Hotel Ekonomis (Budget Hotel) di Kualanamu Arsitektur Hemat Energi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Terminologi Judul
Judul proyek ini adalah Hotel Ekonomis (Budget Hotel) di Kuala
Namu Arsitektur Hemat Energi. Hotel Ekonomis di Kuala Namu terdiri dari 3
kata dengan pengertian yang berbeda sebagai berikut:
Hotel ialah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian
atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan
dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara
komersil. (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987)
Ekonomis ialah kata yang berhubungan dengan pengeluaran uang,
penggunaan barang, bahasa bahkan waktu secara hati-hati/ hemat.
Kuala Namu merupakan sebutan sebuah kawasan di sekitar Bandara
Kuala Namu, yaitu terletak di sekitar kecamatan Beringin, kecamatan Batang
Kuis dan kecamatan Pantai Labu.
Jadi Hotel Ekonomis di Kuala namu merupakan suatu akomodasi
sebuah penginapan di sekitar bandara Kuala Namu dengan berstandar bintang
satu dengan ketentuan harga penginapan yang murah.


2.2

Ttinjauan Umum Proyek
2.2.1 Studi Banding Proyek dengan Fungsi Sejenis
Studi banding Hotel Ekonomis yang dapat dijadikan paduan seperti
Harris Hotel. Berikut data perancangan harris Hotel:

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1 Konsep Bali Hotel
Sumber: Internet

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2 Masa dan Tampak Bali Hotel
Sumber: Internet

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.3 Fungsi dan Fasilitas Bali Hotel

Sumber: Internet

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.4 Gambar Perancangan Bali Hotel
Sumber: Internet

Gambar Harris Hotel dan data diatas merupakan satu dari ribuan hotel
ekonomis yang sukses di Indonesia. Kesimpulan yang didapat melalui data diatas
yaitu keberhasilan membangun hotel tidak hanya dilihat dari rancangan hotel yang
sesuai dengan kebutuhan dan minat pengunjung, namun juga dilihat dari pasar

Universitas Sumatera Utara

kebutuhan penginapan yang diintegrasikan dengan lokasi, aksesibilitas, feasibilitas
serta kenyamanan dan keamanan penginapan.

2.3

Lokasi Perancangan

Hotel Ekonomis akan dibangun di lokasi yang strategis dan berada di kawasan

bandara Kuala Namu, berada di kecamatan batang kuis tepatnya dekat dengan
simpang perbatasan jalan utama bandara dengan jalan batang kuis, serta dekat dengan
berbagai sarana dan fasilitas pendukung lainnya seperti mesjid, rumah makan,
indomaret, pasar sore, dan pertokoan komersil lainnya.

2.3.1

Kriteria Pemilihan Lokasi

Tabel 2.1 Syarat Pemilihan Lokasi

No.
1

2

3


Kriteria

Lokasi
Berada di kawasan dekat dengan bandara Kuala
Tinjauan
terhadap namu, dan jalan besar bandara, batang kuis dan
struktur kota
kayu besar, serta dekat dengan pusat transportasi
umum
Akses pencapaian terdapat angkutan umum dan
Pencapaian
pribadi dari badan jalan masih terjangkau serta
pengaturan jalan masih dapat dikontrol dengan baik
Ukuran lahan mencukupi kebutuhan ruang secara
Ukuran Lahan
fungsional
beserta
fasilitas-fasilitas
yang
direncanakan (maksimal 1500m2)


4

Kemudahan Entrance

Entrance menuju dan keluar tapak mudah diakses
oleh pengguna dan pengunjung hotel

5

Kontur Tapak

Kontur tapak relatif datar untuk memudahkan akses
pencapaian dan pergerakan aktivitas transportasi
Sumber : Pribadi, 2016

Berikut peta kawasan site (berada di Jl. Pringgan) beserta akses ke Jl. Bandara,
Jl. Batang Kuis dan kayu Besar dan ke Bandara. Pemilihan lokasi dijastifikasi dengan
keempat kriteria lokasi yang sudah dijabarkan diatas.


Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.5 Peta pencapaian site ke jalan besar sekitarnya disertai dengan jarak
dan tempuh
Sumber: Google Maps

Universitas Sumatera Utara

2.3.2

Alternatif Pemilihan Lokasi

Gambar 2.6 Peta Kawasan Kabupaten Deli Serdang dan Kecamatan
Sumber: Internet

Gambar 2.7 Peta Struktur Kota sekitar Alternatif Site
Sumber: Internet

Tinjauan struktur kota pada kawasan alternatif site yang berada di kecamatan
batang kuis berupa posisi lokasi site yang diintegrasikan terhadap aksesibilitas

transportasi terdekat dengan site, yaitu aksesibilitas yang melayani kecamatan
Tanjung Morawa (berada di selatan kawasan kec. Batang Kuis), kecamatan Beringin

Universitas Sumatera Utara

(berada di timur kawasan kec. Batang Kuis), kecamatan Pantai Labu (berada di utara
kawasan kec. Batang Kuis), kecamatan Percut (berada di barat kawasan kec. Batang
Kuis), serta Kota Medan yang memiliki akses terdekat dan tercepat dari dan ke kec.
Batang

Kuis.

