Identifikasi Pengukuran Kinerja Keuangan Berdasarkan Value Added Intellectual Coefisient (Vaictm) Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Identifikasi Pengukuran Kinerja Keuangan Berdasarkan Value Added Intellectual Coefisient
(Vaictm) Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Abstrak
The existence of a large difference between the market value and the reported values would make the
financial statements are useless for decision making for investors who will invest in the company. The
purpose of this study is as a source of information for investors to conduct analysis and investment
decisions in the stock market, especially manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange.
The design of this research is done using secondary data and purposive sampling techniques, the overall
manufacturing company in the consumer goods industry sector, listed on the Stock Exchange, from 2011
up to 2014. The research model using multiple linear regression, which was conducted to determine the
effect of free variables, Value Added Intellectual Coeffisient (VAIC TM), consisting of: VACA (X1), VAHU
(X2), STVA (X3) on the dependent variable is financial performance, which consists of: Ratio on Assets
(ROA) (Y1) and Market Value (Y2). The conclusion of this study are: (1) simultaneously (test F), Value
Added Intellectual Coefisient (VAICTM) effect on financial performance consisting of ratios Return on
Assets (ROA) is 15.078> 2.69; 0.000 <0.05 and Market Value, is 12.047> 2.69; 0.000 <0.05; (2) partially
(t test), Value Added Intellectual Coefisient (VAICTM) effect on the financial performance, the ROA is
Physical Capital and Structural Capital, namely 0.000 <0.05, and the Market Value of variables, namely
Structural Capital course , namely 0.000 <0.05, and 3) in the coefficient of determination R Square or the
amount of Value Added Intellectual Coefisient (VAICTM) has a fairly close relationship to the Financial
performance Ratio for the variable on Assets (ROA), is 0.558 and Market Value, is 0.515 Keywords: Physical Capital, Human Capital, Structural Capital Ratio on Assets and Market ValuePendahuluan
Situasi perekonomian dunia sekarang ditandai dengan meningkatnya perda- gangan antar negara yang berbasis ilmu pengetahuan; bukan hanya menyangkut barang dan jasa, melainkan telah pula merambah pada produk-produk yang dihasilkan atas dasar kemampuan intelektual. Konsep modal intelektual telah menjadi faktor penting dalam membantu suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan kompetitif. Untuk menarik dan mengundang perhatian investor terhadap perusahaan
Santy Mayda Batubara dimata pasar, perlu adanya faktor-faktor yang mendukung agar perusahaan
Universitas Muhammadiyah Pontianak
tersebut lebih kokoh, yang ditinjau bukan sasan.mamay05@gmail.com hanya dari aset berwujud tetapi juga termasuk aset tidak berwujud.
Konsep modal intelektual atau Value Added Intellectual Coeffisient (VAICTM) adalah suatu istilah yang memiliki berbagai definisi dalam teori-teori ekonomi yang berbeda. Namun konsep modal intelektual atau Value Added Intellectual Coeffisient (VAICTM) merupakan satu-satunya definisinya yang paling netral mengenai "aktiva tak berwujud" (intangibles), dan merupakan suatu kegiatan bagi organisasi untuk dapat mentransformasi sebuah bentuk material, keuangan dan sumber daya manusia dalam sebuah kecakapan sistem untuk menciptakan stakeholder value. Kemampuan intelektual atau Value Added Intellectual Coeffisient (VAICTM) dikonstruksi dari akun-akun dalam laporan keuangan perusahaan (neraca, laba rugi), dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan Value Added (VA). Value Added (VA) yang merupakan indikator paling objektif untuk menilai keberha- silan bisnis dan menunjukkan kemam- puan kinerja perusahaan dalam pen- ciptaan nilai (value creation). Ada tiga komponen yang menentukan Intellectual Capital (VAICTM), yaitu Capital Employee Efficiency (VACA), Human Capital Coeffisien (VAHU), dan Structural Capital Eficiency (STVA).
Perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, terutama perusahaan manu- faktur harus dapat melihat peluang ter- sebut, yang mana saat ini pemerintah Indonesia telah menjalankan berbagai program ekonominya untuk memajukan perekonomian negara. Perusahaan- perusahaan tersebut dalam pembangun- an maupun pengembangan usahanya membutuhkan dana yang sangat besar, dan oleh karenanya sudah menjadi kewajiban bagi para manajer, khususnya manajer keuangan untuk meningkatkan nilai perusahaannya dimata pasar, dengan cara memperbaiki kinerja keuangan perusahaan. Hal ini sangat penting dilakukan untuk menarik dan mengundang perhatian investor untuk berinvestasi didalamya.
