BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Diabetes Mellitus 2.1.1. Pengertian Diabetes Mellitus - Gambaran Pola Makan dan Dukungan Keluarga Penderita Diabetes Melitus yang Menjalani Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Diabetes Mellitus
2.1.1. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadarglukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan koleh kelenjar pankreassangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah yaitu untuk orangnormal (non diabetes) waktu puasa antara 60-120 mg/dL dan dua jam sesudah makandibawah 140 mg/dL. Bila terjadi gangguan pada kerja insulin, keseimbangan tersebutakan terganggu sehingga kadar glukosa darah cenderung naik. Gejala bagi penderitaDiabetes Mellitus adalah dengan keluhan banyak minum (polidipsi), banyak makan (poliphagia), banyak buang air kecil (poliuri), badan lemas serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, kadar gula darah pada waktu puasa
≥ 126 mg/dL dan kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL (Badawi, 2009).
2.1.2. Penyebab Diabetes Mellitus
Orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya Diabetes Mellitus adalah :
1. Usia diatas 45 tahun Pada orang-orang yang berumur fungsi organ tubuh semakin menurun, hal ini diakibatkan aktivitas sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin menjadi berkurang dan sensitifitas sel-sel jaringan menurun sehingga tidak menerima insulin.
6
2. Obesitas atau kegemukan Pada orang gemuk aktivitas jaringan lemak dan otot menurun sehingga dapat memicu munculnya Diabetes Mellitus.
3. Pola makan Pola yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat perkotaan. Pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat menjadi penyebab Diabetes Mellitus, misalnya makanan gorengan yang mengandung nilai gizi yang minim.
4. Riwayat Diabetes Mellitus pada keluarga Sekitar 15-20 % penderita NIDDM (Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus) mempunyai riwayat keluarga Diabetes Mellitus, sedangkan IDDM (Insulin Dependen Diabetes Mellitus) sebanyak 57 % berasal dari keluarga Diabetes Mellitus.
5. Kurangnya berolahraga atau beraktivitas Olahraga dapat dilakukan 3-5 kali seminggu, kurang berolahraga dapat menurunkan sensitifitas sel terhadap insulin dapat menurun sehingga dapat mengakibatkan penumpukan lemak dalam tubuh yang dapat menyebabkan Diabetes Mellitus (Waspadji, 2002).
2.1.3. Tipe Diabetes Mellitus 1. Diabetes Mellitus Tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus).
Penyebab utama Diabetes Mellitus Tipe I adalah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses penyerapan makanan. Fungsi utama hormone insulin dalam menurunkan kadar glukosa secara alami dengan cara : a. Meningkatkan jumlah gula yang disipan didalam hati.
b. Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula.
c. Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.
Jika insulin berkurang, kadar gula didalam darah akan meningkat. Gula dalam darah berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga. Disinilah fungsi hormone insulin sebagai “stabilizer” alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormone insulin ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan hormone insulin pada sel-sel darah maka potensi terjadinya Diabetes Mellitus sangat besar sekali.
2. Diabetes Mellitus Tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Jika pada Diabetes Mellitus Tipe I penyebab utamanya adalah dari malfungsi kelenjar pankreas, maka pada Diabetes Mellitus Tipe II, gangguan utama justru terjadi pada volume reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini produktivitas hormone insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin. Dibawah ini terdapat beberapa fakor-faktor yang memiliki peranan penting terjadinya hal tersebut : a. Obesitas.
b. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat.
c. Kurang gerak badan (olahraga).
d. Faktor keturunan.
Diabetes Mellitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala- gejala yang timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan menjerumuskan kedalam komplikasi yang lebih fatal. Jika berlangsung menahun kondisi penderita Diabetes Mellitus berpeluang besar menjadi ketoasidosis ataupun hipoglikemia (Soegondo, 2004)..
2.1.4. Patofisiologi Diabetes Mellitus
Pengelolaan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian kelambung dan selanjutnya ke usus. Didalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar makanan karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk kedalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan bakar, makanan itu harus masuk dulu kedalam sel supaya dapat diolah yang akhirnya adalah timbulnya energi yang disebut dengan proses metabolisme. Dalam proses metabolisme itu insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa kedalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta dipankreas.
