DINAMIKA N-MINERAL TANAH VERTISOLS PADA BERBAGAI KOMBINASI KUALITAS SERESAH SERTA SERAPAN N JAGUNG MANIS (Vertisols N-Mineral Dynamics In Several Litter Quality Combination and N-Sweet Maize Uptake)

  

DINAMIKA N-MINERAL TANAH VERTISOLS PADA BERBAGAI KOMBINASI KUALITAS

SERESAH SERTA SERAPAN N JAGUNG MANIS

(Vertisols N-Mineral Dynamics In Several Litter Quality Combination

and N-Sweet Maize Uptake)

  1)* 2) 2) Fitria Roviqowati , Purwanto , Sri Hartati

  (1)

  Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

  (2)

  Jurusan Ilmu Tanah, Fak. Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

  

ABSTRACT

Problems are often found on farms in humid tropics that lack of balancing between

number and availability of nutrients. The imbalance will lead to nutrients leaching,

  • +

    especially NO - to the bottom layer. NO - is the result of oxidation of NH through a

  3

  3

  4

process called nitrification, hence it is important to control over the process as it. The

purpose of this study was to determine the effect of litter quality Trimmings (based on

  • +

    the content of polyphenols and lignin) to the dynamics of N-NH4 and N-NO - land. This

  3

study is a field experimental with basic use Completely Group Randomized Design. The

first factor is addition of Chromolaena odorata litter which represent high quality (lignin

content 4.27 %, 17.12 % polyphenols), Tectona grandis litter representing low quality

(lignin content of 14.54, 11.92 % polyphenols), and litter mixtures (Chromolaena

odorata+Tectona grandis). The second factor dose of 5 Mg/ha, 12.5 Mg/ha, 20 Mg/ha.

  

Analysis of the data using the F test, if the results of analysis of variance is significant, it

forward to Duncan Test at α level = 0.05. The results showed that the addition of various

quality litter significantly ( P <0.05 ) at week 8 against the pH of the soil .The addition of

litter Chromolena odorata, Tectona grandis and mix in the long incubation period for 10

  • + weeks were able to control of NH

  4 releasing amonification in the soil. Effect of litter

  • +

    inputs the ratio of NH /N-mineral, an increasing in high quality lower dose means litter

  4

  • -1 +

  

amonification (from 0433 into 0335 mg kg ) . The concentration of NH at second week

  4

and sixth week can significantly affect N uptake. Correlation test at weeks 2, 4 and 6

  • -

    observations indicate that the concentration of NO did not significantly affect N uptake.

  3

  • - +

  Keywords : litter quality, NH 4 and NO 3 dynamics, sweet maize N uptake, Vertisols N-Mineral.

  PENDAHULUAN

  total N yang diberikan lewat pupuk akan Masalah yang sering dijumpai hilang melalui pelindian (Van Noordwijk pada lahan pertanian di daerah tropika dan De Willigen,1989 dalam Hairiah, basah adalah rendahnya keseimbangan 2002). Nitrifikasi merupakan proses

  antara jumlah dan saat ketersediaan oksidasi NH menjadi NO dan NO

  4

  2

  3

  hara dengan jumlah dan saat secara mikrobiawi. Nitrifikasi dianggap dibutuhkan tanaman (Van Noordwijk merugikan karena selain menurunkan dan De Willigen 1987). efisiensi pemanfaatan N oleh tanaman Ketidakseimbangan tersebut akan juga menimbulkan masalah lingkungan menyebabkan pelindian hara khususnya yang kompleks. Melalui nitrifikasi sekitar

  • NO ke lapisan bawah, sekitar 50% dari 67 % pupuk N pada berbagai tanaman

  3

  • 1

2 O,

  • ke lapisan tanah yang tidak terjangkau akar tanaman (Verchot et al. 2007), sedangkan Suprayogo (2000) melaporkan bahwa 3 sampai 65 kg ha
    • 1
    • 1

      Sebagai pembanding tambahan disusun 2 perlakuan N yaitu: a). tanpa seresah, tanpa pupuk N (P10), b). tanpa seresah, ditambah pupuk N (P11). Sehingga terdapat 11 kombinasi perlakuan, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Variabel

      grandis) dan Kirinyu (Chromolaena odorata) dengan dosis 20 Mg/ha.

      dan Kirinyu (Chromolaena odorata) dengan dosis 12,5 Mg/ha, M3T3 = Jati (Tectona

      grandis)

      Mg/ha, M3T1 = Jati (Tectona grandis) dan Kirinyu (Chromolaena odorata) dengan dosis 5 Mg/ha, M3T2 = Jati (Tectona

