Larangan Pendaftaran Merek yang Sama Pada Pokoknya Dengan Merek Terdaftar (Studi Terhadap Beberapa Putusan Mahkamah Agung)

ABSTRAK

Merek merupakan salah satu hak kekayaan intelektual yang perkembangannya
cukup pesat di Indonesia, baik dilihat dari aspek pengaturannya, maupun
penghargaan masyarakatnya terhadap merek itu sendiri. Pemerintah Indonesia dari
aspek pengaturannya, terus melakukan penyempurnaan undang-undang di bidang
merek. Hal ini ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
Tentang Merek (UUM 2001) yang menggantikan dua Undang-Undang sebelumnya,
yakni Undang-Undang No.19 Tahun 1992 dan Undang-Undang No.14 Tahun 1997.
Modus pelanggaran merek mengalami pergeseran, dari pelanggaran secara sembunyisembunyi sampai secara terang-terangan memalsukan atau meniru merek-merek yang
sudah dikenal dan mempunyai reputasi baik dalam masyarakat. Tetapi pemboncengan
itu dilakukan dengan cara memohonkan pendaftaran merek. Hal ini telah mendorong
meningkatnya kasus sengketa gugatan pembatalan merek di Pengadilan Niaga di
berbagai daerah di Indonesia, karena alasan mempunyai persamaan pada pokoknya
dengan merek yang sudah dikenal atau merek yang sudah terdaftar sebelumnya.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang faktor-faktor
yang menyebabkan banyaknya perkara gugatan pembatalan merek karena alasan
mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek yang telah terdaftar lebih
dahulu, kriteria “persamaan pada pokoknya” dengan Merek terdaftar atau Merek
terkenal yang dikembangkan melalui putusan Mahkamah Agung RI, serta ruang
lingkup penerapan larangan pendaftaran Merek yang mempunyai “persamaan pada

pokoknya” dalam putusan Mahkamah Agung RI.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pendekatan kasus, yaitu dengan cara menelaah dan menganalisis beberapa kasus
putusan pengadilan yang substansinya terkait dengan gugatan pembatalan merek
terdaftar dengan alasan mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek
terdaftar. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa bahan
hukum primer, bahan hukum sekunder, dan juga bahan hukum tersier.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebabnya dapat
dilihat dari 3 (tiga) aspek, yakni: substansi hukum, aparatur hukum, budaya hukum.
Menyangkut gugatan pembatalan merek karena alasan mempunyai persamaan pada
pokoknya dengan merek terdaftar atau merek terkenal diperoleh gambaran bahwa
penerapan ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf a dan huruf b UU No.15 Tahun 2001
dalam putusan pengadilan itu cukup bersifat variatif dalam memberikan kriteria
“persamaan pada pokoknya” maupun kriteria “merek terkenal”. Penerapan larangan
pendaftaran merek karena alasan mempunyai persamaan pada pokoknya dengan
merek terdaftar atau merek terkenal, dibedakan antara permohonan merek yang
didasarkan pada iktikad baik dengan yang didasarkan pada iktikad tidak baik.
Ketentuan mengenai larangan pendaftaran merek yang mempunyai persamaan
pada pokoknya yang tertuang dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a dan Huruf b UU No.15
Tahun 2001 perlu diperluas daya berlakunya dari untuk barang dan/atau jasa sejenis


Universitas Sumatera Utara

menjadi untuk barang dan/atau jasa sekelas. Hal ini dimaksudkan untuk membatasi
niat pemohon merek untuk membonceng, meniru atau menjiplak popularitas merek
yang sudah terkenal atau mempunyai reputasi dalam masyarakat.
Kata kunci : Larangan pendaftaran, merek yang sama, merek terdaftar

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Brand is one of the rights of intellectual property development rapidly in
Indonesia, in terms of the aspects of the setting, and community appreciation of the
brand itself. Government of Indonesia from the aspect of regulation, continue to make
improvements in the areas of legislation brand. This marked the birth of UndangUndang Nomor 15 Tahun 2001 (UUM 2001) which replaces two previous Act, that
Undang-Undang No.19 Tahun 1992 dan Undang-Undang No.14 Tahun 1997. Mode
shift trademark infringement, violation of clandestinely to openly forge or imitate
brands that are well known and have a good reputation in the community. But
pemboncengan was done by invoking trademark registration. This has prompted

increasing disputes lawsuit brands in the Commercial Court in various regions in
Indonesia, for reasons essentially have similarities with a known brand or a brand
that has been previously registered.
The problems addressed in this study is on the factors that led to many
lawsuits cancellation brand for reasons having substantially equal to the brand that
has been registered in advance, the criteria of "substantially equal" to the registered
brand or famous brand developed by the Supreme Court decision RI, and the scope of
application of registration of brands that have a ban on "substantially equal" in the
judgment of the Supreme Court.
The method used in this research is the case method approach, namely by
studying and analyzing several court cases related to the substance of the lawsuit on
the grounds has a registered trademark on the equality principle to the registered
mark. Source of data used are secondary data in the form of primary legal materials,
legal materials secondary, tertiary and legal materials.
Based on the results of the study indicate that the causes can be seen from the
3 (three) aspects, namely: the substantive law and law officers, legal culture. Lawsuit
concerning the brand for reasons having substantially equal to the well-known
registered trademarks or trademarks indicated that the application of the provisions
of Article 6 paragraph (1) letter a and b UU No.15 Tahun 2001 the court ruling that
is varied enough to provide the criteria of "substantially equal" and the criteria

"famous brand". Mark registration bans for reasons having substantially equal to the
registered brand or brands, distinguished between trademark application based on
the good faith with which is based on bad faith.
The provisions on the prohibition of registration of a brand that has
similarities essentially contained in Article 6 paragraph (1) letter a and letter b UU
No.15 Tahun 2001 enactment of power needs to be extended to the goods and / or
services to be for goods and / or services classmates. It is intended to limit the
applicant's intention to hitchhike brand, imitate or trace the popularity of a brand
that is well known or has a reputation in the community.
Key words : Ban on the registration, same brand, brand listed

Universitas Sumatera Utara