TRI PURNAMA SARI F3209104

(1)

commit to user

i

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL BENANG PADA PT. DAN LIRIS DI SUKOHARJO

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Ahli Madya Manajemen Pemasaran

Oleh :

TRI PURNAMA SARI NIM F3209104

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user


(3)

commit to user

iii


(4)

commit to user

iv

MOTTO

ü Selalu Menghargai hal yang terkecil, karena hal terbesar

itu selalu mulai dari hal yang terkecil

ü Tebarkan manfaat dimana pun kau berada

ü Suatu Proses itu lebih indah dibandingkan hasilnya

ü Selalu memudahkan urusan orang lain karena Allah SWT

akan memudahkan urusan kita juga.

ü Selalu bersabar dalam mengahadapi cobaan, karena Allah


(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya kecilku ini kupesembahkan untuk :

v Bapak dan ibuku tersayang v Kedua kakakku tercinta

v Kakek dan nenekku terhormat

v Saudara-Saudaraku

v Teman-teman dekatku


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-NYA serta memberikan kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL BENANG PADA PT.DAN LIRIS DI SUKOHARJO”

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Sebelas Maret Surakarta. Berkat bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut memberi bantuan dan dorongan semangat sehingga Tugas Akhir ini dapa diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada ksempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Djoko Purwanto, MBA selaku ktua Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Ahmad Mujahit, SE.,M.Si selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak memberikan pengarahan selama penyusunan Tugas Akhir.


(7)

commit to user

vii

4. Seluruh Dosen DIII Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas SebelasMaret Surakarta yang selama ini telah banyak memberikan ilmu pengetahuannya.

5. Ibu Dian selaku Kepala Bagian Personalia PT. Danliris Sukoharjo yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang kerja dan penelitian.

6. Bapak Rudy Kurniawan selaku Kepala Bagian Penjualan dan Bapak Hendrat selaku Kasie Bagian Penjualan Benang PT. Danliris Sukoharjo yang telah membantu dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan penulis.

7. Kedua Orangtuaku Ayahanda Supardi dan Ibunda Parni tersayang yang selalu memberikan cinta kasih dan doa restunya yang tulus sampai selesainya penyusunan Tugas Akhir.

8. Kedua Kakaku Andi Aswari, Amd. Kep dan Taufik Rhahmat Hidayat, S.E tercinta yang sudah memberikan motivasi, doa dan telah memberikan sumbangan biaya selama kuliah yang tak terhingga.

9. Semua teman- teman Manajemen Pemasaran angkatan 2008 salah satunya Rossi, Neng Filna, Sefi, Tiko, Kartika, Aisyah, Neng Dewi, Hilda, Putri, Juju yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungan serta persahabatan yang telah terjalin indah selama duduk dibangku kuliah.

10. Dan semua pihak yang telah membantu dan penyusunan Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.


(8)

commit to user


(9)

commit to user

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Metode Penelitian ... 4

F. Teknik Pengumpulan Data ... 6

G. Teknik Analisis Data ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Pengertian Bauran Pemasaran ... 8

B. Pengertian Harga ... 9

C. Menetapkan Harga Pada Suatu Produk ... 10

D. Tujuan Penetapan Harga ... 13

E. Faktor - faktor yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Menetapkan Harga ... 15

F. Biaya Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual ... 19


(10)

commit to user xiii

H. Metode Penentuan Harga Jual Cost Plus ... 23

I. Alasan dan Kelemahan Dalam Penggunaan Data Biaya ... 24

J. Kerangka Pemikiran ... 26

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 28

A.Gambaran Umum Perusahaan ... 28

1. Sejarah dan Perkembangan PT. Dan Liris Sukoharjo ... 28

2. Tujuan Perusahaan ... 30

3. Lokasi PT. Dan Liris Sukoharjo ... 32

4. Struktur Organisasi ... 33

5. Aspek Sumber Daya Manusia ... 37

6. Proses Produksi ... 42

7. Pemasaran ... 43

B. Laporan Magang Kerja ... 46

1. Tujuan Magang Kerja ... 46

2. Manfaat Magang Kerja ... 46

3. Laporan Pelaksanaan Magang Kerja ... 47

C. Pembahasan Masalah ... 50

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA


(11)

commit to user xiii

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Biaya Bahan Baku Januari 2012 ... 50

Tabel III.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Januari 2012 ... 51

Tabel III.3 Biaya Overhead Pabrik Januari 2012 ... 52


(12)

commit to user xiii

DAFTAR GAMBAR


(13)

commit to user

ABSTRAK

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL BENANG PADA PT. DANLIRIS DI SUKOHARJO

TRI PURNAMA SARI F3209104

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai cara penentuan harga jual produk Benang di PT. Dan Liris . Desain Penulisan menggunakan desain kasus yaitu mendiskripsikan suatu permasalahan dan mengajukan pertanyaan guna memperoleh jawaban yang akan dijadikan kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, observasi, dan studi pustaka.

Penentuan harga jual merupakan salah satu kebijakan yang penting dalam suatu perusahaan. PT. Dan Liris merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil. Pada penelitian ini penulis fokus pada hasil produksi benang di

Spinning 1, dengan contoh produk C40 yang terbuat dari bahan baku serat alami

yaitu kapas (cotton) tanpa campuran serat buatan. Penentuan harga jual PT. Dan Liris menggunakan metode Naive Cost Plus Methode.

Penulis mencoba menghitung kembali biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan PT. Dan Liris dan melakukan penelitian mengenai penetapan harga dengan metode yang berbeda dari perusahaan yaitu metode Cost Plus Pricing dengan pendekatan Full Costing. Hasil perhitungan penentuan harga jual berdasarkan kebijakan PT. Dan Liris dengan menggunakan Naive Plus Methode menghasilkan harga sebesar Rp 56.248,-/cone sedangkan harga jual yang ditentukan melalui

Cost Plus Pricing dengan metode Full Costing penulis menghitung biaya-biaya

yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya produksi serta biaya non produksi menghasilkan harga jual produk sebesar Rp 50.624,-/cone. Biaya non produksi sendiri terdiri dari biaya administrasi umum serta biaya pemasaran. Dari total biaya yang telah penulis hitung, penulis menetapkan sebesar 20% yang telah menjadi kebijakan perusahaan dari total biaya yang dihitung, sebagai laba perusahaan.


(14)

commit to user

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE DETERMINATION OF THE THREAD SELLING PRICE IN DANLIRIS FACTORY SUKOHARJO

TRI PURNAMA SARI F3209104

The purpose of this research is to get a clear information to determine the thread selling price of Dan Liris factory. The writing design of this research uses special design which describe problem and give question to get the answer which will lead to the conclusion. Furthermore, this research use interviewing observation and literature studying as the data collecting technique.

Selling price determination is one of important policy company. Dan Liris factory is one of factories of textile. This research focuses in the thread production in Spinning I. For example C40 product which made from natural viber basic commodity, cotton withait any unimitation commodity addition. Yhe selling price determination uses naive plus method.

The researcher try to reaccoaunt of the cost production of Dan Liris factory and research to the price determination which us different method,the researcher use cost plus pricing with full costing approach. This accounting result according to Dan Liris factory which use naive plus method, produces Rp 56.248 / cone, more over the result of the accounting which use cost plus pricing with full costing approach produces Rp 50.642 / cone. Non production cost consist of general administration cost and marketing cost. Based on the result of the accounting, research er cancludes that 20% is the percentage that determined by the policy factory as the profit of the factory.


(15)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan dalam dunia usaha dari waktu ke waktu semakin ketat. Persaingan bisnis yang ketat menuntut setiap perusahaan untuk saling berkompetisi. Sehingga setiap perusahaan perlu memperhatikan efektifitas dan efisiensi dalam pendayagunaan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan. Terlebih lagi dengan semakin selektifnya konsumen untuk memilih barang yang memiliki mutu yang tinggi dengan harga yang relaif murah.

Untuk itu suatu perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi pasar yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan utama semua perusahaan adalah pada dasarnya sama yaitu : Dapat meningkatkan volume penjualan dan menghasilkan laba yang meningkat tanpa meninggalkan kepuasaan konsumen.

PT Dan Liris adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang tekstil yang terletak di Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Perusahaan ini memasarkan hasil produksinya melalui agen-agen dan distributor yang terbesar di seluruh Indonesia dan dituntut untuk mampu bersaing dengan perusahaan lainnya yang bergerak dibidang yang sama.

Persaingan dalam bisnis produksi tekstil juga terjadi mengingat banyaknya perusahaan teksil (swasta) yang terdiri di sekitar wilayah Surakarta dan sekitarnya. Selain itu PT. Dan Liris juga harus bersaing dengan


(16)

commit to user

2

perusahaan daerah lain. Pangsa pasar pun semakin mengecil seiring dengan semakin banyaknya produk barang jadi yang terjual yang mampu memproduksi bahan tekstil dalam kapsitas yang kecil. Hal ini menuntut pihak untuk mengoptimalkan strategi pemasaran agar tidak kehilangan pangsa pasar. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran, ini berkaitan menentukan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk atau jasa pada segmen pasar sasaran. Bauran pemasaran mencakup produk, harga, distribusi dan promosi.

Harga dalam arti lebih luas adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat kerena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler, 2001 : 439). Sedangkan harga dalam arti yang paling sempit adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa (Kotler, 2001 : 439). Ketika perusahaan mengembangkan atau menghasilkan suatu produk baru, salah satu tugas pemasaran adalah menetapkan harga, dengan menetapkan harga maka perusahaan akan mudah dalam mencapai tujuan penetapan harga. Ada beberapa tujuan penetapan harga yaitu memperoleh laba maksimal, mengembalikan modal awal, mengurangi persaingan dan memperoleh dan memperbaiki pasar sasaran. Dengan menentukan harga berarti perusahaan telah berusaha untuk melanjutkan kelangsungan usahanya, yaitu dengan menetapkan harga jual yang dapat dijangkau oleh konsumen. Selain itu perusahaan dapat memaksimalkan laba yang akan diperoleh dari penjualan produk tersebut.


