PENDIDIKAN KARAKTER DAN PERUBAHANNYA DI SEKOLAH DASAR PERGURUAN TAMANSISWA JL. AMPLAS NO 17 MEDAN, SUMATERA UTARA.

PENDIDIKAN KARAKTER DAN
PERUBAHANNYA DI SEKOLAH DASAR
PERGURUAN TAMANSISWA JL. AMPLAS NO 17 MEDAN
SUMATERA UTARA
TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh :
RUMIRIS LUMBAN GAOL
NIM : 81061 81017

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012

PENDIDIKAN KARAKTER DAN
PERUBAHANNYA DI SEKOLAH DASAR

PERGURUAN TAMANSISWA JL. AMPLAS NO 17 MEDAN
SUMATERA UTARA
TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh :
RUMIRIS LUMBAN GAOL
NIM : 81061 81017

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012

E€

PENDIDIKAN KARAKTER

DAht PERTIBAHANNYA DI SEKOLAE DASAR

PERGURUAN TAMANSISWA JL. AMPLAS NO 17 MEDAI\I
SIJmA*TERA UTARA

Disusrm dan diaj,kan oleh

r

RUMIRIS LT'MBAN GAOL
IYIM:8106181017

$
r

Telah Dipertatrankan di Depan Panitia Ujian Tesis
pada Tanggal 27 Juni 2012 dan Dinyatakan telah Memenuhi
Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar


Medan" 27 Juritz0l2

Menyetujui:
TimPembimbing.

Pembimbinel,

PembimbingII,

Adisaputera, M.Hum.

:

196101 1619854031003

NIP. 1967100t I 9940210Cr

Mengetahui:
Pascasarjana


Medan,

ffitl.^a'ilF,j

df

p"M
#_

PESETUJUAII DEWAI\I PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PEI\DIDIKAI\

TAI\DATANGAN

NAMA

NO.

Dr. PhiL Ichwan Azhari, M.Si.

NIP. 19610l 161985403 1003
@embimbing I)

Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum.
NIP. 19671001 1994021001
(Pembimbing

II)

Prof.Dr. Simen, ll{.Pd.
NrP.195501081 98303 1007

(Penguji)

i,h

Dr. Asih Menanti, S.PsL,lVtr S
NrP. 19600603 1985032002
(Penguji)


Dr. Anita Yus,lVLPd.
NIP. 19590721 1986012001
(Penguji)

ty
A
U
Mnhasiswa

},

r
*,:
&
9.
s"

F'

fr

ffi

Nama
NIM
Prodi

:

Rumiris Lumban Gaol

:8106181017
: Pendidilon dasar

Tanggal Ujian: 21 Juni 2012

ABSTRAK
Rumirs Lumban Gaol. Pendidikan Karakter dan Perubahannya di Sekolah Dasar
Perguruan Tamansiswa Jl. Amplas No. 17 Medan. Tesis. Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan. 2012.
Penelitian ini didasarkan pada munculnya program pemerintah mengenai

pendidikan karakter di dunia pendidikan tahun 2010. Padahal jauh sebelumnya,
pendidikan karakter sudah diterapkan oleh salah satu perguruan pendidikan yaitu
perguruan Tamansiswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara tahun 1922 di
Yogyakarta. Hingga saat ini perguruan Tamansisea memiliki + 198 cabang di
Indonesia termasuk di Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui konsep pendidikan karakter, model pendidikan karakter, dan untuk
mengungkapkan perubahan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar
Perguruan Tamansiswa Medan yang didirikan tahun 1933.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi
dokumen (study document) dan penelitian lapangan (field research). Langkah
pertama yang dilakukan peneliti adalah dengan mengumpulkan dan menelaah datadata yang diperoleh dari buku-buku, arsip-arsip dan data-data yang diperoleh dari
internet yang berkaitan dengan ” Pendidikan Karakter dan Perubahannya di sekolah
dasar Perguruan Tamansiswa Medan”. Penelitian lapangan (field research) dilakukan
dengan teknik observasi terhadap sekolah dasar Perguruan Tamansiswa Medan.
Selanjutnya data diperoleh melalui wawancara kepada ketua bagian Perguruan
Tamansiswa Medan yaitu Ki. Sutarno, S.Pd, dan Sumaryanto sebagai guru staf
pengajar selama 33 tahun, orang tua siswa dan masyarakat.
Data dikumpulkan serta dianalisis. Ada 6 konsep dasar Perguruan
Tamansiswa, yaitu 1) konsep dasar kepribadian, 2) konsep dasar kemasyarakatan, 3)
konsep dasar kebangsaan, 4) konsep dasar kebudayaan, 5) konsep dasar

