BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD Gugus Gunandar Kabupaten Blor

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Model Pembelajaran Problem Based Learning

  2.1.1.1 Hakikat Model Pembelajaran Problem Based Learning

  Model Pembelajaran Problem Based Learning melibatkan siswa memecahkan masalah dengan menggabungkan konsep dan pengetahuan. Menurut Hosnan (2014: 295) Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah autentik sehingga siswa bisa merangkai pengetahuan, dan mengembangkan keterampilannya sendiri. Menurut Wardani (2010: 27) pembelajaran berbasis masalah menyajikan masalah autentik dan bermakna sehingga siswa dapat melakukan penyelidikan dan menemukan sendiri. Komalasari (2010:58-59) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah menggunakan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari adalah cara membuat siswa berpikir kritis, mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah dan mendapatkan pengetahuan dari mata pelajaran.

  Berdasarkan pendapat beberapa ahli disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebuah model yang diawali dengan pemberian masalah dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dilatih memecahkan masalah dengan menemukan sendiri solusinya.

  2.1.1.2 Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning

  Model pembelajaran Problem Based Learning memiliki karakteristik dasar yaitu adanya masalah, siswa memperdalam pengetahuan untuk memecahkan masalah. Masalah sebagai fokus pembelajaran diselesaikan siswa melalui kerja kelompok. Menurut Tan dan Amir (2010:22) karakteristik model pembelajaran

  

Problem Based Learning : masalah digunakan sebagai awal pembelajaran;

  mengutamakan belajar mandiri; memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi; pembelajaran kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Menurut Putra (2013: 72) Problem Based Learning memiliki karakteristik: belajar dimulai kecil; mendemonstrasikan hasil pemecahan masalah. Arends dalam Trianto tr(2014: 42) mengemukakan karakteristik Problem Based Learning: masalah sebagai perangsang; masalah dipilih karena solusinya menuntut siswa untuk menggali banyak subyek; menjelaskan dan mempresentasikan solusi; kolaborasi antar siswa secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.

  Dari beberapa pendapat ahli disimpulkan karakteristik model pembelajaran

  

Problem Based Learning yaitu: masalah adalah perangsang awal untuk memulai

  proses pembelajaran; masalah yang digunakan berkaitanan dengan dunia nyata; mengutamakan belajar mandiri sehingga siswa membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar; belajar dalam kelompok kecil dan memanfaatkan sumber belajar yang bervariasi; pembelajaran komunikatif, kolaboratif, dan kooperatif.

2.1.1.3 Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning

  Menurut Hosnan (2014: 301) sintaks model pembelajaran Problem Based

  Learning

  yaitu: “orientasi siswa pada masalah; mengorganisasi siswa untuk belajar; penyelidikan individual dan kelompok; mengembangkan dan menyajikan solusi; menganalisis dan mengevaluasi solusi ”. Amir (2010: 24-25) mengemukakan sintaks model pembelajaran Problem Based Learning yaitu: “mengklarifikasi masalah dan konsep; merumuskan masalah; menganalisis masalah; menata gagasan secara sistematis; menentukan tujuan pembelajaran; mencari informasi; menguji informasi baru

  ”. Warsono dan Hariyanto (2013: 149) mengemukakan sintaks pembelaja ran berbasis masalah yaitu :“Identifikasi suatu masalah; mengaitkan masalah dengan dunia siswa; mengorganisasikan pokok bahasan pada masalah; mendefinisikan pengalaman belajar dalam perencanaan penyelesaian masalah; kolaborasi dengan pembentukan kelompok ; mendemonstrasikan hasil pembelajaran ”.

  Berdasarkan pendapat beberapa ahli disimpulkan bahwa sintaks yang akan digunakan dalam penelitian adalah:

  Tabel 1 Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning Sintaks/langkah-langkah Penjelasan

1) Guru menyampaikan tugas / permasalahan, Merumuskan masalah.

  guru menjelaskan informasi / data yang dibutuhkan untuk penyelesaian masalah, guru memberikan motivasi kepada siswa agar bersikap positif dan aktif dalam kegiatan pembelajaran

  2) Guru mengelompokkan siswa secara Mengorganisasikan siswa untuk kegiatan heterogen, guru memberikan lembar belajar. permasalahan kepada setiap kelompok, setiap kelompok dibimbing melakukan diskusi untuk menentukan langkah-langkah penyelesaian masalah.