(17)

commit to user

3

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan harga jual antra lain faktor pengeluaran perusahaan dan strategi perusahaan. Sedangkn faktor yang dari luar perusahaan adalah persaingan, permintaan, dan penawaran, keadaan ekonomi, dll. Salah satu faktor terpenting dalam penentuan harga jual adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan, karena merupakan batas minimal yang harus dipenuhi agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Harga jual juga harus mampu menutup biaya dan harus memenuhi laba yang diinginkan perusahaan. Oleh karena itu penentuan harga jual harus melalui perhitungan yang sangat teliti dan akurat.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul :

“ ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL BENANG PADA PT. DAN LIRIS DI SUKOHARJO ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yakni : “ Bagaimana cara penentuan harga jual benang yang dilakukan pada PT. Dan Liris di Sukoharjo ? ”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: “ Untuk mengetahui cara penentuan harga jual benang yang dilakukan pada PT. Dan Liris di Sukoharjo ’’


(18)

commit to user

4 D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai masukkan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menyusun kebijakan pemasaran khususnya dalam penentuan harga demi meningkatkan volume penjualan.

2. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan tentang masalah-masalah dibidang pemasaran terutama mengenai strategi penentuan harga jual yang diterapkan pada perusahaan.

3. Bagi Pembaca

Memberikan tambahan informasi dan referensi yang berguna bagi pembaca dan dapat memberikan gambaran terutama dengan kajian yang sama.

E. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan perencanaan, struktur dan strategi penelitian dalam rangka menjawab pertanyaan dan mengendalikan penyimpangan yang mungkin terjadi (Sumarni, 2006 : 47).

Desain Penelitian yang digunakan merupakan studi kasus dengan obyek perusahaan pada PT. Dan Liris di Sukoharjo. Suatu penelitian


(19)

commit to user

5

dimaksudkan mendeskripsikan suatu permsalahan dan mengajukan pertanyaan guna memperoleh jawaban yang akan dijadikan kesimpulan. 2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di PT. Dan Liris yang terletak di Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

3. Jenis Penelitian a. Jenis Data

1) Data Kualitatif

Data Kualitatif adalah data yang tidak dapat dihitung. Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah berupa gambaran umum dari perusahaan dan gambaran proses produksi PT. Dan Liris.

2) Data Kuantitatif

Data Kuantitatif adalah data yang dihitung dengan angka. Dalam penelitian ini berupa biaya- biaya yang dikeluarkan perusahaan.

b. Sumber Data

Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan sebagai data primer dan data sekunder (Azwar, 1997 : 97).

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1) Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data


(20)

commit to user

6

langsung dari subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 1997 : 97). Data primer dalam penelitian ini adalah berupa : Data yang diperoleh dengan wawancara secara langsung dengan nara sumber maupun pencatatan yang didapat dalam observasi yaitu berupa daftar biaya serta keterangan mengenai metode penetapan harga dalam perusahaan.

2) Data Sekunder

Data yang diperoleh dari pihak lain atau sumber lain, tidak langsung diperoleh oleh penulis dari subjek penelitiannya (Azwar, 1997 : 97). Data yang diperoleh dari catatan perusahaan, referensi atau sumber-sumber data yang tersedia seperti data manajemen yang berhubungan dengan Penyusunan Tugas akhir.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Wawancara (Interview)

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan kepada pimpinan perusahaan, para staf maupun orang – orang yang bersangkutan yang berhubungan dengan penelitian. Interview merupakan komunikasi atau pembicaraan dua arah yang dilakukan oleh pewawancara dan responden untuk menggali informasi yang relavan denan tujuan penelitian (Sumarni, 2006 : 85).


(21)

commit to user

7

untuk mendapatkan data tentang cara penentuan harga jual benang pada PT. Dan Liris di Sukoharjo.

2. Metode Observasi

Penulis melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung di perusahaan PT. Dan Liris sebagai objek pnelitian yang didasarkan pada tujuan penelitian. Peneliti melakukan pemeriksaan terhadap kegiatan suatu subyek atau sifatnya tanpa berupaya mendapatkan tanggapan dari siapapun. (Sumarni, 2006 : 50). Penulis mengamati secara langsung objek penelitian yaitu dengan mngamati kegiatan perusahaan dan proses produksi.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan data pendukung yang diperoleh dari sumber lain. Data ini diperoleh dari buku referensi yang berkaitan dengan penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Teknik menganalisis data yang digunakan adalah metode deskriptif yang mendeskripsikan serta menggambarkan tentang suatu objek sebagaimana adanya suatu waktu. Analisis Deskriptif adalah pengumpulan dan penyajian pernyataaan tentang fakta (Mc Daniel, 2001 : 7).


(22)

commit to user

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bauran Pemasaran

Dalam kebijakan pemasaran dikenal adanya strategi bauran pemasaran atau disebut marketing mix. Bauran pemasaran mengacu pada paduan strategi yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang aling memuaskan dengan pasar yang dituju. Menurut Kotler, (2001 : 71) bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis produk, harga, promosi, distribusi yang paduan untuk mengahasilkan respon yang dingginkan pasar sasaran. Lamb dkk (2001 : 50) menyebutkan bauran pemasaran terdiri dari : a. Bauran pemasaran dimulai dengan produk. Inti dari bauran pemasaran

yang merupakan lagkah awalnya adalah strategi produk. Sangat sulit untuk mendesain suatu strategi distribusimemutuskan kampanye promosi atau menentukan harga tanpa mengenali produk yang akan dijual.

b. Strategi Distribusi berkaitan dengan upaya membuat produk tersedia kapan dan dimana konsumen mmbutuhkannya. Distribusi mencakup semua kegiatan bisnis penyimpanan dan pengangkutan bahan baku atau produk jadi. Tujuan dari distribusi adalah untuk memastikan produk dalam kondisi layak pakai pada tempat yang ditunjuk pada saat diperlukan. c. Strategi promosi terdiri dari penjualan perorangan, periklanan, promosi

penjualan dan humas. Peran promosi dalam bauran pemasaran adalah menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang


(23)

commit to user

9

dituju melalui penyampaian informasi mendidik, membujuk atau mengingatkan pada mereka akan manfaat suatu organisasi atau produk. d. Strategi Harga. Harga adalah apa yang harus di berikan oleh pembeli

untuk mendapatkan suatu produk. Harga sering merupakan elemen yang paling fleksibel dari keempat elemen pemasaran yaitu elemen yang paling cepat berubah.

B. PENGERTIAN HARGA

Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa. Pengertian ini sejalan dengan konsep pertukaran (exchange) dalam pemasaran.

Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain itu secara tidak langsung harga juga mempengaruhi biaya, karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang dtimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi. Oleh karena penetapan harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total, maka keputusan dan strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan (Tjiptono, 2008 : 151).

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong, (2001 : 439) harga adalah sejumlah uang yang di bebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari


(24)

commit to user

10

nlai yang ditukar konsumen atas manfaat- manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

Menurut Lamb, (2001:268) harga adalah sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa.

Secara Historis harga itu ditentukan oleh pembeli dan penjual melalui proses tawar menawar, sehingga terjadilah kesepakatan harga tertentu. Pada mulanya harga menjadi faktor penentu, tetapi dewasa ini faktor penentu pembelian semakin bervariasi, sehingga faktor selain harga juga banyak berperanan dalam keputusan pembelian.

Kesalahan-kesalahan umum dalam penetapan harga dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut :

1. Perusahaan terlalu berorentasi pada biaya, bukan pada pesaing atau konsumen (pasar).

2. Menganggap harga merupakan variabel terpisah dari bauran pemasaran yang lain, bukan merupkan unsur intrinsik dari segi penentuan harga pasar. 3. Perusahaan menetapkan harga cenderung sama untuk semua jenis produk

dan semua segmen. (Gitosudarmo, 2001:229).

C. Menetapkan Harga Pada Suatu Produk

Menurut Lamb (2001:308-311), menetapkan harga yang tepat atas suatu produk merupakan suatu proses empat tahap yaitu :


(25)

commit to user

11 1. Menentukan tujuan penetapan harga

Langkah pertama dalam penetapan harga yang tepat adalah menentukan tujuan penetapan harga, dimana tujuan penetapan harga dibagi menjadi tiga kategori orientasi laba, orienatasi penjualan dan status quo. Tujuan-tujuan ini berasal dari tujuan perusahaan secara keseluruhan. 2. Memperkirakan permintaan, biaya dan laba.

Setelah menentukan tujuan penetapan harga, para manajer harus memperkirakan pendapatan total pada harga yang bervariasi. Selanjutnya mereka harus menentukan biaya yang sesuai untuk masing-masing harga. Mereka kemudian siap untuk memperkirakan brapa laba, jika ada bebrapa besar pangsa pasar yang dapat diperoleh pada setiap kemungkinan harga tersebut. Data ini menjadi menjadi inti dari perkembangan kebijakan harga. Para Manajer dapat mempelajari pilihan dari sudut pendapatan, biaya dan laba.Informasi ini dapat membantu menentukan harga yang sesuai dengan tujuan penetapan harga.

3. Memilih suatu strategi harga untuk membantu menentukan harga dasar. Strategi harga merupakan dasar, kerangka penetapan harga jangka panjang yang menetapkan harga awal untuk sebuah produk dan dimaksudkan untuk memberikan arah untuk pergerakan harga pada daur hidup produk.Strategi harga menetapkan harga bersaing dalam segmen pasar yang spesifik, berdasarkan pada strategi penetapan posisi yang ditetapkan dengan baik. Kebebasan perusahaan dalam menetapkan harga


(26)

commit to user

12

produk dan merencanakan strategi harga tergantung pada kondisi pasar dan elemen lainnya dari bauran pemasaran.

