Perlindungan Hukum Terhadap Debitur Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Bank

21

BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG BANK DAN NASABAH BANK

A. Pengertian dan Sejarah Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan
dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari
bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. 5 Sedangkan menurut Undangundang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November
1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Banyak Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam
beberapa tahun terakhir. Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi
peraturan. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka
tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk
simpanan deposan.
Menurut Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998
tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga

kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank
lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupaka kegiatan pokok

5

Andy Febriand, Sejarah dan Pengertian Bank", Diakses Melalui http://manperupi.
blogspot.co.id/2013/01/pengertian-dan-sejarah-bank.html, Tanggal 16 Oktober 2015.

12

Universitas Sumatera Utara

22

bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung.
Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas
jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi
masyarakat.Kegiatan menghimpun dana, berupa pemberian pinjaman kepada
masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung

kelancaran kegiatan utama tersebut.
Bank merupakan sarana yang memudahkan aktivitas masyarakat untuk
menyimpan uang, dalam hal perniagaan, maupun untuk investasi masa depan.
Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam
bidang

perekonomian

suatu

negara

(khususnya

dibidang

pembiayaan

perekonomian). Inilah beberapa manfaat perbankan dalam kehidupan:
1. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan

sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan
jenis investasi jangka pendek (yield enhancement).
2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi
sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai
(hedging), atau disebut juga sebagai risk management.
3. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai
sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi
tertentu dikemudian hari (price discovery).
4. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan
kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari

Universitas Sumatera Utara

23

transaksi derivatif itu sendiri.
5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti,
transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi
sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar di
masa mendatang.


6

Terlepas dari funsi-fungsi perbankan (bank) yang utama atau turunannya,
maka yang perlu diperhatikan untuk dunia perbankan, ialah tujuan secara filosofis
dari eksistensi bank di Indonesia. Hal ini sangat jelas tercermin dalam Pasal
empat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan, ”Perbankan
Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Meninjau lebih dalam terhadap
kegiatan usaha bank, maka bank (perbankan) Indonesia dalam melakukan
usahanya harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang menggunakan
prinsip kehati-hatian.
Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada
umumnya pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris berkemauan merencanakan
membangun kembali kekuatan armada lautnya untuk bersaing dengan kekuatan
armada laut Perancis akan tetapi pemerintahan Inggris saat itu tidak mempunyai
kemampuan pendanaan kemudian berdasarkan gagasan William Paterson yang
kemudian oleh Charles Montagu direalisasikan dengan membentuk sebuah
lembaga intermediasi keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan


6

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

24

tersebut hanya dalam waktu duabelas hari.
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada
zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini
berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia,
Afrika dan Amerika dibawa oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan
ke negara jajahannya baik di Asia, Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri,
sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam
sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang.
Dalam perjalanan sejarah kerajaan di masa dahulu penukaran uangnya
dilakukan antar kerajaan yang satu dnegan kerajaan yang lain. Kegiatan
penukaran ini sekarang dikenal dengan nama Pedagang Valuta Asing (Money

Changer). Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional
perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut
sekarang ini kegiatan simpanan.
Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman
uang. Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali
kepada masyarakatyang membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya menyusul
sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin
beragam.

B. Fungsi dan Tujuan Bank
Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama
Bank tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan

Universitas Sumatera Utara

25

(perbankan dan sistem pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga
stabilitas moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak
artinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas

moneter dan stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap
stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan merupakan pilar
yang mendasari efektivitas kebijakan moneter. Sistem keuangan merupakan salah
satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem
keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal.
Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental akan mempengaruhi
stabilitas sistem keuangan akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan.
Fungsi dan peranan bank secara umum adalah:
1. Penghimpun dana Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana
maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga
sumber, yaitu:
a. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu
pendirian.
b. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha
perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas.
c. Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari
pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang
sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam) dan memenuhi
persyaratan. Mungkin Anda pernah mendengar beberapa bank dilikuidasi


