BAB II - Customer Service Dan Peningkatan Pelayanan (Studi Deskriptif Peranan Customer Service dalam meningkatkan pelayanan BCA Kcp. Medan)

BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Komunikasi II.1.1. Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antar dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata bahasa latin yaitu communico yang

  artinya membagi ( Cangara, 2002:17). Mulyana ( dalam tubbs & Moss, 1996:7) mengatakan bahwa komunikasi adalah istilah yang popular dewasa ini. Media massa, buku, kelompok, diskusi, pelatihan, lokakarya, seminar dan sebagainya membahas komunikasi. Manusia modern diberondong oleh pesan-pesan komunikasi dari berbagai jurusan, baik secara terang-terangan, ataupun secara halus, baik secara verbal maupun non verbal.

  Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Dengan komunikasi seseorang dapat menyampaikan informasi, ide ataupun pemikiran, pengetahuan,konsep dan lain-lain kepada orang lain secara timbal balik, baik sebagai penyampai( komunikator) maupun sebagai penerima pesan ( komunikan). Komunikasi juga sangat dibutuhkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain, karena komunikasi merupakan pengaruh dan alat dalam aktifitas manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat bertanya mengenai suatu hal yang tidak diketahuinya, menerima dan mengawasi. Komunikasi juga dapat menjadi saran-saran guna terciptanya ide bersama, memperkuat perasaan kebersamaan melalui tukar menukar pesan ( informasi), menggambarkan emosi dan kebutuhan mulai dari yang paling sederhana sampai yang kompleks.

  Menurut Carl I Hovland ( Mulyana, 2002:62) menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang ( komunikator) menyampaikan rangsangan ( biasanya lambang-lambang Verbal untuk mengubah prilaku orang lain (komunikan). Sedangkan menurut Harold Lasswell (1948) dalam karyanya : “The Structure and Function of Communication in Society” mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau siapa, mengatakan, apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan pengaruh bangaimana ( Effendy, 2003:253). Paradigm tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.

  Who (siapa) : Komunikator ; orang yang menyampaikan pesan.

  2. Says What (pesan) : Pertanyaan yang didukung oleh lambang- lambang.

  3. In Which Channel (Saluran) : Media, sarana atau saluran yang mendukung pesan yang disampaikan.

  4. To whom I pengaruh dari pesan ( Kepada siapa) : Komunikan, orang yang menerima pesan.

  5. With What Effect ( Dampak) : efek, dampak sebagai pengaruh dari pesan atau dapat juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi.

  H.A.W. Widjaja, berpendapat bahwa komunikasi merupakan suatu hubungan dimana terdapat tukar menukar pendapat atau informasi diantara pihak- pihak yang berkomunikasi. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai suatu hubungan kontak antara manusia baik secara individu maupun kelompok. ( Effendy, 1993:10). Menurut Delozier, komunikasi melibatkan berbagai tanda- tanda informasi baik yang berbentuk verbal, nonverbal dan paralinguistic. Tanda- tanda nonverbal meliputi ekspresi fasial, gerak anggota tubuh, pakaian, warna, music, rasa, ruang, waktu, sentuhan serta bau.

  Sedangkan tanda-tanda paralinguistik adalah tanda-tanda yang terdapat pada komunikasi verbal dan nonverbal yang meliputi kualitas suara seperti: kecepatan berbicara, tekanan suara dan vokalisasi yang digunakan untuk menunjukkan makna dan emosi tertentu. ( Effendy, 1993:10). Defenisi-defenisi komunikasi diatas tentunya belum mewakili semua defenisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar.

  Namun sedikit banyaknya telah memberikan gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver, bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja serta tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan tekhnologi. ( Cangara, 2002:19).

  Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan/informasi. Didalam proses komunikasi terdapat tiga unsure yang paling penting yaitu komunikator, pesan dan komunikan. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat dikalsifikasikan menjadi dua bagian yaitu:

  1. Proses komunikasi secara primer, yaitu : proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambing (symbol) sebagai media atau saluran.

  2. Proses komunikasi secara sekunder, yaitu: proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lamsebagai media pertama. Komunikator dalam hal ini menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relative jauh dan berjumlah banyak. ( Effendy,1993:33).

II.1.2. Ciri Komunikasi

  Komunikasi memiliki sifat atau ciri, adapun sifat atau ciri dari komunikasi, antara lain :

1. Komunikasi Verbal ( Verbal Comunication) a.

  Komunikasi Lisan ( Oral Communication) b.

  Komunikasi Tulisan/Cetak ( Written/Printed Communication) 2. Komuniasi Nonverbal ( Nonverbal Communication) a.

  Komunikasi Kial/Isyarat Badaniah ( Gestured Communication) b.

  Komunikasi gambar ( Pictorial Communication) 3. Komunikasi Tatap Muka ( Face to Face Communication) 4. Komunikasi Bermedia ( Mediated Communication) ( Effendy, 1993:33).

II.1.3 Unsur-unsur Komunikasi

  Unsur-unsur komunikasi terbagi atas 5 bagian yaitu: → Komunikator : orang atau sekelompok yang menyampaiakn pesan-pesan komunikasi sebagai suatu proses. ( source, sender).

  → Pesan ( message) : Keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator.

  → Saluran ( channel, media) : saluran penyampaian dari apa yang disampaikan oleh komunikator. → Komunikan ( communicate, receiver, recipent) : orang atau kelompok yang menerima pesan yang disampaiakn oleh komunikator. → Efek ( effect, impact, influence) : hasil akhir dari suatu komunikasi.

  II.1.4 Tujuan Fungsi Komunikasi

  Komunikasi mempunyai suatu tujuan. Adapun tujuan komunikasi menurut Onong U Effendy (2003:55) yaitu : 1.