4. Menyesuaikan harga dasar dengan taktik penetpn harga

Harga dasar merupakan suatu tingkat harga umum dimana perusahaan mengharapkan untuk menjual produk. Tingkat harga umum berhubungan dengan kebijakan penetapan harga diatas pasar, pada harga pasar, atau dibawah harga pasar. Teknik-teknik penetapan harga adalah pendekatan jangka pendek yng tidak mengubah tingkat harga umum. Taktik harga ini berkaitan dengan perusahaan untuk menyesuaikan persaingan pasar, menyesuaikan perubahan kebijakan pemerintah, mendapatkan keuntungan dalam situasi permintaan yang unik dan menemukan promosi dan tujuan yang tepat.

Langkah-langkah dalam menetapkan harga yang tepat terhadap suatu produk dapat dilihat dalam bagian sebagai berikut :

Memperkirakan permintaan, biaya dan laba

Menyesuaikan harga dasar dengan teknik penetapan harga

Memilih strategi harga untuk membantu menetukan harga dasar Menentukan tujuan penetapan harga

Mengarah pada hasil harga yang tepat


(27)

commit to user

13 D. Tujuan Penetapan Harga

Suatu perusahaan dapat mengejar enam tujuan melalui penetapan harga (Philip Kotler, 2001:638), yaitu :

1. Kelangsungan Hidup

Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utamanya, jika mengalami kapasitas lebih, persaingan ketat, atau perubahan keinginan konsumen. Untuk menjaga agar pabrik tetap beroperasi dan persediaan dapat terus diputar, mereka sering melakukan penurunan harga. Laba kurang penting dibandingkan kelangsungan hidup. Selama harga dapat menutup biaya variabel dan biaya tetap, perusahaan dapat terus berjalan. Tapi kelangsungan hidup hanyalah tujuan jangka pendek. Dalam jangka panjang, perusahaan harus meningkatkan nilainya. 2. Laba sekarang maksimum

Banyak perusahaan menetapkan harga yang memaksimalkan labanya sekarang. Mereka memperkirakan bahwa permintaan dan biaya sehubungan sebagai alternative harga dan memilih harga yang akan menghasilkan laba, arus kas, atau pengembalian investasi yang maksimum.

3. Pendapatan secara maksimum

Beberapa perusahaan menetapkan harga yang akan memaksimalkan pendapatan dari penjualan. Maksimisasi pendapatan hanya membutuhkan perkiraan fungsi permintaan. Banyak manajer


(28)

commit to user

14

percaya bahwa maksimisasi pendapatan akan menghasilkan maksimisasi laba jangka panjang dan pertumbuhan pasar.

4. Pertumbuhan penjualan maksimum

Perusahaan lainnya ingin memaksimalkan unit penjualan. Mereka percaya bahwa volume penjualan lebih tinggi akan menghasilkan biaya per unit lebih rendah dan laba jangka panjang yang lebih tinggi. Mereka menetapkan harga terendah, dengan mengasumsikan bahwa pasar sensitive terhadap harga. Ini disebut penetapan harga penetrasi pasar.

5. Skimming pasar maksimum

Skimmimng pasar hanya mungkin dalam kondisi adanya sejumlah pembeli yang memiliki permintaan tinggi, biaya perunit untuk memproduksi volume kecil tidaklah sedemikian tinggi sehingga dapat mengurangi keuntungan penetapan harga maksimal yang dapat diserap pasar, harga yang tinggi tidak menarik lbih banyak pesaing, harga tinggi menyatakan citra produk superior.

6. Kepemimpinan mutu produk

Perusahaan mungkin mengarahkan untuk menjadi pemimpin dalam hal mutu produk dipasar, dengan membuat produk yang bermutu tinggi dan menetapkan harga yang lebih tinggi dari pesaingnya. Mutu dan harga yang lebih tinggi akan mndapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari rata-rata industrinya.


(29)

commit to user

15

E. Faktor- Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Menetapkan Harga Dalam penentuan harga jual, tidak semua faktor dijadikan dasar dalam penentun harga jual, tetapi hanya beberapa faktor saja yang perlu dipertimbangkan.

Keputusan penetapan harga sebuah perusahaan dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan maupun faktor eksternal lingkungannya. (Kotler dan Amstrong, 2008 : 440).

1. Faktor Internal

Faktor internal mempengaruhi penetapan harga meliputi : a. Tujuan Pemasaran

Sebelum menetapkan harga, perusahaan seharusnya menentukan strategi atas produk tersebut. Jika perusahaan telah memilih pasar sasarannya dan memposisikan dengan baik, maka strategi bauran pemasarannya termasuk harga akan berjalan dengan baik. Untuk menetapkan harga perusahaaan harus mempunyai tujuan yang jelas, tujuan tersebut antara lain :

1) Bertahan hidup

2) Maksimasasi keuntungan masa sekarang 3) Kepemimpinan pasar

4) Kepemimpinan dalam mutu produk b. Strategi bauran pemasaran

Harga adalah salah satu alat bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Keputusan harga


(30)

commit to user

16

harus dihubungkan dengan keputusan rancangan produk, distribusi dan promosi untuk membentuk program pemasaran yang efektif. Keputusan yang dibuat untuk variabel-variabel bauran pemasaran lainnya mempengaruhi keputusan penetapan harga.

Harga merupakan faktor penentu penempatan produk yang amat penting yang menentukan pasaran produk persaingan dan rancangan produk. Strategi penetapan harga semacam ini dengan suatu teknik disebut penetapan biaya sasaran (target costing), suatu alat strategis yang potensial.

c. Biaya

Biaya menjadi dasar bagi harga yang dapat ditetapkan perusahaan terhadap produknya. Perusahaan ingin mentapkan harga yang dapat menutupi semua biaya untuk produksi, distribusi dan penjualan produk, dan memberikan laba yang wajar bagi usaha dan resikonya.

Terdapat dua bentuk biaya perusahaan yaitu : 1. Biaya tetap

Biaya yang tidak berubah pada tingkat produksidan penjualan. 2. Biaya variable

Biaya yang berubah langsung sesuai dengan tingkat produksi. Jumlah biaya tetap dan variable untuk suatu tingkat produksi disebut dengan biaya total. Manajemen ingin menetapkan harga yang sekurang-kurangnya dapat menutupi biaya produksi total tingkat


(31)

commit to user

17

produksi tertentu. Jika biaya membuat dan menjual produk lebih besar dari pesaingnya, perusahaan harus menetapkan harga yang lebih tinggi atau mengurangi laba, sehingga menempatkan perusahaan pada kerugian persaingan.

d. Pertimbangan organisasi

Manajemen harus memutuskan siapa yang harus mentapkan harga dalam organisasi tersebut. Perusahaan-perusahaan menangani pentapan harga dengan berbagai cara. Dalam perusahaan kecil, harga sering kali ditetapkan oleh manajemen puncak dan bukan oleh departemen pemasaran dan penjualan. Dalam perusahaan besar, penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer-manajer divisi ataupun lini produk. Sedangkan pasar industri, wiranaga mungkin diijinkan bernegosiasi dengan pelanggan dalam suatu rentang harga tertentu.

2. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal yang mempengaruhi keputusan penetapan harga meliputi :

a. Pasar dan permintaan

Sebelum menetapkan harga, seorang pemasar harus memahami hubungan antara harga dan permintaan atas produknya. Dalam hal ini hubungan harga dan permintaan sangat bervariasi terhadap berbagai jenis pasar yang berbeda dan bagaimana perspsi pembeli atas harga dapat mempengaruhi keputusan penetapan harga.


(32)

commit to user

18 b. Biaya, harga dan penawaran pesaing

Faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi keputusan penetapan harga adalah biaya dan harga pesaing serta kemungkinana reaksi pesaing atas tindakan penetapan harga yang dilakukan perusahaan.Strategi penetapan harga yang mungkin akan menghentikan persaingan atau membuat keluar dari pasar.

c. Faktor-faktor eksternal lainnya

Perusahaan juga harus mempertimbangakan faktor-faktor lain dalam lingkungan eksternalnya. Keadaan ekonomi dapat memiliki dampak yang besar terhadap strategi penetapan harga perusahaan. Faktor-faktor ekonomi seperti booming atau resesi, inflasi dan tingkat bunga mempengaruhi keputusan penetapan harga karena dapat mempengaruhi baik biaya produksi maupun persepsi konsumen terhadap harga dan nilai produk. Perusahaan juga harus mempertimbangkan reaksi penjual terhadap berbagai tingkat harga. Perusahaan harus menetapkan harga yang memberikan keuntungan yang cukup pada penjual, mendorong mereka agar lebih mendukung, dan membantu mereka menjual produk secara efaktif. Pemerintah juga merupakan pengaruh eksternal yang penting lainnya dalam keputusan penetapan harga. Keprihatinan sosial mungkin bisa juga diperhitungkan. Dalam menetapkan harga, penjualan jangka pendek, pangsa pasar dan tujuan keuntungan perusahaan mungkin harus disesuaikan dengan pertimbangan-pertimbangan sosial yang lebih luas.


(33)

commit to user

19

F. Biaya Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual

Biaya merupakan suatu hal yang penting dalam penntuan harga jual. Biaya- biaya dalam menghasilkan suatu barang harus dicatat dengan benar dan harus digolongkan sesuai dengan tingkah laku biaya. Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemunkinannya akan terjadi untuk tujuan tertentu. (Mulyadi 2001 : 7).

Penggolongana biaya harus dilakukan dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam penetuan harga jual produk. Menurut Mulyadi (2001:14), biaya yang terjadi didalam perusahaan manufaktur dapat digolongkan menjadi 3 yaitu :

1. Biaya produksi

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya- biaya produksi ini terdiri dari :

a. Biaya Bahan Baku

Bahan baku adalah semua bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi dan dapat diidentifikasi secara langsung pada produk yang bersangkutan.

b. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan pada semua karyawan yang ada dalam proses produksi, baik tenaga kerja langsung maupun tidak langsung.


(34)

commit to user

20 c. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang palin kompleks dan tidak dapat diidentifikasi langsung pada produk, maka pengumpulan biaya ini baru dapat dihitung pada akhir periode. Dalam menghitung biaya ini, brdasar pada tarif yang ditentukan dimuka. Unsur-unsur biaya ini anatara lain :

1) Biaya bahan penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan agar terselesainya produk tersebut, dan siap dijual kekonsumen.

