Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas, dan Size Perusahaan terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

(1)

SKRIPSI

PENGARUH INFORMASI LABA ARUS KAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH:

DORTAIDA SAMOSIR 120522178

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas, dan Size Perusahaan terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan etika ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan

Dortaida Samosir NIM : 120522178


(3)

ABSTRAK

PENGARUH INFORMASI LABA, ARUS KAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

Pendapatan dan arus kas biasa digunakan oleh para pemegang saham sebagai salah satu pertimbangan untuk membuat keputusan berinvestasi. Disamping itu, investor juga mempertimbangkan karakteristik keuangan perusahaan, ukuran perusahaan yang dalam penelitian ini direpresentasikan dengan karakteristik keuangan perusahaan karena adanya perbedaan dalam data akuntansi pada beberapa perusahaan. Penelitian ini menguji pengaruh informasi laba, arus kas, dan ukuran perusahaan terhadap return saham. Sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode yang berakhir pada 31 Desember 2011 sampai 31 Desember 2013. Data dikumpulkan dari BEI dan ICMD tahun 2011, 2012 dan 2013.

Hasil penelitian ini dengan menggunakan regresi berganda menunjukkan bahwa Laba akuntansi, arus kas dari operasi, arus kas dari investasi, arus kas dari pendanaan, dan ukuran perusahaan baik secara parsial maupun simultan tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan.


(4)

ABSTRACT

`Earnings and cash flow used by shareholders as one of the considerations for making investment decisions. In addition, investors also consider the company's financial characteristics, firm size in this study are represented as the financial characteristics of firms because of differences in accounting data in several companies. This study examines the effect of information content on earnings, cash flows, and the size of the company's to stock return. This is sample using purposive sampling method in manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange by for the period ended December 31, 2011 until December 31, 2013. Data collected from the Indonesia Stock Exchange and Indonesian Capital Market Database 2011, 20112, and 2013.

The results of this study using multiple regression showed that the accounting profit, cash flow from operating activities, cash flow from investing, cash flow financing activities and company size that partially and simultaneously no affect on return of the company's stock.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang sangat saya kagumi, Esman Samosir dan Lemeria Sitorus yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum,M.Ec,Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syarifuddin Ginting Sugihen, MAFIS, selaku Ketua Departemen dan bapak Drs.Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak, yang juga selaku Dosen Pembimbing saya dan Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembaca yang telah


(6)

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Yang sangat saya kasihi kakak dan adik saya, Suryana Samosir, Ika Samosir, Uliana Samosir, Andri Samosir dan Bariston Sitanggang yang selalu memberikan doa, semangat serta kasih sayang yang tulus selama ini. Serta semua keluarga dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2014 Penulis,

Dortaida Samosir NIM:120522178


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian .. ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori ... 11

2.1.1 Signalling Theory ... 11

2.2 Laporan Keuangan ... 13

2.2.1 Laba ... 14

2.2.2 Laporan Arus Kas ... 15

2.2.2.1 Pengertian dan Tujuan Arus Kas... 15

2.2.3 Komponen Laporan Arus Kas ... 18

2.2.3.1 Arus Kas dari aktivitas Operasi ... 18

2.2.3.2 Arus Kas dari aktivitas Investasi ... 19

2.2.3.3 Arus Kas dari aktivitas Pendanaan ... 20

2.2.4 Pelaporan Arus Kas Perusahaan ... 22

2.2.5 Ukuran Perusahaan ... 25

2.2.6 Return Saham ... 26

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27

2.4 Kerangka Konseptual ... 30

2.5 Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 35

3.2 Jenis Sumber dan Metode Pengumpulan Data ... 35

3.3 Populasi dan Sampel ... 35

3.4 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 38

3.4.1 Variabel Penelitian ... 38

3.4.1.1 Variabel Independen ... 38

3.4.1.2 Variabel Dependen ... 39


(8)

3.5 Metode dan Teknik kAnalisis Data ... 42

3.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 42

3.5.1.1. Uji Normalitas Data ... 42

3.5.1.2 Uji Multikolinearitas ... 44

3.5.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 46

3.5.1.4 Uji Autokorelasi ... 47

3.5.2 Pengujian Hipotesis ... 48

3.5.2.1 Analisis Data ... 48

3.5.2.2 Koefisien Determinasi ... 49

3.5.2.3 Uji t ... 49

3.5.2.4 Uji F ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 52

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 53

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 53

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 55

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 55

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 61

4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 62

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 63

4.3 Pengujian Hipotesis ... 64

4.3.1 Analisis Regresi ... 65

4.3.2 Analisis Koefisien Korelasi ... 66

4.3.3 Pengujian Secara Parsial (Uji t) ... 67

4.3.4 Pengujian Secara Simultan (Uji F) ... 70

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Keterbatasan ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 2.1.Tabel Tinjauan Peneliti Terdahulu... ... 29

Tabel 3.1.Tabel Sampel Penelitian... ... 37

Tabel 3.2.Tabel Uji Defenisi Operasional Variabel... ... 41

Tabel 4.1. Sampel Penelitian... ... 52

Tabel 4.2. Deskriptif Statistik... ... ... 53

Tabel 4.3. Tabel One Sample Kolmogorov-Smirnov Test... ... 58

Tabel 4.4.Tabel Normal One Sample Kolmogorov-Smirnov Test... ... 60

Tabel 4.5.Tabel Uji Multikolonearitas... ... ... 61

Tabel 4.6.Tabel Uji Autokorelasi... ... 64

Tabel 4.7.Tabel Analisis Regresi... ... ... 65

Tabel 4.8.Tabel Analisis Koefisian Korelasi... ... ... 66

Tabel 4.9.Tabel Uji t... ... ... 67


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual... ... ... 31

Gambar 4.1. Grafik Histogram... ... ... 56

Gambar 4.2. Grafik P-Plot... ... ... 56

Gambar 4.3. Grafik Normal Histogram... ... ... 59

Gambar 4.4. Grafik Normal P-Plot... ... ... 59


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran i. Tabel Populasi Dan Sampel Penelitian ... ... 80

Lampiran ii. Tabel Rasio Pertumbuhan Sebelum Transformasi ... ... ... 83

Lampiran iii Tabel Statistik Deskriptif ... ... ... 86

Lampiran vi Tabel Rasio Pertumbuhan Setelah Transformasi ... ... ... 88

Lampiran v Hasil Uji Normalitas ... ... 91

Lampiran vi Hasil Uji Multikolonearitas dan Uji Koefisien Determinasi . ... 92

Lampiran vii Hasil Uji Heterokedastisitas ... ... ....92

Lampiran viii Hasil Uji Autokorelasi ... ... 93

Lampiran ix Hasil Uji Multikolonearitas dan Uji Koefisien Determinasi . .. .93

Lampiran x Hasil Uji t dan Uji F ... ... ... 94


(12)

ABSTRAK

PENGARUH INFORMASI LABA, ARUS KAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

Pendapatan dan arus kas biasa digunakan oleh para pemegang saham sebagai salah satu pertimbangan untuk membuat keputusan berinvestasi. Disamping itu, investor juga mempertimbangkan karakteristik keuangan perusahaan, ukuran perusahaan yang dalam penelitian ini direpresentasikan dengan karakteristik keuangan perusahaan karena adanya perbedaan dalam data akuntansi pada beberapa perusahaan. Penelitian ini menguji pengaruh informasi laba, arus kas, dan ukuran perusahaan terhadap return saham. Sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode yang berakhir pada 31 Desember 2011 sampai 31 Desember 2013. Data dikumpulkan dari BEI dan ICMD tahun 2011, 2012 dan 2013.

Hasil penelitian ini dengan menggunakan regresi berganda menunjukkan bahwa Laba akuntansi, arus kas dari operasi, arus kas dari investasi, arus kas dari pendanaan, dan ukuran perusahaan baik secara parsial maupun simultan tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan.


(13)

ABSTRACT

`Earnings and cash flow used by shareholders as one of the considerations for making investment decisions. In addition, investors also consider the company's financial characteristics, firm size in this study are represented as the financial characteristics of firms because of differences in accounting data in several companies. This study examines the effect of information content on earnings, cash flows, and the size of the company's to stock return. This is sample using purposive sampling method in manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange by for the period ended December 31, 2011 until December 31, 2013. Data collected from the Indonesia Stock Exchange and Indonesian Capital Market Database 2011, 20112, and 2013.