      (Chromolaena odorata) dengan dosis 20

      Kirinyu (Chromolaena odorata) dengan dosis 12,5 Mg/ha, M2T3 = Kirinyu

      odorata) dengan dosis 5 Mg/ha, M2T2 =

      Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga September 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan lingkungan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial. Faktor pertama perlakuan seresah pangkasan jati (Tectona grandis) (M1), kirinyu (Chromolaena odorata) (M2) dan kombinasi seresah pangkasan jati (Tectona grandis) dan kirinyu (Chromolaena odorata) (M3). Faktor kedua yaitu perbandingan dosis masing- masing seresah sebagai berikut dosis 5 Mg/ha (T1), 12,5 Mg/ha (T2) dan 20 Mg/ha (T3). Dari kedua faktor tersebut dapat disusun beberapa kombinasi perlakuan sebagai berikut : M1T1 = Jati (Tectona grandis) dengan dosis 5 Mg/ha, M1T2 = Jati (Tectona grandis) dengan dosis 12,5 Mg/ha, M1T3 = Jati (Tectona grandis) dengan dosis 20 Mg/ha, M2TI = Kirinyu (Chromolaena

      Penelitian ini dilaksanakan di dusun Nglinggo, Buran, Tasikmadu, Karanganyar. Analisis Ketersediaan Amonium-Nitrat, analisis tanah dan jaringan tanaman dilakukan di laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian UNS.

      et al. (2005) menyatakan bahwa seresah

      berkualitas tinggi apabila mempunyai nisbah C/N <25, kandungan lignin <15% dan polifenol <3% sehingga cepat terdekomposisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi kehilangan N tanah melalui berbagai perlakuan pengendalian nitrifikasi, menentukan kombinasi jumlah dan kualitas (kandungan lignin, polifenol, dan C/N) seresah yang optimum untuk mengendalikan nitrifikasi pada lahan penelitian, mengkaji pengaruh dosis, kualitas seresah serta perannya terhadap serapan N jagung manis.

      Dalam penelitian ini digunakan seresah kualitas rendah yaitu jati (Tectona grandis) dan kirinyu (Chromolaena odorata) yang merupakan seresah dengan kualitas tinggi. Menurut Palm dan Sanchez (1991) cit. Purwanto

      pupuk urea pada tanaman jagung dan kacang tanah monokultur telah hilang dari tanah melalui pelindian.

      dari 90 kg N ha

      3

      , dan atau hilang tercuci dalam bentuk NO

      2

      , NO dan N

      2

      NO

      ) akan hilang dalam bentuk N

      pangan di dunia (setara US $ 15,9 milyar tahun

    BAHAN DAN METODE

    • NO
      • ), N jaringan tanaman.

    • dalam tanah karena seresah dengan kualitas tinggi cepat terdekomposisi di dalam tanah sehingga ketersediaan NH
    • dalam tanah besar.
      • 1

    • berturut-turut sebesar 33.35, 26.28, 25.28 mg kg
      • 1 .

    • berturut-turut sesui dosis 5, 12.5 dan 20 Mg Ha

      4

    • 1
    • 1 .

      yaitu 34.25, 15.81 serta 29.99 mg kg

      pengamatan dalam penelitian meliputi variabel utama : N mineral N mineral (NH

      4

      3

      Variabel lain yaitu pH, kadar organik, N total tanah, P tersedia, K tersedia, KPK, tekstur tanah, kadar lengas, suhu tanah dan kelembaban. Data yang diperoleh dianalisis uji F dan sidik ragamnya untuk mengetahui pengaruh terhadap semua peubah. Jika hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh yang nyata akibat dari perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan pada taraf α = 0,05.

      4

      Untuk seresah campuran rerata konsentrasi NH

      4

      menghasilkan rerata konsentrasi NH

      Seresah kualitas rendah dosis 5, 12.5 serta 20 Mg Ha

      4

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    • dalam tanah karena menghasilkan nisbah konsentrasi NH
    • paling rendah dibandingkan dengan perlakuan lain. Penambahan seresah kualitas tinggi dosis 5 Mg Ha
    • lebih rendah sehingga dapat mengendalikan proses nitrifikasi dalam tanah. Nisbah konsentrasi NH
      • 1

    • tertinggi (37.81 mg kg
    • lebih rendah diduga karena seresah yang ditambahkan
      • 1

      ) dibandingkan dengan perlakuan lain. Penambahan seresah kualitas tinggi tidak dapat mengendalikan pelepasan NH