2) Biaya listrik dan air

Biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar listrik dan air pabrik.

3) Biaya reparasi dan pemeliharaan

Biaya ini meliputi biaya pemeliharaan dan reparasi mesin-mesin pabrik, peralatan pabrik dan kendaraan perusahaan.

4) Biaya penyusutan mesin-mesin dan alat-alat pabrik

Biaya ini merupakan biaya yang dianggarkan dari mesin-mesin atau alat-alat yang digunakan dalam proses produksi. Biaya ini dianggar setiap satu taun atau bulan.


(35)

commit to user

21 2. Biaya Pemasaran

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran, contoh : biaya iklan, biaya promosi, biaya gaji bagian pemasaran dan lain-lain.

3. Biaya Administrasi umum

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran.

Dalam perusahaan manufaktur, biaya pemasaran dan administrasi umum dapat disebut non produksi.

G. Metode Penentuan Harga Jual

Faktor biaya merupakan faktor yang berasal dari perusahaan, sehingga lebih mudah dalam menanganinya. Biaya juga menggambarkan batas minimum yang harus dipenuhi perusahaan untuk harga jual produknya.

Menurut Basu swastha (2005 : 154), metode penetuan harga jual yang berdasarkan biaya dalam bentuk yang paling sederhana yaitu :

a. Cost Plus Pricing Methode

Penetuan harga jual cost plus pricing, biaya yang digunakan sebagai dasar penentuan, dapat didefinisikan sesuai dengan metode penetuan harga pokok produk yang digunakan. Dalam metode ini, penjual atau produsen menetapkan harga untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya perunit, ditambah dengan suatu jumlah laba yang diinginkan.


(36)

commit to user

22

Dalam menghitung cost plus pricing, digunakan rumus :

b. Mark Up Pricing Methode

Mark up pricing banyak digunakan oleh para pedagang. Para

pedagang akan menentukan harga jualnya dengan cara menambahkan

mark up yang diinginkn pada harga beli persatuan. Presentase yang

ditetapkan berbeda untuk setiap jenis barang. Dalam menghitung harga jual, menggunakan rumus :

Mark up adalah : jumah kenaiakan harga atas biaya unit total (Kent B.

Monoe, 2000 : 607).

c. Penentuan Harga Oleh Produsen

Dalam metode ini, harga yang ditetapkan oleh perusahaan awal dari rangkaian harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain dalam saluran distribusi. Karena itu , penetapan harga oleh produsen memegang peranan penting dalam menentukan harga akhir barang.

Dalam mnetapkan harga jualnya, produsen dapat berorintasi pada biaya. Proses penetapan harga dimulai dengan menghitung biaya per unit barang yang dihasilkan kemudian menambahkan sejumlah mark up tertentu. Produsen menggunakan rumus yang mereka anggap cocok bagi mereka, tentunya berdasarkan pengamatan atas produk yng

Biaya Harga Jual = Biaya Total + Margin


(37)

commit to user

23

dihasilakannya. Setiap produk mempunyai pola biaya yang berbeda satu sama lainnnya.

Karena banyaknya biaya yang ikut berpengaruh pada biaya barang, maka terkadang harga ditetapkan dengan pemikiran langsung. Cara ini disebut naive cost plus methode, yaitu penetapan harga secara apa adanya. Harga ditetapkan dengan menambah mark up yang dianggap pantas pada biaya barang. Biaya per unit dihitung dengan menganggap bahwa semua barang telah terjual dalam periode yang lalu. Lalu biaya total yang terjadi pada bulan tersebut dibagi dengan volume produksi.

H. Metode Penentuan Harga Jual Cost Plus

Pendekatan produksi sangat menentukan dalam penetapan harga jual karena biaya – biaya yang dikumpulkan dengan metode berbeda akan mengasilkan harga jual yang berbeda. Menurut Mulyadi, (2001 : 18) dalam penetunan harga pokok produksi terdapat 2 metode :

1. Full costing methode

Dalam pendekatan full costing untuk penentuan harga jual berdasarkan metode cost plus, pengertian harga adalah biaya untuk memproduksi satu unit produk ditambah dengan biaya non produksi. Full

costing adalah penetuan harga pokok produk yang membebankan seluruh

biaya produksi, baik yang bersifat tetap maupun variabel kepada produk (Mulyadi, 2001 : 378).


(38)

commit to user

24

2. Variabel costing methode

Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok

produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel, kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhad pabrik ditambah dengan non produksi variabel dan biaya tetap.

Perbedaan dari kedua metode ini terletak pada perlakuan biaya-biaya yang bersifat tetap (biaya-biaya tetap). Methode full costing memperlakukan biaya tetap sebagai komponen dalam penentuan harga pokok produk. Sedangkan variabel costing memperlakukan biaya tetap dengan tidak memasukkan kedalam komponen penentuan harga pokok produk. Perbedaan perlakuan ini didasarkan pada biaya tetap kurang relavan dalam penetuan harga pokok produk.

Strategi penetapan harga bertujuan untuk menguarangi atau bahkan menghilangkan persaingan sehingga perusahaan mampu menempatkan produknya pada pangsa pasar.

I. Alasan Dan Kelemahan Dalam Penggunaan Data Biaya

Penentuan Harga yang berdasarkan biaya banyak digunakan oleh perusahaan, karena perusahaan dapat mengetahui batas minimal yang harus ditetapkan terhadap harga jualnya. Menurut Supriono (2006 : 364), alasan-alasan data biaya sebagai dasar penentuan harga jual adalah :


(39)

commit to user

25

1. Harga jual berdasarkan cost plus dapat merupakan titik awal kearah harga jual yang dapat diterima sesuai dengan kendala-kendala tertentu yang ada. 2. Biaya dapat dipandang sebagai suatu batas bawah perlindungan atau

penjagaan agar harga jual tidak ditentukan terlalu rendah sehingga menimbulkan kerugian.

3. Formula harga jual berdasarkan cost plus dapat digunakan untuk mempelajari secara mendalam biaya para pesaingnya, atau dapat membantu manajemen untuk mempredisikan keputusan harga yang akan dibuat oleh para kompetitornya.

4. Harga jual yang ditentukan dengan formula cost plus mungkin bersifat sementara, dan akan diubah jika waktu dan kondisi sudah memungkinkan.

Disamping alasan-alasan diatas, metode penentuan harga jual berdasarkan biaya juga memiliki kelemahan. Kelemahan-kelemahan penentuan harga jual dengan cost plus menurut Supriyono (2001 : 351) yaitu :

1. Metode cost plus mengabaikan faktor permintaan dan penawaran.

2. Besarnya biaya per satuan berubah-ubah dipengaruhi oleh volume produksi.

3. Metode cost plus tidak menggambarkan persaingan. Harga jual tidak

dipengaruhi biaya saja tetapi juga dipengaruhi oleh persaingan dan tersedianya oleh produk-produk alternatif berdasarkan harganya.


(40)

commit to user

26

5. Metode cost plus tidak mempertimbangkan berbagai faktor atau tujuan

perusahaan selain laba misalanya peraturan pemerintah, kesejahteraan masyrakat, dan sebagainya.

J. Kerangka Pemikiran

Gambar 2. 1. Siklus Akuntansi Biaya Sumber : Mulyadi, (1999). Akuntansi Biaya, Edisi 5.

Pembahasan dimulai dengan mengumpulkan data-data mengenai biaya-biaya produksi perusahaan dalam satu periode guna menentukan harga jual produk benang pada PT. Dan Liris. Siklus kegiatan perusahaan dimulai dengan pengolahan bahan baku benang dibagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi benang ke gudang. Dalam PT. Dan Liris,

Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang dibeli

Pengumpulan Biaya Produksi Biaya Tenaga Kerja

Langsung

Penentuan Harga Pokok yang dipakai

Biaya Overhead Pabrik

Penentuan Harga Pokok Produk Jadi


(41)

commit to user

27

siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku benang yang dimasukkan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan disajikannya harga pokok produk jadi benang yang diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang. Dalam pembahasan ini penulis kemudian menjabarkan penetapan harga menurut perusahaan dan penulis sehingga dapat ditarik kesimpulan dari hasil perbandingan tersebut.


(42)

commit to user

28 BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Dan Perkembangan PT. Dan Liris Sukoharjo

PT. Dan Liris berdiri sesuai dengan akta Notaris, tanggal 25 April 1974, dengan SK Kehakiman No. YA.5/313/23 bertanggal 23 Agustus 1974. Sedangkan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) No. 182/11.35/PB/VII/1991/P.I dengan Tanda Daftar Perusahaan No. 113511700008. Pada mulanya PT. Dan Liris merupakan perusahaan khusus pertenunan yang sebagian digunakan untuk industri (Batik Keris, cikal bakal). Nama Dan Liris sendiri berasal dari kata Udan Liris, merupaka suatu jenis motif batik yang secara filosofis mempunyai arti : udan = hujan, liris = rintik-rintik, (dan terus menerus), sehingga diharapkan agar kelangsungan hidup (atau rejeki) yang didapat perusahaan ini bisa berjalan stabil dan terus menerus. Udan Liris juga merupakan desain unggulan dari produk Keris Group. Pada akhirnya kata Udan Liris disingkat menjadi Dan Liris yang selanjutnya dijadikan nama PT. Dan Liris.

Latar Belakang berdirinya PT. Dan Liris, dimulai pada tahun 1920 sebagai home industry batik. Kemudian pada tahun 1940 mulai diberi nama “ Keris”. Pada tahun 1966 Pemerintah membuka kesempatan yang seluas;luasnya bagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia,


(43)

commit to user

29

baik bersala dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Dengan adanya kebijakan tersebut, maka perusahaan home industry batik menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Batik Keris pada tahun 1971. Sejak itu PT. Batik Keris menerima permintaan produk yang terus meningkat dari waktu ke waktu dari para konsumen. Selanjutnya PT. Batik Keris mengambil langkah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dan untk mengantisipasi agar tidak terganggu aktivitas produksi PT. Batik Keris apabila suatu saat perusahaan mengalami kesulitan karena terjadi fluktuasi harga bahan baku di pasaran, maka didirikanlah perusahaan pensuplai bahan baku tekstil dan batik yaitu PT. dan Liris.