Gambar 2.8 Peta Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Kuala Namu dan
Sekitarnya
Sumber: Internet

Berdasarkan pelayanan tata ruang kawasan di sekitar Kuala Namu, kawasan
komersial untuk setiap fungsinya tersebar ke seluruh kawasan di sekitar Kuala Namu.
Ini berdampak dengan perkembangan komersil terutama perkembangaan akomodasi
perhotelan yang berada tak jauh dari bandara. Kawasan kecamatan Batang Kuis yang

berlokasi di site itupun diperuntukkan untuk perkembangan komersial di kawasan
tersebut, sehingga pembangunan Hotel Ekonomis ini merupakan salah satu
pembangunan yang memicu pertumbuhan kawasan ini terlebih beralokasi di lokasi
yang strategis.

Universitas Sumatera Utara

2.3.3

Area Pelayanan

Gambar 2.9 Peta Pencapaian ke Lokasi Site
Sumber: Pribadi

Lokasi site dapat dicapai dari Jalan Bandara dengan Jalan Bantang Kuis. Jalan
bandara merupakan jalan kolektor dan Jalan Batang Kuis merupakan jalan lingkungan.
Keduanya memiliki jumlah kendaraan yang berlalu lalang banyak terutama pada jamjam tertentu.

Pencapaian menuju site dapat dicapai dengan beberapa moda transportasi yang
ada, baik melalui angkutan pribadi maupun angkutan umum. Lokasi site terhadap

pusat kota Medan yaitu Medan, Tembung, Batang Kuis, Aras Kabu, Lubuk Pakam
(Kuala Namu) sepanjang 33.8 kilometer ditempuh dengan kendaraan pribadi dan
umum. Lokasi site juga dapat dicapai dengan jalan bebas hambatan yaitu melalui
TOL Balmera. Jarak 15 kilometer dapat ditempuh dari simpang jalan Kayu Besar
sampai ke Bandara Kuala Namu.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.10 Peta Struktur Ruang dan Pola Pemanfaatan Ruang Provinsi
Sumatera tara Tahun 2003-2018.
Sumber: Internet

Hotel Ekonomis di Kuala Namu ini melayani kota-kota di Provinsi Sumatera
Utara yang tertera pada gambar diatas.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.11 Peta kawasan Daerah Tujuan Wisata (DTW) terhadap site.
Sumber: Internet


Gambar peta diatas merupakan area pelayanan kabupaten yang memiliki DTW
sebagai tujuan wisata wisatawan yang berkunjung melalui Bandara Kuala Namu.
Adapun DTW yang ada di Sumatera Utara adalah sbb:
1. Kabupaten Deli Serdang
1) Kota Medan (bangunan bersejarah seperti Istana Maimun, Kantor Pos,
Tjong A Fie, dll; Situs Kota Cina, Danau Siombak, Asam Kumbang,
dll)
2) Pemandian Alam Lau Sigembur
3) Pemandian Alam Pantai Kasanova
4) Taman Hutan Wisata Sibolangit
5) Pemandian Alam Sembahe
6) Pemandian Alam Pulo Sari
7) Pemandian Alam Pantai Sari Laba Biru Indah
8) Objek Wisata Gua dan Air Panas Penen
9) Pemandian Bendungan Namurambe
10) Pemandian Alam Loknya
11) Danau Linting
12) Air Terjun Dua Warna
13) Pantai Muara Indah
14) Sungai Dua Rasa

2. Kabupaten Langkat


Bukit Lawang

3. Kabupaten Karo
1) G. Sibayak
2) G. Sinabung
3) Berastagi
4) G. Sipiso-piso
5) Bukit Barisan
4. Kabupaten Samosir dan Toba


Danau Toba

5. Kabupaten Serdang Bedagai


2.3.4

Pantai Cermin

Deskripsi kondisi eksisting lokasi sebagai tapak perancangan

Universitas Sumatera Utara

Lokasi lahan terletak di jalan Bandara Kuala namu dekat dengan
persimpangan Jl. Batang Kuis-Kuala Namu. Batas-batas site:
Sebelah Timur

: Rumah Penduduk

Sebelah Selatan

: Jl. Pringgan

Sebelah Barat

: Rumah Penduduk

Sebelah utara

: Pertanian sawit

Luas lahan

: 1 ha. (10000m2)

Kontur

: Relatif rata

GSB

: 2.5 m

Jarak dari pusat kota: dari Medan-Tembung-Batang Kuis-Aras Kabu-Lubuk
Pakam-Kuala namu sepanjang 33,8km.
Pemilik

: Persero

Ketinggian maksimum : 46m
Lantai

: 9 lantai maksimal

Motel = tempat menginap yang didesain untuk pengunjung bermotor, terletak
disamping jalan, memiliki fasilitas yang minim dan area parkir yang cukup untuk
kendaraan bermotor. Tempat menginap tidak lebih dari 1 lantai.

Hostel = tempat menginap yang ideal untuk backpackers dan budget
travelers, fasilitas akomodasi murah, pengunjung biasanya berbagi ruang tidur
dan terdapat fasilitas komunal.
(sumber: Architect Handbook by Fred Lawson)

Dapat disimpulkan bahwa hotel Ekonomis / Budget Hotel merupakan tipe
Hostel.