The results of this study using multiple regression showed that the accounting profit, cash flow from operating activities, cash flow from investing, cash flow financing activities and company size that partially and simultaneously no affect on return of the company's stock.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Setiap investor yang membeli sejumlah saham saat ini memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambilnya. Menurut Lubis (2010) “Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai cara penanaman modal baik langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat (keuntungan) tertentu sebagai hasil penanaman modal tersebut”. Dalam setiap keputusan investasi sebagai seorang rasional, perhatian seorang investor akan diarahkan pada tingkat pengembalian (rate of return) investasi. Investor akan memilih investasi yang menjanjikan tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Keberhasilan suatu investasi dalam saham tidak terlepas dari pengetahuan dan kemampuan investor dalam mengolah informasi yang tersedia di pasar modal. Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.

Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual


(15)

ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Disisi lain, return pun memiliki peran yang sangat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi (Linda:2005).

Informasi mengenai kinerja perusahaan sangat diperlukan oleh para investor dalam melakukan aktivitas investasi di pasar modal. Informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan yang merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan. Pemahaman tentang kondisi keuangan perusahaan setidaknya akan memberikan gambaran dasar meliputi: aset perusahaan, kewajiban, jumlah pendapatan/biaya, jumlah dan komposisi saham yang dimiliki serta dana yang tersedia untuk melakukan investasi.

Beberapa penelitian memberikan bukti bahwa laporan keuangan digunakan oleh investor dalam melakukan kegiatan investasi. Investor menggunakan informasi dari laporan laba rugi dan laporan arus kas dalam menggambarkan hasil keuntungan perusahaan pada periode sebelumnya serta prospek perusahaan di masa mendatang. Informasi dari laporan keuangan tersebut akan digunakan oleh investor dalam menilai dan mengevaluasi kinerja perusahaan-perusahaan yang tercatat di pasar modal sebelum mengambil keputusan untuk investasi pada saham tertentu yang dianggap akan memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan lain.

Informasi Laba dapat digunakan sebagai pengukur atas efisiensi manajemen serta sebagai pengukur keberhasilan dan sebagai pedoman pengambilan keputusan manajemen di masa yang akan datang. semakin besar laba yang diperoleh, maka


(16)

semakin baik suatu bisnis penanaman modal (Mangunsong dan Marpaung, 2001). Penelitian ini menggunakan laba kotor karena informasi laba kotor mempunyai kandungan informasi yang direaksi oleh investor dan mampu menggambarkan hubungan laba dengan return saham. Triyono dan Hartono (2007), menguji diantara tiga laba akuntansi (laba kotor, laba operasi, dan laba bersih) penelitianya berhasil membuktikan bahwa laba kotor berpengaruh dominan terhadap pengambilan keputusan investor.

Analisis yang digunakan oleh investor dalam mengevaluasi laporan keuangan sangat beragam dan terkadang berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Analisis terhadap laporan arus kas (Statement of Cash Flow Analysis) merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan oleh pihak manajemen dan investor. Penekanan pada arus kas ini diantaranya dikemukakan oleh Manurung (1998:11) berpendapat “bahwa analisis terhadap arus kas perusahaan melalui laporan arus kas dapat digunakan untuk melihat kinerja perusahaan di bursa saham dalam rangka membeli suatu saham perusahaan”.

Hastuti dan Sudibyo (2008) telah melakukan penelitian yang membuktikan eksistensi muatan informasi pada laba, modal kerja operasi maupun arus kas. Mereka menemukan bukti bahwa pengumuman laporan keuangan yang salah satunya adalah laporan arus kas mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan investasi di pasar modal. Rata-rata perubahan aktivitas investasi dipengaruhi oleh publikasi laporan keuangan pada periode sebelum dan sesudah pelaporan arus kas. Ini dapat memberikan arti bahwa informasi yang terdapat


(17)

dalam laporan arus kas memberikan dampak dalam perdagangan saham di pasar modal.

Penelitian menambahkan ukuran perusahaan sebagai variabel bebas dengan alasan bahwa investor menanamkan modalnya dengan mempertimbangkan besar kecilnya perusahaan. Besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung resiko yang mungkin timbul akibat berbagai situasi yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan operasinya. Biasanya perusahaan yang besar mempunyai kemampuan lebih baik dalam menghadapi resiko dan mengembangkan operasi perusahaan (Ismail, 2004:52). Ukuran perusahaan biasanya diukur menggunakan total aktiva, penjualan dan modal yang dimiliki oleh perusahaan.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham berupa capital gain. Return akan memberikan model estimasi yang lebih tepat dibandingkan harga saham karena harga saham akan memberikan bias terhadap reaksi pasar. Hal ini disebabkan sifat harga saham yang relatif terhadap harga saham perusahaan lain. Harga saham yang tinggi belum tentu mencerminkan kinerja saham yang lebih baik dibandingkan harga saham yang lebih rendah. Harga saham suatu perusahaan selalu mengalami pergerakan naik atau turun. Pergerakan pada harga saham inilah yang dapat memberikan keuntungan bagi para investor. para investor sangat membutuhkan informasi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham baik secara langsung maupun tidak. Informasi dapat diperoleh dari faktor eksternal maupun internal perusahaan. Faktor eksternal perusahaan, antara lain kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah, dan tingkat


(18)

suku bunga bank. Sedangkan faktor internal perusahaan berupa informasi dari laporan keuangan perusahaan. Dalam hal ini akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi.

Menurut Ervina (2010:22) “Studi tentang hubungan antara laba akuntansi dengan harga saham didasarkan pada asumsi bahwa informasi laba akuntansi bermanfaat bagi investor”. Laba yang diperoleh merupakan ukuran keberhasilan manajemen dalam pengelolaan usaha. Para investor berkepentingan dengan informasi laba tersebut berkaitan dengan informasi mengenai earning per share (EPS) dan kemungkinan deviden yang akan diterima.

Laba akuntansi berpengaruh terhadap harga saham ditunjukkan dengan adanya pergerakan harga saham. Laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut. Harga saham dapat bergerak naik kalau investor yakin bahwa dividend dan capital gain akan mereka dapatkan, dimana hal ini dapat diperoleh jika laba perusahaan meningkat.

Jika laba akuntansi suatu perusahaan menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu, maka investor akan tertarik untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut, dengan demikian harga saham yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin meningkat, sehingga return saham akan meningkat pula (Simamora,2000).

Jogiyanto (2003) juga mengemukakan “Dari laporan keuangan yang diterbitkan yang diantaranya adalah laporan arus kas, bisa dilihat kekuatan dan kelemahan relatif suatu perusahaan, serta dapat menunjukkan apakah posisi


(19)

keuangan membaik atau memburuk selama suatu waktu. Hal ini akan membantu investor, kreditor, pemakai lainnya yang potensial, dalam menilai ketidakpastian penerimaan dividen dan bungan di masa akan datang”.

Laporan arus kas memberikan informasi penting yang melengkapi neraca dan laporan laba rugi dengan kata lain bahwa laporan arus kas memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai aktivitas-aktivitas usaha dan posisi keuangan perusahaan. Hal ini didasarkan pada logika bahwa analisis terhadap ketiga kategori arus kas diasumsikan dapat mempengaruhi harga saham dan return saham. Harga saham sebuah perusahaan akan meningkat jika investor memperkirakan arus kas yang akan doperoleh dari perusahaan tersebut meningkat. Sidauruk (2008) menyatakan bahwa “Peningkatan harga saham akibat perkiraan akan meningkatnya arus kas di masa yang akan datang diharapkan dapat memberikan keuntungan (return) bagi investor. Sebaliknya, jika investor memperkirakan arus kas yang akan diterima di masa datang menurun, harga saham perusahaan tersebut akan menurun, begitu pula terhadap return saham”.

Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jundan (2012) meneliti tentang pengaruh Informasi Laba, Arus Kas dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham. Dimana variabel independennya adalah laba, arus kas dan ukuran perusahaan dan variabel dependennya adalah return saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010. Penelitiannya membuktikan bahwa perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan arus kas pendanaan, perubahan laba akuntansi, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial laba kotor, arus kas operasi, arus kas invesatsi, dan ukuran perusahaan


(20)

berpengaruh terhadap return saham sedangkan arus kas pendanaan tidak berpengaruh.

Daniati (2006) meneliti tentang pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Ukuran Perusahaan terhadap expected return saham. Penelitiannya menggunakan komponen laporan arus kas, laba kotor dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen sedangkan expected return Saham sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilakukan pada industri textile dan automotive yang terdaftar di BEJ pada tahun 1999-2004. Penelitiannya membuktikan bahwa arus kas dari aktivitas pendanaan, laba kotor dan ukuran perusahaan berpengaruh karena hasilnya signifikan sedangkan arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh karena hasilnya tidak signifikan sehingga dapat dinyatakan bahwa penelitian ini berhasil menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap expected return saham.

Meythi (2012) meneliti tentang Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas terhadap Harga Saham. Peneliti menggunakan laba dan arus kas sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen. Penelitan ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2004-2006. Penelitiannya membuktikan bahwa variabel laba secara signifikan berpengaruh positif terhadap harga saham. Variabel arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan secara simultan juga menunjukan bahwa variabel laba, arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(21)

Ketidak konsistenan hasil penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai return saham namun dengan variabel dependen variabel independen dengan objek yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Daniati (2006), adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini menggunakan indikator laba, komponen arus kas (arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan), dan ukuran perusahaan serta untuk mengetahui pengaruhnya terhadap expected return saham, terutama pada perusahaan industri textile dan automotive yang terdaftar di BEJ, sedangkan pengambilan tahun sampel adalah tahun 1999- 2004. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui informasi manakah yang lebih memberi manfaat antara laba, arus kas, dan ukuran perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan membayar return saham kepada pemegang saham. Akhirnya penulis menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah dengan judul “Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas, dan UkuranPerusahaan Terhadap Return Saham”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah laba kotor mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham?

2. Apakah arus kas operasi mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham?


(22)

3. Apakah arus kas investasi mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham?

4. Apakah arus kas pendanaan mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham?

5. Apakah Ukuranperusahaan mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham?

6. Apakah laba kotor, arus kas dan ukuran perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap return saham?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adanya pengaruh informasi laba kotor secara parsial

terhadap return saham.

2. Untuk mengetahui adanya pengaruh arus kas operasi secara parsial terhadap return saham.

3. Untuk mengetahui adanya pengaruh arus kas investasi secara parsial terhadap return saham.

4. Untuk mengetahui adanya pengaruh arus kas pendanaan secara parsial terhadap return saham.

5. Untuk mengetahui adanya pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap return saham.

6. Untuk mengetahui adanya pengaruh laba kotor, arus kas dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap return saham.


(23)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Investor

Membantu investor dan calon investor dalam mengambil keputusan investasi di suatu perusahaan yang terkait dengan informasi laba, arus kas dan ukuran perusahaan tersebut.

2. Bagi Perusahaan

Membantu perusahaan dalam mengambil keputusan keuangan yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan.

3. Bagi Penulis / Peneliti sendiri

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang pasar modal dan mekanisme pembentukan harga saham yang dipengaruhi oleh kandungan informasi laba akuntansi dan komponen arus kas yang terdapat pada laporan keuangan.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan hasil penelitian ini di masa mendatang


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 signalling Theory (Teori Signal)

Wolk, et al. (2001) teori signal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Theory signal menunjukan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori signal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan signal-signal pada pengguna laporan keuangan.

Morris (1987) theory signal menjelaskan masalah asimetris informasi dalam pasar. Teori ini menunjukkan bagaimana asimetris ini dapat dikurangi memberikan lebih banyak signal informasi kepada pihak lain. Pihak internal perusahaan secara umum mempunyai lebih banyak informasi mengenai kondisi nyata perusahaan saat ini dan prospeknya dimasa yang akan datang, dibandingkan dengan pihak eksternal.

Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk menarik calon investor, sehingga tidak mengherankan jika laporan keuangan sering kali dibuat sedemikian rupa untuk menampilkan angka yang diinginkan oleh manajemen melalui berbagai tindakan manipulasi. Manipulasi sering dilakukan pada laporan laba perusahaan, karena laba sangat rentan terhadap perubahan metode akuntansi. Hal ini sesuai dengan Signalling Theory yang menunjukkan kecenderungan adanya asimetri informasi antara


(25)

pemilik perusahaan dan investor. Pihak internal perusahaan secara umum mempunyai lebih banyak informasi mengenai kondisi nyata perusahaan saat ini dan prospeknya dimasa yang akan datang, dibandingkan dengan pihak eksternal.

Asimetri informasi ini dapat diminimalkan dengan mengungkapkan informasi sebanyak-banyaknya. Informasi yang diungkapkan diharapkan adalah informasi yang menunjukkan kondisi perusahaan yag sebenar-benarnya. Pelaporan arus kas, dan laba merupakan salah satu usaha meminimalkan asimetri informasi. Laporan arus kas dapat dijadikan informasi alternatif dalam menilai kinerja dan prospek perusahaan, pada saat laba mempunyai peluang yang besar untuk tersentuh praktek manipulasi. Jika melihat pentingnya informasi arus kas bagi pengguna laporan keuangan, maka pelaporan arus kas diharapkan akan direaksi oleh pasar.

Angka-angka akuntansi yang dilaporkan perusahaan dapat digunakan sebagai signal jika angka-angka tersebut dapat mencerminkan informasi mengenai atribut-atribut keputusan perusahaan yang tidak dapat diamati. Ketika perusahaan melaporkan kepada publik komponen labanya, maka hal tersebut merupakan good news karena perusahaan menganggap perusahaan memberikan informasi yang lengkap mengenai perusahaan. Dengan komponen laba yang dilaporkan perusahaan, maka investor dapat mengetahui kinerja perusahaan sesungguhnya sehingga prediksi yang dilakukan akan lebih akurat. Penelitian ini menggunakan teori signal sebagai grand theory yang melandasi pengembangan hipotesis.

Laba seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain, seperti imbal hasil investasi atau laba per saham. Semakin besar


(26)

laba yang diperoleh, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Dividen tersebut dapat berupa uang dan saham perusahaan. Kebijakan dividen dipengaruhi dua kepentingan yang saling bertolak belakang, yaitu kepentingan pemegang saham dengan dividennya, dan kepentingan perusahaan untuk melakukan reinvestasi dengan menahan laba. Dari sisi pemegang saham, dividen merupakan salah satu motivator untuk menanamkan dana di pasar modal. Pemegang saham lebih memilih dividen yang berupa kas dibandingkan dengan capital gain. Perilaku ini diakui oleh Gordon-Lintner (1956) “sebagai the bird in the hand theory bahwa satu burung ditangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara”. Selain itu pemegang saham juga dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dengan menilai besarnya dividen yang dibagikan. Sedangkan dari sisi perusahaan, kebijakan dividen sangat penting, karena jika perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka akan mengurangi laba yang ditahan perusahaan, dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.

2.2 Laporan Keuangan

Menurut Warren et al (2005) “setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan, maka disiapkan laporan bagi pemakai”. Laporan akuntansi yang menghasilkan informasi demikian disebut laporan keuangan, dan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.


(27)

Menurut PSAK 2013 no 1 (IAS 1, 2013) laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi : (1) Laporan Posisi Keuangan (Neraca), (2) Laporan Laba Rugi Komprehensif, (3) Laporan Perubahan Ekuitas, (4) Laporan Arus Kas, (5) Catatan atas Laporan Keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Pemakai laporan keuangan ingin menilai apa yang telah dilakukan oleh manajemen atau pertanggungjawaban apa yang dilakukan manajemen terhadap sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Para investor berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan dalam berinvestasi. Keputusan ini mencakup misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan.