Kegiatan usaha PT. Dan Liris dimulai hanya degan satu bidang saja, yaitu pertenunan (weaving). Lokasi pabrik tenun pada mulanya berada di Jl. Adi Sucipto, Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Seiring dengan berkembangnya perusahaan, maka didirikanlah pabrik perajutan dan garment di lokasi yang sama sehingga pada tahun 1982 juga didirikan pabrik permintalan hingga menjadi industry tekstil terpadu, dengan adanya produksi cetak (printing) dan pembuatan kain bermotif batik (finishing). Karena semakin pesatnya perkembangan perusahaan, maka pada tahun 1983 lokasi pabrik dipindahkan ke Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo hingga sekarang, dan pada akhirnya menjadi indusri tekstil terpadu dengan unit usaha permintalan (spinning), pertenunan (weaving), pencelupan dan


(44)

commit to user

30

pewarnaan (dyeing), penyempurnaan (finishing), pencetakan tekstil bermotif (printing) dan konfeksi pakaian jadi (garment).

Kapasitas produksi yang terpasang yaitu : a. Benang : 8.500 ball/ bulan b. Kain Greige : 7.500.000 meter/ bulan c. Kain Jadi & Printing : 5.500.000 meter/ bulan d. Pakaian Jadi : 950.000 pieces/ bulan

Sebagian besar benang tenun tersebut digunakan sendiri oleh PT. Dan Liris, sedangkan kain greige, kain jadi dan printing sebagian di jual di dalam negeri sedangkan sisanya dijual eksport (untuk kualitas A). Bahan baku benang dan tekstil yang dihasilkan terbuat dari serat katun, polyester, atau campuran keduanya. Saat ini PT. Dan Liris dipegang oleh generasi ketiga yaitu Ibu Michelle Tjokrosaputro (generasi pertama pendiri adalah Kasoem Tjokrosaputro, dan dikembangkan oleh generasi kedua yaitu Handiman Tjokrosaputro).

2. Tujuan Perusahaan

Sebagai Peusahaan yang telah dikelola secara profesional, PT. Dan Liris telah menetapkan visi dan misi untuk kemajuan perusahaan.

a. VISI

1) Menjadi perusahaan tekstil yang terintegrasi yang terkenal sebagai yang terbaik terutama oleh pemegang saham , pelanggan, dan karyawan.


(45)

commit to user

31

2) Menjadi Produsen tekstil yang dipercaya dan mampu menyediakan produk yang sesuai harapan pelanggan melalui aplikasi sistem secara berkesinambungan.

3) Terus meningkatkan sumber daya untuk dapat seoptimal mungkin memanfaatkan kemampuan dibidang teknologi, produksi dan pengolahan.

b. MISI

1) Menjadi perusahaan tekstil yang terintegrasi yang dapat memuaskan pemegang saham melalui profit, dan pelanggan melalui baiknya pelayanan pelanggan, kualitas dan harga.

2) Menyediakan lingkungan kerja yang menekankan kejujuran, kehati-hatian, keamanan dan penghargaan berdasarkan hasil. 3) Menyediakan lingkungan kerja yang menekankan kejujuran,

kehati-hatian, keamanan dan penghargaan berdasarkan hasil. Untuk mendukung tercapainya visi dan misi tersebut perusahaan telah menetapkan suatu slogan yaitu “Moving Together Towart

Excellence” ( Maju Bersama Menjadi yang Terbaik).

Untuk mencapai visi serta menjalankan misi dan sasaran perusahaan ditetapkan tuntutan yang diwujudkan dalam bentuk filosofi / slogan perusahaan itu. Slogan itu berfungsi sebagai motifasi dan panduan bagi karyawan dalam menjalankan profesi serta tanggung jawabnya dengan penuh legalitas dan integritas yang tinggi.


(46)

commit to user

32

Selain visi dan misi yang ditetapkan tersebut, PT. Dan Liris juga mempunyai sasaran umum perusahaan. Sebagaimana telah dicantumkan dalam sasaran dan rencana yang ditetapkan PT. Dan Liris, yaitu :

a. Membeli dan memperbaiki mesin

b. Menerima dan melatih karyawan yang berarti di pabrik maupun di manajemen.

c. Membuat program, struktur dan target baru.

3. Lokasi PT. Dan Liris – Sukoharjo PT. Dan Liris berdiri di atas lahan seluas ± 45 hektar, dengan kantor pusat/pabrik di Kelurahan Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo-57193. PT. Dan Liris terletak di tempat yang cukup strategis dan mudah dijangkau, diantaranya :

a. Utara : Desa Gambiran, Jati, kota Surakarta. b. Timur : Kelurahan Tipes, Cemani, Pasar Klewer c. Selatan : Desa Candi, Grogol, arah jalur Wonogiri

d. Barat : Desa Banaran, Laweyan(merupakan wilayah home industry batik), arah Jalur Yogyakarta, Semarang. Lokasi PT. Danliris ini dibagi menjadi 3 area, yaitu :

a. Teksti ada 3 Area

1) Spinning Area (Tempat Permintalan)

2) Weaving Area ( Tempat Penenunan)


(47)

commit to user

33 b. Garmen ada 5 Area, yaitu :

1) Konveksi 1 2) Konveksi 2 3) Konveksi 3 4) Konveksi 4 5) Konveksi 5

Selain di kabupaten Sukoharjo, PT. Dan Liris mempunyai cabang ibukota Negara tepatnya di Panin Bank Center Building 7th floor jalan Jendral Sudirman No.1 Jakarta 10270-Indonesia. Selain itu PT.Dan Liris juga mempunyai kantor cabang industri di wilayah Kabupaten Karanganyar tepatnya di Blubukan, Colomadu, Karanganyar.

4. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi pada PT. Dan Liris meliputi skema organisasi dan penjabaran tugas yaitu tanggung jawab dan wewenang masing-masing jabatan.

a. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan gambaran secara sistematis tentang hubungan tugas dan tanggung jawab antara bagian-bagian yang ada dalam organisasi. Dengan adanya struktur organisasi ini, dapat diketahui wewenang dan tanggung jawab dari tiap-tiap elemen yang memegang jabatan dalam organisasi, sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.


(48)

commit to user

34

Dalam penyusunan struktur organisasi perusahaan, PT. Dan Liris juga memperhatikan tujuan dan strategi organisasi, sumber daya manusia yang dimiliki, dan lingkungan yang melingkupinya. Struktur organisasi pada PT. Dan Liris di Sukoharjo berbentuk divisi dan staff sesuai dengan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu. Sehingga menggambarkan dengan jelas mengenai pemisahan antara tugas, wewenang dan kepada siapa pelaksanaan tugas tersebut di pertanggung jawabkan. Oleh karena itu, struktur organisasi perusahaan sangat penting dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan yang diharapkan.

Berdasarkan hal tersebut diatas, struktur organisasi pada PT. Dan Liris di Sukoharjo terlampirkan.

b. Penjabaran Tugas

Dari sturuktur organisasi yang ada pada PT. Dan Liris di Sukoharjo dapat dijelaskan secara garis besar tugas masing – masing pejabat fungsional sebagai berikut :

1) Dewan Komisaris

a) Mengawasi dan mentertipkan pelaksanaan dan tujuan perusahaan berdasarkan kebijakan umum perusahaan yang telah ditetapkan.

b) Mengatur dan mengkoordinasi kepentingan para pemegang saham sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan.


(49)

commit to user

35

c) Memberikan penilaian dan mewakili para pemegang saham atas pengesahaan neraca dan perhitungan laba rugi tahunan yang disampaikan.

2) Presiden Direktur

a) Sebagai pejabat tinggi yang memimpin perusahaan bersama dengan Kepala Divisi.

b) Menjaga kelangsungan hidup perusahaan

c) Merencanakan, mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan kegiatan perusahaan.

d) Mempertanggungjawabkan semua hasil kegiatan perusahaan yang telah dijalankan kepada Dewan Komisaris.

3) Kepala Divisi

a) Merencanakan serta mengembangkan rencana untuk pencapaian tujuan perusahaan termasuk kebijakan dan sasaran mutunya.

b) Menetapkan metode dan kebijakan sebagai alat untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan.

c) Mengendalikan dan mengawasi Pimpinan di bawahnya (Kepala Bagian) agar dapat menjalankan tugas yang dibebankan.

d) Menampung dan atau menciptakan suasana yang memungkinkan adanya penemuan-penemuan baru untuk mencapai tujuan perusahaan secara maksimal.


(50)

commit to user

36 4) Kepala Bagian

a) Melaksanakan sasaran jangka panjang dan pendek yang ditetapkan oleh Direksi atau Pimpinan di atasnya dan menerjemahkan ke dalam pelaksanaan kerja bagian yang dipimpinnya.

b) Melaksanakan tindakan perbaikan / pencegahan dari temuan internal / eksternal audit, complain pelanggan dan Tinjauan Manajemen.

c) Mengelola dan mengontrol semua kegiatan sistem mutu dalam bagiannya.

d) Memberikan moivasi bawahan guna meningkatkan produktivitas kerja.

e) Merencankan kebutuhan pelatihan. 5) Kepala Seksie

a) Mengkoordinir / member arahan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan kerja sehari-hari kepada kelompok-kelompok kerja / sub-sub seksie di bawahnya agar terjamin bahwa sasaran jangka pendek dapat tercapai.

b) Mendata atau mengevaluasi, mengusulkan / menetapkan tindakan perbaikan dan memberikan laporan kepada Kepala Bagian tentang kemajuan realisasi pekerjaan yang telah dicapai maupun kesulitan-kesulitan / hambatan – hambatan yang belum dapat diatasi.


(51)

commit to user

37

c) Merencanakan, mengatur, dan menyiapkan semua perlengkapan kerja yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan.

d) Memberikan pelatihan kepada bawahan yang berkaitan dengan kebijaksanaan dan sasaran mutu.

e) Mengembangkan merancang, meningkatkan sasaran kerja dan memastikan bahwa bawahan bekerja sesuai dengan sasaran kerja yang telah ditetapkan.

