Bahasa Sunda dan Globalisasi.

[(OMPAS
SelilsiJ

Senfn

(])
19

4

5

Rilbll
..-.

6

7

()


Kil/llis
8

9

./l/1nat

10

11

20
- --.

21
22
23
24
25
-----._....-... ..--..

, Mill JAI)I
Mt'J
.lUll
JlIl

0

B

.

26

0

Ags

13

27


0

C)- WII'1gll
- -

Sabtll

12

Sep

.

14

28

15
29


0

Okl

16
30

Nav

0

31
Des

,ASUNDA
--

------


dunia. la bukanlah binatang baru
di muka bwni ini dan bukanlah
barang baru bagi Tatar Sunda dan
komunitas yang bernama urang
Sunda.
Sepahjang sejarah itu pula, terbukti globalisasi tidak pernah
sanggup menghapus apa yang disebut nasionalitas dan etnisitas,
tetapi sebaliknyajustru melahirOLEHREIZAD DIENAPUTRA
kan nasion-nasion baru sebagai
perlavr.rnanatas globalisasi.
Sebagai barang lama, deKesepakatan naekhawatiran ini ditambah lagi
ngan demikian,
dengan kencangnya arus glo- sional yang sekaligus
globalisasi perlu
balisasi yang kini melanda se- menjadi pertanda seditempatkan seluruh kawasan di berbagai be- makin menguatnya
cara tepat. la halahan dunia, tentunya terma- model perlavr.rnan
Saatnya kini urang Sunda nyalah sebuah
suk di dalamnya Tatar Sunda. Globalisasi baru menghadapi kofenomena baru
pun sering disinyalir sebagai faktor yang lonial ini, menjadi- optimistis memformulasiakan mempercepat keterpurukan bahasa kan urang Sunda un- kan langkah-Iangkah strate- "hanya" dalam
Sunda.

hal aktor pengutuk, mau tidak mau,
Bahasa Sunda sebagai media komuni- lebih mengutama- gis yang semakin memper- asanya. Aktor
kasi, dalam perkembangannya kemudi- kan bahasa Indonekuat daya tahan dan daya penguasa globalisasi dalam gean,banyak mendapat tantangan saat ber- sia dalam berkomusebar bahasa Sunda.
lombang ketiga
interaksi dengan kebudayaan-kebudaya- nikasi dibandingkan
ini, sebagaimana
an besar yang masuk ke Tatar Sunda. Di dengan bahasa Sundikatakan Alvin
samping Hindu-Buddha (bahasa San- da. Namun, setelah
skerta), bahasa Sunda berinteraksi pula kesepakatan nasional dalam berbahasa Toffler,adalah teknologi informadengan bahasa yang dibawakebudayaan- ini berlangsung hampir 81tahun, terbuk- si.Sebelumnya aktor-aktor globakebudayaan Islam (bahasa Arab), Jawa ti pula bahasa Sunda tetap mampu mem- lisasiadalah tanah atau agrikultur
(bahasa Jawa), dan Eropa (bahasa Belan- pertahankan eksistensinya dengan baik (gelombang kesatu) dan kapital
da). Dalam masa-masa interaksi terse- dalam menghadapi tantangan superbe- atau modal (gelombangkedua).
Bahasa Sunda telah mengbut, bahasa Sunda dapat dikatakan mam- rattersebut.
Jumlah penutur bahasa Sunda tetap alarni globalisasisejak masa awal
pu menjaga eksistensinya secara baik.
Berbagai kosakata dari bahasa-bahasa eksis. Bahkan, kini para penutur bahasa kelahirannya. Interaksi bahasa
asing tersebut tentunya masuk dan me- Sunda tersebut secara geografistidak ha- Sunda dengan kebudayaan Hinmengaruhi bahasa Sunda. Bahkan, ber- nya berada di Tatar Sunda, tetapi juga di du-Buddha, Islam, dan Barat mebeda dengan bahasaArab dan bahasa Be- luar Tatar Sunda. Tidak hanya di Jawa rupakan bukti tak terbantahkan
landa, pengaruh bahasa Jawa juga lebih dan di luar Jawa, tetapijuga di luar nege- tentang pengalaman bahasa Sunmeluas karena kemudian menjadikan ri. Mereka yang menggunakan bahasa da dalam menghadapi globalisasi
bahasa Sunda menjadi bahasa yang tidak Sunda tersebut tidak saja komunitas atau yang dulu lebih dikenal delagi egaliter. Sejak berinteraksi dengan yang bernama urang Sunda, tetapi juga ngan mondialisasi.
Di tengah semua arus globalisasiterkebudayaan Jawa, khususnya ketika Ma- mereka yang semata-mata tertarik desebut, bahasa Sunda terbukti mampu
taram berkuasa di Tatar Sunda selama le- ngan bahasa Sunda.