2.2.1. Laba

Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahann selama suatu periode tertentu. Informasi tentang kinerja perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa depan PSAK 2013 no 1 (IAS 1, 2013). Belkoui, (2000:332) mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan


(28)

dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Laba akuntansi memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan laba akuntansi adalah masih bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi, dapat diuji kebenarannya karena didasarkan pada transaksi atau fakta aktual yang didukung bukti objektif.

Parawiyati dan Baridwan (1998) menyatakan bahwa pentingnya informasi laba selain untuk menilai kinerja manajemen dapat pula digunakan untuk membantu mengestimasi kemampuan laba serta menaksir resiko investasi dan kredit. Keberadaan informasi laba dan arus kas dipandang oleh pemakai informasi sebagai hal yang saling melengkapi guna mengevaluasi kinerja perusahaan. Informasi arus kas dan laba memiliki kandungan informasi jika pada saat diumumkan ada reaksi pasar. Reaksi pasar ditunjukkan adanya perubahan harga sekuritas yang diukur dengan return yaitu nilai per bahan harga atau menggunakan abnormal return. Penelitian ini menggunakan laba kotor karena informasi laba kotor mempunyai kandungan informasi yang direaksi oleh investor dan mampu menggambarkan hubungan laba dengan return saham. Semakin tinggi laba perusahaan, maka semakin besar pula pendapatan per lembar saham yang diperoleh investor.

2.2.2 Laporan Arus Kas

2.2.2.1 Pengertian dan Tujuan Arus Kas

`Di dalam melakukan kegiatan usaha, suatu perusahaan memerlukan kas untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas


(29)

merupakan hal yang penting dalam seluruh keputusan yang diambil oleh perusahaan. Menurut Rosdiana (2008) “Arus kas memegang peranan penting untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan. Mengingat pentingnya peranan dari kas ini, maka perusahaan perlu menyusun laporan yang dapat menyediakan informasi tentang arus kas, baik untuk arus kas masuk ataupun arus kas keluar dalam periode waktu tertentu.”

Menurut Skousen (2009:725) “Kas merupakan harta yang paling lancar yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat tukar untuk memperoleh harta lainnya”. Kas dapat langsung digunakan untuk membayar kewajiban lancar dan kas harus bebas dari setiap ikatan kontrak yang membatasi penggunaannya. Kas memiliki sifat universal yaitu memiliki ukuran dan bentuk yang sama, sehingga kas merupakan aktiva yang paling mudah dan diinginkan untuk diselewengkan, karena dapat langsung digunakan.

Menurut pendapat Stice (2006:284) ”Laporan arus kas adalah suatu laporan yang menjelaskan perubahan kas atau setara kas (cash equivalent) dalam suatu periode tertentu”. Sedangkan Kieso (2002:372) mengemukakan pendapatnya bahwa “Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari suatu perusahaan selama suatu periode dalam suatu format merekomendasikan saldo kas awal dan akhir”.

Menurut PSAK 2013 no 2 (IAS 7, 2013) disebutkan tujuan laporan arus kas sebagai berikut:

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan


(30)

dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.

Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan arus keluar kas untuk suatu periode. Sumber-sumber kas meliputi arus masuk dari aktivitas operasi inti (utama) sebuah perusahaan. Sedangkan penggunaan kas mencakup arus kas keluar guna mempertahankan aktivitas inti, untuk melakukan investasi dan untuk memenuhi kewajiban terhadap pembiayaan melalui hutang dan ekuitas.

Rosdiana (2008) bahwa dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas maka laporan arus kas harus memberikan informasi:

1. Menetapkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih yang positif di masa depan. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas tidak beubah secara drastis dari tahun ke tahun. Penerimaan dan pembayaran kas yang lalu adalah alat peramal yang baik untuk penerimaan dan pembayaran kas masa depan.

2. Menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, seperti membayar dividen dan kebutuhan pembelanjaan ekstern. Para pemegang saham tertarik dalam penerimaan dividen atas investasi mereka dalam perusahaan. Kreditor ingin menerima bunga dan pokok pinjaman tepat waktunya. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor meramalkan apakah perusahaan dapat melakukan pembayaran. 3. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan

penerimaan/pembayaran kas. Biasanya kas dan laba bersih berjalan bersama, namun adakalanya saldo kas perusahaan dapat menurun ketika laba bersih meningkat dan kas dapat meningkat pada saaat laba bersih menurun.

4. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan, baik transaksi kas maupun transaksi investasi non kas dan transaksi pendaaan selama periode tertentu.

5. Kebutuhan perusahaan akan pendanaan ekstern (External financing) 6. Untuk mengevaluasi keputusan manajemen. Jika manajer membuat

keputusan investasi yang bijaksana maka bisnis mereka akan menjadi makmur, brgitu juga sebaliknya jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana maka bisnis mereka akan mengalami kegoncangan.


(31)

2.2.3 Komponen Laporan Arus Kas

Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas dalam tiga kategori utama, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh PSAK 2013 no 2 (IAS 7, 2013) sebagai berikut:

Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga jenis aktivitas tersebut.

Berdasarkan pernyataan di atas maka laporan arus kas terdiri dari tiga komponen utama yang terdiri dari:

1. Arus kas dari aktivitas operasi 2. Arus kas dari aktivitas investasi 3. Arus kas dari aktivitas pendanaan

Adapun penjelasan dari masing – masing komponen laporan arus kas tersebut adalah sebagai berikut:

2.2.3.1 Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi biasanya berbeda dari jumlah laba bersih periode berjalan. Perbedaan ini terjadi karena pendapatan dan beban tidak selalu diterima atau dibayar secara tunai. Transaksi-transaksi yang termasuk ke dalam aktivitas operasi adalah Transaksi-transaksi -Transaksi-transaksi dan


(32)

kejadian-kejadian yang akan menentukan laba bersih. Penerimaan kas dari penjualan barang atau pemberian jasa merupakan arus kas masuk utama bagi kebanyakan bisnis. Penerimaan kas lainnya berasal dari bunga, dividen, dan hal hal lainnya yang serupa. Arus kas keluar yang utama adalah pembayaran untuk pembelian persediaan dan pembayaran gaji, pajak, bunga, utilitas, sewa dan lainnya. Jumlah bersih yang disediakan atau digunakan oleh aktivitas operasi adalah gambaran penting dalam sebuah laporan arus kas. Seperti halnya laba bersih yang digunakan untuk meringkas semua yang ada dalam laporan arus kas, arus kas dari aktivitas operasi adalah “bottom line” atau jumlah akhir dari laporan arus kas. Prinsip dasarnya adalah aktivitas operasi harus berisikan pengaruh arus kas dari pendapatan dan beban yang ada di laporan laba rugi. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK 2013 No 2 (IAS 7, 2013) adalah:

1. penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

2. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain; 3. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

4. pembayaran kas kepada karyawan;

5. penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anitas, dan manfaat asuransi lainnya;

6. pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;

7. penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

2.2.3.2 Arus Kas Dari Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi mencakup transaksi- transaksi atau kejadian-kejadian pembelian dan penjualan saham (securities), tanah, bangunan, peralatan dan aktiva-aktiva lain yang pada umumnya tidak untuk dijual kembali dan pembelian serta pengumpulan hutang-hutang yang diklasifikasikan sebagai aktivitas


(33)

investasi. Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi dan menagih pinjaman. Aktivitas investasi terjadi secara rutin dan menyebabkan penerimaan dan pengeluaran kas, tetapi tidak dikelompokkan sebagai aktivitas operasi karena hanya berhubungan secara tidak langsung dengan aktivitas operasi bisnis yang berjalan. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi menurut PSAK 2013 No 2 (IAS 7, 2013) adalah:

1. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.

2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lainnya.

3. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.

4. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan);

5. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

Pada waktu-waktu yang normal, kebanyakan perusahaan menggunakan kas untuk memperluas atau menambah aktiva jangka panjangnya, sehingga kas dari aktivitas investasi biasanya negatif. Sebuah perusahaan dengan arus kas positif dari aktivitas investasi berarti menjual aktiva jangka panjangnya lebih cepat dari pada menukarnya dengan yang baru.

