Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

LAMPIRAN 1
SINOPSIS NOVEL
Isi cerita dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerikakarya Hanum
Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra berlatar belakang tragedi 11 September
2001, ketika gedung tertinggi di Amerika Serikat saat itu, World Trade Center
(WTC) 1 dan 2 runtuh ditabrak oleh American Airlines Flight 11 yang dibajak.
Hanum dan Rangga melanjutkan perjalanannya dari Eropa ke Amerika
karena kebetulan sama-sama mendapat tugas. Hanum yang bekerja di perusahaan
surat kabar “Heute ist Wonderbar” yang artinya “Hari ini Luar Biasa”, sebagai
seorang reporter di Eropa mendapat tugas dari bos sekaligus sahabatnya, yaitu
Gertrud. Hanum diperintahkan untuk menulis Artikel yang berjudul “Akan Lebih
Baikkah Dunia Ini Tanpa Islam?”yang mengharuskannya pergi ke Amerika
Serikat. Gertrud juga meminta kepada Hanum untuk mewawancarai dua
narasumber dari pihak muslim dan non muslim di Amerika Serikat. Narasumber
tersebut merupakan para keluarga korban serangan World Trade Center (WTC)
pada 11 September 2001 di Washington DC, New York.Kemudian Rangga, suami
Hanum ditugaskan oleh Professor Reinhard untuk menghadiri sebuah acara di
Amerika Serikat dan menjumpai Philippus Brown untuk memintanya memberikan
perkuliahan singkat di kampusnya.
Saat di Amerika Serikat, Hanum dan Rangga sempat terpisah selama dua
hari. Ketika Hanum sedang mewawancarai seorang demonstran yaitu Michael

Jones mengalami insiden buruk sehingga membuatnya terpaksa terpisah dengan
Rangga. Akan tetapi, seorang penjaga museum yang merupakan seorang muslim
menolongnya dan mengenalkan keluarganya kepada Hanum. Hanum akhirnya
dapat bertemu dengan narasumber pertamanya dan suaminya Rangga atas bantuan
Azima Hussein sebagai narasumber keduanya. Esok harinya, Rangga dan Hanum
beserta keluarga Azima Hussein datang ke acara live CNN TV secara langsung
dan menjadi tamu kehormatan. Philippus Brown memberikan sambutan dan
menyampaikan hal yang membuat semua orang terharu serta terbuka matanya
akan Islam dan sikap saling menghargai perbedaan di kehidupan ini.

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 2
Data Penelitian
Peneliti melampirkan sebuah penggalan percakapan dari novel Bulan
Terbelah di Langit Amerikakarya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga
Almahendra sebagai data dari penelitian ini. Data yang mencangkup kalimatkalimat yang di dalamnya terdapat implikatur percakapan dan prinsip kesantunan
terlampir sebagai berikut.
16) Data 1
Gertrud: Hanum, can you do me a favor? (suaranya tiba-tiba lebih memelas).

Maaf meneleponmu malam-malam. Besok kau harus masuk kantor pagipagi..., (suaranya kini sedikit bergetar).
Hanum: Besok? Besok kan Sabtu, hari liburku, dan aku sudah punya rencana
dengan suamiku.
Gertrud: Batalkan..., (sambarnya) this is an emergency, Hanum.Ini bukan seperti
yang biasanya. Besok kau harus datang pagi-pagi. Semakin pagi semakin
baik, (tukasnya sambil menutup telepon).
(BTDLA, 2015: 21)

17) Data 2
Hanum: Morgen, Gertrud. Kau baik-baik saja?”(menyapa dengan ragu)
Gertrud: Morgen, Hanum. Aku...aku...., (dengan terbata)
Hanum: Kau baik-baik saja, Bos? Ada masalah di redaksi? Ada yang mensomasi
berita kita? Kau kehabisan ide untuk tema minggu depan? Tenggat?
Gertrud: (Menggelengkan kepala menanggapi semua pertanyaan). Aku punya
masalah besar. (diam sejenak dan menarik napas) yang pertama,
masalah keluarga. Tentang ibuku. Katanya, dia butuh keajaiban dalam
dirinya. Kau pasti bingung. Aku anaknya saja bingung. Katanya, dia

Universitas Sumatera Utara


ingin mati dalam damai, Hanum. Selama ini dia merasa tak damai. Dan
dia bilang aku tak bisa membuatnya damai, walau aku selalu
mengiriminya uang. Ibuku itu sangat sehat, tapi dia butuh motivasi untuk
hidup, katanya. (Gertrud melanjutkan kata-katanya)
(BTDLA, 2015: 38)