Perusahaan manufaktur terdiri atas tiga sektor, yaitu sektor barang dan konsumsi, aneka industri, dan industri dasar kimia, yang masing-masing sektor memiliki mengalami gejolak pasar yang berbeda-beda atas indeks pasar. Kon- sep modal intelektual pada suatu peru- sahaan akan mempengaruhi pergejola- kan atas nilai pasar, kinerja keuangan perusahaan dan turun naiknya nilai pasar pada perusahaan manufaktur. Nilai pasar dari perusahaan manufaktur mengalami penurunan dan kenaikan di pasaran selama satu periodik, dari bulan April, tahun 2014 sampai dengan bulan April, tahun 2015. Pada bulan April, tahun 2015 nilai pasar tertinggi adalah 1.289,35 dan terendah adalah 1.257,03. Sementara pada bulan April, tahun 2015 nilai pasar tertinggi adalah 1.359,51 dan terendah adalah 1.332,54. Naik dan turunnya nilai pasar saham pada dasarnya menjadi perhatian utama investor melakukan investasi daripada mengharapkan pembagian dividen yang dilakukan secara berkala. Tidak ada jaminan pembayaran dividen meskipun perusahaan memperoleh laba dan jika diperhatikan tingkat return dari pembayaran dividen pada dasarnya lebih kecil daripada tingkat return yang diperoleh dari kenaikan harga saham. Hal inilah yang membuat investor cenderung melakukan analisis nilai pasar untuk memilih saham yang dapat menghasilkan tingkat return yang baik dan menguntungkan.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur, sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan 2014, melalui situs http://www.bei.co.id, PT. Reliance Secu- rities Tbk, dan situs lainnya. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research).Rancangan penelitian ini dilakukan ini dengan menggunakan data sekunder, dengan penggunaan teknik purposive sampling, yaitu keseluruhan perusahaan manufaktur pada sektor industri barang konsumsi, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan 2014, dengan periode pengamatan sebanyak 4 (empat) periode laporan keuangan, atau sebanyak 104 pengamatan, dengan kriteria sampel yang dipergunakan adalah: a). Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai dengan 2014, (IPO tahun 2011), dan b). perusahaan yang mempubliksikan laporan keuangan auditan selama 4 tahun, yaitu dari tahun 2011 sampai dengan 2014, artinya memiliki laporan keuangan yang telah diaudit dan telah dilaporkan ke BEI, likuiditas dan memiliki ekuitas serta laba positif.
Model penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu, Value Added Intellectual Coeffisient (VAICTM), terdiri dari: VACA (X1), VAHU (X2), STVA (X3) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Keuangan, yang terdiri dari: Ratio on Asset (ROA) (Y1) dan Nilai Pasar (Y2), sehingga diperoleh model pada penelitian ini, yaitu: Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e; dan
Y2 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Hipotesis penelitian ini dengan menggunakan metode VAIC™ sebagai ukuran kinerja keuangan perusahaan yaitu H1 ≠ 0 dan H2 ≠ 0.
Hasil dan Pembahasan
Hasil analisis statistik pada hipotesis pertama menyatakan bahwa data penelitian berdisribusi normal, dapat dilihat sebagai berikut, Gambar: 1. Uji Normalitas pada Variabel ROA
Grafik 1 menjelaskan bahwa penga- ruh antara Value Added Intellectual Coefisient (VAICTM) terhadap Kinerja Keuangan, pada rasio Probability (ROA) berdasarkan uji Normalitas yaitu berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat bahwa titik-titik terletak mengikuti sepanjang garis diagonal. Begitu juga hasil analisis statistik pada hipotesis kedua menyatakan data berdistribusi normal, dapat dilihat sebagai berikut, Gambar: 2. Uji Normalitas pada Variabel Nilai Pasar
Grafik 2 menjelaskan bahwa penga- ruh antara Value Added Intellectual Coefisient (VAICTM) terhadap Kinerja Keuangan, berdasarkan pada Nilai Pasar pada grafik normal P-P Plot terdapat titik-titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal. Hasil anali- sis uji normalitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa uji normalitas dengan mengunakan pendekatan grafik memiliki data yang berdistribusi normal.