    • 1
      • setelah penambahan kualitas seresah per waktu inkubasi (mg kg
      lambat terdekomposisi sehingga

      29.99 P10 14.91ab 17.16a 7.48ab 8.57a 9.10a

      25.28 M2T1 56.19c 60.25c 12.45b 41.30ef 18.85ab

      37.81 M2T2 12.93ab 9.14a 10.89b 23.25c 20.69ab

      15.38 M2T3 22.09ab 12.79a 9.76ab 35.67de 33.42c

      22.75 M3T1 57.88c 53.98bc 11.13b 29.29cd 18.99ab

      34.25 M3T2 16.82ab 10.30a 8.87ab 22.40c 20.67ab

      15.81 M3T3 37.56bc 23.27a 17.43c 37.75def 33.94c

      11.44 P11 4.45a 18.35a 5.52a 11.77ab 11.17a

      33.35 M1T2 28.01ab 27.23ab 11.86b 48.36f 15.96a

      10.25 Rerata

      30.11

      28.97

      10.46

      29.02

      20.79 Sumber : Analisis data, Januari 2014

      

    Keterangan : Angka-angka yang dikuti huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan berbeda

    tidak nyata pada DMRT taraf 5%

      26.28 M1T3 27.02ab 22.15a 8.12ab 39.75def 29.35bc

      10 M1T1

      53.33c 64.11c 11.58b 21.11bc 16.60ab

      4

      menghasilkan rerata konsentrasi NH

      4

      Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan kontrol (P10 dan P11) memberikan rerata konsentrasi NH

      Penambahan seresah kualitas rendah serta seresah campuran dapat memperlambat pembentukan NH

      4

      4

      Tabel 1. Konsentrasi NH

      4

      4

      Perlakuan Konsentrasi NH

      4 + Minggu Ke- (mg kg -1 ) Rerata (mg kg -1 )

      2

      4

      

    6

      8

      )

      Seresah Jati

      ketersediannya dalam tanah dapat -1 k g 120 5 Mg/ha 12,5 Mg/ha 20 Mg/ha P10 P11 secara lambat tersedia. g + , m 4 100 Waktu inkubasi minggu ke 6 -NH 60 80 perlakuan seresah campuran (kirinyu N r. 40

    • 1 st

      dan jati) dosis 20 Mg Ha memberikan on K 20

    • konsentrasi NH

      4 tanah tertinggi (17.43 2 4 6 8 10

    • 1
    • Waktu, minggu mg kg ) daripada perlakuan lain.

        Perlakuan kontrol dengan N maupun

        Seresah Kirinyu

      • tanpa N memberikan konsentrasi NH

        4 -1 g

        5 Mg/ha 12,5 Mg/ha

        20 Mg/ha P10 P11

        tanah terrendah. Seresah kualitas k 100 m g ,

        80

        rendah (Tectona grandis) dosis 20 Mg + 4

      • 1

        60 +

        Ha memberikan konsentrasi NH

        

      4 -NH

      N

        40

      -1 r.

      st

        tanah terrendah (8.12 mg kg ) K on

        20

        dibandingkan perlakuan lain tanpa

        2

        4

        6

        8

        10

        kontrol. Laju mineralisasi N seresah Waktu, minggu dikendalikan oleh sifat fisik dan kualitas seresah dan interaksinya dengan lingkungan serta komunitas biota pendekomposisi (Swift dan Woomer 1993, Finzi dan Canham 1998). Perbedaan dosis dengan jenis seresah terbukti berpengaruh nyata (p <0,05)

      • terhadap konsentrasi NH tanah pada

        4 minggu ke 6.

      • Gambar 2. Konsentrasi NH tanah pada

        4 Perbedaan dosis dengan jenis

        berbagai kombinasi masukan seresah waktu inkubasi minggu ke 8 seresah kualitas rendah terbukti berpengaruh sangat nyata (Tectona grandis), kualitas

      • (p<0,01) terhadap konsentrasi NH .

        4

        tinggi (Chromolena odorata), Perlakuan seresah kualitas rendah dosis campuran serta kontrol.

