Beberapa balon mengenai sasaran, tetapi ada pula yang terjebak angin dan berubah arah. Perkembangan teknologi membuat drone juga mulai banyak diterapkan untuk kebutuhan sipil, terutama di bidang bisnis, industri dan logistik. Amazon memulai persaingan industri ini melalui peluncuran layanan Amazon Prime Air. Pengangkutan barang menjadi lebih cepat, lebih praktis, minim human error, dan mampu menjangkau lokasi terpencil. Bahkan pengadaan pesawat drone menjadi salah satu program yang akan diwujudkan oleh Presiden Jokowi sebagai salah satu alat untuk menjaga pertahanan,

  

keamanan, dan kedaulatan wilayah Republik Indonesia . Hal ini disampaikan beliau

saat debat presiden tahun lalu.

  Selanjutnya sesuai Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2015-2019 pada

  

Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi , salah satu

  tahapannya dilaksanakan melalui kegiatan Penumbuhan Industri Berbasis . Pengembangan teknologi dan produksi drone sangat tepat sekali

  Kedirgantaraan

  terkait rencana strategis tersebut, ditinjau dari aspek efisiensi pendanaan dan efektifitas pemanfaatannya.

  Di negara maju seperti Amerika Serikat atau Jepang, teknologi ini menjadi industri bagi end-user dalam waktu dekat. Pasar komersial drone telah siap diramaikan oleh para raksasa teknologi. Menurut Teal Group, perusahaan riset di bidang aerospace, pasar drone untuk bidang militer dan sipil di seluruh dunia diperkirakan mencapai $89 miliar untuk satu dekade berikutnya. Di bulan April 2014, Google juga menegaskan langkah mereka memasuki industri drone. Perusahaan mesin pencari terbesar di dunia ini mengakuisisi produsen drone Titan Aerospace. Titan telah menguji berbagai aplikasi drone, termasuk di bidang pengiriman data, pemantauan sawah, serta bantuan pencarian dan penyelamatan. Drone keluaran Titan dapat mengudara hingga mencapai lima tahun tanpa perlu mendarat atau mengisi ulang bahan bakar. Kemampuan produk drone Titan ini tepat dengan misi Google untuk menyebarkan layanan internet ke berbagai wilayah. Mengapa drone begitu menarik bagi para raksasa perusahaan teknologi? Seperti teknologi robotika lainnya, drone dapat meningkatkan produktivitas, menekan

  

biaya operasional , dan meminimumkan resiko keselamatan. Selain itu, drone juga

membuka peluang bisnis baru yang bisa saja baru teridentifikasi di masa depan.

  Hingga saat ini di dunia industri bisnis, drone telah diterapkan dalam berbagai layanan seperti:

   Pengawasan Infrastruktur Fisik (pabrik, pelabuhan, jaringan listrik, dsb.)

   Pengiriman Paket Barang  Pemadam Kebakaran Hutan  Eksplorasi Lokasi Tambang,

  Minyak/Mineral  Dll. Meski begitu, drone masih menuai banyak kritik dari berbagai kalangan. Salah satu masalah yang masih dikaji dalam penerapan drone adalah terkait lokasi ketinggian penerbangan. Drone berada pada level ketinggian yang sama dengan pesawat yang membuatnya berpotensi bertabrakan dengan pesawat saat mengudara. Solusi yang kini beredar adalah pembuat an “small drone” dimana hanya memiliki berat kurang dari 55 pon atau kurang dari 25 kg.

2. Jenis Drone Berdasarkan jenisnya, terdapat dua jenis drone, yaitu multicopter dan fixed wing.

  Fixed wing memiliki bentuk seperti pesawat terbang biasa yang dilengkapi sistem sayap. Tipe fix-winged memerlukan desain aerodinamika pada sayap dan badannya sehingga perancangannya cukup rumit. Sedangkan multicopter yaitu jenis drone yang memanfaatkan putaran baling-baling untuk terbang. Multicopter dibagi lagi menjadi dua yaitu single-rotor dan multi-rotor. Tipe single-rotor berbentuk seperti helikopter menggunakan baling-baling tunggal, sedangkan multi-rotor menggunakan 3 sampai 8 baling-baling. Keuntungan dari multicopter bisa terbang vertikal hingga 300 meter, sehingga cocok untuk pemetaan infrastruktur, lahan pertanian dan wilayah hutan. Multicopter dapat terbang selama 40 menit dengan area cover 100-400 hektare. Sedang untuk jenis fixed wing, meski bisa meliputi area yang jauh lebih luas dan terbang hingga 1,5 jam, drone ini tidak bisa terbang secara vertikal.

