Relasi Kekuasaan Dalam Pengelolaan Dana Desa di Desa Purba Dolok Kecamatan Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latarbelakang Masalah
Desa merupakan bentuk pemerintahan terkecil yang keberadaannya tidak

dapat dipisahkan dari sebuah negara. Keberadaan desa secara hukum diakui dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Berdasarkan ketentuan ini,
desa diberi pengertian sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasbatas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dan

dihormati

dalam sistem

pemerintahan

Negara


Kesatuan

Republik

Indonesia.Hal itu menyebabkan desa memiliki arti penting sebagai basis
penyelenggara pelayanan publik dan

memfasilitasi pemenuhan hak-hak

masyarakat lokal. Secara sosiologis desa merupakan sebuah gambaran dari satu
kesatuan masyarakat atau komunitas penduduk yang bertempat tinggal dalam
suatu lingkungan dimana masyarakat saling mengenal, corak kehidupan mereka
relatif homogen serta banyak bergantung pada alam.
Pemahaman desa di atas menempatkan desa sebagai suatu organisasi
pemerintahan yang memiliki kewenangan tertentu untuk mengurus dan mengatur
warga atau komunitasnya. Dengan posisi tersebut, desa memiliki peran yang
sangat penting dalam menunjang kesuksesan pemerintahan nasional secara luas.
Desa menjadi garda terdepan dalam menggapai keberhasilan dari berbagai urusan
dan program pemerintah. Hal ini juga sejalan apabila dikaitkan dengan komposisi

penduduk Indonesia menurut sensus terakhir pada tahun 2010 bahwa sekitar 50.21

1
Universitas Sumatera Utara

% penduduk Indonesia saat ini masih bertempat tinggal di pedesaan (Badan Pusat
Statistik, 2010). Maka menjadi sangat logis apabila pembangunan desa menjadi
prioritas utama bagi kesuksesan pembangunan nasional.
Pembangunan desa mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis
dalam rangka pembangunan nasional dan pembangunan daerah, karena di
dalamnya terkandung unsur pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta
menyentuh secara langsung kepentingan sebagian besar masyarakat yang
bermukim di perdesaan dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dalam pembangunan desa pemerintahan desa berkedudukan sebagai
subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, sehingga desa
memiliki kewenangan, tugas dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakatnya sendiri. Dalam menyelengarakan kewenangan, tugas,
dan kewajiban desa dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun pembangunan
maka dibutuhkan sumber pendapatan desa.
Salah satu program pemerintah pusat kepada desa adalah penyediaan dan

penyaluran dana desa yang bersumber pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) disamping sumber pendapatan lainnya. Dana desa adalah dana
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk mendanai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat (Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

2
Universitas Sumatera Utara

Tertinggal, dan fTransmigrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015 Tentang
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendatapan dan Belanja Negara serta
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49 Tahun 2016 Tentang Tata Cara
Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa
menyatakan

bahwa


Dana

Desa

disalurkan

oleh

pemerintah

kepada

kabupaten/kota. Penyaluran Dana Desa sebagaimana dilakukan dengan cara
pemindahbukuan dari RKUN ke RKUD. Dana Desa disalurkan oleh
kabupaten/kota kepada Desa. Penyaluran Dana Desa dilakukan dengan cara
pemindahbukuan dari RKUD ke rekening kas Desa.
Penyaluran Dana Desa setiap tahap dilakukan paling lambat pada minggu
kedua. Penyaluran Dana Desa setiap dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah diterima di kas Daerah. Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD

dilakukan dengan syarat :
a. Peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan
besaran Dana Desa telah disampaikan kepada Menteri.
b. APBD kabupaten/kota telah ditetapkan.
c. Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke rekening kas Desa dilakukan setelah
APB Desa ditetapkan.
d. Dalam hal APBD belum ditetapkan, penyaluran Dana Desa dilakukan
setelah ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.

