BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Diskripsi Penelitian Antar Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Diskripsi Penelitian Antar Siklus

  Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan langkah- langkah model pembelajaran problem based learning (PBL) dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran matematika melalui model pembelajaran PBL. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 5 SDN 1 Banyukembar. Jumlah subjek dari penelitian ini berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam 2 siklus dimana setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Pada pertemuan 1 dan 2 setiap siklus terdapat tiga tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksaan dan observasi, kemudian yang terakhir tahap refleksi. Kemudian pada pertemuan ketiga digunakan untuk tes.

  4.1.1. Pra Siklus

  Kegiatan pra siklus dilakukan untuk mngetahui kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan berpikir kritis siswa kelas V dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan model PBL . Sebelum dilaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi guna mendapatkan gambaran tentang pembelajaran Matematika yang sudah dilakukan sebelumnya pada materi akhir semester I kelas 5 yaitu dengan mengamati hasil tes akhir semester siswa dari nilai murni tes semester ganjil yang telah dilaksanakan sebelumnya.

  4.1.2. Siklus I a. Tahap perencanaan

  Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk penelitian. Pada tahap perencanaan ini hal- hal yang dilakukan oleh penelitian diantaranya ; 1.

  Peneliti bersama pembimbing merencanakan pembelajaran Matematika menggunakan Model Problem Based Learning. Peneliti membuat dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini membahas materi mengalikan dan membagikan berbagai bentuk pecahan. .RPP disusun oleh peneliti atas pertimbangan guru dan dosen pembimbing. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

  2. Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yaitu lembar observasi guru dan siswa mengenai keterlaksanaan pembelajaran model PBL, lembar kegiatan siswa (LKS), tes evalusi kemampuan berpikir kritis siklus I.

  3. Peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai instrumen- instrumen yang akan digunakan.

  4. Peneliti melakukan uji validitas tes kemampuan berpikir kritis siklus I di kelas 6 SDN 1 Banyukembar.

  5. Mengkomunikasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kepada guru kelas 5 SDN 1 Banyukembar.

b. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

  Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 24, 26, dan 27 Maret. Sebelum memulai pembelajaran peneliti bersama pengamat menyiapkan lembar keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model problem based learning yang terdiri dari lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengamat dibantu oleh 1 pengamat teman sejawat. Materi yang diajarkan adalah mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.

  Pertemuan pertama siklus I Lembar pengamatan aktivitas Guru menggunakan model PBL Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu, 24 maret 2018 pukul 07.30

  • – 08.40. Materi yang dibahas adalah perkalian berbagai operasi hitung pecahan. Guru melaksanakan pembelajaran mengacu pada RPP yang sudah disiapkan. Pembelajaran dimulai dengan berdoa dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian guru masuk pada tahap orientasi pada masalah. Pada tahap ini

  1 Guru mempunyai beras sebesar 24 kg, kemudian beras tersebut dimasak buat

  8

  acara hajatan, dan bertanya kepada siswa berapa kg beras yang dipakai buat hajatan dan sisa beras yang dipunyai sekarang. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai diantaranya dapat menganalisis persamaan dan perbedaan perkalian biasa dengan pecahan, dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan perkalian pecahan; mengaplikasikan penggunaan operasi perkalian bentuk pecahan dalam kehidupan sehari- hari.kemudian guru menjelaskan aktivitas- aktivitas pembelajaran diantaranya siswa berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LKS yang sudah disiapkan, dan mengkomunikasikan hasil pekerjaannya didepan kelas. Kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa untuk semangat dalam mengerjakan dan aktif terlibat dalam pembelajaran terutama saat diskusi dalam kelompok.

  Kemudian tahap mengorganisasikan peserta didik. Tahap ini guru membagi peserta didik, dalam 1 kelompok terdiri dari 4- 5 siswa yang terdiri dari laki- laki dan perempuan. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa yang dikerjakan oleh Siswa secara berkelompok. Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS. Kemudian tahap membimbing investiga peserta didik dalam kelompok. Pada tahap ini guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk menggunkan sumber dari buku paket matematika. Guru memberikan motivasi kepada setiap kelompok agar mengerjakan LKS dengan tepat dengan cara mengingatkan siswa untuk teliti dalam memahami dan membaca soal yang ada di LKS. Guru berkeliling melihat kemajuan peserta didik dalam setiap kelompok dan memberikan pengarahan dan merangsang peserta didik saat mengerjakan LKS. Saat siswa kesulitan mengerjakan LKS guru merangsang siswa dengan memberikan penjelasan cara menyelesaikan soal dan memotivasi agar interaksi antar siswa dalam menyelesaikan LKS dapat berjalan dengan baik.

  Tahap selanjutnya penyajian hasil diskusi. Pada tahap ini Guru memberikan pengarahan jalannya presentasi. Guru meminta setiap kelompok untuk maju mempresentasikan hasil pekerjaan peserta didik. Guru merangsang peserta didik untuk berinteraksi antar peserta didik seperti pada saat jawaban kelompok berbeda guru membimbing siswa untuk mendapatkan jawaban yang benar. Pada tahap ini guru memberikan penjelasan terhadap materi yang telah didiskusikan dan menyimpulkan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan bersama peserta didik yaitu mengenai perkalian berbagai bentuk pecahan.

  Secara keseluruhan pada pertemuan pertama ini sudah sesuai dengan skenario yang ada di RPP. Berdasarkan lembar observasi guru dari 23 aspek kegiatan yang diamati sebanyak 22 kegiatan sudah dijalankan dan hanya 1 kegiatan yang tidak dilakukan guru yaitu guru mengatur penggunaan waktu diskusi dengan tepat. Kekurangan dalam pembelajaran yang telak dilaksanakan diantaranya guru kurang memperhatikan manajemen waktu sehingga dalam pelaksanaan diskusi waktu terlalu lama. Guru dalam pelaksanaan pembelajaran kurang memperhatikan siswa yang mengobrol sendiri dan tidak ikut mengerjakan LKS karena terlalu fokus menjelaskan di kelompok lain.

