BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori - Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas, dan Size Perusahaan terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 signalling Theory (Teori Signal)

  Wolk, et al. (2001) teori signal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Theory signal menunjukan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori signal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan signal-signal pada pengguna laporan keuangan.

  Morris (1987) theory signal menjelaskan masalah asimetris informasi dalam pasar. Teori ini menunjukkan bagaimana asimetris ini dapat dikurangi memberikan lebih banyak signal informasi kepada pihak lain. Pihak internal perusahaan secara umum mempunyai lebih banyak informasi mengenai kondisi nyata perusahaan saat ini dan prospeknya dimasa yang akan datang, dibandingkan dengan pihak eksternal.

  Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk menarik calon investor, sehingga tidak mengherankan jika laporan keuangan sering kali dibuat sedemikian rupa untuk menampilkan angka yang diinginkan oleh manajemen melalui berbagai tindakan manipulasi.

  Manipulasi sering dilakukan pada laporan laba perusahaan, karena laba sangat rentan terhadap perubahan metode akuntansi. Hal ini sesuai dengan Signalling

  

Theory yang menunjukkan kecenderungan adanya asimetri informasi antara pemilik perusahaan dan investor. Pihak internal perusahaan secara umum mempunyai lebih banyak informasi mengenai kondisi nyata perusahaan saat ini dan prospeknya dimasa yang akan datang, dibandingkan dengan pihak eksternal.

  Asimetri informasi ini dapat diminimalkan dengan mengungkapkan informasi sebanyak-banyaknya. Informasi yang diungkapkan diharapkan adalah informasi yang menunjukkan kondisi perusahaan yag sebenar-benarnya. Pelaporan arus kas, dan laba merupakan salah satu usaha meminimalkan asimetri informasi. Laporan arus kas dapat dijadikan informasi alternatif dalam menilai kinerja dan prospek perusahaan, pada saat laba mempunyai peluang yang besar untuk tersentuh praktek manipulasi. Jika melihat pentingnya informasi arus kas bagi pengguna laporan keuangan, maka pelaporan arus kas diharapkan akan direaksi oleh pasar.

  Angka-angka akuntansi yang dilaporkan perusahaan dapat digunakan sebagai signal jika angka-angka tersebut dapat mencerminkan informasi mengenai atribut-atribut keputusan perusahaan yang tidak dapat diamati. Ketika perusahaan

  

news karena perusahaan menganggap perusahaan memberikan informasi yang

  lengkap mengenai perusahaan. Dengan komponen laba yang dilaporkan perusahaan, maka investor dapat mengetahui kinerja perusahaan sesungguhnya sehingga prediksi yang dilakukan akan lebih akurat. Penelitian ini menggunakan teori signal sebagai grand theory yang melandasi pengembangan hipotesis.

  Laba seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain, seperti imbal hasil investasi atau laba per saham. Semakin besar laba yang diperoleh, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Dividen tersebut dapat berupa uang dan saham perusahaan. Kebijakan dividen dipengaruhi dua kepentingan yang saling bertolak belakang, yaitu kepentingan pemegang saham dengan dividennya, dan kepentingan perusahaan untuk melakukan reinvestasi dengan menahan laba. Dari sisi pemegang saham, dividen merupakan salah satu motivator untuk menanamkan dana di pasar modal. Pemegang saham lebih memilih dividen yang berupa kas dibandingkan dengan capital gain. Perilaku ini diakui oleh Gordon- Lintner (1956) “sebagai the bird in the hand theory bahwa satu burung ditangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara”. Selain itu pemegang saham juga dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dengan menilai besarnya dividen yang dibagikan. Sedangkan dari sisi perusahaan, kebijakan dividen sangat penting, karena jika perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka akan mengurangi laba yang ditahan perusahaan, dan selanjutnya mengurangi total untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.

2.2 Laporan Keuangan

  Menurut Warren et al (2005) “setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan, maka disiapkan laporan bagi pemakai”. Laporan akuntansi yang menghasilkan informasi demikian disebut laporan keuangan, dan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

  Menurut PSAK 2013 no 1 (IAS 1, 2013) laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi : (1) Laporan Posisi Keuangan (Neraca), (2) Laporan Laba Rugi Komprehensif, (3) Laporan Perubahan Ekuitas, (4) Laporan Arus Kas, (5) Catatan atas Laporan Keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

  Pemakai laporan keuangan ingin menilai apa yang telah dilakukan oleh manajemen atau pertanggungjawaban apa yang dilakukan manajemen terhadap sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Para investor berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan dalam berinvestasi. Keputusan ini mencakup misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan.