Program Ruang hotel bintang 1 yang dibatasi oleh Fred Lawson adalah sebagai
berikut:
1. Kamar tidur
2. Sirkulasi vertikal (tangga/lift)
3. Kantor manajer
4. Ruang administrasi/ resepsionis

Universitas Sumatera Utara

5. Area laundry
6. Loker karyawan
7. Kantor teknisi
8. Dapur
9. R. Santai/ R. Makan
10. Toilet umum
(sumber: Architect Handbook by Fred Lawson)

Jumlah parkir (khusus untuk perhitungan hotel bintang 1/ budget hotel)
= /10 unit kamar
9

Total =

= 19 parkir mobil (minimal)

(sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Ir. Jimmy S. Juwana, MSAE)

Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Koefisien Dasar hijau (KDH)

= 70%
= 100% - (KDB + 20%KDB)

Garis Sepadan Bangunan (GSB)

= jalan + 1 = x3 + 1 = 2.5

Garis Sepadan Belakang
=2m
Garis Sepadan Samping
=1m
Tinggi maksimum
= 46m (9lantai)
(sumber: Perda No. 6 Tahun 2011, Deli Serdang)
KDB
10000 m²

= Luas Lahan x 70%
= Luas Lahan x 70%

Luas Lahan

= 10000 x

Luas Lahan

= 14286 m²

7

KDH = 100% - (KDB + 20%KDB)
= 16% Luas Lahan
= 16% x 14286
= 2286 m²
GSB

=

jalan + 1

=

3+1

= 2.5 m

Universitas Sumatera Utara

2.3.4.1 Persyaratan ain berupa status kepemilikan, nilai lahan, peraturan

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG
NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN TERTENTU BUPATI DELI
SERDANG.
Sumber: UUD

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG
NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN TERTENTU BUPATI DELI
SERDANG.
Sumber: UUD

2.4

TINJAUAN KELOMPOK DAN PELAKU KEGIATAN
2.4.1

Deskripsi Kegiatan Pengguna

Deskripsi pengguna
Pelaku dan kegiatan pengunjung hotel secara garis besar terdiri dari:
a. Kelompok pengguna/ pengunjung

Universitas Sumatera Utara

Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang mengunjungi fasilitas ini
adalah orang yang menginap di hotel dengan tujuan utama sebagai tempat
beristirahat dengan mempertimbangkan harga dan kebutuhan utama
selama berkunjung. Kegiatan pengguna yang beristirahat di hotel ini
adalah sebagai turis, atau untuk melakukan kegiatan bisnis.
b. Kelompok pengelola
Yaitu sekelompok orang atau badan yang mengelola dan bertanggung
jawab atas segala kegiatan yang berlangsung dalam hotel yang mengatur
segala operasional, keamanan maupun maintenance.

Tabel 2.2 Tabel Deskripsi Pengguna
Tamu Pengguna Kamar
Fungsi Kegiatan
Service Memarkirkan kendaraan
Service Mengurus administrasi
Hunian Tidur, istirahat
Service Mandi, buang air, sikat gigi
Fasilitas Makan, minum
Fasilitas Bersantai, nonton TV

Sifat
PB
PB
PR
PR
SP
SP

Karyawan Hotel
Fungsi Kegiatan
Service Parkir

Sifat Ruang
SP
R. Parkir

Ruang
R. Parkir
Resepsionis, lobby
Kamar Tidur
Toilet/ KM
Ruang makan/santai
Ruang makan/santai

Service

Bekerja/mengurus administrasi,
mengantar koper/barang bawaan SP
tamu

Resepsionis,
kamar tamu

Service

Bekerja
mengurus
dapur,
menyiapkan makanan, mengantar
makanan,
mengambil
dan
PR
mencuci piring, loading barang,
mencatat barang dan menyimpan
perlengkapan dapur

Dapur, ruang makan,
gudang dapur, loading
dock

lobby,

Universitas Sumatera Utara

Service

Membersihkan ruangan kamar,
mengambil dan mencuci laundry,
menjemur dan melipat kemudian
mengembalikan laundry ke tamu, PR
membuang sampah, mengurus
keperluan kamar dan mencuci
sprei tempat tidur

Janitor, kamar tamu,
laundry area, gudang
peralatan, jalur servis

Service

Mengatur
keuangan,
karyawan

R. Manajer

Service

Mengatur
sistem
mekanika
elektrikal hotel, plumbing, ac dsb

Fasilitas

Makan, Minum, menyimpan
PR
brang bawaan, istirahat

R. Loker

Service

Buang air

Toilet

operasional hotel,
dan
mengontrol PR

PR

PR

R. Operasional teknis,
semua ruangan hotel

Sumber: Pribadi

2.4.2

Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Standar Ruang

Keterangan Sumber:


NAD : Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek, jilid 1 dan 2. Erlangga.
Jakarta



TS : De Chiara, joseph, and John Calender. 1973. Time Saver Standard
for Building Types. McGraw Hill Book Company. New York.



SBT : Sistem Bangunan Tinggi

Kebutuhan Areal Parkir Hotel


Menurut SBT, standar parkir untuk hotel bintang 1 dihitung 1 slot parkir
per 10 unit kamar. Jadi jumlah parkir mobil untuk tamu di hotel yang
memiliki 105kamar adalah 105/5 = 11 slot parkir minimal, total luasan
parkir 152m2



Untuk parkir kendaraan roda 2 bagi tamu diasumsikan sebanyak 6 parkir
kendaraan beroda dua, karena hotel diperuntukkan untuk pengunjung
wisatawan mancanegara yang menggunakan transportasi umum jauhlebih
banyak dibandingkan dengan kendaraan pribadi, sehingga total luasan
jumlah parkir 6 x 1.8 = 10.8m2.

Universitas Sumatera Utara



Untuk parkir kendaraan mobil dan beroda dua diasumsikan dari jumlah
parkir untuk servis dan pengelola.