18) Data 3
Hanum: (dengan suara agak serak). Aku...aku...bisa mengajari ibumu, mencari
kedamaian itu jika kau mau, Gertrud, ehm... (berdeham sebentar,
kemudian diam dan tersenyum sekadarnya).
Gertrud: (memandang Hanum sebentar lalu terkekeh, kemudian menyipitkan
matanya). Kau mau mengajari ibuku untuk sembahyang seperti yang
sering kau lakukan itu? (seru Gertrud dengan mata yang dia gerakgerakkan). Bisa sakit punggung nanti dia,(terkekeh sambil menepuknepuk punggungnya).
Hanum: Bukan. Sebenarnya aku mau mengusulkan, kau bisa mengantar dan
menjemputnya ke gereja setiap saat dia mau. Itu saja.
(BTDLA, 2015: 40)

19) Data 4
Gertrud: Dewan redaksi ingin Heute ist Wunderbar menulis artikel perdana
dalam format full service-nya dengan topik: “Would the world be better

without Islam?” ‘Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?’
Hanum: Tidak, Gertrud. Aku tidak akan mungkin menulis artikel seperti itu. Kita
bisa menulis sesuatu yang kau sebut apa itu mengubah dunia, demi
menaikkan oplah pada hari pertama tayang nanti. Tapi bukan dengan
menggiring opini semacam itu yang memojokkan keyakinanku...

Universitas Sumatera Utara

Gertrud: Ini permintaan dewan redaksi, Hanum. Ayolah, bantu aku. Kita
membutuhkan artikel yang benar-benar berbeda. Kau sudah mangkir
dari liputan Regenbogen, aksi sepak bola wanita tanpa baju, foto bugil
massal Spencer Tunik, tato wajah anak-anak, dan sekarang kau masih
tak mau menggarap liputan yang menuntut daya pikirmu?
(BTDLA, 2015: 44)

20) Data 5
Gertrud: Kau tahu, sebentar lagi dunia akan memperingati tragedi 9/11. Dewan
direksi memintaku membuat ulasan tentang itu. Seandainya Islam tak
ada, tragedi itu pasti juga tidak pernah terjadi. Kau tau juga kan bom di
London, bom Bali di negerimu, dan banyak lagi. Semua pelakunya

muslim yang mengaku jihadis. Tenggat artikelnya mungkin seminggu
setelah peringatan 9/11. (terdiam dengan menggigit bibirnya)
Hanum: Gertrud, aku hanya mau bilang, motif para muslim yang mengaku jihadis
dengan melakukan teror itu jika dirunut-runut adalah masalah ekonomi.
Jangan kau salahkan Islam. Tidak ada kaitan sama sekali. Sama dengan
koran ini, Gertrud. Mencari sensasi, bukan karena kebenaran, tapi
karena harus menyambung hidup biduk ekonomi yang sudah terseokseok.
(BTDLA, 2015: 46)

21) Data 6
Hanum: Gertrud, aku terima tantanganmu. Aku akan menulis artikel itu.
Gertrud: Terima kasih, Hanum. Aku bersyukur. Kau tahu, jika Jacob yang
menulisnya, pernyataan itu jelas akan terjawab ‘ya’. Denganmu seorang
muslim, aku masih berharap kau menjawab pernyataan itu dengan
‘tidak’. Kau pahamkan sekarang?
Hanum: Oke, aku harus mulai dari mana?

Universitas Sumatera Utara

Gertrud: Dewan Redaksi meminta Heute ist Wunderbar menulis artikel yang luar

biasa tentang kejadian 9/11. Mereka ingin kita menulis artikel tentang
semacam–ehm–kisah di balik tragedi 9/11. Karena kau muslim dan
pelaku 9/11 itu terbukti muslim juga, koran ini ingin tahu persepsi orang
muslim sekaligus nonmuslim tentang kejadian yang memilukan itu.....
Delapan belas hari lagi dunia akan memperingati 1 windu tragedi 9/11,
(tandas Gertrud dengan mata berbinar).
(BTDLA, 2015: 51)

22) Data 7
Rangga: Jadi, kau betah di sini? Apa yang tak ingin kembali ke negerimu sendiri?
Kau tak rindu pada kehidupan di sana?
Souleyman: Aku memang baru sepuluh tahun di sini. Umurku 40 tahun sekarang.
Dua tahun pertama adalah tahun berat bagiku. Kau tahulah, setelah
tragedi serangan itu, semua orang bermuka Arab dipanggil satu per
satu oleh agen federal. Termasuk aku. Apalagi aku masih muda dan
baru. But time heals, waktu menyembuhkan. Kembali ke Suriah jelas
bukan pilihan. Amerika sudah memberiku banyak kehidupan.
(BTDLA, 2015: 100)

23) Data 8

Pria tua: Kamu mau ke mana?
Hanum: Ke Penn-Station.
Pria tua: Kau yakin tidak salah mengambil bus, kan?( dengan mengerutkan dahi
sambil melihat papan rute di atas atap bus)
Hanum: Ini M 16 kan, aku lihat bus ini melewati Penn-Station, (terbata).
Pria tua: Ya, benar. Tapi bukan arah yang ini. Seharusnya kau ambil arah
sebaliknya. Penn-Station ada diujung yang lain. Bus ini sudah melewati

Universitas Sumatera Utara

Penn-Station sebelum kamu naik tadi. Sekarang kau sudah hampir
sampai di ujung station akhir, mungkin kau bisa....(sambil mengajari
Hanum membaca garis rute bus M 16)
(BTDLA, 2015: 114)

24) Data 9
Julia: Jadi, kau wartawan yang harus mencari narasumber keluarga korban
WTC?
Hanum: Ya, tadi siang sebelum kerusuhan, aku sudah berhasil mewawancarai
seorang pria yang memprotes pembangunan masjid Ground Zero.