Universitas Sumatera Utara

26

atau dibekukan usahanya, salah satu penyebabnya adalah karena banyak
kredit yang bermasalah atau macet.
2. Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat
dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga, penyertaan,
pemilikan harta tetap.
3. Pelayan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai “pelayan lalu-lintas
pembayaran uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain
pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya. 7
Adapun secara spesifik bank bank dapat berfungsi sebagai agent of trust,
agent of develovment dan agen of services.
1. Agent Of Trust
Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan
perbankkan adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpun dana maupun
penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan dana dananya di bank
apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di bangun kepercayaan

baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan kepercayaan ini
akan terus berlanjut kepada pihak debitor. Kepercayaan ini penting dibangun
karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik
dari segi penyimpangan dana, penampung dana maupun penerima penyaluran
dana tersebut.

7

Uki
Hary's
Blog,
“Peran
dan
Fungsi
Bank
Secara
Umum”,
http://ukiehary.wordpress.com/2012/04/02/peran-dan-fungsi-bank-secara-umum/, Diakses tangga;
16 Oktober 2015.


Universitas Sumatera Utara

27

2. Agent Of Development
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi.
Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan bagi
lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut
memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi,
serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi ,
distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang.
Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah
kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
3. Agent Of Services
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi.
Disamping melakukan kegiatan penghimpun dan penyalur dana, bank juga
memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakan. Jasa
yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian
masyarakat secara umum. 8
Dalam menjalankan kegiatannya bank mempunyai peran penting dalam

sistem keuangan, yaitu :
1. Pengalihan Aset (asset transmutation)
Yaitu pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit devisit. Dimana
sumber dana yang diberikan pada pihak peminjam berasal pemilik dana yaitu
unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan
pemilik dana. Dalam hal ini bank berperan sebagai pangalih aset yang likuid

8

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

28

dari unit surplus (lender) kepada unit defisit (borrower).
2. Transaksi (transaction)
Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk
melakukan transaksi. Dalam ekonomi modern, trnsaksi barang dan jasa tidak
pernah terlepas dari transaksi keuangan. Untuk itu produk-produk yang
dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan, depsito, saham dan sebagainya)
merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
3. Likuiditas (liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produkproduk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-produk
tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda.
Untuk kepentingn likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan dananya
sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan demikian bank
memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami
surplus likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak yang mengalami
kekurangan likuiditas.
4. Efisiensi (efficiency)
Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna
modal tanpa mengubah produknya. Disini bank hanya memperlancar dan
mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi
yang tidak simetris (asymmetric information) antara peminjam dan investor
menimbulkan masalah insentif. Peran bank menjadi penting untuk
memecahkan masalah insentif tersebut. Untuk itu jelas peran bank dalam hal

Universitas Sumatera Utara

29

ini yaitu menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk
menyamakan informasi yang tidak sempurna, sehingga terjadi efisiensi biaya
ekonomi.

C. Pengertian Nasabah
Arti nasabah pada lembaga perbankan sangat penting. Nasabah itu adalah
nafas yang sangat berpengaruh terhadap kelanjutan suatu bank. Oleh karena itu
bank harus dapat menarik nasabah sebanyak-banyaknya agar dana yang terkumpul
dari nasabah tersebut dapat diputar oleh bank yang nantinya disalurkan kembali
kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan bank.
Tidak dijumpai rumusan/pengertian nasabah dalam Undang-Undang No. 7
Tahun 1992 Tentang Perbankan, padahal di dalamnya dijumpai rumusan bank.
Bagaimana mungkin sebuah undang-undang yang mengatur tentang perbankan
tetapi tidak memberikan pengertian tentang nasabah.
Pengertian nasabah baru dapat direalisasikan dalam Undang-Undang No.
10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan diatur perihal nasabah yang terdiri dari dua pengertian yaitu
nasabah penyimpan dan nasabah debitur.
Menurut Djaslim Saladin menyatakan bahwa ˝Nasabah adalah orang atau
badan yang mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank˝. 9
Komaruddin dalam ˝Kamus Perbankan˝ menyatakan bahwa ˝Nasabah adalah

9

Saladin Djaslim, Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Bank, CV Rajawali. Jakarta,
1994, hal. 67.