3
Universitas Sumatera Utara

Dana desa merupakan anggaran yang cukup besar sehingga
pengelolaannya harus benar-benar diperhatikan, sebab jika tidak dana yang
tersedia akan habis percuma atau bahkan akan terjadi penyelewengan.
Pengelolaan memang sangat diperlukan dalam suatu kegiatan gunanya untuk
mengatur semua kegiatan, agar kegiatan dapat berjalan dengan efektif dan
efisien. Tanpa adanya pengelolaan yang benar dalam suatu kegiatan tentu akan
membuat kegiatan tersebut berjalan dengan tidak teratur. Begitu juga dengan
dana desa membutuhkan pengelolaan. Pengelolaan adalah serangkaian kegiatan

yang ditujukan untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Secara umum
pengelolaan dana desa meliputi pengalokasian dana desa atau prioritas
penggunaan dana desa dan tahapan atau proses dalam pengelolaan dana desa itu
sendiri.
Pengelolaan dana desa akan melibatkan berbagai pihak baik individu
maupun kelompok sehingga penggunaannya tepat sasaran. Sejatinya pengelolaan
dana desa harus melibatkan seluruh elemen yang ada dalam masyarakat.
Keikutsertaan berbagai elemen dalam pengelolaan dana desa untuk menjaimn
terpenuhinya asas demokrasi, keadilan dan gotong royong sebab dana desa
merupakan kepentingan seluruh masyarakat. Namun, untuk mengoptimalkan
pengelolaan dana desa pemerintah telah menetapkan pembentukan Tim Pelaksana
Kegiatan (TPK) dana desa. Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dana desa merupakan
kelompok yang dibentuk secara resmi oleh pemerintah desa untuk mengelola dana
desa selama periode tahun tertentu. Pemilihan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK)
dana desa harus berdasarkan mekanisme yang sudah ditetapkan yaitu musyawarah
untuk mufakat yang dihadiri berbagai stakeholder dalam masyarakat desa.

4
Universitas Sumatera Utara


Dalam mengelola dana desa akan tersimpul relasi atau hubungan antara
Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dengan elemen lain dalam masyarakat seperti
pemerintah desa, tokoh masyarakat, kelompok sosial, masyarakat dan pendamping
desa. Relasi tersebut merupakan hubungan kekuasaan yang menunjukkan adanya
hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap pihak dalam pengelolaan dana
desa. Relasi kekuasaan yang terbentuk tersebut dalam rangka penentuan berbagai
kebijakan dan keputusan terkait dengan pengelolaan dana desa. Relasi tersebut
dapat berbentuk kemitraan atau kerjasama maupun dalam bentuk dukungan.
Relasi kekuasaan merupakan suatu bentuk hubungan sosial yang
menunjukkan hubungan yang tidak setara, hal ini disebabkan dalam kekuasaan
terkandung unsur pemimpin. Coleman (2008 : 79) mengatakan bahwa relasi
kekuasaan satu pelaku atas pelaku lain dapat terjadi ketika seorang individu
memiliki hak untuk mengontrol tindakan-tindakan tertentu dari individu lainnya.
Dalam pengelolaan dana desa, relasi yang tidak setara ditunjukkan adanya
perbedaan hak dan tanggungjawab masing-masing aktor. Setiap aktor memiliki
porsi (peran) masing-masing dalam mempengaruhi setiap kebijakan dan
keputusan dalam rangka pengelolaan dana desa.
Desa Purba Dolok merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara. Desa Purba Dolok termasuk salah satu
desa dengan kategori sangat tertinggal diantara 14 (empat belas) desa yang ada di

Kecamatan Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara. Letak desa sangat terpencil
sehingga cenderung terisolir dari daerah luar. Perjalanan menuju Desa Purba
Dolok dapat ditempuh melalui Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga.
Hingga saat ini, belum ada jalan lintas yang menghubungkan Desa Purba Dolok

5
Universitas Sumatera Utara

dengan ibukota kecamatan dan ibukota kabupaten. Berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara, pada tahun 2016 jumlah penduduk
Desa Purba Dolok ialah sebanyak 1342 jiwa yang terdiri atas 168 kepala keluarga
(KK). Penduduk tersebut tersebar dalam lima dusun yakni Dusun Singalingali,
Dusun Sibintang, Dusun Huta Batu, Dusun Huta Godang dan Dusun Hutator.
Secara sosiologis, penduduk Desa Purba Dolok tergolong sangat homogen.
Mayoritas penduduk Desa Purba Dolok merupakan etnis Batak Toba yang terdiri
dari beberapa sub marga yang mana marga Purba dan Manalu merupakan marga
mayoritas. Pada awalnya Desa Purba Dolok merupakan desa kerajaan yang dihuni
oleh keturunan marga Purba dan Manalu. Akan tetapi saat ini kelompok marga
semakin beragam yang disebabkan oleh adanya migrasi dan perkawinan yang
dilakukan oleh masyarakat lokal dengan masyarakat luar. Mayoritas masyarakat