  Aktivitas Siswa Aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran problem based learning pada siklus I pertemuan pertama. Tahap Orientasi terhadap masalah , siswa menanggapi saat guru melakukan apersepsi, siswa yang bernama bihun menanggapi apersepsi yang dilakukan guru dengan menjawab pertanyaan dengan benar. Kemudian siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disiapkan oleh guru, siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai aktivitas

  • – aktivitas yang dilakukan seta materi pelajaran, siswa mendengarkan motivasi dari guru untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan siswa sudah melakukan tahap ini dengan baik.

  Tahap selanjutnya mengorganisasikan peserta didik. Pada tahap ini siswa menganalisis dan memahami permasalahan yang diberikan secara berkelompok, siswa mengorganisir petunjuk

  • – petunjuk yang diberikan dalam permasalahan secara berkelompok. Berdasarkan pengamatan belum terlihat siswa mengorganisasikan petunjuk- petunjuk yang diberikan dalam permasalahan secara berkelompok.

  Kemudian tahap pembimbingan investigasi peserta didik. Siswa kegiatan siswa dalam kelompok aktivitas kegiatas siswa mengemukakan pilihan cara untuk menemukan solusi dengan petunjuk

  • – petunjuk yang di dapatkan dari penelitian siswa, siswa menerapkan cara yang mereka pilih untuk menemukan solusi permasalahan.
Tahap penyajian hasil diskusi. Kegiatan siswa mempersiapkan dan mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas, pada kegiatan ini hanya 1 kelompok yang mendominasi perwakilannya maju untuk mempresentasikan pekerjaan yaitu kelompoknya bihun. Hal ini terjadi karena kelompok lain belum selesai mengerjakan LKS. Belum tampak kegiatan siswa memberikan pertanyaan dan argumen tentang presentasi hasil pekerjaan yang dipresentasikan oleh kelompok lain.

  Tahap Analisis dan evaluasi proses mengatasi masalah. Kegiatan siswa diantaranya siswa menyimpulkan konsep materi dari proses menemukan jawaban dari yang telah mereka lakukan, kemudian siswa menulis kesimpulan konsep materi yang mereka dapatkan hari ini di buku catatan.

  Secara keseluruhan berdasarkan lembar pengamatan aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran PBL berjalan kurang baik. Dari 16 indikator kegiatan siswa, ada 6 indikator yang belum tampak aktivitas kegiatan siswa. Berdasarkan lembar pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran PBL terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki diantaranya masih terdapat siswa dalam kelompok yang tidak ikut mengerjakan atau hanya beberapa siswa yang mengerjakan. Kemudian beberapa kelompok yang banyak mengobrol sehingga sampai waktu yang ditentukan kelompok tersebut belum selesai mengerjakan. Sebagian kelompok juga kurang memperhatikan pada saat kelompok lain mempresentasikan hasil kerjanya.Kemudian dalam menyelesaikan belum nampak / terlihat siswa mengerjakan soal pada LKS secara sistematis dengan menulis informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal, menganalisis hubungan antara pernyataan yang diketahui, langkah cara menyelesaikan soal, dan kesimpulan jawaban dari pertanyaan yang ditanyakan.Kemudian hanya satu kelompok yang selesai mengerjakan LKS

  Pertemuan kedua siklus I Lembar pengamatan aktivitas Guru menggunakan model PBL Pertemuan ke dua siklus I dilaksanakan pada hari senin, 26 Maret 2018 pukul 10.00

  • – 11.10. Materi pembelajaran pembagian berbagai operasi hitung pecahan. Guru melaksanakan pembelajaran mengacu pada RPP yang sudah
disiapkan. Pembelajaran dimulai dengan berdoa dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian guru masuk pada tahap orientasi pada masalah. Pada tahap ini

  1

  guru melakukan apersepsi dengan bercerita mengenai ibu memiliki kue, kue

  4

  ibu dibagikan kepada tetangganya, setelah dibagikan ke tetangganya, kemudian

  1

  sisanya diberikan kepada anak- anaknya.Sekarang sisa kue ibu 60 potong,

  5

  kira

  • – kira berapa ya banyak mula – mula kue yang dimiliki ibu. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai diantaranya dapat menganalisis berbagai bentuk operasi pembagian pecahan, dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembagian pecahan; mengaplikasikan penggunaan operasi pembagian bentuk pecahan dalam kehidupan sehari- hari. kemudian guru menjelaskan aktivitas- aktivitas pembelajaran diantaranya siswa berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LKS yang sudah disiapkan, dan mengkomunikasikan hasil pekerjaannya didepan kelas. Kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa untuk semangat dalam mengerjakan dan aktif terlibat dalam pembelajaran terutama saat diskusi dalam kelompok agar mampu memecahkan soal yang sudah disediakan oleh Guru dalam LKS.

  Kemudian tahap mengorganisasikan peserta didik. Tahap ini guru membagi peserta didik, dalam 1 kelompok terdiri dari 4- 5 siswa yang terdiri dari laki- laki dan perempuan. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa yang dikerjakan oleh Siswa secara berkelompok. Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS. Guru juga mengingatkan siswa untuk menggunakan waktu dengan efektif supaya siswa bisa menyelesaikan tugas LKS.

  Kemudian tahap membimbing investigasi peserta didik dalam kelompok. Pada tahap ini guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk menggunkan sumber dari buku paket matematika. Guru memberikan motivasi kepada setiap kelompok agar mengerjakan LKS dengan tepat dengan cara mengingatkan siswa untuk teliti dalam memahami dan membaca soal yang ada di LKS. Guru berkeliling melihat kemajuan peserta didik dalam setiap kelompok dan memberikan pengarahan dan merangsang peserta didik saat mengerjakan LKS.

  Saat siswa kesulitan mengerjakan LKS guru merangsang siswa dengan memberikan penjelasan cara menyelesaikan soal dan memotivasi agar interaksi antar siswa dalam menyelesaikan LKS dapat berjalan dengan baik.

