Peranan Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Kelompok Industri Rokok yang Terdaftar di BEI selama Periode 2007-2009.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This study aimed to analyze the use of financial ratios in assessing financial performance. The object of the research conducted on the tobacco industry which is registered in the BEI, based on the consolidated financial year 2007-2009. The variables used in this research is financial ratios including liquidity ratios, debt ratios, activity ratios, and profitability ratios. The results showed that based on the calculation of financial ratios from the year 2007-2009, the tobacco industry has a fairly stable performance. PT. Gudang Garam, Tbk. the slowdown in activity ratio in 2009 due to declining sales. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. an increase in the ratio of activity caused by increased sales. PT. Bentoel International Investama, Tbk. able to lower the debt ratio that indicates that the company is able to finance its operations with its own capital. Overall, the tobacco industry has a good performance.

Keywords: financial ratios, liquidity ratios, debt ratios, activity ratios, profitability ratios, financial performance.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan rasio keuangan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Objek penelitian dilakukan pada industri rokok yang terdaftar di BEI, periode 2007-2009. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio hutang, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan rasio keuangan dari periode 2007-2009, industri rokok memiliki kinerja yang cukup stabil. PT. Gudang Garam, Tbk. mengalami penurunan pada rasio aktivitas tahun 2009 yang disebabkan oleh menurunnya penjualan. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. mengalami peningkatan pada rasio aktivitas yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan. PT. Bentoel International Investama, Tbk. mampu menurunkan rasio hutang yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu membiayai operasional perusahaan dengan modal sendiri. Secara keseluruhan, industri rokok memiliki kinerja yang cukup baik.

Kata – kata kunci: rasio keuangan, rasio likuiditas, rasio hutang, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, kinerja keuangan perusahaan.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI iii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRACT vii

ABSTRAK viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Penelitian 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 6

1.4. Kegunaan Penelitian 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 7


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.1. Laporan Keuangan 7

2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan 7

2.1.1.2. Tujuan Laporan Keuangan 8

2.1.1.3. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan 9

2.1.2. Analisis Rasio Keuangan 14

2.1.2.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan 15

2.1.2.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan 15

2.1.2.3. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan 22

2.1.3. Kinerja 22

2.1.3.1. Definisi Kinerja 23

2.1.3.2. Pengukuran Kinerja 24

2.1.3.3. Manfaat Pengukuran Kinerja 24

2.1.3.4. Alat Ukur Penilaian Kinerja 24

2.2. Kerangka Pemikiran 25

2.3. Penelitian Terdahulu 26

BAB III METODE PENILITIAN 30

3.1. Metode Penelitian 30

3.1.1. Jenis dan Sumber Data 30

3.1.2. Definisi Operasional Variabel 32


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34

4.1. Hasil Penelitian 34

4.1.1. PT. Gudang Garam, Tbk 34

4.1.1.1. Rasio Likuiditas 34

4.1.1.2. Rasio Hutang 36

4.1.1.3. Rasio Aktivitas 38

4.1.1.4. Rasio Profitabilitas 42

4.1.2. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk 48

4.1.2.1. Rasio Likuiditas 48

4.1.2.2. Rasio Hutang 50

4.1.2.3. Rasio Aktivitas 52

4.1.2.4. Rasio Profitabilitas 56

4.1.3. PT. Bentoel International Investama, Tbk 62

4.1.3.1. Rasio Likuiditas 62

4.1.3.2. Rasio Hutang 65

4.1.3.3. Rasio Aktivitas 67

4.1.3.4. Rasio Profitabilitas 71

4.2. Pembahasan 77

4.2.1. PT. Gudang Garam, Tbk 77

4.2.2. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk 79


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 85

5.1. Simpulan 86

5.2. Saran 88

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I. Pendapatan negara dari cukai rokok periode 2001-2004 1

Tabel II. Definisi Operasional Variabel 32

Tabel III. Hasil perhitungan rasio PT. Gudang Garam, Tbk 77 Tabel IV. Hasil perhitungan rasio PT.Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk 79 Tabel V. Hasil perhitungan rasio PT Bentoel International Investama, Tbk 82