Hasil analisis statistik berdasarkan autokorelasi pada hipotesis pertama menyatakan bahwa tidak terdapat autokorelasi. Hal ini dilakukan pengujian dengan menggunakan Durbin Watson (D-W) sebagai berikut, Hasil Autokorelasi Berdasarkan D-W pada Variabel ROA
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil ouput pada Durbin Watson pada variabel ROA (hipotesis pertama) memiliki nilai sebesar 1,151. Angka D-W terletak diantara -2 sampai +2, yang berarti bahwa data pada penelitian tersebut tidak terdapat autokorelasi. Begitu juga hasil analisis statistik pada hipotesis kedua menyatakan bahwa tidak terdapat autokorelasi, dapat dilihat sebagai berikut, Hasil Autokorelasi Berdasarkan D-W pada Variabel Nilai Pasar
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil ouput pada Durbin Watson pada variabel Nilai Pasar (hipotesis kedua) memiliki nilai sebesar 1,995. Angka D-W terletak diantara -2 sampai +2, yang berarti bahwa data penelitian tersebut juga tidak terdapat autokorelasi.
Hasil analisis statistik berdasarkan uji serempak (uji F) pada hipotesis pertama menyatakan bahwa variabel VAICTM mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel Kinerja Keuang- an, berdasarkan rasio Probability (ROA), data dapat dilihat sebagai berikut, Hasil Uji Serempak (Uji F) pada Variabel ROA
Tabel di atas menyatakan bahwa bahwa nilai Fhitung sebesar 15,078 de- ngan signifikansi sebesar 0,000 sedang- kan Ftabel penelitian tersebut dengan nilai 2,69 dengan taraf signifikansi 0,05. Hal ini dapat menyatakan bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 15,078 > 2,69, sedangkan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. H0 ditolak, yang artinya terdapat penga- ruh secara bersama-sama antara varia- bel VAICTM terhadap variabel Kinerja Keuangan berdasarkan rasio Probability (ROA). Begitu juga pada hipotesis kedua menyatakan adanya pengaruh antara variabel VAICTM terhadap variabel Kinerja Keuangan berdasarkan Nilai Pasar, data dapat dilihat sebagai berikut, Hasil Uji Serempak (Uji F) pada Variabel Nilai Pasar
Tabel di atas menyatakan bahwa bahwa nilai Fhitung sebesar 12,047 de- ngan signifikansi sebesar 0,000 sedang- kan Ftabel penelitian tersebut dengan nilai 2,69 dengan taraf signifikansi 0,05. Hal ini dapat menyatakan bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 12,047 > 2,69, sedangkan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. H0 ditolak, yang artinya terdapat penga- ruh secara bersama-sama atau serentak antara variabel VAICTM terhadap varia- bel Kinerja Keuangan berdasarkan Nilai Pasar.
Hasil analisis statistik berdasarkan uji pengaruh parsial (uji t) pada hipotesis pertama menyatakan bahwa VAICTM mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel Kinerja Keuangan, berdasarkan rasio Probability (ROA), data dapat dilihat sebagai berikut, Hasil Uji Pengaruh Parsial (Uji t) pada Variabel ROA Tabel di atas menyatakan bahwa; (1).
Nilai thitung pada variabel VACA terhadap ROA adalah -4,804 dan nilai ttabel adalah 1,66023 sehingga thitung < ttabel (-4,804 < 1,98063). Tingkat signifikansi pada VACA terhadap ROA yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000
<0,05). Hal ini berarti adanya pengaruh signifikan antara variabel VACA terha- dap variabel ROA, (2). Nilai thitung pada variabel VAHU terhadap ROA adalah - 1,069 dan nilai ttabel adalah 1,66023 sehingga thitung < ttabel (-1,069 < 1,66023). Tingkat signifikansi pada
VAHU terhadap ROA yaitu 0,287 lebih besar dari 0,05 (0,296 > 0,05). Hal ini berarti tidak adanya pengaruh signifikan antara variabel VAHU terhadap variabel ROA, dan (3). Nilai thitung pada variabel STVA terhadap adalah -3,967 dan nilai ttabel adalah 1,66023 sehingga thitung < ttabel (-3,967 < 1,66023). Tingkat signifikansi pada STVA terhadap ROA yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini berarti adanya pengaruh signifikan antara variabel STVA terhadap variabel ROA. Hasil analisis penelitian menyatakan bahwa pengaruh indepen- dent (VACA, VAHU dan STVA) terhadap variabel dependent (ROA) pada peru- sahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi, periode tahun 2011 sampai dengan 2014, dapat dilihat pada bentuk persamaan:
Y = 0,576 - 0,38X1 + 0,000X2 - 0,486X3
Persamaan ini menjelasakan bahwa: (1). Jika ditingkatkan variabel Value Added Intellectual Coefisient (VACA) sebesar satu satuan maka variabel Kinerja Keuangan (ROA) akan menurun sebesar 0,38 satuan, (2) Walaupun ditingkatkan variabel Value Added Intellectual Coefisient (VAHU) sebesar satu satuan maka variabel Kinerja Keuangan (ROA) tidak akan meningkat atau tetap, dan (3). Jika ditingkatkan variabel Value Added Intellectual Coefisient (STVA) sebesar satu satuan maka variabel Kinerja Keuangan (ROA) akan mengalami penurunan sebesar 0,486 satuan. Begitu juga dengan penelitian pada hipotesis kedua menyatakan bahwa variabel VAICTM mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel Kinerja Keuangan, berdasarkan Nilai Pasar, data dapat dilihat sebagai berikut, Hasil Uji Pengaruh Parsial (Uji t) pada Variabel Nilai Pasar Tabel di atas menyatakan bahwa, (1).