      • 1

        12.5 Mg Ha memberikan konsentrasi

      • 1

        Pada perlakuan seresah NH

        4 tertinggi (48.36 mg kg ) daripada Chromolena odorata yang berkualitas

        perlakuan lain. Tingginya konsentrasi

      • tinggi, seresah Tectona grandis yang

        NH

        4 pada seresah kualitas rendah pada

        berkualitas rendah dan seresah minggu ke 8 tersebut mengindikasikan

      • campuran dalam lama waktu inkubasi bahwa imobilisasi NH (proses

        4

        selama 10 minggu, dapat disimpulkan dekomposisi) belum berlangsung cepat. bahwa penambahan seresah kualitas

        Perlakuan kontrol dengan N dan tanpa N

      • tinggi, kualitas rendah dan campuran memberikan hasil konsentrasi NH

        4

      • dapat mengendalikan pelepasan NH

        4

        terrendah dibandingkan dengan (amonifikasi) dalam tanah, disebabkan perlakuan lain.

      • 1
      • >setelah penambahan kualitas seresah per waktu inkubasi (mg kg

          Keterangan : Angka-angka yang dikuti huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan berbeda tidak nyata pada DMRT taraf 5%

          46.96 M2T2 14.94ab 41.43ab 75.69c 15.13a 60.77ab

          3 - Minggu Ke- (mg kg -1 ) Rerata (mg kg -1 )

          2

          4

          

        6

          8

          10 M1T1

          60.58d 58.26b 39.72ab 58.52b 36.90a

          50.79 M1T2 59.86d 29.65a 43.33ab 20.56a 55.10ab

          41.7 M1T3 35.40c 29.64a 37.34ab 16.12a 39.60a

          31.62 M2T1 24.54bc 30.59a 54.75b 62.47b 62.45ab

          40.55 M3T1 61.10d 37.81ab 46.63ab 54.30b 61.58ab

          41.59 M2T3 36.90c 25.65a 39.43ab 15.47a 85.28bc

          )

          52.28 M3T2 20.63b 43.60ab 45.44ab 16.38a 48.63ab

          34.94 M3T3 52.22d 35.37ab 92c 16.86a 113.56c

          61.99 P10 4.12a 23.85a 34.36a 7.67a 34.04a

          20.81 P11 64.22d 32.46ab 43.90ab 18.45a 40.23a

          39.85 Rerata

          39.50

          35.30

          50.23

          27.45

          58.01 Sumber : Analisis data, Januari 2014

          Perlakuan Konsentrasi NO

          Tabel 2. Konsentrasi NO

          3

        • hasil dekomposisi seresah dan pupuk urea lebih dimanfaatkan oleh bakteri heterotrof sebagai sumber energi dan atau termanfaatkan oleh tanaman melalui serapan akar sehingga tidak menyisakan sumber NH
        • menjadi NO
          • nitrifikasi dalam tanah.

        • untuk nitrifikasi.
          • . Tabel 2 menunjukkan bahwa pada pengamatan minggu ke 2 sampai minggu ke 10 seresah kualitas sedang (campuran) memberikan konsentrasi NO
          • dalam tanah ditentukan oleh jumlah pupuk NO
          • atau bahan organik yang diberikan, serapan akar, imobilisasi mikrobia dan atau besarnya laju nitrifikasi dalam tanah (Brady dan Weil 2002). Apabila konsentrasi NH
          • 1
          • >tertinggi (62 mg kg

          • 1
          • >terrendah (20.81 mg kg

              3

              4

              karena NH

              4

              4

              Konsentrasi NO

              3

              3

            • tertinggi pada seluruh perlakuan terdapat pada minggu 1 dan kemudian menurun sampai minggu ke 6, maka sebaliknya konsentrasi NO
              • 1
              • 1
              • justru mengalami peningkatan pada minggu ke 6 pada perlakuan seresah kualitas tinggi (Chromolena odorata) dan campuran (jati dan kirinyu). Penurunan konsentrasi NH
              • tertinggi pada semua perlakuan mulai minggu kedua pengamatan sampai akhir masa inkubasi adalah pada minggu ke 10, dan rerata konsentrasi NO

            • disertai peningkatan konsentrasi
              • terendah pada minggu ke-8.
              • tersebut mengindikasikan berlangsungnya proses transformasi NH

              4

              3

              3

              NO

              3

              3

              Waktu inkubasi selama 10 minggu perlakuan kontrol berpengaruh sangat nyata, berpengaruh tidak nyata dan berpengaruh nyata terhadap konsentrasi NO

              3

              3

              ) dibandingkan perlakuan lain, sedangkan konsentrasi NO

              3

              ) terdapat pada perlakuan kontrol tanpa seresah dan tanpa pupuk N serta perlakuan seresah kualitas rendah dosis 20 Mg Ha

              sebesar 31.62 mg kg

              . Rerata konsentrasi NO

              4

            • 1

            • 1
            • .
            • >terrendah (37.34 m
            • 1
            • >tanah tertinggi (64.22 mg
            • 1
            • 1

