BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Modal Sosial dalam Eksistensi Salatiga Reborn Crew

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Modal sosial (social capital) dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimilliki masyarakat untuk bekerja sama, demi mencapai suatu tujuan bersama di dalam kelompok. Modal sosial adalah bagaian dari suatu organisai sosial, seperti kepercayaan, jaringan, dan norma yang dapat memperbaiki efiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan terkoordinasi (Field 2010: 6). Social capital berbeda dengan berbeda dengan bentuk-bentuk human capital lain sejauh dia bisa diciptakan dan ditranmisikan melalui mekanisme cultural seperti agama, tradisi, atau kebiasaan sejarah (Fukuyama 2010:37). Bordieu mengatakan bahwa modal sosial memiliki fungsi khas yaitu mereproduksi ketimpangan dengan dilakukan secara idependen dari modal ekonomi dan modal budaya, yang menjadi bagian tidak terlepaskan dari dirinya.

  Modal sosial akan berhasil apabila didalam suatu komunitas atau organisasi jika terdapat saling kepercayaan satu sama lain untuk melakukan setiap kegiatannya. Modal sosial sifatnya mengikat di dalam diri setiap orang yang merekatkan masyarakat untuk mengakses sumber- sumber informasi, menemukan pekerjaan, mendapatkan pekerjaan, dan lain-lain. Dia hanya dapat diperoleh oleh orang-orang yang mampu bertindak diatas kepentingan bersama. Sehingga, modal sosial sangat dibutuhkan untuk menciptakan komunitas yang bukan sekedar diperoleh melalui keputusan rasional.

  Komunitas menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kelompok organism (orang dan sebagainya) yang hidup dan saling berinteraksi di dalam daerah tertentu seperti masyarakat atau paguyuban. Menurut buku “Dasar-dasar Sosiologi” karangan dari Syahrial Syarbani dan Rusdiyanta komunitas (community) dapat didefinisikan sebagai penduduk suatu wilayah yang dapat menjadi tempat terlaksananya kegiatan kehidupan kelompok manusia. Komunitas dapat diartikan sebagai sekumpulan manusia yang membentuk satu kelompok di mana setiap individunya membangun relasi dengan saling berinteraksi. Pengertian kelompok sendiri adalah persatuan dari dua atau lebih individu yang mengalami interaksi psikologi.

  Dance atau tari merupakan salah satu dari karya seni dengan media gerak. Seseorang

  mengungkapkan perasaan jiwanya dengan menggerakan tubuh dan menghasilkan keindahan yang dapat dinikmati oleh orang lain kapan saja dan di mana saja. Menurut Haukins (1990, 2) tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolisasinya sebagai ungkapan si pencipta. Dapat dikatakan bahwa tari (dance) sebagai suatu ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dan dibentuk dalam media gerak sehingga menjadi wujud gerak simbolis sebagai ungkapan seseorang.

  Modern dance atau tari modern pertama kali diperkenalkan oleh orang Amerika dan

  Eropa yang memberontak tari ballet pada abad ke 20. Alasannya, tari balet membutuhkan perlengkapan yang sangat sulit, seperti musik, sepatu, dan kostum yang detail. Sehingga, untuk kalangan bawah sangat kesulitan karena membutuhkan dana yang cukup tinggi. Berdasarkan alasan inilah kemudian muncul jenis tarian baru yang disebut modern dance. Modern dance memiliki berbagai macam jenis tari dengan ciri khas yang berbeda. Jenisnya diantara lain adalah

  

hiphop dance, break dance, funky dance, robot dance dan masih banyak lainnya sesuai dengan

  perkembangan zaman. Beberapa tokoh yang berperan dalam perkembangan seni tari modern

  1 adalah Ruth st. Denis, Loise Fuller, dan Isadora Duncan.

  Kota Salatiga terdapat dua komunitas dance yang dikenal oleh masyarakat yaitu Salatiga Movement dan Salatiga Reborn Crew yang sama-sama bergenre modern dance. Sebenarnya, di kota Salatiga memiliki banyak komunitas dance dengan berbagai macam genre, namun hanya sedikit yang dikenal salah satunya adalah Salatiga Reborn Crew. Salatiga Reborn Crew merupakan komunitas dance yang awalnya jenis hiphop dance dan akhirnya memiliki berbagai macam skill sesuai dengan kemampuan anggotanya.