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, kemudian didalam sel glukosa itu dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak aktif glukosa tidak dapat masuk kedalam dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah yang artinya kadarnya didalam meneingkat. Dalam keadaan seperti itu badan akan menjadi lemah tidak ada sumber energi didalam sel. Pada keadaan tadi jumlah kuncinya yang kurang, meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga akan kekurangn bahan bakar (glukosa) dan glukosa didalam pembuluh darah meningkat (Waspadji, 2002).
2.1.5. Komplikasi dari Diabetes Mellitus
1. Impoten atau disfungsi ereksi dan kesemutan dikaki penderita, mampu merusak jaringan saraf dan pembuluh darah baik pada kemaluan maupun kaki, sehingga dapat menyebabkan impoten dan kesemutan.
2. Kerusakan ginjal.
3. Ganggren (infeksi berat pada kaki hingga membusuk).
4. Kebutaan.
5. Serangan stroke.
6. Serangan jantung koroner.
7. Kematian mendadak.
2.1.6.Pengobatan
1. Obat Hipoglikemik Oral Obat hipoglikemik peroral biasanya diberikan kepada penderita Diabetes Mellitus tipe II jika diet dan olahraga gagal menurunkan kadar glukosa. Obat ini kadang biasa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian. Jika obat hipoglikemik per-oral tidak dapat mengontrol kadar glukosa dengan baik maka penderita akan memerlukan suntikan insulin.
2. Terapi Insulin Pada penderita Diabetes Mellitus tipe I, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus disuntikkan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan. Insulin disuntikkan dibawah kulit kedalam lapisan lemak, biasanya dilengan atau dipaha. (Ramadhan, 2008).
2.2 Penatalaksanaan Pola Makan Penderita Diabetes Mellitus
Pola makan adalah pola makan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Makanan yang seimbang adalah makanan yang tidak mementingkan salah satu zat gizi tertentu dan dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan (Ramadhan, 2008).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian pola makan dapat diartikan sebagai suatu cara untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (Depdiknas, 2001).
Pengaturan makan merupakan pilar utama dalam pengelolaan Diabetes Mellitus, namun penderita Diabetes Mellitus sering memperoleh sumber informasi yang kurang tepat yang dapat merugikan penderita tersebut seperti penderita tidak lagi menikmati makanan kesukaan mereka, sebenarnya anjuran makan pada penderita Diabetes Mellitus sama dengan anjuran makan sehat umumnya yaitu makan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing penderita Diabetes Mellitus (Badawi, 2009). Pengaturan diet pada penderita Diabetes Melitus merupakan pengobatan yang utama pada penatalaksanaan Diabetes Mellitus .
.
2.2.1. Jumlah Makanan
Syarat kebutuhan kalori untuk penderita Diabetes Mellitus harus sesuai untuk mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal.
Komposisi energi adalah 60-70 % dari karbohidrat, 10-15 % dari protein, 20-25 % dari lemak. Makanlah aneka ragam makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun serta zat pengatur.
a. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan protein yang bersumber dari nasi serta penggantinya seperti : roti, mie, kentang, dan lainlain.
b. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral.
Makanan sumber zat pembangun seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu, keju, dan lain-lain.
c. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat pengatur antara lain : sayuran dan buah-buahan.
Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita Diabetes Mellitus menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak :
Tabel 2.1 Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak Jenis Diet Energi (Kkal) Karbohidrat (gr) Protein (g) Lemak (g)I 1100 172
43
30 II 1300 192
45
35 III 1500 235 51,5 36,5
IV 1700 275 55,5 36,5 V 1900 299
60
48 VI 2100 319
62
53 VII 2300 369
73
59 VIII 2500 396
80
62 Sumber : Almatsier, 2006
Keterangan : - Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.
- Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa komplikasi.
- Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja (juvenile diabetes) atau diabetes dengan komplikasi.