Tabel 2.3 Tabel Deskripsi Ruang
HOTEL EKONOMIS
FUNGS
I

DESKRIPSI

AREA HUNIAN
Kamar 1B
Kamar 1B +
Kamar WC
Hotel
Kamar 2B +
WC
Kamar doubled
Kamar Mandi
TOTAL
SIRKULASI 30%
TOTAL LUAS

ZO
NA

KA
PA
SIT
AS

STANDA
R

STA
NDA
RD
(m2)

JUM
LAH
(unit)

LUAS
(m2)

SUMB
ER

PR

2

3X4.5

13.5

60

810

NAD

PR

2

3X5.5

16.5

60

990

NAD

PR
PR
PR

4
2
1

4x5.5
4X8
2X3

21
32
6

60
10
36
226

1260 NAD
320
NAD
216
NAD
3596
1078.8
4674.8

PB

2

100

1

100

P

PB
SP
PB

25
1
50

400
6
500

1
10
1
13

400
60
500
1060
318
1378

NAD
NAD
A

32
40

1
1

32
40

P

25
126

1
1

25
126

P
P

AREA PUBLIK

Lobby

Resepsionis
R.
Santai/
Makan
Toilet
Taman

RTH
TOTAL
SIRKULASI 30%
TOTAL LUAS

0.5m2 x
jlh kamar
1.9m2 x
jlh kamar
2x3
20 x 25

AREA SERVIS
Kantor Manajer
PENGE R. Mekanikal
LOLA
Kantor Teknisi
Ruang Laundry

PR
PR

1
1

PR
PR

1
5

0.15m2 x
jlh kamar
asumsi
0.12m2 x
jlh kamar
0.6m2 x

Universitas Sumatera Utara

Loker
Karyawan
Toilet

SP
SP

8
10

Dapur

SP

Loading Dock

PR

5
2
mo
bil

Gudang dapur

PR

1

PELAY
ANAN

Gudang
peralatan
Janitor
Musholla

PR
PR
PB

1
1
20

jlh kamar
0.6m2 x
jlh krywn 5
2x3
6
0.9m2 x
jlh kamar 189
0.7m2 x
jlh kamar
0.25m2 x
luas
dapur
0.25m2 x
luas
dapur
asumsi
asumsi

1
10

5
60

P
NAD

1

189

P

147

1

147

TS

47.2
5

1

47.3

DA

1
1
1
21

47.3
DA
3
100
821.5
246.45
1067.95

12.6
5

50

633

DA

1.8

50

90

DA

12.6
5

10

127

DA

1.8

10

18

DA

33.6

5
148

168
1035
1035
2070

DA

47.2
5
3
100

TOTAL
SIRKULASI 30%
TOTAL LUAS
AREA PARKIRAN

PARKI
RAN

Parkir
(mobil)
Parkir
(motor)

tamu

Parkir
(mobil)
Parkir
(motor)

kryw

Parkir Bus

PB

50

PB

50

tamu

SP

10

SP

10

PB

5

kryw

2.3m x
5.5m
/mobil
0.9m x
2m/mobil
2.3m x
5.5m
/mobil
0.9m x
2m/mobil
12m
x
2.8m /bus

TOTAL
SIRKULASI 100%
TOTAL LUAS
LUAS TOTAL KESELURUHAN
Jenis Kelompok Ruang
Ruang Hunian Tamu
Area Publik
Area Servis
Area parkiran
Total Luasan Bangunan
Total Luasan Lahan (bangunan +parkiran)

Luasan (m2)
4674.8
1378
1067.95
2070
7120.75
9190.75

Universitas Sumatera Utara

Sumber: Pribadi

2.4.3

Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

a.

Unit Hunian
Unit hunian harus memperhatikan standar tingkat kenyamanan dan
keamanan bagi penghuni hotel.

b.

Fasilitas
Fasilitas pendukung hunian hotel hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan penghuni akan bersosialisasi, bersantai, dan menikmati
hidangan yang disajikan hotel.

c.

Kantor Pengelola
Kantor pengelola harus memperhatikan fleksibilitas dan standar bagi
para pekerja.

d.

Servis
Area servis harus ditata sesuai standar agar tidak menggaggu
keselamatan dan kenyamanan bagi penghuni, serta memperhatikan
fleksibilitas untuk perawatannya.

2.4.3.1. Klasifikasi Hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan sistem penjualan harga kamar, di mana
harga kamar yang dijual hanya harga kamar saja atau merupakan sistem
paket, yaitu:

1. Harga Jual
a. European plan Hotel
Hotel dengan biaya untuk harga kamar saja. Menggunakan sistem
billing dan praktis
b. American Plan Hotel
Hotel dengan perencanaa biaya termasuk harga kamar dan harga makan,
terbagi dua:


Full American Plan (FAP) : Harga termasuk tiga kali makan sehari



Modified American Plan (MAP) : Harga termasuk dua kali makan
sehari

Universitas Sumatera Utara

c. Continental Plan Hotel
Hotel dengan perencanaan harga kamar sudah termasuk dengan
continental breakfast
d. Bermuda Plan Hotel
Hotel dengan perencanaan harga kamar yang sudah termasuk dengan
American Breakfast

2. Ukuran Hotel
a. Small Hotel
Hotel dengan jumlah kamar maksimal 25 kamar. Hotel ini biasanya
dibangun di daerah dengan angka kunjungan rendah.
b. Medium Hotel
Hotel dengan jumlah kamar sekitar 29-299 kamar. Hotel ini biasanya
dibangun di daerah dengan angka kunjungan sedang.
c. Large Hotel
Hotel dengan jumlah kamar minimun 300 kamar. Hotel ini biasanya
dibangun di daerah dengan angka kunjungan tinggi.

