MAKALAH PKn Pengaruh Ketahanan Nasional

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang
terdiri

atas

ketangguhan

serta

keuletan

dan

kemampuan

untuk


mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan
bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari
dalam maupun luar, secara langsung maupun tidak langsung yang
mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan
nasional. Ketahanan nasional mempunyai tujuan, yakni untuk membentuk
persatuan dan melindungi negara dan bangsa yang membawa dampak
negatif. Didalam suatu negara maupun bangsa, ketahanan nasional
mempunyai pengaruh terhadap beberapa aspek, yakni aspek ideologi,
politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan dan keamanan.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1) Bagaimana pengaruh ketahanan nasional pada aspek ideologi?
2) Bagaimana pengaruh ketahanan nasional pada aspek politik?
3) Bagaimana pengaruh ketahanan nasional pada aspek ekonomi?
4) Bagaimana pengaruh ketahanan nasional pada aspek sosial dan
budaya?
1


5) Bagaimana pengaruh ketahanan nasional pada aspek pertahanan dan
keamanan?
6) Bagaimana keberhasilan ketahanan nasional di Indonesia?

1.3 Tujuan
1) Menjelaskan pengaruh ketahanan nasional pada aspek ideologi,
2) Menjelaskan pengaruh ketahanan nasional pada aspek politik,
3) Menjelaskan pengaruh ketahanan nasional pada aspek ekonomi,
4) Menjelaskan pengaruh ketahanan nasional pada aspek sosial dan
budaya,
5) Menjelaskan pengaruh ketahanan nasional pada aspek pertahanan dan
keamanan, dan
6) Menjelaskan keberhasilan ketahanan nasional di Indonesia.

2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Aspek Ideologi

2.1.1 Kaitan Ketahanan Nasional dengan Ideologi

Konsep ketahanan di bidang ideologi dimanifestasikan sebagai kondisi
mental bangsa dengan berlandaskan keyakinan kebenaran ideologi Pancasila
yang memiliki kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan
kesatuan nasional, serat kemampuan menangkal interfensi nilai-nilai yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa dan ideologi asing yang datang dari
luar.

2.1.2 Tujuan Ketahanan Nasional dengan Ideologi

Dengan ketahanan nasional khususnya dalam bidang ideology memiliki
tujuan yang sangat penting guna dipakai sebagai dasar cita-cita bersama dari
ketahanan nasional yang dibangun dari kemntapan ideologi dengan begitu
dapat menangkal berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan ganguan
seperti penetrasi ideologi asing dan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan
ideologi bangsa. Dengan begitu, memungkinkan berjalannya pembangunan
nasional yang bertujuan kesejahteraan rakyat dan kelangsungan hidup bangsa.
Ketahanan nasional di bidang ideologi juga ditujukan untuk mengatasi segala
ancaman,tantangan,hambatan,dan gangguan baik dar luar atau dalam negeri


3

yang secara langsung atau tidak membahayakan kelangsungan kehidupan
Pancasila sebagai landasan negara.

2.1.3 Upaya-upaya untuk meningkatkan Ketahanan Nasional di Bidang
ideologi
Suatu kondisi mental bangsa yang mampu menggalang kekuatan untuk
mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan intervensi
dan penetrasi ideology asing tidak akan terwujud dalam keadaan yang riil,
tanpa dijabarkan dan diimplementasikan secara langsung. Oleh karena itu
perlu upaya-upaya yang dapat meningkatkannya. Suatu ide tidak akan
menjadi cita-cita yang nyata tanpa diikuti dengan penuangan secara tertulis
disertai upaya pencapaian cita-cita tersebut.

Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menuangkan ide tersebut
secara tertulis, yang kemudian dijabarkan lagi dalam peraturan yang
mendasari negara tersebut yang kemudian ditingkatkan lagi dengan bentuk
tindakan operasional dalam rencana dan program kerja yang melibatkan

semua pihak.Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
ketahanan nasional di bidang ideologi :

1.

Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati
ideology pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, tujuan dan cita-cita
bersama

bangsa Indonesia untuk mencapai kesejahteraan bersama dan

mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dari berbagai ancaman.

4

2.

Memahami ideology pancasila sebagai milik bersama bangsa Indonesia
dan sebagai alat pemersatu bangsa dari perbedaan-perbedaan yang ada.


3.

Menanamkan kecintaan terhadap tanah air dengan berperan secara aktif
dalam pembangunan bangsa dan negara.

4.

Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap undang-undang yang
berlaku.

5.

Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat
menangkal pengaruh-pengaruh asing yang tidak sesuai dengan norma-norma
kehidupan bangsa.
Dengan beberapa upaya tersebut akan mampu meningkatkan kemampuan
untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional, serat
kemampuan menangkal interfensi nilai-nilai yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa dan ideologi asing yang datang dari luar.


2.2 Pengaruh Aspek Politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan
politik bangsa yang berisi keuletan, ketangguhan dalam menghadapi dan
mengatasi tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang datang dari
dalam maupun luar.Perwujudan ketahanan dalam aspek politik memerlukan
kehidupan politik bangsa yang sehat, dinamis dan mampu memelihara
stabilitas politik.

1. Ketahanan Pada Aspek Politik Dalam Negeri
1) Sistem pemerintahan berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan
yang bersifat absolut.
5

2) Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan
3) Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup
dalam masyarakat.
4) Terjalin komunikasi politik timbak balik antara pemerintah dan
masyarakat dalam rangka mencapai tujuan nasional.

2.


Ketahanan Pada Aspek Politik Luar Negeri
1) Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama
internasional di berbagai bidang dalam rangka memantapkan persatuan
bangsa serta keutuhan NKRI.
2) Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka
meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang serta
antara negara berkembang dengan negara maju sesuai kemampuan demi
kepentingan nasional.
1) Citra positif Indonesia perlu ditingkatkan dan diperluas melalui promosi,
peningkatan diplomasi, pertukaran pelajar dan lain sebagainya.
2) Perkembangan dunia terus diikuti dan dikaji agar terjadinya dampak
negatif yang dapat mempengaruhi stabilitas nasional dapat diatasi sedari
dini.
3) Langkah bersama negara berkembang dengan negara industri maju untuk
memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan perlu
ditingkatkan melalui perjanjian perdagangan internasional.

6


4) Peningkatan kualitas SDM perlu dilaksanakan dengan pembenahan sistem
pendidikan, pelatihan dan penyuluhan calon diplomat secara menyeluruh
agar mereka dapat menjawab tantangan tugas yang mereka hadapi.
5) Perjuangan bangsa Indonesia yang menyangkut kepentingan nasional,
seperti melindungi hak warga negara Republijk Indonesia diluar negeri
perlu ditingkatkan.

2.3 Pengaruh Aspek Ekonomi
2.3.1 Perekonomian Secara Umum
Perekonomian berkaitan dengan usaha pemenuhan kebutuhan
masyarakat, yang meliputi kegiatan distribusi, produksi, konsumsi
barang, dan jasa. Sistem perekonomian yang dianut oleh suatu negara
akan memberikan corak terhadap kehidupan perekonomian dari negara
tersebut, misalnya
1) Sistem Perekonomian Liberal: orientasi pasar secara murni akan
sangat peka terhadap pengaruh dari luar, dan
2) Sistem Perekonomian Sosialis: perencanaan serta pengendalian
penuh oleh pemerintah, kurang peka terhadap pengaruh dari luar.
Kini sudah tidak ada lagi satu sistem yang berlaku murni (liberal
saja atau komunis saja) sebab satu sama lain sudah mulai

memasukkan atau memodifikasi diri.
2.3.2 Perekonomian Indonesia
Sistem perekonomian yang dianut oleh bangsa Indonesia mengacu pada
pasal 33 UUD 1945 “Sistem perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha

7

bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara. Bumi dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”.
Artinya: setiap WNI mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam
menjalankan roda perekonomian dengan tujuan kesejahteraan bangsa.
Perekonomian dijalankan oleh Pemerintah (BUMN) dan masyarakat (Usaha
Swasta). Dilarang adanya monopoli ataupun monopsoni, baik yang dilakukan
pemerintah maupun swasta.
Masyarakat yang tidak termasuk dalam BUMN dan Usaha Swasta, masih
mempunyai peluang membentuk badan usaha seperti koperasi. Koperasi
merupakan badan usaha yang dilaksanakan atas dasar kekeluargaan,
masyarakat yang berkelompok dapat membentuk badan usaha dalam bentuk

koperasi. Secara makro, sistem perekonomian Indonesia disebut dengan
Perekonomian Kerakyatan. Dalam era globalisasi suatu bangsa tidak dapat
menutup diri dari perekonomian global.
Demikian juga dengan Indonesia, terbuka terhadap perkembangan sistem
ekonomi dunia.Tingkat integrasi ekonomi nasional dengan ekonomi global
sangat penting, karena merupakan ukuran kemampuan ekonomi nasional
untuk secara adaptif mengikuti irama dan dinamika pasar internasional.
2.3.3 Ketahanan Pada Aspek Ekonomi
Ketahanan Ekonomi diartikan kondisi dinamik kehidupan perekonomian
suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan

8

mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang datang
dari dalam maupun dari luar baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk menjamin kelangsungan hidup perekonomian negara Republik
Indonesia. Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi perekonomian
bangsa, yakni
1)

Kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan

dinamis,
2)

Kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan

daya
saing yang tinggi, dan
3)

Mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata.
Untuk dapat mencapai tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan

perlu dilakukan antara lain:
1) Sistem

ekonomi

Indonesia

melalui

ekonomi

kerakyatan

untuk

mewujudkan kemakmuran adil dan merata. Ekonomi kerakyatan harus
menghindari Sistem Free Fight Liberalism (hanya menguntungkan pelaku
ekonomi kuat), Sistem Etatisme (negara atau aparatur negara dominan,
sehingga mematikan daya kreasi dan potensi unit-unit ekonomi di luar
sektor negara), dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok
(monopoli),
2) Struktur

ekonomi

dimantapkan

secara

seimbang

selaras

saling

menguntungkan dalam keselarasan dan keterpaduan antar sektor pertanian,
industry, dan jasa,

9

3) Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama atas dasar
asas kekeluargaan di bawah pengawasan masyarakat serta memotivasi dan
mendorong peran serta masyarakat secara aktif,
4) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, dan
5) Kemampuan bersaing ditumbuhkan secara sehat dan dinamis dalam
mempertahankan dan meningkatkan kemandirian ekonomi nasional.

2.4 Pengaruh Aspek Sosial Budaya
Istilah sosial budaya mencakup dua segi antara lain:
1) Segi Sosial, dimana manusia demi kelangsungan hidupnya harus
mengadakan kerjasama dengan sesama manusia.
2) Segi Budaya, merupakan keseluruhan tata nilai dan cara hidup yang
manifestasinya tampak dalam tingkah laku dan hasil tingkah laku yang
terlembagakan.
Pengertian Sosial pada hakekatnya, yaitu pergaulan hidup manusia dalam
bermasyarakat

yang

mengandung

nilai-nilai

kebersamaan,

senasib

sepenanggungan, dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu.
Pengertian Budaya pada hakekatnya, yaitu sistem nilai yang merupakan hasil
hubungan manusia dengan cipta, rasa, dan karsa yang menumbuhkan
gagasan-gagasan utama, serta merupakan kekuatan pendukung penggerak
kehidupan. Dengan demikian kebudayaan merupakan seluruh cara hidup
masyarakat yang manifestasinya dalam tingkah laku dan hasil dari tingkah
laku yang dipelajari dari berbagai sumber. Kebudayaan diciptakan oleh faktor
organobiologis manusia, lingkungan alam, lingkungan psikologis, dan

10

lingkungan sejarah. Masyarakat budaya membentuk pola budaya sekitar satu
atau beberapa fokus budaya, misalnya nilai terutama yang mengintegrasikan
semua unsur kebudayaan menjadi satu konfigurasi kultural.
Fokus budaya dapat berupa nilai dan norma religius, ekonomis atau nilai
sosial kultural lain seperti ideologi modern, ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.4.1 Struktur Sosial di Indonesia
Dalam masyarakat, manusia hidup secara berkelompok sesuai dengan
fungsi, peran, dan profesinya dengan maksud untuk memudahkan kegiatan
menjalankan tugas dalam keterkaitan, dengan kata lain kehidupan masyarakat
terstruktur berdasarkan peran dan fungsi masing-masing anggota masyarakat.
Pembangunan nasional selama ini menghasilkan struktur sosial masyarakat yang
beragam. Terlebih lagi sejalan dengan modernisasi dan sesuai dengan tuntutan
perkembangan teknologi, maka fragmentasi kelompok dalam masyarakat semakin
berkembang, baik secara horisontal sesuai dengan bidang pekerjaan atau bidang
keahlian, maupun secara vertikal sesuai dengan tingkat pekerjaan dan keahlian.
Kehidupan masyarakat berdasarkan struktur peran dan profesi melahirkan bentuk
hubungan dan ikatan antar manusia yang dapat menggantikan hubungan keluarga.
Hubungan antar teman seprofesi atau hubungan antara “Bapak Buah” dengan
“Anak Buah” terkadang lebih erat ketimbang hubungan antara saudara kandung.
Dilain pihak, semakin melebarnya struktur sosial secara horisontal juga akan
menimbulkan keanekaragaman aspirasi yang semakin sulit untuk diakomodasikan
bersama.
2.4.2 Kondisi Budaya di Indonesia