6) Kepala Sub Seksie / Staff

a) Mengatur pelaksanaan kerja berdasarkan rencana kerja ( prosedur Pengendalian, Intruksi Kerja, Plannin yang ditetapkan dan Monitoring Proses) dan tugas lain yang dibebankan pimpinan. b) Mengkoordinir, membina / melatih karyawan agar dapat

melaksanakan pekerjaan sesuai kebijakan dan sasaran mutu perusahaan.

c) Mengontrol semua tahapan kerja agar dapat dicegah penyimpangan – penyimpangan kerja yang memungkinkan dapat terjadinya ketidaksesuaian produk.

d) Memberi dorongan dan mengevaluasi serta melaporkan semua kegiatan pelaksanaan kerja.

e) Mengoptimalkan semua kegiatan kerja yang menjadi tanggung jawabnya.

5. Aspek Sumber Daya Manusia a. Jenis Karyawan


(52)

commit to user

38

Salah satu komponen terpenting dalam suatu perusahaan adalah kepemilikan sumber daya manusia yang memiliki mutu bagus dan tingkat kecerdasan yang tinggi. Untuk itu sumber daya manusia yang profesional sangat dibutuhkan perusahaan sebagai keefektifan dan keefisiensian setiap kegiatan perusahaan. Hingga saat ini PT. Dan Liris telah memperkerjakan 15.000 karyawan dengan tingkat pendidikan yang bervariasi mulai ari SMA, D1, D2, D3, S1, dan S2. Berdasarkan keterikatan kerjanya PT. Danliris memebgi karyawannya menjadi 2 kelompok, yaitu :

1) Karyawan Tetap atau staff

Karyawan tetap yaitu karyawan yang bekerja dikantor PT. Dan Liris dengan status sebagai pegawai tetap. Mereka diangkat oleh pimpinan melalui kepala bagian personalia dimana pengangkatan pegawai tersebut disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dipeusahaan. Tingkat pendidikan minimal untuk menjadi karyawan tetap adalah D3 dan sederajatnya.

2) Karyawan Tidak Tetap

Karyawan harian atau borongan yang bekerja musiman atau harian pada perusahaan. Mereka bekerja apabila perusahaan sedang mengerjakan suatu pesanan dalam jumlah yang cukup besar, sehingga jumlah tenaga kerja ini disesuaikan dengan kebutuhan. Tingkat pendidikan minimal untuk karyawan tidak tetap adalah


(53)

commit to user

39

lulusan SMA dan di dalam melaksanakan pekerjaan mereka berada di bawah pengawasan pelaksanaan proyek.

b. System Pembagian Jam Kerja Peusahaan

Untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan setiap harinya, agar tercapai efektifitas dan efisiensi perusahaan, maka perlu adanya peraturan jam kerja. Karyawan PT. Dan Liris bekerja selama 6 (enam) hari dalam seminggu, dengan perincian sebagai berikut :

1) Kantor (day shift )

Senin – Kamis : 08.00 – 16.00 (jam istirahat : 12.00 – 13.00) Jum’at : 08.00 – 16.30 (jam istirahat : 12.00 – 13.00) Sabtu : 08.00 – 13.00 ( tanpa istirahat )

2) Produksi (shift)

Shift 1 : 06.00 – 14.00 (jam istirahat : 09.00 – 10.00) Shift 2 : 14.00 – 22.00 (jam istirahat : 18.00 – 19.00) Shift 3 : 22.00 – 06.00 (jam istirahat : 02.00 – 03.00). c. Upah dan Sistem Penggajian

Upah dan sistem penggajian merupakan balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Sistem pengupahan yang dilakukan oleh PT. Dan Liris yaitu berupa gaji bulanan, dimana besarnya gaji yang ditetapkan oleh menteri tenaga kerja, posisi dan


(54)

commit to user

40

lamanya karyawan tersebut bekerja. Upah diberikan kepada karyawan harian atau karyawan borongan. Besarnya upah yang diberikan disesuaikan dengan tingginya tingkat pendidikan dan jabatan karyawan, gaji yang diterima setiap bulannya berkisar antara Rp 750.000,00 sampai Rp 5.000.000,00 perbulan.

Kenaikan gaji atau jabatan akan diberikan kepada pegawai apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut :

1) Prestasi kerja baik minimal selama setahun penuh masa kerja terakhir.

2) Melaksanakan tugas dan kewajiban dengan baik dan penuh tanggung jawab.

3) Disiplin dan loyal terhadap perusahaan.

4) Kenaikan jabatan kan diberikan apabila ada lowongan yang sesuai dengan rencana perusahaan.

d. Program Kesejahteraan dan tunjangan karyawan

Kesejahteraan akan sangat menunjang prestasi karyawan dalam menjalankan aktivitasnya di dalam perusahaan. Untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja di PT. Dan Lliris menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan karyawan diantaranya :

1) Pemberian cuti untuk karyawan yang telah bekerja selama setahun penuh berhak atas istirahat atau cuti tahunan paling lama 7 (tujuh) hari kerja.


(55)

commit to user

41

2) Fasilitas olahraga senam yang diadakan setiap hari jumat jam 07.00 – 08.00 WIB.

3) Penggantian biaya perawatan dan kesehatan bagi karyawan atau keluarga.

4) Adanya koperasi simpan pinjam bagi karyawan.

5) Perusahaan menyediakan sarana transportasi bagi karyawan. 6) Sumbangan kematian bagi karyawan atau keluarga yang

meninggal.

7) Fasilitas rekreasi yang diadakan satu tahun sekali.

8) Jaminan sosial asuransi tenaga kerja dan asuransi jiwasraya. e. Sistem Pemberhentian Karyawan

Sistem pemberhentian karyawan yang dilakukan oleh PT. Dan Liris disebabkan oleh beberapa hal, anatara lain :

1) Melanggar peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh PT. Dan Liris. Dimana karyawan yang brsangkutan telah diberi peringatan sebelumnya sebanyak 3 ( tiga ) kali tetapi tidak menghiraukan peringatan tersebut.

2) Tidak lulus pada masa training.

3) Pemberhentian kerja atas permintaan karyawan itu sendiri.

4) Pemberhentian kerja yang diakibatkan dari kematian karyawan karena sakit atu kecelakaan.


(56)

commit to user

42

Jumlah karyawan pada perusahaan PT. Dan Liris di Sukoharjo,saat ini seluruhnya mempunyai jumlah karyawan sejumlah 6239 orang (data per januari 2010).


(57)

commit to user

43 6. Proses Produksi

Dalam proses produksi perusahaan PT. Dan Liris khususnya divisi

Spinning 1 membutuhkan ketelitian dalam setiap tahapannya. Selain

menggunakan tenaga manusia yang profesional dalam setiap bidangnya, PT. Dan Liris juga menggunakan mesin – mesin modern sebagai pendukungnya. Secara lebih detail bisa dijelaskan sebagai berikut :

Proses Spinning (permintalan benang) merupakan proses paling awal, yaitu dalam pembuatan serat menjadi benang. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi benang pada Spinning I adalah serat alam yaitu kapas (cotton). Adapun flow proses produksi benang pada Spinning I adalah :

1) Blowing

Bertujuan untuk membuka pembukaan kapas, membersihkan kapas, dan juga mixing atau pencampuran berbagai jenis kapas.

2) Carding

Bertujuan untuk meluruskan serat, pemisahan antara serat panjang dengan serat pendek.

3) Lap former

Bertujuan untuk membuat lap untuk proses berikutnya dan perangkapan.


(58)

commit to user

44

4) Drawing

Bertujuan untuk perangkapan, mengurangi ketidakrataan, dan penyempurnaan kapas (cotton).

5) Combing

Bertujuan untuk pensejajaran, pemisahan serat antara panjang dengan serat pendek dan terakhir pembersihan.

6) Flyer

Bertujuan untuk roving dan pemberian twist (pembentukan puntiran)

7) Ring Spinning

Bertujuan untuk mengumpulkan benang dan terakhir penomeran benang.

8) Winder

Merupakan proses tahap akhir dari proses spinning, yang bertujuan untuk penggulungan menjadi besar, menghilangkan cacat pada benang, dan terakhir adalah digulung secara berulang-ulang jika terjadi kesalahan dalam penggulungan sebelumnya.

7. Pemasaran

Produk yang telah diproduksi oleh perusahaan perlu di pasarkan agar para konsumen dapat mengenal produk. Dalam memasarkan produknya PT. Dan Liris tidak hanya menyalurkan produknya di daerah eks- karisidenan Surakarta saja tetapi juga di pasarkan kekota-kota besar di


(59)

commit to user

45

seluruh Indonesia. Dalam memasarkan produknya perusahaan menetapkan beberapa kebijakan :

a. Kebijakan Produk

Perusahaan memproduksi tekstil dengan kualitas terbaik. Untuk menjaga kualitas, perusahaan menggunakan bahan baku pilihan serta menggunakan peralatan canggih dalam proses produksi.

PT. Dan Liris mempunyai 2 produk unggulan yaitu :

1) Catton 30 (C30)

2) Catton 40 (C40)

b. Kebijakan Harga

Harga produk pada PT. Dan Liris disesuaikan dengan kualifikasi produknya. Perusahaan juga memperhatikan standar harga-harga produk yang ada dipasaran. Untuk itu perlu dilakukan penetapan harga yang sesuai dengan keadaan dan permintaan pasar agar konsumen tidak mudah bepindah membeli produk pesaing. PT. Dan Liris menetapkan harga jualnya dengan menggunakan Naive Cost Plus

Methode yaitu penetapan harga yang apa adanya. Dalam menentukan

harga, perusahaan mengharapkan laba yang maksimal. c. Kebijakan Distribusi

Kebijakan distribusi merupakan kegiatan penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Penyaluran barang yang dilakukan PT. Dan Liris ini menggunakan saluran distribusi tidak langsung, dimana perusahaan menggunakan jasa perantara dalam


(60)

commit to user

46

penyampaian produk dari perusahaan ke konsumen. Daerah pemasaran perusahaan berada diwilayah Jawa Tengah, Jawa Barat,Jawa Timur, Kalimantan dan sabgian diekspor keluar negeri.

d. Kebijakan Promosi

Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen dan kemudian mereka menjadi tertarik untuk membeli produk tersebut. Dalam mempromosikan produknya perusahaan menggunakan elemen bauran promosi personal selling yaitu menggunakan tenaga penjual salesman. Perusahaan tidak terlalu gencar mmpromosikan produknya karena produk yang dihasilkan oleh perusahaan sudah banyak dikenal oleh masyarakat, ini ditandai dengan banyaknya pesanan akan barang sampai-sampai perusahaan kadang kala susah memenuhi pesanan. Selain itu, perusahaan menggunakan media promosi sampling untuk menawarkan produknya dengan cara mengirim contoh produk benang pada calon pembeli.


