Perbandingan Kepekaan Bakteri Pseudomonas Aeruginosa Terhadap Antibiotik Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012 Chapter III VI
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian
ini adalah :
Isolat Pseudomonas
aeruginosa
Persentase sensitivitas
antibiotik tertentu pada tahun
2012
Periode
Periode
Januari-Juni 2012
Juli-Desember 2012
Perbedaan pola sensitivitas
Gambar. 8 Kerangka konsep penelitian
3.2. Defenisi Operasional
1. Kepekaan Pseudomonas aeeruginosa
Adalah kemampuan antibiotik menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas
aeruginosa.
Cara ukur : Dengan uji sensitivitas bakteri terhadap beberapa antibiotik
Alat ukur : Data Laboratorium Mikrobiologi Klinik di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan
Hasil ukur : Sensitif/tidak sensitif
Skala : Nominal
2. Persentase Sensitivitas
Adalah jumlah isolat yang sensitif terhadap beberapa antibiotik.
Cara ukur : P = Proporsi isolat yang sensitif/jumlah seluruh isolat bakteri
Alat ukur : Data Laboratorium Mikrobiologi Klinik dengan menggunakan alat
otomatis Vitek 2 Compact
Hasil ukur : Persentase sensitivitas
Skala : Rasio
3. Perbedaan pola sensitivitas
Adalah perbandingan sensitivitas Pseudomonas aeruginosa terhadap beberapa
antibiotik dalam periode Januari -Juni 2012 dan periode Juli -Desember 2012.
Cara ukur : Pengukuran dengan menganalisa data laboratorium
Alat ukur :Statistic Package for Social Sciences (SPSS)
Hasil ukur : Peningkatan dan penurunan sensitivitas antibiotik
Skala : Rasio
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik, dengan desain penelitian retrospektif yaitu
membandingkan apakah terjadi perubahan pada pola kepekaan bakteri
Pseudomonas aeruginosaterhadap antibiotik yaitu pada periode Januari-Juni 2012
dan periode Juli-Desember 2012 untuk melihat antibiotikyang masih dapat
digunakan dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas
aeruginosa.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji A dam Malik
Medan pada bulan September -November 2013. Rumah sakit ini dipilih karena
merupakan rumah sakit tipe A dan merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah
Sumatera Utara dan sekitarnya.
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh data laboratoriumdari pasien yang
diperiksa dan dengan hasil positif mengalami infeksi Pseudomonas aeruginosa
diLaboratorium Mikrobiologi Klinik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan pada tahun 2012.
4.3.2. Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi sampe l penelitian adalah data
laboratorium yang
didapatkan dari pemeriksaan pasien dengan infeksi
Pseudomonas aeruginosa di Laboratorium Mikrobiologi Klinik Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data diperoleh dari laboratorium Mikrobiologi Klinikdi Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan.
4.5. Metode Analisis Data
Data yang telah terkumpul dari hasil data laboratorium di tabulasi untuk
diolah lebih lanjut dengan menggunakan program Statistic Package for Social
Sciences (SPSS) untuk mendapatkan sajian data secara deskriptif (distribusi dan
frekuensi) serta analitik (beda proporsi) dengan menggunakan uji Chi -Square.
4.6. Kerangka Operasional
Spesimen dari pasien di RSUP Haji Adam Malik Medan
Pelayanan
Mikrobiologi
Isolasi bakteri dengan metode kultur identifikasi
Klinik RSUP
dan sensitivitas dengan menggunakan sistem
HAM
Vitek 2 Compact
Hasil data dimasukkan kedalam komputer
Laboratorium Mikrobiologi Klinik di RSUP HAM
Peneliti
Data diolah dengan menggunakan perangkat SPSS
(distribusi frekuensi dan beda proporsi)
Hasil
Gambar. 9 Kerangka Operasional
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi tempat penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini lakukan di Instalasi
Laboratorium Mikrobiologi Klinik Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik
Medan. RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit tipe A
sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VIII/1990. RSUP Haji
Adam Malik Medan menjadi tempat rujukan kesehatan utama untuk
wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya.
Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan terletak di Jalan Bunga Lau
Nomor 17 Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara.