Universitas Sumatera Utara

30

seseorang atau suatu perusahaan yang mempunyai rekening koran atau deposito
atau tabungan serupa lainnya pada sebuah bank˝. 10
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008
tentang Perbankan Syariah, nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank
syariah dan atau Unit Usaha Syariah. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang
menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dalam
bentuk simpanan berdasarkan akad antara bank syariah atau Unit Usaha Syariah
dan nasabah yang bersangkutan. Nasabah investor adalah nasabah yang
menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dalam
bentuk investasi berdasarkan akad antara Bank Syariah dan atau Unit Usaha
Syariah dan nasabah yang bersangkutan. Nasabah penerima fasilitas adalah
nasabah yang memperoleh fasilitas dana atau yang dipersamakan dengan itu,
berdasarkan prinsip syariah.
Kamus besar Bahasa Indonesia menjelaskan nasabah adalah “orang yang
biasa berhubungan dengan atau menjadi pelanggan bank (Dalam hal keuangan),
dapat juga diartikan sebagai orang yang menjadi tanggungan asuransi,
perbandingam pertalian. 11
Sedangkan Muhammad Djumhana menyebutkan nasabah merupakan
konsumen dari pelayanan jasa perbankan. 12

10

Komaruddin, Kamus Perbankan, CV. Rajawali, Jakarta, 2004, hal. 142.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka,
2008, hal. 775.
12
Muhammad Djumhana, Op.Cit, hal. 282.
11

Universitas Sumatera Utara

31

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa “Nasabah adalah seseorang
ataupun badan usaha (korporasi) yang mempunyai rekening simpanan dan
pinjaman dan melakukan transaksi simpanan dan pinjaman tersebut pada sebuah
bank“.

D. Jenis-jenis Nasabah
Jenis-jenis nasabah dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan terdiri dari
dua pengertian yaitu :
1. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank
dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang
bersangkutan.
2. Nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.
Sementara itu Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga
Penjamin Simpanan mengenal pengertian nasabah sebagaimana dijelaskan dalam
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yaitu :
1. Nasabah penyimpan, yaitu nasabah yang menempatkan dananya di bank
dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang
bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

32

2. Nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.
Demikian juga halnya dalam praktek perbankan dikenal ada tiga macam
nasabah yaitu :
1. Nasabah deposan yaitu nasabah yang menyimpan dananya pada suatu bank.
2. Nasabah yang memanfaatkan fasilitas kredit perbankan.
3. Nasabah yang melakukan transaksi dengan pihak lain melalui bank. 13
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/ 26 /PBI/2009 tentang
prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan kegiatan structured product bagi Bank
Umum, nasabah diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1. Nasabah Profesional
Nasabah digolongkan sebagai nasabah profesional apabila nasabah tersebut
memiliki pemahaman terhadap karakteristik, fitur, dan risiko dari structured
product dan terdiri dari:
a. Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang terdiri dari bank,
perusahaan efek, perusahaan pembiayaan atau pedagang berjangka
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di bidang perbankan, pasar modal, lembaga pembiayaan dan
perdagangan berjangka komoditi yang berlaku.

13

Yusuf Shofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen Hukumnya, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2003, hal. 40-41.