  Tahap selanjutnya penyajian hasil diskusi. Pada tahap ini Guru memberikan pengarahan jalannya presentasi. Guru meminta setiap kelompok untuk maju mempresentasikan hasil pekerjaan peserta didik. Guru merangsang peserta didik untuk berinteraksi antar peserta didik seperti pada saat jawaban kelompok berbeda guru membimbing siswa untuk mendapatkan jawaban yang benar.

  Terakhir tahap menganalisi dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Pada tahap ini guru memberikan penjelasan terhadap materi yang telah didiskusikan dan menyimpulkan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan bersama peserta didik yaitu mengenai perkalian berbagai bentuk pecahan.

  Secara keseluruhan pada pertemuan kedua siklus I ini sudah sesuai dengan skenario yang ada di RPP. Berdasarkan lembar observasi guru dari 23 aspek kegiatan yang diamati semua telah dilaksanakan oleh guru. Hal yang perlu diperbaiki selanjutnya adalah penguasaan guru dalam mengamati kelompok yang beberapa anggota kelompok masih berbicara sendiri dan hanya beberapa siswa yang mengerjakan tugas kelompok perlu ditingkatkan.

  Lembar pengamatan aktivitas Siswa menggunakan model PBL Aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran problem based learning pada spertemuan kedua siklus I. Tahap Orientasi terhadap masalah , siswa menanggapi saat guru melakukan apersepsi, ada beberapa siswa yang mencoba menebak jawaban dari apersepsi yang dilakukann oleh guru.

  Kemudian siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disiapkan oleh guru, siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai aktivitas

  • – aktivitas yang dilakukan seta materi pelajaran, siswa mendengarkan motivasi dari guru untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan siswa sudah melakukan tahap ini dengan baik. menganalisis dan memahami permasalahan yang diberikan secara berkelompok, siswa mengorganisir petunjuk
  • – petunjuk yang diberikan dalam permasalahan secara berkelompok. Berdasarkan pengamatan dari 8 kelompok, ada 5 kelompok yang sudah mengorganisasikan petunjuk- petunjuk yang diberikan dalam permasalahan secara berkelompok. Masih ada 3 kelompok
yang hanya mengandalkan teman sekelompoknya dan kurang fokus dalam diskusi menyelesaikan LKS.

  Tahap pembimbingan investigasi peserta didik. Siswa menganalisis dan memahami permasalahan secara berkelompok. Sebagian kelomoksudah melaksanakan kegiatan siswa dalam kelompok aktivitas kegiatas siswa

  • – mengemukakan pilihan cara untuk menemukan solusi dengan petunjuk petunjuk yang di dapatkan dari penelitian siswa, siswa menerapkan cara yang mereka pilih untuk menemukan solusi permasalahan. Terlihat dari jawaban siswa yang sudah mulai sistematis dalam menyelesaikan tugas di LKS.

  Tahap penyajian hasil diskusi. Kegiatan siswa mempersiapkan dan mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas, pada kegiatan perwakilan beberapa kelompok maju memperesentasikan hasil pekrjaannya di depan kelas. Dibandingkan pertemuan pertama, di pertemuan kedua proses presentasi lebih baik dengan perwakilan dari 4 kelompok yang maju dari 8 kelompok yang ada. Namun masih belum tampak kegiatan siswa memberikan pertanyaan dan argumen tentang presentasi hasil pekerjaan yang dipresentasikan oleh kelompok lain.

  Tahap Analisis dan evaluasi proses mengatasi masalah. Kegiatan siswa diantaranya siswa menyimpulkan konsep materi dari proses menemukan jawaban dari yang telah mereka lakukan, kemudian siswa menulis kesimpulan konsep materi yang mereka dapatkan hari ini di buku catatan.

  Secara keseluruhan berdasarkan lembar pengamatan aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran PBL berjalan cukup baik. Dari 16 indikator kegiatan siswa, hanya 2 indikator yang belum tampak aktivitas kegiatan siswa. Berdasarkan lembar pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran PBL terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki diantaranya masih terdapat ada Beberapa anggota kelompok kurang tanggap dalam mengerjakan LKS dan hanya bergantung pada anggota kelompok lainnya. Terlalu banyak membuang waktu untuk mengobrol sehingga dalam mengerjakan LKS tidak selesai. Sebagian kelompok juga kurang memperhatikan pada saat kelompok lain mempresentasikan hasil kerjanya. Belum tampak kegiatan siswa memberikan pertanyaan dan argumen tentang presentasi hasil pekerjaan yang dipresentasikan oleh kelompok lain.

c. Refleksi

  Hasil pengamatan dianalisis yang kemudian akan digunakan sebagai refleksi. Hasil pengamatan dan refleksi digunakan dalam menentukan perbaikan pada siklus pembelajaran berikutnya. Hal ini bertujuan untuk melakukan penyempurnaan pada siklus berikutnya. Berdasarkan lembar pengamatan menggunakan model problem based learning (PBL) pada siklus I, hal yang dapat direflesksikan dalam penelitian siklus I diantaranya :

  1. Secara keseluruhan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan tahap model pembelajaran PBL dan berjalan dengan baik.

  Hal ini dapat dilihat dari lembar aktivitas guru menggunakan model pembelajaran PBL yang kegiatan sudah terlaksana.

  2. Guru harus lebih fokus dan memperhatikan kegiatas diskusi kelompok siswa yang sedang mengerjakan LKS agar setiap anggota dalam kelompok dapat berkerjasama dan menjalankan tugasnya.

  3. penguasaan kelas dalam mengamati kelompok yang beberapa anggota kelompok masih berbicara sendiri dan hanya beberapa siswa yang mengerjakan tugas kelompok perlu ditingkatkan.

  4. Manajemen waktu siswa dalam menyelesaikan LKS lebih diperhatikan dan lebih didorong agar semua kelompok dapat menyelesaikan LKS dengan waktu yang tepat.