2.2.3.4 Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan meliputi semua transaksi atau kejadian yang diperoleh dari pembayaran kembali kepada para pemilik (equity financing) dan kreditor


(34)

(debt financing), misalnya penerimaan kas yang berasal dari pengeluaran atau penjualan saham, pengembalian pokok pinjaman atau pembayaran untuk saham dalam perbendaharaan (treasury stock) dan pembayaran dividen. Transaksi-transaksi yang termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah Transaksi-transaksi dan kejadian saat kas diperoleh dari dan dibayarkan kembali kepada para pemilik (pendanaan dengan modal) dan para kreditor (pendanaan dengan utang). Contohnya kas yang dihasilkan dari penerbitan saham dan obligasi akan diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Contoh lainnya adalah pembayaran untuk saham yang diperoleh kembali atau untuk melunasi obligasi dan pembayaran dividen juga diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas pendanaan menurut PSAK 2013 No 2 (IAS 7, 2013) adalah:

1. Penerimaan dari emisi saham atau instrumen modal lainnya;

2. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan;

3. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya;

4. Pelunasan pinjaman;

5. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lesse) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).

Arus kas pendanaan pada perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas pendanaan yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktivitas pendanaan lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki arus kas negatif jika arus kas masuk dari aktivitas pendanaan lebih kecil daripada arus kas keluarnya.


(35)

2.2.4 Pelaporan Arus Kas Perusahaan

Setiap perusahaan diminta untuk mencantumkan laporan arus kas dalam setiap laporan keuangannya sesuai dengan pedoman yang berlaku yaitu PSAK 2013 No.2 (IAS 7, 2013), perusahaan harus melaporkan arus kas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut:

1 Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau

2 Metode tidak langsung: dengan metode ini laba rugi atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan , dan unsur penghasil atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Namun Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam pernyataan No.2 paragraf 18 menganjurkan agar perusahaan melaporkan arus kas operasi ini dengan menggunakan metode langsung. Sedangkan menurut IAI (2013) untuk pelaporan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan sebagai berikut:

Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali sebagaimana dijelaskan pada paragraf 21 dan 23, arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih.

Manurung (1998:15) menyatakan bahwa “Perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivits pendanaan dengan metode langsung”.

Metode langsung pada dasarnya adalah pemeriksaan kembali setiap pos (atau akun) laporan laba rugi dengan tujuan melaporkan seberapa banyak kas yang diterima atau dikeluarkan sehubungan dengan pos tersebut. Menurut Stice


(36)

(2006:732) penyusunan laporan arus kas menggunakan metode langsung memerlukan penyesuaian dalam beberapa hal seperti.:

1. Mengeliminasi beban-beban yang tidak melibatkan arus kas keluar seperti beban penyusutan.

2. Mengeliminasi keuntungan dan kerugian yang terkait dengan aktivitas investasi atau pendanaan untuk menghindari memperhitungkan pos-pos tersebut dua kali.

3. Menyesuaikan perubahan-perubahan dalam saldo aset dan kewajiban operasi lancar (biasanya, namun tidak selalu lancar) karena perubahan-perubahan ini mengindikasikan kasus-kasus yang mana arus kas operasi yang terkait dengan transaksi tidak sama dengan pengeluaran atau pendapatan yang dilaporkan untuk transaksi tersebut.

Sedangkan metode tidak langsung merupakan penyusunan laporan arus kas yang dimulai dengan laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi, dan menyesuaikan nilai akrual ini untuk setiap hal yang tidak memengaruhi kas. Menurut Stice (2006:738) dalam penyusunan laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung diperlukan dasar pemikiran dalam hal penambahan dan pengurangan akun-akun yang terkait seperti :

1. Menambahkan jumlah beban penyusutan dan amortisasi. Jumlah ini ditambahkan kembali ke laba bersih karena tidak ada arus kas yang terkait dengan beban-beban ini dalam periode berjalan.

2. Mengurangkan jumlah keuntungan dan menambahkan jumlah kerugian karena dampak kas penuh dari pos-pos ini dilaporkan dalam bagian aktivitas investasi. Karena keuntungan dan kerugian dimasukkan di dalam perhitungan laba bersih, tidak melakukan penyesuain ini akan menyebabkan keuntungan da kerugian tersebut menjadi diperhitungkan dua kali.

3. Menambahkan penurunan pendapatan penjualan diterima di muka. Pendapatan penjualan diterima di muka akan naik ketika pelanggan membayar barang atau jasa di muka. Jadi, kenaikan dalam Pendapatan Penjualan Dibayar di Muka mencerminkan kas yang diterima di luar jumlah penjualan.

4. Menambahkan penurunan persediaan. Dengan memperkenankan jumlah persediaan mengalami penurunan, perusahaan telah menghemat kas yang seharusnya dipergunakan untuk membeli persediaan.

5. Mengurangkan kenaikan dalam beban operasi dibayar di muka. Dalam hal ini, perusahaan membayar kas tambahan dengan membayar di awal


(37)

jasa yang tidak akan dipergunakannya sampai periode-periode mendatang.

6. Menambah kewajiban untuk pensiun karyawan. Suatu beban restrukturisasi tidak melibatkan pengeluaran uang secara langsung. Kenaikan kewajiban ini menunjukkan bahwa perusahaan belum membayarkan kas yang terkait dengan restrukturisasi, sehingga jumlah kenaikan itu ditambahkan ke dalam perhitungan arus kas operasi.

7. Mengurangkan penurunan utang pajak penghasilan. Perusahaan harus membayar kas tambahan untuk mengurangi saldo Utang Pajak Penghasilan.

8. Menambahkan kenaikan kewajiban pajak penghasilan tangguhan. Sebagian beban pajak penghasilan yang berhubungan dengan pajak penghasilan tidak akan terutang sampai suatu tahun yang akan datang. Oleh karena itu, bagian dari beban pajak penghasilan ini tidak melibatkan suatu arus kas keluar lancar dan ditambahkan kembali ke dalam perhitungan arus kas operasi.

Penghitungan total arus kas menggunakan metode langsung maupun tidak langsung akan menghasilkan jumlah yang sama. Perbedaan signifikan diantara kedua metode ini hanyalah dari sisi penyampaian informasi dan penggunaannya.

1. Dari sisi informasi

Metode langsung akan dihasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Selain itu dengan metode langsung juga informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan atau dengan menyesuaikan penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi.

2. Dari sisi pemakaian

Metode tidak langsung lebih disukai dibandingkan dengan metode langsung dan digunakan oleh kebanyakan perusahaan karena relatif lebih mudah digunakan dan merekonsiliasikan perbedaan antara laba bersih dengan arus kas bersih dari aktivitas operasi.


(38)

Financial Accounting Standard Board (FASB) mempertimbangkan alasan-alasan untuk penggunaan kedua metode ini, dan walaupun lebih menyukai kejelasan dari metode langsung. Stice (2006:291) menyatakan “FASB akhirnya memperbolehkan penggunaan metode yang mana saja. Pilihan untuk menggunakan metode langsung dan metode tidak langsung hanya mempengaruhi bagian aktivitas operasi, sedangkan bagian aktivitas investasi dan pendanaan hampir sama apapun metode yang digunakan”.

2.2.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki, atau total penjualan yang diperoleh. Besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin timbul akibat berbagai situasi yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan operasinya Biasanya perusahaan yang besar mempunyai kemampuan lebih baik dalam menghadapi risiko dan mengembangkan operasi perusahaan (Jogiyanto, 2000:254). Hal ini disebabkan karena perusahaan besar lebih menganekaragamkan lini produknya atau bidang usahanya, yang bertujuan untuk mendiversifikasikan risiko dalam menjalankan usahanya. Maksudnya yaitu dengan risiko yang minimal akan mendapatkan keuntungan, atau dengan resiko tertentu untuk memperoleh keuntungan investasi yang maksimal.


(39)

2.2.6 Return Saham

Menurut Lubis (2008:157) mendefenisikan saham sebagai “penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan”. Sedangkan Husnan (1998) mengemukakan pendapatnya bahwa “saham sebagai bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan”. Berdasarkan defenisi tentang saham tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga yang merupakan bukti kepemilikan modal atas suatu perusahaan.

Menurut Wahyudi (2003), bahwa “Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya”. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu current income dan capital gain. Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang berifat periodik seperti deviden. Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat, sedangkan capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham sebelunya (Pt-1) maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss.