memperlihatkan daya tahannya dengan
bih kurang 57 tahun (1620-1677M), ba- RealitasbahasaSunda
baik. Jadi, dalam menghadapi globalisasi
hasa Sundakemudianmengenal undak
usukbasa.
Globalisasi,yang secara sederhana kali ini pun, sebagai bahasa yang telah
Derasnya pengaruh yang dialami ba- memiliki pengertian sebagai proses ma- teruji secara diakronis dalam berhadahasa Sunda saat berinteraksi dengan ba- suknya ke ruang lingkup dunia, kini se- pan dengan globalisasi,bahasa Sunda bisa dipastikan akan terns mampu memhasa-bahasa asing terbukti tidak menja- akan menjadi hantu yang menakutkan
dikan bahasa Sunda menjadi terpinggir- bagi sebuah nasionalitas ataupun etnisi- pertahankan eksistensinya.
kan di Tatar Sunda atau di dalam komu- tas. Globalisasidipandang akan menghaOptimistis
nitas urang Sunda. Bahasa Sunda tetap puskannasionalitasdanjugaetnisitas.
Berangkat dari realitas-realitas dan
eksisdandigunakan urangSunda, termaYang lebih memprihatinkan lagi,glosuk ketika tantangan baru muncul sejak balisasi sering kali dipandang sebagai fe- pengertian sebagaimana terurai di atasjr
awal abad xx, saat para pemuda Indone- nomena baru yang terjadi di muka bwni merupakan sikap pesimistis bila mengasiaberikrarpada tanggal28 Oktober 1928 ini. Orang lupa bahwa glob&!isasitelah takan bahwa bahasa Sunda akan t~uuntuk sama-sama menjunjung bahasa berlangsung lama, seiring dengan per- nahkan oleh globalisasi. Pendapat-penmengatakan
bahwa jumlah
Indonesia sebagaibahasa
persatuan.
kembangan "-..
peradaban bangsa-bangsadi dapat yang--"""'-~
--~..
-=--


Bahasa Sunda menarik dibicarakan, tidak hanya karena ia hidup di
sebuah wilayah administratif yang jumlah penduduknya nomor dua
terbesar di Indonesia, tetapi juga karena munculnya kembali kekhawatiran bahwa bahasa Sunda, juga sebagaimana bahasa daerah
lainnya, tengah memasuki perkembangan yang kurang begitu
menggembirakan.

"

-

Kliping

Humos

Unpod

......-

2009---.------


. pengguna

bahasa

Sunda semakin hari
semakin berkurang
perlu diuji lebih valid
lagi.Bukankah kenyataan memperlihatkan
bahvva pengguna bahasa Sunda kini tidak
hanya urang Sunda
genealogis,tetapijuga
urang Sunda sosial
budaya.
Bila pendekatan
kuantitatifyang digunakan, seiring dengan
terus meningkatlrnya
populasi urang Sunda, jumlah pengguna
atau penutur bahasa
Sunda sedikit banyak

akan meningkat pula.
Bahasa Sunda pun secarn diakronis terbukti tidak mengalami apa yang oleh
Jean Aitchison (1981)
disebut sebagai bunuh diri bahasa (language suicide) ataupun pembunuhan bahasa (language murder).
Bila demikian adanya, tentu bukanlah
pesimisme yang perlu
dimunculkan, melainkan justru optimismelah yang perlu dikedepankan. Oleh karena terbukti
bahvvabahasa Sunda tidak pernah
terkalahkan oleh yang disebut globalisasi atau mondialisasi, sudah
saatnya kini urang Sunda berperilaku
optimistis dengan memformulasikan
langkah-Iangkah strategis yang dapat semakin memperkuat dayatahan dan daya
sebar bahasaSunda ditengah arus global.
Peribahasa miindung ka waktu mibapa ka zaman perlu diejavvantahkansecara cerdas oleh urang Sunda dalam menghadapi tantangan globalisasi.Globalisasi
gelombang ketiga yang kini tengah dihadapi manusia sejagat perlu dihadapi secara taktis dan cerdik oleh urang Sunda
aeiiii terkibarkannya1ebih KOKOhlagi
bende~bahasaSunda. Semoga!
REIZAD DIENAPUTRA
Lektar Kepalapada
Jurusan SejarahFakultas Sastra

Unive!SitasPa9Edi~

a

b
(
d
e
f
9
h

_

.