Analisis Kinerja Keuangan PT Kalbe Farma Tbk Dan PT Kimia Farma Tbk Berdasarkan Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Pada Laporan Keuangan Periode 2010-2014.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dengan populasi besar, yang sudah melewati 240 juta jiwa, Indonesia menjadi
tempat yang menggiurkan bagi pelaku industri farmasi lokal maupun asing. Industri
farmasi dalam negeri masih menjadi tuan rumah di Tanah Air. Pangsa pasar industri
farmasi nasional di kuasai oleh pemain domestik sebesar 70%. Dari total pasar
industri farmasi mencapai Rp33 triliun dan perusahaan asing hanya mampu merebut
Rp10 triliun diantaranya saja. Selebihnya sebanyak Rp30 triliun dari pangsa pasar
masih mampu dinikmati perusahaan-perusahaan farmasi dosmetik. Kelebihan dalam
penguasaan medan serta batasan regulasi yang melindungi pemain lokal menjadi
faktor pendorong keperkasaan industri farmasi domestik (Beritasatu.com, 2012).
Perubahan regulasi serta peningkatan skala ekonomi dan tingkat pendidikan
masyarakat menuntut perusahaan farmasi di Tanah Air untuk meningkatkan kapasitas
usaha dan mutu produknya. Sekitar 50% perusahaan farmasi telah menyesuaikan
dengan tuntutan dan perubahan regulasi dengan melakukan ekspansi. UndangUndang No.36/2009 tentang kesehatan yang mengamanatkan peningkatan mutu dan
belanja kesehatan oleh pemerintah menjadi minimal 5%. Undang-Undang tersebut
menjadi peluang sekaligus tantangan bagi perkembangan industri farmasi
(Bisnis.com, 2012).


Pada tahun 2013, PT Kalbe Farma Tbk menaikkan kapasitas produksinya sebesar
30%-50% dan untuk beberapa tahun mendatang melalui pembangunan dua pabrik
obat di wilayah Jakarta dan sekitarnya, dengan investasi Rp500 miliar. Penambahan
kapasitas produksi ini juga dilakukan untuk mengantisipasi pertumbuhan industri
farmasi yang tiap tahunnya meningkat sekitar 10% hingga 15%. Pembangunan dua
pabrik ini digunakan untuk menyerap teknologi-teknologi pembuatan obat yang
terkini sehingga perusahaan bisa membuat produk yang bervariasi. Salah satu pabrik
yang dibangun oleh PT Kalbe farma Tbk difokuskan untuk menggarap produk obat
kanker dan penunjang penyakit kanker. Menyikapi persaingan industry farmasi yang
sangat ketat PT Kalbe Farma Tbk berkomitmen untuk terus melakukan inovasi
dengan mengembangkan 10 hinggan 20 produk setiap tahun (Bisnis.com, 2013).
Pada tahun yang sama, PT Kimia Farma mengeluarkan 11 item obat baru untuk
kanker. Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman menyatakan pihaknya telah
mendapatkan nomor registrasi untuk produk baru dari Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) (Bisnis.com, 2013). PT Kimia Farma juga bekerjasam dengan PT
Pelni (Persero) unutk mengembangkan bisnis industri farmasi. Salah satu kerjasama
ini meliputi pemanfaatan asset atau bangunana Pelni yang dapat dipergunakan untuk
mendirikan outlet-outlet Kimia Farma, sehingga pelayanan obat-obatan dapat
menjangkau ke seluruh Indonesia (Bisnis.com, 2013).
Adapun alasan penulis melakukan analisis terhadap PT Kalbe Farma Tbk dan PT

Kimia Farma Tbk, selain meningkatkan penjualan dan kualitas PT Kalbe Farma Tbk
dan PT Kimia Farma Tbk juga menerapkan strategi yang sama dalam membentuk