            • 1
            • 1
            • >tanah tertinggi (62.47 mg>. Seresah kualitas sedang (jati dan kirinyu) dosis 5 M
            • 1
            • 1
            • >tanah tertinggi (61.10 mg kg

                3

                menghasilkan rerata konsentrasi NO

                3

                (92 mg kg

                ) dibandingkan seresah kualitas lainnya. Seresah kualitas rendah dosis 20 Mg Ha

                menghasilkan rerata konsentrasi NO

                3

                ) dibandingkan dengan perlakuan seresah lain serta kontrol dengan N (43.90 mg kg

                ). Waktu inkubasi minggu ke 8 seresah kualitas rendah dosis 5 Mg Ha

                menghasilkan rerata konsentrasi NO

                menghasilkan rerata konsentrasi NO

                ) dibandingkan seresah kualitas lainnya. Seresah kualitas tinggi dosis 12.5 dan 20 Mg Ha

              • 1
              • terrendah (15.13 dan

                Waktu inkubasi minggu ke 6 seresah campuran (jati dan kirinyu) dosis tertinggi 20 Mg Ha

                3

              • 1
              • 1
              • 1
              • ). Dari penambahan berbagai kualitas seresah dan dosis menunjukkan bahwa yang menghasilkan rerata pembentukkan NO
              • 1
              • >terrendah (20.63 mg
              • terendah adalah pada penambahan seresah kualitas rendah (Tectona grandis) dibanding dengan penambahan seresah kualitas tinggi (Chromolena odorata) dan seresah campuran keduanya. Hal ini disebabkan karena seresah jati mempunyai kandungan C/N yang tinggi dan sulit terdekomposisi sehingga menyebabkan immobilisasi daripada termineralisasi (ketersediaan NH
              • 1
              • akan meningkat sesuai dengan ketersediaan substrat NH
                • dalam tanah. Namun demikian, peningkatannya tidak selalu sebanding dengan jumlah NH
                • yang tersedia, dan waktu terjadinya nitrifikasi juga bervariasi tergantung dari keberadaan bakteri nitrifikasi dan kondisi tanah. Bakteri nitrifikasi berkembang sangat lambat, sehingga seringkali nitrifikasi baru berlangsung setelah selang beberapa hari dari penambahan NH
                • dalam tanah yang rendah), sehingga dikatakan mampu mengendalikan nitrifikasi dalam tanah.
                • ke dalam tanah.

              • pada akhir pengamatan diduga terjadi karena adanya mineralisasi (amonifikasi) seresah yang sedang berlangsung pada waktu inkubasi akhir. Perlakuan kontrol dengan N mulai minggu ke 2 sampai akhir pengamatan menghasilkan konsentrasi NO
              • 1
              • tanah tertinggi
              • yang

                15.47 mg kg

                ) dibandingkan dengan seresah kualitas lain serta kontrol dengan N (18.45 mg kg

                3

                4

                Peningkatan kembali konsentrasi NO

                3

                4

                Dengan demikan hasil pengukuran ini mendukung pernyataan tersebut diatas.

                ) hampir setara dengan seresah kualitas rendah (Tectona grandis) dosis

                Pada pengamatan minggu ke 2 terbukti antara dosis dan jenis seresah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap konsentrasi NO

                3

                Perlakuan kontrol dengan N memberikan konsentrasi NO

                3

                ) dibandingkan dengan perlakuan lain. Hal ini disebabkan karena sumber N dari pupuk urea cepat tersedia dan cepat membentuk NO

                3

                menghasilkan rerata konsentrasi NO

                3

                5 Mg Ha

                4

                sebesar 60.58 mg kg

                dibandingkan seresah kualitas tinggi (Chromolena

                odorata). Seresah kualitas sedang (jati

                dan kirinyu) dosis 12.5 Mg Ha

                menghasilkan rerata konsentrasi NO

                3

                ). Tate (1995) menyatakan bahwa sintesis NO

                3

                4

                3 perlakuan dari minggu 2 sampai minggu

                Seresah Jati

              • -1 g

                ke 6 dan dilanjutkan penurunan sampai g k

                5 Mg/ha 12,5 Mg/ha

                20 Mg/ha P10 P11

                minggu ke 8 dan kemudian meningkat , m 3 100

              • - lagi sampai akhir waktu inkubasi.

                80

              • -NO

                60 .N

                Peningkatan pembentukan NO

                3 dari s tr

                40

                minggu 2 sampai 6 kemungkinan berasal on

              20 K

              • dari oksidasi NH

                4 dari dekomposisi

                2

                4

                6

                8

                10 seresah yang ditambahkan.