2.2.2 Jenis Bahan Makanan
Banyak yang beranggapan bahwa penderita Diabetes Mellitus harus makan makanan khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena tujuan utamanya adalah menjaga kadar glukosa darah pada batas normal. Untuk itu sangat penting bagi kita terutama penderita Diabetes Mellitus untuk mengetahui efek dari makanan pada glukosa darah. Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus adalah makanan yang kaya serat seperti sayur-mayur dan buah-buahan segar. Yang terpenting adalah jangan terlalu mengurangi jumlah makanan karena akan mengakibatkan kadar gula darah yang sangat rendah (hypoglikemia) dan juga jangan terlalu banyak makan makanan yang memperparah penyakit Diabetes Mellitus. Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi bagi penderita Diabetes Mellitus yaitu : 1.
Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus adalah : a.
Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi dan sagu.
b.
Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tampa kulitnya, susu skim, tempe, tehu dan kacang-kacangan. c.
Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, dierbus dan dibakar.
2. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk penderita
Diabetes Mellitus adalah : a.
Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirup, jelly, buah-buahan yang diawetkan, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim, kue-kue manis, dodol, cake dan tarcis.
b.
Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji (fast-food), goreng-gorengan.
c.
Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin, dan makanan yang diawetkan (Almatsier, 2007).
2.2.3 Interval Makan Penderita Diabetes Mellitus
Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah mendadak dan bila berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi Diabetes Mellitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar karena makan disaat lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang teratur yaitu makan pagi, makan siang, makan malam dan snack diantara makan besar dan dilaksanakan dengan interval 3 jam (Waspadji, 2002).
Tabel 2.2. Jadwal Makan Penderita Diabetes Mellitus
Waktu Jadwal Total kalori
Pukul 07.00 Makan pagi 20% Pukul 10.00 Selingan 10% Pukul 13.00 Makan Siang 30% Pukul 16.00 Selingan 10% Pukul 19.00 Makan malam 20% Pukul 21.00 Selingan 10%
Tabel 2.3. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet DM 1900 Kal Waktu Bahan Makanan URT MenuPagi (07.00) Nasi Ayam Telur Tempe Sayuran A Minyak
1 gls
1 btr
2 ptg sdg1 sdm
NasiTelur dadar Oseng-oseng tempe sop oyong
- tomat Pukul 10.00 Buah 1 ptg sdg Pepaya Siang (13.00) Nasi Ikan Tempe Sayuran B Buah Minyak
1 ½ gls
1 ptg sdg 2 ptg sdg1 gls
¼ bh sdg1 sdm
Nasi Pepes ikan Tempe goring Lalap kacang panjang+kol
Nanas Pukul 16.00 Buah 1 bh Pisang Malam (19.00) Nasi Ayam tanpa kulit
Tahu Sayuran B Buah Minyak
1 ½ gls
1 ptg sdg1 bh bs
1 gls
1 ptg sdg1 sdm
Nasi Ayam bakar bb kecap Tahu bacem stup buncis + wortel Pepaya
Sumber : Almatsier, 2006 Keterangan :
- - gls : gelas
- - sdm : sendok makan
- - btr : butir
- - ptg : potong
- - sdg : sedang
Nilai Gizi :
- - Energi : 1912 kkal
- - Protein : 60 g (12,5,% energi total)
- - Lemak : 48 g (22,5 % enegi total)
- - Karbohidrat : 299 g (62,5 % energi total)
- - Kolesterol : 303 mg
- - Serat : 37 g
2.3 Daftar Bahan Makanan Penukar
Untuk mempermudah membuat kombinasi menu, dibawah ini diberi gambaran mengenai beberapa bahan yang dapat mengganti satu bahan, yakni :
1. Golongan I : Sumber Karbohidrat
1 Satuan Penukar = 175 kalori 4 gr protein 40 gr karbohidrat
Tabel 2.4. Makanan Penukar dari Sumber Karbohidrat Bahan Makanan URT Berat (gr)Bihun ½ gls