Nilai thitung pada variabel VACA terhadap Nilai Pasar adalah -1,086 dan nilai ttabel adalah 1,66023 sehingga thitung < ttabel (-1,096 < 1,66023). Tingkat signifikansi pada VACA terhadap Nilai Pasar yaitu 0,280 lebih besar dari 0,05 (0,280 > 0,05). Hal ini berarti tidak adanya pengaruh signifikan antara variabel VACA terhadap variabel Nilai Pasar, (2). Nilai thitung pada variabel
VAHU terhadap Nilai Pasar adalah - 0,582 dan nilai ttabel adalah 1,66023 sehingga thitung < ttabel (-0,582
<1,66023). Tingkat signifikansi pada
VAHU terhadap Nilai Pasar yaitu 0,562 lebih besar dari 0,05 (0,562 > 0,05). Hal ini berarti tidak adanya pengaruh signifikan antara variabel
VAHU terhadap variabel Nilai Pasar, dan (3). Nilai thitung pada variabel STVA terhadap Nilai Pasar adalah -5,734 dan nilai ttabel adalah 1,66023 sehingga thitung < ttabel (-5,734 < 1,66023). Tingkat signifikansi pada STVA terhadap Nilai Pasar yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini berarti adanya pengaruh signifikan antara variabel STVA terhadap variabel Nilai Pasar.
Hasil analisis penelitian menyatakan bahwa pengaruh independent (VACA,
VAHU dan STVA) terhadap variabel dependent (Nilai Pasar) pada perusa- haan manufaktur sektor industri barang konsumsi, periode tahun 2011 sampai dengan 2014, dapat dilihat pada bentuk persamaan: Y = 1.563.146,976 - 18.571,043X1 - 125,405X2 -1.535.418,898X3.
Persamaan ini menjelasakan bahwa: (1). Jika ditingkatkan variabel Value Added Intellectual Coefisient (VACA) sebesar satu satuan maka variabel Kinerja Keuangan (Nilai Pasar) akan menurun sebesar 18.571,043 satuan, (2). Jika ditingkatkan variabel Value Added Intellectual Coefisient (VAHU) sebesar satu satuan maka variabel Kinerja Keuangan (Nilai Pasar) akan menigkat sebesar 125,405 satuan, dan (3). Jika ditingkatkan variabel Value
Added Intellectual Coefisient (STVA) sebesar satu satuan maka variabel Kinerja Keuangan (Nilai Pasar) akan mengalami penurunan sebesar 1.533.418,898 satuan.
Hasil analisis statistik berdasarkan koefisien Determinan (R ) pada variabel ROA (hipotesis pertama) menyatakan bahwa variabel VAICTM mempunyai hubungan yang cukup erat terhadap variabel Kinerja Keuangan, berdasarkan rasio Probability (ROA), data dapat dilihat sebagai berikut, Hasil Koefisien Determinan (R ) pada Vaiabel ROA
Tabel di atas dapat dilihat bahwa hubungan (relation) antara variabel
VAICTM, yang terdiri dari: VACA, VAHU dan STVA terhadap variabel ROA, berdasarkan rasio Probability (ROA) (hipotesis pertama), memiliki nilai R = 0,558 artinya hasil penelitian tersebut memiliki hubungan yang cukup erat. Sementara Adjusted R Square sebesar 0,291 berarti nilai sebesar 29,1% terdapat adanya peningkatan ROA yang dijelaskan pada variabel VACA, VAHU, dan STVA. Sedangkan sisanya 70,9% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian. Begitu juga penelitian pada Nilahipotesis kedua variabel VAICTM mempunyai hubungan yang cukup erat terhadap variabel Nilai Pasar, data dapat dilihat sebagai berikut, Hasil Koefisien Determinan (R ) pada Variabel Nilai Pasar
Tabel di atas dapat dilihat bahwa hubungan (relation) antara variabel
VAICTM, yang terdiri dari: VACA, VAHU dan STVA terhadap variabel Nilai Pasar memiliki nilai R = 0,515, artinya hasil penelitian tersebut memiliki hubungan yang cukup erat juga. Sementara Adjusted R Square sebesar 0,243 berarti nilai sebesar 24,3% terdapat adanya peningkatan Nilai Pasar yang dijelaskan pada variabel VACA, VAHU, dan STVA. Sedangkan sisanya 75,7% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kesimpulan
Pada Uji F (uji serempak) besarnya Value Added Intellectual Coefisient (VAICTM) yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dapat mempengaruhi Kinerja Keuangan perusahaan secara signifikan.