                Waktu, minggu

                Dari hasil analisis N jaringan tanaman (gambar 5) diperoleh hasil

                Seresah Kirinyu

              • -1 g

                rerata tanaman jagung manis yang k

                5 Mg/ha 12,5 Mg/ha

                20 Mg/ha P10 P11 g

                menggunakan atau menyimpan N , m 3 200

              • - tertinggi (2.66%) pada perlakuan
              • NO 150
                • - seresah campuran (jati dan kirinyu)
                • .N 100 r t

                  • 1
                  • s

                      dosis tertinggi (20 Mg Ha ). Perlakuan on

                    50 K

                    • 1

                      seresah jati dosis

                      20 Mg Ha

                      2

                      4

                      6

                      8

                      10

                      menyimpan N terrendah dalam jaringan

                      Waktu, minggu

                      sebesar 1.49 %. Hasil analisis ini sesuai dengan pernyataan Gardner et al. (1991) yang menyatakan bahwa N pada umumnya merupakan faktor pembatas utama dalam produksi biomassa tanaman. Biomassa tanaman rata-rata mengandung N sebesar 1-2% dan bahkan mungkin sebesar 4-6%. Penambahan berbagai kualitas dan dosis seresah tidak berpengaruh nyata

                    • Gambar 3. Konsentrasi NO

                      3 tanah pada

                      terhadap N jaringan tanaman. Hal ini berbagai kombinasi masukan diduga karena umur tanaman yang seresah kualitas rendah seragam memerlukan asupan N yang

                      (Tectona grandis), kualitas hampir seragam pula sehingga N tinggi (Chromolena odorata), jaringan tanaman tidak berbeda nyata campuran serta kontrol. antar perlakuan. cukup tinggi dikarenakan urea

                      Dari hasil analisis serapan N mengalami proses nitrifikasi yang cepat tanaman (gambar 6) diperoleh hasil serta lahan yang digunakan untuk rerata tanaman jagung manis yang

                    • 1

                      penelitian sebelumnya ditanami padi menyerap N tertinggi (28.94 g tan ) dengan pemupukan utamanya pada perlakuan seresah campuran (jati

                    • 1 menggunakan urea dan ZA.

                      dan kirinyu) dosis tertinggi (20 Mg Ha ). Gambar 3 menunjukkan peningkatan

                      Selaras dengan serapan N tanaman

                      pembentukan NO

                      3 pada hampir semua

                      konsentrasi NH minggu ke 6 pada

                      4 Gambar 5. Pengaruh masukan seresah Gambar 6. Pengaruh masukan seresah terhadap serapan N tanaman terhadap N jaringan tanaman perlakuan yang sama menunjukkan hasil Uji korelasi pada minggu ke 2, 4

                    • 1

                      tertinggi (17.43 mg kg ). Perlakuan dan 6 pengamatan menunjukkan bahwa

                    • 1

                      seresah campuran dosis 5 Mg Ha konsentrasi NO

                      3 - tidak berpengaruh

                      menyerap N terrendah sebesar 14.79 g nyata terhadap serapan N tanaman

                    • 1

                      tan . Pada uji korelasi dapat diketahui pada berbagai perlakuan pemberian

                    • bahwa konsentrasi NH pada minggu ke

                      4

                      masukan seresah. Hal ini diduga karena 2 dan minggu ke 6 berpengaruh nyata tanaman menggunakan N dalam bentuk terhadap serapan N tanaman.

                    • yang lain yaitu NH

                      4 . Terbukti pada hasil

                      Peningkatan serapan N tanaman dapat

                    • korelasi NH

                      4 berpengaruh nyata

                      disebabkan oleh meningkatnya terhadap serapan N jagung manis. ketersediaan N dalam tanah yang

                      Meningkatnya kemampuan tanah dalam bersumber dari seresah. Sejalan dengan menyuplai N ada kaitannya dengan hasil penelitian Darman (2006) bahwa kemampuan seresah yang diberikan pemberian kompos sangat berpengaruh dalam menyediakan N bagi tanaman. terhadap peningkatan konsentrasi N, P, dan K tanaman. Lebih lanjut Wahyudi

                    KESIMPULAN DAN SARAN

                      (2009), melaporkan bahwa peningkatan A.

                       Kesimpulan

                      serapan N tanaman ada keterkaitan Berdasarkan hasil penelitian dengan peningkatan berat kering tajuk, penambahan seresah dengan berbagai perbaikan perkembangan akar tanaman, kualitas seresah dan dosis selama waktu dan peningkatan ketersediaan N tanah. inkubasi 10 minggu, dapat disimpulkan :

                      Peningkatan perkembangan tanaman 1.