(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Laporan Laba/Rugi Lampiran B Neraca


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri rokok di Indonesia merupakan salah satu industri yang banyak menyerap tenaga kerja. Tenaga kerja dibutuhkan mulai dari penanaman tembakau dan cengkeh di perkebunan, pengeringan tembakau dan cengkeh, perajangan tembakau dan pelintingan rokok di pabrik sampai pemasaran rokok. Tenaga kerja yang terserap dalam industri ini berkisar 18 juta jiwa (Gatra, 2000: 48). Industri rokok juga mampu membuktikan diri sebagai salah satu tulang punggung industri manufaktur di Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh pendapatan negara dari cukai rokok yang terus meningkat yang tersaji pada Tabel I sebagai berikut:

Tabel I

Pendapatan negara dari cukai rokok periode 2001-2004

Tahun 2001 2002 2003 2004

Pendapatan cukai (dalam triliun)

2,9 4,153 4,792 7,391

Sumber : www.Indocommercial.com

Peningkatan pendapatan cukai dari tahun 2001-2004 disebabkan oleh meningkatnya jumlah perokok. Hanya dalam tempo tiga tahun (2001-2004), persentase perokok pemula naik dari 0,4% menjadi 2,8%. Penelitian Matua Harahap (2004) mengatakan


(11)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha bahwa kejadian merokok di usia muda (15-18 tahun) sudah menunjukkan angka 62%. Penelitian LPKM Universitas Andalas mengenai pencegahan merokok bagi anak di bawah umur 18 tahun yang dilakukan di Kota Padang, Sumatera Barat, menunjukkan lebih dari 50% responden mulai merokok sebelum usia 13 tahun. Kemudian 70,7% responden perokok lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah di samping jam sekolah, terutama bersama rekan sebaya (www.kompas.com).

Keberadaan industri rokok di Indonesia memang dilematis. Selain industri rokok diharapkan menjadi salah satu sumber pendapatan bagi pemerintah karena besarnya cukai rokok dan banyaknya penyerapan tenaga kerja, pemerintah juga membatasi aktivitas merokok di sembarang tempat karena alasan kesehatan. Perusahaan rokok baik legal maupun ilegal di Indonesia cukup banyak sehingga menciptakan persaingan yang sangat ketat. Hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi industri rokok legal yang sudah mempunyai nama besar seperti Gudang Garam, Bentoel, dan Sampoerna.

Industri rokok harus memiliki kemampuan yang kuat di berbagai bidang seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, dan kegiatan operasional untuk menghadapi persaingan dan mempertahankan kelangsungan hidup industri rokok. Bidang keuangan merupakan salah satu aspek penting bagi perusahaan dalam menentukan bagaimana memperoleh dan menggunakan dana secara efektif dan efisien. Hal ini dapat diukur dari kinerja perusahaan dengan cara menilai kondisi keuangan yang tercermin dari laporan keuangan. Menurut Warren (2005:24) laporan keuangan adalah laporan akuntansi yang menghasilkan informasi tentang keadaan suatu perusahaan sekaligus merupakan alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan


(12)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:4 ayat 12) tujuan laporan keuangan ialah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dan pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut PSAK No.1 Revisi 98, Paragraf 07 laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen:

1. Neraca

Analisis terhadap pos-pos neraca memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan.

2. Laporan laba/rugi

Laporan laba/rugi memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha yang bersangkutan.

3. Laporan perubahan ekuitas

Analisis terhadap laporan perubahan ekuitas bermanfaat untuk mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktiva perusahaan.

4. Laporan arus kas

Analisis terhadap laporan arus kas akan memberikan gambaran arus kas masuk dan keluar bagi aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan secara terpisah selama suatu periode tertentu.