  5. Sebagian siswa kurang memperhatikan pada saat kelompok lain melakukan presentasi.

  6. Aktivitas siswa saat pesentasi kurang dalam memperhatikan siswa lain presentasi dan menanggapi hasil presentasi kelompok lain belum terlihat.

   Siklus II a. Tahap Perencanaan

  Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk penelitian. Pada tahap perencanaan ini hal- hal yang dilakukan oleh penelitian diantaranya ;

  1. Peneliti bersama guru mengevaluasi proses pembelajaran siklus I yang berguna untuk memperbaiki dan mengatasi kekurangan yang ada pada siklus I. Kemudian peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing.

  2. Peneliti bersama pembimbing merencanakan pembelajaran Matematika menggunakan Model Problem Based Learning. Peneliti membuat dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini membahas materi menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala. .RPP disusun oleh peneliti atas pertimbangan guru dan dosen pembimbing. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

  3. Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yaitu lembar observasi guru dan siswa mengenai keterlaksanaan pembelajaran model PBL, lembar kegiatan siswa (LKS), tes evalusi kemampuan berpikir kritis siklus II.

  4. Peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai instrumen- instrumen yang akan digunakan.

  5. Peneliti melakukan uji validitas tes kemampuan berpikir kritis siklus II di kelas 6 SDN 1 Banyukembar.

  6. Mengkomunikasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kepada guru kelas 5 SDN 1 Banyukembar.

b. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Penelitian Penelitian siklus II dilaksanakan pada tanggal 31 Maret, 3,4 April 2018.

  Sebelum memulai pembelajaran peneliti bersama pengamat menyiapkan lembar keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model problem based learning yang terdiri dari lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengamat dibantu oleh 1 dalam masalah perbandingan dan skala.

  Pertemuan pertama siklus II Aktivitas Guru menggunakan model PBL.

  Pertemuan pertama siklus II dilaksankan pada hari sabtu, 31 Maret 2018 pukul 07.40

  • – 08.50. Materi pembelajaran pada pertemuan ini menggunakan
pecahan dalam masalah perbandingan. Pembelajaran diawali dengan berdoa dan mengecek kehadiran siswa. Tahap orientasi masalah. Pada tahap ini guru melakukan apersepsi dengan bercerita memberikan tebakan yaitu jumlah umur

  1

  • – ibu dan anaknya adalah 45 tahun. Umur anaknya umur Ibu. Berapa masing

  8

  masing umur Ibu dan anaknya,setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran diantaranya setelah pembelajaran siswa dapat menganalisis penggunaan pecahan dalam perbandingan, dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan penggunaan pecahan dalam perbandingan.kemudian guru menjelaskan aktivitas- aktivitas yang dilakukan yaitu mengerjakan LKS yang sudah disiapkan secara berkelompok dan mengkomunikasikan hasil jawaban didepan kelas, dan guru memotivasi siswa untuk lebih bersemangat tanggap dan juga untuk selalu bekerjasama dalam menyelesaikan LKS.

  Kemudian tahap mengorganisasikan peserta didik, guru membagi kelompok secara heterogen seperti pada siklus I, beberapa kelompok yang pada siklus sebelumnya masih memiliki banyak kekurangan ditempatkan pada meja paling depan agar lebih termotivasi, terpantau dan tepat waktu dalam menyelesaikan LKS. Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS.

  Tahap pembimbingan investigasi peserta didik, guru membimbing siswa untuk menggunakan sumber buku paket matematika. Guru mendorong dan memotivasi siswa untuk mengumpulkan informasi dan mengerjakan secara teliti, membaca soal berulang- ulang agar memahami pertanyaan yang ada di LKS, dan mengerjakan pertanyaan secara sistematis dengan menulis informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal, menganalisis hubungan antara pernyataan yang diketahui, langkah cara menyelesaikan soal, dan kesimpulan jawaban dari pertanyaan yang ditanyakan. Guru melakukan cek pada tiap kelompok untuk melihat kemajuan peserta didik dalam menyelesaikan LKS, memberikan pengarahan pada saat siswa saat kesulitan mengerjakan LKS dan mengingatkan waktu agar siswa lebih terpacu untuk menyelesaikan.

  Berikutnya tahap penyajian hasil diskusi, Guru meminta peserta didik untuk menyiapkan hasil diskusi yang akan dipresentasikan. Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk maju dalam presentasi. Presentasi dari kelompok pada siklus II pertemuan pertama ini lebih baik dari siklus I, jika pada siklus I hanya didominasi oleh 4 kelompok yang presentasi dari 8 kelompok dan dapat menyelesaikan LKS, pada presentasi kelompok ada 7 kelompok presentasi dan sudah menyelesaikan LKS. Interaksi pada saat menanggapi kelompok lain juga lebih aktif. Penyelesaian mengerjakan LKS pun hampir semua kelompok sudah mengerjakan secara sistematis dan hanya satu kelompok yang masih kurang sistematis dalam menyelesaikan LKS.

  Selanjutnya, tahap analisis dan evaluasi proses mengatasi masalah, guru memberikan klarifikasi terhadap permasalahan yang telah didiskusikan dan membimbing secara klasikal kesimpulan pembelajaran yang telah dilakukan.

  Secara keseluruhan pembelajaran pertemuan pertama siklus II yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan skenario yang ada di RPP. Berdasarkan lembar pengamatan aktivitas guru sudah terlaksana semua. Guru dalam memanajemen waktu dan mendorong siswa untuk menyelesaikan tugasnya sudah baik sehingga terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran.

  Aktivitas Siswa menggunakan model PBL . Aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran problem based learning pada pertemuan pertama siklus II. Tahap Orientasi terhadap masalah , siswa menanggapi saat guru melakukan apersepsi, siswa tampak mulai berpendapat mencoba menebak dan kemudian guru menyimpan jawaban siswa yang akan dibahas pada akhir pembelajaran. Kemudian siswa menyimak tujuan pembelajaran yang dijelaskan oleh guru, siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai aktivitas

  • – aktivitas yang dilakukan seta materi pelajaran, siswa mendengarkan motivasi dari guru untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan siswa sudah melakukan tahap ini dengan baik.