perekonomian, 6) konsep dasar pendidikan. Konsep pendidikannya adalah tripusat
pendidikan dan sistem among. Tripusat Pendidikan dalam konsep pendidikan
Perguruan Tamansiswa mengakui adanya 3 pusat pendidikan, yaitu:1) Pendidikan di
lingkungan keluarga, 2) Pendidikan di lingkungan sekolah, 3) Pendidikan di
lingkungan kemasyarakatan. Tripusat Pendidikan ini besar pengaruhnya terhadap
pembentukan karakter seseorang. Sistem pendidikannya adalah sistem yang berjiwa
kekeluargaan dan bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan. Nilai-nilai pendidikan
karakter oleh pusat kurikulum (Puskur) yaitu 1) religuitas,2) jujur,3) toleransi,
4)displin, 5) kerja keras, 6)kreatif, 7) mandiri, 8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10)
semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12) mengahargai prestasi, 13)
bersahabat/komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli
lingkungan, 17) peduli sosial, 18) tanggung jawab. Konsep pendidikan Perguruan
Tamansiswa Medan relevan dengan nilai-nilai pendidikan karakter dari Puskur, dan
diterapkan dengan baik. Perguruan Tamansiswa Medan sudah berdiri hampir 80
tahun. Seiring dengan perjalanan waktu, sejak tahun 1980-an ada perubahan sistem
pendidikan dan kendala dalam menerapkan pendidikan karakter tersebut. Perubahan
dari berbagai aspek yaitu guru tidak lagi bersumber dari perguruan Tamansiswa
Yogyakarta, jumlah siswa setiap tahun semakin berkurang, dan dilihat secara fisik
dan mata pelajaran, sekolah Tamansiswa seperti sekolah keagamaan, bahkan
kemajuan teknologi dalam mempengaruhi budaya Indonesia juga saat ini merupakan


kendala bagi perguruan Tamansiswa dalam menerapkan pendidikan karakter karena
berkurangnya jiwa sosial siswa. Perubahan tersebut menimbulkan perubahan nilai
karakter, yaitu perubahan nilai pendidikan karakter kemandirian dan tanggung jawab.

ABSTRACT
Rumiris Lumban Gaol. The education and change it character in elementary school
Tamansiswa instituation Jl. Amplas No 17 Medan. Thesis. Postgraduate Program of
State University of Medan. 2012.
The study has been done due to appear the government program about the
education character in the world education in 2010. Whereas for about education
before character education has applying by school the education that is Tamansiswa
instituation founder by Ki Hadjar Dewantara on 1922 in Yogyakarta and until this
day have branch in Indonesia ± 198 belong in the Nort Sumatera of Medan. The
purpose of research about consept character education, style of character education
and to state change the execution of character education in elementary school
Tamansiswa institution of Medan founder in 1933.
This study was a descriptif research use study document and field research.
The first step to do research is with to collect and research of data get from the
books, file and data to get from internet relate with “ character education and change

in elementary school Tamansiswa insitution of Medan. The field research to do with
technic observation toward elementary school Tamansiswa institution of Medan
thera are Ki. Sutarno and Sumaryanto as the teacher to along 33 years, the parents
belong the student belong society.
The data collect analysis, 6 concept basic Tamansiswa institution, thats is 1)
concept of authoritarial basic, 2) concept of social basic, 3) concept of nationality
basic, 4) concept of culture basic, 5) concept of economy basic, 6) concept of
education basic. The concept of education is education tripusat and system among.
The tripusat of education in concept education Tamansiswa Institution to recognize
are centimes of education, the are : 1)education in the family environment, 2)
education in school environment, 3)education in social environment. The tripusat of
education large influence about to form character someone. Education system is
system animated the family and hinged on power of nature an freedom. Value of
character education by puskur that is 1) religious, 2)honest, 3)tolerance, 4) discipline,
5) hard worker, 6) creative, 7) be autonomous, 8) democratis, 9) feel to know, 10)
nationality enthusiasm, 11) love fatherland, 12)satisfactor appreciate, 13)friendily/
communicative, 14) peace love, 15) read delight, 16) care environment, 17)care
social, 18 ) responbility. Based on the concept of education in Tamansiswa
institution Medan relevan with value character of education by Puskur and applying
is better. Tamansiswa institution of Medan was to be exist almost 80 years,
ananimous with journey time, since 1980 years ago this change education system
belong the obstacle in applying the character education. Change oy some aspect there
are the teacher not more resource from Tamansiswa institution of Yogyakarta,
quantity of student less every years, to inspect of physical the schedule in school
Tamansiswa like religious school, even tecnologi progress in to influence culture of
Indonesia in applying the character education because to decrease student social soul.
The change to arouse of character education change there are value of change
character education that autonomy and responbility.

PENDIDIKAN KARAKTER DAN
PERUBAHANNYA DI SEKOLAH DASAR
PERGURUAN TAMANSISWA JL. AMPLAS NO 17 MEDAN
SUMATERA UTARA
TESIS

D i a j u k a n u n t u k M em en u h i Per sy a r a t a n
d a l a m M em p er ol eh Gel a r M a gi st er P en d i d i k a n
Pr ogr a m St u d i Pen d i d i k a n D a sa r
Oleh :
RUMIRIS LUMBAN GAOL
NIM : 81061 81017

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012

LEMBAR PERSETUJUAN

PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PERUBAHANNYA DI SEKOLAH DASAR
PERGURUAN TAMANSISWA MEDAN

TESIS
Oleh:

RUMIRIS LUMBAN GAOL
NIM : 8106181017

Diajukan untuk Seminar Tesis

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Phil. Ichwan Azhari , M.Si.
NIP. 1961011619854031003

Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum.
NIP. 196710011994021001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

Prof.Dian Armanto, M.Pd.,M.A.,M.Sc.,Ph.D.
NIP.196311101988031001

PESETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

NO.