  Untuk mengubah sikap ( to change the attitude) 2. Untuk mengubah opini ( to change the opinion) 3. Untuk mengubah perilaku ( to change behavior) 4. Untuk mengubah masyarakat ( to change the society)

  Adapun fungsi dari kegiatan komunikasi, dibagi atas 4 fungsi utama, yaitu : 1.

  Menyampaikan informasi ( to inform) 2. Mendidik ( to educate) 3. Menghibur ( to entertain) 4. Mempengaruhi ( to influence) ( Effendy, 1993:55)

  II.1.5 Dampak Komunikasi

  Bagian terpenting dalam berkomunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang timbul dalam ( Effendy, 2002:318-319) sebagai berikut : a.

  Dampak Kognitif : Dampak yang timbul dalam komunikan yang timbul dalam komunikan yang menyebabkan komunikan menjadi tahu atau meningkat intelektualnya.

  b.

  Dampak Efektif : Dampak yang timbul dalam diri komunikan bukan hanya sekedar tahu, tetapi tergerak hatinya yang menimbulkna suataunperasaan tertentu.

  c.

  Dampak Behavioral : Dampak yang timbul pada diri komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.

  II.2. Komunikasi Pemasaran

  II.2.1. Sejarah Komunikasi Pemasaran

  Banyak orang yang sesumbar menyebutkan bahwa komunikasi pemasaran muncul sejalan dengan adanya peradaban manusia yang menggunakan komunikasi dalam berinteraksi, yaitu sejak manusia hidup di goa-goa dan mereka sudah mengenal komunikasi, walaupun masih sedserhana. Namun kemudian hal itu terbantahkan karena dalam komunikasi yang mereka lakukan tidak ada penyisipan kepentingan pemasaran dalam upaya mencari keuntungan. (Prisgunanto,2006:28).

  Sejarah menunjukkan, bahwa Butler dari University of Chicago adalah orang yang pertama mengadopsi konsep pemasaran dari riset-riset penjualan pada tahun 1996. Beliau mengambil istilah-istilah tersebut dari kajian ilmu ekonomi dari pemikiran teeoritik Ricardo dan Adam Smith. Pada perkembangannya, pemasaran (marketing) dianggap luas, tidak hanya menyangkut unsure-unsur penjualan saja, kemudian mulailah masuk berbagai unsure didalamnya, semenjak tahun 1949.

  Kemudian pada tahun 1949 Borden memperkenalkan konsep barunya tentang marketing mix. Setelah itu, kajian komunikasi pemasaran sudah dipastikan dikenal banyak orang, sampai diketahui bahwa komunikasi pemasaran itu bersifat multi-disipliner (Prisgunanto,2006:28).

  Pada pertengahan abad ke-18, seorang pelaku pasar (marketer) bernama Josiah Wedgwood membangun program perluasan promosi penjualan. Promosi penjualan gaya tersebut sebenarnya mengadopsi gaya program promosi penjualan pedagang Cina abad 600 SM, dimana para pengecor dan pengrajin logam disana berlomba-lomba memberikan hasil terbaiknya kepada kaisar Zhou yang berkuasa pada waktu itu. Tercatat bahwa banyak karya terbaik yang disimpan oleh kaisar Zhou, seperti lonceng, pernak-pernik, perunggu untuk acara keagamaan, hiasan dan cetakan untuk prototype( cap legalitas kerajaan), dan lain sebagainya.

  Kegiatan itu dilakukan bertepatan dengan sajian santap malam raja dan kerabat ketika beliau sedang bersantai dengan kerabat istana(Prisgunanto,2006:29).

  Pada masa kaisar Zhou, pemberian karya logam tersebut bukanlah sebuah upeti bagi pedagang logam dan pengrajin, melainkan salah satu bentuk strategi komunikasi pemasaran yang ada, sebab dalam system feudal sang pemimpin adalah segalanya dan menjadi trend gaya hidup mewah yang akan diikuti oleh kalangan bangsawan dan kerabat istana. Hal itulah yang dikejar dan diupayakan oleh pengusaha logam mulia pada waktu itu, dalam rangka menerobos pemasaran lewat system struktur social dikerajaan melalui komunikasi pemasaran langsung dengan mengatribusi sosok raja (Prisgunanto,200629).

II.2.2 Pengertian Komunikasi Pemasaran

  Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono,1997:219).

  Pemasaran adalah suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen ke konsumen. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan arus barang atau jasa dari produsen kekonsumen. Menurut William G Nikel dalam (Purba dkk, 2006:126) mendefenisikan komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik (Swastha,1996:345).

  Menurut American Marketing Association( Sudarsono, 1992:210), pemasaran merupakan pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

  Menurut Kotler, komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual (Kotler, 2009: 172). Komunikasi pemasaran adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan arus informasi tentang produk dari pemasar sampai kepada konsumen, untuk memberikan informasi yang mereka harapkan dapat mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen. Pada intinya proses ini adalah komunikasi, yakni penyampaian pesan dari suatu sumber melalui medium kepada penerima (Machfoedz, 2010).

  Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menciptakan kesadaran atau pengetahuan mengenai produk dengan berbagai atributnya, menginformasikan kelebihan produk, menciptakan citra produk, atau menciptakan sikap positif, preferensi, dan keinginan membeli produk bersangkutan (Morissan, 2007). Duncan (2005) menyebutkan bahwa yang termasuk dalam bentuk komunikasi pemasaran terpadu antara lain periklanan, promosi penjualan, publisitas, penjualan perseorangan, hubungan masyarakat dan penjualan langsung, kemasan, sponsorship dan customer service. Menurut Lovelock dan Wright (2005) tugas-tugas yang diserahkan untuk komunikasi pemasaran mencakup:

  1. Menginformasikan dan mendidik calon pelanggan tentang perusahaan dan barang dan jasa yang ditawarkan.

  2. Membujuk pasar sasaran bahwa produk jasa tertentu menawarkan solusi terbaik bagi kebutuhan-kebutuhan mereka, dibandingkan dengan yang ditawarkan perusahaan pesaing.