  Tahap selanjutnya mengorganisasikan peserta didik. Pada tahap ini siswa berkelompok, siswa mengorganisir petunjuk – petunjuk yang diberikan dalam permasalahan secara berkelompok. Berdasarkan pengamatan kegiatan ini sudah berjalan dengan baik siswa sudah mulai terbiasa dengan proses pembelajaran dan siswa mulai bekerjasama dalam memahami soal yang ada di LKS, hal ini tak terlepas dari guru yang terus mengamati dan memberikan pengarahan kelompok yang belum maksimal pada siklus I saat menyelesaikan LKS .

  Tahap pembimbingan investigasi peserta didik. Siswa menganalisis dan memahami permasalahan secara berkelompok. Proses kerjasama dan diskusi dalam mengerjakan LKS siswa pada pembelajaran ini lebih aktif dengan siswa mulai saling berpendapat menentukan cara untuk menyelesaikan soal yang ada di LKS. Siswa mengemukakan pilihan cara untuk menemukan solusi dengan petunjuk – petunjuk yang di dapatkan dari penelitian siswa, siswa menerapkan cara yang mereka pilih untuk menemukan solusi permasalahan. Siswa pun menyelesaikan soal secara sistematis yang mempermudah dalam memecahkan jawaban.

  Tahap penyajian hasil diskusi. Kegiatan siswa mempersiapkan dan mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas, pada kegiatan perwakilan beberapa kelompok maju memperesentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Pada tahap ini presentasi sudah berjalan dengan baik. Siswa memperhatikan kelompok lain presentasi dan memberi argumen pada saat jawaban tidak sama. Disini guru mengatur dan mengarahkan siswa dalam presentasi dalam mencari jawaban yang benar.

  Tahap Analisis dan evaluasi proses mengatasi masalah. Kegiatan siswa diantaranya siswa menyimpulkan konsep materi dari proses menemukan jawaban dari yang telah mereka lakukan, kemudian siswa menulis kesimpulan konsep materi yang mereka dapatkan hari ini di buku catatan.

  Berdasarkan lembar pengamatan aktivitas siswa sudah berjalan dengan baik dari pada siklus I, namun beberapa catatan yang ada pada pertemuan ini adalah ada 1 kelompok yang masih perlu bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan LKS agar pada pertemuan selanjutnya bisa menyelesaikan perempuan dari setiap perwakilan kelompok yang melakukan presentasi.

  Pertemuan kedua siklus II Aktivitas Guru menggunakan model PBL Pertemuan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 2 April 2018 pukul 10.00

  • – 11.10. Materi pembelajaran menggunakan skala sebagai
perbandingan, dan penggunaan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala daalam kehidupan sehari- hari. Pembelajaran diawali dengan berdoa dan mengecek kehadiran siswa. Tahap orientasi masalah. Pada tahap ini guru melakukan apersepsi dengan bercerita memberikan tebakan yaitu guru melakukan apersepsi dengan bercerita memberikan tebakan yaitu jarak kota Semarang dan Solo adalah 160 km. Deni berangkat dari semarang ke solo jam 06.00 dengan kecepatan 40 km per jam. Sedangkan Adi berangkat dari solo ke semarang pukul 07.00 dengan kecepatan 20 km per jam. Dimanakah Deni dan Adi akan berpapasan dan pada jam berapa mereka berpapasan/ bertemu? Guru menyimpan jawaban siswa dan dibahas saat akhir pembelajaran, setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran diantaranya dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan penggunaan skala sebagai perbandingan, menghubungkan penggunaan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala dikehidupan sehari- hari. Kemudian guru menjelaskan aktivitas- aktivitas yang dilakukan yaitu mengerjakan LKS yang sudah disiapkan secara berkelompok dan mengkomunikasikan hasil jawaban didepan kelas, dan guru memotivasi siswa untuk lebih bersemangat tanggap dan juga untuk selalu bekerjasama dalam menyelesaikan LKS .

  Kemudian tahap mengorganisasikan peserta didik, guru membagi kelompok secara heterogen. Guru melakukan cek perkelompok untuk membantu organisasi tugas peserta didik. Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS dan mengingatkan siswa untuk secara efektif dalam mengerjakan LKS agar dapat menyelesaikan dengan tepat waktu.

  Tahap pembimbingan investigasi peserta didik, guru membimbing siswa untuk menggunakan sumber buku paket matematika. Guru mendorong dan memotivasi siswa untuk mengumpulkan informasi dan mengerjakan secara LKS, dan mengerjakan pertanyaan secara sistematis dengan menulis informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal, menganalisis hubungan antara pernyataan yang diketahui, langkah cara menyelesaikan soal, dan kesimpulan jawaban dari pertanyaan yang ditanyakan. Guru melakukan cek pada tiap kelompok untuk melihat kemajuan peserta didik dalam menyelesaikan LKS, memberikan pengarahan pada saat siswa saat kesulitan mengerjakan LKS dan mengingatkan waktu agar siswa lebih terpacu untuk menyelesaikan. Guru merangsang siswa dalam kelompok untuk bernteraksi mengutarakan pendapat dalam berdiskusi seperti pada saat siswa dalam kelompok mengalami kebuntuan dalam menyelesaikan soal, guru mengarahkan siswa dalam memilih strategi menyelesaikan soal dan memberi motivasi semangat untuk siswa.

  Berikutnya tahap penyajian hasil diskusi, Guru meminta peserta didik untuk menyiapkan hasil diskusi yang akan dipresentasikan. Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk maju dalam presentasi. Guru meminta perwakilan kelompok yang melakukan presentasi adalah siswa yang belum pernah maju melakukan presentasi. Guru merangsang interaksi antar siswa untuk menanggapi hasil presentasi siswa dengan bertanya apakah ada jawaban yang beda dari kelompok yang maju presentasi. Guru memberikan bimbingan pada saat diskusi mencari jawaban yang benar.