2.2.1. Laba

  Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahann selama suatu periode tertentu. Informasi tentang kinerja perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa depan PSAK 2013 no 1 (IAS 1, 2013). Belkoui, (2000:332) mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Laba akuntansi memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan.

  Keunggulan laba akuntansi adalah masih bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi, dapat diuji kebenarannya karena didasarkan pada transaksi atau fakta aktual yang didukung bukti objektif.

  Parawiyati dan Baridwan (1998) menyatakan bahwa pentingnya informasi laba selain untuk menilai kinerja manajemen dapat pula digunakan untuk membantu mengestimasi kemampuan laba serta menaksir resiko investasi dan kredit. Keberadaan informasi laba dan arus kas dipandang oleh pemakai informasi sebagai hal yang saling melengkapi guna mengevaluasi kinerja perusahaan. Informasi arus kas dan laba memiliki kandungan informasi jika pada saat diumumkan ada reaksi pasar. Reaksi pasar ditunjukkan adanya perubahan harga sekuritas yang diukur dengan return yaitu nilai per bahan harga atau menggunakan abnormal return. Penelitian ini menggunakan laba kotor karena informasi laba kotor mempunyai kandungan informasi yang direaksi oleh investor laba perusahaan, maka semakin besar pula pendapatan per lembar saham yang diperoleh investor.

2.2.2 Laporan Arus Kas

2.2.2.1 Pengertian dan Tujuan Arus Kas

  `Di dalam melakukan kegiatan usaha, suatu perusahaan memerlukan kas untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas merupakan hal yang penting dalam seluruh keputusan yang diambil oleh perusahaan. Menurut Rosdiana (2008) “Arus kas memegang peranan penting untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan. Mengingat pentingnya peranan dari kas ini, maka perusahaan perlu menyusun laporan yang dapat menyediakan informasi tentang arus kas, baik untuk arus kas masuk ataupun arus kas keluar dalam periode waktu tertentu.”

  Menurut Skousen (2009:725) “Kas merupakan harta yang paling lancar yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat tukar untuk memperoleh harta lainnya”. Kas dapat langsung digunakan untuk membayar kewajiban lancar dan kas harus bebas dari setiap ikatan kontrak yang membatasi penggunaannya. Kas memiliki sifat universal yaitu memiliki ukuran dan bentuk yang sama, sehingga kas merupakan aktiva yang paling mudah dan diinginkan untuk diselewengkan, karena dapat langsung digunakan.

  Menurut pendapat Stice (2006:284) ”Laporan arus kas adalah suatu laporan yang menjelaskan perubahan kas atau setara kas (cash equivalent) dalam suatu bahwa “Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari suatu perusahaan selama suatu periode dalam suatu format merekomendasikan saldo kas awal dan akhir”.

  Menurut PSAK 2013 no 2 (IAS 7, 2013) disebutkan tujuan laporan arus kas sebagai berikut: Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan arus keluar kas untuk suatu periode. Sumber-sumber kas meliputi arus masuk dari aktivitas operasi inti (utama) sebuah perusahaan. Sedangkan penggunaan kas mencakup arus kas keluar guna mempertahankan aktivitas inti, untuk melakukan investasi dan untuk memenuhi kewajiban terhadap pembiayaan melalui hutang dan ekuitas.

  Rosdiana (2008) bahwa dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas maka laporan arus kas harus memberikan informasi:

  1. Menetapkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih yang positif di masa depan. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas tidak beubah secara drastis dari tahun ke tahun. Penerimaan dan pembayaran kas yang lalu adalah alat peramal yang baik untuk penerimaan dan pembayaran kas masa depan.

  2. Menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, seperti membayar dividen dan kebutuhan pembelanjaan ekstern. Para pemegang saham tertarik dalam penerimaan dividen atas investasi pinjaman tepat waktunya. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor meramalkan apakah perusahaan dapat melakukan pembayaran.