  3. Mengingatkan kembali pelanggan tentang produk tersebut dan memotivasi mereka untuk bertindak.

  4. Memelihara hubungan dengan pelanggan yang sudah ada dan memberikan berita terbaru dan informasi lebih lanjut tentang bagaimana mendapatkan hasil terbaik dari produk-produk perusahaan tersebut. Dalam buku yang berjudul Marketing for Success, Tony Fletcher (2005) mengemukakan bahwa ada 4 ( empat) elemen kunci dalam pemasaran yang merupakan ruang lingkup pemasaran yang sangat luas dan dapat disederhanakan menjadi empat kegiatan utama yang lazim disebut dengan konsep 4P dalam pemasaran atau marketing mix. Unsur-unsur 4P dalam pemasaran adalah : 1.

  Product (produk atau jasa) Mencakup pemilihan barang atau jasa yang ditawarkan secara tepat.

  Pembeli akan membeli hasi produksi, kalau merasa cocok dengan hasil produksi itu. Maksudnya adalah bukan pembeli yang menyesuaikan diri dengan produk, tetapi justru produk yang harus menyesuaikan diri dengan pembeli. Karena produk yang dijual harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

  2. Price ( Harga) Keputusan harga dalam suatu produk itu penting, harga juga akan mempengaruhi permintaan suatu barang. Karena harga mencakup penetapan harga jual barang (produk) yang sesuai dengan kualitas barang dan produk dan dapat dijangkau oleh konsumen.

  3. Place ( tempat/lokasi distribusi/ketersediaan) Karena ada keuntungan dari tempat terbaik.mencakup cara pendistribusian barang atau jasa sehingga sampai ketangan konsumen.yaitu untuk sebuah toko, jalur perdagangannya harus lebih sering, untuk sebuah gudang distribusinya harus lebih mudah, untuk sebuah perusahaan jasa komunikasi harus lebih baik. Pesan kuncinya adalah untuk memastikan bahwa produk atau jasa anda tersedia dimana orang menginginkannya, saat mereka membutuhkan.

  4. Promotion ( promosi) Bagaimana produk atau jasa dipresentasikan kepada pelanggan, dan bagaimana menyajikan produk atau jasa pada pelanggan, merupakan bagian dari promosi dan selain itu iklan juga termasuk dalam rancangan dan kemasan dalam promosi. Hanya cukup mencoba membuat barang itu nampak dimata pelanggan dan memenuhi kebutuhannya. Kemasan bisa sangat penting, apakah itu tentang warna kotaknya atau brosurnya atau bentuk kemasannya. Promosi juga mencakup pemilihan kebijakan yang tepat dan sesuai dengan barang atau jasa yang ditawarkan yaitu semua kegiatan yang ditujukan untuk memperkenalkan barang, produsen atau tempat perjualannya sekaligus merangsang timbulnya keinginan untuk membeli.

  Promosi adalah bagian dari komunikasi yang terdiri dari pesan-pesan perusahaan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan. Komponen dari promosi itu sendiri adalah :

  1. Iklan ( Advertising)

  2. Promosi Penjualan ( Sales Promotion)

  3. Pengarahan tenaga-tenaga penjualan ( Personal selling)

  4. Public Relation, sebagai alat penyampaian pesan-pesan tersebut dengan tujuan untuk dapat menarik perhatian dan minat masyarakat.( Kotler, 2001:22).

II.2.2 Customer Service (CS)

  Pelayanan nasabah dapat diberikan oleh berbagai pihak baik customer service, teller, kasir maupun public relations. Artinya memang ada bagian yang khusus melayani nasabah dengan nama Customer service. Customer service merupakan petugas atau karyawan yang sengaja dibentuk untuk melayani pelanggan baik industry keuangan asuransi dan leasing.

  Customer service juga dapat didefenisikan sebagai kemampuan dari karyawan yang memiliki wawasan luas, bergairah dan mampu untuk menyampaikan produk dan jasa kepada pelanggan internal dan eksternal mereka dalam suatu cara yang membentuk kepuasan dengan mengetahui kebutuhan yang tampak maupun yang tersembunyi dan akhirnya mengakibatkan positif secara publisitas lisan dan bisnis berkelanjutan ( Robert W Lucas 2005:1). Menurut Kasmir (2005:23) Customer service merupakan petugas atau karyawan yang sengaja dibentuk untuk melayani pelanggan oleh perusahaan. Dalam prakteknya fungsi Customer service adalah sebagai berikut(2006:179) : 1.

   Sebagai resepsionis

  Penerima tamu yang datang kedalam perusahaan. Tamu yang dimaksud adalah nasabah atau pelanggan yang datang dengan ramah, sopan,tenang, simpatik, menarik dan menyenangkan.dalam hal ini customer service harus selalu member perhatian, berbicara dengan suara yang lembut dan jelas.penggunaan bahasa yang mudah di mengerti serta mengucapkan salam, misalnya “ selamat pagi/siang/sore” sesuai kondisi. Fungsinya melayani pertanyaan yang diajukan nasabah atau pelanggan, dan memberikan informasi yang diinginkan selengkap mungkin. Selama melayani konsumen maupun nasabah customer service tidak diperkenankan merokok, makan, minum dan mengobrol sesame karyawan. Agar konsentrasi terhadap pelayanan menjadi tidak terganggu. Misalnya ketika mulut mengunyah sesuatu akan menggangu kualitas suara, ketika berbicara dengan sesame karyawan ketika sedang melayani konsumen atau nasabah dapat menyinggung nasabah karena merasa dilecehkan.