5.1.2. Karakteristik Isolat
Pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah data isolat
bakteri Pseudomonas aeruginosa yang diambil dari pasien yang
mengalami
infeksi
bakteri
tersebut
dari
Instalasi
Laboratorium
Mikrobiologi Klinik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
tahun 2012.
Sampel
yang
dikumpulkan
berjumlah
aeruginosamulai Januari-Desember 2012.
427
isolat
Pseudomonas
Tabel. 1. Distribusi jenis spesimen yang didapatkan dari data
Laboratorium Mikrobiologi Klinik di RSUP Haji Adam Malik Medan
2012
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
Jenis Spesimen
Sputum
Urin
Pus
Darah
Swab
Cairan
Sekret
C.Pleura
Sekret Telinga
Jar. Nekrotik
Ujung distal
selang
CSF
C. Kista bartolin
S. Telinga kiri
ETT
C. Bal
Ujung ETT
Jaringan
Sekret dan
Hapusan
Ujung kateter
S. Telinga kanan
Selang EVD
Bal
Tinja
C. Tumor
C. Sacsion
Swab telinga
C. Otak
Lain-lain
Periode I
(Januari-Juni 2012)
Periode II
(Juli-Desember
2012)
n
%
57
28,9%
9
4,6%
43
21,8%
6
3%
10
5%
21
10,7%
1
0,5%
1
0,5%
0
0
0
0
0
0
n
94
14
47
3
15
0
0
12
3
2
1
%
41%
6,1%
20,5%
1,3%
6,7%
0
0
5,3%
1,3%
0,9%
0,4%
1
1
1
3
15
2
1
0
0,4%
0,4%
0,4%
1,3%
6,7%
0,9%
0,4%
0
0
0
0
0
20
2
1
11
0
0
0
0
10,1%
1%
0,5%
5,7%
0
0
1
3
1
1
1
3
4
0
0
0
0,4%
1,3%
0,4%
0,4%
0,4%
1,3%
1,8%
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
13
0,5%
0,5%
0
0
0
0
0
0
0
6,7%
Tabel. 2. Distribusi pola kepekaan bakteri Pseudomonas aeruginosa
terhadap antibiotik golongan Penisilin
No.
Variabel
1.
Ampisilin
2.
3.
Periode 1
(Januari-Juni 2012)
n
S% I% R%
Periode 2
(Juli-Desember 2012)
n
S% I% R%
225
0,4
0,4 99,2 189
0
0
100
225
3,5
1,3 95,2 113
1,8
0
98,2
32,4 188 69,2
0
30,8
Amoksisilin Clavulanic
acid
Piperasilin/Tazobaktam
222 67,6
0
Dari tabel. 2 dapat diketahui bahwa tingkat sensitivitas Pseudomonas
aeruginosa terhadap golongan Penisilin yang paling baik adalah terhadap
piperasilin/tazobaktam dengan tingkat sensitivitas sebesar 67,6% pada periode 1
dan 69,2% periode 2.
Tabel.3. Distribusi pola kepekaan bakteri Pseudomonas aeruginosa terhadap
antibiotik golongan Sefalosporin
Periode 1
(Januari-Juni 2012)
n
S% I% R%
Periode 2
(Juli-Desember 2012)
n
S% I% R%
No.
Variabel
1.
Seftazidim
225 58,2 7,1 34,7 188
2.
Sefotaksim
225
3.
Sefepim
Dari tabel. 3
2,7
1,8 95,5 112
59
7,5 33,5
0,9
1,8 97,3
225 65,3 7,1 27,6 190 61,6 6,8 31,6
dapat diketahui bahwa tingkat sensitivitas Pseudomonas
aeruginosa terhadap golongan Sefalosporin yang paling baik adalah terhadap
sefepim dengan tingkat sensitivitas sebesar 65,3% pada periode 1 dan 61,6% pada
periode 2.
Tabel.4. Distribusi pola kepekaan bakteri Pseudomonas aeruginosa terhadap
antibiotik golongan Aminoglikosida
Periode 1
(Januari-Juni 2012)
n
S% I% R%
No.
Variabel
1.
Amikasin
2.
Gentamisin
225 56,4
3.