NAMA

TANDA TANGAN

1. Dr. Phil. Ichwan Azhari , M.Si.
NIP. 1961011619854031003
(Pembimbing I)

…………………………………

2. Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum.
NIP. 196710011994021001
(Pembimbing II)

…………………………………

3. Prof.Dr. Siman, M.Pd.
NIP.195501081983031007
(Penguji)

…………………………………

4. Dr. Asih Menanti, S.Psi., M.S
NIP. 196006031985032002
(Penguji)

…………………………………

5. Dr. Anita Yus, M.Pd.
NIP. 195907211986012001
(Penguji)

…………………………………

Mahasiswa
Nama

: Rumiris Lumban Gaol

NIM

: 8106181017

Prodi

: Pendidikan dasar

Tanggal Ujian: 27 Juni 2012

DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………………………………………...

i

KATA PENGANTAR………………………………………………………..

ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………

iv

DAFTAR TABEL……………………………………………………………

vi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..

vii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………

viii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang……………………………………………………

1

1.2.Fokus Penelitian……………………………………………… …..

9

1.3.Masalah …………………………………………………………..

11

1.4.Tujuan…………………………………………………………….

11

1.5.Manfaat …………………………………………………………..

12

BAB II . KAJIAN PUSTAKA
2.1. Dasar Teoritis
2.1.1. Pendidikan Karakter …………………..........................

13

2.1.2. Kebijakan Pemerintah Tentang Pendidikan Karakter …

21

2.1.3. Konsep Pendidikan Karakter di Perguruan Tamansiswa
1. Latar Belakang Berdirinya Tamansiswa….………

27

2. Konsep Pendidikan Tamansiswa………………….

28

3. Pendidikan Karakter di Tamansiswa……………...

38

4. Model Pendidikan Karakter di Tamansiswa……...

45

2.2. Dasar Konseptual………………………………………………...

48

2.3. Pertanyaan Penelitian ……………………………………………

58

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………………………...

59

3.2. Subjek Penelitian………………………………………...

60

3.3. Teknik Pengumpulan Data………………………………

61

3.4. Analisis Data………………………………….………….

65

3.5. Keabsahan Penelitian……………………………………

67

BAB IV. HASIL PENELITIAN
4.1. Perguruan Tamansiswa Medan…………………………..

69

4.2.Konsep Pendidikan Karakter Perguruan
Tamansiswa Medan………………………………………..

78

4.3. Model Pendidikan Karakter Perguruan Tamansiswa……

89

4.4. Perubahan Model dan Implementasi Pendidikan
Karakter Perguruan Tamansiswa Medan……………….... 107
4.5. Keterbatasan Penelitian………………………………….

117

BAB V. PENUTUP
5.1. Simpulan………………………………………………… 119
5.2. Saran…………………………………………………….. 120
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….

121

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah guru, Jumlah kelas, Jumlah siswa Perguruan
Tamansiswa Medan dari Tahun ajaran
1967-2012…………………………………………….…………… 72
Tabel 4.2 Daftar Guru SD Perguruan Tamansiswa
Medan Tahun ajaran 2011/2012……………………………..…… 74
Tabel 4.3 Daftar Kepala Sekolah Perguruan Tamansiswa
Medan tahun 1933-2012……………………………………….….

75

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana di Perguruan Tamansiswa Medan 2012…….

76

Tabel 4.5 Mata Pelajaran Perguruan Tamansiswa………………….....……

77

Tabel 4.6 Angket untuk siswa………………………………………………

104

Tabel 4.7 Angket untuk guru………………………………………………

105

Tabel 4.8 Angket untuk orang tua…………………………………………

106

Tabel 4.9 Jumlah siswa menurut agama……………………………………

113

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1. Ruangan kelas ………..........................................................

76

Gambar 4. 2. Perumahan guru …………………………………………...

77

Gambar 4. 3. Gedung serba guna…………………………………………

77

Gambar 4. 4. Bangunan depan sekolah …………………………………..

109

Gambar 4. 5. Bangunan sebelah kiri sekolah……………………………..

109

Gambar 4.6. Bangunan sebelah kanan sekolah…………………………...

109

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)………………… 120

Lampiran 2

: Contoh Laporan Hasil Siswa (Rapot) ……………………… 121

Lampiran 3

: Buku Pelajaran Ketamansiswaan …………………………. 122

Lampiran 4

: Hasil angket…………………………………………………. 124

Lampiran 5

: Materi pelajaran IPA……………………………………….. 126

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Tahun 2010, tepatnya pada tanggal 14 Januari 2010, pemerintah melalui
Kementerian Pendidikan Nasional mencanangkan program pendidikan budaya dan
karakter bangsa sebagai gerakan Nasional.

Setelah dicanangkan program ini,

beberapa Direktorat Jenderal segera menindaklanjuti dengan menyusun ramburambu penerapan pendidikan budaya dan karakter bangsa. bahkan, kementeriankementerian lainpun tidak ketinggalan juga diberi tugas untuk mengembangkan dan
melaksanakan pendidikan karakter di lingkungannya. Di lingkungan Kementerian
Pendidikan telah disusun Desain Induk Pendidikan Karakter. Bahkan Puskur juga
telah membuat rancangan

pelaksanaan dengan mengembangkan silabus yang

dikaitkan dengan nilai-nilai karakter bangsa (Sadirman, 2010).
Pemerintah melalui Menteri Pendidikan

menerapkan pendidikan karakter

pada jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Pendidikan
karakter tersebut diwujudkan mulai dari kurikulum sampai dengan membangun
kultur budaya di sekolah.''Pendidikan karakter ini adalah sesuatu yang mendesak
untuk

dilakukan

saat

ini.