  3) Siswa dibimbing guru untuk mencari Membimbing penyelidikan individu informasi / data dari berbagai sumber, guru atau kelompok untuk meminta siswa mengumpulkan informasi / pemecahan masalah. data yang telah dicari pada kelompoknya masing-masing, siswa dibimbing untuk menyelesaikan masalah yang telah ditentukan dengan informasi / data yang dimiliki.

  4) Guru membimbing setiap kelopok membuat Membimbing penyelesaian dan laporan berdasarkan lembar permasalahan penyajian hasil dengan informasi / data yang telah dimiliki, pemecahan masalah. guru memilih kelompok secara acak untuk mempresentasikan laporan hasil diskusi kelompok masing-masing

  5) Guru meminta kelompok yang tidak sedang Melakukan analisis dan penilaian hasil melakukan presentasi untuk memberikan pemecahan masalah. tanggapan, guru bersama siswa membahas hasil diskusi setiap kelompok, guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang kurang jelas, guru memberikan apresiasi terhadap hasil presetnasi dari masing-masing kelompok.

2.1.2 Model Pembelajaran Project Based Learning

2.1.2.1 L earning Hakikat Model Pembelajaran Project Based

  kegiatan belajar hanya berorientasi pada tahap penguasaan materi saja, sehingga pemikiran siswa bertahan pada jangka pendek dan tidak memiliki kemampuan memecahkan masalah. Salah satu pembelajaran yang dapat memberikan perubahan adalah Project Based Learning. Menurut Berenfeld dalam Trianto (2014:43) pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang berfokus pada kreativitas, pemecahan masalah, dan interaksi antara siswa. Menurut Gaer dalam Wena (2013 :145) model pembelajaran Project Based Learning adalah pembelajaran yang menjadikan kegiatan siswa menjadi pengalaman menarik dan bermakna. Project based learning menurut Hosnan (2014: 321) adalah pembelajaran yang menekankan pada aktivitas memecahkan masalah dengan ketrampilan pembuatan karya dan memecahkan masalah.

  Berdasarkan pendapat para ahli disimpulkan model pembelajaran Project

  

Based Learning merupakan kegiatan pembelajaran pembuatan proyek dengan

mengutamakan pengalaman memecahkan masalah dan meningkatkan kreativitas.

2.1.2.2 Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning

  Menurut Hosnan (2014: 321) model pembelajaran Project Based

  

Learning memiliki karakteristik: mengambil keputusan sendiri; merancang proses

  dalam mencari solusi; berpikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi, serta berkomunikasi; bertanggung jawab mencari dan mengelola informasi yang dikumpulkan; evaluasi secara terus-menerus selama proyek berlangsung; merefleksikan proses maupun hasil; produk akhir dipresentasikan dan dievaluasi.

  

Buck Institute For Education (BIE) dalam Trianto (2014:49) mengemukakan

  karakteristik pembelajaran proyek: berfokus pada ide dan gagasan siswa, topik relevan dengan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari; mendorong kemandirian siswa mengelola tugas/waktu belajar; siswa mampu membuat strategi; mengembangkan kecakapan belajar untuk memecahkan masalah. Menurut Kosasih (2013: 97) model pembelajaran Project Based Learning memiliki karakteristik: karya terkait Kompetensi Dasar yang dipelajari; siswa melakukan kegiatan secara kolaboratif/perseorangan dengan memanfaatkan pengalaman dan materi pelajaran; penilaian produk.

  Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan karakteristik pembelajaran berbasis proyek: kegiatan atau karya; ide-ide untuk membuat karya, belajar mandiri dan bekerja sama dalam kelompok untuk membuat produk dengan memanfaatkan pengalaman dan materi pelajaran. Produk yang dihasilkan mencakup aspek kognitif, prikomotor dan afektif.

2.1.2.3 Sintaks Model Pembelajaran Project Based Learning

  Sintaks model pembelajaran Project Based Learning menurut Sani ( 2013: 226-227):

  “Menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi yang harus dimiliki siswa dan materi ajar yang harus dikuasai; membentuk kelompok dan mengidentifikasi permasalahan terkait tujuan pembelajaran/materi pembelajaran; membuat rancangan karya untuk menjawab pertanyaan; mengerjakan proyek dan memahami konsep terkait materi ajar; menampilkan proyek yang telah dibuat.