Universitas Sumatera Utara

33

b. Perusahaan dengan modal lebih dari Rp. 20.000.000.000,-(dua puluh
miliar rupiah) atau ekuivalennya dalam valuta asing dan telah melakukan
kegiatan usaha paling kurang 36 bulan berturut-turut.
c. Pemerintah Republik Indonesia atau pemerintah negara lain.
d. Bank central atau bank negara lain
e. Bank atau lembaga pembangunan multilateral.
2. Nasabah Eligible
Nasabah digolongkan sebagai nasabah profesional apabila nasabah tersebut
memiliki pemahaman terhadap karakteristik, fitur, dan risiko dari structured
product dan terdiri dari:
a. Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan berupa dana pensiun atau
perusahaan perasuransian sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan di bidang dana pensiun dan usaha perasuransian
yang berlaku.
b. Perusahaan dengan modal setidaknya Rp. 5.000.000.000,-(lima miliar
rupiah) atau ekuivaennya dalam valuta asing dan telah melakukan
kegiatan paling kurang 12 bulan berturut-turut.
c. Nasabah perorangan yang mempunyai portofolio aset berupa kas, giro,
tabungan paling kurang Rp. 5.000.000.000 (lima miliar rupiah).
3. Nasabah Retail adalah nasabah yang tidak termasuk dalam nasabah
profesional dan eligible. 14

14

Chandra
Syamsurizal,
"Pengertian
Nasabah",
http://pengertiannassabah.blogspot.co.id/, tanggal 16 Oktober 2015.

Diakses

Melalui

Universitas Sumatera Utara

34

E. Hubungan Antara Debitur/Nasabah dengan Bank
Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang
paling terkait, yaitu hukum dan kepercayaan. Suatu bank hanya bisa melakukan
kegiatan dan mengembangkan banknya, apabila masyarakat “percaya” untuk
menempatkan uangnya, pada produk-produk perbankan yang ada pada bank
tersebut. Berdasarkan kepercayaan masyarakat tersebut, bank dapat memobilisir
dana dari masyarakat, untuk ditempatkan pada banknya dan bank akan
memberikan jasa-jasa perbankan. 15
Berdasarkan dua fungsi utama dari suatu bank, yaitu fungsi pengerahan
dana dan penyaluran dana, maka terdapat dua hubungan hukum antara bank dan
nasabah yaitu: 16
1. Hubungan hukum antara bank dan nasabah penyimpan dana Artinya bank
menempatkan dirinya sebagai peminjam dana milik masyarakat (para
penanam dana). Bentuk hubungan hukum antara bank dan nasabah
menyimpan dana, dapat terlihat dari hubungan hukum yang muncul dari
produk-produk perbankan, seperti deposito, tabungan, giro, dan sebagainya.
Bentuk hubungan hukum itu dapat tertuang dalam bentuk peraturan bank yang
bersangkutan dan syarat-syarat umum yang harus dipatuhi oleh setiap nasabah
penyimpan dana. Syarat-syarat tersebut harus disesuaikan dengan produk
perbankan yang ada, karena syarat dari suatu produk perbankan tidak akan
sama dengan syarat dari produk perbankan yang lain. Dalam produk

15

Ronny Sautma Hotma Bako, Hubungan Bank Dan Nasabah Terhadap Produk
tabungan dan Deposito. Bandung : PT. citra Aditya Bakti, 1995. Hal 32.
16
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

35

perbankan seperti tabungan dan deposito, maka ketentuan dan syarat-syarat
umum yang berlaku adalah ketentun-ketentuan dan syarat-syarat umum
hubungan rekening deposito dan rekening tabungan.
2. Hubungan hukum antara bank dan nasabah debitur
Artinya bank sebagai lembaga penyedia dana bagi para debiturnya. Bentuknya
dapat berupa kredit, seperti kredit modal kerja, kredit investasi, atau kredit
usaha kecil.
Dari segi kacamata hukum, hubungan antara nasabah dengan bank terdiri
dari dua bentuk yaitu : 17
1. Hubungan Kontraktual
Hubungan yang paling utama dan lazim antara bank dengan nasabah adalah
hubungan kontraktual. Hal ini berlaku hampir pada semua nasabah, baik
nasabah debitur, nasabah deposan, ataupun nasabah non debitur-non deposan.
Terhadap nasabah debitur hubungan kontraktual tersebut berdasarkan atas
suatu kontrak yang dibuat antara bank sebagai kreditur (pemberi dana) dengan
pihak debitur (peminjam dana). Hukum kontrak yang menjadi dasar hubungan
bank