Menurut Jogiyanto (2003: 109) saham dibedakan menjadi dua: (1) return realisasi merupakan return yang telah terjadi, (2) return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode


(40)

berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen, maka dapat ditulis rumus (Ross et al., 2003: 238).

��=��−�−1��−1=

Keterangan:

Rt = Return saham pada periode ke-t Pt = Harga saham periode pengamatan

Pt-1 = Harga saham periode sebelum pengamatan

Menurut Jones (2000: 124) “return is yield dan capital gain (loss). (1) Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, (2) Capital gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan. Hal tersebut diperkuat oleh Corrado dan Jordan (2000: 5) yang menyatakan bahwa .return from investment security is cashflow and capital gain/loss. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capitalgain/loss.

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi return saham telah pernah dilakukan oleh beberapa penelitian terdahulu. Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jundan (2012) meneliti tentang pengaruh Informasi Laba, Arus Kas dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham. Dimana variabel independennya adalah laba, arus kas dan ukuran perusahaan dan variabel


(41)

dependennya adalah return saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010. Penelitiannya membuktikan bahwa perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan arus kas pendanaan, perubahan laba akuntansi, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial laba kotor, arus kas operasi, arus kas invesatsi, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham sedangkan arus kas pendanaan tidak berpengaruh.

Daniati (2006) meneliti tentang pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Ukuran Perusahaan terhadap expected return saham. Ninna menggunakan komponen laporan arus kas, laba kotor dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen sedangkan expected return Saham sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilakukan pada industri textile dan automotive yang terdaftar di BEJ pada tahun 1999-2004. Penelitiannya membuktikan bahwa arus kas dari aktivitas pendanaan, laba kotor dan ukuran perusahaan berhasil diterima karena hasilnya signifikan sedangkan arus kas dari aktivitas operasi ditolak karena hasilnya tidak signifikan sehingga dapat dinyatakan bahwa penelitian ini berhasil menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap expected return saham.

Meythi (2012) meneliti tentang Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas terhadap Harga Saham. Peneliti menggunakan laba dan arus kas sebagai variabel independen saedangkan harga saham sebagai variabel dependen. Penelitan ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2004-2006. Penelitiannya membuktikan bahwa variabel laba secara signifikan


(42)

berpengaruh positif terhadap harga saham. Variabel arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan secara simultan juga menunjukan bahwa variabel laba, arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Tabel 2.3.1

Tabel Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti

(Tahun)

Judul Variabel

penelitian Hasil penelitian Jundan (2012) Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas dan Ukuran

Perusahaan terhadap Return Saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI

Variabel independen: Laba, arus kas dan ukuran perusahaan Variabel dependen: Return Saham

Penelitiannya membuktikan bahwa perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan arus kas pendanaan, perubahan laba akuntansi, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial laba kotor, arus kas operasi, arus kas invesatsi, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham sedangkan arus kas pendanaan tidak berpengaruh. Daniati (2006) pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Ukuran Perusahaan terhadap expected return saham pada industri textile dan automotif yang terdaftar di BEJ

Variabel independen: Komponen

laporan arus kas, laba kotor dan ukuran

perusahaan Variabel dependen:

Expected return saham.

Penelitiannya membuktikan bahwa arus kas dari aktivitas pendanaan, laba kotor dan ukuran

perusahaan berhasil diterima karena hasilnya signifikan sedangkan arus kas dari aktivitas operasi ditolak karena hasilnya tidak signifikan sehingga dapat dinyatakan bahwa penelitian ini berhasil menunjukan adanya pengaruh yang signifikan


(43)

antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap expected return saham Meythi

(2012)

Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

Variabel independen: laba dan Arus kas variabel

devenden: Harga Saham

Penelitiannya membuktikan bahwa variabel laba secara signifikan berpengaruh positif terhadap harga saham. Variabel arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan secara simultan juga menunjukan bahwa variabel laba, arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham

2.4. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:


(44)

H1 H2 H3 H4 H5

H6 Gambar 2.4.1 Kerangka Konseptual

Return saham sangat sensitif terhadap faktor fundamental dan harapan para investor. Berbagai kajian menunjukkan bahwa return saham di pasar modal dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal antara lain adalah kualitas manajemen, pendanaan, bentuk investasi, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal antara lain adalah penetapan harga, inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang, dan sebagainya. Dalam hal ini return saham dipengaruhi oleh publikasi laba, arus kas dan ukuran perusahaan.

Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahann selama suatu periode tertentu. Informasi tentang kinerja perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa depan. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur

Laba Kotor (X1)

Arus Kas Operasi (X2)

Arus Kas Investasi (X3)

Arus Kas Pendanaan (X4) Ukuran Perusahaan (X5)


(45)

prediksi. Semakin tinggi laba akuntansi dari suatu perusahaan maka harga saham akan semakin tinggi pula, yang dapat memberikan return yang tinggi bagi investor.

Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas baik dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Aktivitas operasi adalah siklus kegiatan jangka pendek yang merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Semakin tinggi saldo kas bersih dari aktivitas operasi suatu perusahaan, diharapkan dapat meyakinkan investor bahwa operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber luar sehingga harga saham dan return saham dapat meningkat.

Aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas investasi pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Arus kas investasi yang positif (surplus) menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh kas dengan melakukan pelepasan aktiva jangka panjangnya dan menjual surat berharganya sedangkan arus kas investasi yang negatif (defisit) menunjukkan adanya peningkatan investasi seperti membeli aktiva jangka panjang atau surat-surat berharga. Peningkatan investasi memberikan pengaruh positif kepada investor, dikarenakan investor beranggapan bahwa peningkatan investasi akan memberikan arus kas yang lebih besar di masa yang akan datang sehingga perusahaan dapat memberikan return yang tinngi yang selanjutnya akan meningkatkan harga saham


(46)

Aktivitas pendanaan merupakan representasi dari pembayaran kewajiban serta penarikan kembali saham yang beredar. Arus kas pendanaan positif menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menjual saham dan surat – surat berharga di pasar modal sedangkan arus kas pendanaan yang defisit (negatif) menggambarkan bahwa perusahaan cenderung mengembalikan hutang jangka panjangnya atau menarik kembali saham yang beredar. Perusahaan dengan arus kas pendanaan yang positif ditanggapi secara negatif oleh investor. Investor beranggapan bahwa perusahaan dengan arus kas pendanaan positif lebih banyak menerbitkan hutang (obligasi atau wesel) sehingga akan mengurangi arus kas operasi di masa mendatang dan akan mengurangi penghasilan perusahaan. Sedangkan perusahaan dengan arus kas pendanaan yang negatif ditanggapi secara positif oleh investor. Arus kas pendanaan yang negatif memberikan gambaran bahwa perusahaan mampu membayar hutang jangka panjang dan membayar dividen yang lebih besar kepada investor.

Ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki, atau total penjualan yang diperoleh. Besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin timbul akibat berbagai situasi yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan operasinya. Biasanya perusahaan yang besar mempunyai kemampuan lebih baik dalam menghadapi risiko dan mengembangkan operasi perusahaan. Semakin besar total Akitiva semakin mampu perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin besar perusahaan menghasilkan laba, maka akan besar membagikan deviden. Selain itu, jika


(47)

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat. Hal ini berarti ukuran perusahaan mempunyai hubungan positif dengan return saham.

2.5 Hipotesis

Sugiyono (2008:51), Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, kerangka konseptual, maka peneliti menggunakan hipotesis di bawah ini sebagai jawaban sementara.

H

1 :Laba mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham. H

2 :Arus kas operasi mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham. H

3 :Arus kas investasi mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return

saham.

H

4 :Arus kas pendanaan mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return

saham

H

5 :Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return

saham.

H

6 :Laba, Arus Kas dan Ukuran perusahaan secara Simultan berpengaruh


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif yang bersifat kausal. Menurut Sugiyono (2008:11) penelitian asosiatif adalah “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Desain penelitian kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

3.2. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) untuk melihat nama-nama perusahaan dan data laporan keuangan perusahaan. Selain itu data diperoleh dari Indonesian Stock Exchange (IDX) untuk melihat harga saham penutupan akhir tahun. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.