  2. Sebagai Deskman

  Orang yang melayani berbagai macam aplikasi yang diajukan nasabah atau calon nasabah. Artinya jika nasabah atau konsumen yang sudah memperoleh informasi secara lengkap kemudian bermaksud melakukan transaksi petugas customer service melayani nasabah untuk mengisi berbagai aplikasi seperti formulir, slip atau lainnya. Pelayanan diberikan termasuk memberi arahan dan petunjuk cara-cara pengisian aplikasi tersebut hingga tuntas serta prosedur yang diinginkan. Serta sebagai pemberi informasi mengenai produk- produk,menjelaskan manfaat, ciri-ciri serta keunggulan produk dibandingkan dengan produk pesaing.

  3. Sebagai Salesman Orang yang menjual produk sekaligus sebagai pelaksana cross selling.

  (Menjual produk) artinya menawarkan produk bank atau perusahaan kepada setiap pembeli atau calon nasabah yang datang ke bank maupun ke perusahaan. Atau berusaha sekuat tenaga menjual produk yang telah ditawarkan. Dalam hal ini customer service harus pandai menyakinkan konsumen ataupun nasabah agar mau membeli produk yang ditawarkan.

  4. Sebagai Customer Relation Officer

  Orang yang dapat membina hubungan baik dengan seluruh konsumen atau nasabah. Termasuk merayu atau membujuk agar konsumen atau nasabah tetap bertahan tidak lari apabila yang bersangkutan menghadapi masalah. Customer Relation Officer dapat dilakukan dengan cara misalnya komunikasi melalui telepon atau secara langsung. Dalam hal ini tugas Customer service harus menjaga image.

  5. Sebagai Komunikator

  Orang yang menghubungi konsumen atau nasabah dan memberikan informasi tentang segala sesuatu yang ada hubungannya antara bank atau perusahaan dengan pelanggan maupun nasabahnya. Customer service juga sebagai penyambung lidah antara perusahaan dengan konsumennya. Dalam arti luas, tugas sebagai komunikator adalah mengkomunikasikan kepentingan perusahaan dengan kepentingan konsumen. Mungkin ada komunikasi yang terputus-putus atau tersendat yang perlu diperbaiki. Komunikasi penting karena akan mempererat hubungan antara konsumen dengan perusahaan.

  Adapun ketentuan yang diatur dalam etika customer service secara umum menurut Kasmir (2005:81) adalah sebagai berikut :

  1. Sikap dan Prilaku Meliputi sikap dari perilaku yang di tunjukkan petugas customer service pada saat berhubungan dengan pelanggan.pelanggan sering kali memperhatikan sikap dan perilaku ini,baik sengaja atau pun tidak,terutama sikap yang menolong dan peduli terhadap kebutuhan pelanggan.

  2. Penampilan Mulai dari cara berpakaian,berbicara,gerak-gerik,sikap dan perilaku dan seluruh penampilan petugas Customer service yang dapat membuat pelanggan terkesan. Penampilan petugas Customer service juga harus selalu terlihat senang dan gembira pada saat berhubungan dengan pelanggannya. Penampilan ini harus selalu dijaga selama jam kerja secara prima.

  3. Cara berpakaian Meliputi cara menggunakan baju,celana atau aksesoris yang melekat dalam pakaian. Pakaian yang dikenakan harus serasi antara baju dan celana termasuk warna yang digunakan,warna yang digunakan tidak terkesan berlebihan. Pakaian yang digunakan juga harus bersih,rapi,necis,sehingga pelanggan senang berada dekat dengannya.

  4. Cara berbicara Meliputi cara petugas Customer service berkomunikasi dengan pelanggan. Hal ini penting karena petugas greeter langsung berbicara tentang apa yang pelanggan inginkan. Berbicara dengan pelanggan harus jelas dan singkat.

  5. Gerak-gerik Meliputi mimik wajah,pandangan mata,pergerakan tangan,anggota badan atau kaki. Mimik wajah maksudnya adalah ekspresi wajah yang diperlihatkan kepada pelanggan. Mimik yang diperlihatkan sebaiknya tenang,gembira tidak cemberut. Pandangan mata pada saat petugas Customer Service memandang pelanggan harus dengan sopan. Demikian juga dengan anggota badan jangan sampai membelakangi pelanggan.

  6. Cara bertanya Pelanggan memilki sifat yang berbeda-beda ada yang diam,cerewet,dan banyak bertanya. Bagi pelanggan yang pendiam,petugas customer service yang berinisiatif untuk bertanya atau memulai pembicaraan.

  Petugas Customer service merupakan salah satu bagian penting yang sangat berperan dalam terciptanya kepuasan pelanggan didalam sebuah perusahaan, karena petugas Customer service senantiasa berhadapan dengan pelanggan sehingga dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan harus dilakukan dengan semaksimal mungkin dimulai dari penampilan, tata bahasa, pendekatan komunikasi, lamannya berkomunikasi serta kejelasan informasi yang disampaikan.

  Sudah kita ketahui bahwa tugas customer service amat berat. Oleh sebab itu sebelum ditugaskan customer service harus terlebih dahulu memiliki persyaratan tertentu. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang customer service adalah meliputi (Kasmir, 2005) :

  1. Persyaratan fisik Seorang customer service harus memiliki ciri-ciri fisik yang menarik dari segi wajah,warna kulit atau ukuran badan.customer service yang terlalu kurus atau gemuk sangat tidak menarik.demikian pula customer service yang terlalu pendek atau terlalu tinggi.

  2. Persyaratan mental Customer service harus memiliki mental yang kuat dalam melayani pelanggan,karena mental yang kuat akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi,tidak rendah diri,memiliki inisiatif,teliti,jujur,rajin,serius,hati-hati dan memiliki tanggung jawab.

  3. Persyaratan kepribadian Customer harus memiliki kepribadian yang menarik seperti ramah,sopan dan lemah lembut dalam melayani pelanggan.customer service juga harus mampu mengendalikan diri (self control),tidak mudah marah,tidak terpancing untuk berbuat dan berkata kasar.