  Semakin canggih teknologi yang ditanam dalam suatu desainnya, semakin rumit pula cara kerja drone. Namun, kemudahan mengatur pesawat tanpa awak ini secara jarak jauh justru memberikan fleksibilitas bagi pengguna melakukan suatu misi di area tertentu atau tidak mudah dijangkau oleh manusia. Sebagai contoh saat melakukan tinjauan di area yang terkena bencana. Saat tim penyelamat masih kesulitan menjangkau tempat tersebut untuk melakukan penyusuran dan evakuasi, satu atau beberapa drone dapat dikirim untuk meninjau lokasi dan mengirimkan laporan dengan lebih cepat.

  Untuk memotret atau merekam gambar, drone lebih hemat biaya dan waktu jika dibandingkan dengan menggunakan helikopter, apalagi dengan satelit. Drone juga dapat diarahkan atau diprogram secara otomatis sesuai dengan kebutuhan. Evaluasi terhadap hasil yang dibidik pun dapat dilakukan dalam waktu cepat. Sifatnya pun bisa dikatakan real time.

  

Image Satelit (Kiri) & Image Drone (Kanan)

3. Drone Multi Rotor Tenaga Matahari

  Desain Drone Multi Rotor Tenaga Matahari ( DMRTM ) beranjak dari 3 prinsip penting, yaitu :

  1. Kelimpahan sinar matahari di wilayah nusantara untuk bisa terbang di angkasa

2. Mampu terbang dengan tinggi yang diharapkan 3.

  Tahan lama dalam pemakaian dan pemanfaatan Intinya drone bertenaga matahari mampu untuk terbang tanpa henti berbulan-bulan bahkan bertahun- tahun, dengan memanfaatkan sumberdaya alami karunia Tuhan YME yang diberikan ke wilayah Nusantara ini.

  Terkait dengan jenis drone, maka drone multi rotor dipilih sebagai awal pengembangan drone bertenaga matahari, dengan berbagai alasan berikut :

   Desain dan produksi lebih mudah  Biaya pengembangan lebih murah  Bahan relatif lebih mudah didapat

  Tahapan Pengembangan DMRTM TAHAP AKTIVITAS WAHANA PRODUK

  1 Riset & Desain Lab. & Lapangan Cetak Biru

  2 Manufaktur Workshop/Bengkel Prototipe

  3 Produksi Workshop/Bengkel Produk Jadi

  4 Komersial Pabrik Produk Jadi Massal

BIG DATA 1.

   Pengertian Dasar

  Awalnya Big Data adalah sebuah sistem teknologi yang diperkenalkan untuk menanggulangi 'ledakan informasi' seiring dengan semakin bertumbuhnya ekosistem pengguna perangkat mobile dan data internet. Pertumbuhan perangkat mobile dan data internet ternyata sangat mempengaruhi perkembangan volume dan jenis data yang terus meningkat secara signifikan di dunia maya.

  Berbagai jenis data, mulai data yang berupa teks, gambar atau foto, video hingga bentuk data-data lainnya membanjiri sistem komputasi. Tentunya hal ini perlu jalan keluar. Dan Big Data adalah solusi yang kerap digaungkan beberapa waktu belakangan ini, dan kemunculannya memang dianggap solusi dari fakta yang menunjukkan bahwa pertumbuhan data dari waktu ke waktu telah melampaui batas kemampuan media penyimpanan maupun sistem database yang ada saat ini.

  Sementara itu IBM di situs resminya mendefinisikan Big Data ke dalam tiga istilah yaitu volume , variety , dan velocity. Volume di sini berkaitan dengan ukuran media penyimpanan data yang sangat besar atau mungkin tak terbatas. Sementara variety berarti tipe atau jenis data yang dapat diakomodasi. Sedangkan velocity dapat diartikan sebagai kecepatan proses.

  Dengan begitu, Big Data dapat diasumsikan sebagai sebuah media penyimpanan data yang menawarkan ruang tak terbatas, serta kemampuan untuk mengakomodasi dan memproses berbagai jenis data dengan sangat cepat.

  Di sektor bisnis Big Data, Google bisa dikatakan sebagai pelopor. Perusahaan yang berbasis di Mountain View, California itu di tahun 2006 sempat memperkenalkan Google Bigtable. Bigtable merupakan sistem database berskala besar dan cepat yang digunakan Google untuk mengolah berbagai jenis data dari berbagai layanan, termasuk data dari layanan mesin pencari berbasis internet.