  Salatiga Reborn Crew memiliki tujuan memperkenal penari-penari modern dance di kalangan luas bukan hanya dalam kota tetapi juga ke luar kota Salatiga. Komunitas tersebut sudah ada sejak tahun 2006 dengan nama “Reborn” yang dibentuk oleh Satya Randhi Candra. Komunitas itu berawal dari kegagalan sebuah nama grup dance yang beribas pada bubarnya kelompok tersebut.

  Ketekunan Ko Randhi (pendiri Reborn) dalam dunia tari, ia kembali menghidupkan komunitas dance dengan nama ”Reborn Crew” yang memiliki arti “lahir kembali”. Seperti namanya “lahir kembali” Ko Randhi ingin melahirkan kembali bakat-bakat penari di kota Salatiga yang bisa mengharumkan nama Salatiga. Akhirnya, tahun 2013 komunitas ini berganti nama menjadi “Salatiga Reborn Crew” yang kemudian dikenal hingga saat ini. Menambahkan nama “Salatiga” bertujuan untuk menunjukan identitas dari komunitas tersebut bahwa mereka

  2 berasal dari kota kecil yaitu Kota Salatiga.

  Salatiga Reborn Crew saat ini memiliki anggota 20 orang yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan sudah bekerja. Sejak tahun 2013 hingga saat ini personil yang masih bertahan ada 6 orang dan yang lain merupakan pendatang baru. Ada yang bergabung sejak 1 tahun lalu dan ada yang baru 3-6 bulan yang lalu. Semua anggota 17 orang adalah perempuan dan tiga sisanya adalah laki-laki. Sebagian besar anggotanya merupakan mahasiswa yang sedang belajar di perguruan tinggi yang ada di kota Salatiga. Anggota Salatiga Reborn Crew juga ada yang berdomisili dari luar kota Salatiga seperti Temanggung, Kudus, dan Lampung.

  Mayoritas anggota Salatiga Reborn Crew beragama Kristen termasuk koordinatornya. Setiap akan latihan maupun perform mereka selalu berdoa terlebih dahulu dengan tata cara Kristen yang dipimpin oleh koordinator. Uniknya adalah bagi yang non-Kristen tidak mempermasalahkan hal tersebut, mereka justru menghormati dan mengikuti sesuai keyakinan masing-masing. Meskipun memiliki perbedaan agama komunitas ini mampu mengangkrabkan anggotanya tanpa harus membedakan satu dengan yang lain. Salah satu contoh toleransi yang pernah dilakukan mereka ialah membagikan takjil kepada warga Salatiga secara gratis saat bulan puasa.

  Salatiga Reborn Crew pernah menjadi bintang tamu di berbagai acara baik itu acara kecil maupun yang besar di kota Salatiga. Mereka sebagai pengisi acara seperti Salatiga Pop Star, How Art You, dan Duta Wisata Salatiga. Komunitas dance ini sering melakukan kerja sama dengan Duta Wisata Salatiga dalam mengisi acara seperti Festival Kanopi. Festival Kanopi adalah suatu kegiatan pentas seni yang diadakan setiap 4 bulan sekali oleh Finalis Duta Wisata Salatiga setiap tahunnya.

  Selain itu Salatiga Reborn Crew telah memenangi perlombaan sebanyak 6 kali baik itu di dalam kota maupun di luar kota. Perlombaan tersebut diantaranya Atlantic Dream Land Salatiga, Cardinal, Crasida, dan Goyang Dumang yang diadakan di Kota Salatiga. Salatiga Reborn Crew tidak hanya mengikuti perlombaan di Salatiga tetapi juga di luar kota seperti di Ungaran, Solo

  3

  dan Semarang. Pengalaman-pengalaman dalam lomba tersebut menjadi salah satu cara Salatiga Reborn Crew untuk mengenalkan komunitasnya kekalangan luas seperti kepada dancer-dancer atau komunitas dance dari daerah lain.

  Perekrutan anggota Salatiga Reborn Crew dipilih berdasarkan kemampuan yang dimiliki setiap individu. Saat ini agar dapat masuk di grup inti Salatiga Reborn Crew seseorang harus mendaftar les terlebih dahulu dan kemudian akan diseleksi setelah dirasa waktunya tepat. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengetahui seberapa besar seseorang ingin masuk ke komunitas tersebut dan dapat diberi tanggungjawab dan kepercayaan. Setiap individu yang ingin masuk grup inti harus bisa membuat koreografi minimal durasi 1 menit, karena merupakan bentuk dari usaha selama mengikuti les.