Tobramisin
224 60,8 2,2
Periode 2
(Juli-Desember 2012)
n
S% I% R%
224 73,7 3,1 23,2 190 72,1 1,6 26,3
12
31,6 188 50,5 2,7 46,8
37
113 55,8 1,8 42,4
Dari tabel. 4 dapat diketahui bahwa tingkat sensitivitas Pseudomonas
aeruginosa terhadap golongan Aminoglikosida yang paling baik adalah terhadap
amikasin dengan tingkat sensitivitas sebesar73,7% pada periode 1 dan 72,1% pada
periode 2.
Tabel.5. Distribusi pola kepekaan bakteri Pseudomonas aeruginosa terhadap
antibiotik golongan Karbapenem
No.
Variabel
1.
Imipenem
2.
Meropenem
Periode 1
(Januari-Juni 2012)
n
S% I% R%
Periode 2
(Juli-Desember 2012)
n
S% I% R%
225 76,4 8,4 15,1 113
84
5,3 10,7
224 79,9 0,4 19,6 190 77,4 3,1 19,5
Dari tabel. 5 dapat diketahui bahwa tingkat sensitivitas Pseudomonas
aeruginosa terhadap golongan Karbapenem yang paling baik adalah terhadap
meropenem dengan tingkat sensitivitas sebesar 79,9% pada periode 1 dan pada
periode 2 sensitivitasnya menurun sebesar 77,4%. Te tapi terhadap imipenem pada
periode 1 sebesar 76,4% dan pada periode 2 sensitivitasnya meningkat sebesar
84%.
Tabel.6. Distribusi pola kepekaan bakteri Pseudomonas aeruginosa terhadap
antibiotik golongan Fluorokuinolon
Periode 1
(Januari-Juni 2012)
n
S% I% R%
Periode 2
(Juli-Desember 2012)
n
S% I% R%
No.
Variabel
1.
Siprofloksasin
225 50,2 7,1 42,7 190 54,2 4,8
2.
Levofloksasin
224 48,7 6,3
45
41
190 53,1 2,7 44,2
Dari tabel. 6 dapat diketahuibahwa tingkat sensitivitas Pseudomonas
aeruginosa terhadap golongan Fluoroquinolon yang paling baik adalah
siprofloksasin dengan tingkat sensitivitas50,2% pada periode 1 dan 54,2% pada
periode 2.
Tabel.7. Distribusi pola kepekaan bakteri Pseudomonas aeruginosa terhadap
antibiotik golongan lainnya
Periode 1
(Januari-Juni 2012)
n
S% I% R%
Periode 2
(Juli-Desember 2012)
n
S% I% R%
No.
Variabel
1.
Kolistin
223
66
0
34
113 88,5
0
11,5
2.
Tigesiklin
223
4
0
96
188
2,1
0
97,9
3.
Trimethoprim
224
2,3
0
97,7 188
2,1
0
97,9
Sulfametoksazol
Dari tabel. 7 dapat diketahui bahwatingkat sensitivitas Pseudomonas
aeruginosa terhadap golongan lainnya yang paling baik adalah terhadap kolistin
dengan tingkat sensitivitas sebesar66% pada periode 1 dan 88,5% pada periode 2.
5.1.3. Analisis perbedaan tingkat sensitivitas Pseudomonas aeruginosa
terhadap beberapa antibiotik
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kepekaan bakteri
Pseudomonas aeruginosa pada beberapa antibiotik. Data hasil penelitian dapat
dirangkum pada tabel 5.7.
Tabel.8. Perbedaan tingkat sensitivitas Pseudomonas aeruginosaterhadap
antibiotik pada periode Januari -Juni dan periode Juli-Desember 2012
Periode I
(Januari-Juni 2012)
n=229
S%
0,4
Periode II
(Juli-Desember 2012) Nilai
n=197
P
S%
0
0,371
No.
Variabel
1.
Ampisilin
2.
3,5
1,8
0,250
3.
Amoksisilin Clavulanic
acid
Piperasilin/Tazobaktam
67,6
69,2
0,232
4.
Seftazidim
58,2
59
0,315
5.
Sefotaksim
2,7
0,9
0,690
6.
Sefepim
65,3
61,6
0,440
7.