  Selanjutnya, tahap analisis dan evaluasi proses mengatasi masalah, guru memberikan klarifikasi terhadap permasalahan yang telah didiskusikan, guru juga membahas apersepsi di awal pembelajaran dan mengerjakan bersama siswa untuk menemukan jawaban, dan membimbing secara klasikal kesimpulan pembelajaran yang telah dilakukan.

  Secara keseluruhan pembelajaran pertemuan kedua siklus II yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan skenario yang ada di RPP. Berdasarkan lembar pengamatan aktivitas guru sudah terlaksana semua. Guru dalam melaksanaan proses pembelajaran berjalan dengan baik, penguasaan kelas, merangsang interaksi siswa dan mengatur jalannya diskusi kelompok dengan baik, menjalankan tugas membimbing presentasi dengan baik.

  Aktivitas Siswa menggunakan PBL learning pada pertemuankedua siklus II. Tahap Orientasi terhadap masalah , siswa menanggapi saat guru melakukan apersepsi, siswa tampak mulai berpendapat mencoba menebak dan kemudian guru menyimpan jawaban siswa yang akan dibahas pada akhir pembelajaran. Kemudian siswa menyimak tujuan pembelajaran yang dijelaskan oleh guru, siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai aktivitas

  • – aktivitas yang dilakukan serta materi pelajaran, siswa mendengarkan motivasi dari guru untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan siswa sudah melakukan tahap ini dengan baik.

  Tahap selanjutnya mengorganisasikan peserta didik. Pada tahap ini siswa menganalisis dan memahami permasalahan yang diberikan secara berkelompok, siswa mengorganisir petunjuk

  • – petunjuk yang diberikan dalam permasalahan secara berkelompok. Berdasarkan pengamatan kegiatan ini sudah berjalan dengan bekerjasama dalam memahami soal yang ada di LKS, siswa dibantu guru dalam memberikan arahan dan tugas siswa dalam untuk menyelesaikan LKS.

  Tahap pembimbingan investigasi peserta didik. Siswa menganalisis dan memahami permasalahan secara berkelompok. Proses kerjasama dan diskusi dalam mengerjakan LKS siswa pada pembelajaran ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan tampak diskusi yang berjalan dengan baik dimana semua siswa dalam kelompok saling berpendapat dan bekerjasama menentukan cara untuk menyelesaikan soal yang ada di LKS. Siswa mengemukakan pilihan cara untuk menemukan solusi dengan petunjuk – petunjuk yang di dapatkan dari penelitian siswa, siswa menerapkan cara yang mereka pilih untuk menemukan solusi permasalahan. Siswa diberikan pengarahan oleh guru yang berkeliling mengecek kemajuan setiap kelompok pada saat siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal dengan memberikan rangsangan berupa pancingan dan membimbing mengarahkan untuk menggunakan langkah yang benar. Siswa pun menyelesaikan soal secara sistematis yang mempermudah dalam memecahkan jawaban. Siswa dalam kelompok terlihat lebih bertanggungjawab dalam menyelesaikan LKS mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas, pada kegiatan perwakilan setiap kelompok maju memperesentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Pada tahap ini presentasi sudah berjalan dengan baik. Siswa yang belum pernah melakukan presentasi, ditunjuk oleh guru agar menjadi perwakilan dari kelompok dalam presentasi. Siswa memperhatikan kelompok lain presentasi dan memberi pendapat pada saat jawaban tidak sama. Disini guru mengatur dan mengarahkan siswa dalam presentasi dalam mencari jawaban yang benar. Interaksi yang terjadi saat diskusi ini membuat pembelajaran kali ini menjadi lebih aktif dan susai dengan yang diharapkan.

  Tahap Analisis dan evaluasi proses mengatasi masalah. Kegiatan siswa diantaranya siswa menyimpulkan konsep materi dari proses menemukan jawaban dari yang telah mereka lakukan, kemudian siswa menulis kesimpulan konsep materi yang mereka dapatkan hari ini di buku catatan.

  Berdasarkan lembar pengamatan aktivitas siswa secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik, namun beberapa catatan yang ada pada pertemuan ini adalah berdasarkan pengamatan masih ada satu, dua siswa dalam kelompok yang masih berbicara sendiri , kurang memperhatikan saat presentasi dari kelompok lain. Pembelajaran kali ini pun siswa lebih aktif saat mengerjakan LKS dan lebih bertanggungjawab dengan saling berpendapat dalam menyelesaikan LKS.

c. Refleksi

  Hasil pengamatan dianalisis yang kemudian akan digunakan sebagai refleksi. Hasil pengamatan dan refleksi digunakan dalam menentukan perbaikan .Hal ini bertujuan untuk melakukan penyempurnaan pada siklus berikutnya. Berdasarkan lembar pengamatan menggunakan model problem based learning

  

( PBL) pada siklus II, hal yang dapat direflesksikan dalam penelitian siklus II

  diantaranya 1.

  Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam menggunakan model PBL terjadi peningkatan yang lebih baik dalam proses pembelajaran dibuktikan dengan indikator keterlaksanaan yang lebih baik daripada siklus I. Guru dalam melaksanaan proses pembelajaran berjalan dengan baik, penguasaan kelas, merangsang interaksi siswa dan mengatur jalannya diskusi kelompok dengan baik, menjalankan tugas membimbing presentasi dengan baik.

  3. Guru dalam memberikan motivasi lebih ditingkatkan untuk menummbuhkan semangat pada siswa misalnya dengan memberikan yel- yel agar siswa semangat dalam proses pembelajaran.

  4. Guru harus lebih memberi perhatian dan pengarahan yang lebih kepada siswa yang masih seneng ngobrol atau bicara sendiri dan kurang dalam bekerjasama menyelesaikann tugas kelompok.