50 Kentang 2 biji sdg 210 Nasi tim 1 gls 200 Nasi ¾ gls 100 Mie kering 1 gls
50 Mie basah 1 gls 100 Singkong 1 ptg sdg 100 Talas ½ biji sdg 200 Ubi 1 biji sdg 150
2. Golongan II : Sumber Protein Hewani
a. Rendah Lemak
1 Satuan Penukar = 50 kalori 7 gr protein
2 gr lemak
Tabel 2.5. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Rendah Lemak Bahan Makanan URT Berat (gr)Ayam tanpa kulit 1 ptg sdg
40 Daging kerbau 1 ptg sdg
35 Ikan segar 1 ptg sdg
40 Ikan asin 1 ptg sdg
15 Udang segar 5 ekor sdg
25
b. Lemak sedang
1 Satuan Penukar = 75 kalori 7 gr protein 5 gr lemak
Tabel 2.6. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Lemak Sedang Bahan Makanan URT Berat (gr)Daging kambing 1 ptg sdg
40 Daging sapi 1 ptg sdg
35 Bakso 10 bj sdg 170 Hati ayam 1 bh sdg
30 Otak 1 ptg bsr
60 Telur ayam 1 btr
55
c. Tinggi Lemak
1 Satuan Penukar = 150 kalori 7 gr protein 13 gr lemak
Tabel 2.7. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Tinggi Lemak Bahan Makanan URT Berat (gr)Bebek 1 ptg sdg
45 Ayam dengan kulit 1 ptg sdg
55 Daging sapi 1 ptg sdg
50 Sosis ½ ptg sdg
50 Kuning telur ayam 4 btr
45
3. Golongan III : Sumber Protein Nabati
1 Satuan Penukar = 75 kalori 5 gr protein 3 gr lemak 7 gr karbohidrat
Tabel 2.8. Makanan Penukar dari Sumber Protein Nabati Bahan Makanan URT Berat (gr)Kacang hijau 2 sdm
20 Kacang merah segar 2 sdm
20 Kacang tanah 2 sdm
15 Selai kacang tanah 1 sdm
15 Tahu 1 bj bsr 110
4. Golongan IV : Sayuran
a. Sayuran A
Bebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikan, sumbernya dari gambas (oyong), jamur kuping sedang, ketimun, jamur segar, lobak, selada dan tomat.
b. Sayuran B
1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gr) = 25 kalori 1 gr protein 5 gr karbohidrat Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam, labu siam, bit, buncis, brokoli, genjer, jagung muda, kol, wortel, sawi, toge kacang hijau, terong, kangkung, kacang panjang, pare, rebung, pepaya muda.
c. Sayuran C
1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gr) = 50 kalori 3 gr protein 10 gr karbohidrat
Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam merah, daun katuk, daun melinjo, daun pepaya, daun singkong, toge kacang kedele, daun talas, melinjo, nangka muda.
5. Golongan V : Buah dan Gula
Anggur 2 bh sdg 165 Apel 1 bh
85 Belimbing 1 bh bsr 140 Duku 9 bh
80 Durian 2 bj bsr
35 Jeruk manis 2 bh 110 Jambu air 2 bj bsr 110 Jambu biji 1 bh bsr 100 Jambu bol 1 bh bsr
Tabel 2.9. Makanan Penukar dari Sumber Buah dan Gula Bahan Makanan URT Berat (gr)25 Kedondong 2 bh sdg 120 Pisang 1 bh
50 Papaya 1 ptg bsr 110 Kurma 3 bh
15 Melon 1 ptg bsr 190 Nangka masak 3 bj sdg
45 Gula 1 sdm
13 Madu 1 sdm
15
1 Satuan Penukar = 50 kalori 12 gr karbohidrat
90 Kolang-kaling 5 bh sdg
6. Golongan VI : Susu
a. Susu Tanpa Lemak
1 Satuan Penukar = 75 kalori 7 gr protein 10 gr karbohidrat
Tabel 2.10. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tanpa Lemak Bahan Makanan URT Berat (gr)Susu skim cair 1 gls 200 Tepung susu skim 4 sdm
20 Yogurt non fat 2/3 gls 120
b. Susu Rendah Lemak
1 Satuan Penukar = 125 kalori 7 gr protein 6 gr lemak 10 gr karbohidrat
Tabel 2.11. Makanan Penukar dari Sumber Susu Rendah Lemak Bahan Makanan URT Berat (gr)Keju 1 ptg kcl
35 Susu kambing ¾ gls 165 Susu sapi 1 gls 200 Susu kental manis ½ gls 100
c. Susu Tinggi Lemak
1 Satuan Penukar = 150 kalori 7 gr protein 10 gr lemak 10 gr karbohidrat
Tabel 2.12. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tinggi Lemak Bahan Makanan URT Berat (gr)7. Golongan VII : Minyak
5
Sumber bahan makanan tanpa kalori yaitu dari agar-agar, air kaldu, air mineral, cuka, kecap, kopi, teh, gula alternatif seperti aspartame, sakarin.