Desa Purba Dolok bekerja sebagai petani perkebunan karet dan petani ladang
berpindah dengan komoditas utama pertanian yakni padi, cabe, ubi dan nilam.
Sistem pemerintahan ditandai dengan adanya dualisme kekuasaan yaitu perpaduan
sistem kerajaan dan demokrasi. Sistem kerajaan hingga kini masih dipraktikkan
dalam kehidupan masyarakat terutama dalam sistem pemerintahan disamping
sistem pemerintahan legal formal. Sistem kerajaan pada masyarakat Desa Purba
Dolok sangat erat kaitannya dengan konsep relasi sosial suku Batak yaitu Dalihan
Natolu (Tiga Tungku) yang terdiri dari Hula-Hula, Dongan Tubu dan Ianakhon.
Di Desa Purba Dolok, relasi kekuasaan antara Hula-Hula, Dongan Tubu dan
Ianakhon sangat tegas. Raja huta (penghulu desa) merupakan manifestasi
kekuasaan pihak Hula-Hula (sekaligus dongan tubu dari pihak raja), sedangkan

6
Universitas Sumatera Utara

Namora Huta atau Namora Boru merupakan manifestasi dari kekuasaan pihak
Ianakhon.
Pada tahun 2015 Desa Purba Dolok memperoleh anggaran dana desa
sebanyak Rp 255.172.000(dua ratus lima puluh lima juta seratus tujuh puluh dua
ribu rupiah) yang dipergunakanuntuk pengaspalan jalan dan pembuatan goronggorong dari Desa Batuarimo menuju Dusun Singali-Ngali. Adapun tahun 2016

Desa Purba Dolok memperoleh anggaran dana desa sebesar Rp 591.208.176 (lima
ratus sembilan puluh satu juta dua ratus delapan ribu seratus tujuh puluh enam
rupiah). Dana desa tahun 2016 digunakan untuk pembangunan jalan yang
menghubungkan Dusun Sibintang dengan Dusun Huta Tor sepanjang 1,1
kilometer dan parit sepanjang 170 meter.
Program dana desa berdampak positif terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat Desa Purba Dolok. Pertumbuhan ekonomi masyarakat menunjukkan
kondisi positif yang ditandai dengan kemampuan masyarakat untuk membeli
sejumlah kebutuhan sekunder dan tersier seperti sepeda motor, mobil, perhiasan
dan lain sebagainya. Aksesibilitas juga berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
pendidikan yang mana jumlah anak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang
menengah bahkan perguruan tinggi semakin baik. Harga jual komoditas pertanian
masyarakat juga semakin meningkat karena akses untuk mencari pasar yang baru
semakin luas. Sebelumnya masyarakat sering terjebak dalam perangkap
kemiskinan yang diciptakan oleh para toke. Akan tetapi, disamping sisi positif
tersebut pembangunan yang diinisiasi oleh program dana desa juga berdampak
negatif bagi kehidupan masyarakat. Budaya konsumerisme mulai merasuki
kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh peningkatan jumlah pendapatan.
7
Universitas Sumatera Utara


Penghargaan terhadap nilai-nilai tradisi juga mulai mengerus seiring masuknya
teknologi informasi seperti televisi dan telepon seluler.
Pengelolaan dana desa menjadi wewenang desa yang mesti terjabarkan
dalam peraturan desa (Perdes) tentang anggaran pendapatan dan belanja desa
(APBDes). Akan tetapi, dalam implementasinya sering kali terjadi penyimpangan
aturan dalam pengelolaan keuangan desa dalam hal ini dana desa. Dwipayana &
Sutoro (2003 : 47) mengatakan bahwa dalam pengelolaan keuangan dan
pelayanan masyarakat di desa, seringkali hanya dikelola oleh segelintir elit.
Masyarakat tidak memperoleh informasi secara transparan bagaimana keuangan
dikelola, seberapa besar keuangan desa yang diperoleh dan dibelanjakan,
bagaimana transparansi prosedur dan biaya administratif dan lain-lain. Hal ini
diperkuat juga dengan hasil penelitian Kurnia (2011) yang menyatakan bahwa
dalam pengelolaan keuangan desa terjadi kompromi antar elit desa yang
menyebabkan terjadinya sentralisme dan persekongkolan antara perangkat desa
termasuk memanipulasi alokasi dana desa. Partisipasi dan keterlibatan masyarakat
desa tidak telihat dalam melakukan kritik secara keras maupun tindakan-tindakan
protes terhadap kepala desa dan badan permusyawaratan desa. Peraturan undangundang yang telah ada hanyalah sebagai tulisan belaka, yang dalam aplikasinya
pemerintahan di tingkat desa tidak sesuai dengan mekanisme yang telah tertulis.
Relasi kekuasaan dalam pemerintah desa bersifat sentralistik, dan sosial budaya
masyarakat desa secara sosiologis masih menerapkan prinsip-prinsip lama yang
sangat sulit hilang, yaitu pola relasi kekuasaan pemerintahan desa yang mendekati
nilai-nilai korupsi, kolusi dan nepotisme. Elemen-elemen lain yang ada di desa
juga tidak mempunyai kekuasaan yang signifikan dalam penentuan kebijakan-