11

1) Pengaruh Terhadap Kebudayaan Daerah.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan sub etnis, yang
masing-masing memiliki kebudayaannya sendiri. Oleh karena itu, suku-suku
bangsa tersebut mendiami daerah-daerah tertentu maka kebudayaannya sering
disebut sebagai Kebudayaan Daerah. Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan
daerah sebagai suatu sistem nilai yang menuntun sikap, perilaku, dan gaya hidup
merupakan identitas dan menjadi kebanggaan dari suku bangsa yang
bersangkutan. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai-nilai budaya yang
tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing atau sering disebut sebagai Local
Genius. Local genius inilah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk
menetralisir pengaruh negatif budaya asing.
Kebudayaan suku-suku yang mendiami wilayah Nusantara ini telah lama
saling berkomunikasi dan berintegrasi dalam kesetaraan. Dalam kehidupan
bernegara saat ini, dapat dikatakan bahwa kebudayaan daerah merupakan
kerangka dari kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia. Dengan demikian
kehidupan sosial budaya bangsa tidak akan terlepas dari perkembangan sosial
budaya daerah.
2) Pengaruh Terhadap Kebudayaan Nasional.
Mengingat bangsa Indonesia dibentuk dari persatuan suku-suku bangsa
yang mendiami bumi Nusantara, maka kebudayaan bangsa Indonesia (kebudayaan
nasional) merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-budaya suku bangsa
(budaya daerah) yang kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa.
Kebudayaan nasional juga dapat merupakan hasil interaksi dari nilai-nilai budaya
yang telah ada dengan budaya luar (asing), yang kemudian diterima sebagai nilai

12

bersama seluruh bangsa. Hal yang penting, bahwa interaksi budaya harus berjalan
secara wajar dan alamiah, tidak ada unsur pemaksaan dan dominasi budaya satu
daerah tertentu terhadap budaya daerah lainnya. Dengan demikian kebudayaan
nasional akan tumbuh dan berkembang sejalan dengan berkembangnya budaya
daerah.
Kebudayaan nasional, merupakan identitas dan menjadi kebanggaan
Indonesia. Mengingat bangsa Indonesia telah sepakat menggunakan Pancasila
sebagai falsafah hidupnya maka nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan
menjadi tuntunan dasar dari segenap sikap, perilaku dan gaya hidup bangsa
Indonesia. Manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat dasar sebagai
berikut.
1) Bersifat Religius,
2) Bersifat Kekeluargaan,
3) Bersifat Hidup serba selaras, dan
4) Bersifat Kerakyatan.
3) Pengaruh Terhadap Aspek Integrasi Nasional.
Komunikasi dan interaksi yang dilakukan oleh suku-suku bangsa yang
mendiami bumi Nusantara ini, pada tahun 1928 telah mampu menghasilkan
aspirasi bersama untuk hidup bersama sebagai satu bangsa di satu tanah air.
Aspirasi ini terwujud secara hukum dan diakui oleh bangsa-bangsa lain di dunia
melalui proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Kenyataan sejarah
menunjukkan bahwa keanekaragaman budaya justru merupakan hikmah bagi
bangsa Indonesia dan di masa lalu telah memunculkan faktor-faktor perekat
persatuan dan integrasi bangsa. Di masa depan upaya melestarikan keberadaan

13

faktor perekat persatuan bangsa yaitu keinginan dan semangat untuk hidup
bersama dan meraih cita-cita bersama, akan menjadi tugas seluruh warga bangsa.
4) Pengaruh Terhadap Aspek Kebudayaan dan Alam Lingkungan.
Sejak jaman dulu suku-suku bangsa yang mendiami kepulauan Nusantara
ini sudah terbiasa hidup dekat dengan alam, apakah sebagai petani ladang atau
sebagai pelaut. Namun kedekatan ini hanya terbatas sampai pada pemanfaatan
alam beserta kekayaannya yang ada dengan pengetahuan yang terbatas.
Pemanfaatan alam belum dibarengi dengan budaya untuk melestarikan alam demi
kepentingan masa depan. Kebiasaan untuk membuka hutan tanpa pemikiran untuk
penghijauan, kebiasaan untuk menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan
limbah manusia, merupakan budaya yang tidak ramah terhadap lingkungan.
Demi kepentingan masa depan harus ditumbuhkan budaya melestarikan
alam. Bangsa Indonesia harus disadarkan bahwa mereka merupakan bagian dari
alam, sehingga mereka tidak boleh memanfaatkan alam tanpa batas. Apabila alam
lingkungan rusak maka manusia Indonesia akan rusak kehidupannya.