Targetnya,

semua

sekolah

nantinya

harus

menggunakannya,'' ungkap Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad
Nuh di sela peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), di Kantor
Kementerian Pendidikan Nasional (Mediaindonesia,2011).
Zubaedi 2011:72“ Kementerian Pendidikan Nasional mulai tahun 2010/2011
telah melakukan rintisan penyelenggaraan pendidikan karakter pada 125 satuan
pendidikan yang tersebar di 16 kabupaten/kota, pada 16 provinsi di Indonesia.

Rencananya mulai tahun 2011 semua satuan pendidikan di seluruh wilayah hukum
negara kesatuan republik Indonesia harus mulai melaksanakan pendidikan karakter”.
Demam pendidikan karakter terjadi di mana-mana. Sejak tahun 2010 hingga
saat ini, hampir setiap pertemuan ilmiah, seperti diskusi, sarasehan, dan seminar,
baik seminar regional,

nasional maupun internasional mengambil tema tentang

pendidikan karakter. Tampaknya program pendidikan karakter ini masih akan
menjadi hal penting di masa berikutnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
pendidikan karakter bagi warga bangsa ini, sehingga sangat tepat pemerintah melalui
Kementerian Pendidikan Nasional mencanangkan pendidikan budaya dan karakter
bangsa.
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono

meminta

masyarakat Indonesia untuk mengimpelementasikan tema Hari Pendidikan Nasional
(Hardiknas) dan Hari Kebangkitan Nasional (Hardiknas) 2011, yakni 'Pendidikan
Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa', dengan sub tema 'Raih Prestasi, Junjung
Tinggi Budi Pekerti'. Pendidikan karakter saat ini sangatlah penting. Pendidikan
karakter sangat menentukan kemajuan peradaban bangsa, yang tak hanya unggul
tetapi juga cerdas. Mengutip filsuf Yunani Aristoteles, Susilo Bambang Yodhoyono
mengatakan bahwa ada dua penentu kemajuan bangsa. Pertama pemikiran dan kedua
karakter (Susilo Bambang Yudhoyono, 2011).
UU no 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional, pendidikan karakter
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan karakter itu sendiri dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Masyarakat

kita saat ini sedang mengalami krisis moral atau karakter.

Masalah karakter yang terjadi sekarang ini jauh lebih kompleks dibandingkan masamasa sebelumnya. Persoalan karakter menjadi bahan pemikiran yang sangat serius
dan sangat memprihatinkan saat ini. Krisis moral tidak hanya terjadi pada kalangan
orang dewasa saja, tetapi juga kalangan anak-anak.
Kasus moral para pejabat negara kita saat ini banyak menyalahgunakan
jabatannya dengan melakukan korupsi seperti yang dikemukakan oleh Hartati
(2006:75) bahwa kasus korupsi terhadap deputi keuangan bulog, kasus korupsi
terhadap Bank Bali, kasus korupsi yang tidak melakukan penanaman di atas lahan
proyek hutan tanaman industri (HTI) di Kalimantan Selatan.
Muslich (2010:3) mengatakan bahwa berdasarkan hasil survei tahun 2002 dan
2006, skor korupsi Indonesia adalah tertinggi di Asia dengan skor 8,16 (dari total
skor 10). Tidak hanya kasus korupsi, tetapi nepotisme dan juga pemakaian narkoba
tidak hanya di periode saat ini bahkan jauh sebelumnya narkoba sudah dikonsumsi
dari kalangan anak-anak sekolah dasar(usia 7-12 tahun)

sampai orang dewasa.

Handoyo (2004:20) mengemukakan sesuai data yang diperolah dari Departemen
Kesehatan tahun 1999 sampai tahun 2003, diperkirakan 2-4% (sekitar 4-8 juta jiwa)
dari seluruh penduduk Indonesia (200 juta jiwa) merupakan pemakai narkoba. Dari

jumlah tersebut, 1,3 juta di antaranya terdapat di Jakarta dan 70% dari seluruh
penderita ialah anak-anak muda pada usia sekolah. Jika tahun 1990 jumlah siswa
sebanyak 111 orang di tahun 2003 meningkat menjadi 202.
Kasus contek massal saat ujian nasional (UN) 2011, tingkat Sekolah Dasar
(SD), yang terjadi di SDN Gadel 2, Tandes, Surabaya (Jimly, 2011) meningkatnya
pergaulan seks bebas hingga di kalangan pejabat Negara seperti yang disampaikan
oleh komnas perempuan bahkan untuk kasus kekerasan seksual, ada 70.115 kasus
berada di ranah personal, 22.284 kasus berada di ranah publik, dan 1.561 di ranah
Negara (Komnas Perempuan, 2012), maraknya kekerasan rumah tangga dan juga
angka kekerasaan anak-anak dan remaja, perjudian dan minuman keras, tauran antar
pelajar, kejahatan antar teman, pencurian anak remaja, dan penindasan terhadap
orang yang lemah sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat
diatasi secara tuntas. Akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat dianggap
lagi sebagai suatu persoalan sederhana karena tindakan ini telah menjurus kepada
tindakan kriminal.
Kondisi krisis moral ini menandakan bahwa pengetahuan agama dan
pengetahuan moral yang didapatkan di bangku sekolah ternyata belum cukup
berdampak terhadap perubahan perilaku manusia Indonesia.