  ” Sintaks model pembelajaran Project Based Learning menurut Warsono dan Hariyanto (2013: 158) “timbulnya masalah dari siswa; memunculkan proyek sebagai alternatif pemecahan masalah; pembelajaran kolaboratif / kooperatif untuk menyelesaikan proyek; hasil pemikiran siswa berupa suatu karya

  .” Sintaks model pembelajaran Project Based Learning menurut Trianto

  (2014: 52-53) : “penentuan pertanyaan mendasar; mendesain perencanaan proyek; menyusun jadwal; menguji hasil; mengevaluasi pengalaman

  .” Dalam penelitian ini menggunakan sintaks berikut :

  Tabel 2 Sintaks Model Pembelajaran Project Based Learning Sintaks/langkah-langkah Penjelasan

  1) proyek Guru menyampaikan proyek yang akan Menentukan yang akan dikerjakan dikerjakan, guru menjelaskan informasi/data yang diperlukan untuk menyelesaikan pembuatan proyek, guru memberikan kegiatan dalam heterogen, guru memberikan lembar tugas penyelesaian proyek berkaitan dengan pembuatan mading kepada setiap kelompok, setiap kelompok diminta berdiskusi mengenai langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam penyelesaian proyek. 3) jadwal Guru membimbing siswa menyusun dan

  Menyusun aktivitas penyelesaian menyesuaikan jadwal penyelesaian proyek proyek sesuai alokasi waktu pelajaran. 4) Guru membimbing siswa secara

  Menyelesaikan proyek sesuai rencana dan berkelompok untuk melakukan kegiatan jadwal bimbingan dan penyelesaian tugas sesuai langkah-langkah pengawasan guru dan rencana yang telah ditentukan sebelumnya, siswa diberi kesempatan siswa mencari informasi / data yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek, siswa mengumpulkan informasi / data yang dicari pada kelompoknya masing-masing, Guru membimbing setiap kelompok untuk menyelesaikan proyek pembuatan mading berdasarkan lembar tugas dengan informasi/data serta bahan yang telah dimiliki oleh masing-masing kelompok. 5) dan Guru membimbing setiap kelompok untuk

  Menyusun melakukan presentasi menyusun dan mempersiapkan hasil hasil penyelesaian majalah dinding, guru memilih kelompok proyek secara acak untuk mempresentasikan hasil pembuatan majalah dinding. 6) evaluasi Guru meminta kelompok yang tidak sedang

  Melakukan pengalaman belajar dan presentasi untuk memberikan tanggapan hasil penyelesaian terhadap hasil karya kelompok lain, guru proyek dan siswa bersama-sama membahas hasil karya majalah dinding yang telah dipresentasikan kelompok, guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya terhadap hasil poryek majalah dinding kelompok lain, guru memberi saran terhadap hasil karya majalah dinding dari masing-masing kelompok.

2.1.3 Hasil Belajar Matematika

  2.1.3.1 Pembelajaran Matematika

  Matematika menurut Susanto (2013:183) merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol. Ruseffendi dalam Heruman (2013: 1) mengemukakan matematika merupakan bahasa simbol, ilmu dengan pola teratur dan terstruktur.

  Menurut Ali Hamzah dan Muhlisrarini (2014: 49) matematika adalah ilmu logika mengenai bentuk, susunan besaran, dan konsep-konsep hubungan lain. Dari pendapat beberapa ahli, disimpulkan matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang berisi simbol-simbol dan menuntut siswa berfikir secara logis menyelesaikan masalah berkaitan dengan bilangan.

  2.1.3.2 Hakikat Hasil Belajar

  Hasil belajar adalah ukuran untuk mengetahui penguasaan materi yang sudah diajarkan. Indikator untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dengan melakukan pengukuran hasil belajar.

  Hasil belajar menurut Susanto (2013: 5) adalah perubahan yang terjadi pada siswa, dalam aspek kognitif, afektif,dan psikomotor. Perubahan diperoleh selama siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.

  Hasil belajar menurut Purwanto (2008 :54) perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan pendidikan. Perubahan terjadi pada siswa dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil belajar menurut Gagne dalam Suprihatiningrum (2013: 37) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa dari belajar. Hasil belajar menurut Supratiknya (2012: 5) merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswa.