3.3. Populasi dan Sampel

Popolasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling


(49)

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai 2013.

2. Perusahaan manufaktur termasuk dalam kelompok LQ45 periode Februari 2013 Juli 2013.

3. Perusahaan memiliki tahun buku yang berakhir 31 Desember. Hal ini dimaksudkan agar terjadi keseragaman waktu pelaporan keuangan.

4. Perusahaan menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya. 5. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama pengamatan karena angka

laba negatif menjadi tidak bermakna.

6. Perusahaan memiliki data mengenai variabel yang dibutuhkan dalam penelitian secara lengkap.

Laporan keuangan yang digunakan sebagai sampel adalah laporan keuangan per 31 desember, dengan alasan laporan tersebut telah di audit sehingga informasi yang dilaporkan lebih dapat dipercaya. Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dari tahun 2011-2013 terdapat 45 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang termasuk dalam kelompok LQ45. Dari seluruh populasi yang ada, sampel yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan tersebut terdiri atas 16 sampel perusahaan. Nama-nama perusahaan manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel 3.1.


(50)

Tabel 3.1 Sampel penelitian

No. Nama Emiten LQ45 Kode Status

1 PT Astra Agro Lestari Tbk AALI S1

2 PT Adaro Energy Tbk ADRO -

3 PT Aneka Tambang Tbk ANTM -

4 PT Astra International Tbk ASII S2

5 PT AKR Corporindo Tbk AKRA -

6 PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI -

7 PT Bank Central Asia Tbk BBCA -

8 PT Bank Negara Indonesia Tbk BBNI -

9 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI -

10 PT Bank Tabungan Negara Tbk BBTN

-11 PT Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN -

12 PT. Bhakti Investama Tbk BHIT -

13 PT. Sentul City Tbk BKSL -

14 PT Bank Mandiri Tbk BMRI -

15 Global Mediacom Tbk BMTR

-16 PT. Bumi Serpong Damai Tbk BSDE -

17 PT Bumi Resources Tbk BUMI -

18 PT. BW Plantations Tbk BWPT S3

19 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN S4

20 PT XL Axiata EXCL -

21 PT Gudang Garam Tbk GGRM S5

22 Garuda Indonesia Tbk GIAA -

23 PT Harum Energy HRUM -

24 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP S6

25 Indomobil Sukses Makmur IMAS S7

26 PT International Nickel Indonesia Tbk INCO -

27 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF S8

28 PT Indika Energy Tbk INDY -


(51)

30 PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG -

31 PT Jasa Marga Tbk JSMR -

32 PT Kalbe Farma Tbk KLBF S10

33 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR -

34 PT PP London Sumatra Indonesia Tbk LSIP S11

35 Malindo Feedmill Tbk MAIN S12

36 Mitra Adi Perkasa Tbk MAPI -

37 Media Nusantara Citra Tbk MNCN -

38 PT Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS -

39 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA -

40 Semen Cibinong Tbk SMCB S13

41 PT Semen Gresik Tbk SMGR S14

42 Surya Semesta Internusa SSIA

-43 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM -

44 PT United Tractors Tbk UNTR S15

45 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR S16

Sumber : www.idx.co.id, ditabulasi Penulis (2014)

3.4 Defenisi Operasional Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Penelitian

3.4.1.1 Variabel Independen (X)

Variabel Bebas (Independent Variable) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

1. Laba kotor (X1) yang diukur dengan perubahan selisih antara pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan.

2. Arus kas dari aktivitas operasi (X2) yang diukur dengan perubahan arus kas dari aktivitas operasi berupa pendapatan perusahaan dan aktivitas selain aktivitas investasi dan pendanaan.


(52)

3. Arus kas dari aktivitas investasi (X3) yang diukur dengan perubahan arus kas dari aktivitas investasi yang berupa investasi aktiva jangka panjang dan investasi lain yang tidak termasuk dalam arus kas pendanaan.

4. Arus kas dari aktivitas pendanaan (X4) yang diukur dengan perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan yang berupa ekuitas dan pinjaman perusahaan.

5. Ukuran perusahaan (X5) yang diproksikan dengan total aset perusahaan.

3.4.1.2.Variabel Dependen (Y)

Variabel Tidak Bebas (Dependent Variable) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas (Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel terikat (Y) adalah return saham yang diukur dengan mengurangi harga saham waktu tertentu dengan harga saham sebelumnya dibagi dengan harga saham periode sebelumnya.

3.4.2 Defenisi Operasional Variabel

Satuan pengamatan yang menjadi objek penelitian adalah Laba kotor, laporan arus kas yang terdiri dari arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan serta ukuran perusahaan manufaktur yang telah diaudit dan dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode akuntansi tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.

1. Laba Kotor (X1) adalah informasi penting yang digunakan oleh investor untuk menilai kinerja perusahaan. Pentingnya informasi laba selain untuk menilai kinerja manajemen dapat pula digunakan untuk membantu mengestimasi


(53)

kemampuan laba serta menaksir resiko investasi dan kredit. Keberadaan informasi laba dan arus kas dipandang oleh pemakai informasi sebagai hal yang saling melengkapi guna mengevaluasi kinerja perusahaan. Informasi arus kas dan laba memiliki kandungan informasi jika pada saat diumumkan ada reaksi pasar. Reaksi pasar ditunjukan adanya perubahan harga sekuritas yang diukur dengan return saham. Variabel ini akan dihitung sebagai rasio perubahan dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya.

Laba (X1) = ��−��−1 ��−1

2. Laporan arus kas operasi (X2) adalah selisih dari arus kas masuk dengan aru kas keluar dari aktivitas operasi perusahaan dalam tahun pengamatan. Variabel ini akan dihitung sebagai rasio perubahan dibandingkan dengan arus kas tahun sebelumnya.

Arus Kas Operasi (X2) = ����−����−1 ����−1

3. Laporan arus kas investasi (X3) adalah selisih dari arus kas masuk dengan arus kas keluar dari aktivitas investasi perusahaan dalam tahun pengamatan. Variabel ini akan dihitung sebagai rasio perubahan dibandingkan dengan arus kas tahun sebelumnya.

Arus Kas Investasi (X3) = ����−����−1 ����−1

4. Laporan arus kas pendanaan (X4) adalah selisih dari arus kas masuk dengan arus kas keluar dari aktivitas pendanaan perusahaan dalam tahun pengamatan. Variabel ini akan dihitung sebagai rasio perubahan dibandingkan dengan arus kas tahun sebelumnya.


(54)

Arus Kas Pendanaan (X4) = ����−����−1 ����−1

5. Ukuran perusahaaan (X5) adalah ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan, yang nampak dari nilai total aktiva, besarnya penjualan dan modal yang dimiliki oleh perusahaan.

Ukuran Perusahaan (X5) = ���−���−1 ���−1

6. Return saham (Y) adalah mencerminkan kemampuan perusahaan membayar berupa capital gain. Dimana harga saham periode pengamatan dikurangi dengan harga saham periode sebelum pengamatan dibagi dengan harga saham periode sebelum pengamatan.

Return Saham (Y) = ��−��−1 ��−1

Tabel 3.3.2

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala

Laba Kotor (�1) Selisih antara penerimaan dan pengeluaran

perusahaan yang bersal dari laporan laba-rugi tahunan.

Perubahan Laba Kotor tahun ini dikurangi laba kotor tahun lalu dibagi dengan laba kotor pada tahun lalu

Rasio

Arus Kas dari Aktivitas Operasi (�2)

Laporan yang

ditujukan untuk melaporkan

penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan.

Perubahan arus kas operasi (arus kas operasi tahun ini dikurangi arus kas operasi tahun lalu) dibagi dengan arus kas operasi pada tahun lalu.

Rasio

Arus Kas dari Aktivitas

Investasi (�3)

Laporan yang ditujukan untuk melaporkan

penerimaan dan pengeluaran kas

Perubahan arus kas investasi (arus kas investasi tahun ini dikurangi arus kas investasi tahun lalu) dibagi


(55)

selama satu periode yang berasal dari aktivitas investasi perusahaan

.

dengan arus kas investasi pada tahun lalu.