2.4.3 Ketahanan Pada Aspek Sosial Budaya
Wujud Ketahanan Sosial Budaya tercermin dalam kondisi kehidupan
sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila,
yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan
sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju,
dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta
kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan

14

kebudayaan nasional. Esensi pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan sosial
budaya bangsa Indonesia dengan demikian merupakan pengembangan kondisi
sosial budaya dimana setiap warga masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan
segenap potensi manusiawinya yang dilandasi nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila yang akan diwujudkan sebagai ukuran tuntunan
sikap dan tingkah laku bangsa dan negara Indonesia akan memberikan landasan,
semangat, dan jiwa yang secara khas merupakan ciri pada elemen-elemen sosial
budaya bangsa dan negara RI.

2.5 Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan
2.5.1 Pokok-Pokok Pengetahuan Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan Indonesia merupakan kesemestaan daya upaya
seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem Pertahanan dan Keamanan
Negara,

dalam

mempertahankan

dan

mengamankan

negara

demi

kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara kesatuan Republik
Indonesia. Pertahanan dan keamanan NKRI dilaksanakan dengan menyusun,
mengarahkan dan menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan
masyarakat di seluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan
terkoordinasi. Penyelenggaraan pertahanan dan kemananan secara nasional
merupakan salah satu fungsi utama dari pemerintah dan negara Indonesia
dengan TNI- POLRI sebagai intinya guna menciptakan keamanan bangsa dan
negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional Indonesia.
Wujud Ketahanan Pertahanan dan Keamanan tercermin dalam kondisi
daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat

15

yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan
keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasilhasilnya, serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan
menangkal segala bentuk ancaman.
Ketahanan Pertahanan dan Keamanan pada hakikatnya, keuletan dan
ketangguhan bangsa dalam mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela
negara, suatu perjuangan rakyat semesta, dalam mana seluruh potensi dan
kekuatan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, militer dan kepolisian
disusun dan dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi dan terkoordinasi,
untuk menjamin penyelenggaraan Sistem Keamanan Nasional (dahulu
Sishankamrata), menjamin kesinambungan pembangunan nasional dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
yang ditandai sebagai berikut.
1) Pandangan Bangsa Indonesia Tentang Perang dan Damai.
Bangsa Indonesia cinta damai dan ingin bersahabat dengan semua bangsa
di dunia serta tidak menghendaki terjadinya sengketa bersenjata ataupun
perang. Oleh karena itu, bangsa Indonesia dalam menyelesaikan pertikaian
baik nasional maupun internasional menggunakan cara-cara damai. Walau
cinta damai, namun lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatannya. Bagi
bangsa Indonesia perang merupakan jalan terakhir yang terpaksa harus
ditempuh untuk mempertahankan ideologi dan dasar negara Pancasila,
kemerdekaan, dan kedaulatan negara RI serta keutuhan bangsa.
2) Penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan NKRI.

16

Dilandasi landasan Idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan
landasan visional Wawasan Nusantara. Pertahanan Dan Keamanan Negara
merupakan

hak

dan

kewajiban

bangsa

untuk

mempertahankan

kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan bangsa dan wilayah,
terpeliharanya keamanan nasional dan tercapainya tujuan nasional.
3) Pertahanan dan Keamanan Negara Merupakan Upaya Nasional Terpadu.
Hal ini melibatkan segenap potensi dan kekuatan nasional. Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara, yang
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, kerelaan berjuang, dan
berkorban dalam pengabdian kepada bangsa dan negara, tanpa mengenal
menyerah. Upaya pertahanan dan keamanan negara yang melibatkan
segenap potensi dan kekuatan nasional dirumuskan kedalam doktrin yang
selama ini disebut Doktrin Pertahanan dan Keamanan Negara Republik
Indonesia.
4) Pertahanan dan Keamanan Negara RI diselenggarakan dengan Siskamnas
(Sishankamrata).
Hal ini bersifat total, kerakyatan, dan kewilayahan. Pendayagunaan
potensi nasional dalam pengelolaan pertahanan dan keamanan negara
dilakukan secara optimal dan terkoordinasi untuk mewujudkan kekuatan
dan kemampuan pertahanan dan keamanan negara dalam keseimbangan
dan keserasian antara kepentingan kesejahteraan dan keamanan.
5) Segenap Kekuatan, Kemampuan Pertahanan, dan Keamanan Rakyat
Semesta.