Alat yang sering digunakan dalam melakukan analisis laporan keuangan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan menggambarkan kinerja keuangan perusahaan yang


(13)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha terbentuk dari unsur-unsur laporan keuangan yang apabila diolah menjadi rasio dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu sehingga dapat memberikan masukan dan saran bagi perusahaan. Penggunaan alat analisis berupa rasio dapat memberi gambaran tentang baik atau tidaknya suatu perusahaan dengan cara membandingkan rasio tahun sekarang dengan rasio tahun sebelumnya atau dengan rasio perusahaan sejenis. Rasio keuangan memberikan indikasi tentang kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan dalam rangka memperbaiki kinerja keuangan perusahaan.

Menurut Lawrence J.Gitman (2006:58), rasio-rasio keuangan yang digunakan sebagai ukuran kinerja dibagi menjadi empat kelompok yaitu:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios), 2. Rasio Hutang (Debt Ratios), 3. Rasio Aktivitas (Activity Ratios),

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratios).

Ariyan Trisno (2007) meneliti tentang analisis financial ratio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan pada PT. Bukit Asam, Tbk selama periode 2003 – 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, kinerja keuangan perusahaan masih baik apabila dibandingkan dengan rasio rata-rata industri tambang. Perusahaan harus memperhatikan pergerakan harga batubara dan menurunkan tingkat beban penjualan yang terus meningkat.

Widodo (2001) juga melakukan penelitian serupa mengenai analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja pada PT. Batik Keris Sukoharjo selama


(14)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha periode 1998-2000. Hasil penelitian menunjukkan PT. Batik Keris memiliki tingkat likuiditas yang cukup tinggi yaitu di atas 100% dan memiliki tingkat solvabilitas yang cukup baik. Dilihat dari tingkat profitabilitasnya, Widodo menyimpulkan bahwa profitabilitas PT. Batik Keris terus mengalami penurunan.

Penelitian yang dilakukan oleh Dodik Okta Sution (2006) berusaha menganalisa kinerja keuangan pada PT. Pan Brothers, Tbk selama periode 2002-2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang baik dan rasio rentabilitas menunjukkan peningkatan selama periode 2002-2004, sedangkan tahun 2004 Return on Equity dan Return on Assets perusahaan menurun.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Peranan Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Kelompok Industri Rokok Yang Terdaftar di BEI Selama Periode 2007-2009”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah yang akan dianalisis adalah:

1. Bagaimana kondisi keuangan industri rokok yang terdaftar di BEI selama periode 2007-2009?

2. Bagaimana kinerja industri rokok yang terdaftar di BEI berdasarkan analisis rasio selama periode 2007-2009?


(15)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui kondisi keuangan industri rokok yang terdaftar di BEI selama periode 2007-2009.

2. Untuk mengetahui kinerja industri rokok yang terdaftar di BEI berdasarkan analisis rasio selama periode 2007-2009.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak antara lain: 1. Bagi penulis diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

mengenai konsep analisis rasio keuangan dan hubungannya dengan penilaian kinerja perusahaan.

2. Bagi kelompok industri yang diteliti diharapkan dapat menjadi masukan dalam merumuskan kebijakan dan tindakan-tindakan selanjutnya berdasarkan analisis rasio keuangan.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadi informasi yang dapat digunakan untuk bahan penelitian dalam bidang yang serupa.


(16)

85 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari analisis rasio keuangan yang telah dilakukan pada PT. Gudang Garam, Tbk., PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk., dan PT. Bentoel International Investama, Tbk. dapat disimpulkan bahwa:

 Kinerja keuangan PT. Gudang Garam, Tbk. dilihat dari sisi analisis rasio likuiditas melalui current ratio dan quick ratio memiliki tingkatan yang baik dari segi kesehatan likuiditas. Melalui rasio hutang dan times interest earning PT. Gudang Garam, Tbk. juga memiliki tingkatan yang cukup baik juga. Tetapi apabila dilihat dari inventory turnover dan total asset turnover mengalami penurunan pada tahun 2008 dan 2009 yang disebabkan oleh penurunan penjualan perusahaan. Apabila dilihat dari tingkat profitabilitas, perusahaan mengalami tingkat keuntungan yang cukup baik dan cenderung meningkat kecuali pada

return on equity yang menurun pada tahun 2008 dan meningkat kembali pada

tahun 2009. Secara umum PT. Gudang Garam, Tbk. memiliki tingkat kinerja dan kesehatan yang cukup baik.