4. Persyaratan sosial

  Customer service harus memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap seluruh pelanggan. Customer service harus pandai bergaul dengan semua kalangan,pandai berbicara dan tidak kaku.

  Customer service memegang peranan sangat penting diberbagai perusahaan. Tugas utama seorang customer service adalah memberikan pelayanan dan membina hubungan dengan masyarakat. Tugas customer service merupakan tulang punggung kegiatan operasional baik dalam perusahaan maupun perbankan. Secara umum, peranan customer service adalah (Kasmir,2005) : 1.

  Mempertahankan konsumen/pelanggan maupun nasabah lama agar tetap setia melalui pembinaan hubungan yang lebih akrab dengan konsumen/pelanggan ataupun nasabah.

  2. Berusaha untuk mendapatkan konsumen atau nasabah baru melalui berbagai pendekatan. Misalnya menyakinkan konsumen maupun nasabah untuk menjadi nasabah atau pelanggan kita dan mampu meyakinkan mereka tentang kualitas produk yang ditawarkan.

  Jadi intinya customer service melayani segala keperluan konsumen secara memuaskan dan pemberi jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh konsumennya. Hal ini dilakukan agar memberikan kenyamanan kepada pelanggan sehingga perusahaan dapat memberikan pelayanan yang terbaik terhadap konsumen maupun nasabah karena apabila kinerja dibawah harapan maka pelanggan akan kecewa, bila kinerja sesuai dengan harapan maka pelanggan akan puas dan tingkat penjualan terhadap suatu produk pun akan meningkat.

II.2.3 Pengertian Pelayanan yang baik

  Pengertian pelayanan yang baik adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada para pelanggan dengan standar yang telah ditetapkan(kasmir,2006). Kemampuan tersebut ditunjukkan oleh sumber daya manusia dan sarana serta prasarana yang dimiliki oleh suatu perusahaan tertentu.

  Banyak perusahaan yang selalu ingin dianggap yang terbaik dimata pelanggan karena pelanggan akan menjadi pelanggan setia terhadap produk yang telah ditawarkan. Di samping itu, perusahaan juga sangat berharap pelayanan yang diberikan kepada pelanggan akan dapat ditularkan kepada calon pelanggan lainnya. Hal ini merupakan promosi tersendiri bagi perusahaan yang berjalan terus secara berantai dari mulut ke mulut. Dengan kata lain, pelayanan yang baik akan mampu meningkatkan image perusahaan di mata pelanggannya. Image ini harus selalu dibangun agar citra perusahaan dapat terus meningkat.

  Pada dasarnya pelanggan selalu ingin memperoleh perhatian dari perusahaan. Pelanggan pada intinya ingin diberikan pelayanan yang terbaik, dalam arti dipenuhi keinginan dan kebutuhannya secara cepat dan tepat. Oleh karena itu, pelayanan yang baik ini harus segera dapat dipenuhi oleh perusahaan sehingga keinginan nasabah dapat diberikan secara maksimal. Pelanggan selalu mau dianggap sebagai raja, sehingga tidak heran ada istilah yang mengatakan bahwa pembeli adalah raja. Maksudnya adalah pelanggan harus dituruti keinginan dan kemauannya secara cepat dan tepat.

  Sama seperti halnya dengan raja biasanya pelanggan sok tahu, tidak mau dibantah dan didebat. Oleh karena itu petugas harus mampu mengatasi hal ini tanpa mengurangi derajat atau harga diri karyawan perusahaan. Artinya jika ada pelanggan yang bertindak kelewatan atau diluar batas kewajaran maka para petugas khususnya Customer Service juga harus mampu untuk mengatasinya. Hal ini disebabkan perilaku pelanggan sering berbeda antara satu sama lainnya.

  Agar pelayanan yang diberikan kepada para pelanggan tidak berlebihan, perlu dibuatkan standar atau cirri-ciri pelayanan yang baik. Sehingga para petugas khususnya para Customer Service tidak akan melanggar standar yang telah ditetapkan perusahaan. Standar ini perlu dipatuhi oleh setiap karyawan yang terlibat di perusahaan tersebut tentu sesuai dengan bidang tugasnya masing- masing.

  Pelayanan yang baik juga harus didukung ole sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan. Ketersediaan dan kelengkapan sarana dan prasarana yang dimilki oleh perusahaan semata-mata untuk mempercepat pelayanan serta meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, pelayanan yang baik adalah kemampuan perusahaan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang handal dengan segala kelebihannya. Kesiapan sumber daya manusia ini harus didukung oleh sarana dan prasarana yang dimiliki dan sebaiknya tidak ketinggalan zaman. Untuk mencapai kecepatan dan ketepatan pelayanan yang diberikan, pelayanan yang baik juga perlu didukung oleh ketersediaan dan kelengkapan produk yang dibutuhkan oleh para pelanggan.

  Dalam prakteknya, pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri dan hampir semua perusahaan menggunakan criteria yang sama untuk membentuk cirri-ciri pelayanan yang baik. Terdapat beberapa faktor pendukung yang berpengaruh langsung terhadap mutu pelayanan yang diberikan.

  Yang mempengaruhi pelayanan yang baik pertama adalah faktor manusia yang memberikan pelayanan tersebut. Manusia (karyawan) yang melayani pelanggan harus memiliki kemampuan melayani pelanggan secara tepat dan cepat. Di samping itu, karyawan harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, sopan santun, ramah dan bertanggung jawab penuh terhadap pelanggannya.

  Kedua pelayanan yang baik juga harus diikuti oleh tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung kecepatan, ketepatan dan keakuratan pekerjaan. Prasarana dan sarana yang dimiliki harus dilengkapi oleh kemajuan teknologi terkini. Pada akhirnya prasarana dan sarana yang dimiliki juga harus dioperasikan oleh manusia yang berkualitas pula. Jadi dapat dikatakan kedua faktor tersebut saling menunjang satu sama lainnya. Berikut beberapa ciri-ciri pelayanan yang baik menurut Kasmir(2006:31) antara lain : 1.