Ketiga variabel pada VAICTM, yaitu Physical Capital, Human Capital, dan Struktural Capital secara serempak mampu untuk mempengaruhi Kinerja
Keuangan yang terdiri dari rasio Return on Asset (ROA) yaitu 15,078 > 2,69; 0,000 < 0,05 dan Nilai Pasar, yaitu 12,047 > 2,69; 0,000 < 0,05.
Sementara pada Uji t (uji pengaruh parsial) besarnya VAICTM yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi tidak secara keseluruhan mampu untuk mempengaruhi Kinerja Keuangan secara signifikan. Pada hipotesis pertama, variabel
VAICTM yang mampu mempengaruhi Kinerja Keuangan, yang terdiri rasio probability (ROA), yaitu Physical Capital dan Struktural Capital, yaitu 0,000 < 0,05. Sedangkan pada hipotesis kedua, variabel VAICTM yang mampu mempengaruhi Kinerja Keuangan, yang terdiri Nilai Pasar, yaitu hanya Struktural Capital saja, dengan nilai yaitu 0,000 < 0,05.
Pada nilai R Square atau koefisien determinasi besarnya
VAICTM perusahaan yang terdiri dari Physical Capital, Human Capital, dan Struktural Capital memiliki hubungan yang cukup erat terhadap Kinerja Keuangan untuk variabel Ratio on Asset (ROA), yaitu 0,558 dan Nilai Pasar, yaitu 0,515.
Daftar Pustaka
Anoraga, Pandji. 2006. Pengantar Pasar Modal. Cetakan Kelima. Jakarta: PT.
Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, P.D. dan A. Sabeni. 2005.
Hubungan Intellectual Capital dan Business Performance. Proceeding Kamath, G.B. 2007. The Intelectual SNA VII. Solo. pp. 694-707 capital performance of the Indian
Basir, Saleh, Hendy M. Fakhrudin. 2005. banking sector. Journal of Intellectual Aksi Korporasi: Strategi Untuk Capital. 8: 96 – 123 Meningkatkan Nilai Saham Melalui Mavridis, D.G. 2004. The intellectual Aksi Korporasi. Jakarta: Salemba capital performance of the Japanese Empat. banking sector. Journal of Intelectual
Chen, M.C., S.J. Cheng, Y. Hwang. Capital. 5: 92 – 115.
2005. An empirical investigation of the Mulyadi, 2007. Sistem Akuntansi, relationship between intellectual Jakarta: Salemba Empat. capital and firms’ market value and Sugiyono. 2008. Metode Penelitian financial performance. Journal of Bisnis. Cetakan keduabelas. Penerbit: Intellectual Capital. 6 : 159-176 Alfabeta. Bandung. Firer, S., and S.M. Williams. 2003. Tan, H.P., D. Plowman, P. Hancock.
Intellectual capital and traditional 2007. Intelectual capital and financial measures of corporate performance. returns of companies. Journal of
Journal of Intellectual Capital. 4 : 348- Intellectual Capital. 8: 76 – 95
360.
Ulum, Ihyaul 2008. Intelectual Capital; Farah dan Arif. 2006. Analisis Pengaruh Konsep dan Kajian Empiris, Edisi Intelectual Capital Terhadap Market Pertama, Yogyakarta.
Value dan Financial Performance Wiliam, S.M. 2001. Is intellectual capital Perusahaan dengan Metode Value performance and disclosure practice Added Intelectual Coefficient. Jurnal related. Journal of Intellectual Capital.
Bisnis dan Akuntansi. 8: 199 2:192 – 217. –195
Hastuti, Theresia Dwi. 2005. Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan. Artikel Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII, Solo.