Banyak pihak

berpendapat bahwa krisis moral yang terjadi saat ini membuktikan bahwa pendidikan
yang ada di bangsa kita belum mampu menciptakan masyarakat yang berkarakter
atau berbudi pekerti.
Pendidikan karakter dibutuhkan untuk mencegah setiap perbuatan yang tidak
baik yang dapat merusak pendidikan di Indonesia .

Hidayatullah (2010:15)

mengatakan bahwa pendidikan karakter itu penting dan mendesak bagi bangsa kita,

antara lain disebabkan karena bangsa kita telah lama memiliki kebiasaan-kebiasaan
yang kurang kondusif untuk membangun bangsa yang unggul. Oleh karena itu,
semua peran sangat dibutuhkan untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia
agar pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan dan perubahan yang signifikan.
Pendidikan karakter bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang hal yang baik
dan buruk, kemudian membuat hal yang baik menjadi suatu kebiasaan. Budaya ini
harus dipelihara agar pendidikan di Indonesia berkembang dan bisa menjadi daya
saing bagi pendidikan lainnya secara global.
Pemerintah

melalui

kementerian

pendidikan

sedang

menggalakkan

pendidikan karakter saat ini, padahal pendidikan karakter sebenarnya bukan hal yang
baru. Sejak awal kemerdekaan, masa orde lama, masa orde baru, dan masa reformasi
sudah dilakukan dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda. Bahkan tahun 1922,
Perguruan Tamansiswa sudah menerapkan konsep pendidikan yang mengandung
nilai –nilai pendidikan karakter.
Tamansiswa adalah

nama

sekolah

yang

didirikan oleh

Ki Hadjar

Dewantara pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta. Sejak didirikan,
Tamansiswa sangat berciri khas dengan pendidikan karakter. Ki Hadjar Dewantara
menggunakan kebudayaan dan pendidikan sebagai sarana utama berpartisipasi dalam
perjuangan nasional untuk mencapai kemerdekaan bangsa.
Perguruan

Tamansiswa

adalah

badan

perjuangan

kebudayaan

dan

pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas untuk
mencapai cita-citanya (Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, 1969). Bagi
Tamansiswa, pendidikan bukanlah tujuan, tetapi media untuk mencapai tujuan
perjuangan, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka lahir dan batinnya.

Merdeka lahiriah artinya tidak dijajah secara fisik, ekonomi, politik, sedangkan
merdeka secara batiniah adalah mampu mengendalikan keadaan.
Tujuan pendidikan Tamansiswa adalah membangun anak didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir
batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan
rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab
atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. Meskipun dengan
susunan kalimat yang berbeda namun tujuan pendidikan Tamansiswa ini sejalan
dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikannya,
Tamansiswa menyelanggarakan kerja sama yang selaras antartiga pusat pendidikan
yaitu lingkungan keluarga, lingkungan perguruan, dan lingkungan masyarakat. Pusat
pendidikan yang satu dengan yang lain hendaknya saling berkoordinasi dan saling
mengisi kekurangan yang ada. Penerapan sistem pendidikan seperti ini yang
dinamakan sistem Trisentra Pendidikan atau sistem Tripusat Pendidikan.
Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara merupakan usaha kebudayaan,
karena melalui pendidikan akan dikembangkan Iptek, Imtaq, Etika, Estetika,Life
skill, dan karya-karya manusia. Konsep dasar Perguruan Tamansiswa adalah konsep
dasar kepribadian, konsep dasar kemasyarakatan, konsep dasar kebangsaan, konsep
dasar kebudayaan, konsep dasar perekonomian dan konsep dasar pendidikan.
Ki Soenarno (2005:99) mengatakan bahwa konsep dasar pendidikan di
Tamansiswa ialah 1). Sistem Tripusat atau Trisentra, yaitu mengharmoniskan tiga
lingkungan pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat/ pemerintah, 2)
Metode among yaitu metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih,
asah dan asuh, 3)Menggunakan teori dasar dan ajar Untuk melaksanakan ketentuan

pendidikan di Tamansiswa itu, 4) Isinya merupakan pendidikan sepanjang hayat
yaitu kontunyuitas antara pendidikan keluraga, pendidikan sekolah, dan pendidikan
di masyarakat, 5) Bentuk pendidikan adalah perguruan pendidikan dalam arti luas
perpaduan dari pendidikan keluarga (informal), pendidikan sekolah(formal), dan
pendidikan masyarakat(non formal). Tempat belajar merupakan wiyata griya atau
tempat tinggal sekaligus tempat belajar, dan sistemnya adalah pondok asrama, yaitu
siswa dan pamong bersama-sama melakukan kegiatan belajar mengajar di perguruan,
6) Proses pendidikan dengan menggunakan metode among atau Tutwuri handayani,
yang menghindari adanya perintah-paksaan-hukuman dalam mencapai ketertiban dan
kedamaian, 7)Teori pendidikan digunakan teori dasar dan ajar, yaitu sedapat
mungkin pemberian jenis dan materi pendidikan disesuaikan dengan bakat/kodrat
siswa.
Output pendidikan yang dihasilkan adalah peserta didik yang berkepribadian
merdeka, sehat fisik, sehat mental, cerdas, menjadi anggota masyarakat yang
berguna, dan bertanggungjawab atas kebahagiaan dirinya dan kesejahteraan orang
lain. Teladan sesungguhnya memiliki makna sesuatu dari proses mengajar, hubungan
dan interaksi selama proses pendidikan yang kemudian pada hari ini atau masa depan
peserta didik menjadi contoh yang selalu ditiru. Dalam sebuah proses belajar, sadar
atau tidak, maka perilaku seorang guru akan menjadi komunikasi (penyampaian
pesan) paling efektif dan pengaruhnya sangat besar bagi peserta didik. Perilaku inilah
yang akan menjadi teladan bagi kehidupan sosial peserta didik. Secara psikologis,
pengaruh perilaku tersebut adalah pengaruh bawah sadar peserta didik yang akan
muncul kembali saat ia melakukan aktifitas dalam bersikap, bertindak, atau menilai
sesuatu pada dirinya maupun orang lain.