Istrinya meninggal dalam tragedi itu.
Julia: Oh. Kalau begitu, mungkin kau harus bertemu dengan Imam Abdul Rauf.
Hanum: Itu masalah gampang. Aku sudah sering mendapatkan pernyataannya di
CNN TV dan BBC. Masalahnya, jika aku sudah mewawancarai orang
biasa seperti narasumberku siang ini, aku harus mendapat narasumber
yang sekelas.
(BTDLA, 2015: 124)

25) Data 10
Julia: Siapa yang menyangka, Christophorus Columbus sebenarnya bukan
penemu pertama benua ini, Hanum.
Hanum: Bukankah emang dia penemu Amerika? (bertanya dengan dahi berkerutkerut).
Julia: Pada 1492, Columbus sempat mengira dia terdampar di India, ketika
menemukan tanah tak bertuan ini. Dia kecele karena dunia baru yang baru
saja dia temukan ternyata sudah berpenghuni. Orang-orang bertubuh tegap
berbalut jubah, berhidung mancung, dan berkulit merah.

Universitas Sumatera Utara

(BTDLA, 2015: 131)


26) Data 11
Hanum:Julia, maafkan aku. Aku berencana menulis profilmu sebagai salah satu
keluarga korban WTC New York dari kalangan muslim. Kau bisa
sekalian menceritakan pengalamanmu sebagai mualaf. Bagaimana?
Julia: Terima kasih, Hanum. Tapi tidak. Mungkin besok kau bisa ku kenalkan
pada teman-temanku yang lain di masjid. Keluarga beberapa kawan juga
tewas dalam tragedi itu, dan mereka muslim sejati.
(BTDLA, 2015: 139)

27) Data 12
Pak tua: Kau lihat saja sekelilingmu....terlalu banyak orang China, India, Timur
Tengah, dan Afrika yang hidup di sini, belum lagi imigran dari Meksiko
dan negara-negara Amerika Latin itu, tak henti-hentinya mereka
berdatangan dan membuat onar di negeri ini.
Rangga: Ya, mungkin mereka cuma mengadu nasib, mencari penghidupan yang
lebih baik? Lantaran kehidupan di sini memang lebih baik, kan?
Pak tua: Kau pikir di sini pasar swalayan gratis? Kedatangan mereka membawa
masalah. Kini semakin sulit mencari pekerjaan di sini, harga-harga
barang menjadi mahal karena terlalu banyak permintaan yang harus

dipenuhi, terlalu banyak nyawa yang harus dihidupi.
(BTDLA, 2015: 146)

28) Data 13
Hanum: Azima,....maaf, bolehkah aku memanggilmu Azima?
Julia: Tentu, Hanum. Tapi jangan di depan ibuku nanti. Dia tidak menyukainya.

Universitas Sumatera Utara

Hanum: (mengangguk paham).
(BTDLA, 2015: 156)

29) Data 14
Hanum: Kau mempelajari kedua-duanya?
Sarah: Ya, Grandma memintaku mendengarkan dia membaca Alkitab saat malam
sebelum tidur, dan Mom mengajariku membaca Al-Qur’an sebelum aku
berangkat sekolah sebelum Grandma bangun pagi.
(BTDLA, 2015: 162)

30) Data 15

Collins: Masih ada ham babi untukmu. Makanlah, Nak. (sambil menyodorkan
beberapa lapis ham untuk Hanum). Aduh, aku lupa lagi, siapa namamu,
Young Lady? (sambil memotong-motongkan ham babi yang bongkahnya
agak besar).
Hanum: Hanum. Hm, maaf, Nyonya Collins, aku....ehm...aku tidak bisa makan
daging. Aku...ehm, aku vegetarian. Jadi mungkin aku makan telur dan
sereal saja, okay?
Collins: Oh, baiklah. Aku bingung saja dengan kalian ini. Kenapa bisa semua
orang di sini menjadi vegetarian kecuali aku, (sambil menggeser kembali
daging ham babi ke arahnya).
(BTDLA, 2015: 201)

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Implikatur Percakapan pada Novel "99 Cahaya di Langit Eropa" Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

3 19 126

Representasi Religi pada Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA

9 113 121

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: TINJAUAN SEMIOTIKA Nilai Religius dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra: Tinjauan Semi

0 3 18

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: TINJAUAN SEMIOTIKA Nilai Religius dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra: Tinjauan Semi

1 3 12

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 2

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 2 15

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 6

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 1

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 11

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA | novianti | LITERASI 779 3047 1 PB

0 0 9