                      Seresah kualitas rendah (jati) dosis (berat kering tajuk dan berat kering

                    • 1

                      rendah (5 Mg Ha ) mampu akar) memiliki hubungan dengan

                    • memberikan konsentrasi NH

                      4

                      perbaikan kondisi tanah. Hal tersebut tertinggi pada minggu ke 4 (64.11 mg akan menyebabkan peningkatan

                    • 1

                      kg ) dibandingkan dengan perlakuan kemampuan akar tanaman untuk lain dan minggu selanjutnya menyerap air dan unsur hara N dalam tanah yang pada gilirannya akan mengalami perubahan sampai akhir menunjang peningkatan perkembangan pengamatan. bagian tanaman di atas permukaan tanah.

                    DAFTAR PUSTAKA

                      Brady NC, Weil RR 2002. The Nature and

                      Darman S 2006. Efisiensi Serapan Fosfat dan Pengaruh Komponen Beberapa Sifat Kimia Tanah Terhadap Hasil Tanaman Kedelai Akibat Pemberian Ekstrak Kompos dan Pupuk Fosfat Pada Oxic Dystrudepts. J. Agrisains 7(2): 86-93. Gardner FP, RB Pearce, RL Mitchell

                      Upper Saddle River. New Jersey. 960 p.

                      Properties of Soils. Thirteenth Edision. Pearson Education. Inc.

                      2. Potensi kehilangan N melalui proses nitrifikasi dapat diperkecil dengan penambahan seresah jati, kirinyu dan campuran. Seresah jati mampu menghambat nitrifikasi mulai minggu ke 4 pengamatan.

                      3. Pada minggu ke 8 seresah kualitas rendah (jati) dosis 12.5 Mg Ha

                    • 1
                    • 1
                      • tertinggi (48.36 mg kg

                      >yang dihasilkan (15.13 m
                    • 1 ).

                      4

                    • dan berpengaruh nyata terhadap serapan N pada minggu ke 2 dan minggu ke 6, serapan N tertinggi (28.94 g tan
                      • 1

                    • 1

                      Purwanto, E Handayanto, D Suparyogo, K Hairiah 2007. Nitrifikasi Potensial dan Nitrogen-Mineral Tanah pada Sistem Agroforestri Kopi dengan Berbagai Spesies Pohon Penaung. Pelita Perkebunan 23(1):35-56.

                      Agrivita

                      Purwanto, E Handayanto, D Suprayogo dan K Hairiah 2006. Dampak Alih Guna Hutan menjadi Agroforestri Kopi terhadap Potensial Nitrifikasi di Sumberjaya, Lampung Barat. J.

                      Biochem J 23:83-88.

                      Lederberg J. (Ed.) Academic Press Inc. 959 – 103. Palm CA, PA Sanchez 1991. Nitrogen release from some tropical legumes as affected by lignin and polyphenol contents. Soil Biol

                      Microbiology. Volume 2.

                      Soil Response. Encyclopedia of

                      2001 8(1):6-10. McColl JG 1995. Forest Clear-Cutting.

                      SC Turfgrass Foundation News, January-March

                      1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerjemah: Susilo H. Jakarta: UI Press. James JC 2001. Nitrogen in Soil and Fertilizers.

                    • 1 B.

                      2. Diperlukan penelitian lanjutan dengan menggunakan seresah utuh.

                      ), sedangkan konsentrasi NO

                      mampu menghambat nitrifikasi dengan menghasilkan konsentrasi NH

                      4

                      3. Perlu penelitian yang lebih mendalam untuk memastikan apakah hambatan nitrifikasi dari seresah berkualitas rendah merupakan hambatan akibat lambatnya ketersediaan NH

                      ) dapat dijadikan sumber N bagi tanaman budidaya, khususnya jagung manis sebagai salah satu efisiensi pemanfaatan sumber hara N yang ramah lingkungan.

                      Seresah jati dosis rendah (5 Mg Ha Suprayogo D 2000. Testing the ‘Safety- Wahyudi I 2009. Manfaat Bahan

                       Saran 1.

                      ) pada perlakuan seresah campuran dengan dosis 20 Mg Ha

                      4

                      4. Penambahan seresah mampu meningkatkan konsentrasi NH

                      3

                    • akibat proses dekomposisi yang lama ataukah ada faktor lain seperti keberadaan mikroba dalam tanah yang berperan dalam pengendalian nitrifikasi tanah.