Amikasin
73,7
72,1
0,551
8.
Kolistin
66
88,5
0,001
9.
Gentamisin
56,4
50,5
0,624
10.
Tobramisin
60,8
55,8
0,347
11.
Imipenem
76,4
84
0,000
12.
Meropenem
79,9
77,4
0,293
13.
Siprofloksasin
50,2
54,2
0,166
14.
Levofloksasin
48,7
53,1
0,049
15.
Tigesiklin
4
2,1
0,211
16.
Trimethoprim
Sulfametoksazol
2,3
2,1
0,866
Dari Tabel.7 dapat diketahui bahwa tingkat sensitivitas Pseudomonas aeruginosa
terhadap antibiotik yang paling baik adalah antibiotik kolistin dimana pada
periode Januari-Juni 2012 didapatkan sebesar 66% dan pada periode Juli Desember 2012 meningkat sebanyak 88,5%. Antibiotik yang mengalami kenaikan
tingkat sensitivitas adalah imipe nem (76,4% menjadi 84%), levofloksasin (48,7%
menjadi 53,1%), siprofloksasin (50,2% menjadi 54,2%), piperasilin/tazobaktam
(67,6% menjadi 69,2%) dan seftazidim (58,2% menjadi 59%) . Sedangkan
antibiotik yang mengalami penurunan adalah tobramisin (60,8% menj adi 55,8%),
gentamisin (56,4% menjadi 50,5%), meropenem (79,9% menjadi 77,4%), sefepim
(65,3% menjadi 61,6%), amikasin (73,7% menjadi 72,1%), sefotaksim (2,7%
menjadi 0,9%), tigesiklin (4% menjadi 2,1%), amoksisilin clavulanic acid (3,5%
menjadi 1,8%), dan trimethoprim sulfametoksazol (2,3% menjadi 2,1%).
Setelah dilakukan uji statistik dengan Chi -Square antara antibiotik periode 1
(Januari-Juni) dengan periode 2 (Juli-Desember) terhadap bakteri Pseudomonas
aeruginosa, terdapat peningkatan yang signifikan pada antibiotik kolistindan
imipenem dengan nilai p value
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian
ini adalah :
Isolat Pseudomonas
aeruginosa
Persentase sensitivitas
antibiotik tertentu pada tahun
2012
Periode
Periode
Januari-Juni 2012
Juli-Desember 2012
Perbedaan pola sensitivitas
Gambar. 8 Kerangka konsep penelitian
3.2. Defenisi Operasional
1. Kepekaan Pseudomonas aeeruginosa
Adalah kemampuan antibiotik menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas
aeruginosa.
Cara ukur : Dengan uji sensitivitas bakteri terhadap beberapa antibiotik
Alat ukur : Data Laboratorium Mikrobiologi Klinik di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan
Hasil ukur : Sensitif/tidak sensitif
Skala : Nominal
2. Persentase Sensitivitas
Adalah jumlah isolat yang sensitif terhadap beberapa antibiotik.
Cara ukur : P = Proporsi isolat yang sensitif/jumlah seluruh isolat bakteri
Alat ukur : Data Laboratorium Mikrobiologi Klinik dengan menggunakan alat
otomatis Vitek 2 Compact
Hasil ukur : Persentase sensitivitas
Skala : Rasio
3. Perbedaan pola sensitivitas
Adalah perbandingan sensitivitas Pseudomonas aeruginosa terhadap beberapa
antibiotik dalam periode Januari -Juni 2012 dan periode Juli -Desember 2012.
Cara ukur : Pengukuran dengan menganalisa data laboratorium
Alat ukur :Statistic Package for Social Sciences (SPSS)
Hasil ukur : Peningkatan dan penurunan sensitivitas antibiotik
Skala : Rasio
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik, dengan desain penelitian retrospektif yaitu
membandingkan apakah terjadi perubahan pada pola kepekaan bakteri
Pseudomonas aeruginosaterhadap antibiotik yaitu pada periode Januari-Juni 2012
dan periode Juli-Desember 2012 untuk melihat antibiotikyang masih dapat
digunakan dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas
aeruginosa.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji A dam Malik
Medan pada bulan September -November 2013. Rumah sakit ini dipilih karena
merupakan rumah sakit tipe A dan merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah
Sumatera Utara dan sekitarnya.