  Dari pendapat para ahli disimpulkan hasil belajar adalah perubahan yang terjadi secara menyeluruh pada siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar digunakan dalam mengetahui tingkat keberhasilan siswa. Pada penelitian ini aspek yang akan diteliti adalah hasil belajar aspek

2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

  Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Susanto (2013:15-18): 1) kecerdasan yaitu kemampuan siswa berfikir yang mempengaruhi cepat dan lambatnya memecahkan masalah. Alfared Binnet dalam Susanto (2013: 15) membagi kecerdasan dalam 3 aspek kemampuan, yaitu: (a) kemampuan yang digunakan untuk memusatkan pada masalah yang akan diselesaikan; (b) kemampuan untuk menyesuikan diri pada masalah yang dihadapi; (c) kemampuan untuk mengkritik terhadap dirinya sendiri dan masalah yang sedang dihadapi; 2) Kesiapan atau kematangan yaitu tingkat perkembangan siswa. Tingkat kematangan siswa berkaitan dengan minat belajar, jika tingkat kematangan tinggi maka minat juga akan bertambah; 3) Bakat, menurut Susanto (2013:16) bakat yaitu kemampuan untuk mencapai keberhasilan. 4) Kemauan belajar yaitu pendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajar; 5) Minat yaitu keinginan yang tinggi terhadaap sesuatu. Jika siswa mempunyai minat belajar yang tinggi maka siswa akan memberikan perhatiannya terhadap apa yang sedang dipelajari; 6) model penyajian materi pelajaran, model yang digunakan dalam pembelajaran harus menarik, sehingga siswa tidak akan mudah bosan; 7) Pribadi dan sikap guru, guru harus selalu memberikan contoh yang baik. Jika kepribadian dan sikap guru aktif dan kreatif, maka siswa akan menirukan; 8) Suasana pengajaran, pembelajaran menyenangkan dan menumbuhkan suasana aktif dapat memberikan nilai lebih dalam pembelajaran; 9) Kompetensi guru, kemampuan guru merupakan kunci untuk mendorong siswa meningkatkan hasil belajarnya; 10) Masyarakat, kepribadian siswa juga dipengaruhi oleh masyarakat disekitarnya.

  Menurut Sabri (2007: 45) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor kemampuan siswa, faktor motivasi belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, faktor psikis dan faktor fisik. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh diri sendiri dan lingkungan sekitar. Faktor diri sendiri merupakan hal penting karena dapat dirasakan dan disadari dan memberikan perubahan. Sedangkan faktor

  Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dari siswa meliputi kecerdasan siswa, minat dan bakat siswa, motivasi belajar, dan kondisi fisik serta kesehatan siswa, dan faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.

  2.1.3.4 Aspek-Aspek Hasil Belajar

  Sudijono (2008: 49) membagi hasil belajar menjadi 3 ranah, yaitu: ranah kognitif mencakup kegiatan mental (otak) dengan 6 jenjang proses berpikir yaitu pengetahuan hafalan/ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai, dengan 5 jenjang yaitu penerimaan, penanggapan, penghargaan, pengorganisasian, dan penjatidirian. Ranah psikomotor yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar.

  Menurut Hamalik (2003:160) aspek hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Susanto (2013: 6) aspek hasil belajar meliputi pemahaman konsep (kognitif), keterampilan proses (psikomotorik), dan sikap siswa (afektif). Cakupan kemampuan hasil belajar menurut Suprijono (2011: 6): Domain kognitif yaitu hasil belajar meliputi daya ingat, pemahaman, menentukan hubungan, merencanakan, dan menilai. Domain afektif berhubungan dengan sikap siswa dalam menerima, dan memberikan respon. Domain psikomotorik mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, dan intelektual.

  Berdasarkan pendapat beberapa ahli disimpulkan aspek hasil belajar yaitu mencakup 3 ranah: ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik.

  2.1.3.5 Pengukuran Hasil Belajar

  Hasil belajar aspek kognitif diukur dengan teknik tes, aspek sikap dan psikomotor diukur dengan teknik non tes. Tes merupakan kumpulan pertanyaan yang harus dijawab, pernyataan-

  Menurut Purwati, dkk (2008:1-5) tes adalah tugas yang harus dikerjakan / sejumlah pertanyaan yang harus dijawab untuk mengukur pemahaman terhadap materi dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

  Menurut Purwanti, dkk (2008: 4-5) tes berdasarkan bentuk jawabannya: a) Tes esai yaitu mengemukakan jawaban dalam bentuk tulisan berupa gagasan apa yang telah dipelajari; b) Tes jawaban pendek yaitu memberikan jawaban pendek, dalam bentuk rangkaian kata-kata lepas maupun angka-angka; c) Tes objektif / pilihan ganda yaitu keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes telah tersedia.