Arus Kas dari Aktivitas

Pendanaan (�4)

Laporan yang ditujukan untuk melaporkan

penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktivitas pendanaan perusahaan

Perubahan arus kas

pendanaan (arus kas pendanaan tahun ini dikurangi arus kas pendanaan tahun lalu) dibagi dengan arus kas pendanaan pada tahun lalu.

Rasio

Ukuran

perusahaan(�5)

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan

nilai total aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun yang di ukur dengan Ln dari total aktiva.

Rasio

Return Saham (Y)

Keuntungan dalam bentuk Capital Gain

Perubahan harga saham (harga saham hari ini dikurangi harga saham kemarin) dibagi dengan harga saham pada awal periode

Rasio

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 22. Analisis data dilakukan dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil pengujian asumsi klasik akan mendukung hasil pengujian hipotesis.

3.5.1 Uji Asumsi Klasik

3.5.1.1 Uji Normalitas Data


(56)

variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut:

H

0: data residual berdistribusi normal H

1: data residual tidak berdistribusi normal

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada penelitian ini akan digunakan kedua cara tersebut.

1. Uji Analisis Grafik 1) Histogram

Pengujian dengan model histogram memiliki ketentuan bahwa data normal berbentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Jika data melenceng ke kanan atau melenceng ke kiri berarti data tidak terdistribusi secara normal.

2) Grafik Normality P-Plot

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka menunjukkan pola distribusi normal.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal.

Penyimpangan asumsi normalitas ini akan semakin kecil pengaruhnya apabila jumlah sampel diperbesar. Salah satu penyelesaiannya adalah dengan cara


(57)

mengubah bentuk variabel yang semula nilai absolut ditransformasikan menjadi bentuk lain (kwadratik, resiprokal) sehingga distribusi menjadi normal.

2. Uji Statistik

Uji Kolmogorov- Smirnov

Ghozali (2005:115) menjelaskan bahwa “Uji satatistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)”. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:

H

0: Data residual berdistribusi normal H

A: Data residual tidak berdistribusi normal

Bila signifikansi > 0,05 dengan = 5% berarti distribusi data normal dan diterima, sebaliknya bila nilai signifikan < 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan diterima. Menurut Jogiyanto (2004:172), Jika data tidak normal, ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal yaitu:

1. Dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu: logaritma natural, akar kuadrat, logaritma 10,

2. Melakukan trimming, yaitu memangkas observasi yang bersifat outlier, 3. Melakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outliers menjadi

nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

3.5.1.2 Uji Multikolinearitas

Ghozali (2005:91) menyatakan bahwa “Pengujian multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel-variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen”. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya


(1)

16

PT Unilever Indonesia Tbk

1,00

1,25

1,71

,96

1,61

20,46

Rasio pertumbuhan (selisih) tahun 2012

NO

Nama Emiten LQ45

Data Keuangan

Return

Saham

Laba

Arus

Kas

Operasi

Arus

Kas

Investasi

Arus

Kas

Pendanaan

Ukuran

Perusahaan

1

PT Astra Agro Lestari Tbk

1,12

1,03

1,12

1,47

1,98

21.7

2

PT Astra International Tbk

,43

1,43

,89

1,01

2,13

18.11

3

PT. BW Plantations Tbk

1,37

,72

1,02

1,08

1,88

36.88

4

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk

1,84

1,16

1,73

1,32

1,23

39.56

5

PT Gudang Garam Tbk

2,45

1,45

1,16

2,03

1,89

6.19

6

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

1,70

1,13

1,60

2,24

,91

16.05

7

Indomobil Sukses Makmur

1,89

1,22

2,14

2,16

1,58

36.21

8

PT Indofood Sukses Makmur Tbk

1,43

,89

1,09

1,69

1,88

10.7

9

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

1,50

1,46

1,66

1,95

1,98

25.36

10

PT Kalbe Farma Tbk

1,75

1,25

1,87

1,65

2,34

13.81

11

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk

,34

1,78

2,15

2,16

1,82

11.18

12

Malindo Feedmill Tbk

2,15

1,59

2,53

1,85

2,22

35.55

13

Semen Cibinong Tbk

1,52

1,23

1,34

2,02

2,21

11.12

14

PT Semen Gresik Tbk

1,58

1,38

1,43

1,05

2,27

35.18

15

PT United Tractors Tbk

1,56

,51

2,02

1,03

1,21


(2)

16

PT Unilever Indonesia Tbk

1,04

1,20

1,07

1,78

,67

14.33

Rasio pertumbuhan (selisih) tahun 2013

NO

Nama Emiten LQ45

Data Keuangan

Return

Saham

Laba

Arus

Kas

Operasi

Arus

Kas

Investasi

Arus

Kas

Pendanaan

Ukuran

Perusahaan

1

PT Astra Agro Lestari Tbk

1,44

1,89

1,32

,96

1,23

20,47

2

PT Astra International Tbk

1,45

1,89

2,14

1,78

2,39

17,4

3

PT. BW Plantations Tbk

,49

1,32

1,14

1,22

,80

26,19

4

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk

1,51

1,17

1,34

1,32

1,73

27,31

5

PT Gudang Garam Tbk

1,23

1,26

1.06

1,70

3,17

22,31

6

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

1,49

1,03

1,29

1,76

1,67

19,34

7

Indomobil Sukses Makmur

1,02

,19

1,26

1,61

1,28

26,94

8

PT Indofood Sukses Makmur Tbk

1,04

,73

,82

2,26

2,60

31,49

9

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

1,21

,67

,65

2,04

1,31

16,92

10

PT Kalbe Farma Tbk

1,25

1,24

1,22

1,09

1,98

20,14

11

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk

1,54

1,42

1,23

1,51

1,52

5,6

12

Malindo Feedmill Tbk

1,70

1,09

1,08

1,02

2,84

23,03

13

Semen Cibinong Tbk

1,52

,55

,74

1,59

1,65

9,81

14

PT Semen Gresik Tbk

1,34

1,25

,91

1,89

1,76

15,85

15

PT United Tractors Tbk


(3)

16

PT Unilever Indonesia Tbk

1,39

1,13

1,30

,39

1,34

11,37


(4)

Unstandardized Residual

N 48

Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 27,03698638 Most Extreme Differences Absolute ,101

Positive ,101

Negative -,071

Test Statistic ,101

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,285a ,081 -,028 77,85191 1,871

a. Predictors: (Constant), TA, AKO_1, AKP_1, LK_1, AKI_1 b. Dependent Variable: RS1

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constan) -4,860 26,994 -,180 ,858

LK_1 ,729 ,939 ,148 ,776 ,442 ,605 1,653

AKO_1 ,001 ,018 ,002 ,010 ,992 ,917 1,091 AKI_1 ,005 ,100 ,011 ,049 ,961 ,441 2,269 AKP_1 ,030 ,030 ,220 1,013 ,317 ,463 2,158

TA ,971 1,225 ,150 ,793 ,432 ,609 1,643


(5)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,285a ,081 -,028 77,85191 1,871

a. Predictors: (Constant), TA, AKO_1, AKP_1, LK_1, AKI_1 b. Dependent Variable: RS1


(6)

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

-4,860 26,994 -,180 ,858

,729 ,939 ,148 ,776 ,442

,001 ,018 ,002 ,010 ,992

,005 ,100 ,011 ,049 ,961

,030 ,030 ,220 1,013 ,317

,971 1,225 ,150 ,793 ,432

Dependent variabel : RS1

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 22519,056 5 4503,811 ,743 ,596b

Residual 254558,637 42 6060,920

Total 277077,693 47

a. Dependent Variable: RS1


Dokumen yang terkait

Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

15 198 120

PENGARUH ARUS KAS dan LABA AKUNTANSI TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

0 17 17

PENGARUH INFORMASI KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

0 7 15

PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS, LABA BERSIH DAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 3 41

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 4 80

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori - Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas, dan Size Perusahaan terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

0 0 24

ABSTRAK PENGARUH INFORMASI LABA, ARUS KAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 11

PENGARUH PERUBAHAN LABA DAN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGARUH PERUBAHAN ARUS KAS, LABA AKUNTANSI, SIZE PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

0 0 17

PENGARUH ARUS KAS OPERASI DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 1 15