  Setelah Google, jejaring sosial milik Mar Zuckerberg, Facebook, pun menerapkan sistem database sejenis untuk menangani melonjaknya pengguna layanan mereka. Dengan teknologi Big Data, Facebook tak pernah kesulitan untuk menangani peredaran data yang melonjak drastis dalam enam tahun terakhir yang berasal dari 1 miliar pengguna jejaring sosial mereka. Kalau coba kita lihat contoh lainnya, saat ini perusahaan asuransi di Jepang mengumpulkan informasi tentang perilaku mengemudi kliennya dengan memonitor gps pada carnavi milik setiap klien. Dari pengumpulan informasi ini tidak hanya data tentang umur, jarak tempuh, jenis perizinan saja yang didapat, namun dengan mengetahui keadaan mengemudi setiap kliennya, perusahaan asuransi tersebut mampu menganalisis resiko setiap kliennya dan memastikan margin harga yang sesuai. Hal ini sama dengan ketika perusahaan kartu kredit menganalisis tempat pelanggan menggunakan kartu kredit dan penggunaan dengan smartphone sehingga dapat dideteksi apakah terjadi penyalahgunaan atau tidak. Berdasarkan Rencana Strategis Nasional Kementerian Perindustrian 2015-2019

  

mengenai Sasaran Strategis 11, disebutkan bahwa meningkatnya ketersediaan data

  sektor industri melalui Penyelenggaraan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS), bertujuan untuk menjamin ketersediaan, kualitas, kerahasiaan dan akses terhadap data dan/atau informasi, mempercepat pengumpulan, penyampaian/pengadaan, pengolahan/ pemrosesan, analisis, penyimpanan, dan penyajian, termasuk penyebarluasan data dan/atau informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu, dan mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi Industri Nasional yang meningkatkan efisiensi dan efektivitas, inovasi, dan pelayanan publik, dalam mendukung pembangunan Industri nasional. Jelas terlihat relevansi dan koherensi kebutuhan sebagai untuk

  Big Data alternatif riel dan futuristik mewujudkan terselenggaranya program SIINAS tersebut.

2. Pemanfaatan Big Data

  Pemanfaatan big data juga dapat diaplikasikan pada perusahaan infrastruktur maupun industri primer. Sebagai contoh dengan menggabungkan sensor yang dipasang di jalan raya dengan data yang dikumpulkan dari GPS yang telah terpasang pada mobil maka dapat diketahui kodisi kepadatan lalu lintas. Bahkan dengan menggabungkannya dengan sistem traffic light, dipastikan akan dapat mempercepat waktu tempuh suatu perjalanan sehingga mampu mengurangi pengeluaran gas CO2. Dalam industri primer yang dikatakan tertinggal dengan IT sekalipun dapat menjadi lebih efektif dalam segi operasionalnya. Sebagai contoh dengan pemasangan sensor cuaca pada ladang pertanian para pelaku industri primer dapat menggabungkan data cuaca dengan data penghasilan maupun kualitas produk yang dihasilkan sehinnga dapat dicari cara yang lebih efektif agar mampu meningkatkan kualitas produknya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih.. Hasil yang didapat dari pengaplikasian Big Data merupakan bentuk dari sebuah knowhow dan strategi bisnis. Yang semestinya menjadi PR yang perlu dipikirkan oleh para pelaku bisnis saat ini. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa big data memiliki wilayah aplikasi yang sangat luas. Penggunaan big data yang terbatas hanya pada bisnis web service dan SNS saja merupakan pemikiran yang tidak tepat. Penggunaan big data mampu membuat kita untuk melihat lagi apa saja data yang kita miliki, apakah ada data yang terlantar atau terabaikan, kemudian kita dapat mengoptimalkan sumber data yang kita miliki. Namun demikian, bukan berarti dengan menggunakan big data segalanya akan berjalan dengan baik. Meski telah menganalis data dan mengetahui barang yang akan dijual sekalipun, jika tidak didistribusikan maka akan sama saja menyia-nyiakan modal berharga yang kita punya. Begitu pula apabila biaya menganalisis data jauh diatas keuntungan.