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh data laboratoriumdari pasien yang
diperiksa dan dengan hasil positif mengalami infeksi Pseudomonas aeruginosa
diLaboratorium Mikrobiologi Klinik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan pada tahun 2012.
4.3.2. Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi sampe l penelitian adalah data
laboratorium yang
didapatkan dari pemeriksaan pasien dengan infeksi
Pseudomonas aeruginosa di Laboratorium Mikrobiologi Klinik Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data diperoleh dari laboratorium Mikrobiologi Klinikdi Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan.
4.5. Metode Analisis Data
Data yang telah terkumpul dari hasil data laboratorium di tabulasi untuk
diolah lebih lanjut dengan menggunakan program Statistic Package for Social
Sciences (SPSS) untuk mendapatkan sajian data secara deskriptif (distribusi dan
frekuensi) serta analitik (beda proporsi) dengan menggunakan uji Chi -Square.
4.6. Kerangka Operasional
Spesimen dari pasien di RSUP Haji Adam Malik Medan
Pelayanan
Mikrobiologi
Isolasi bakteri dengan metode kultur identifikasi
Klinik RSUP
dan sensitivitas dengan menggunakan sistem
HAM
Vitek 2 Compact
Hasil data dimasukkan kedalam komputer
Laboratorium Mikrobiologi Klinik di RSUP HAM
Peneliti
Data diolah dengan menggunakan perangkat SPSS
(distribusi frekuensi dan beda proporsi)
Hasil
Gambar. 9 Kerangka Operasional
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi tempat penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini lakukan di Instalasi
Laboratorium Mikrobiologi Klinik Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik
Medan. RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit tipe A
sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VIII/1990. RSUP Haji
Adam Malik Medan menjadi tempat rujukan kesehatan utama untuk
wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya.
Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan terletak di Jalan Bunga Lau
Nomor 17 Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara.
5.1.2. Karakteristik Isolat
Pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah data isolat
bakteri Pseudomonas aeruginosa yang diambil dari pasien yang
mengalami
infeksi
bakteri
tersebut
dari
Instalasi
Laboratorium
Mikrobiologi Klinik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
tahun 2012.
Sampel
yang
dikumpulkan
berjumlah
aeruginosamulai Januari-Desember 2012.
427
isolat
Pseudomonas
Tabel. 1. Distribusi jenis spesimen yang didapatkan dari data
Laboratorium Mikrobiologi Klinik di RSUP Haji Adam Malik Medan
2012
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
Jenis Spesimen
Sputum
Urin
Pus
Darah
Swab
Cairan
Sekret
C.Pleura
Sekret Telinga
Jar. Nekrotik
Ujung distal
selang
CSF
C. Kista bartolin
S. Telinga kiri
ETT
C. Bal
Ujung ETT
Jaringan
Sekret dan
Hapusan
Ujung kateter
S. Telinga kanan
Selang EVD
Bal
Tinja
C. Tumor
C. Sacsion
Swab telinga
C. Otak
Lain-lain
Periode I
(Januari-Juni 2012)
Periode II
(Juli-Desember
2012)
n
%
57
28,9%
9
4,6%
43
21,8%
6
3%
10
5%
21
10,7%
1
0,5%
1
0,5%
0
0
0
0
0
0
n
94
14
47
3
15
0
0
12
3
2
1
%
41%
6,1%
20,5%
1,3%
6,7%
0
0
5,3%
1,3%
0,9%
0,4%
1
1
1
3
15
2
1
0
0,4%
0,4%
0,4%
1,3%
6,7%
0,9%
0,4%
0
0
0
0
0
20
2
1
11
0
0
0
0
10,1%
1%
0,5%
5,7%
0
0
1
3
1
1
1
3
4
0
0
0
0,4%
1,3%
0,4%
0,4%
0,4%
1,3%
1,8%
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
13
0,5%
0,5%
0
0
0
0
0
0
0
6,7%
Tabel. 2. Distribusi pola kepekaan bakteri Pseudomonas aeruginosa
terhadap antibiotik golongan Penisilin
No.