  Tersedianya Karyawan yang Baik Kenyamanan pelanggan sangat tergantung dari karyawan yang melayaninya, karyawan harus ramah, sopan dan menarik. Di samping itu, karyawan harus cepat tanggap, pandai berbicara, menyenangkan serta pintar. Karyawan juga harus mampu memikat dan mengambil hati pelanggan sehingga pelanggan semakin tertarik. Demikian juga dengan cara kerja karyawan harus rapi, cepat, dan cekatan.

  Oleh karena itu, di samping kualitas karyawan yang melayani pelanggan harus sesuai standar, jumlah karyawan yang disediakan juga harus seimbang, jangan sampai jumlahnya terbatas sehingga pelanggan menunggu antrian terlalu lama, terutama pada saat jam-jam sibuk.

  2. Tersedianya Sarana dan Prasarana yang Baik Salah satu hal yang paling penting diperhatikan disamping kualitas dan kuantitas sumber daya manusia adalah sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Peralatan dan fasilitas yang dimiliki seperti ruang tunggu dan ruang untuk menerima tamu harus dilengkapi denagan berbagai fasilitas sehingga membuat pelanggan nyaman atau betah dalam ruangan tersebut.

  Suasana ruangan yang nyaman harus pula didukung oleh meja dan kursi untuk diduduki. Udara dalam ruangan juga harus sejuk, tenang, dan tidak berisik. Kelengkapan dan kenyamanan sarana dan prasarana ini akan membuat pelanggan/nasabah merasa betah untuk berurusan dengan perusahaan sehingga mampu mengusir kebosanan para pelanggannya.

  3. Bertanggung Jawab Kepada Setiap Pelanggan Sejak Awal Hingga Selesai

  Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan sejak awal hingga selesai artinya dalam menjalankan kegiatan pelayanan, para karyawan harus mampu melayani dari awal sampai tuntas atau selesai. Pelanggan akan merasa puas jika para karyawan atau Customer Service bertanggung jawab terhadap pelayanan yang diinginkannya. Jika terjadi sesuatu, para Customer Service atau karyawan yang dari awal menangani masalah tersebut, segera mengambil alih tanggung jawabnya.

  Resikonya, jika pelanggan tidak puas dengan pelayanannya, maka para pelanggan akan selalu membicarakan hal-hal yang negative tentang perusahaan. Biasanya suatu kejelekan akan lebih cepat berkembang daripada kebaikan.

  4. Mampu Melayani Secara Cepat dan Tepat Mampu melayani secara cepat dan tepat artinya dalam melayani pelanggan diharapkan para karyawan harus melakukannya sesuai dengan prosedur. Layanan yang diberikan sesuai jadwal untuk pekerjaan tertentu dan jangan membuat kesalahan dalam arti pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar perusahaan dan keinginan pelanggan.

  Karena proses yang terlalu lama dan berbelit-belit akan membuat para pelanggan menjadi tidak betah dan malas berhubungan kembali. Maksud ketepatan dalam hal ini adalah usahakan jangan sampai terjadi keslahan baik dalam hal pembicaraan maupun pekerjaan. Kesalahan akan membuat para pelanggan kesal yang menimbulkan anggapan perusahaan tidak profesional.

  5. Mampu Berkomunikasi Mampu berkomunikasi artinya karyawan harus mampu berbicara kepada setiap pelanggan. karyawan juga harus mampu dengan cepat memahami keinginan pelanggan. selain itu, karyawan harus mampu berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. Komunikasi harus mampu membuat pelanggan senang sehingga pelanggannya mempunyai masalah, pelanggan tidak segan segan mengemukakannya kepada petugas.

  Mampu berkomunikasi juga akan membuat setiap permasalahan menjadi jelas sehingga tidak timbul salah paham. Komunikasi sangat penting terutama untuk yang berhubungan secara langsung. Demikian pula komunikasi lewat telepon atau sarana lainnya harus dengan tutur kata yang lemah lembut yang di dengar oleh telinga pelanggan.komunikasi juga harus di dukung oleh perilaku petugas itu sendiri.

  6. Memberikan Jaminan Kerahasiaan Setiap Transaksi Karyawan harus menjaga kerahasiaan pelanggan terutama yang berkaitan dengan uang dan pribadi para pelanggan. Khusus untuk para pelanggan di lembaga keuangan seperti Bank, kerahasiaan pelanggan/nasabah sangat dijunjung tinggi. Karena pada dasarnya, menjaga kerahasiaan pelanggan sama artinya dengan menjaga rahasia perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, karyawan harus mampu menjaga rahasia pelanggan terhadap siapa pun menjaga rahasia pelanggan merupakan ukuran kepercayaan pelanggan kepada perusahaan.

  7. Memiliki Pengetahuan dan Kemampuan yang Baik Untuk menjadi karyawan yang khusus melayani pelanggan harus memiliki pengetahuan dan kemampuan tertentu. Karena tugas karyawan selalu berhubungan dengan manusia, karyawan perlu dididik khusus mengenai kemampuan dalam bekerja. Kemampuan dalam bekerja akan mampu mempercepat proses pekerjaan sesuai dengan waktu yang diinginkan.

  Demikian juga ketepatan dan keakuratan pekerjaan juga akan terjamin. Risiko akibat ketidak mampuan dalam melayani pelanggan akan berakibat fatal yaitu kelambatan dan ketidak tepatan pekerjaan sehingga membuat kesalahan dan tidak mampu melayani para pelanggan.