Proses memindahkan segala keteladanan diri, pengetahuan diri, dan perilaku
professional seorang guru kepada peserta didik membutuhkan teknik. Teknik yang
dimaksud oleh Ki Hajar Dewantara disebuat among, yaitu mendidik dengan sikap
asih, asah dan asuh. Dalam hal ini, guru tidak hanya mampu mengajar, tetapi juga
mampu mendidik. Dalam hal inilah guru juga harus mampu menjadi motivator di
kelasnya.
Konsep pendidikan karakter sudah diterapkan tahun 1922 di perguruan
Tamansiswa,

tetapi hal ini seolah-olah merupakan hal yang baru saat ini bagi

pemerintah di dunia pendidikan, sehingga pendidikan karakter merupakan suatu
keharusan untuk dilakukan, pemerintah menganggap bahwa penerapan pendidikan
karakter menghasilkan generasi yang mampu membangun bangsa. Maka dalam hal
ini penulis tertarik untuk menulis masalah pendidikan karakter dan perubahannya di
Perguruan Tamansiswa Medan.
1.2. Fokus Penelitian
Puskur (2009:9) mengatakan ada 18 pembentukan nilai pendidikan karakter
yaitu 1) religuis, 2) jujur,3) toleransi, 4)displin, 5) kerja keras, 6)kreatif, 7) mandiri,
8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12)
mengahargai prestasi, 13) bersahabat/komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar
membaca, 16) peduli lingkungan, 17) peduli social, 18) tanggung jawab.
Tujuan pendidikan Tamansiswa adalah membangun anak didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir
batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan
rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab
atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.

Konsep dasar pendidikan Tamansiswa ialah 1). Sistem Tripusat atau Trisentra
yaitu mengharmoniskan tiga lingkungan pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat/ pemerintah, 2) Metode among yaitu metode pengajaran dan pendidikan
yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh. Metode ini secara teknik pengajaran
meliputi kepala, hati dan panca indera, dan juga Tutwuri Hadayani Tut Wuri
Handayani ialah seorang pendidik harus memberikan dorongan moral dan semangat
belajar dari belakang. 3) Menggunakan teori dasar dan ajar untuk melaksanakan
ketentuan pendidikan di Tamansiswa itu, 4) Isinya merupakan pendidikan sepanjang
hayat yaitu kontinyuitas antara pendidikan keluraga, pendidikan

sekolah, dan

pendidikan di masyarakat, 5) Bentuk pendidikan adalah perguruan pendidikan dalam
arti luas perpaduan dari pendidikan keluarga (informal), pendidikan sekolah(formal),
dan pendidikan masyarakat(non formal), 6) Proses pendidikan dengan menggunakan
metode among atau Tutwuri handayani, yang menghindari adanya perintah-paksaanhukuman, dalam mencapai ketertiban dan kedamaian, 7) Teori pendidikan digunakan
teori dasar dan ajar, yaitu sedapat mungkin pemberian jenis dan materi pendidikan
disesuaikan dengan bakat/kodrat siswa.
Perguruan Tamansiswa memiliki komitmen yang tinggi untuk membentuk
karakter bangsa melalui pendidikan. Berdasarkan konsep pendidikan perguruan
Tamansiswa yang telah dipaparkan di atas, maka fokus penelitian yang akan dikaji
yang sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang disampaikan oleh puskur
adalah konsep pendidikan karakter, model pendidikan karakter dan perubahan dan
implementasi pendidikan karakter yang terkait dengan nilai-nilai pendidikan karakter
yaitu religius, mandiri, demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah air, peduli
sosial dan tanggungjawab.

1.3. Masalah
Masalah bisa terjadi oleh karena faktor internal ataupun eksternal. Masalah
adalah suatu keadaan dimana adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Adapun masalah yang akan di kaji adalah :
1.

Bagaimana konsep pendidikan karakter di sekolah dasar Perguruan
Tamansiswa Jln Amplas no. 17 Medan?

2.

Bagaimana

model pendidikan karakter di

sekolah dasar perguruan

Tamansiswa Jln Amplas no. 17 Medan?
3.

Bagaimana perubahan model dan implementasi pendidikan karakter di
perguruan Tamansiswa Jln Amplas no. 17 Medan sejak berdiri sampai
sekarang?