17

Diorganisasikan dalam satu wadah tunggal yang dinamakan Tentara
Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI).
Pembangunan Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) dengan jati
dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional,
perannya tetap diabdikan bagi kepentingan bangsa dan negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
2.5.2 Postur Kekuatan Pertahanan dan Keamanan
Postur

kekuatan

hankam

mencakup

struktur

kekuatan,

tingkat

kemampuan, dan gelar kekuatan. Untuk membangun postur kekuatan Hankam
terdapat empat pendekatan yang digunakan, yaitu ancaman, misi, kewilayahan,
dan politik. Dalam konteks ini perlu ada pembagian tugas dan fungsi yang jelas
antara masalah pertahanan dan masalah keamanan. Pertahanan diarahkan untuk
menghadapi ancaman dari luar negeri dan menjadi tanggung jawab TNI.
Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi
tanggung jawab POLRI.
TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan apabila
diminta atau POLRI sudah tidak mampu lagi karena eskalasi ancaman yang
meningkat ke keadaan darurat. Konsepsi Hankam perlu mengacu kepada konsep
Wawasan Nusantara, dimana Hankam diarahkan kepada upaya pertahanan seluruh
wilayah kedaulatan negara kesatuan RI yang meliputi wilayah laut, udara dan
darat termasuk pulau-pulau besar dan kecil yang ada. Disamping itu kekuatan
Hankam perlu antisipatif terhadap prediksi ancaman dari luar sejalan dengan
pesatnya perkembangan Iptek Militer yang telah menghasilkan daya gempur yang
tinggi dan jarak jangkau yang jauh.

18

Kekeliruan dalam merumuskan hakikat ancaman akan mengakibatkan
postur kekuatan Hankam yang kurang efektif dalam menghadapi berbagai gejolak
dalam negeri bahkan tidak mampu untuk melakukan perang konvensional. Dalam
merumuskan hakikat ancaman perlu pula dipertimbangkan konstelasi geografi
Indonesia dan kemajuan Iptek. Kedaulatan RI yang dua pertiga wilayahnya terdiri
dari laut, menempatkan laut dan udara di atasnya sebagai mandala perang yang
pertama kali akan ancaman karena digunakan sebagai “initial point” untuk
memasuki kedaulatan RI di darat. Ancaman dari luar senantiasa akan
menggunakan media laut dan udara di karena kondisi geografi Indonesia sebagai
negara kepulauan.
Dengan demikian pembangunan postur kekuatan Hankam masa depan
perlu diarahkan kepada pembangunan kekuatan Hankam secara proporsional dan
seimbang antara unsur-unsur utama kekuatan Pertahanan yaitu TNI AD, TNI AL,
dan TNI AU serta unsur utama keamanan yaitu POLRI. Pesatnya kemajuan Iptek
membawa implikasi meningkatnya kemampuan tempur termasuk daya hancur dan
jarak jangkau. Dengan demikian ancaman masa depan yang perlu diwaspadai
merupakan serangan langsung lewat udara dan laut oleh kekuatan asing yang
memiliki kepentingan terhadap Indonesia.
A. Gejolak Dalam Negeri.
Di dalam era globalisasi saat ini dan dimasa mendatang, tidak menutup
kemungkinan akan mengundang campur tangan asing, dengan alasan
menegakkan nilai-nilai HAM, demokrasi, penegakan hokum, dan
lingkungan hidup dibalik kepentingan nasional mereka. Situasi seperti ini
kemungkinan besar dapat terjadi apabila unsur-unsur utama kekuatan

19

Hankam dan komponen bangsa yang lain tidak mampu mengatasi
permasalahan dalam negeri. Untuk itu ancaman yang paling realistic,
adanya “link-up” antara kekuatan dalam negeri dengan luar negeri.
B. Geopolitik Ke Arah Geoekonomi.
Kondisi ini mengandung implikasi semakin canggihnya upaya diplomasi
guna mencapai tujuan politik dan ekonomi. Pergeseran ini seolah-olah
tidak akan menimbulkan ancaman dari luar yang serius. Namun bila dikaji
secara mendalam, justru dapat menimbulkan ancaman yang sangat
membahayakan integritas bangsa dan negara kesatuan RI. Pihak-pihak
asing yang berkepentingan terhadap Indonesia, sebelum melakukan
tindakan agresi akan berupaya menggunakan wahana diplomasi dan
membangun opini untuk mencari dukungan internasional agar sebagian
besar masyarakat internasional membenarkan tindakannya. Kemajuan
Iptek informasi sangat memungkinkan untuk itu, terlebih saat dunia
internasional sedang dalam situasi “unbalance of power”.