3. Tipe tamu Hotel
a. Bussiness Hotel
Merupakan hotel yang dirancang untuk mengakomoasi tamu yang
mempunyai tujuan berbisnis. Hotel seperti ini memerlukan berbagai
macam fasilitas seperti olah raga, bersantai, jamuan makan ataupun
minum, fasilitas negosiasi dengan mengedepankan kenyamanan dan
privasi yang tinggi. Selain itu standart luas ruang pertemuan juga perlu
dipertimbangkan.
b. Pleasure Hotel
Merupakan hotel yang sebagian besar fasilitasnya ditujukan untuk
memfasilitasi tamu yang bertujuan berekreasi. Sebagai fasilitas
pendukung aktivitas rekreasi, hotek seperti ini dilengkapi dengan
berbagai fasilitas untuk bersantai dan relaksasi baik itu unutk krgiatan
outdoor ataupun indoor.
c. Country Hotel

Universitas Sumatera Utara

Merupakan hotel khusus bagi tamu antar negara. Hotel seperti ini
sangant memerlukan privasi dan kemanan yang sangat tinggi. Biasanya
lokasi hotel tersebut berada di pusat kota agar dekat dengan pusat
pemerintahan suatu negara, atau berada jauh dari pusat kota tetapi
lokasi tersebut mempunyai nilai lebih seperti pemandangan yang indah
sehingga tamu daapt beristirahat dengan nyaman.
d. Sport Hotel
Merupakan hotel yang fasilitasnya ditujukan terutama untuk melayani
tamu yang bertujuan untuk berolahraga. Untuk fasilitas sport hotel
hampir sama dengan fasilitas pleasure hotel, hanya saja untuk fasilitas
olah raga lebih ditonjolkan, tidak hanya sekedar fasilitas olah raga
untuk berekreasi TELfasilitas untuk berekreasi juga tetap diadakan
karena tidak semua tamu yang menginap di hotel tersebut merupakan
kalangan penggemar olah raga saja tetapi juga merupakan masyarakat
biasa.

4. Sistem bintang
Semakin banyak jumlah bintang suato hotel, pelayanan yang dituntut
semakin banyak dan baik. Klasifikasi hotel berdasarkan sistem bintang,
yaitu:


Hotel bintang satu (*)



Hotel bintang dua (**)



Hotel bintang tiga (***)



Hotel bintang empat (****)



Hotel bintang lima (*****)
Khusus untuk hotel bintang lima, terdapat tingkatan yaitu Palm, Bronze,
Diamond.

5. Lama Tamu menginap
a. Transit Hotel
Hotel dengan waktu inap tiak lama (harian). Fasilitas yang dapat
mendukung hotel seperti ini adalah layanan pada tamu dalam waktu
singkat seperti laundry, restoran, dan agen perjalanan.

Universitas Sumatera Utara

b. Semiresidential Hotel
Hotel dengan rata-rata waktu inap tamu cukup lama (mingguan).
Fasilitas hotel seperti ini perlu dilengkapi dengan fasilitas yang lebih
bervariasi, tidak membosankan, dan untuk waktu yang relatif lebih lama,
seperti fasilitas kebugaran (spa, jogging track, tenis, kolam renang,dll),
dan fasilitas rekreasi (restoran, cafe, taman bermain,dll).
c. Residential Hotel
Hotel dengan waktu kunjungan tamu yangtergolong lama (bulanan).
Hotel seperti ini mengedepankan rasa nyaman dan keamanan pada tamu
hotel. Fasilitas yang disediakan biasanya fasilitas yang dibutuhkan
sehari-hari seperti supermaket atau perbelanjaan, fasilitas kebugaran,
(spa, jogging track, tenis, kolam renang,dll), fasilitas rekresi (taman
bermain, restoran, cafe, dll). Maka dari itu perletakan hotel yang seperti
ini biasanya digabungkan atau join dengan tempat perbelanjaan atau
supermaket agar saling dapat memberikan keuntungan, layanan dan
sebagai daya tarik pengunjung.

6. Aktifitas Tmau Hotel
a. City Hotel
Hotel yang terletak di pusat kota dan biasanya menampung tamu yang
bertujuan bisnis atau dinas. Sasaran konsumen dari hotel ini adalah
tamu pebisnis atau urusan dinas, lokasi yang dipilh sebaiknya
mendekati kantor-kantor atau area bisnis di kota tersebut.
b. Down Town Hotel
Hotel yang berlokasi di dekat perdagangan dan perbelanjaan. Sasaran
konsumen dari hotel ini adalah pengunjung yang ingin berwisata
belanja ataupun menjalin relasi dagang. Kadang hotel ini dibangun
brgbung dengan suatu fasilits perbelanjaan agar dapat saling
memberikan keuntungan.
c. Suburban Hotel/Motel
Hotel yang berlokasi di pinggir kota. Sasaran konsumen dari hotel ini
adalah tamu yang menginap dengan waktu pendek dan merupakan
fasilitas transit masyarakat yang sedang melakukan perjalanan.
d. Resort Hotel

Universitas Sumatera Utara

Hotel yang dibangun di tempat-tempat wisata. Tujuan pembangunan
hotel ini adalah sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktivitas wasata.