Variabel
1.
Ampisilin
2.
3.
Periode 1
(Januari-Juni 2012)
n
S% I% R%
Periode 2
(Juli-Desember 2012)
n
S% I% R%
225
0,4
0,4 99,2 189
0
0
100
225
3,5
1,3 95,2 113
1,8
0
98,2
32,4 188 69,2
0
30,8
Amoksisilin Clavulanic
acid
Piperasilin/Tazobaktam
222 67,6
0
Dari tabel. 2 dapat diketahui bahwa tingkat sensitivitas Pseudomonas
aeruginosa terhadap golongan Penisilin yang paling baik adalah terhadap
piperasilin/tazobaktam dengan tingkat sensitivitas sebesar 67,6% pada periode 1
dan 69,2% periode 2.
Tabel.3. Distribusi pola kepekaan bakteri Pseudomonas aeruginosa terhadap
antibiotik golongan Sefalosporin
Periode 1
(Januari-Juni 2012)
n
S% I% R%
Periode 2
(Juli-Desember 2012)
n
S% I% R%
No.
Variabel
1.
Seftazidim
225 58,2 7,1 34,7 188
2.
Sefotaksim
225
3.
Sefepim
Dari tabel. 3
2,7
1,8 95,5 112
59
7,5 33,5
0,9
1,8 97,3
225 65,3 7,1 27,6 190 61,6 6,8 31,6
dapat diketahui bahwa tingkat sensitivitas Pseudomonas
aeruginosa terhadap golongan Sefalosporin yang paling baik adalah terhadap
sefepim dengan tingkat sensitivitas sebesar 65,3% pada periode 1 dan 61,6% pada
periode 2.
Tabel.4. Distribusi pola kepekaan bakteri Pseudomonas aeruginosa terhadap
antibiotik golongan Aminoglikosida
Periode 1
(Januari-Juni 2012)
n
S% I% R%
No.
Variabel
1.
Amikasin
2.
Gentamisin
225 56,4
3.
Tobramisin
224 60,8 2,2
Periode 2
(Juli-Desember 2012)
n
S% I% R%
224 73,7 3,1 23,2 190 72,1 1,6 26,3
12
31,6 188 50,5 2,7 46,8
37
113 55,8 1,8 42,4
Dari tabel. 4 dapat diketahui bahwa tingkat sensitivitas Pseudomonas
aeruginosa terhadap golongan Aminoglikosida yang paling baik adalah terhadap
amikasin dengan tingkat sensitivitas sebesar73,7% pada periode 1 dan 72,1% pada
periode 2.
Tabel.5. Distribusi pola kepekaan bakteri Pseudomonas aeruginosa terhadap
antibiotik golongan Karbapenem
No.
Variabel
1.
Imipenem
2.
Meropenem
Periode 1
(Januari-Juni 2012)
n
S% I% R%
Periode 2
(Juli-Desember 2012)
n
S% I% R%
225 76,4 8,4 15,1 113
84
5,3 10,7
224 79,9 0,4 19,6 190 77,4 3,1 19,5
Dari tabel. 5 dapat diketahui bahwa tingkat sensitivitas Pseudomonas
aeruginosa terhadap golongan Karbapenem yang paling baik adalah terhadap
meropenem dengan tingkat sensitivitas sebesar 79,9% pada periode 1 dan pada
periode 2 sensitivitasnya menurun sebesar 77,4%. Te tapi terhadap imipenem pada
periode 1 sebesar 76,4% dan pada periode 2 sensitivitasnya meningkat sebesar
84%.
Tabel.6. Distribusi pola kepekaan bakteri Pseudomonas aeruginosa terhadap
antibiotik golongan Fluorokuinolon
Periode 1
(Januari-Juni 2012)
n
S% I% R%
Periode 2
(Juli-Desember 2012)
n
S% I% R%
No.
Variabel
1.
Siprofloksasin
225 50,2 7,1 42,7 190 54,2 4,8
2.
Levofloksasin
224 48,7 6,3
45
41
190 53,1 2,7 44,2
Dari tabel. 6 dapat diketahuibahwa tingkat sensitivitas Pseudomonas
aeruginosa terhadap golongan Fluoroquinolon yang paling baik adalah
siprofloksasin dengan tingkat sensitivitas50,2% pada periode 1 dan 54,2% pada
periode 2.