(61)

commit to user

47 B. Laporan Magang Kerja

1. Tujuan Magang Kerja

Era globalisasi yang terus bergulir semakin cepat ini membawa konsekuensi pada sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitasnya terutama bagi mahasiswa yang berbekal pendidikan bangku kuliah untuk mengaplikasikan ilmunya dengan sebaik-baiknya dan mampu bersaing. Untuk dapat menghadapi persaingan dunia kerja dibutuhkan pengalaman. Oleh karena itu, mahasiswa disarankan melakukan kegiatan magang kerja sebagai pengenalan dan pengalaman di dunia kerja atau dunia bisnis.

Magang kerja merupakan bentuk kegiatan penunjang perkuliahan diluar kampusnya yang berorientasi pada dunia kerja atau dunia bisnis. Dalam kegiatan tersbut mahasiswa dapat mnerapkan tori-teori yang didapat dibangku perkuliahan. Sebelum pelaksanaan magang kerja, mahasiswa terlebih dahulu dibekali dengan berbagai ketrampilan dan pengetahuan disamping keahlian yang dimiliki. Dengan demikian mahasiswa memperoleh dan mempunyai kemampuan untuk ikut serta memecahkan masalah yang dihadapi pada obyek magang kerja.

2. Manfaat Magang Kerja a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian yang diperoleh dari mahasiswa yang melakukan permagangan kerja dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan


(62)

commit to user

48

dalam mengambil keputusan yang lebih baik khususnya dalam penentuan harga produk benang yang diterapkan perusahaan.

b. Bagi Mahasiswa

1. Agar mahasiswa mampu menerapkan teori yang diperoleh untuk berfikir secara praktis dan kreatif terhadap segala masalah yang dihadapi dalam dunia kerja.

2. Mempersiapkan mahasiswa untuk berfikir secara praktis dan kreatif terhadap segala masalah yang dihadapi dalam dunia kerja. c. Bagi Akademisi

Dengan adanya program permagangan yang dilakukan oleh Universitas Sebelas Maret Surakarta akan mampu mneghasilkan mahasiswa yang memiliki kemampuan kerja yang sebanding dengan para pekerja profesional yang telah ada.

3. Laporan Pelaksanaan Magang Kerja a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

Tempat : PT. Dan Liris Kelurahan Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia.

Waktu : Satu Bulan ( 16 Januari - 16 Februari) b. Kegiatan Magang

Magang kerja selama satu bulan dimulai pada tanggal 16 Januari – 16 Februari 2011. Pelaksanaan magang kerja selama 6 (enam) hari dalam 1 minggu yaitu :


(63)

commit to user

49

Hari Jumat : Pukul 08.00 – 16.30 WIB Hari Sabtu : Pukul 08.00 – 13.00 WIB 1) Minggu Pertama

Pembimbing Bapak Rudi Kurniawan selaku Kepala Bagian Penjualan dan Bapak Sri Hendratno selaku Kasie Penjualan Benang. Kegiatan yang dilakukan yaitu :

a) Pengenalan kepada karyawan kantor penjualan benang

b) Penempatan dikantor penjualan benang untuk mempelajari jalannya proses kinerja perusahaan dalam urusan penjualan produk benang kepada konsumen.

c) Mempelajari dan mengamati flow proses produksi benang dari bahan baku kapas sampai menjadi produk benang di bagian

Spinning I dan Spinning II.

2) Minggu Kedua

Pembimbing Ibu Mul beserta staff lain di bagian penjualan benang PT. Dan Liris.

a) Membantu memasukkan data-data Aval benang SPI, SPII, dan SPIII.

b) Membantu untuk filling dokumen penjualan benang.

c) Membantu membuat Sales Contract atas produk yang sudah dipesan konsumen.

d) Membantu Making Sample benang untuk di kirim kepada calon pembeli.


(64)

commit to user

50 3) Minggu Ketiga

Pembimbing Ibu Khoir dan Ibu Mul beserata staff lain dibagian penjualan benang PT. Dan Liris.

a) Mempelajari mengenai pemasaran benang.

b) Mempelajari flow proses penjualan benang dari Disposisi sampai barang dikirim ke pembeli.

c) Membantu membuat amlop dengan menerapkan ilmu korespondensi.

d) Membantu menginput data – data monitoring benang. 4) Minggu keempat

Bapak Sri Hendratno selaku Kasie Penjualan Benang dan dibantu oleh Ibu Mul dan bserta staff lain di bagian penjualan benang PT. Dan Liris.

a) Mencari data-data , mempelajari, mencermati data-data yang telah diberikan perusahaan, serta melakukan tanya jawab dengan karyawan PT. Dan Liris terkait data yang dibutuhkan dalam penulisan Tugas Akhir.

b) Memberikan sedikit kenang-kenangan untuk perpisahan pada hari hari terakhir magang di PT. Dan Liris.


(65)

commit to user

51 C. Pembahasan Masalah

1. Metode Penentuan Harga Jual Pada PT. Dan Liris Sukoharjo

Dalam penentuan harga unsur yang sangat penting adalah rincian biaya, dan kemudian metode penetapan yang dipakai. PT. Dan Liris dalam menentukan harga jualnya menggunakan metode Naive Plus Methode yaitu penetapan harga yang apa adanya. Harga ditetapkan dengan menambahkan mark up yang dianggap pantas pada biaya barang. Biaya per unit dihitung dengan menganggap bahwa semua barang telah terjual dalam satu periode yang lalu. Biaya total yang terjadi pada bulan tersebut dibagi dengan volume produksi. Adapun biaya-biaya produksi pada bulan Januari 2012 yang penulis ambil sebagai contoh adalah produk benang yang diproduksi di Spinning 1 adalah sebagai berikut :

a. Biaya Bahan Baku

Biaya Bahan Baku yang digunakan dalam memproduksi benang pada Spinning 1 di PT. Danliris adalah menggunakan serat alami yaitu Kapas (cotton). Benang adalah bahan mentah hasil dari proses spinning pada kapas. Spinning adalah proses pemintalan kapas menjadi benang.

TABEL III. 1

BIAYA BAHAN BAKU JANUARI 2012

Keterangan Penggunaan Harga Total

Kapas ( Cotton) 1,1Lbs Rp 54.644.672,73 Rp 60.109.140,-

TOTAL Rp 60.109.140,-


(66)

commit to user

52 b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Tenaga Kerja Langsung merupakan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan pada semua karyawan yang ada dalam proses produksi.

TABEL III. 2

BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG JANUARI 2012 Upah Jumlah Karyawan Total

12.800 75 Rp 960.000,- 10.000 100 Rp 1.000.000,- TOTAL Rp 1.960.000,- Sumber : PT. Dan Liris

c. Biaya Overhead Pabrik

Biaya Overhead Pabrik adalah biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi. Biaya overhead pabrik yang dihitung perusahaan berupa biaya tenaga kerja tak langsung, biaya perawatan gedung, biaya listrik dan air dan biaya reparasi peralatan pabrik. Adapun biaya overhead pabrik yang dihitung dan ditentukan perusahaan sebagai berikut :

1. Biaya Tenaga kerja tidak langsung

Kebijakan perusahaan menentukan besarnya biaya tenaga kerja tak langsung adalah sebesar Rp 400.000,-


(67)

commit to user

53 2. Biaya perawatan gedung

Untuk perwatan gedung, perusahaan mengaanggarkan sebesar Rp 250.000,-

3. Biaya listrik dan air

Perusahaan menghitung kebutuhan listrik dan air dalam memproduksi produk dengan kode produk dengan material sebesar Rp 350.000,- 4. Biaya Reparasi peralatan pabrik berupa mesin dan peralatan lain

sebesar Rp 250.000,-

TABEL III. 3

BIAYA OVERHEAD PABRIK JANUARI 2012

Biaya Overhead Pabrik Biaya

Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Rp 400.000,- Biaya Perawatan Gedung Rp 250.000,- Biaya listrik dan air Rp 350.000,- Biaya Reparasi peralatan pabrik Rp 100.000,-

TOTAL Rp 1.100.000,-

Perusahaan juga menambahkan 10 % untuk biaya tidak terduga sehingga BOP menjadi Rp 1.210.000,-


(68)

commit to user

54

Dari uraian diatas didapatkan harga pokok produksi (HPP) sebagai berikut :

TABEL III.4

HARGA POKOK PRODUKSI JANUARI 2012

Jenis Biaya Jumlah

Biaya Bahan Baku Rp 60.109.140,- Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.960.000,- Biaya Overhead Pabrik Rp 1.210.000.,-

TOTAL Rp 63.279.140

Sumber : PT. Dan Liris

2. Cara Perhitungan PT. Dan Liris Dalam Menentukan Harga Jual Benang

a. Penentuan Harga Jual Benang Berdasarkan PT. Dan Liris Sukoharjo PT. Dan Liris menggunakan patokakan atau standar C30 dalam menghitung harga pokok produksi (HPP) keseluruhan dan penulis ambil sebagai contoh adalah perhitungan harga jual produk benang dengan kode C40 yang dproduksi di Spinning I yaitu :

737

,

975

.

371

.

84

140

.

279

.