  Berbicara mengenai Big Data tidak melulu tentang teknologi yang ditawarkan untuk menyimpan dan menyajikan data, namun pemanfaatan Big Data itu sendiri dinilai sangat penting. Kebanyakan orang masih terpaku dengan Big Data sebagai istilah di mana terdapat kumpulan himpunan data dalam jumlah sangat besar sukar ditangani dengan manajemen basis data biasa, sehingga membutuhkan suatu teknologi. Pemanfaatan Big Data sangat penting bagi perusahaan "Banyak orang hanya fokus dengan teknologi yang dapat mengelola data yang besar. Selain berbicara tentang teknologi, kita dapat mengetahui bagaimana pemanfaatan Big Data, salah satunya untuk meningkatkan layanan mereka.

  Berikut tiga contoh industri yang dapat memanfaatkan penggunaan Big Data.

  A. Industri Penerbangan

  Setiap perusahaan penerbangan mempunyai data masing-masing, namun perusahaan penerbangan saat ini umumnya hanya menggunakan data pembelian tiket penumpang, seperti kota asal dan kota tujuan, serta pembelian tiket melalui situs resmi atau tidak. Perusahaan penerbangan tidak melihat data di luar itu, misalnya data interaksi ketika calon penumpang berada di depan komputer untuk membeli tiket. Mereka mungkin hanya melihat pelanggan terbang dari Jakarta-Jogja misalnya, tapi sebelum memutuskan itu sebenarnya dia ingin menuju Solo. Penting bagi perusahaan penerbangan untuk melihat pola interaksi calon penumpangnya. Sebagai contoh, ketika penumpang mengetik Solo dalam situs penjualan tiket, kemudian menge-klik back dan mengetik Jogja, kota dengan bandara terdekat dari Solo, perusahaan patut mencurigai pola interaksi seperti ini. Bisa jadi penumpang membeli tiket Jogja karena penerbangan Solo lebih terbatas atau lebih mahal.

  Perusahaan penerbangan dapat memanfaatkan Big Data tersebut untuk kemudian memperbanyak jumlah penerbangan ke Solo atau memberikan harga promo atau bekerja sama dengan travel agent untuk memfasilitasi penumpang dari Jogja ke Solo. Jika perusahaan penerbangan mengetahui data ini (Big Data aktivitas penumpang di website), mereka mungkin bisa mengambil keputusan yang lebih tepat, dengan membuat rute yang lebih atraktif karena mengetahui market yang potensial.

  B. Industri Perbankan

  Pada saat nasabah melakukan transaksi melalui mesin atm, Bank mungkin hanya menyimpan data transaksi banking, seperti nominal penarikan uang. Di luar itu, Bank dapat melihat data interaksi para nasabah di depan mesin atm. Bank dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan nasabah untuk memasukkan pin dan menekan jumlah nominal penarikan uang. Lebih dari itu Bank juga dapat menganalisa kebiasaan seorang nasabah dalam menarik uang di atm. Jika kita tahu kebiasaan seorang nasabah mengambil uang 500 ribu, kenapa tidak ketika nasabah memasukkan kartu, kemudaian memencet pin, langsung menawarkan pilihan 500ribu. Hal tersebut dapat menjadi nilai tambah bagi Bank di mata para nasabah agar nasabah tetap setia dan menambah saldo rekeningnya.

C. Industri Otomotif

  Penggunaan Big Data di industri otomotif, dapat digunakan untuk menghindari fraud atau penipuan/kecurangan. Di negara lain misalnya, Big Data dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya fraud yang dilakukan dealer mobil untuk mengklaim spare parts mobil baru yang masih bergaransi. Jika sebuah dealer mengklaim suatu spare parts dalam jumlah jauh lebih besar dibanding dealer lain di daerah yang sama, produsen mobil dapat mencurigai hal ini. Cara yang paling sederhana untuk mendeteksi fraud, dapat dilakukan melalui data geografis. Jika memang karena faktor cuaca atau jalan rusak mengeluhkan rem rusak dan aus, seharusnya keluhan tersebut tersebar, tapi ada dealer yang klaim parts yang lebih tinggi di banding dealer-dealer di daerah yang sama. Dapat disimpulkan bahwa Big Data itu bukan semata-berbicara data dalam ukuran besar, Big Data itu muncul ketika orang mulai sadar bahwa ada data-data baru yang sebelumnya belum dianalisa.

COMMAND CENTER

  1 Pengertian Dasar Command Center

  Secara umum Command Centers ( CC ) dapat diartikan sebagai lokasi/tempat untuk menyediakan perintah, koordinasi, dan pembuatan keputusan dalam mendukung respon suatu kejadian penting. Tujuan dari CC adalah mengumpulkan dan Contoh Command Center Room memproses informasi yang dibutuhkan agar dapat memanage berbagai kejadian dan kesadaran situasional secara cepat dan efektif.