  Teknik non tes digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah afektif dan psikomotor. Ada beberapa macam teknik non tes menurut Purwanti (2008: 3-19 ): a) Observasi berkaitan dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar; b) Wawancara adalah cara memperoleh informasi lisan dan spontan, tentang wawasan, pandangan atau aspek kepribadian; c) Angket merupakan teknik memperoleh informasi berupa data deskriptif; d) Analisa sampel hasilnya berupa informasi mengenai kesalahan/jawaban benar; e) Analisis tugas digunakan untuk menentukan komponen utama dari tugas; f) Checklists dilakukan untuk mengumpulkan informasi dalam bentuk semi terstruktur, yang sulit dilakukan dengan teknik lain dan data yang dihasilkan bisa kuantitatif ataupun kualitatif, tergantung format yang dipergunakan; g) Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya siswa untuk mengetahui minat dan prestasi siswa; h) Komposisi dan presentasi, siswa menulis dan menyajikan karyanya; i) Proyek Individu dan kelompok.

  Pada penelitian ini, tes pilihan ganda dinilai tepat digunakan karena dapat mengukur hasil belajar kognitif pada tingkatan sederhana yaitu ingatan, pemahaman dan penerapan.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

  Penelitian ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Safitri

  Ngatiatun, Riyadi, dan Usada (2013) pembelajaran Problem Based Learning lebih baik dari pada menggunakan model pembelajaran konvensional.

  Penelitian yang dilakukan oleh Kd. Inten Nathalia, dkk (2015) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional, yang ditunjukkan oleh hasil uji F(A) hitung = 7,13 > Ftabel (α=0,05). Hasil penelitian disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari kemampuan penalaran operasional konkret siswa kelas IV SD Gugus

  III Kabupaten Klungkung Penelitian yang dilakukan oleh Pradnyana, P.B., Marhaeni, A.A.I.N.,

  Candiasa, I Made (2013) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dilihat dari (F = 15,438 dan Sig.= 0,000; p < 0,05).

2.3 Kerangka Pikir

  Kerangka pikir disusun berdasarkan variabel yang dipakai dalam penelitian yaitu model pembelajaran problem based learning, model pembelajaran

  project based learning dan hasil belajar matematika.

  Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dituntut dapat memecahkan masalah dengan menemukan sendiri solusinya.

  Sedangkan model pembelajaran Project Based Learning merupakan pembelajaran yang menghasilkan sebuah proyek dengan mengutamakan pengalaman dalam memecahkan masalah yang sesuai dengan keadaan lingkungan untuk meningkatkan kreativitas siswa.

  Kedua model pembelajaran diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar

  Kelas Kontrol Kelompok kontrol diberikan treatment menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

  Kelas Eksperimen

Pretest KD Menjelaskan dan

  menentukan keliling dan luas persegi, persegi panjang dan segitiga serta hubungan pangkat dua dengan akar pangkat dua.

  Soal Posttest KD Menyelesaikan masalah berkaitan dengan keliling dan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga termasuk melibatkan pangkat dua dengan akar pangkat

Kempuan

awal kedua

kelompok

  

Uji beda rata-rata hasil posttest apakah ada perbedaan yang

signifikansi antara penggunaan model pembelajaran

Problem Based Learning dan Project Based Learning Kelompok eksperimen diberikan treatment menggunakan model pembelajaran Project Based Learning

2.4 Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka pikir dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu diduga terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan model Problem Based Learning dan model pembelajaran Project Based Learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD Gugus Gunandar Kabupaten Blora Semester II tahun pelajaran 2017 / 2018.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Tematik Terpadu Melalui PI-MTPS Kelas IV SD Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 20

27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

0 0 6

33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

0 2 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Tematik Terpadu Melalui PI-MTPS Kelas IV SD Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Tematik Terpadu Melalui PI-MTPS Kelas IV SD Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 91

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Video untuk Meningkatkan Hasil Belajar Muatan IPA Di Kelas 4 SD Negeri Mangunsari 01 Semester II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Video untuk Meningkatkan Hasil Belajar Muatan IPA Di Kelas 4 SD Negeri Mangunsari 01 Semester II

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Video untuk Meningkatkan Hasil Belajar Muatan IPA Di Kelas 4 SD Negeri Mangunsari 01 Semester II

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Video untuk Meningkatkan Hasil Belajar Muatan IPA Di Kelas 4 SD Negeri Mangunsari 01 Semester II

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Video untuk Meningkatkan Hasil Belajar Muatan IPA Di Kelas 4 SD Negeri Mangunsari 01 Semester II

0 3 103