C. Perkembangan Lingkungan Strategis.
Mengisyaratkan bahwa pergeseran geopolitik ke arah geo ekonomi
membawa perubahan besar dalam penerapan kebijaksanaan dan strategi
negara-negara di dunia didalam mewujudkan kepentingan nasional
masing-masing. Penerapan cara-cara baru telah meningkatkan eskalasi
konflik regional dan konflik dalam negeri yang mendorong keterlibatan
super power di dalamnya. Menyikapi dinamika perkembangan seperti ini,

20

kita perlu membangun postur kekuatan Hankam yang memiliki
profesionalisme yang tinggi untuk melaksanakan sebagai berikut.
1) Kegiatan intel strategis dalam semua aspek kehidupan nasional,
2) Melaksanakan upaya pertahanan darat, laut dan udara,
3) Memelihara dan menegakkan Keamanan Dalam Negeri (Kamdagri)
secara berlanjut dalam semua aspek kehidupan nasional,
4) Membina potensi dan kekuatan wilayah dalam semua aspek kehidupan
nasional untuk meningkatkan Tannas (Pertahanan Nasional), dan
5) Memelihara stabilitas nasional dan Tannas secara menyeluruh dan
berlanjut.
2.5.3 Mewujudkan Postur Kekuatan Hankam
Dalam rangka mewujudkan postur kekuatan Hankam yang memiliki daya
bendung dan daya tangkal yang tinggi terhadap kemungkinan ancaman dari luar
dibutuhkan anggaran yang sangat besar, disisi lain kita dihadapkan kepada
berbagai keterbatasan. Dengan mengacu kepada negara-negara lain yang
membangun kekuatan Hankam melalui pendekatan misi yaitu, hanya melindungi
diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi, konsep “standing armed forces”
secara proporsional dan seimbang perlu dikembangkan dengan susunan kekuatan
Hankamneg antara lain:
1) Perlawanan bersenjata yang terdiri atas bala nyata yang merupakan
kekuatan TNI yang selalu siap dan dibina sebagai kekuatan cadangan serta
bala potensial yang terdiri atas POLRI dan RATIH sebagai fungsi
WANRA,

21

2) Perlawanan tidak bersenjata yang terdiri dari RATIH sebagai fungsi
TIBUM, LINRA, KAMRA dan LINMAS, dan
3) Komponen pendukung perlawanan bersenjata dan tidak bersenjata sesuai
dengan bidang profesinya dengan pemanfaatan semua sumber daya
nasional, sarana dan prasarana serta perlindungan masyarakat terhadap
bencana perang dan bencana lainnya.

2.5.4 Ketahanan Pada Aspek Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta
upaya bela negara, yang berisi ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui
penyelenggaraan Siskamnas (Sishankamrata) untuk menjamin kesinambungan
pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta
kemerdekaan dan kedaulatannya. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan
mengamankan kedaulatan negara yang mencakup wilayah tanah air beserta
segenap isinya merupakan suatu kehormatan demi martabat bangsa dan Negara.
Oleh karena itu, haruslah diselenggarakan dengan mengandalkan pada kekuatan
dan kemampuan sendiri. Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan
keamanan dimanfaatkan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan
yang diabdikan untuk kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan
hidup bangsa dan negara.
Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus
dilindungi dari segala ancaman dan gangguan agar dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin segenap lapisan masyarakat bangsa

22

Indonesia. Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan, kekuatan
dan kemampuan pertahanan dan keamanan sedapat mungkin harus dihasilkan oleh
industri dalam negeri, pengadaan dari luar negeri dilakukan karena terpaksa
dimana industri dalam negeri masih terbatas kemampuannya oleh karena itu harus
ditingkatkan kemampuannya. Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan
kemampuan pertahanan dan keamanan haruslah diselenggarakan oleh manusiamanusia yang berbudi luhur, arif bijaksana, menghormati Hak Asasi Manusia
(HAM), dan menghayati makna nilai dan hakikat perang dan damai.
Kelangsungan hidup dan perkembangan hidup bangsa, memerlukan dukungan
manusia-manusia

yang

bermutu

tinggi,

tanggap

dan

tangguh

serta

bertanggungjawab, kerelaan berjuang dan berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, dan tentara nasional, TNI
berpedoman pada Sapta Marga yang merupakan penjabaran Pancasila. Sebagai
kekuatan pertahanan, dalam keadaan damai TNI dikembangkan dengan kekuatan,
profesional, efektif, efisien, dan modern bersama segenap kekuatan perlawanan
bersenjata dalam wadah tunggal TNI, disusun dalam Siskamnas (Sishankamrata)
dengan strategi penangkalan. Sebagai kekuatan inti Kamtibmas, POLRI
berpedoman pada Tri Brata dan Catur Prasetiya dan dikembangkan sebagai
kekuatan yang mampu melaksanakan penegakkan hukum, memelihara dan
mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat. Masyarakat secara terus
menerus perlu ditingkatkan kesadaran dan ketaatannya kepada hukum.
Dengan demikian, Ketahanan Pertahanan dan Keamanan yang diinginkan, yakni

23

1) Kondisi daya tangkal bangsa dilandasi kesadaran bela negara seluruh
rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan
dan keamanan negara yang dinamis,
2) Mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, dan
3) Kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala
bentuk ancaman.