Tabel.7. Distribusi pola kepekaan bakteri Pseudomonas aeruginosa terhadap
antibiotik golongan lainnya
Periode 1
(Januari-Juni 2012)
n
S% I% R%
Periode 2
(Juli-Desember 2012)
n
S% I% R%
No.
Variabel
1.
Kolistin
223
66
0
34
113 88,5
0
11,5
2.
Tigesiklin
223
4
0
96
188
2,1
0
97,9
3.
Trimethoprim
224
2,3
0
97,7 188
2,1
0
97,9
Sulfametoksazol
Dari tabel. 7 dapat diketahui bahwatingkat sensitivitas Pseudomonas
aeruginosa terhadap golongan lainnya yang paling baik adalah terhadap kolistin
dengan tingkat sensitivitas sebesar66% pada periode 1 dan 88,5% pada periode 2.
5.1.3. Analisis perbedaan tingkat sensitivitas Pseudomonas aeruginosa
terhadap beberapa antibiotik
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kepekaan bakteri
Pseudomonas aeruginosa pada beberapa antibiotik. Data hasil penelitian dapat
dirangkum pada tabel 5.7.
Tabel.8. Perbedaan tingkat sensitivitas Pseudomonas aeruginosaterhadap
antibiotik pada periode Januari -Juni dan periode Juli-Desember 2012
Periode I
(Januari-Juni 2012)
n=229
S%
0,4
Periode II
(Juli-Desember 2012) Nilai
n=197
P
S%
0
0,371
No.
Variabel
1.
Ampisilin
2.
3,5
1,8
0,250
3.
Amoksisilin Clavulanic
acid
Piperasilin/Tazobaktam
67,6
69,2
0,232
4.
Seftazidim
58,2
59
0,315
5.
Sefotaksim
2,7
0,9
0,690
6.
Sefepim
65,3
61,6
0,440
7.
Amikasin
73,7
72,1
0,551
8.
Kolistin
66
88,5
0,001
9.
Gentamisin
56,4
50,5
0,624
10.
Tobramisin
60,8
55,8
0,347
11.
Imipenem
76,4
84
0,000
12.
Meropenem
79,9
77,4
0,293
13.
Siprofloksasin
50,2
54,2
0,166
14.
Levofloksasin
48,7
53,1
0,049
15.
Tigesiklin
4
2,1
0,211
16.
Trimethoprim
Sulfametoksazol
2,3
2,1
0,866
Dari Tabel.7 dapat diketahui bahwa tingkat sensitivitas Pseudomonas aeruginosa
terhadap antibiotik yang paling baik adalah antibiotik kolistin dimana pada
periode Januari-Juni 2012 didapatkan sebesar 66% dan pada periode Juli Desember 2012 meningkat sebanyak 88,5%. Antibiotik yang mengalami kenaikan
tingkat sensitivitas adalah imipe nem (76,4% menjadi 84%), levofloksasin (48,7%
menjadi 53,1%), siprofloksasin (50,2% menjadi 54,2%), piperasilin/tazobaktam
(67,6% menjadi 69,2%) dan seftazidim (58,2% menjadi 59%) . Sedangkan
antibiotik yang mengalami penurunan adalah tobramisin (60,8% menj adi 55,8%),
gentamisin (56,4% menjadi 50,5%), meropenem (79,9% menjadi 77,4%), sefepim
(65,3% menjadi 61,6%), amikasin (73,7% menjadi 72,1%), sefotaksim (2,7%
menjadi 0,9%), tigesiklin (4% menjadi 2,1%), amoksisilin clavulanic acid (3,5%
menjadi 1,8%), dan trimethoprim sulfametoksazol (2,3% menjadi 2,1%).
Setelah dilakukan uji statistik dengan Chi -Square antara antibiotik periode 1
(Januari-Juni) dengan periode 2 (Juli-Desember) terhadap bakteri Pseudomonas
aeruginosa, terdapat peningkatan yang signifikan pada antibiotik kolistindan
imipenem dengan nilai p value