1.4. Tujuan
Adapun tujuan penelitian adalah:
1.

Untuk mendiskripsikan konsep pendidikan karakter di sekolah dasar/
Perguruan Tamansiswa Medan.

2.

Untuk mendiskripsikan model pendidikan Karakter di sekolah dasar Perguruan
Tamansiswa Medan.

3.

Untuk mengungkapkan perubahan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah
dasar Perguruan Tamansiswa di Medan.

1.5 Manfaat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan konstribusi bagi
perkembangan dan peningkatan mutu pendidikan, terutama pada tingkat pendidikan
dasar(SD) khususnya di daerah Sumatera Utara, yaitu:
1. Secara praktis: (a) Pembaca dapat mengetahui bagaimana konsep pendidikan
karakter di perguruan Tamansiswa Medan. (b) Pembaca

dapat mengetahui

tentang pendidikan karakter di perguruan Tamansiswa Medan. (c) Peneliti dapat
memberikan informasi yang memadai kepada para pendidik untuk menyadarkan
bahwa untuk membuat siswa berhasil tidak bias hanya pintar secara akademis
tetapi, juga harus dibekali dengan pendidikan karakter.
2. Secara teoritis diharapkan dapat menambah kesadaran dan pengetahuan bagi
orang tua dan para pendidik untuk dapat menerapkan konsep pendidikan karakter
pada anak.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif analisis untuk menggambarkan tentang konsep pendidikan, model
pendidikan karakter dan perubahannya di perguruan Tamansiswa Medan. Fokus
penelitian ini disesuaikan dengan nilai-nilai pendidikan karakter terhadap konsep
pendidikan di perguruan Tamansiswa yaitu religuitas, mandiri, demokratis, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, peduli sosial, dan tanggung jawab.
5.1 . Simpulan
1. Konsep pendidikan di perguruan Tamansiswa Medan dalam sistem pendidikan
menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter, hasil ini diperoleh berdasarkan hasil
pengamatan melalui observasi, wawancara, angket dan studi dokumen. Penerapan
nilai pendidikan karakter yaitu religiutas, mandiri, demokratis, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, peduli sosial, dan tanggung jawab diintegrasikan ke
dalam setiap mata pelajaran, sehingga siswa mampu mengaplikasikan nilai
pendidikan karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
2. Model pendidikan karakter melalui Tripusat pendidikan, Teori Trikon, Sistem
pendidikan dan corak pendidikan diterapkan dalam konsep pendidikan
Tamansiswa dalam mencapai visi persatuan Tamansiswa sebagai badan
perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat serta penyelenggaraan
pendidikan dalam arti luas yang mampu dipahami oleh siswa dengan baik
sehingga

nilai-nilai pendidikan karakter mudah untuk diaplikasikan dalam

lingkungannya sendiri.

3. Perguruan Tamansiswa mengharuskan setiap guru/pamong harus tamatan dari
Perguruan Tamansiswa dan penempatan pamong di perguruan Tamansiswa di
Medan selalu dikirim dari perguruan Tamansiswa Yogyakarta, tetapi berhubung
dengan perubahan sistem kira-kira tahun 1980-an pamong tidak lagi berasal dari
perguruan Tamansiswa Yogyakarta. jumlah siswa setiap tahun semakin
berkurang, dilihat secara fisik dan mata pelajaran sekolah Tamansiswa seperti
sekolah keagamaan. Dengan adanya perubahan tersebut, maka terjadi perubahan
nilai pendidikan karakter yaitu kemandirian dan tanggung jawab.

5.2. Saran
1. Penanaman nilai-nilai karakter dalam konsep pendidikan yang diajarkan oleh Ki
Hajar Dewantar membentuk manusia menjadi pribadi yang tangguh secara
pengetahuan dan moral yang siap pakai di masyarakat untuk membangun bangsa.
Kepala sekolah dalam hal ini harus tetap mempertahankan konsep pendidikan ini
bahkan lebih lagi mampu menggali potensi dan mampu mengimplementasikannya
dalam aspek kehidupan pembelajaran siswa sehingga sekolah ini tetap unggul dan
mempunyai ciri khas tersendiri dari sekolah lain.
2. Perguruan Tamansiswa sebagai pelopor pendidikan harus mampu dan bijak
menghadapi perkembangan teknologi sehingga tuntutan perubahan terhadap
kebutuhan sistem pendidikan mampu di atasi tampa meninggalkan konsep
pendidikan yang sudah ada di Perguruan Tamansiswa sehingga siswa mampu
berkompetensi dengan siswa/i dari pihak luar.
3. Kepala sekolah sebagai manager harus mampu mengelola segala aspek yang
berkaitan dengan manajemen sekolah, baik sumber daya manusianya, bagian

keuangan dan seluruh sistem yang berjalan di perguruan tersebut, dan Kepala
sekolah harus bekerja sama dengan guru-guru untuk tetap mensosialisasikan
sekolah tersebut ke masyarakat walaupun sekolah tersebut sudah lama berdiri,
sehingga sekolah ini tetap diminati oleh masyarakat.
4. Nilai-nilai pendidikan karakter kejujuran & keadilan diharapkan menjadi bagian
dari konsep pendidikan perguruan Tamansiswa, sehingga dapat melengkapi dan
memperkuat karakter
Tamansiswa.

pendidikan yang sudah diterapkan di perguruan

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad

Sudrajat
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/09/15/konseppendidikan-karakter/Diakses) : 5 Desember 2010.