8
Universitas Sumatera Utara

kebijakan desa. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentang relasi kekuasaan dalam pengelolaan dana desa di desa Purba Dolok
Kecamatan Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara.
1.2.

Rumusan Masalah
Perumusan masalah ialah usaha untuk menyatakan secara tersurat

pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan
pemecahannya. Dengan kata lain, perumusan masalah merupakan pertanyaan
yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti
(Usman & Purnomo, 2009 : 27). Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka
rumusan masalah penelitian ialah bagaimana relasi kekuasaan dalam pengelolaan
dana desa di Desa Purba Dolok Kecamatan Parmonangan Kabupaten Tapanuli
Utara ? Relasi kekuasaan yang dimaksud ialah sebagai berikut :
1. Siapa yang memiliki kekuasaan dalam pengelolaan dana desa ?
2. Dari mana sumber kekuasaan aktor yang terlibat dalam pengelolaan
dana desa ?
3. Bagaimana kekuasaan dioperasikan dalam pengelolaan dana desa ?

1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ialah pernyataan mengenai apa yang hendak dicapai.

Usman dan

Purnomo (2009 : 30) menyatakan bahwa tujuan penelitian

dicantumkan dengan maksud agar kita maupun pihak lain yang membaca dapat
mengetahui dengan pasti apa tujuan penelitian yang sesungguhnya. Tujuan
dilakukannya penelitian ini ialah untuk mengetahui dan memetakan relasi

9
Universitas Sumatera Utara

kekuasaan dalam pengelolaan dana desa di Desa Purba Dolok Kecamatan
Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara.
1.4.

Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
pengembangan ilmu Sosiologi Pembangunan dan Sosiologi Politik serta dapat
dijadikan sebagai referensi untuk kajian-kajian keilmuan pada masa yang akan
datang.
1.4.2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini ialah untuk mengasah kemampuan peneliti
dalam mengkaji berbagai kebijakan atau program yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Hal ini terkait dengan konsentrasi keilmuan yang digeluti peneliti saat
ini yakni sebagai calon perencana sosial dan pembangunan. Selain itu, penelitian
ini juga bermanfaat sebagai masukan untuk pemerintah Desa Purba Dolok dan
secara umum kepada pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara. Dengan adanya
penelitian

ini

pemerintah

dapat

melakukan

evaluasi

program-program

pembangunan khususnya pembangunan masyarakat pedesaan serta dapat
menentukan model pembangunan yang memperhatikan lokalitas masyarakat.

1.5.

Defenisi Konsep
Dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk

mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah defenisi abstrak
mengenai gejala atau realita atau suatu pengertian yang nantinya akan

10
Universitas Sumatera Utara

menjelaskan suatu gejala (Suyanto & Sutinah, 2005 : 49). Selain itu, konsep juga
berfungsi sebagai panduan bagi peneliti untuk menindaklanjuti penelitian tersebut
serta menghindari timbulnya kekacauan akibat kesalahan tafsir dalam penelitian.
Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Relasi Kekuasaan
Relasi kekuasaan adalah suatu hubungan antar dua individu atau lebih,
atau antara individu dengan kelompok maupun kelompok dengan
kelompok

terkait

dengan

pengambilan

keputusan-keputusan

yang

menyangkut kebijakan dan kepentingan masyarakat. Relasi kekuasaan
menghasilkan hubungan sosial yang tidak setara, hal ini disebabkan dalam
kekuasaan terkandung unsur pemimpin dan yang dipimpin. Kebijakan
yang dimaksud dalam penelitian ini ialah pengelolaan dana desa yang
ditujukan untuk pembangunan jalan di Desa Purba Dolok. Untuk
menganalisis relasi kekuasaan dalam penelitian ini akan diajukan beberapa
pertanyaan mendasar seperti siapa yang memiliki kekuasaan atau dari
mana kekuasaan itu bersumber, bagaimana kekuasaan beroperasi atau
dengan cara apa kekuasaan itu dioperasikan oleh aktor-aktor dalam
masyarakat.