2.6 Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia
Untuk

mewujudkan

keberhasilan

ketahanan

nasional

diperlukan

kesadaran setiap warga negara Indonesia, yaitu
1) Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik
yang berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
rangka menghadapi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan
baik yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas,
integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
mencapai tujuan nasional.
2) Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan
sehingga setiap WNI baik secara individu maupun kelompok dapat
mengeliminir pengaruh tersebut, karena bangsa Indonesia cinta damai
akan tetapi lebih cinta kemerdekaan . Hal tersebut tercermin akan adanya
kesadaran bela negara dan cinta tanah air.

24

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep ketahanan di bidang ideologi dimanifestasikan sebagai kondisi
mental bangsa dengan berlandaskan keyakinan kebenaran ideologi Pancasila.
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan
politik bangsa yang berisi keuletan, ketangguhan dalam menghadapi dan
mengatasi tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang datang dari
dalam maupun luar. Perekonomian berkaitan dengan usaha pemenuhan
kebutuhan

masyarakat.

Kebudayaan

merupakan

seluruh cara

hidup

masyarakat yang manifestasinya dalam tingkah laku dan hasil dari tingkah
laku yang dipelajari. Ketahanan Pertahanan dan Keamanan pada hakikatnya,
keuletan dan ketangguhan bangsa dalam mewujudkan kesiapsiagaan serta
upaya bela Negara. Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional
diperlukan kesadaran setiap warga negara Indonesia, yaitu Memiliki
semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan, sadar dan peduli
terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

3.2 Saran
Setelah kami menyimpulkan apa yang telah dijabarkan. Kami menyadari
bahwa masih banyak kekeliruan dan belum sempurna. Jadi, jika sekiranya ada
kesalahan ataupun kekeliruan dari makalah ini baik dalam penyusunan
maupun penulisan, maka kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan.
25

Daftar Rujukan
Jasin, maskoeri. 2008. Ketahanan Nasional di Era Globalisasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Pranowo, Bambang. 2010. Multidimensi Ketahanan Nasional. Jakarta: Menteri
Pertahanan Republik Indonesia
Sumarsono. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Rosda
https://gabriellaaningtyas.wordpress.com/2013/07/15/pengaruh-ketahanannasional/, diakses tanggal 15 September 2016
http://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/pengaruh-konsep-ketahanannasional-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara/ diakses tanggal 17
September 2016
https://windyghodel.wordpress.com/2011/05/05/pengaruh-ketahanan-nasionalpada-aspek-ideologi-politikekonomi-sosial-budaya-pertahanan-dan-keamanan/
diakses tanggal 17 September 2016

https://silipysilipay.wordpress.com/2015/05/17/ketahanan-nasional-di-bidangideologi/ diakses tanggal 17 September 2016

26

Lampiran

Pengaruh Ketahanan Nasional
No
1.

Analisis Logis
Mengapa sistem
ekonomi
kerakyatan
di
Indonesia harus
menghindari
sistem free light
liberalism,
etatisme,
dan
monopoli?

Analisis Kritis
Dalam
sistem
ekonomi kerakyatan
berdasarkan Pancasila
harus
menghindari
ketiga
sistem
itu
dikarenakan
1.Sistem free fight
liberalism merupakan
sistem
persaingan
bebas yang saling
menghancurkan dan
dapat menumbuhkan
eksploitasi terhadap
manusia dan bangsa
lain.
2.Sistem
etatisme,
yaitu negara beserta
aparatur
ekonomi
negara
bersifat
dominan, mendesak,
dan
mematikan
potensi serta daya
kreasi
unit-unit
ekonomi.
3.Sistem
monopoli,
yaitu
pemusatan
kekuatan
ekonomi
pada satu kelompok
yang
merugikan
masyarakat.
Sementara tujuan dari
sistem
ekonomi
kerakyatan
yang
berlaku pada tahun
1998, yakni untuk
mewujudkan
kedaulatan
perekonomian rakyat
serta
memeratakan
pendapatan
rakyat
dalam
bidang
ekonomi.

Analisis Radikal Keterangan
Hindari sistem Cukup jelas
free
fight
liberalism,
etatisme,
dan
monopoli
karena
dapat
mematikan
potensi,
merusak
kreativitas
pengusaha, dan
merugikan
orang-orang
yang
berwirausaha.

27

28