7. Lokasi


City Hotel : hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagian besar
tamu yang menginap melakukan kegiatan bisnis.



Urban Hotel : hotel yang terletak di dekat kota



Suburb Hotel: hotel yang terletak dipinggiran kota



Resort Hotel : hotel yang terletak di daerah wisata, dimana sebagian
besar tamu yang menginap tidak melakukan usaha.

8. Jumlah kamar dan persyaratannya
Berdasarkan jumlah bintang yang disandang, jumlah persyaratan kamar
dan lainnya, yaitu;


Hotel bintang satu (*) : jumlah kamar standar, minimal 15 kamar
dengan kamar mandi di dalam luas kamar standar minimum 20m2.



Hotel bintang dua (**) : jumlah kamar standar, minimal 20 kamar
dengan kamar suite, minimum 1 kamar 1 kamar mandi di dalam luas
standar kamar, minimum 22m2 luas kamar suite, minimum 44m2.



Hotel bintang tiga (***) : jumlah kamar standar, minimal 30 kamar
kamar suite, minimum 2 kamar kamar mandi di dalam luas kamar
standar, minimum 24m2 luas kamar suite, minimum 48m2.



Hotel bintang empat (****) : jumlah kamar standar, minimal 50 kamar
kamar suite, minimum 3 kmaar kamar mandi di dalam luas kamar
standar, minimum 26m2 luas kamar suite, minimum 52m2.

2.5

ELABORASI TEMA
Hotel Ekonomis di Kuala Namu ini menggunakan tema arsitektur hemat

energi, yaitu akomodasi yang menggunakan bangunan dengan teknologi penghematan
energi baik dari segi material, konstruksi dan utilitas.

2.5.1. Pengertian

Universitas Sumatera Utara

Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi
jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan
energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan
energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang
menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya,
serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta
kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya
dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan industri
dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan penghemaan energi.
Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi.
Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita,
sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan
populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan
pembangkit energi atau impor energi. Berkurangnya permintaan energi dapat
memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi.
Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian
penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga
memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumbersumber yang dapat diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan cara paling
ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih
ramah lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi.
Frick, Heinz, dan Suskiyatno, FX. Bambang, 1998, menyebutkan bahwa ekoarsitektur adalah :
1. Holistis, berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai suatu kesatuan,
yang lebih penting dari pada sekedar kumpulan bagianbagian.
2. Memanfatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan) dan
pengalaman lingkungan alam terhadap manusia.
3. Pembangunan sebagai proses dan bukan sebagai kenyataan tertentu yang
statis.
4. Kerja sama antara manusia dengan alam sekitarnya demi keselamatan ke
dua belah pihak.
Dari pendekatam tersebut (Frick, Heinz & Suskiyatno, Fx. Bambang, 1998)
maka dapat dipahami bahwa kehidupan bukan menciptakan lingkungan menurut

Universitas Sumatera Utara

kebutuhannya, kehidupan bukan merupakan faktor penentu, melainkan suatu sistem
keseluruhan, termasuk kehidupan dan lingkungan material.

2.5.2. Interpretasi Tema
Pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010,
tentang kriteria dan sertifikasi bangunan ramah lingkungan, Bab II pasal 4 dijelaskan
bahwa kriteria bangunan ramah lingkungan sebagai berikut:
1. Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan yang antara lain
meliputi:

2.

a.

Material bangunan yang bersertifikat eco-label

b.

Material bangunan lokal.

Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk konservasi sumber daya air dalam
bangunan gedung antara lain:

3.

a.

Mempunyai sistem pemanfaatan air yang dapat dikuantifikasi

b.

Menggunakan sumber air yang memperhatikan konservasi sumber daya air

c.

Mempunyai sistem pemanfaatan air hujan.

Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana konservasi dan diversifikasi energi antara
lain:
a.

menggunakan sumber energi alternatif terbarukan yang rendah emisi gas

rumah kaca.
b.

Menggunakan sistem pencahayaan dan pengkondisian udara buatan yang

hemat energi.
4.

Menggunakan bahan yang bukan bahan perusak ozon dalam bangunan gedung
antara lain:
a.

Refrigeran untuk pendingin udara yang bukan bahan perusak ozon.

b.

Melengkapi bangunan gedung dengan peralatan pemadam kebakaran yang

bukan bahan perusak ozon.
5.

Terdapat fasilitas,sarana, dan prasarana pengelolaan air limbah domestikpada
bangunan gedung antara lain:
a.

Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pengolahan air limbah domestik
pada bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi khusus

b.

Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pemanfaatan kembali air limbah
domestik hasil pengolahan pada bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi
khusus.

Universitas Sumatera Utara

6.

Terdapat fasilitas pemilahan sampah

7.

Memperhatikan aspek kesehatan bagi penghuni bangunan antara lain:

8.

a.

Melakukan pengelolaan sistem sirkulasi udara bersih;

b.

Memaksimalkan penggunaan sinar matahari.

Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana pengelolaan tapak berkelanjutan antara
lain:
a.

Melengkapi bangunan gedung dengan ruang terbuka hijau sebagai taman dan
konservasi hayati, resapan air hujan dan lahan parkir.

b.

Mempertimbangkan variabilitas iklim mikro dan perubahan iklim.

c.

Mempunyai perencanaan pengelolaan bangunan gedung sesuai dengan tata
ruang.

d.
9.