  3. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan/pembayaran kas. Biasanya kas dan laba bersih berjalan bersama, namun adakalanya saldo kas perusahaan dapat menurun ketika laba bersih meningkat dan kas dapat meningkat pada saaat laba bersih menurun.

  4. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan, baik transaksi kas maupun transaksi investasi non kas dan transaksi pendaaan selama periode tertentu.

5. Kebutuhan perusahaan akan pendanaan ekstern (External financing) 6.

  Untuk mengevaluasi keputusan manajemen. Jika manajer membuat keputusan investasi yang bijaksana maka bisnis mereka akan menjadi makmur, brgitu juga sebaliknya jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana maka bisnis mereka akan mengalami kegoncangan.

2.2.3 Komponen Laporan Arus Kas

  Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas dalam tiga kategori utama, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh PSAK 2013 no 2 (IAS 7, 2013) sebagai berikut:

  Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga jenis aktivitas tersebut. Berdasarkan pernyataan di atas maka laporan arus kas terdiri dari tiga komponen utama yang terdiri dari:

1. Arus kas dari aktivitas operasi 2.

  Arus kas dari aktivitas investasi 3. Arus kas dari aktivitas pendanaan

  Adapun penjelasan dari masing – masing komponen laporan arus kas tersebut adalah sebagai berikut:

2.2.3.1 Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

  Aktivitas operasi melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi biasanya berbeda dari jumlah laba bersih periode berjalan. Perbedaan ini terjadi karena pendapatan dan beban tidak selalu diterima atau dibayar secara tunai. Transaksi- transaksi yang termasuk ke dalam aktivitas operasi adalah transaksi -transaksi dan kejadian-kejadian yang akan menentukan laba bersih. Penerimaan kas dari penjualan barang atau pemberian jasa merupakan arus kas masuk utama bagi kebanyakan bisnis. Penerimaan kas lainnya berasal dari bunga, dividen, dan hal hal lainnya yang serupa. Arus kas keluar yang utama adalah pembayaran untuk pembelian persediaan dan pembayaran gaji, pajak, bunga, utilitas, sewa dan lainnya. Jumlah bersih yang disediakan atau digunakan oleh aktivitas operasi adalah gambaran penting dalam sebuah laporan arus kas. Seperti halnya laba bersih yang digunakan untuk meringkas semua yang ada dalam laporan arus kas, arus kas dari aktivitas operasi adalah “bottom line” atau jumlah akhir dari laporan arus kas. Prinsip dasarnya adalah aktivitas operasi harus berisikan pengaruh arus kas dari pendapatan dan beban yang ada di laporan laba rugi. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK 2013 No 2 (IAS 7, 2013) adalah:

  1. penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

  2. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain; 3. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; 4. pembayaran kas kepada karyawan; 5. penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anitas, dan manfaat asuransi lainnya; kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;

  7. penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

2.2.3.2 Arus Kas Dari Aktivitas Investasi

  Aktivitas investasi mencakup transaksi- transaksi atau kejadian-kejadian pembelian dan penjualan saham (securities), tanah, bangunan, peralatan dan aktiva-aktiva lain yang pada umumnya tidak untuk dijual kembali dan pembelian serta pengumpulan hutang-hutang yang diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi. Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi dan menagih pinjaman. Aktivitas investasi terjadi secara rutin dan menyebabkan penerimaan dan pengeluaran kas, tetapi tidak dikelompokkan sebagai aktivitas operasi karena hanya berhubungan secara tidak langsung dengan aktivitas operasi bisnis yang berjalan. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi menurut PSAK 2013 No 2 (IAS 7, 2013) adalah: 1.

  Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.

  2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lainnya.

  3. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.

  4. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan);

  5. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward

  contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak

  tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Pada waktu-waktu yang normal, kebanyakan perusahaan menggunakan kas aktivitas investasi biasanya negatif. Sebuah perusahaan dengan arus kas positif dari aktivitas investasi berarti menjual aktiva jangka panjangnya lebih cepat dari pada menukarnya dengan yang baru.