63

30

40

Rp

Rp

x

=

Dalam satu bulan PT. Dan Liris Spinning 1 menghasilkan 1500 cone/bulan, jadi harga jual benang PT. Dan Liris per unit (cone) yaitu : Harga Pokok Produksi = Rp 84.371.975,737 = Rp 56.247,983,- Jumlah Unit/Volume Produksi 1500 Di bulatkan


(69)

commit to user

55

b. Penentuan Harga Jual Benang Berdasarkan Penulis

Dalam menghitung harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing yaitu dimana metode ini memasukkan seluruh biaya baik yang berperilaku pada variabel tetap maupun yang berperilaku variabel yang berhubungan dengan proses produksi. Unsur-unsur biaya yang diperhitungkan dalam Harga Pokok Produksi oleh PT. Dan Liris adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Harga pokok produksi dihitung dengan rumus

Penulis dalam menentukan harga jual benang pada PT. Dan Liris menghitung dengan metode cost plus pricing dengan menggunakan pendekatan full costing karena dari perhitungan harga jual benang diatas PT. Dan Liris hanya memperhitungkan unsur biaya produksi saja, sedangkan biaya non produksi tidak diperhitungkan. Dalam penentuan harga jual cost plus pricing semua unsur biaya baik unsur biaya produksi maupun non produksi harus diperhitungkan menjadi biaya total. Baru kemudian menambahkan mark up atas biaya tersebut sebagai harga jual produk.

Biaya Non Produksi pada PT. Dan Liris meliputi biaya pemasaran dan biaya administrasi umum. Untuk biaya pemasaran sebesar Rp 300.000,- yang mencakup biaya transportasi, biaya reparasi


(70)

commit to user

56

transportasi serta biaya pemberian bonus penjualan kepada sales dan agen.

1) Biaya Transportasi Rp 100.000,- 2) Biaya Penjualan Rp 100.000,- 3) Biaya Reparasi Transportasi Rp 100.000,- Total Biaya Pemasaran Rp 300.000,- Sedangkan untuk biaya administrasi umum sebesar Rp 200.000,- yang mencakup biaya pembelian alat-alat kantor, biaya administrasi kantor serta niaya lain-lain.

1. Biaya pembelian alat-alat kantor Rp 100.000,- 2. Biaya administrasi kantor Rp 50.000.-

3. Biaya lain-lain Rp 50.000,-

Total Biaya Administrasi Umum Rp 200.000.- Maka Perhitungan harga jual benang berdasarkan penulis setelah memperhitungkan biaya non produksi adalah sebagai berikut : Biaya Produksi = Rp 63.279.140,- Biaya Non Produksi

Biaya Pemasaran = Rp 300.000,- Biaya Administrasi & Umum = Rp 200.000,+ Biaya Total = Rp 63.779.140,-

Dan didapatkan perhitungan penentuan harga jual benang melalui cost plus pricing dengan metode full costing dengan


(71)

commit to user

57

mengharap laba sebasar 20% oleh perusahaan PT. Dan Liris sebagai berikut :

Harga jual = Biaya Total + ( 20% x Biaya total)

= Rp 63.279.140,- + (20% x Rp 63.279.140,-) = Rp 75.934.968,-

Harga jual per unit (cone) = Harga Jual Jumlah unit/ cone

= 1500 ,-75.934.968 Rp

= Rp 50.623,312,- Di bulatkan

= Rp 50.624- / cone

Jadi harga jual cost plus pricing dengan metode full costing produk benang

di Spinning I dengan kode C40 dengan mengaharap laba sebesar 20% dari total


(1)

commit to user

b. Penentuan Harga Jual Benang Berdasarkan Penulis

Dalam menghitung harga pokok produksi dengan

menggunakan metode full costing yaitu dimana metode ini

memasukkan seluruh biaya baik yang berperilaku pada variabel tetap maupun yang berperilaku variabel yang berhubungan dengan proses produksi. Unsur-unsur biaya yang diperhitungkan dalam Harga Pokok Produksi oleh PT. Dan Liris adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Harga pokok produksi dihitung dengan rumus

Penulis dalam menentukan harga jual benang pada PT. Dan

Liris menghitung dengan metode cost plus pricing dengan

menggunakan pendekatan full costing karena dari perhitungan harga jual benang diatas PT. Dan Liris hanya memperhitungkan unsur biaya produksi saja, sedangkan biaya non produksi tidak diperhitungkan. Dalam penentuan harga jual cost plus pricing semua unsur biaya baik unsur biaya produksi maupun non produksi harus diperhitungkan menjadi biaya total. Baru kemudian menambahkan mark up atas biaya tersebut sebagai harga jual produk.

Biaya Non Produksi pada PT. Dan Liris meliputi biaya pemasaran dan biaya administrasi umum. Untuk biaya pemasaran sebesar Rp 300.000,- yang mencakup biaya transportasi, biaya reparasi


(2)

commit to user

56

transportasi serta biaya pemberian bonus penjualan kepada sales dan agen.

1) Biaya Transportasi Rp 100.000,-

2) Biaya Penjualan Rp 100.000,-

3) Biaya Reparasi Transportasi Rp 100.000,-

Total Biaya Pemasaran Rp

300.000,-Sedangkan untuk biaya administrasi umum sebesar Rp 200.000,- yang mencakup biaya pembelian alat-alat kantor, biaya administrasi kantor serta niaya lain-lain.

1. Biaya pembelian alat-alat kantor Rp 100.000,-

2. Biaya administrasi kantor Rp 50.000.-

3. Biaya lain-lain Rp 50.000,-

Total Biaya Administrasi Umum Rp

200.000.-Maka Perhitungan harga jual benang berdasarkan penulis setelah memperhitungkan biaya non produksi adalah sebagai berikut :

Biaya Produksi = Rp 63.279.140,-

Biaya Non Produksi

Biaya Pemasaran = Rp 300.000,-

Biaya Administrasi & Umum = Rp 200.000,+

Biaya Total = Rp 63.779.140,-

Dan didapatkan perhitungan penentuan harga jual benang melalui cost plus pricing dengan metode full costing dengan


(3)

commit to user

mengharap laba sebasar 20% oleh perusahaan PT. Dan Liris sebagai berikut :

Harga jual = Biaya Total + ( 20% x Biaya total)

= Rp 63.279.140,- + (20% x Rp 63.279.140,-)

= Rp 75.934.968,-

Harga jual per unit (cone) = Harga Jual Jumlah unit/ cone

= 1500

,-75.934.968 Rp

= Rp 50.623,312,-

Di bulatkan

= Rp 50.624- / cone

Jadi harga jual cost plus pricing dengan metode full costing produk benang di Spinning I dengan kode C40 dengan mengaharap laba sebesar 20% dari total biaya yang telah ditetapkan perusahaan adalah Rp 50.624,- / cone


(4)

commit to user

58 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisa data-data yang diperoleh pada PT. Dan Liris, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Dalam menentukan harga jual, PT. Danliris menggunakan Naive Plus

Methode yaitu penetapan harga apa adanya dan belum sepenuhnya

menerapkan metode full costing dalam penentuan harga jual benang dan perusahaan belum memasukkan biaya non produksi kedalam perhitungan penentuan harga jual yaitu biaya pemasaran dan administrasi umum. 2. Hasil perhitungan penentuan harga jual benang di Spinning I berdasarkan

kebijakan PT. Dan Liris dengan menggunakan Naive Plus Methode yaitu dengan perhitungan apa adanya dan menggunakan patokan C30 sebesar

Rp 56.248,- / cone

3. Setelah Penulis memasukkan biaya non produksi kedalam perhitungan penentuan harga jual benang di Spinning I pada PT. Dan Liris Sukoharjo, yaitu menjadi sebesar Rp 50.624,- / cone

4. Dilihat dari hasil perhitungan harga jual produk benang PT. Dan Liris Sukoharjo, metode full costing sudah menghasilkan laba sesuai kebijakan perusahaan.


(5)

commit to user B. Saran

Adapun saran yang hendak disampaikan kepada PT. Dan Liris yang kiranya dapat bermanfaat bagi kemajuan perusahaan adalah :

1. PT. Dan Liris sebaiknya dalam menentukan harga jual produk

menggunkan cost plus pricing dengan metode full costing, karena dapat menggambarkan biaya yang dikeluarkan perusahaan secara menyeluruh dan bukan hanya sekedar perkiraan.

2. Dalam menghitung biaya total, sebaiknya biaya total yang dihitung bukan hanya biaya produksi saja tetapi biaya non produksi yang mencakup biaya pemasaran dan biaya administrasi umum.

3. Perusahaan hendaknya menambah fasilitas dan mesin produksi dan

melakukan renovasi terhadap gudang penyimpanan stock barang sehingga memudahkan dalam pengambilan produk yang akan dimuat dan memudahkan dalam perhitungan pada setiap periode.

4. Perusahaan dapat menggunakan harga jual benang yang telah dihitung penulis disaat terjadi persaingan ketat antara perusahaan tekstil dengan menurunkan harga jual benang sesuai hasil perhitungan penulis dan perusahaan sudah mendapatkan untung 20%.


(6)

commit to user

60

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifudin. 2003. MetodePenelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Gito Sudarmo, Indriyo 1999. Manajemen Pemasaran, Edisi I. Yogyakarta : BPFE

Kotler, Philip. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta : Erlangga

Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta : Erlangga

Lamb Jr dan Charles W dkk, 2001, Pemasaran, Jakarta : Salemba Empat

Mc. Daniel, Carl dan Roger Gates. 2001. Riset Pemasaran Konteporer, Jakarta : Salemba Empat

Monroe, Kent.B, 2000, Pricing Making Profitable Decision, Jakarta : PT.Gramedia

Mulyadi, 2001,Akuntansi Biaya, Yogyakarta : BPFE UGM

Mulyadi, 1999, Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta : Aditya Media

Sumarni, Murni dan Salamah Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis,

Yogyakarta : Andi Offset

Supriono, 2006, Proses Pengendalian Manajemen, Yogyakarta : BPFE UGM

Swastha, Basu dan Irawan, 2005, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta

: Liberty