Menjalankan pengelolaan bangunan gedung sesuai dengan perencanaan.

Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk mengantisipasi bencana antara lain:
a.

Mempunyai sistem peringatan dini terhadap bencana dan bencana yang terkait
dengan perubahan iklim seperti: banjir, topan, badai, longsor dan kenaikan
muka air laut.

b.

Menggunakan material bangunan yang tahan terhadap iklim atau cuaca
ekstrim intensitas hujan yang tinggi, kekeringan dan temperatur yang
meningkat.

Keuntungan Tata Ruang Ramah Lingkungan:
Disain tata ruang ramah lingkungan memiliki beberapa keuntungan
diantaranya:
1.

Mengurangi biaya operasi
a.

1)

Efisiensi energi

Disain ruang yang tanggap terhadap cuaca dan memakai teknologi hemat energi
dapat mengurangi pemakaian pemanas dan pendingin sampai 60% serta,
memotong pemakaian cahaya hingga 50% pada bangunan.

2)

Pengembalian break evan point untuk bangunan yang menerapkan sustainable
building lebih cepat dan lebih tinggi daripada bangunan yang tidak menerapkan
konsep pembangunan berkelanjutan sustainable building.

3)

Partisipasi masyarakat dengan menerapkan program penghematan pemakaian
listrik secara menyeluruh dapat menghemat jutaan watt listrik dan mengurangi
tagihan listrik nasional pertahun.

Universitas Sumatera Utara

b.

Efisiensi air
Disain ruang yang tepat akan meminimalkan penggunaan air yang

berlebih.
c.

Pengurangan sampah konstruksi

1) Sampah konstruksi dan demolisi adalah 35-40% dari sampah padat municipal.
2) Daur ulang sampah konstruksi dan demolisi dapat memberikan penghematan yang
berarti. Perluasan lahan konstruksi bukan hanya dengan cara menguruk lahan tapi
bisa juga dengan cara waste hauling dan tipping fest.
3)

Daur ulang menciptakan pekerjaan. Merubah material-material sisa ini menjadi
local processors jauh lebih baik dari pada hanya dijadikan bahan untuk menguruk
tanah serta dapat menciptakan peluang-peluang ekonomi yang baru.

2.
a.

Mengurangi biaya pokok.
Rehabilitasi bangunan yang sudah ada dapat mengurangi biaya infra struktur dan
material.

b. Disain yang terintegrasi dapat menghemat biaya sehingga biaya-biaya tersebut
dapat dialihkan untuk kebutuhan yang lain.
c. Gedung yang hemat energi dapat mengurangi kebutuhan peralatan, pengurangan
pemakaian peralatan seperti chiller atau insulasi seperti penahan panas.
d. Dengan mempergunakan pervious paving dan strategi runoff prevantion dapat
mengurangi ukuran dan biaya dari struktur management stormwater .
3.

Mengekspansi jangka waktu untuk mendapatkan keuntungan infestasi
Saat ini melalui analisa biaya life cycle building dapat dilihat nilai bersih
sebuah design sebagai infestasi. Tujuan utama ialah untuk mencapai performance
lingkungan yang paling baik dan paling efektif dalam biaya, jika memungkinkan
hingga melewati dari masa perkiraan proyek tersebut. Dalam perputaran hidup
sebuah bangunan 2% kurang lebih dari biaya keseluruhan life cycle adalah untuk
biaya bangunan, 6% biaya operasi dan maintenance dan 92% adalah biaya
personel.
Banyak penilaian bangunan (green building) memakai perkiraan ekonomi
jangka panjang yang baik jika nilai pertama dikurangkan dari semua simpanan
(saving) untuk masa depan, dan simpanan tersebut dikalkulasi dengan nilai (rate)
pasar kapitalis (market capitalization).

Universitas Sumatera Utara

Dengan kata lain banyak bangunan (green building) dinilai sebagai
investasi yang nilainya akan bertambah sejalan dengan waktu, bahkan lebih dari
nilai pasar.
Pengeluaran awal yang terlalu irit biasanya akan menghasilkan bangunan
dengan pembiayaan yang lebih tinggi sepanjang life cycle dari bangunan tersebut.
4.

Meningkatkan produktifitas dan kesehatan manusia

a. Dengan meningkatkan lingkungan dalam ruang maka dapat meningkatkan
produktifitas pegawai sehingga 16%.
b. Pegawai yang bekerja di lingkungan dalam ruang yang sehat cenderung kurang
melakukan absen dan mau bekerja lebih lama.
c. US Environmental Protecion Agency menilai bahwa polusi udara di dalam
ruangan termasuk dalam lima tertinggi factor yang membahayakan kesehatan.
Sepertiga dari bangunan-bangunan ditemukan mempunyai kondisi ruang dalam
yang jelek.
d. Sindrome “bangunan sakit” dan penyakit yang disebabkan oleh kondisi bangunan
diperkitakan memakan biaya perobatan jutaan rupiah per tahun dan hilangnya
jumlah produktifitas pekerja.
e. Keuntungan bagi penyewa bangunan green building selain secara keseluruhan
mendapatkan kualitas lingkungan yang baik, lingkungan kerja yang baik,
kurangnya kecenderungan absen pegawai, moral pegawai yang lebih baik, tapi
juga menjadi “terpandang” di mata komunitas lain.
f.

Memastikan kondisi ruang dalam yang sehat dapat mengurangi asuransi, biaya
operasional dan resiko bahaya.