2. Dana Desa
Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan

11
Universitas Sumatera Utara

untuk

mendanai

pembangunan,

penyelenggaraan

pembinaan

pemerintahan,

kemasyarakatan,

dan

pelaksanaan
pemberdayaan

masyarakat. Dana desa yang dimaksud dalam penelitian ini ialah dana
yang diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur jalan di Desa Purba
Dolok. Dana desa tersebut diperoleh berdasarkan usulan kepala desa yang
tertuang dalam anggaran pendapatan desa setiap tahunnya yang disahkan
oleh bupati Kabupaten Tapanuli Utara.

3. Desa
Desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain adalahkesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa). Desa Purba Dolok merupakan desa sangat tertinggal yang
dihuni oleh masyarakat dengan karakteristik homogen ditinjau dari aspek
suku, agama, pekerjaan, kelas sosial, pendidikan, dan lain sebagainya.

4. Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa adalah lembaga perpanjangan pemerintah pusat yang
memiliki peran strategis dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan NKRI. Pemerintahan

12
Universitas Sumatera Utara

desa Purba Dolok terdiri atas Kepala Desa dan perangkatnya seperti
Sekretaris Desa (sekdes), Badan Permusyaratan Desa (BPD), dan Kepala
Urusan (Kaur). Kepala Desa merupakan pimpinan tertinggi dalam struktur
kepemimpinan desa dibantu seorang Sekretaris Desa. Dalam hal
pengelolaan dana desa, Kepala Desa dibantu sekretaris desa yang
berfungsi

untuk

menetapkan

kebijakan

tentang

pelaksanaan

dan

pengelolaan dana desa. Adapun Badan Permusyawaratan Desa merupakan
perwakilan masyarakat sebagai representasi pelaksanaan demokrasi dalam
desa. Disamping itu juga terdapat raja huta dan namora huta (penghulu
kampung) yang merupakan keturunan raja-raja pemuka kampung.
Mayoritas raja huta dan namora huta merupakan keturunan marga Purba,
Manalu dan Silaban. Raja huta dan namora huta memimpin setiap dusun
atau huta. Kekuasaan raja huta dan namora huta dibatasi oleh wilayah
teritorial (huta atau dusun). Hingga saat ini keberadaan raja huta dan
namora huta tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Desa
Purba Dolok karena merupakan warisan turun temurun. Raja huta dan
namora

huta

berfungsi

sebagai

perwakilan

masyarakat

dalam

menyuarakan aspirasi serta sebagai kontrol sosial yang berfungsi
mengendalikan tindakan setiap penduduk.

5. Keuangan Desa
Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Keuangan desa

13
Universitas Sumatera Utara

yang dimaksud dalam penelitian ini ialah dana desa yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berdasarkan usulan
dari pemerintah desa yang disahkan oleh bupati.

6. Pengelolaan Dana Desa
Pengelolaan dana desa merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan,

penganggaran,

penatausahaan,

pengawasan,

pelaporan,

dan

pertanggungjawaban dana desa. Pengelolaan dana desa sangat terkait dengan
aktor-aktor yang berperan terutama perangkat desa. Dalam setiap tahapan
pengelolaan dana desa tersebut akan dideskripsikan bagaimana relasi kekuasaan
yang terbentuk antar aktor sehingga diperoleh kesimpulan secara komprehensif.
Dalam hal pengelolaan ini juga dapat dianalisis apakah proses pengelolaan dana
desa telah sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat serta
bagaimana potensi praktik-praktik penyalahgunaan dana desa.

7. Konsep Dos Ni Roha
Konsep Dos Ni Roha merupakan sebuah model pengambilan keputusan
yang dianut masyarakat batak Toba pada kegiatan musyawarah atau rapat. Konsep
ini memiliki makna bahwa setiap keputusan yang dihasilkan harus berdasarkan
kesepakatan, kebersamaan dan mengedepankan asas kepentingan bersama di atas
kepentingan individu atau golongan. Dalam pengelolaan dana konsep ini
digunakan pada saat musyawarah pembahasan dana desa yang meliputi
pembahasan anggaran, penetapan prioritas pembangunan dan pemilihan Tim
Pelaksana Kegiatan (TPK) dana desa.

14
Universitas Sumatera Utara