4.2. Hasil Analisis Data

  Hasil analisi data pada penelitian ini terdiri dari hasil tes pra siklus, tes kemampuan berpikir kritis siklus I, dan tes kemampuan berpikir kritis siklus II. Data pras siklus diambil dari hasil tes akhir semester siswa dari nilai murni tes semester ganjil yang telah dilaksanakan sebelumnya. Kemudian tes siklus I dilaksanakan pada hari selasa, 27 maret 2018 paja jam 07.00-08.10. Pada pertemuan ini dilaksanakan tes siklus I untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis peserta didik. Kompetensi dasar pada tes ini adalah mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan. Kemudian tes siklus II s dilaksanakan pada hari selasa, 3 April 2018. Pada pertemuan ini dilaksanakan tes siklus II untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa.Kompetensi dasar pada tes ini adalah menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala. Berikut perbandingan nilai tes pra siklus, siklus I, dan siklus II.

4.2.1. Perbandingan hasil tes kemampuan berpikir Pra siklus, Siklus I, Siklus II

  Berdasarkan hasil tes siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan . Berikut ini perbadingan tes kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan hasil tes siklus I dan siklus II.

Tabel 4.1. Perbandingan tes kemampuan berpikir kritis pra siklus,siklus I, siklus II

  Kualifikasi Pra Siklus Siklus I Siklus II Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Kritis 0% 0% 2 5,71% Sekali Kritis 0% 4 11,43% 15 42,86% Cukup

  4 11,43% 8 22,86% 18 51,42 % Kritis Kurang 19 54,23% 18 51, 41% 0% Kritis Tidak 12 34,29 % 5 14,29 % 0% Kritis Nilai 72 82,14

  94.05 Tertinggi Nilai 32 41,67 65,48 Terendah

  Rata-rata 52,06% 60,65% 74,69%

  Berdasarkan tabel hasil penelitian diatas, terdapat peningkatan kualifikasi kritis sekali sebesar 5,71% dengan presentase rata-rata pada pra siklus 0%, siklus I sebesar 0% dan pada siklus II sebesar 5,71%. Kemudian peningkatan pada kualifikasi kritis dari pra siklus ke siklus I sebesar 11,43 % dan meningkat lagi dari siklusI ke siklus II sebesar 31,34% dengan presntase pada pra siklus sebesar 0%, siklus I 11,43%, dan siklus II sebesar 42,86%. Selanjutnya peningkatan terjadi pada kualifikasi cukup kritis dari pra siklus ke siklus I sebesar 11,43%, dan meningkat lagi dari siklus I ke siklus II sebesar 28,56% dengan presentase pada pra siklus sebesar 11,43%, siklus I sebesar 22,48%, siklus II sebesar 51,42%. Kemudian pada kualifikasi kurang kritis mengalami penurunan dari pra siklus ke siklus I sebesar 2,82%, dan menurun lagi dari siklus I ke siklus II sebesar 51,42% dengan presentase pada pra siklus sebesar 54,23%, siklus I sebesar 51,42% , dan siklus II sebesar 0%. Kemudian pada kualifikasi tidak kritis menurun dari pra siklus ke siklus I sebesar 10%, menurun lagi dari siklus I ke siklus II sebesar 14,29%, dengan presentase pra siklus sebesar 34,29%, siklus I sebesar 14,29%, dan siklus II sebesar 0%. Pada kualifikasi kurang kritis dan tidak kritis terjadi penurunan presentase dikarenakan siswa mengalami peningkatan kemampuan berpikir kritis dibuktikan dengan siswa yang berada pada kualifikasi kurang kritis dan tidak kritis sebesar 88,57% dan hanya 11,43% siswa yang masuk kualifikisa cukup kritis keatas, pada siklus I siswa yang masuk kualifikasi kurang kritis dan tidak kritis sebesar 65,71% , siswa yang masuk kualifikasi cukup kritis keatas sebesar 34,29%, kemudian pada siklus II siswa yang masuk kualifikasi kurang kritis dan tidak kritis sebesar 0% dan yang masuk kualifikasi cukup kritis keatas sebesar 100%.

  Kemudian secara klasikal terjadi peningkatan dari pra siklus ke siklus I sebesar 8,59% dengan presentase rata-rata pada pra siklus sebesar 52,06 dan siklus I sebesar 60,65%, kemudian mengalami peningkatan lagi dari siklus I ke siklus II sebesar 9,21% dengan presentase rata-rata pada siklus I sebesar 60,65% dan presentase rata-rata pada siklus II sebesar 74,96%.

  Berdasarkan hasil tes menunjukkan bahwa model PBL mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asriningtyas, Kristin dan Anugraheni ( 2018 :23-32) berdasarkan hasil penelitian menunjukan model PBL mampu meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa dari kondisi awal (pra siklus) yaitu 60,82 menjadi 74,21 (cukup kritis) pada kondisi akhir siklus II. Meningkatnya kemampuan berpikir kritis tak lepas dari proses pembelajaran PBL yang memberikan ruang kepada siswa untuk mengasah kemampuan berpikir kritis. Setyorini (2011 : 54) menyatakan melalui PBL dengan anggota kelompok yang heterogen memungkinkan siswa untuk saling bertukar pikiran, bekerjasama untuk memecahkan masalah sehingga mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

4.2.2. Hasil Tes Presentase Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

  Sedangkan berdasarkan tes siklus I dan siklus II, didapatkan hasil presentase indikator kemampuan berpikir kritis. Berikut hasil tes indikator kemampuan berpikir kritis pada siklus I dan siklus II.

  a.

   Clarification Clarification merupakan tahap dimana siswa menyatakan masalah dan

  menganalisis pengertian dari masalah. Tahap ini ditunjukkan dengan siswa dapat menentukan informasi yang diketahui dalam soal secara tepat dan jelas, siswa dapat merumuskan pertanyaan yang diminta dari soal.

Tabel 4.2. hasil presentase indikator clarification dalam kemampuan berpikir kritis.

