Penentuan Suhu Optimum Bandela Sebelum Proses Pengepakkan Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT.Perkebunan Nusantara III

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu Negara penghasil karet terbesar di dunia. Produk karet
Indonesia adalah jenis karet remah (Crumb Rubber) yang dikenal sebagai karet
Standar Indonesia Rubber (SIR) merupakan jenis karet alam padat yang
diperdagangkan saat ini. Karet ini tergolong kedalam karet spesifikasi teknis, karena
penilaian mutunya didasarkan pasa sifat teknis dari parameter dan besaran nilai yang
dipersyaratan dalam penetapan mutu karet .
Jenis karet remah yang menggunakan bahan baku koagulan kebun
digolongkan pada kualitas mutu karet tersebut, seperti SIR 3CV, SIR 3L, SIR 3WF,
SIR 5, SIR 10, SIR 20, yang umumnya diproduksi dari bahan baku olahan koagulum.
Bahan baku biasanya dipasok oleh suatu perkebunan besar yang bersifat teritegrasi
secara baik antara pemasok bahan olahan dan pabrik pengolah (Kunardi, 1969).
Bahan baku untuk menghasilkan karet SIR 10 umumnya mudah dikendalikan
dari segi mutu maupun kesinambungan pasokan bahan baku, karena telah terintegrasi
secara baik, akan tetapi sebaliknya bahan baku yang berasal dari kebun rakyat sangat
beragam dan banyak jumlahnya, keadaan ini mengakibatkan penanganan bahan olah
dilapangan umumnya masih sangat bervariasi sehingga kurang mendukung mutu
karet.

Bahan baku utama yang digunakan pada pengolahan crumb rubber adalah
lump, cup lump dan slab. Lump adalah lateks yang menggumpal atau telah

Universitas Sumatera Utara

terkoagulasi. Jika lateks menggumpal atau terkoagulasi di dalam mangkok penampung
lateks disebut cup lump atau lump mangkok. Sedangkan slab merupakan lateks pekat
yang membeku secara alami..
Suhu pengeringan diatur 90-1200C, dimana pada awal proses pengeringan
suhu berkisar 90-1000C, kemudian suhu dinaikkan menjadi 110-1200C. Bila suhu
didalam dryer pada awal proses pengeringan terlalu tinggi dapat mengakibatkan
terjadinya takky yaitu mengeras dibagian permukaan butiran karet sehingga air dari
bagian dalam tidak dapat menguap keluar sehingga proses pengeringan tidak
sempurna. Disamping itu, bila suhu pengeringan tidak dikontrol dapat terjangdi white
spot dan virgin rubber yaitu butiran karet putih akibat proses pengeringan yang tidak
sempurna (ompusunggu,1995).
Karet yang telah kering didalam dryer didinginkan hingga suhu maksimum
400C, kemudian ditimbang dengan berat 33,33 kg atau 35 kg lalu di press dengan alat
ball press hingga terbentuk bandela. Setiap bandela dimasukkan kedalam kantongan
plastic polietilen dengan ketebalan 0,05 mm dan titik leleh maksimum 1080.

Bandela atau sering juga disebut dengan bale adalah hasil keluaran dryer yang
selanjutnya akan dicetak menjadi bentuk kotak memanjang dengan berat 35 kg.
pencetakannya dilakukandengan mesin press bale dengan tekanan 700 x 350 r.p.m/
sec. Remahan-remahan karet akan ditekan dalam sebuah cetakan hingga didapat
ukuran 17 cmx 36 cm x 72cm.
Mutu bahan baku SIR umumnya ditentukan berdasarkan standar kebersihan
bahan, kekeringan bahan, penanganan baahan sebelum dijual atau diolah dipabrik,
cara pembekuan dan juga daerah asal (tumbuhnya karet). banyaknya faktor-faktor
yang mempengaruhi mutu bahan baku ini, serta umumnya sumber bahan baku ini
berasal dari rakyat, maka variasi mutu bahan baku menjadi bervariasi. Bahan baku

Universitas Sumatera Utara

yang digunakan harus bebas dari kontaminasi fisik seperti bokar yang mengandung
pasir, kerikil, tatal, ranting, daun-daun dan bekas-bekas tali. Mutu crumb rubber dapat
dilihat dari nilai Plasticity Retention Index (PRI), yaitu apabila nilai Plasticity
Retention Index (PRI) tinggi, maka kualitas crumb rubber akan baik. Dimana nilai
PRI menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah min 50.
Dari penjelasan uraian diatas mengenai pengaruh suhu terhadap mutu crumb
rubber SIR 10 maka penulis akan membahas tentang “Penentuan Suhu Optimum

Bandela Sebelum Proses Pengepakkan Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 di PT.
Perkebunan Nusantara III”.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalah dalam pembahasan ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh suhu pada bandela sebelum dilakukan proses
pengepakkan terhadap hasil mutu standar karet SIR 10 di PT. Perkebunan
Nusantara III.
2. Berapakah nilai plastisitas karet sebelum pengusangan P0 dan Plasticity
Retention Index (PRI), pada SIR 10 yang diperoleh di crumb rubber.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penentuan suhu yang optimum pada bandela sebelum
dilakukan proses pengepakkan agar menghasilkan mutu produksi karet SIR
10.
2. Untuk mengetahui nilai plastisitas karet sebelum dipanaskan (P0) dan plasticity
retention index (PRI).


1.4 Manfaat
1. Memberikan informasi pada pembaca mengenai bagaimana suhu yang
optimum pada bandela sebelum dilakukan proses pengepakkan untuk
menghasilkan produk dengan kualitas SIR 10.
2. Memberikan informasi pada pembaca mengenai nilai dari hasil Plasticity
Retention Index (PRI) yang terdapat pada mutu bahan baku tersebut.

Universitas Sumatera Utara