 Kinerja keuangan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. dilihat dari sisi analisis rasio likuiditas melalui current ratio dan quick ratio memiliki tingkatan yang baik dari segi kesehatan likuiditas namun terjadi penurunan pada tahun 2008


(17)

Bab V Simpulan dan Saran 86

Universitas Kristen Maranatha yang disebabkan oleh peningkatan hutang lancar. Melalui rasio hutang dan times

interest earning PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. juga memiliki tingkatan

yang cukup baik. Apabila dilihat dari inventory turnover dan total asset turnover, perusahaan mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Apabila dilihat dari tingkat profitabilitas, perusahaan mengalami tingkat keuntungan yang kurang baik dan cenderung menurun kecuali pada return on equity dan return on asset yang terus meningkat dari tahun 2007-2009. Secara umum PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. memiliki tingkat kinerja dan kesehatan yang cukup baik.

Kinerja keuangan PT. Bentoel International Investama, Tbk. dilihat dari sisi analisis rasio likuiditas melalui current ratio dan quick ratio mengalami penurunan yang disebabkan oleh penurunan jumlah aktiva lancar, namun kondisi PT. Bentoel International Investama, Tbk. masih dalam keadaan likuid. Rasio hutang dan times interest earning PT. Bentoel International Investama, Tbk. mengalami penurunan. Penurunan rasio hutang menunjukkan bahwa perusahaan mampu membiayai operasional perusahaan dengan modal sendiri. Apabila dilihat dari inventory turnover dan total asset turnover, PT. Bentoel International Investama, Tbk. mengalami penurunan yang disebabkan oleh penurunan penjualan. Apabila dilihat dari tingkat profitabilitas, perusahaan mengalami tingkat keuntungan yang kurang baik dan cenderung menurun. Namun PT. Bentoel International Investama, Tbk. masih mampu menghasilkan keuntungan bagi para investor yang dapat dilihat dari earning per share perusahaan.


(18)

Bab V Simpulan dan Saran 87

Universitas Kristen Maranatha  Secara keseluruhan, industri rokok memiliki kinerja yang cukup stabil. Meskipun

terdapat peningkatan dan penurunan, hal itu tidak mengganggu perkembangan industri rokok dalam menghasilkan laba bagi perusahaan dan para investor. Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang tidak pernah mengalami kerugian selama tahun 2007-2009 serta besarnya earning per share yang tidak pernah berjumlah 0.

5.2. Saran

Dari analisis rasio keuangan yang telah dilakukan pada PT Gudang Garam Tbk, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, dan PT Bentoel International Investama Tbk maka saran yang dapat saya berikan adalah

 Ruang gerak industri rokok yang semakin dibatasi, seperti kenaikan bea cukai, dan semakin dibatasinya pemasaran produk di masyarakat serta banyaknya halangan dari pemuka agama yang menilai bahwa merokok itu dianggap haram, maka perusahaan industri rokok bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial dan kesehatan sehingga dapat merubah pandangan masyarakat yang menganggap bahwa perusahaan rokok hanya bisa menimbulkan penyakit.

 Batasan-batasan industri rokok mengurangi ruang gerak industri rokok dalam melakukan promosi di televisi, koran, majalah, pinggir jalan, maka tempat yang paling memungkinkan bagi industri rokok untuk bebas melakukan pemasaran dan penjualan adalah internet. Semua situs yang mungkin memiliki jumlah pengunjung yang padat bisa dipasangi iklan produk dari industri rokok. Hal ini


(19)

Bab V Simpulan dan Saran 88

Universitas Kristen Maranatha bukan hal yang sulit bagi industri rokok karena industri rokok memiliki kekayaan tertinggi daripada perusahaan bidang lainnya karena anggaran dana yang berlebih untuk iklan tidak dapat digunakan akibat dari batasan-batasan yang ada.  Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah jangka waktu penelitian serta menambah jenis rasio dari sumber lain.