2.2.3.4 Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan

  Aktivitas pendanaan meliputi semua transaksi atau kejadian yang diperoleh dari pembayaran kembali kepada para pemilik (equity financing) dan kreditor

  (debt financing), misalnya penerimaan kas yang berasal dari pengeluaran atau penjualan saham, pengembalian pokok pinjaman atau pembayaran untuk saham dalam perbendaharaan (treasury stock) dan pembayaran dividen. Transaksi- transaksi yang termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian saat kas diperoleh dari dan dibayarkan kembali kepada para pemilik (pendanaan dengan modal) dan para kreditor (pendanaan dengan utang). Contohnya kas yang dihasilkan dari penerbitan saham dan obligasi akan diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Contoh lainnya adalah pembayaran untuk saham yang diperoleh kembali atau untuk melunasi obligasi dan pembayaran dividen juga diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas pendanaan menurut PSAK 2013 No 2 (IAS 7, 2013) adalah: 1.

  Penerimaan dari emisi saham atau instrumen modal lainnya; 2. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan;

  3. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya;

4. Pelunasan pinjaman; 5.

  Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lesse) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan Arus kas pendanaan pada perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas pendanaan yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktivitas pendanaan lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki arus kas negatif jika arus kas masuk dari aktivitas pendanaan lebih kecil daripada arus kas keluarnya.

2.2.4 Pelaporan Arus Kas Perusahaan

  Setiap perusahaan diminta untuk mencantumkan laporan arus kas dalam setiap laporan keuangannya sesuai dengan pedoman yang berlaku yaitu PSAK 2013 No.2 (IAS 7, 2013), perusahaan harus melaporkan arus kas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut:

  1 Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau

  2 Metode tidak langsung: dengan metode ini laba rugi atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan , dan unsur penghasil atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

  Namun Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam pernyataan No.2

  paragraf 18 menganjurkan agar perusahaan melaporkan arus kas operasi ini dengan menggunakan metode langsung. Sedangkan menurut IAI (2013) untuk pelaporan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan sebagai berikut:

  Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali sebagaimana dijelaskan pada paragraf 21 dan 23, arus Manurung (1998:15) menyatakan bahwa “Perusahaan yang listing di Bursa

  Efek Indonesia (BEI) dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivits pendanaan dengan metode langsung”.

  Metode langsung pada dasarnya adalah pemeriksaan kembali setiap pos (atau akun) laporan laba rugi dengan tujuan melaporkan seberapa banyak kas yang diterima atau dikeluarkan sehubungan dengan pos tersebut. Menurut Stice

  (2006:732) penyusunan laporan arus kas menggunakan metode langsung memerlukan penyesuaian dalam beberapa hal seperti.:

  1. Mengeliminasi beban-beban yang tidak melibatkan arus kas keluar seperti beban penyusutan.

  2. Mengeliminasi keuntungan dan kerugian yang terkait dengan aktivitas investasi atau pendanaan untuk menghindari memperhitungkan pos-pos tersebut dua kali.

  3. Menyesuaikan perubahan-perubahan dalam saldo aset dan kewajiban operasi lancar (biasanya, namun tidak selalu lancar) karena perubahan- perubahan ini mengindikasikan kasus-kasus yang mana arus kas operasi yang terkait dengan transaksi tidak sama dengan pengeluaran atau pendapatan yang dilaporkan untuk transaksi tersebut. Sedangkan metode tidak langsung merupakan penyusunan laporan arus kas yang dimulai dengan laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi, dan menyesuaikan nilai akrual ini untuk setiap hal yang tidak memengaruhi kas. Menurut Stice (2006:738) dalam penyusunan laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung diperlukan dasar pemikiran dalam hal penambahan dan pengurangan akun-akun yang terkait seperti : 1.

  Menambahkan jumlah beban penyusutan dan amortisasi. Jumlah ini ditambahkan kembali ke laba bersih karena tidak ada arus kas yang terkait dengan beban-beban ini dalam periode berjalan. Mengurangkan jumlah keuntungan dan menambahkan jumlah kerugian karena dampak kas penuh dari pos-pos ini dilaporkan dalam bagian aktivitas investasi. Karena keuntungan dan kerugian dimasukkan di dalam perhitungan laba bersih, tidak melakukan penyesuain ini akan menyebabkan keuntungan da kerugian tersebut menjadi diperhitungkan dua kali.