  8. Berusaha Memahami Kebutuhan Pelanggan Berusaha memahami kebutuhan pelanggan artinya para karyawan khususnya Customer Service harus cepat tanggap terhadap apa yang diinginkan oleh para pelanggan. karyawan yang lamban akan membuat pelanggan lari. Usahakan mengerti dan memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan secara cepat. Para petugas harus lebih dulu berusaha untuk mengerti kemauan para pelanggan dengan cara mendengar penjelasan, keluhan atau kebutuhan pelanggan secara baik agar pelayanan terhadap keluhan atau keinginan yang diharapkan pelanggan tidak salah. Termasuk dalam hal ini memberikan jalan keluar yang diinginkan.

  9. Mampu Memberikan Kepercayaan Kepada Pelanggan Kepercayaan calon pelanggan kepada perusahaan mutlak diperlukan sehingga calon pelanggan mau menjadi pelanggan perusahaan yang bersangkutan.

  Demikian pula untuk menjaga pelanggan yang lama perlu dijaga kepercayaannya agar tidak lari. Semua ini melalui pelayanan karyawan khususnya dari seluruh karyawan perusahaan umumnya. Karena kepercayaan merupakan ujung tombak perusahaan untuk menjalankan aktifitasnya. Sekali pelayanan yang diberikan dapat memuaskan pelanggan, maka akan menimbulkan kepercayaan. Satu hal yang perlu diingat bahwa meningkatkan kepercayaan lebih berat daripada mempertahankan kepercayaan yang sudah diberikan.

  Dalam meningkatkan penjualan sangatlah diperlukan kreativitas dalam rangka mempertahankan perusahaan dalam tingkat persaingan atau tingkat pertumbuhan pesaing yang sangat ketat dalam bisnis.bahkan juga dengan mempertimbangkan potensi pertumbuhan pesaing baru dengan tujuan pasar masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Peningkatan penjualan sebagai kegiatan operasional menunjuk pada cara anggota organisasi (manager), mengubah sumber daya ( output), menjadi barang atau jasa ( input), menjadi salah satu alat ukur untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan.

  Peningkatan penjualan merupakan sebuah reaksi atau umpan balik yang ditunjukkan dengan jelas, sebagai reaksi penerimaan masyarakat terhadap produk yang ditawarkan. Keadaan ini bisa terus ditingkatkan dengan mempertimbangkan keuntungan perusahaan dalam mempertimbangkan dirinya, dan menghidupi karyawan sebagai salah satu sumber daya penting bagi mereka. Peningkatan penjualan menghendaki produk bermutu yang dikehendaki konsumen dengan harga yang tampaknya masuk akal. seperti yang dikemukakan Stoner(1996:279).

  Sehingga dengan demikian untuk melihat peningkatan penjualan kita bisa melihat dengan seberapa besar tingkat kepuasan dengan besarnya pelayanan yang diberikan petuga Customer Service yang timbul dari pelanggan sehingga akan meningkatkan penjualan. Karena jika tingkat pelayanan rendah maka tingkat penjualan akan rendah, tapi jika tingkat pelayanan meningkat maka tingkat penjualan akan bertambah. Maka dapat dilihat melalui:

  1. Kualitas pelayanan Meliputi cara petugas Customer service dalam melayani pelanggan. pelayanan yang diberikan hendaknya dapat memenuhi atau bahkan melebihi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Sehingga bertujuan agar pelayanan yang diberikan benar-benar berkualitas dan berkesan bagi pelanggan.

  2. Kejelasan Informasi Jelas atau tidaknya informasi yang disampaikan oleh petugas Customer

  Service benar-benar berpengaruh kepada pelanggan. Seringkali informasi yang kurang jelas dapat membingungkan pelanggan. untuk itu petugas Customer service harus benar-benar menyampaikan informasi secara jelas, dan dapat dipahami oleh pelanggan.

  3. Fasilitas Kenyamanan juga sangat berpengaruh kepada pelanggan. untuk itu fasilitas yang meliputi sarana dan prasarana harus tersedia benar-benar mampu memberikan kenyamanan tersendiri. Misalnya, ruangan yang ber-AC, tempat duduk yang nyaman, toilet yang bersih sehingga menambah kenyamanan pelanggan.

II.2.4 Teori AIDDA

  Menurut Effendy(2003:89)AIDDA adalah akronim dari kata-kata

  

Attention (perhatian),Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan),

Action (tindakan/kegiatan). Adapun keterangan dari elemen-elemen dari model ini

  adalah: 1.

  Perhatian (Attention): Keinginan seseorang untuk mencari dan melihat sesuatu.

  2. Ketertarikan (Interest): Perasaan ingin mengetahui lebih dalam tentang suatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen.

  3. Keinginan (Desire): Kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik perhatian.

  4. Keputusan (Decision): Kepercayaan untuk melakukan sesuatu hal.

  5. Tindakan (Action): Suatu kegiatan untuk merealisasiakan keyakinan dan ketertarikan terhadap sesuatu. Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak. Berdasarkan konsep AIDDA agar khalayak melakukan action, maka pertama- tama mereka harus dibangkitkan perhatiannya (attention) sebagai awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest), yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian.

  Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan tindakan (action) sebagaimana diharapkan komunikator (Effendy, 2003: 305).

  Dalam komunikasi pemasaran perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai

dari proses komunikasi pemasaran yang akan dilakukan. Setelah menentukan

khalayak sasaran dengan persepsinya, pemasar harus memutuskan respon yang

terjadi. Teori ini merupakan alat promosi menarik perhatian, mendapatkan dan

mendorong minat, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan. Dalam

membangun program komunikasi yang efektif, aspek terpenting adalah

  

memahami proses terjadinya respon dari konsumen, misalnya dalam hal

konsumen melakukan pembelian suatu produk, maka diperlukan pemahaman

mengenai usaha promosi yang dapat mempengaruhi respon konsumen tersebut.