kepercayaan dengan pelanggannya, yaitu komunikasi. Ketika pilihan produk semakin
banyak saat ini diferensiasi yang signifikan dari sebuah produk akan semakin sulit
dalam satu kategori khususnya di pasar obat-obatan. Oleh karena itu, bagi PT Kalbe
Farma Tbk dan PT Kimia Farma Tbk komunikasi adalah strategi yang penting,
komunikasi yang baik dengan pelanggannya akan membentuk kepercayaan dan
sekaligus produk dipasaran dapat bertahan serta menjadi pilihan utama bagi
masyarakat. Bentuk komunikasi yang dilakukan pun beragam yaitu melakukan
kegiatan-kegiatan Below the line, iklan, membership, dan brand building. Namun
dalam hal pencapaian laba yang dihasilkan oleh PT Kalbe Farma Tbk dan PT Kimia
Farma Tbk mempunyai perbedaan yang signifikan. Pada PT Kalbe Farma Tbk “Laba
bersih raksasa farmasi PT Kalbe Farma Tbk kuartal I/2011 naik 23,3% menjadi
Rp316 miliar dibandingkan dengan capaian periode tahun lalu, dipicu peningkatan
laba sebelum pajak, penurunan beban pajak dan nilai minoritas atas laba bersih
perusahaan” sedangkan pada PT Kimia Farma Tbk “Perusahaan Farmasi BUMN, PT
Kimia Farma Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp24,02 miliar pada kuartal
I/2011, atau melonjak 108,44% dari Rp11,52 miliar pada kuartal I/2010 (Bisnis.com,
2011).

Di dalam menganalisis laporan keuangan perusaahaan, setiap manajemen
perusahaan harus memperhatikan semua bentuk analisis laporan keuangan. Analisis
rasio merupakan salah satu bentuk analisis keuangan yang sering digunakan
(Subramanyam & Wild, 2010). Analisis rasio berguna untuk mengindikasikan
kekuatan dan kelemahan keuangan. Analisis terhadap laporan keuangan digunakan

metode dan teknik analisis untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pospos dalam laporan keuangan, sehingga diketahui perubahan masing-masing pos bila
diperbandingkan. Hasil dari perbandingan tersebut dapat digunakan untuk
mengetahui

tingkat

likuiditas,

profitabilitas

dan

solvabilitas


yang

dapat

menggambarkan kondisi dan kinerja perusahaan. PT Kalbe Farma Tbk dan PT Kimia
Farma Tbk menerapkan strategi komunikasi yang sama, namun perolehan laba yang
dihasilkan oleh kedua perusahaan sangat berbeda perlu adanya perbandingan kondisi
kinerja keuangan kedua perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas untuk
membandingkan kinerja antara perusahaan farmasi yaitu PT Kalbe Farma Tbk dan PT
Kimia Farma Tbk diperlukan sebuah analisis. Penulis memilih rasio profitabilitas
untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba (profitabilitas) kedua perusahaan,
rasio likuiditas untuk memberikan kesan pertama tentang baik dan buruknya kedua
perusahaan tersebut dan rasio solvabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi hutang jangka panjangnya kedua perusahaan serta menyatakan kedua
perusahaan tersebut solvabell. Maka dari itu judul yang digunakan dalam penelitian
ini adalah “Analisis Kinerja Keuangan PT Kalbe Farma Tbk dan PT Kimia
Farma Tbk Berdasarkan Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio
Solvabilitas pada Laporan Keuangan Periode 2010-2014”

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana kinerja keuangan PT Kalbe Farma Tbk dan PT Kimia Farma Tbk
berdasarkan rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas pada
laporan keuangan periode 2010-2014?
2. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan PT Kalbe Farma Tbk dan PT
Kimia Farma Tbk berdasarkan rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio
solvabilitas pada laporan keuangan periode 2010-2014?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT Kalbe Farma Tbk dan PT Kimia
Farma Tbk berdasarkan rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio
solvabilitas pada laporan keuangan periode 2010-2014.
2. Untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan PT Kalbe Farma Tbk dan
PT Kimia Farma Tbk berdasarkan rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan
rasio solvabilitas pada laporan keuangan periode 2010-2014.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, sebagai masukan dan tambahan informasi kepada
perusahaan tentang kinerja keuangan kedua perusahaan.
2. Bagi akademik, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya karya
ilmiah serta kajian umum tentang analisis kinerja keuangan bedasarkan rasio

likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas.

3. Bagi penulis, dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca dan
penulis dapat mengaplikasikan atau menambah ilmu pengetahuan tentang
analisis kinerja keuangan berdasarkan rasio likuiditas, rasio probitabilitas dan
rasio solvabilitas.