dengan

nasabah

debitur

bersumber

dari

ketentuan-ketentuan

KUHPerdata tentang kontrak (buku ketiga). Sebab, menurut Pasal 1338 ayat
(1) KUHPerdata, bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berkekuatan
sama dengan undang-undang bagi kedua belah pihak.
Berbeda dengan nasabah debitur, maka untuk nasabah deposan atau nasabah
non debitu-non deposan, tidak terdapat ketentuan khusus yang mengatur untuk

17

O.P. Simorangkir, Seluk-Beluk Bank Komersil, Aksara Press, Jakarta, 2004, hal. 102

Universitas Sumatera Utara

36

kontrak jenis ini dalam KUHPerdata. Karena itu, kontrak-kontrak untuk
nasabah seperti itu hanya tunduk kepada ketentuan-ketentuan umum dari
KUHPerdata mengenai kontrak.
Prinsip hubungan nasabah penyimpan dana dengan bank adalah hubungan
kontraktual, dalam hal ini hubungan kreditur-debitur, dimana pihak bank
berfungsi sebagai debitur sedangkan pihak nasabah berfungsi sebagai pihak
kreditur, prinsip hubungan seperti ini juga tidak dapat diberlakukan secara
mutlak.
Ada tiga tingkatan dari pemberlakuan hubungan kontraktual kepada hubungan
antara nasabah penyimpan dana dengan pihak bank, yaitu :
a. Sebagai hubungan bank dan nasabah
b. Sebagai hubungan kontraktual lainnya yang lebih luas dari hanya sekedar
hubungan debitur-kreditur
3. Sebagai hubungan implied contract, yaitu hubungan kontrak yang tersirat.
2. Hubungan Non Kontraktual
Selain hubungan kontraktual, apakah ada hubungan hukum yang lain antara
pihak bank dengan pihak nasabah, terutama dengan nasabah deposan dengan
nasabah non deposan-non debitur. Ada enam jenis hubungan hukum antara
bank dengan nasabah selain dari hubungan kontraktual sebagaimana yang
disebutkan di atas, yaitu :
a. Hubungan fidusia
b. Hubungan konfidensial
c. Hubungan bailor-bailee

Universitas Sumatera Utara

37

d. Hubungan principal-agent
e. Hubungan mortgagor-mortgagee
f. Hubungan trustee-beneficiary
Berhubung hukum di Indonesia tidak dengan tegas mengakui hubunganhubungan

tersebut,

maka

hubungan-hubungan

tersebut

baru

dapat

dilaksanakan jika disebutkan dengan tegas dalam kontrak untuk hal tersebut.
Atau setidak-tidaknya ada kebiasaan dalam praktek perbankan untuk
mengakui eksistensi kedua hubungan tersebut. Misalnya dalam hubungan
dengan lembaga trust yang merupakan salah satu kegiatan perbankan, mesti
ada kebijaksanaan bank yang bersangkutan dengan lembaga trust tersebut,
juga dibutuhkan pengakuan dalam kontrak-kontrak trust seperti yang
diinginkan kedua belah pihak.
Nasabah bank wajib memberitahukan oleh bank setiap perubahan policy yang
signifikan yang dapat mempengaruhi accountnya pihak nasabah atau
mempengaruhi jasa bank yang selama ini diberikan oleh bank.
Apabila bank memberikan jasa pengiriman uang untuk kepentingan
nasabahnya, maka dalam hal ini akan menempatkan posisinya sebagai
“pelaksana amanat” dari nasabahnya.
Hubungan formal antara nasabah dengan bank terdapat pada formulir-formulir
yang telah diisi oleh nasabah dan disetujui oleh bank. 18
Formulir-formulir itu berisi tentang permohonan atau perintah atau kuas pada