  2 Definisi Command Center

  Command Center merupakan salah satu fasilitas yang diperlukan oleh institusi/perusahaan dalam menjalankan Crisis Manegement atau Business Continuity Management. Command Center adalah sebuah lokasi yang lengkap dengan infrastruktur yang diperlukan, dimana seorang Direktur (Ketua CMT) bersama-sama dengan Tim, untuk melakukan meeting, mengambil keputusan menugaskan, mengkoordinasi, memonitor dan mengontrol seluruh tindakan yang diperlukan sebagai respon terhadap krisis yang dihadapi perusahaan, meliputi : tindakan tanggap darurat, action plan untuk perbaikan dan pemulihan, langkah pengadaaan, dan langkah penyediaan informasi publik.

  3 Ragam Command Center

  Beberapa jenis CC antara lain :

   Data center management — mengatur manajemen pusat dan pengendalian

  operasi untuk sistem komputer yang sangat esensial bagi kepentingan bisnis, biasanya berbentuk pusat data dan mempunyai ruangan khusus dengan berbagai peralatan komputer canggih (super komputer, mainframe, server, jaringan, dsb). sumberdaya, dan informasi dan mengendalikan kejadian untuk mencegah suatu krisis/kondisi darurat serta meminimumkan berbagai dampaka suatu kejadian/musibah.

   Business application management — menjamin berbagai aplikasi yang sangat

  penting bagi para pelanggan dan jaringan bisnis dan selalu tersedia dan bekerja sesuai desain yang ditetapkan.

   Civil management — mengatur manajemen pusat dan pengendalian fungsi-

  fungsi operasi sipil. Para staf selalu memonitor lingkungan metropolitan agar dapat menjamin keamanan masyarakat dan berbagai operasi sipil pemerintahan.

   Emergency (crisis) management — menangani langsung ke masyarakat,

4 Optimalisasi Kerja CC

  Ada 2 prinsip utama agar CC dapat bekerja secara optimal, yaitu Good Funtion dan

  Good Form .

  4.1 Good Function setidaknya harus meliputi 3 tugas utama berikut : 1.

  Komunikasi dan Intelijen 2. Komando dan Pengendalian 3. Koordinasi dan Dokumentasi

  Aspek Komunikasi berfungsi untuk mengoptimalkan kesadaran situasional, melalui komunikasi yang terus menerus terkait dengan kebutuhan :

  • Komando dan Staf Umum 
  • Staf Organisasi 
  • Dikumpulkan 
  • Dianalisis
  • Dikategorisasikan 

  Kepemimipinan Eksekutif

  Partner eksternal (lokal and regional) Intelijen berfungsi untuk mengoptimalkan pengambilan keputusan, terkait pesan dan informasi yang harus :

  Dievaluasi/Verifikasi

  Ditampilkan Komando dan Pengendalian

  • Mengelola berbasis tujuan, berdasarkan sebuah perencanaan aksi kejadian/peristiwa
  • Mengikat rantai komando dan kesatuan prinsip-prinsip komando
  • Menetapkan dan mengurus gambaran operasi secara umum
  • Membuat keputusan dan penugasan
  • Membuat prioritas, menyebarkan, dan membawa sumberdaya kritis
  • Transfer/perpindahan komando pada momen yang tepat
  • Pusat komando (koordinator/komandan dan staf umum)
  • Eksekutif 

  Koordinasi dan Dokumentasi

  Secara umum, Koordinasi dibagi 2, yaitu koordinasi internal dan eksternal Koordinasi internal meliputi:

  Departemen Koordinasi eksternal meliputi :

  • Manajemen darurat lokal
  • Patner respon/tanggap
  • Patner kesehatan
  • Media 

  Patner kota/regional

  Dokumentasi

  Dokumentasi bertujuan sebagai amunisi payung hukum dan cost-recovery. Berbagai dokumentasi mengenai informasi yang diterima dan responnya digunakan sebagai :

  • Penugasan staf penanganan peristiwa/kejadian
  • Catatan detail peristiwa/kejadian
  • Perencanaan 
  • Penggunaan sumberdaya
  • Catatan pembiayaan operasional
  • Timeline aktivitas

  Aksi tanggap

  Berbagai fungsi CC dapat menjadi efektif, jka memenuhi aspek-aspek berikut :