  Setelah menjadi anggota komunitas mereka pun juga akan mengalami seleksi grup untuk mengetahui sampai mana kemajuan skill dari setiap individu. Salatiga Reborn Crew sendiri memiliki dua grup yaitu grup 1 dan grup 2 berdasarkan kemampuan skill setiap individu. Seleksi grup ini dengan menilai koreografi yang dibuat oleh setiap anggota yang akan dinilai oleh koordinator Salatiga Reborn Crew. Kemudian, koordiantor akan memilih siapa saja yang akan masuk digrup 1 dan grup 2. Tujuan dari pembagian grup ini adalah menjadikan ajang persaingan secara positif antar anggota untuk memotivasi agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.

  Salatiga Reborn Crew yang pada awalnya hanya sebagai tempat untuk les bagi orang- orang yang ingin belajar dance sekarang menjadi salah satu komunitas di Salatiga. Modal sosial yang dimiliki Salatiga Reborn Crew membawa eksistensi di kota Salatiga. Eksistensi dari Salatiga Reborn Crew dapat berkembang secara meningkat terus menerus, karena jaringan- jaringan yang terbentuk oleh setiap anggota. Semua anggota bekerja sama mengenalkan Salatiga Reborn Crew ke masyarakat luas dengan saling berkomunikasi dan memberikan kepercayaan kepada orang-oranng yang melihat mereka.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana peran modal sosial dalam eksistensi Salatiga Reborn Crew sebagai komunitas dance di Salatiga?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Dari rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan peran modal sosial dalam eksistensi Salatiga Reborn Crew sebagai komunitas dance di Salatiga.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Manfaat secara praktis diharapkan dapat memberikan khasanah tentang ilmu sosial yaitu tentang memanfaatkan modal sosial di dalam suatu kelompok masyarakat khususnya komunitas

  dance seperti Salatiga Reborn Crew.

  Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam kajian sosiologi bagi mahasiswa jurusan Sosiologi tentang studi khalayak mengenai peran modal sosial di dalam suatu komunitas seperti Salatiga Reborn Crew.

  1.5 Batasan Penelitian Batasan penelitian adalah suatu usaha untuk membatasi masalah yang akan diteliti.

  Tujuannya untuk megidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian dan faktor mana saja yang tidak termasuk dalma ruang lingkup masalah penelitian. Pembatasan masalah dilakukan karena keterbatasan waktu penelitian dan kemapuan serta tenaga dari peneliti dalam mengidentifikasi permasalahan.

  Penelitian ini memfokuskan konsep dari Fukuyama tentang trust (kepercayaan), norma, dan jaringan yang akhirnya nanti menjadi peran modal sosial dalam eksistensi pada suatu komunitas dance. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah salah satu komunitas dance di Salatiga yaitu Salatiga Reborn Crew yang melibatkan koordinator, anggota, dan orang-orang yang memiliki kaitan dengan dance.

Dokumen yang terkait

BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Wisata Karaoke - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Aktor dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang Sarirejo, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga

0 1 9

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Aktor dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang Sarirejo, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga

0 1 10

BAB V PERAN AKTOR DALAM PEMANFAATAN RUANG SARIREJO KOTA SALATIGA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Aktor dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang Sarirejo, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Intervensi Negara dalam Ranah Hukum Privat: Studi Komparasi Antara Lembaga Jaminan Fidusia dan Gadai

0 0 27

A. LEMBAGA JAMINAN 1. Pengertian Jaminan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Intervensi Negara dalam Ranah Hukum Privat: Studi Komparasi Antara Lembaga Jaminan Fidusia dan Gadai

0 0 47

A. PERBEDAAN JAMINAN FIDUSIA DAN GADAI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Intervensi Negara dalam Ranah Hukum Privat: Studi Komparasi Antara Lembaga Jaminan Fidusia dan Gadai

0 0 19

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Ideal Dewan Perwakilan Daerah di Indonesia

0 0 23

A. Kedaulatan Rakyat - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Ideal Dewan Perwakilan Daerah di Indonesia

0 0 37

62 BAB III PERKEMBANGAN LEMBAGA PERWAKILAN BIKAMERAL DI INDONESIA

0 0 65

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Ideal Dewan Perwakilan Daerah di Indonesia

0 0 40