18

Try Widyono, Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia, Ghalia
Indonesia, Bandung, 2006, hal. 24-27

Universitas Sumatera Utara

38

bank. Formulir tersebut pada umumnya dibuat oleh bank. Dalam formulir
tersebut akan saling menunjuk ketentuan yang berkaitan dengan transaksi
yang dikehendaki oleh nasabah. Masing-masing formulir tersebut pada
hakikatnya merupakan bagian dari satu-kesatuan yang tidak terpisahkan.31
Nasabah yang mengisi formulir permohonan, perintah, atau kuasa kepada
bank pada dasarnya merupakan tindak lanjut dari kepercayaan masyarakat
pada bank. Nasabah atau konsumen mewujudkan kepercayaannya itu dalam
bentuk pengajuan aplikasi permohonan yang dipercayanya. Hubungan antara
bank dengan nasabah seringkali menunjuk pada berlakunya ketentuan yang
lebih luas dan ketentuan tersebut dinyatakan sebagai ketentuan yang lebih luas
dan ketentuan tersebut dinyatakan sebagai ketentuan yang berlaku dan
merupakan bagian serta satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan aplikasi
tersebut.

F. Hak dan Kewajiban Debitur/Nasabah dan Bank
Hubungan kontraktual antara debitur/nasabah dengan pihak perbankan
tentunya memiliki akibat-akibat tertentu yang melahirkan hak dan kewajiban
antara para pihak. Berikut ini akan diuraikan hak dan kewajiban masing-masing
pihak yaitu:
1. Hak dan Kewajiban Debitur/Nasabah:
a. Hak Debitur/Nasabah:
1) Mendapatkan layanan jasa yang diberikan oleh bank, seperti fasilitas
ATM, dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

39

2) Mendapatkan laporan atas transaksi yang dilakukan melalui bank.
3) Menuntut bank dalam hal pembocoran rahasia nasabah.
4) Mendapat agunan kembali setelah agunan lunas.
5) Mendapat sisa uang pelelangan dalam hal agunan dijual untuk
melunasi kredit yang tak terbayar.
b. Kewajiban Debitur/Nasabah:
1) Mengisi dan menandatangani formulir yang disediakan oleh bank,
sesuai dengan layanan jasa yang diinginkan oleh nasabah.
2) Melengkapi persyaratan yang telah ditentukan oleh bank.
3) Membayar provisi yang telah ditentukan oleh bank.
4) Menyetor dana awal yang telah ditentukan oleh bank.
5) Menyerahkan buku cek/giro bilyet tabungan.
2. Hak dan Kewajiban Bank:
a. Hak Bank:
1) Mendapatkan provisi terhadap layanan jasa yang diberikan
kepada nasabah.
2) Menolak pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan yang
telah disepakati bersama.
3) Melelang agunan dalam hal nasabah tidak mampu melunasi
kredit yang diberikan kepadanya sesuai dengan akad kredit
yang telah ditanda tangani kedua belah pihak.
4) Pemutusan rekening nasabah (klausul ini banyak dalam
prakteknya).

Universitas Sumatera Utara

40

5) Mendapatkan buku cek, bilyet giro, buku tabungan, kartu kredit
dalam hal terjadi penutupan rekening.
b. Kewajiban Bank:
1) Mengembalikan agunan, ketika kredit telah lunas.
2) Menjamin

kerahasiaan

identitas

nasabah

beserta

dana

yang

disimpannya di bank, kecuali ketika peraturan perundang-undangan
menentukan lain.
3) Membayar bunga simpanan sesuai dengan perjanjian.
4) Menganti kedudukan debitor dalam hal nasabah tidak mampu
melaksanakannya kepada pihak ketiga.
5) Memberikan laporan kepada nasabah terhadap perkembangan dananya
di bank.

Universitas Sumatera Utara