                      Organik Terhadap Peningkatan

                      net’ Hypothesis in Hedgerow Intercropping : Water balance and Ketersediaan Fosfor dan Mineral N Leaching in the Humid Penurunan Toksisitas Alumunium Tropics. PhD Thesis. University of di Ultisol. Disertsi Program London. Asford. Kent. Pascasarjana Fakultas Pertanian

                      Universitas Brawijaya. Malang Swift MJ, Woomer P 1993. Organic

                      Matter and Sustainability of Van Noordwijk M and de Willigen P Agricultural System : Definition 1987. Root as sinks and sources of and Measurement. In : Soil carbon and nutrient in agricultural Organic Matter Dynamic and systems. In : Brussaard L and Sustainability of Tropical Ferrera-Cerrato R. (eds). Soil Agriculture. Mulongoy K and Biology in Sustainable Agricultural Merckx R (eds) IITA/K.U.Leuven. A Systems. CRC Lewis Publ. Boca Wiley-Sayce Co-Publication. 3-8. Raton. Florida. pp 71-89.

                      Tate RL 1995. Soil Microbiology. John Verchot LV, L Hutabarat, K Hairiah, M Wiley dan Sons. Inc. 398 p. Noordwijk 2007. Nitrogen

                      Availability and Soil N2O Emissions Following Conversion of Forests to Coffee in Southern Sumatra.

                      Global Biogeochemical Cycles. 20.

Dokumen yang terkait

KAJIAN EFEKTIFITAS PENGHAMBATAN NITRIFIKASI PADA RHIZOSPHERE BERBAGAI SPESIES TANAMAN Brachiaria DI ALFISOLS (Study on Effectiveness of Nitrification Inhibition in Rhizosphere of Brachiaria Species on Ultisol)

0 0 12

PENGARUH DOSIS INOKULUM AZOLLA DAN PUPUK KALIUM ORGANIK TERHADAP KETERSEDIAAN K DAN HASIL PADI PADA ALFISOL (The Effect of Azolla Inoculum Dosage and Organic Potassium Fertilizer on Pottasium Availability and Rice Yield on Alfisol)

0 0 10

PENERAPAN TEKNOLOGI SEMANTIC WEB PADA ENSIKLOPEDIA ALAM

0 0 6

PENGARUH DOSIS KOMPOS AZOLLA DAN PUPUK FOSFAT ALAM TERHADAP KETERSEDIAAN FOSFOR DAN HASIL KACANG TANAH PADA ALFISOLS (The Effect of Azolla Compost and Phosphate Rock Fertilizer Doses on Phosphor

0 0 10

PENGARUH DOSIS KOMPOS AZOLLA DAN KALIUM ORGANIK TERHADAP KETERSEDIAAN KALIUM DAN HASIL KACANG TANAH PADA ALFISOL (The Effect of Azolla Compost and Organic Pottasium Fertilizer Dosages on Pottasium Availability and Yield of Peanut on Alfisol)

0 0 10

SISTEM INFORMASI PREDIKSI JUMLAH WISATAWAN PADA JAWA TIMUR PARK GROUP KOTA WISATA BATU MENGGUNAKAN METODE FORECASTING

0 0 5

PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN KOMPOS TANDAN KOSONG SAWIT DAN MULSA LIMBAH PADAT KELAPA SAWIT TERHADAP PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) PADA TANAH ULTISOL (The Effect of Maturity Level of Empty Fruit Bunch Compost and Mulch from Palm Oi

0 0 10

ISOLASI MIKROBA ASLI TANAH ANDISOL DIENG DAN KAJIAN POTENSINYA SEBAGAI INOKULAN PUPUK HAYATI PELARUT FOSFAT (Isolation of Indigenous Phosphate Solubilizing Microbia from Andisols Dieng and Its Potency as Inoculum of Phosphate Solubilizing Biofertilizer)

0 0 10

PENGARUH DOSIS INOKULUM AZOLLA, FOSFAT ALAM DAN ABU SEKAM TERHADAP SIFAT FISIKA TANAH DAN HASIL PADI PADA ALFISOLS (The Effect of Azolla Inoculum, Phosphate Rock and Rice Hulk Ash Dosages on Rice Yield and Soil Physical of Alfisols)

0 0 8

PENGARUH INOKULASI JAMUR MIKORIZA ARBUSKULA TERHADAP GLOMALIN, PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Effect of Arbuscular Mycorrizhal Fungi Inoculation on Glomalin, Growth and Rice Yield)

0 1 8