  Kualifikasi Siklus I Siklus II Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Kritis Sekali 5 14,29% 28 80% Kritis

  15 42,86% 6 17,14% Cukup Kritis 11 31,43% 1 2,86% Kurang Kritis 2 5,71% 0% Tidak Kritis 2 5,71% 0% Skor Nilai Tertinggi 95,24 100

  Skor Nilai Terendah 38,10 71,43 Presentase Rata-rata 75,51 % 92,11 %

  Berdasarkan tabel diketahui terjadi peningkatan pada kualifikasi kritis sekali sebesar 65,71% dengan presentase pada siklus I sebesar 14,29% dan siklus II sebesar 80%. Kemudian terjadi penurunan pada kualifikasi kritis sebesar 25,72 % dengan presentase pada siklus I sebesar 42,86% dan siklus II sebesar 25,72%. Penurunan pada presentase kritis dari siklus I ke siklus II terjadi karena terjadi peningkatan pada kualifikasi kritis sekali yang dibuktikan pada siklus II siswa yang masuk kualifikasi kritis sekali sebanyak 28 siswa dibandingkan pada siklus I sebanyak 5 siswa yang menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan. Hal yang sama juga terjadi pada kualifikasi cukup kritis dimana terjadi penurunan sebesar 28,57% dengan presentase dari siklus I 31,43% dan siklus II 2,86%, penurunan presentase pada kualifikasi ini disebabkan karena siswa mengalami peningkatan pada kualifikasi yang lebih tinggi. Kemudian pada tahap kualifikasi kurang kritis dan tidak kritis pada siklus I masih ada 5,71% dan pada siklus II sudah tidak ada siswa yang masuk kualifikasi kurang kritis dan tidak kritis. Kemudian presentase rata-rata mengalami peingkatan sebesar 16,6% dengan presentase rata-rata pada siklus I sebesar 75,51% masuk dalam kualifikasi kritis, dan siklus II dengan presentase rata-rata sebesar 92.11 masuk dalam kualifikasi kritis sekali.

  b.

  Assessment merupakan tahap dimana siswa mengajukan informasi yang

   Assesment

  relevan, dan menentukan kriteria penilaian. Indikator dari tahap ini ditunjukkan dengan siswa dapat menggali lebih dalam informasi - informasi lain relevan dengan pertanyaan pada soal kedalam kalimat matematika, siswa dapat menentukan ide/konsep yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal.

  Kualifikasi Siklus I Siklus II Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Kritis Sekali 0% 2 5,71% Kritis

  1 2,86% 1 2,86% Cukup Kritis 9 25,71% 12 34,29% Kurang Kritis 22 62,86% 17 48,57% Tidak Kritis 3 8,37% 3 8,57% Skor Nilai Tertinggi 85,71 90,48 Skor Nilai Terendah 33,33 42,86 Presentase Rata-rata 60,14 % 63,13 %

  Berdasarkan tabel diketahui terjadi peningkatan pada kualifikasi kritis sekali sebesar 5,71% dengan presentase pada siklus I sebesar 0% dan siklus II sebesar 5,71%. Kemudian pad kualifikasi kritis pada siklus I dan siklus

  II memiliki presentase yang sama yaitu sebesar 2,86%. Kemudiian terjadi peningkatan pada kualifikasi cukup kritis sebesar 8,58% dengan presentase siklus I 25,71% dan siklus II sebesar 34,29%. Kemudian pada kualifikasi kurang kritis terjadi penurunan sebesar 14,29% dengan presentase pada siklus I sebesar 62,86%, dan siklus II sebesar 48,57%. Kemudian pada kualifikasi tidak kritis pada siklus I dan siklus II memiliki presentase yang sama yaitu sebesar 8,57%.

  Penurunan pada presentase kurang kritis dari siklus I ke siklus II terjadi karena terjadi peningkatan pada kualifikasi cukup kritis dan kritis sekali yang membuktikan siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan kualifikasi yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan presentase rata-rata yang mengalami peningkatan sebesar 2,99% dengan presentase rata-rata pada siklus I sebesar 60,14% masuk dalam kualifikasi kurang kritis dan pada siklus II sebesar 63,13 % masuk dalam kualifikasi cukup kritis.

  c.

  Inference

  Inference merupakan tahap dimana siswa membuat kesimpulan dan

  mengeneralisasi. Indikator inference ditunjukkan dengan siswa dapat mencapai simpulan dari masalah, siswa dapat menggeneralisasikan simpulan sesuai fakta pada soal .

Tabel 4.4. hasil presentase indikator inference dalam kemampuan berpikir kritis.

  Kualifikasi Siklus I Siklus II Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Kritis Sekali 1 2,86% 2 5,71% Kritis

  4 11,43% 21 60% Cukup Kritis 4 11,43% 12 34,29% Kurang Kritis 11 31,43% 0% Tidak Kritis 15 42,86% 0% Skor Nilai Tertinggi 95,24 95,24

  Skor Nilai Terendah 33,33 66,67 Presentase Rata-rata 54,42 % 78,10 %

  Berdasarkan tabel diketahui terjadi peningkatan pada kualifikasi kritis sekali sebesar 2,86% dengan presentase pada siklus I sebesar 2,86% dan siklus

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD Gugus Gunand

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD Gugus Gunandar Kabupaten Blora Semester II Tahun Pela

0 3 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Teams Game Tournament (T

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) Berbantuan Sempoa Botol pada Siswa Kelas 4 SDN Gendongan 01 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 20

0 1 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) Berbantuan Sempoa Botol pada Siswa Kelas 4 SDN Gendongan 01 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 20

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) Berbantuan Sempoa Botol pada Siswa Kelas 4 SDN Gendongan 01 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 20

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) Berbantuan Sempoa Botol pada Siswa Kelas 4 SDN Gendongan 01 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 20

0 0 95

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 Sek

0 1 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model Problem Based Learning (PBL) 2.1.1.1. Pengertian Model Problem Based Learning - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Me

0 0 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian ,Setting Penelitian, Subjek Penelitian, dan Waktu Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk M

0 1 22