  Teori AIDDA menurut Tjetjep Djatnika,(2007) teori AIDDA yang

mendalilkan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses

psikologis yang dilalui oleh Konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali

dengan tahap menaruh perhatian (Attention) terhadap barang atau jasa yang

kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) untuk

mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika

intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke tahap berhasrat/berminat (Desire)

karena barang atau jasa yangditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan-nya.

  Jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau

rangsangan persuasif dari luar maka konsumen atau pembeli tersebut akan

mengambil keputusan membeli (Action to buy) barang atau jasa yang di tawarkan.

Berdasarkan teori ini maka Customer service merupakan suatu kegiatan atau

usaha dalam menarik pelanggan, yaitu menaruh perhatian pada pelanggan

terhadap barang yang akan kita tawarkan, kemudian jika pelanggan akan tertarik

dia akan melangkah untuk berhasrat atau berminat untuk mendaftar. Kemudian

pelanggan akan mengambil keputusan membeli atau tidak, disinilah Customer

service sangat lah berperan dalam proses komunikasi pemasaran untuk menarik

pelanggan sehingga meningkatkan penjualan.

II.2.4 Kepuasan Pelanggan

  Pelanggan adalah seseorang yang kontiniu atau berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut. Menurut Kotler ( Tjiptono: 146), kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan dengan harapannya. Perbandingan ini diperoleh ketika pelanggan mendapatkan kesan positif dari kinerja yang dirasakan.

  Pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan ( Supranto,2001:224). Dengan kata lain, harapan pelanggan menentukan baik atau tidaknya kinerja yang dirasakan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Namun, bila kinerja sesuai dengan harapan pelanggan akan puas. Terlebih lagi bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas. Kotler dalam ( Tjiptono,2004:148) mengemukakan ada 4 metode untuk mengukur kepuasan pelanggan yaitu :

  1. Sistem keluhan dan saran Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan ( Customer oriented) perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggan untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka. Media yang digunakan misalnya kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat strategis, menyediakan kartu komentar, menyediakan saluran telepon khusus dan lain-lain. Informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat memberikan ide-ide baru dan masukan yang berharga kepada perusahaan, sehingga memungkinkannya untuk memberikan respon secara cepat dan tanggap terhadap setiap masalah yang timbul.

  2. Survei Kepuasan Pelanggan Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga memberikan tanda ( signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

  3. Ghost Shopping Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang

  (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost shopper juga dapat mengamati atau menilai cara perusahaan dan pesaingnya dalam menjawab pertanyaan pelanggan dan menangani setiap keluhan.

  4. Lost Customer Analysis Metode ini sedikit unik, yakni perusahaan menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih dari perusahaan tersebut. Informasi yang diharapkan adalah penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

1.5 Kerangka Konsep

  Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang ditelitinya. Inilah yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus (Rakhmat, 2001 : 12 ). Hal ini dilakukan untuk menggambarkan fenomena awal yang akan diteliti. Konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek ( Kriyantono, 2006 : 17). Maka model teoritis dari kerangka konsep yang akan diteliti adalah :

  Peranan customer service Peningkatan Pelayanan dalam memberikan pelayanan

1.6. Operasionalisasi Konsep

  Berdasarkan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka konsep operasional tersebut dijadikan acuan untuk memecahkan masalah. Agar konsep operasional tersebut dapat membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, maka dioperasionalkan sebagai berikut :

   Operasional Konsep Operasionalisasi konsep 1.

  a. Peranan Customer service Mempertahankan konsumen/pelanggan. dalam meningkatkan pelayanan b. untuk mendapatkan konsumen atau nasabah baru melalui berbagai pendekatan.

  c.

  Meningkatkan Kualitas Pelayanan d.

  Memberikan Kejelasan Informasi

  e. Fasilitas senyaman Memberikan mungkin kepada pelanggan f. kepada

  Memberikan kesempatan pelanggan untuk berbicara terlebih dahulu.

  g.

  Mendengarkan pelanggan dengan baik.

  h.

  Mengajukan pertanyaan setelah pelanggan selesai berbicara. i.

  Tidak mudah tersinggung. j.

  Tidak mendebat ketika customer sedang berbicara. k. menjaga sikap sopan, ramah, dan selalu berlaku tenang. l.

  Tidak menangani hal-hal yang bukan pekerjaannya. m.

  Menunjukkan sikap perhatian dan sikap ingin membantu. n.

  Tidak menyela pembicaraan.

1.7. Defenisi Operasional

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap Citra Terminal Terpadu Amplas Medan)

4 145 167

Customer Service Dan Peningkatan Pelayanan (Studi Deskriptif Peranan Customer Service dalam meningkatkan pelayanan BCA Kcp. Medan)

8 133 98

Customer Service dan Tingkat Kepuasan Nasabah (Studi Korelasional Peranan Customer Service terhadap Tingkat Kepuasan Nasabah di Bank Rakyat Indonesia Cabang Binjai)

0 43 107

Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap Citra Terminal Terpadu Amplas Medan)

0 1 46

2.1 Kerangka Teori - Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap Citra Terminal Terpadu Amplas Medan)

0 0 18

1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap Citra Terminal Terpadu Amplas Medan)

0 3 8

Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap Citra Terminal Terpadu Amplas Medan)

0 0 16

Strategi Komunikasi Customer Service Dalam Melayani Pengguna Jasa Bandara (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Customer Service Bandara Internasional Kualanamu Dalam Melayani Wisatawan Asing Dan Wisatawan Domestik)

0 1 45

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PerspektifParadigma Kajian - Strategi Komunikasi Customer Service Dalam Melayani Pengguna Jasa Bandara (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Customer Service Bandara Internasional Kualanamu Dalam Melayani Wisatawan Asi

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Strategi Komunikasi Customer Service Dalam Melayani Pengguna Jasa Bandara (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Customer Service Bandara Internasional Kualanamu Dalam Melayani Wisatawan Asing Dan Wisatawa

0 0 7