5
5 Minyak inti kelapa sawit 1 sdt
15 Minyak kelapa 1 sdt
40 Kelapa 1 ptg kcl
5 Santan 1/3 gls
Mentega 1 sdm
Tabel 2.14. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Jenuh Bahan Makanan URT Berat (gr)b. Lemak Jenuh
5 Minyak zaitun 1 sdt
Susu kerbau ½ gls 100 Tepung susu 6 sdm
5 Minyak kacang tanah 1 sdt
5 Minyak kedelai 1 sdt
5 Minyak jagung 1 sdt
5 Minyak bunga matahari 1 sdt
60 Margarin jagung 1 sdt
Alpukat ½ bh sdr
Tabel 2.13. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Tidak Jenuh Bahan Makanan URT Berat (gr)a. Lemak Tidak Jenuh
1 Satuan Penukar = 50 kalori 5 gr lemak
30
8. Golongan VIII : Makanan Tanpa Kalori
Keterangan :
bh = buah gr = gram bj = biji kcl = kecil btg = batang ptg = potong btr = butir sdg = sedang bsr = besar sdm = sendok makan gls = gelas (240 ml) sdt = sendok teh
2.4 Standar Jenis Diet Untuk Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan
Standar jenis diet pada penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan ada 2 (dua) jenis yaitu :
1. Jenis diet Diabetes Mellitus IV (1700 Kalori) Kandungan energi dari jenis diet Diabetes Mellitus IV adalah 1700 kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 275 gram, protein 55,5 gram dan lemak 36,5 gram.
2. Jenis diet Diabetes Mellitus V (1900 Kalori) Kandungan energi dari jenis diet Diabetes Mellitus V adalah 1900 Kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 299 gram, protein 60 gram dan lemak 48 gram.
Kedua standar jenis diet ini disesuaikan dengan batas toleransi ± 10 %. Kedua jenis diet Diabetes Mellitus ini ditentukan berdasarkan umur, status gizi dan aktifitas penderita Diabetes Mellitus (Standar jenis diet Diabetes Mellitus di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan).
2.5 Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Dukungan bisa berasal dari orang lain (orangtua, anak, suami, istri atau saudara) yang dekat dengan subjek dimana bentuk dukungan berupa informasi, tingkah laku tertentu atau materi yang dapat menjadikan individu merasa disayangi, diperhatikan dan dicintai (Ali, 2009). Dukungan keluarga memiliki 4 dimensi dukungan yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informatif (Friedman, 2010). Dukungan keluarga dapat mempengaruhi kepuasaan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari – hari dimana peran keluarga sangat penting dalam setiap aspek perawatan kesehatan keluarga mulai dari strategi – strategi hingga fase rehabilitasi.
Penelitian yang dilakukan Pompili (2009) di Italia tentang kualitas hidup dan resiko bunuh diri pada pasien DM, diketahui bahwa pasien DM menunjukan keputusan yang lebih besar dan ide bunuh diri, serta kualitas hidup yang buruk terkait dengan self efficacy yang rendah. Brannon dan Feist dalam Sholichah (2009) mengemukakan bahwa penderita sakit kronis cenderung menunjukkan ekspresi emosi yang bersifat negatif dengan kondisi sakitnya. Mereka juga menjelaskan bahwa penderita sakit kronis sangat membutuhkan dukungan keluarga.
2.6 Kerangka Konsep
- Umur -
- Suku -
- Pekerjaan -
- Jumlah -
- Riwayat keluarga
- Lama menderita DM
- Jadwal Dukungan Keluarga
Dalam kerangka konsep diatas dapat dilihat bahwa dari karakteristik penderita Diabetes Mellitus (umur, jenis kelamin, suku, berat badan, pekerjaan, pendidikan, riwayat keluarga, dan lama menderita Diabetes Mellitus) dan dukungan keluarga dapat mempengaruhi pola makan (jumlah, jenis, jadwal makan) pada penderita diabetes mellitus. Karakteristik Penderita Diabetes Melitus :
Jenis kelamin
Berat badan
Pendidikan
Pola Makan :
Jenis