Konsep dasar bangunan ekologis adalah bangunan dengan ciri sebagai
berikut:
1. Bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi dengan baik dengan memperhatikan
kekhasan aktivitas manusia pemakaiannya serta potensi lingkungan sekitarnya
dalam membentuk citra bngunan
2. Memanfaatkan sumber daya alam terbaru yang terdapat di sekitar kawasan
perencanaan untuk sistem bangunan, baik yang berkaitan dengan material
bangunan maupun untuk utilitas bangunan (sumber energi, penyediaan air).
3. Sistem bangunan bentuk yang mudah sehingga dapat dikerjakan dan dipelihara
oleh tenaga kerja setempat.

Universitas Sumatera Utara

4. Bangunan yang sehat, artinya yang tidak memberi dampak negatif bagi kesehatan
manusia dalam proses, pengoperasian/purna huni, maupun saat pembongkaran. Di
dalamnya juga termasuk lokasi yang sehat, bahan yang sehat, bentuk yang sehat,
bahan yang sehat, bentuk yang sehat dan suasana yang sehat.

Adapun arahan perencanaan bangunan ekologis adalah:

perlindungan

terhadap panas matahari, pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alamiah siang hari,
pemanfataan angin untuk pengkondisian udara alamiah, dan antisipasi terhadap curah
hujan/kelembaban

2.5.3. Keterkaitan Tema dengan Judul
Dengan menggunakan tema arsitektur hemat energi, proyek hotel Ekonomis di
Kuala Namu dapat meningkatkan inovasi arsitektur yang ramah lingkungan di
kawasan Kuala namu dan dapat menarik peminat usaha penginapan lainnya yang
ingin membangun penginapan dengan inovasi-inovasi lainnya, sehingga dengan
adanya persaingan usaha ini dapat meningkatkan perkembangan urban kawasan Kuala
Namu.
Bangunan, termasuk di dalamna bangunan hotel, menggunakan 50% energi
secara umum atau 70% listrik dari total konsumsi di Indonesia, menjadikannya
sebagai pengguna energi terbesar bahkan melebihi sektor industri dan transportasi.
Besarnya energi pada bangunan ini berkontribusi terhadap tingginya biaya
operasional bangunan (sebesar 25-30%), selain kontribusi yang cukup besar terhadap
emisi gas rumah kaca dan pemanasan global. Sehingga penghematan energi menjadi
salah satu solusi cerdas untuk diaplikasikan pada bangunan, terutama pada bangunan
hotel.
2.5.4. Penerapan Tema dalam Rancangan
Penerapan teknologi hemat energi dalam Rancangan Hotel ini menggunakan
panel surya sebagai sumber listrik, penyarigan air hujan untuk dapat digunakan
kembali, bukaan dalam bangunan sebagai penerangan alami bangunan untuk
mengurangi penggunaan lampu penerangan, serta menggunakan penggunaan AC
hanya di ruangan kamar dan kantor, ruangan lain seperti ruang makan, ruang bersantai
dan berkumpul dikonsepkan dengan ruangan yang memiliki banyak bukaan dan area
hijau untuk meminimkan panas dan menggunakan penghawaan alami serta

Universitas Sumatera Utara

penggunaan ruangan rooftop, sehingga dapat menurunkan tingginya kebutuhan listrik
dan air.

2.5.5. Studi Banding Arsitektur dengan Tema Sejenis
Penggunaan teknologi hemat energi yang diaplikasikan ke bangunan seperti
pada hotel H2Hotel di USA dengan data sebagai berikut:


Fasilitas dan Layanan
100 % hotel bebas rokok
Meja resepsionis 24 jam
24 jam gym
Bar
Persewaan sepeda terdekat
Pusat bisnis
AC sentral
Wifi gratis
Golf terdekat
Penyimpanan barang
Staf multi-bahasa
Kolam renang luar ruangan
Binatang peliharaan ( biaya dikenakan )
Restoran
Ruang pelayanan
Layanan Parkir sendiri ( biaya dikenakan )
daerah perbelanjaan di dekatnya
Perawatan spa ( atas permintaan )
Parkir valet ( biaya dikenakan )
Layanan bangunan

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.13 Tampak Hotel H2Hotel
Sumber: Internet

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.14 Suasana Hotel H2Hotel
Sumber: Internet

Hotel dengan desain arsitektur Italia dan Perancis memiliki fitur tradisi
arsitektur homegrown h2hotel yang modern di pusat kota Healdsburg. H2hotel
didesain oleh arsitek dari San Fransisco, David Baker, berada di pusat kota metropolis
Healdsburg. Kamar terang dan cerah, dilengkapi seperti apartemen kecil, dan layanan
sepeda-share tersedia, ada parkir sepeda di lantai dasar juga dan dapat bikendarai

Universitas Sumatera Utara

sendiri. Difasilitasi restoran Spoonbar, menyajikan masakan Mediterania dan highend koktail, dan lokasi tepat di tengah kota, menawarkan akses mudah ke sejumlah
restoran, serta Hotel Healdsburg. Memiliki kriteria Hotel dengan 36 Kamar dan
suasana sekitar tenang.
Teknologi hemat energi yang diaplikasikan pada hotel ini adalah
denganmenggunakan panel surya sebagai sumber listrik, serta penyarigan air hujan
untuk dapat digunakan kembali, sehingga dapat menurunkan tingginya kebutuhan
listrik dan air.

Universitas Sumatera Utara