  • Menggunakan prinsip manajemen dasar tentang sistem komando kejadian/peristiwa
  • Perencanaan aksi kejadian berbasis tujuan
  • Pelatihan staf
  • Pendelegasian tugas/wewenang
  • Kesatuan komando
  • Rentang pengendalian (terdiri 3-7 subordinat, 5 relatif optimal)
  • Dukungan staf
  • Penggunaan teknologi
  • Ruangan/fasilitas yang memadai

  4.2 Sedangkan Good Form secara umum terbagi 2 yaitu Lokasi Pusat Komando & Pertimbangan Desain. Lokasi Pusat Komando harus memenuhi 4 faktor dasar berikut :

  • Ketersediaan Ruang 

  Keputusan Politik

  • Aksesabilitas 

  Kedekatan Dengan Resiko

  • Kemampuan survive
  • Redundansi 
  • Fleksibilitas 

   Kunci utama kesuksesan mencapai tujuan CC

   Reduksi kekacauan sistem (chaos)

   Batasan akses sistem

  Keamanan :

   Teknologi terbaru ( Big Data, Drone, dsb.)

   Manajemen informai dan display (wall space, audio video system, smartphone/tablet, dsb.)

   Kebutuhan misi (jangka pendek & panjang)

   Operasi terukur

  Fleksibiitas :

   Membutuhkan sinergi ICT (Information Communication Technology) dan prosedur/protokol komunikasi yang epat, efektif dan efisien, tanpa terganggu dari serangan eksternal maupun problem internal

  Pertimbangan Desain meliputi 5 faktor utama, yaitu :

  Komunikasi :

   Erat terkait dengan kemampuan survive

   Jumlah cadangan sistem yang mendukung CC Contoh : server cadangan yang dibutuhkan dan switch on dalam hitungan detik, ketika server utama terjadi crash

  Redundansi :

   Backup CC wajib pada tahap pra desain dan mampu diaktifkan serta operasional dalam keadan dibutuhkan

   Bertahan dalam situasi kondisi apapun Contoh : tetap berada di tempat pada kondisi genting walau terjadi banjir dan gempa

  Kemampuan survive :

  Keamanan

  Komunikasi

   Jauh dari akses media

  Lokasi dan Layout Command Center

  Dalam memilih lokasi Command Center harus mempunyai resiko bencana alam dan security attack yang rendah. Jika memiliki 2 lokasi, lebih baik Command Center berada di kota yang berbeda. Bangunan Command Center minimal harus memiliki 2

  2

  atau 3 lantai berkapasitas 10 hingga 30 orang, dengan luas area lebih dari 200 m . Tata letaknya harus memungkinkan bagi tim untuk mengadakan rapat, berkomunikasi, bekerja, dan tinggal ditempat tersebut dalam beberapa hari atau lebih hingga situasi kembali normal.

  Di dalam bangunan tersebut juga harus memiliki sistem komunikasi, sistem IT, sistem power, sistem keamanan yang lengkap dengan redudansi dan fasilitas emergency support.

  Sebagai kelengkapan dari Command Center, maka perusahaan perlu memiliki fasilitas-fasilitas emergensi yang sering sekali diperlukan untuk penanganan situasi krisis di lokasi bencana. Fasilitas – fasilitas tersebut adalah : 1.

  Incident Command Post ditempatkan pada lokasi bencana, lengkap dengan sistem komunikasi Command Center. Fasilitas ini dapat berbentuk kendaraan, trailer, tenda atau dalam bangunan.

  2. Shelter/Base lengkap dengan dukungan dan akses logistik dan medis. Tempat perlindungan bagi staf perusahaan yang dievakuasi atau terjebak dalam lokasi bencana.

  3. Mobile Generator dan Mobile Fuel Tank difungsikan untuk kebutuhan daya listrik darurat di lokasi bencana yang diperlukanoleh Tim TanggapDarurat (ICP, Shelter/Base)

  5 Gambaran Umum Display CC

  Secara umum. display praktis CC yang sesuai dengan teknologi terkini, terbagi atas 3 layer utama yaitu :

  1. Wall Space : display utma yang menyajikan seluruh pantauan aktivitas dan komunikasi rela time 2. : tempat pengoperasian dan pengaturan laulintas data, informasi

  Desktops dan pesan sehingga mudah dikases dan disebarkan dengan efektif dan efisien 3. : mobil device yang dibutuhkan setiap pengambil

  Tablets/smartphones keputusan terkait CC tersebut Lengkapnya dapat diilustrasikan sebagai berikut :