Aunillah Nurla Isna, 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah.
Jogyakarta: Laksana
Direktorat Jenderal
Pendidikan dasar Kementrian Pendidikan Dasar. 2011.
Peningkatan Manajemen Melalui Penguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas di
Sekolah/Madrasah. Jakarta : Kementerian Pendidikan Naional
Doni Koesoema A. 2007. Pendidikan Karakter : Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Jakarta : Grasindo
Fitriana,
2011.
Bagaiman
Pendidikan
Karakter
di
Negara
Lain
?(http://blog.uny.ac.id/fitriana/2011/07/13/bagaimana-pendidikan-karakter-dinegara-lain/). Diakses 2 Februari 2012

Handoyo Listyarini, 2004. Narkoba Perlukah Mengenalnya?. Yogyakarta: Pakar
Raya
Hartati Evi, 2006. Tindak Pidana Korupsi. Semarang: Sinar Grafika
Hidayahtullah Furgon,2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Idi Abdullah, 1999. Pengembangan Kurikulum teori dn praktek. Yogyakarta: Gaya
Media Pratama.
Jimly, 2011. Contek missal cermin penurunan norma masyarakat
(http://news.detik.com/read/2011/06/15/172745/1661119/10/jimly-contekmassal-cermin-penurunan-norma-masyarakat). Diakses 10 Januari 2012
Kementrian Pendidikan, 2011. Pembelajaran Kontekstual dalam Membangun
Karakter Siswa. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.
Ki Hajar Dewantara.1962. Karya Kihajar Dewantara Bagian Pertama Pendidikan.
Yogyakarta : Majelis Luhur Tamansiswa
Komaruddin Ukim & Sukarjo, 2009. Landasan Pendidikan (Konsep dan
Aplikasinya). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Komnas Perempuan,2012. 1.561 kasus pelecehan seksual libatkan aparatur Negara
(http://www.cathnewsindonesia.com/2012/01/11/komnas-perempuan-1-561kasus-pelecehan-seksual-libatkan-aparatur-negara/), diakses 4 Maret 2012

Macaryus
Sudarmono.
2009.”Serpih-Serpih
Pandangan
Dewantara”.Jogyakarta.Malang: Bumi Aksara.

Ki

Hadjar

Mediaindonesia,2011(http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/03/222943/293/
14/Pendidikan-Karakter-Diterapkan-Tahun-Depan).diakses 20 Oktober 2011
Majelis luhur Tamansiswa. 1955. Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta:
Kongres Tamansiswa bulan Maret 1955
Majelis luhur Tamansiswa. 1969. Tamansiswa dan Pembaharuan Pendidikan,
Yogyakarta: Risalah Konfrensi Persatuan seri pendidikan no.4.
Mohamad Rizki Maulana,2011. Contek Massal Cermin Penurunan Norma
Masyarakat(http://news.detik.com/read/2011/06/15/172745/1661119/10/jimly
-contek-massal-cermin-penurunan-norma-masyarakat), diakses 6 Maret 2012.
Moleong , Lexi J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Murnir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun karakter anak sejak dari
rumah. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.
Muslich Masnur, 2010. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Pendidikan. Bengkulu: Kencana.
Prayitno & Belferik, 2010. Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa.
Medan : Pasca Unimed.
Purwanto Ngalim, 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya
Puskur, 2009. Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa : Pedoman
sekolah. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia (2010). Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa,
Jakarta. Kementrian Pendidikan Nasional.
Ryadi

Agustimus,2011.
Pendidikan
karakter
yang
kontekstual.(http://rumahfilsafat.com/2011/11/23/pendidikan-karakter-yangkontekstual/). Diakses 10 Februari 2012

Said.Moh, 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah, Surabaya: PT Temprina Media
Grafika
Sardiman, 2010. Pendidikan Karakter dan peran pemerintah
(http://staff.uny.ac.id/#hl=id&sclient=psyab&q=pendidikan+karakter+dan+pe
ran+pemerintah). Diakses 30 Januari 2012

Soenarno dkk, 2005. Pendidikan Ketamansiswaan. Yogyakarta: Majelis Luhur
Persatuan Tamansiswa.
Sukarjo & Ukim Komaruddin ,2009. Landasan Pendidikan:
Konsep dan
Aplikasinya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Suryabrata Sumadi, 2004. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Susilo

Bambang Yudhoyono, 2011. Pendidikan karakter sangat penting.
(http://nasional.kompas.com/read/2011/05/20/21473385/SBY.Pendidikan.Kar
akter.Sangat.Penting). Diakses 20 Desember 2011.

Suyanto,2010. Pendidikan Karakter menurut Ki Hajar Dewantara
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131656343/PENDIDIKAN%20KARA
KTER%20MENURUT%20KI%20HAJAR%20DEWANTORO). Diakses 2
Februari 2012.
Suyanto.
2009.
Urgensi
Pendidikan
Karakter.
(http://mandikdasmen.kemdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html). diakses 10
Desember 2011
Zubaedi, 2011. Design Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga pendidikan. Bengkulu: Kencana
Zuchdi Darmiyati, 2011. Pendidikan Karakter: dalam Perspektif Teori dan Praktik.
Yogyakarta: UNY Press
Zuriah Nurul, 2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti : dalam Perspektif
Perubahan.