(20)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Gitman, Lawrence J.2006.Principles of Managerial Finance.11th Edition.Pearson Addison Wesley, Boston.

Hanafi, Mamduh M.2004.Manajemen Keuangan.BPFE, Yogyakarta

Suliyanto.2006.Metode Riset Bisnis.Andi, Yogyakarta.

Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland.1997.Manajemen Keuangan.Jilid 2.Diterjemahkan oleh : drs. A. Jaka Wasana MSM dan Ir. Kibrandoko MSM.Binarupa Aksara, Jakarta.

http://zulidamel.wordpress.com/2007/11/28/bentuk-laporan-keuangan/

http://shelmi.wordpress.com/2009/03/03/laporan-keuangan-perusahaan/

http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/21/pengertian-laporan-keuangan/

http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/28-karakteristik-kualitatif-laporan-keuangan.pdf


(21)

Universitas Kristen Maranatha www.bentoel.co.id/

www.sampoerna.com/id_id/


(1)

5.1. Simpulan

Dari analisis rasio keuangan yang telah dilakukan pada PT. Gudang Garam, Tbk., PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk., dan PT. Bentoel International Investama, Tbk. dapat disimpulkan bahwa:

 Kinerja keuangan PT. Gudang Garam, Tbk. dilihat dari sisi analisis rasio likuiditas melalui current ratio dan quick ratio memiliki tingkatan yang baik dari segi kesehatan likuiditas. Melalui rasio hutang dan times interest earning PT. Gudang Garam, Tbk. juga memiliki tingkatan yang cukup baik juga. Tetapi apabila dilihat dari inventory turnover dan total asset turnover mengalami penurunan pada tahun 2008 dan 2009 yang disebabkan oleh penurunan penjualan perusahaan. Apabila dilihat dari tingkat profitabilitas, perusahaan mengalami tingkat keuntungan yang cukup baik dan cenderung meningkat kecuali pada return on equity yang menurun pada tahun 2008 dan meningkat kembali pada tahun 2009. Secara umum PT. Gudang Garam, Tbk. memiliki tingkat kinerja dan kesehatan yang cukup baik.

 Kinerja keuangan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. dilihat dari sisi analisis rasio likuiditas melalui current ratio dan quick ratio memiliki tingkatan yang baik dari segi kesehatan likuiditas namun terjadi penurunan pada tahun 2008


(2)

Bab V Simpulan dan Saran 86

yang disebabkan oleh peningkatan hutang lancar. Melalui rasio hutang dan times interest earning PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. juga memiliki tingkatan yang cukup baik. Apabila dilihat dari inventory turnover dan total asset turnover, perusahaan mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Apabila dilihat dari tingkat profitabilitas, perusahaan mengalami tingkat keuntungan yang kurang baik dan cenderung menurun kecuali pada return on equity dan return on asset yang terus meningkat dari tahun 2007-2009. Secara umum PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. memiliki tingkat kinerja dan kesehatan yang cukup baik.

Kinerja keuangan PT. Bentoel International Investama, Tbk. dilihat dari sisi analisis rasio likuiditas melalui current ratio dan quick ratio mengalami penurunan yang disebabkan oleh penurunan jumlah aktiva lancar, namun kondisi PT. Bentoel International Investama, Tbk. masih dalam keadaan likuid. Rasio hutang dan times interest earning PT. Bentoel International Investama, Tbk. mengalami penurunan. Penurunan rasio hutang menunjukkan bahwa perusahaan mampu membiayai operasional perusahaan dengan modal sendiri. Apabila dilihat dari inventory turnover dan total asset turnover, PT. Bentoel International Investama, Tbk. mengalami penurunan yang disebabkan oleh penurunan penjualan. Apabila dilihat dari tingkat profitabilitas, perusahaan mengalami tingkat keuntungan yang kurang baik dan cenderung menurun. Namun PT. Bentoel International Investama, Tbk. masih mampu menghasilkan keuntungan bagi para investor yang dapat dilihat dari earning per share perusahaan.