  3. Menambahkan penurunan pendapatan penjualan diterima di muka.

  Pendapatan penjualan diterima di muka akan naik ketika pelanggan membayar barang atau jasa di muka. Jadi, kenaikan dalam Pendapatan Penjualan Dibayar di Muka mencerminkan kas yang diterima di luar jumlah penjualan.

  4. Menambahkan penurunan persediaan. Dengan memperkenankan jumlah persediaan mengalami penurunan, perusahaan telah menghemat kas yang seharusnya dipergunakan untuk membeli persediaan.

  5. Mengurangkan kenaikan dalam beban operasi dibayar di muka. Dalam hal ini, perusahaan membayar kas tambahan dengan membayar di awal jasa yang tidak akan dipergunakannya sampai periode-periode mendatang.

  6. Menambah kewajiban untuk pensiun karyawan. Suatu beban restrukturisasi tidak melibatkan pengeluaran uang secara langsung.

  Kenaikan kewajiban ini menunjukkan bahwa perusahaan belum membayarkan kas yang terkait dengan restrukturisasi, sehingga jumlah kenaikan itu ditambahkan ke dalam perhitungan arus kas operasi.

  7. Mengurangkan penurunan utang pajak penghasilan. Perusahaan harus membayar kas tambahan untuk mengurangi saldo Utang Pajak Penghasilan.

  8. Menambahkan kenaikan kewajiban pajak penghasilan tangguhan.

  Sebagian beban pajak penghasilan yang berhubungan dengan pajak penghasilan tidak akan terutang sampai suatu tahun yang akan datang. Oleh karena itu, bagian dari beban pajak penghasilan ini tidak melibatkan suatu arus kas keluar lancar dan ditambahkan kembali ke dalam perhitungan arus kas operasi. Penghitungan total arus kas menggunakan metode langsung maupun tidak langsung akan menghasilkan jumlah yang sama. Perbedaan signifikan diantara kedua metode ini hanyalah dari sisi penyampaian informasi dan penggunaannya.

  1. Dari sisi informasi Metode langsung akan dihasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Selain itu dengan metode langsung juga informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan atau dengan menyesuaikan penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi.

  2. Dari sisi pemakaian Metode tidak langsung lebih disukai dibandingkan dengan metode langsung dan digunakan oleh kebanyakan perusahaan karena relatif lebih mudah digunakan dan merekonsiliasikan perbedaan antara laba bersih dengan arus kas bersih dari aktivitas operasi.

  Financial Accounting Standard Board (FASB) mempertimbangkan alasan-

  alasan untuk penggunaan kedua metode ini, dan walaupun lebih menyukai kejelasan dari metode langsung. Stice (2006:291) menyatakan “FASB akhirnya memperbolehkan penggunaan metode yang mana saja. Pilihan untuk menggunakan metode langsung dan metode tidak langsung hanya mempengaruhi bagian aktivitas operasi, sedangkan bagian aktivitas investasi dan pendanaan hampir sama apapun metode yang digunakan”.

2.2.5 Ukuran Perusahaan

  Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki, atau total penjualan yang diperoleh. Besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin timbul akibat berbagai situasi yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan operasinya Biasanya perusahaan yang besar mempunyai kemampuan lebih baik dalam menghadapi disebabkan karena perusahaan besar lebih menganekaragamkan lini produknya atau bidang usahanya, yang bertujuan untuk mendiversifikasikan risiko dalam menjalankan usahanya. Maksudnya yaitu dengan risiko yang minimal akan mendapatkan keuntungan, atau dengan resiko tertentu untuk memperoleh keuntungan investasi yang maksimal.

2.2.6 Return Saham

  Menurut Lubis (2008:157) mendefenisikan saham sebagai “penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan”. Sedangkan Husnan (1998) mengemukakan pendapatnya bahwa “saham sebagai bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan”. Berdasarkan defenisi tentang saham tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga yang merupakan bukti kepemilikan modal atas suatu perusahaan.

  Menurut Wahyudi (2003), bahwa “Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya”. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu current income dan capital gain. Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang berifat periodik seperti deviden. Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat, sedangkan capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss.

  Menurut Jogiyanto (2003: 109) saham dibedakan menjadi dua: (1) return realisasi merupakan return yang telah terjadi, (2) return ekspektasi merupakan

  

return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang.

  Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen, maka dapat ditulis rumus (Ross et al., 2003: 238).

  − −1

  =

  = −1

  Keterangan: Rt = Return saham pada periode ke-t Pt = Harga saham periode pengamatan Pt-1 = Harga saham periode sebelum pengamatan

  Menurut Jones (2000: 124) “return is yield dan capital gain (loss). (1) , yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham

  Yield

  dalam bentuk dividen, (2) Capital gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan. Hal tersebut diperkuat oleh Corrado dan Jordan (2000: 5) yang menyatakan bahwa .return

  

from investment security is cash flow and capital gain/loss. Berdasarkan pendapat

  yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gain/loss.

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Penelitian yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi return saham telah pernah dilakukan oleh beberapa penelitian terdahulu. Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jundan (2012) meneliti tentang pengaruh Informasi Laba, Arus Kas dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham. Dimana variabel independennya adalah laba, arus kas dan ukuran perusahaan dan variabel dependennya adalah return saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010. Penelitiannya membuktikan bahwa perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan arus kas pendanaan, perubahan laba akuntansi, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial laba kotor, arus kas operasi, arus kas invesatsi, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

  return saham sedangkan arus kas pendanaan tidak berpengaruh.

  Daniati (2006) meneliti tentang pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Ukuran Perusahaan terhadap expected return saham. Ninna menggunakan komponen laporan arus kas, laba kotor dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen sedangkan expected return Saham sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilakukan pada industri textile dan automotive yang terdaftar di BEJ pada tahun 1999-2004. Penelitiannya membuktikan bahwa arus kas dari aktivitas pendanaan, laba kotor dan ukuran perusahaan berhasil diterima karena hasilnya signifikan sedangkan arus kas dari dinyatakan bahwa penelitian ini berhasil menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap expected return saham.

  Meythi (2012) meneliti tentang Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas terhadap Harga Saham. Peneliti menggunakan laba dan arus kas sebagai variabel independen saedangkan harga saham sebagai variabel dependen. Penelitan ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2004- 2006. Penelitiannya membuktikan bahwa variabel laba secara signifikan berpengaruh positif terhadap harga saham. Variabel arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan secara simultan juga menunjukan bahwa variabel laba, arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Tabel 2.3.1 Tabel Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti (Tahun) Judul Variabel penelitian Hasil penelitian

  Jundan (2012)

  Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

  Variabel independen: Laba, arus kas dan ukuran perusahaan Variabel dependen:

  Return Saham

  Penelitiannya membuktikan bahwa perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan arus kas pendanaan, perubahan laba akuntansi, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap

  return saham. Secara

  parsial laba kotor, arus kas operasi, arus kas invesatsi, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

  return saham sedangkan

  arus kas pendanaan tidak berpengaruh. Daniati (2006) pengaruh

  Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Ukuran Perusahaan terhadap expected

  return saham

  pada industri textile dan automotif yang terdaftar di BEJ

  Variabel independen: Komponen laporan arus kas, laba kotor dan ukuran perusahaan Variabel dependen:

  Expected return saham.

  Penelitiannya membuktikan bahwa arus kas dari aktivitas pendanaan, laba kotor dan ukuran perusahaan berhasil diterima karena hasilnya signifikan sedangkan arus kas dari aktivitas operasi ditolak karena hasilnya tidak signifikan sehingga dapat dinyatakan bahwa penelitian ini berhasil menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap

  expected return saham

  Meythi Pengaruh Variabel Penelitiannya membuktikan (2012) Informasi Laba independen: bahwa variabel laba secara dan Arus Kas laba dan Arus kas signifikan berpengaruh terhadap Harga positif terhadap harga Saham pada variabel saham. Variabel arus kas perusahaan devenden: operasi, arus kas investasi, manufaktur yang Harga Saham dan arus kas pendanaan terdaftar di BEI secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan secara simultan juga menunjukan bahwa variabel laba, arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham

2.4. Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Laba Kotor (X1)

  H1

  Arus Kas Operasi (X2)

H2 H3

  Return Saham (Y) Arus Kas Investasi (X3)

  H4

  Arus Kas Pendanaan (X4)

  H5

  Ukuran Perusahaan (X5)

  H6

Gambar 2.4.1 Kerangka Konseptual

  saham sangat sensitif terhadap faktor fundamental dan harapan para

  Return

  investor. Berbagai kajian menunjukkan bahwa return saham di pasar modal dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal antara lain adalah kualitas manajemen, pendanaan, bentuk investasi, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal antara lain adalah penetapan harga,

  return saham dipengaruhi oleh publikasi laba, arus kas dan ukuran perusahaan.

  Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahann selama suatu periode tertentu. Informasi tentang kinerja perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa depan. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi. Semakin tinggi laba akuntansi dari suatu perusahaan maka harga saham akan semakin tinggi pula, yang dapat memberikan return yang tinggi bagi investor.

  Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas baik dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Aktivitas operasi adalah siklus kegiatan jangka pendek yang merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Semakin tinggi saldo kas bersih dari aktivitas operasi suatu perusahaan, diharapkan dapat meyakinkan investor bahwa operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber luar sehingga harga saham dan return saham dapat meningkat.

  Aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas investasi pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Arus kas investasi yang positif (surplus) menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh kas dengan melakukan pelepasan aktiva jangka panjangnya dan menjual surat berharganya sedangkan arus kas investasi yang negatif (defisit) menunjukkan adanya peningkatan investasi seperti membeli aktiva jangka panjang atau surat-surat berharga. Peningkatan investasi memberikan pengaruh positif kepada investor, dikarenakan investor beranggapan bahwa peningkatan investasi akan memberikan arus kas yang lebih besar di masa yang akan datang sehingga perusahaan dapat memberikan return yang tinngi yang selanjutnya akan meningkatkan harga saham

  Aktivitas pendanaan merupakan representasi dari pembayaran kewajiban serta penarikan kembali saham yang beredar. Arus kas pendanaan positif menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menjual saham dan surat – surat berharga di pasar modal sedangkan arus kas pendanaan yang defisit (negatif) menggambarkan bahwa perusahaan cenderung mengembalikan hutang jangka panjangnya atau menarik kembali saham yang beredar. Perusahaan dengan arus kas pendanaan yang positif ditanggapi secara negatif oleh investor. Investor beranggapan bahwa perusahaan dengan arus kas pendanaan positif lebih banyak menerbitkan hutang (obligasi atau wesel) sehingga akan mengurangi arus kas operasi di masa mendatang dan akan mengurangi penghasilan perusahaan.

  Sedangkan perusahaan dengan arus kas pendanaan yang negatif ditanggapi secara positif oleh investor. Arus kas pendanaan yang negatif memberikan gambaran bahwa perusahaan mampu membayar hutang jangka panjang dan membayar dividen yang lebih besar kepada investor.

  Ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan dapat total penjualan yang diperoleh. Besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin timbul akibat berbagai situasi yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan operasinya. Biasanya perusahaan yang besar mempunyai kemampuan lebih baik dalam menghadapi risiko dan mengembangkan operasi perusahaan. Semakin besar total Akitiva semakin mampu perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin besar perusahaan menghasilkan laba, maka akan besar membagikan deviden. Selain itu, jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat. Hal ini berarti ukuran perusahaan mempunyai hubungan positif dengan return saham.

2.5 Hipotesis

  Sugiyono (2008:51), Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

  rumusan masalah penelitian. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, kerangka konseptual, maka peneliti menggunakan hipotesis di bawah ini sebagai jawaban sementara.

  H 1 :Laba mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham.

  H 2 :Arus kas operasi mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham.

   H 3 :Arus kas investasi mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham.

  H 4 :Arus kas pendanaan mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham H 5 :Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham.

  H 6 :Laba, Arus Kas dan Ukuran perusahaan secara Simultan berpengaruh terhadap return saham.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas, dan Size Perusahaan terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

4 98 107

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan Perusahaan - Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Pengaruh Corporate Governance Terhadap kinerja perusahaan pada Perusahaan Pulp & Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis - Faktor-faktor yang mempengaruhi kelemahan material pengendalian internal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenen (Agency Theory) - Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap voluntary disclosure perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 39

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham - Analisis Pengaruh Rasio Leverage Dan Size Terhadap Return Saham Perusahaan Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia

1 1 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pasar Modal - Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Return Saham - Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

0 0 15