(3)

 Secara keseluruhan, industri rokok memiliki kinerja yang cukup stabil. Meskipun terdapat peningkatan dan penurunan, hal itu tidak mengganggu perkembangan industri rokok dalam menghasilkan laba bagi perusahaan dan para investor. Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang tidak pernah mengalami kerugian selama tahun 2007-2009 serta besarnya earning per share yang tidak pernah berjumlah 0.

5.2. Saran

Dari analisis rasio keuangan yang telah dilakukan pada PT Gudang Garam Tbk, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, dan PT Bentoel International Investama Tbk maka saran yang dapat saya berikan adalah

 Ruang gerak industri rokok yang semakin dibatasi, seperti kenaikan bea cukai, dan semakin dibatasinya pemasaran produk di masyarakat serta banyaknya halangan dari pemuka agama yang menilai bahwa merokok itu dianggap haram, maka perusahaan industri rokok bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial dan kesehatan sehingga dapat merubah pandangan masyarakat yang menganggap bahwa perusahaan rokok hanya bisa menimbulkan penyakit.

 Batasan-batasan industri rokok mengurangi ruang gerak industri rokok dalam melakukan promosi di televisi, koran, majalah, pinggir jalan, maka tempat yang paling memungkinkan bagi industri rokok untuk bebas melakukan pemasaran dan penjualan adalah internet. Semua situs yang mungkin memiliki jumlah


(4)

Bab V Simpulan dan Saran 88

bukan hal yang sulit bagi industri rokok karena industri rokok memiliki kekayaan tertinggi daripada perusahaan bidang lainnya karena anggaran dana yang berlebih untuk iklan tidak dapat digunakan akibat dari batasan-batasan yang ada.  Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah jangka waktu penelitian serta menambah jenis rasio dari sumber lain.


(5)

Gitman, Lawrence J.2006.Principles of Managerial Finance.11th Edition.Pearson Addison Wesley, Boston.

Hanafi, Mamduh M.2004.Manajemen Keuangan.BPFE, Yogyakarta

Suliyanto.2006.Metode Riset Bisnis.Andi, Yogyakarta.

Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland.1997.Manajemen Keuangan.Jilid 2.Diterjemahkan oleh : drs. A. Jaka Wasana MSM dan Ir. Kibrandoko MSM.Binarupa Aksara, Jakarta.

http://zulidamel.wordpress.com/2007/11/28/bentuk-laporan-keuangan/

http://shelmi.wordpress.com/2009/03/03/laporan-keuangan-perusahaan/

http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/21/pengertian-laporan-keuangan/

http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/28-karakteristik-kualitatif-laporan-keuangan.pdf


(6)

www.bentoel.co.id/

www.sampoerna.com/id_id/


Dokumen yang terkait

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK Analisis Rasio Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Rokok (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2010-2013).

0 3 16

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK Analisis Rasio Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Rokok (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2010-2013).

1 5 15

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI (Studi Pada Sektor Industri Food And Baverages Di Bu

0 3 12

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BEI Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI (Studi Pada Sektor Industri Food And Baverages Di B

0 2 16

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN TOBACCO MANUFACTURERS (Studi Empiris pada Perusahaan Rokok yang Terdaftar di BEI Tahun 2005-2007).

0 1 8

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH (2003-2007).

0 0 10

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH (TAHUN 2004 – 2007).

0 0 9

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2000 - 2004.

0 0 13

Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan pada PT Astra International Tbk Periode 2007-2009.

0 0 18

Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan PT Astra International Tbk. Periode 2007-2009.

0 0 21